Komunis Tiongkok ‘Mencak-Mencak’ Gegara Putra Presiden Brasil Menuduh Huawei Melakukan Spionase

Epochtimes.com

Putra Presiden Brasil, Eduardo Bolsonaro dalam sebuah pesan tweet pada 23 November menyebutkan bahwa Brasil mendukung operasi “jaringan bersih” pemerintahan Amerika Serikat, di bawah Presiden Donald  Trump dengan membentuk sebuah aliansi keamanan jaringan global 5G. Hal itu  untuk menghindari adanya kegiatan “spionase di dunia maya” yang dilakukan oleh komunis Tiongkok lewat teknologi 5G Huawei. 

Namun tak lama kemudian pesan di twitter itu dihapus.

Dalam pesan tweet lainnya Eduardo menulis : “Operasi ‘Jaringan bersih’ bertujuan untuk melawan musuh kebebasan, seperti Partai Komunis Tiongkok. Dan menjauh teknologi komunis Tiongkok.”

Pada 25 November, kedutaan besar komunis Tiongkok untuk Brasil memposting kritikan terhadap ucapan Eduardo melalui websitenya. Kritikan itu menyebutkan bahwa Eduardo telah memfitnah Partai Komunis Tiongkok dan perusahaan Tiongkok melakukan kegiatan spionase di dunia maya, ingin mengekor Amerika Serikat untuk membentuk aliansi internasional yang mendiskriminasi teknologi 5G Tiongkok.

Kedubes komunis Tiongkok untuk Brazil itu juga memperingatkan Eduardo dan lainnya agar tidak melangkah lebih jauh di jalan yang bertentangan dengan komunis Tiongkok untuk menghindari akibat yang ditimbulkan.

Kritikan itu direspon oleh Menteri Luar Negeri Brasil, Ernesto Araújo. Pada 26 November,  Ernesto Araújo mengirim surat kepada duta besar komunis Tiongkok untuk Brasil yang isinya mengkritik pernyataan pihak Tiongkok di atas yang dinilai sebagai suatu “serangan kasar” dan “menjijikkan” yang dapat merusak citra Tiongkok di Brasil.

Surat tersebut menyatakan bahwa penanganan diplomat Tiongkok di Brasil terhadap masalah tersebut tidak konstruktif dan menyebabkan gesekan yang tidak perlu.

Eduardo kemudian memposting ulang surat dari Menteri Luar Negeri Brasil itu di Twitternya.

Pada 10 November, pemerintah Brazil mengumumkan kesediaannya untuk bergabung dalam  operasi “Jaringan Bersih” yang dipimpin Amerika Serikat. Saat itu, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Keith Krach sedang mengunjungi Brasil untuk mencapai kesepakatan tentang masalah tersebut. 

Keith Krach menyarankan Brasil agar tidak membeli peralatan jaringan telekomunikasi 5G Huawei, dan mengatakan bahwa Huawei adalah tulang punggung implementasi pengawasan global komunis Tiongkok.

Sementara itu menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo,  sudah ada 180 perusahaan telekomunikasi dari 53 negara di dunia bersedia bergabung dalam operasi “Jaringan Bersih” yang dipromosikan oleh Amerika Serikat.

Brasil adalah negara mitra bisnis terbesar Tiongkok di antara negara-negara Amerika Latin dan anggota penting dari negara-negara kelompok berkembang BRIC yakni akronim dari Brazil, Russia, India dan China yang dipimpin oleh komunis Tiongkok. 

Namun sejak Jair Bolsonaro yang dijuluki “Trump versi Brasil” menjadi presiden pada tahun 2018, hubungan komunis Tiongkok dengan Brasil telah mengalami perubahan halus.

Putra Presiden Brasil Eduardo pada 19 Maret tahun ini memposting sebuah pesan tweet yang berbunyi : “Komunis Tiongkok adalah rezim diktator yang dengan sengaja menutupi fakta tentang situasi di dalam negeri mereka.” 

Eduardo menulis : “Sekali lagi, rezim diktator memilih menyembunyikan beberapa masalah krusial daripada mempublikasikan fakta, yang bisa menyelamatkan banyak nyawa. Komunis Tiongkok harus dikutuk, dan demokrasi adalah solusi untuk jalan keluarnya.”

Eduardo menyebutkan bahwa pemerintah komunis Tiongkok menyembunyikan fakta tentang situasi epidemi, itu tidak berbeda dengan bencana nuklir Chernobyl di Uni Soviet pada masa lalu. Ia juga menyebut virus epidemi yang sedang menyerang dunia ini sebagai virus komunis Tiongkok. (sin)

keterangan Foto : Gambar tersebut menunjukkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro (kiri) dan Trump di Gedung Putih pada 19 Maret 2019. (Alex Wong / Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=G7pAX98nQJ4