Peringatan 30 Tahun Falun Dafa Menyebar ke Seluruh Dunia di Jakarta

2014 sudah merasa sakit dan divonis kanker 2016, Waktu itu sempat mengadakan pengobatan kemana saja, mulai kedokteran dan terakhir saya mengikuti berbagai pemeriksaan dari kemoterapi dan penyinaran, pokoknya saya terus dari tahun 2014-2016, pada tahun itu sakitnya tak pernah berhenti, itu luar biasa sakit dan setiap hari saya membawa ember untuk berkemih, dan saya membawa ember terus dan saya tidak mampu lagi,” kata Erni di kawasan Buperta Cibubur, Jakarta, Minggu (8/5/2022).

Ia telah mencoba segala pengobatan modern hingga tradisional. Ia divonis mengidap kanker  sejenis miom. Ia menderita kanker di peranakannya. Lalu dalam waktu 2 tahun, kanker yang dideritanya mengganas. Sakit berkepanjangan terus dirasakannya.

Ketika penyakit yang dideritanya menjadi berat, ia  hanya memikirkan berapa panjang usia hidupnya. Takut akan kematian menghantui dirinya. Semuanya terbawa hingga  tidurnya pun bermasalah. Namun, semua itu gugur. Berkultivasi Falun Dafa adalah jawabannya.

“(Saya) membaca  Zhuan Falun, ketika sudah memahami prinsip Falun Dafa apa yang dialami berubah, awalnya saya rasa memiliki perasaan takut. Kini tidak lagi, hidup saja ini blank saja. Selain memikirkan takut kepada kematian, buat saya tidak tidur, begitu mengerti saya baru mengetahui, ternyata kehidupan saya ini  membayar karma. Saya mengerti dan kuat menghadapi rasa takut,” tukasnya.

Apa yang dialaminya setelah berkultivasi Falun Dafa? rasa stres dan takutnya pun  hilang. Prinsip Sejati-Baik-Sabar  berusaha diwujudkannya dalam kehidupan dirinya. Ia sehari-hari berusaha keras berubah menjadi baik. Didukung  rutin membaca buku Zhuan Falun,  hingga kemudian sakitnya berangsur-angsur hilang.  Sampai kemudian tak mengalami sakit lagi.

Erni menyerukan bagi yang belum pernah bergabung atau mengenal Falun Falun Dafa, tidak ada salahnya mencoba. Apalagi latihan ini tidak dipungut biaya. Meski demikian, manfaatnya sangat besar sekali dengan berkultivasi jiwa dan raga.

Hal demikian disampaikan Erni setelah bersama-sama dengan praktisi Falun Dafa lainnya dari Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Tangerang Selatan menggelar latihan bersama. Para praktisi ketika itu berlatih lima perangkat termasuk meditasi.

Selain itu, sejumlah praktisi lainnya membagikan brosur yang menjelaskan tentang Falun Dafa. Orang-orang sangat antusias menerima penjelasan yang disampaikan oleh para praktisi.

Bahkan, orang-orang pun membubuhkan tanda tangan dalam petisi yang diberikan kepada mereka untuk mengakhiri penganiyaan yang dialami oleh para praktisi Falun Dafa. Di antara orang-orang tersebut, ada yang mengucapkan Falun Dafa Hao.

Usai mengelar latihan bersama-sama, para praktisi Falun Dafa juga mengelar pawai genderang pinggang untuk menghampiri masyarakat luas yang sedang berkunjung ke kawasan Buperta pada saat itu.

Tak sebatas itu, para praktisi yang berpartisipasi dalam pawai juga membawa sejumlah papan penjelasan sambil mengitari kawasan sekitar. Papan penjelasan  mencantumkan penyebaran Falun Dafa ke seluruh pelosok dunia.

Sementara itu, Pusat Bimbingan Falun Dafa Jabodetabek, Prima Joy menuturkan, maksud dan tujuan digelarnya kegiatan Hari Falun Dafa Sedunia ini adalah untuk merayakan 30 tahun Falun Dafa diajarkan di dunia.

Untuk diketahui, tanggal 13 Mei adalah Hari Falun Dafa Sedunia, menandai tanggal pertama kali Falun Dafa dipublikasikan di Tiongkok pada tahun 1992. Sedangkan 13 Mei tahun ini adalah Hari Falun Dafa Sedunia ke-23.

Pada tahun 1998, diperkirakan terdapat 100 juta orang warga berlatih Falun Dafa di daratan Tiongkok. Kini, Falun Dafa telah tersebar di lebih dari 114 negara dan wilayah, banyak yang merayakan ‘Hari Falun Dafa Sedunia’ sepanjang pekan.

Dikarenakan kecemburuan Sekjen Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin pada saat itu, penganiayaan pun diluncurkan hingga penyebaran luas propaganda yang menjelek-jelekkan reputasi Falun Dafa. Sehingga orang-orang memiliki kesalahpahaman tentang latihan ini. Kesalahpaham itu tak lain dikarenakan gencarnya indoktrinasi, propaganda dan hoaks yang disemburkan rezim partai Komunis Tiongkok. 

Situs Minghui.id atau Minghui.org pusat informasi sebagai sumber pertama tentang penganiayaan Falun Gong, sudah mendokumentasikan sekitar 4.500 kasus kematian sebagai akibat dari kampanye yang disetujui rezim Komunis Tiongkok. Lebih parah lagi terjadi pengambilan organ tubuh secara hidup-hidup terhadap para praktisi Falun Dafa di daratan Tiongkok.

Oleh karena itu, Prima menyerukan agar kiranya semakin banyak masyarakat Indonesia dapat mengenali dan memahami bahwa Falun Dafa adalah sebuah latihan kultivasi jiwa raga yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.  

“Dikarenakan dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan dapat meningkatkan moralitas menjadi manusia yang lebih baik lagi berdasarkan prinsip yang diajarkan Falun Dafa yaitu : Sejati-Baik-Sabar. Dan kiranya penindasan dan penganiayaan terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok dapat segera diakhiri,” harapnya. (asr)