Apakah Paket Menyebarkan Virus COVID-19 ? Pakar Tiongkok Membantah Pernyataan Pihak Berwenang

 oleh Luo Ya

Baru-baru ini, banyak tempat di daratan Tiongkok termasuk Kota Hohhot, Tieling di Provinsi Liaoning, Beijing dan lainnya telah berturut-turut melaporkan insiden positif COVID-19 lewat tes asam nukleat pada paket-paket kiriman, dan sejumlah tempat juga mengeluarkan pemberitahuan darurat. Isinya pengumuman itu agar masyarakat berhati-hati terhadap paket kiriman dari tempat yang epideminya sedang tinggi.

Pada 18 November, Kantor Pos Negara juga mengeluarkan pemberitahuan mendesak, bahwa layanan pengumpulan dan pengiriman di daerah berisiko menengah dan tinggi akan ditangguhkan untuk sementara waktu, dan normalisasinya setelah risiko tersebut menurun.  Pejabat pengiriman paket mengatakan bahwa meskipun barang yang telah dikirim sampai ke  stasiun transfer, tetap akan dikirim kembali ke tempat pengirim. Oleh karena itu, sebelum berbelanja online, agar masyarakat menanyakan terlebih dahulu tentang layanan layanan pengirimannya.

Perusahaan pengiriman paket juga menjelaskan bahwa, pengiriman paket saat ini mungkin saja sedikit terlambat karena perlu dilakukan penyemprotan disinfektan terhadap setiap paket kiriman, tanpa peduli apakah paket datang dari daerah berisiko tinggi COVID-19.

Zhang Liubo, seorang ahli dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok dalam konferensi pers di Dewan Negara, bahwa kemasan permukaan sebaiknya tidak dibawa masuk ke dalam ruangan dalam rumah atau sibuk dengan melakukan desinfeksi, tetapi lebih penting memperhatikan cara perlindungan yang tepat ketika berhubungan dengan kurir waktu menerima pengiriman paket.

Namun, majalah Tiongkok ‘Caijing’ melaporkan bahwa menurut informasi yang disampaikan oleh sejumlah pakar bahwa masyarakat tidak perlu panik dengan hal-hal itu, karena virus COVID-19 akan mati secara bertahap setelah meninggalkan tubuh manusia. Virus yang mati tidak menular, meskipun sebelumnya pernah terdeteksi adanya virus tersebut di atas pembungkus paket.

Laporan tersebut mengutip Jin Dongyan, seorang ahli virologi di Universitas Hongkong yang mengatakan : “Kemungkinan seseorang terinfeksi virus setelah menerima paket yang dikirim kurir jauh lebih rendah daripada kemungkinan orang tertabrak mobil di jalan”. “Risiko terinfeksi karena menerima paket kiriman lebih rendah daripada rantai pasokan yang mengontrol suhu”.

Secara kebetulan, pada awal Januari tahun ini, otoritas Tiongkok juga sering mengklaim bahwa pembungkus buah-buahan impor dan paket rantai dingin yang diimpor dari luar negeri termasuk ikan kod, ceri, bir Amerika, dll mengandung virus COVID-19 setelah dites asam nukleat. Hal tersebut menambah kepanikan masyarakat.

Pihak berwenang Tiongkok pernah mengusulkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap makanan yang didinginkan, sebagai babak baru kebijakan dalam mencegah penyebaran epidemi. Pakar pencegahan epidemi di Kota Shanghai mengatakan pada waktu itu : “Saya terinfeksi karena membeli sesuatu yang diimpor dari luar negeri. Sejauh ini, tidak ada kasus serupa yang terjadi. Jadi kemungkinannya lebih rendah daripada kecelakaan udara”.

Pada saat itu, Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi CDC-Tiongkok juga mengatakan bahwa, terinfeksi karena membeli makanan yang terkontaminasi sangat rendah kemungkinannya.

Laporan ‘Caijing’ yang mengutip artikel para ahli dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS pada bulan April tahun ini menyebutkan bahwa, dibandingkan dengan kontak langsung dan transmisi droplet atau transmisi udara, risiko transmisi lewat benda dari virus COVID-19 lebih rendah. “Prosentasenya mungkin sepersepuluh ribu”.

Sedangkan Zhang Hongtao, seorang profesor penelitian di Departemen Patologi dan Kedokteran Eksperimental Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania kepada ‘Caijing’ mengatakan, bahwa untuk menginfeksi manusia, virus tidak bisa hanya berupa fragmen gen, tetapi ia harus memiliki partikel virus yang lengkap dan masih hidup. Jika Anda hanya melihat fragmen gen saja, maka itu sama dengan melihat mayat virus.

Laporan Caijing juga menyebutkan : Meskipun risiko terinfeksi karena menerima paket kiriman sangat rendah, tetapi CDC telah mengeluarkan pedoman pencegahan epidemi kepada industri pengiriman paket yang tujuannya tak lain adalah mengurangi risiko penularan virus COVID-19 dari barang ke manusia.

Meskipun ada pandangan bahwa CDC membesar-besarkan masalah, ada netizen yang mengkritik dalam sebuah artikel yang diposting ‘Caijing’ : Ini memalukan! Virus masih hidup di tangan konsumen setelah beberapa hari kemudian. Apakah virus sudah benar-benar mendominasi dunia ?

Lin Xiaoxu, mantan peneliti di bidang virologi dan dokter mikrobiologi yang bertugas di US Army Research Institute, sebelumnya menekankan bahwa virus itu sendiri terutama menyebar melalui udara dan aerosol, sehingga sebagian besar infeksi pada manusia terjadi lewat saluran pernapasan, bukan melalui kontak dengan benda. Ia juga berpendapat bahwa tidak menutup kemungkinan pejabat lokal dan PKT ingin melempar tanggung jawab atas berjangkitnya pandemi.

Lin Xiaoxu percaya bahwa pencegahan penularan melalui udara harus tetap menjadi fokus utama dalam mencegah penyebaran virus. Cara termudahnya untuk dengan sesering mungkin mencuci tangan, menghindari mengorek hidung dengan jari tangan, menyeka mata dan lain-lain. Apalagi sebagian besar pekerja akan memakai sarung tangan saat menyentuh benda. (sin)