Menkes Inggris Kena COVID-19, Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Jalani Isoman

Zhu Ying

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid pada Sabtu (17/7/2021) malam waktu setempat, mengonfirmasi kepada publik bahwa ia didiagnosis menderita pneumonia Wuhan (Virus Komunis Tiongkok). Ia terinfeksi, kurang dari tiga minggu sebelum dia menggantikan Matt Hancock sebagai Menteri Kesehatan.

Sehari sebelumnya, Javid sempat melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Downing Street No. 10, juga melakukan kontak dengan Menteri Keuangan Rishi Sunak, dan mengunjungi House of Commons sebanyak tiga kali. 

Oleh karena itu, setelah Javid didiagnosis, Johnson dan Sunak, sebagai orang yang memiliki  kontak erat, menerima pemberitahuan informasi pelacakan yang dikeluarkan oleh Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS). Menurut peraturan pencegahan epidemi Inggris, kontak erat harus mengisolasi diri selama 10 hari.

Pada Minggu 18 Juli, Kantor Perdana Menteri Inggris mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa Johnson dan Sunak diizinkan untuk terus “melakukan urusan pemerintahan yang diperlukan” di kantor dengan test virus harian, dan akan melakukan isolasi diri selama sisa waktu.

Namun demikian,  mendapat tantangan keras hanya tiga jam pernyataan itu disampaikan. Di tengah kritik, Johnson dan Sunak mengubah keputusan mereka sebelumnya dan mengumumkan akan menjalani karantina mandiri selama 10 hari.

Menurut informasi publik, pada 16 Juli, 87,8% orang dewasa di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin melawan pneumonia Tiongkok, dan 67,8% orang dewasa telah menyelesaikan dua dosis vaksinasi. 

Namun demikian, karena penyebaran virus varian Delta yang cepat dan meluas, jumlah kasus baru yang dikonfirmasi di Inggris terus meningkat baru-baru ini.

Data yang dirilis oleh pemerintah Inggris pada 17 Juli menunjukkan bahwa, ada 54.674 kasus baru yang dikonfirmasi di negara selam 24 jam, dengan total 5.386.340 kasus yang dikonfirmasi; 41 kematian baru dalam sehari, dengan total 128.683 kasus kematian. 

Sejauh ini, jumlah diagnosis baru dalam sehari di Inggris telah melampaui 50.000 kasus selama dua hari berturut-turut.

Perdana Menteri Boris Johnson percaya, meskipun jumlah kasus yang dikonfirmasi di Inggris terus meningkat baru-baru ini, angka kematian menurun secara tajam, dan “sangat mungkin” bahwa periode epidemi terburuk di Inggris telah berlalu. 

Oleh karena itu, pemerintah Inggris masih berencana untuk mencabut sebagian besar pembatasan pencegahan epidemi mulai 19 Juli. Nantinya mulai berlaku menghapus peraturan seperti mengenakan masker di tempat umum dan jaga jarak, serta klub malam dan industri lainnya juga akan dibuka kembali.

Pakar medis di Inggris dan Uni Eropa secara terbuka mengkritik keputusan pemerintah Inggris yang terbaru. Para ilmuwan  menekankan bahwa meskipun hubungan antara infeksi dan kematian telah dilemahkan melalui vaksinasi massal, hubungan ini belum sepenuhnya terputus. Upaya untuk memperoleh kekebalan dari infeksi alami dalam kelompok yang didominasi oleh kaum muda, masih menimbulkan bahaya yang tidak dapat diabaikan. (hui)