Entah Untuk Apa “Pelatihan dan Persiapan Perang” Xi Jinping?

oleh Wang He

Di awal Tahun 2021, “kebijakan perang marjinal” otoritas Xi cukup kuat. Misalnya, setelah Presiden AS Biden dilantik pada 20 Januari, partai Komunis Tiongkok mengirimkan sejumlah besar pesawat militer untuk mengganggu Taiwan selama lima hari berturut-turut. 

Contoh lainnya adalah pada 24 Januari 2021, putaran ke-9 pembicaraan tingkat komandan militer antara rezim Tiongkok dengan India tidak membuahkan hasil. Bahkan, dikabarkan kembali terjadi konflik perbatasan. Contoh lain lagi ialah, dimulai pada 27 Januari, Komunis Tiongkok mengumumkan akan melakukan latihan militer di Laut Tiongkok Selatan.

Sedangkan di balik “kebijakan perang marjinal”, adalah “pelatihan dan persiapan perang ” yang telah berulang kali dihembuskan oleh otoritas Xi.  

“Pelatihan dan persiapan perang” adalah salah satu slogan utama Xi Jinping setelah berkuasa pada akhir 2012, itu sejak Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-19, nyanyiannya semakin bersemangat. 

Tidak hanya Xi secara pribadi mengeluarkan perintah pelatihan militer menyeluruh untuk setiap tahun  sejak  2018. Selain itu, Xi juga menegaskan kembali, “pelatihan dan persiapan perang” dalam Rapat Paripurna Kelima Komite Sentral ke-19 Partai Komunis Tiongkok dan “Rekomendasi” dari Repelita ke-14 yang ia susun. 

Perlu diketahui, Komunis Tiongkok terakhir kali menyebutkan “persiapan perang” dalam rancangan proposal Rencana Lima Tahunan, ketika hubungan Rezim Tiongkok-Uni Soviet memburuk pada 1965. 

Mengapa Xi Jinping sangat menekankan “pelatihan dan persiapan perang”? penulis Wang He meyakini bahwa alasan utamanya adalah demi mengontrol kekuasaan militer.

Ketika Hu Jintao berkuasa selama sepuluh tahun, kekuasaan riel berada di tangan Jiang Zemin, hal ini menjadi kewaspadaan  bagi Xi. Setelah Xi berkuasa, bagaimanakah ia mengendalikan kekuatan militer? Dua taktik utama yang menarik perhatian semua kalangan adalah “memukul harimau di dalam tubuh militer” dan “reformasi militer”. 

Sejauh menyangkut “memukul harimau di dalam tubuh militer”, dari mantan wakil ketua komisi militer dan anggota komisi militer hingga jenderal penuh yang masih menjabat, ada banyak yang  lengser. 

Dengan demikian penempatan personel dalam militer yang diangkat oleh Jiang Zemin selama 20 tahun telah disingkirkan. Sejauh menyangkut “reformasi militer”, intensitasnya belum pernah terjadi sebelumnya. 

Xi berpatokan pada “Sistem Tanggung Jawab Ketua Komisi Militer” sebagai patokan dan telah melakukan restrukturisasi semua mekanisme kelembagaan dari kekuatan militer, kekuasaan besar dipusatkan pada Xi seorang, bahkan Xi juga menjabat sebagai “Panglima Komisi Militer”. Untuk diketahui, pada 20 April 2016 pihak otoritas mengungkapkan jabatan baru Xi untuk pertama kalinya. Hanya saja “reformasi militer” terlalu rumit, dan Xi hingga sekarang belum berhasil menyelesaikannya.

Sebenarnya, selain dari “memukul harimau di dalam tubuh militer” dan “reformasi militer”, Xi masih memiliki dua jurus lain, yang tujuan utamanya adalah untuk “memelihara” tentara serta memutuskan berbagai jenis hubungan antara pasukan dengan daerah. Tujuannya, untuk menghindari insiden yang disebut sebagai “bersembunyi di dalam gedung kecil dan menjadi satu”. 

Kedua jurus itu adalah sebagai berikut:

Pertama, “angkatan bersenjata dan polisi bersenjata sepenuhnya menghentikan layanan berbayar”. Sejak era Deng Xiaoping, pasukan melakukan bisnis yang telah merusak kedisiplinan. PKT pada 1998 memutuskan militer harus berhenti berbisnis, tetapi meninggalkan sebuah pintu belakang: sementara diperkenankan mencadangkan beberapa area untuk kegiatan layanan berbayar. Pada 2015, Xi memutuskan untuk sepenuhnya menghentikan layanan berbayar militer terhadap publik. Pada Juli 2019, otoritas Xi mengumumkan bahwa tujuan militer untuk tidak terlibat dalam kegiatan bisnis pada dasarnya telah tercapai (catatan: belum semuanya selesai, karena masih ada beberapa “pembangkang”).

Kedua, kontrol ketat keikutsertaan militer dalam kegiatan sosial. Sejak 2015, otoritas Xi telah meluncurkan “pembersihan dan perbaikan khusus seluruh asosiasi militer”, tidak hanya “Akademi Seni Lukis dan Kaligrafi Jendral” dibubarkan, bahkan seorang tentara yang bergabung dengan asosiasi seniman lokal diperintahkan untuk mundur. Kebijakan ini pada 2020 menjadi lebih ketat, tidak hanya 38 penulis pasukan secara kolektif mundur dari Asosiasi Penulis Rezim Tiongkok, pada 20 Oktober diumumkan bahwa kekuatan olahraga profesional militer akan direformasi. Di sini, militer tidak akan lagi berpartisipasi dalam permainan olahraga komprehensif nasional dan pertandingan individu, hanya akan berpartisipasi dalam Pertandingan Militer Dunia dan acara individu Dewan Olahraga Militer Internasional.

Melalui penerapan empat jurus di atas, Xi Jinping telah mengambil kendali militer. Alasan utama penerapan empat jurus ini, adalah apa yang dinyatakan Xi Jinping untuk “Pelatihan dan persiapan perang” serta “mampu berperang dan memenangkan pertempuran.” 

Tentu saja, korupsi jangka panjang dan korupsi total dalam tubuh militer komunis Tiongkok, telah memaksa Xi mau tak mau bertanya pada diri sendiri, “Seberapa jauh kita dari persyaratan untuk dapat berperang dan memenangkan perang?” 

Namun, akar penyebab korupsi dalam rentang waktu lama dan korupsi total pada militer Komunis Tiongkok, terletak pada “Perbudakan militer” dalam militer PKT, dengan “kepemimpinan partai” sebagai roh militer, adalah “Pasukan Pengawal Partai” bukan tentara dari rakyat, tanpa adanya legitimasi politik dan dukungan moral. Sebaliknya, pembantaian 4 Juni peristiwa Tiananmen, telah menjadi rasa sakit abadi di hati rakyat Tiongkok.

Namun, Xi Jinping disesatkan oleh “kompleksitas menyelamatkan partai”, melakukan gerakan besar “pembangunan partai” di tubuh militer. Meskipun melakukan gerakan besar “Pelatihan dan persiapan perang”, itu hanyalah memperhatikan yang sepele dengan mengabaikan hal pokok, sulit untuk berhasil.

Bahkan, jika otoritas Xi dapat secara relatif mengisolasi pasukan dari masyarakat dalam lingkup tertentu. Bagaimanapun juga, itu tidak dapat sepenuhnya memutuskan semua hubungan antara  tentara dengan masyarakat. Antipati dan perlawanan dari semua lapisan masyarakat yang dipicu oleh “banting stir ke kiri” dari otoritas Xi, juga tidak mungkin sama sekali tidak ada reaksi di dalam internal pasukan. 

Meskipun tidak ada kekuatan anti-Xi yang terbentuk di militer, tetapi mengingat sifat perjuangan politik para pejabat militer senior yang tidak dapat diprediksi, selain secara lisan tidak berekspresi yang mengandung makna nyata, mereka tidak secara gegabah memilih pihak. 

Secara formal, Xi telah mengendalikan kekuatan militer, tetapi tidak otomatis telah memenangkan hati semua militer.

Otoritas Xi telah melakukan upaya besar untuk membeli dukungan militer, misalnya, mereka dengan upaya penuh mempromosikan “profesionalisasi perwira.” Untuk diketahui, pada awal 2021, Komisi Militer Pusat Partai Komunis Tiongkok mengeluarkan “Peraturan Sementara tentang Manajemen dari Perwira Militer Aktif “dan” Profesionalisasi Perwira 1 + 11 Peraturan “sementara” yang telah dipersiapkan sejak lama.

 “Profesionalisasi perwira militer” dapat dilakukan dengan setumpuk uang. Prospek ekonomi Tiongkok tidak pasti pada tahun 2021, tetapi dikabarkan bahwa Komunis TIongkok akan menaikkan gaji perwira militer sebesar 40%. 

Gelombang kenaikan gaji ini, akan memberikan pada seorang kolonel penghasilan tambahan, hingga maksimal 7.000 yuan,dan diperkirakan pendapatan bulanan akan melebihi 20.000 yuan.

Kenaikan gaji militer yang begitu besar, tentunya akan meningkatkan nominal belanja militer pada 2021 ini, yang niscaya akan meningkatkan tekanan finansial yang telah menurun selama beberapa tahun. Mengapa otoritas Xi total mengabaikan hal ini? 

Bagaimanapun, itu untuk memastikan stabilitas kekuasaan militer. Otoritas Xi juga menyadari, bahwa empat jurus yang disebutkan di atas untuk memegang erat kekuasaan, telah memengaruhi dan merugikan banyak kepentingan pribadi pihak militer, dia sekarang menggunakan uang untuk menebus dan membeli.

Sementara sambil “melatih dan mempersiapan perang, ” sembari memakai uang untuk menebus dan membeli, dapatkah otoritas Xi mencapai tujuan dengan stabil mengendalikan kekuatan militer? Hal ini belum pasti. 

Bagaimanapun, runtuhnya rezim komunis adalah tren umum. Dalam “Peristiwa 819” pada 20 tahun lalu, ketika tentara Uni Soviet membelot di garis depan, rezim komunis pertama umat manusia pada akhirnya tercerai-berai, boleh dikata contoh masa lalu sudah tidak jauh lagi. (lin)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=0CvgDSveYmc