Hong Kong Memecahkan Rekor 30.000 Kasus COVID-19 Berturut-turut, New York State Hentikan Mandat Wajib Masker dan Vaksin

Li Mei dan Mingyu 

Pada Selasa 1 Maret, tak termasuk daratan Tiongkok, lebih dari 437 juta jiwa di seluruh dunia didiagnosis dengan COVID-19. Sekitar 5,95 juta jiwa meninggal dunia.

Hong Kong mencatat lebih dari 32.000 kasus COVID-19 baru pada  hari itu. Angka tersebut melampaui 30.000 kasus dalam sehari  berturut-turut, dan 117 kasus kematian baru.

Atas lonjakan kasus COVID-19, warga setempat  khawatir  pihak berwenang akan menerapkan blokade selama periode test COVID-19. Akibatnya, di supermarket seperti daging, buah-buahan dan sayuran, mie instan, dan makanan kemasan akhirnya terjual habis.

“Ini kacau. Pemerintah selalu melakukan kesalahan. Ini hanya membuat semua orang khawatir. Semua orang panik,” kata Chun Yam, seorang Penduduk Hong Kong.

Hingga akhir Februari, Hong Kong memiliki lebih dari 200.000 kasus yang dikonfirmasi dan 744 kasus kematian.

Pemerintah mengatakan, meskipun ada lebih dari 3.000 kamar mayat umum, akan tetapi masih tidak cukup. Sedangkan pihak berwenang menyewa sektor swasta untuk menangani jenazah.

“Di Otoritas Rumah Sakit, kami memiliki situasi di mana ada lebih dari 3.000 kamar mayat, tetapi ada hambatan dalam proses pemindahan jenazah dari ruang gawat darurat ke kamar mayat umum,” kata seorang manajer administrasi umum Otoritas Rumah Sakit Hong Kong, Dr. Larry Lie.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Senin 1 Maret menaikkan tingkat siaga Hong Kong dari satu menjadi tiga, tertinggi kedua, sambil menyarankan warganya yang belum divaksinasi agar tidak bepergian ke Hong Kong.

Menurut statistik terbaru dari CDC AS, dalam 24 jam terakhir di Amerika Serikat, ada 10.000 kasus baru yang dikonfirmasi dan 193 kasus kematian, yang merupakan angka terendah terbaru sejak meledaknya Omicron.

Mulai Rabu 2 Maret, Negara Bagian New York akan mencabut persyaratan untuk menunjukkan bukti vaksinasi dan mencabut  wajib masker dalam ruangan di seluruh negara bagian di sekolah umum, yang memungkinkan daerah untuk menetapkan peraturan terkait masker.

Walikota New York,  Eric Adams mengumumkan bahwa langkah-langkah di atas akan ditindaklanjuti pada 7 Maret, dan keputusan akhir diharapkan pada hari Jumat.

Penyelenggara komunitas New York menyambut baik langkah tersebut.

Zhang Donghui, pendiri Persatuan Penduduk New York berkata : “Saya pribadi menyambutnya. Sekitar setengah dari negara bagian di Amerika Serikat tidak pernah menerapkan mandat vaksin wajib atau mandat masker wajib dari awal hingga saat ini.” (hui)