70% Lebih Warga Taiwan Bersedia Berjuang Demi Membela Negara, Hampir 70% Mendukung Perpanjangan Dinas Militer

Beijing mendukung invasi Moskow ke Ukraina, yang memperburuk rasa krisis Taiwan yang khawatir militer Tiongkok juga akan ikut-ikutan menyerang Taiwan. Tetapi di sisi lain kejadian ini justru membangkitkan semangat rakyat Taiwan untuk membela kepentingan negara.

Chiu Kuo-cheng, Menteri Pertahanan Republik Tiongkok mengatakan pada 15 Maret bahwa langkah-langkah untuk memperpanjang dinas militer masih dalam pembahasan. “Jika sudah ada keputusan, hal itu baru dapat dilaksanakan 1 tahun setelah pengumuman”, katanya.

Pada hari yang sama, Institut Studi Strategis Internasional Taiwan dan Institut Studi Internasional Taiwan melakukan konferensi pers terkait mengumumkan hasil jajak pendapat tentang ‘Perang Ukraina dan Keamanan Selat Taiwan.’ Disebutkan bahwa jika ada perang di Selat Taiwan, 70,2% responden di Taiwan menyatakan kesediaan mereka untuk berjuang membela kepentingan Taiwan. Selain itu, 69,6% responden menyatakan dukungannya untuk memperpanjang masa kerja wajib yang saat ini hanya untuk 4 bulan.

Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa 62,4% responden tidak setuju dengan pernyataan ‘Ukraina hari ini merupakan esoknya Taiwan’, mereka berpendapat bahwa perang Ukraina tidak akan mempercepat langkah Beijing mencaplok Taiwan. 

Mengenai apakah Amerika Serikat akan mengirim pasukan untuk membantu Taiwan, 42,7% resonden berpendapat, Amerika Serikat akan mengirim pasukan, sementara 47,3% lainnya menjawab tidak.

Wang Kunyi, ketua Institut Strategi Internasional Taiwan, mengatakan bahwa jika Beijing mengambil inisiatif untuk meluncurkan perang untuk menyatukan kembali Taiwan, maka rakyat akan berjuang untuk mempertahankan Taiwan. Tetapi jika karena deklarasi Taiwan tentang “kemerdekaan Taiwan”, dua jajak pendapat yang dilakukan di masa lalu telah menunjukkan bahwa tingkat dukungannya masih kurang dari 50%.

Wang Kunyi lebih lanjut menunjukkan bahwa dari perspektif distribusi regional, di wilayah metropolitan seperti Taipei, New Taipei, Taichung, dan Kaohsiung, proporsi kesediaan masyarakatnya untuk memperjuangkan kepentingan Taiwan sangat tinggi, melebihi 70%, tetapi kemauan kabupaten dan kota-kota di pulau-pulau terluar dan Huadong relatif rendah.

Dilihat dari distribusi usia, kemauan anak muda usia 20-29 tahun untuk ikut berperang relatif rendah, dan hanya 67,1% yang bersedia ikut mengangkat senjata untuk membela Taiwan. Pada topik perpanjangan masa wajib kerja, hanya 50,9% kaum muda yang menyatakan dukungan.

Mengenai masalah perpanjangan dinas militer, Presiden Eksekutif Yuan atau Parlemen Taiwan,  Su Tseng-chang mengatakan bahwa masalah ini melibatkan jutaan orang dan sangat penting. Riset yang dilakukan oleh Kemenhan harus berhati-hati, tetapi perlu berfokus pada kepentingan membela negara. (sin)