4.100 Penerbangan Dibatalkan, COVID-19 di Prancis Tembus 232.000 Kasus

Li Mei dan Jiang Diya

Statistik dari Universitas Johns Hopkins menyebutkan ada lebih dari 497.000 kasus diagnosis baru COVID-19 dan 1.235 kasus kematian di Amerika Serikat pada Sabtu (1/1/2022).  

Varian Omicron menyebar dengan cepat, dan sejumlah besar personel bandara dan penerbangan, termasuk  awak maskapai, terinfeksi dan dikarantina.

Menurut statistik dari situs web pelacakan penerbangan global FlightAware, pada Tahun Baru, lebih dari 4.100 penerbangan di seluruh dunia dibatalkan, di mana Amerika Serikat menyumbang lebih dari setengahnya, dan setidaknya 2.300 penerbangan dibatalkan.

Prancis baru saja mendiagnosis lebih dari 232.000 kasus dalam sehari, angka tertinggi terbaru, dengan lebih dari 200.000 kasus diagnosis dalam sehari selama tiga hari berturut-turut, dan tambahan 189 kasus kematian.

Untuk mengekang penyebaran Omicron, Prancis mulai menerapkan wajib masker di luar ruangan pada Jumat 31 Desember 2021. 

Seorang warga Paris, Meline Thomassian mengatakan, “Tidak merepotkan. Memang tahun lalu  telah mengalami ini, dan kami berada di puncak, jadi saya benar-benar tidak masalah dengan ini (memakai masker).”

Presiden Prancis, Emmanuel Macron memberikan pidato televisi akhir tahun, memperingatkan bahwa beberapa minggu ke depan akan sangat sulit.

India baru mengonfirmasi 22.000 kasus dalam 24 jam terakhir, rekor tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Jumlah kasus di beberapa kota besar meningkat pesat.

Untuk membatasi orang berkumpul selama Tahun Baru, pihak berwenang memerintahkan jam malam di semua kota besar dan restoran.

Namun demikian, menjelang Tahun Baru, orang-orang masih berkumpul di resort seperti pantai dan desa pegunungan untuk bersantai.

Pihak berwenang mendesak orang-orang untuk menjaga jarak sosial dan memakai masker.

Soorang wisatawan Yogesh Vyas mengatakan, “Orang-orang memiliki kesadaran yang relatif sedikit tentang pembatasan. Harus ada perilaku yang sesuai untuk membatasi virus. Ia menyarankan bahwa departemen administrasi juga harus menekankan masalah kesadaran.”

Di Shimla, India, polisi akan mendenda turis yang melanggar larangan tersebut. (hui)