Militer Korea Selatan : Warga yang “Membelot” ke Utara itu Tampaknya adalah Pembelot Asal Korea Utara

oleh Li Zhaoxi

Pada 1 Januari, alat pemantau keamanan Korea Selatan mendeteksi ada orang tak dikenal yang melintasi perbatasan timur dan berusaha memasuki wilayah Korea Utara. Militer Korea Selatan mengatakan bahwa kamera keamanan menunjukkan bahwa orang tersebut telah memanjat pagar kawat berduri yang dipasang di sepanjang tepi selatan perbatasan.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyeberangan perbatasan ini diduga sebagai pembelot Korea Utara yang beberapa waktu lalu memasuki Korea Selatan.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan menjelaskan bahwa pernyataan itu merujuk pada seorang mantan warga negara Korea Utara yang ditangkap di bagian selatan perbatasan pada November 2020. Pejabat Korea Selatan yang namanya tidak bersedia disebutkan mengatakan bahwa pria itu mengaku sebagai mantan pesenam. Sebelum tertangkap oleh tentara perbatasan Korea Selatan, dirinya terus berulang kali melatih untuk merangkak melewati kawat berduri agar bisa berhasil membelot ke Selatan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Boo Seung-Chan mengatakan pada Senin 3 Januari, bahwa Korea Selatan meminta Korea Utara untuk memastikan keselamatan orang yang melintasi perbatasan sehari sebelumnya, tetapi Korea Utara belum memberikan tanggapan.

Pada September 2020, Korea Utara telah membunuh seorang pejabat perikanan Korea Selatan. Korea Selatan mengatakan bahwa untuk mencegah pandemi virus komunis Tiongkok (COVID-19), tentara Korea Utara akan menembak mati siapa saja yang melintasi perbatasan secara ilegal.

Menurut catatan pemerintah Korea Selatan, sejak akhir tahun 1990-an, sekitar 34.000 orang warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan karena alasan ekonomi dan politik, dan hanya sekitar 30 orang yang kembali ke negara itu dalam 10 tahun terakhir.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan tidak memberikan rincian lebih lanjut, seperti mengapa pembelot sampai kembali ke Korea Utara. 

Menurut analisis pengamat, alasan pembelot Korut kembali ke negaranya sangat besar kemungkinan karena gagal beradaptasi dengan kehidupan baru di Korea Selatan yang kapitalis dan sangat kompetitif, memiliki tanggungan utang yang besar atau diperas oleh agen Korea Utara, diancam untuk pulang, jika tidak, kerabat mereka akan dibuat celaka.

Meskipun ribuan warga Korea Utara melarikan diri dan menetap di Selatan, hanya sedikit yang membelot melalui perbatasan. Sebagian besar pembelot Korea Utara pergi ke Korea Selatan melalui daratan Tiongkok dan negara-negara di Asia Tenggara. Perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara yang panjangnya mencapai 248 kilometer (155 mil) dan lebar 4 kilometer (2,5 mil), dijaga ketat oleh pasukan tempur dari kedua negara dan dilengkapi dengan ranjau, perangkap tank, dan kawat berduri.

Dalam beberapa tahun terakhir, sangat jarang terjadi warga Korea Selatan yang membelot lewat zona demiliterisasi ke Utara. Namun demikian, beberapa insiden yang terjadi baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Korea Selatan terhadap kebocoran pada keamanan perbatasan Korea Selatan atau kesigapan dari pasukan penjaganya.

Pada tahun 2020, tersangka pembelot asal Korea Utara baru ditahan pihak keamanan Korea Selatan setelah 14 jam melintasi perbatasan. Militer Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pengarahan pada Minggu bahwa orang tersebut telah berada di dekat perbatasan selama hampir tiga jam sebelum alarm berbunyi, tetapi tidak terdeteksi.

Untuk memperkuat keamanan perbatasan dan meringankan tugas pemantauan, Korea Selatan mengumumkan rencananya untuk memasang robot orbital yang didukung oleh sistem video dan audio pada Juni mendatang. (sin)