Diterjang Krisis, Pasokan BBM di Sri Lanka Hanya Cukup untuk Sehari

NTD

Sri Lanka jatuh bangkrut. Kini negara itu memiliki utang luar negeri dalam jumlah besar, sehingga tidak ada pemasok yang mau membiarkan negaranya membeli bahan bakar secara kredit. Penutupan sekolah di negara itu, kini diperpanjang seminggu pada 3 Juli karena kekurangan bahan bakar yang mencegah para guru dan orangtua mengirim anak-anak mereka ke sekolah.

Pada Juni lalu Sri Lanka menutup sekolah secara nasional selama sehari karena kekurangan bahan bakar, sementara sekolah di daerah perkotaan telah ditutup selama dua minggu terakhir, sebagaimana yang dilaporkan Central News Agency. Sekolah akan diliburkan hingga 8 Juli.

Para pejabat mengatakan persediaan BBM hanya cukup untuk beberapa hari dan akan digunakan untuk layanan penting, termasuk sanitasi, pekerja pelabuhan, transportasi umum dan distribusi makanan.

Pihak berwenang juga mengumumkan pemadaman listrik secara nasional hingga tiga jam sehari sejak 4 Juli, karena mereka tidak dapat memasok bahan bakar yang cukup untuk pembangkit listrik.

Menteri Tenaga dan Energi,  Kanchana Wijesekera mengatakan Sri Lanka berutang sekitar $800 juta kepada tujuh pemasok bahan bakar.

“Mencari pendanaan adalah sebuah tantangan, tantangan yang sangat besar,” kata Wijesekera.

Pemadaman listrik besar-besaran telah mengganggu ekonomi Sri Lanka selama berbulan-bulan, disertai dengan kekurangan pasokan dasar seperti gas dapur, obat-obatan dan makanan impor.

Masalah utama adalah kurangnya dolar, kata Wijesekera, yang meminta sekitar 2 juta orang Sri Lanka yang bekerja di luar negeri untuk memulangkan mata uang asing yang diperoleh melalui bank daripada saluran informal. Pengiriman uang tersebut, yang biasanya sekitar $600 juta per bulan, turun menjadi $318 juta pada Juni. 

Menurut bank sentral Sri Lanka, pengiriman uang adalah sumber utama pendapatan devisa, telah turun dari $2,8 miliar dalam enam bulan pertama 2021 menjadi $1,3 miliar pada periode yang sama tahun ini, turun 53%.

Pemerintah tahun lalu mengamanatkan pertukaran wajib mata uang asing, yang mengakibatkan penurunan pengiriman uang. Premi pasar gelap mendorong orang-orang untuk menimbun mata uang asing.

Sri Lanka mendapatkan sebagian besar bahan bakarnya dari negara tetangga India, yang menyediakan beberapa jalur kredit. Pemerintah Sri Lanka mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan pemasok BBM di Rusia dan Malaysia.

Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran sekitar $7 miliar pinjaman luar negeri yang jatuh tempo tahun ini, dibandingkan dengan total $25 miliar yang jatuh tempo pada 2026. Total utang luar negeri Sri Lanka adalah $51 miliar.

Keruntuhan ekonomi telah memicu krisis politik, dengan protes anti-pemerintah di seluruh negeri. Para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan utama dan menuntut pasokan bensin dan bahan bakar pemerintah, dan siaran televisi menunjukkan orang-orang di beberapa daerah berebut pasokan terbatas.

Di ibukota Kolombo, pengunjuk rasa menduduki pintu masuk ke istana presiden selama lebih dari dua bulan, menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa. Demonstran menuduh dia dan anggota keluarganya, termasuk beberapa saudara kandung yang bercokol di posisi senior pemerintah, terlibat korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang menyesatkan negara serta menjatuhkan negara ke jurang krisis. (hui)