Langkah-langkah Drastis Mengungkapkan Perekonomian Tiongkok yang Terpuruk

Fan Yu

Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok kemungkinan menyusut pada kuartal kedua, bertolak belakang dengan laporan resmi. Dikarenakan otoritas negara itu terlihat menerapkan langkah di beberapa bidang secara mati-matian. Harapannya agar meningkatkan ekonominya yang sedang porak-poranda.

Beijing mengumumkan ekspansi 0,4 persen dalam PDB Tiongkok selama kuartal kedua. Ini adalah pertumbuhan kuartalan terlemah kedua yang pernah tercatat secara resmi.

Tetapi, data pribadi melukiskan gambaran yang lebih buruk. Dampak dari lockdown berkepanjangan terkait COVID  lebih dari selusin kota di seluruh Tiongkok, pengeluaran konsumen yang menurun, dan rendahnya permintaan barang  dari negara asing, semuanya menunjukkan terjadinya kontraksi. Ini akan menjadi kontraksi triwulanan pertama sejak 2020 pada awal pandemi .

Bloomberg mengutip beberapa sumber data swasta alternatif tentang kegiatan ekonomi, menunjukkan bahwa pertumbuhan Quarter ke-2 jauh lebih kuat daripada apa yang dilaporkan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pola perjalanan menunjukkan bahwa jalan-jalan di Tiongkok umumnya tidak terlalu ramai pada paruh pertama tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Aktivitas penerbangan domestik Tiongkok juga turun lebih dari 60 persen. Pergerakan barang antar kota juga lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, dalam hal aktivitas truk.

China Beige Book, yang memberikan indikator ekonomi alternatif tentang Tiongkok, mengatakan bisnis Tiongkok yang disurvei mengindikasikan aktivitas dan permintaan yang lebih lemah dari pelanggan karena lockdown yang sedang berlangsung di Q2.

Belanja konsumen juga lebih lemah dari tahun lalu. Berbagai perusahaan ritel dan barang konsumen asing, termasuk Nike Inc., telah melaporkan penjualan yang lebih lemah. Bloomberg menghitung—menggunakan data dari Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok—bahwa penjualan mobil turun lebih dari 10 persen pada Q2 2022.

Jadi, semua tanda menunjukkan ekonomi yang melemah.

Tentu saja, Beijing tidak akan pernah melaporkan kontraksi PDB triwulanan. Hal demikian  sangat buruk secara optik dan moral. Tiongkok  bersikeras bahwa mereka akan memenuhi pertumbuhan PDB tahunan 5,5 persen pada tahun 2022, angka yang hampir tidak mungkin dicapai mengingat cetakan PDB Q2. Meskipun demikian, Perdana Menteri Li Keqiang telah melakukan tur nasional selama beberapa bulan terakhir, memohon pemerintah daerah dan lokal  bekerja memperluas pertumbuhan ekonomi.

Ini adalah tahun kritis bagi Beijing dan PKT. Sekretaris Jenderal PKT dan pemimpin de facto Tiongkok Xi Jinping diperkirakan akan diberikan masa jabatan lagi sebagai pimpinan Partai pada Kongres Nasional ke-20 musim gugur ini. 

Ada curahan pujian publik untuk Xi dan kebijakannya dalam beberapa pekan terakhir di media pemerintah Tiongkok. Kebijakan “Dinamis COVID Zero” negara itu, telah menjadi juara Xi, memerlukan pembatasan ketat di mana pun kasus virus baru muncul. Dan, Beijing telah menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan kebijakan ini sambil mengelola pertumbuhan ekonomi negara.

Apa saja langkah yang dilakukan untuk  mengelola pertumbuhan meskipun ada tantangan lockdown dan penurunan belanja konsumen?

Buku pedoman yang dilakukan tentu saja menjual lebih banyak  utang. 

Pemerintah daerah Tiongkok menerbitkan obligasi senilai 1,94 triliun yuan ($290 miliar) pada Juni, meningkat dari tahun ke tahun lebih dari 140 persen, menurut data dari Great Wall Securities. Tiongkok telah menerbitkan surat utang di atas kecepatan yang direncanakan. Lebih dari 93 persen dari 3,65 triliun kuota obligasi tujuan khusus pemerintah daerah  sepanjang tahun telah diterbitkan hanya dalam enam bulan pertama tahun ini, demikian Great Wall menemukan.

Sebagian besar utang tersebut akan digunakan untuk infrastruktur, yang memiliki tujuan ganda. Yakni, menyediakan lapangan kerja sementara dan menghasilkan pendapatan berkelanjutan bagi pemerintah. Ini sangat membantu  mengimbangi pendapatan yang hilang akibat lockdown pandemi, potongan pajak terkait COVID, dan penjualan tanah real estat yang tertekan.

Dengan kuota 2022 yang hampir penuh, Beijing sedang mempertimbangkan  mengizinkan pemerintah daerah mengeluarkan lebih banyak utang dengan memanfaatkan kuota yang direncanakan tahun depan. Bloomberg melaporkan bahwa Kementerian Keuangan menilai memungkinkan penjualan hingga 1,5 triliun yuan ($220 miliar) obligasi khusus pada paruh kedua 2022.

Langkah ini akan menjadi pertama kalinya penerbitan obligasi yang diajukan begitu cepat. Bahkan, menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada yang diperkirakan semula, dan Beijing  ingin mengisi kesenjangan pertumbuhan.

Perekonomian Tiongkok yang direncanakan secara terpusat, memungkinkan sejumlah utang dikeluarkan setiap tahun bertujuan mendukung anggaran pendapatan tahun itu. Secara historis, pemerintah daerah tidak mulai menjual obligasi baru sampai Maret setiap tahun di Kongres Rakyat Nasional. Kemudian pada 2019 Beijing mulai mengizinkan penerbitan obligasi mulai 1 Januari. Penyesuaian apa pun pada garis waktu ini, akan memerlukan persetujuan Dewan Negara, kabinet Tiongkok.

Tetapi, buku pedoman lama yang sama mungkin tidak lagi berfungsi. Tiongkok bisa menjadi semakin putus asa karena kerusuhan sosial—kryptonite Partai—mengganggu kontrol PKT atas ekonomi.

Pada Juli ada laporan para pembeli rumah  menolak membayar hipotek mereka di rumah yang baru dikembangkan.  Pasalnya, tidak mampu diselesaikan oleh pengembang properti yang sarat utang. Fenomena ini telah menyebar ke sekitar 100 kota di seluruh Tiongkok. Dan, konsumen yang frustrasi telah melakukan protes di beberapa kota. Satu video yang menjadi viral pada Juli menunjukkan para pemrotes dipukuli oleh preman bayaran pemerintah.

Pengembangan real estate adalah salah satu sektor yang sulit dikelola oleh Beijing, dengan banyak pengembang top berada dalam kondisi parahnya kesulitan keuangan .

Sebagai cara mengelola moral konsumen, Tiongkok juga mengumumkan akan mulai menawarkan konsumen “voucher konsumsi” untuk makan di luar. Melalui pemerintah kota, PKT akan membagikan sejumlah voucher yang dapat digunakan di restoran dan tempat lain.

Ini sebagai langkah putus asa tentang situasi ekonomi yang putus asa. (asr)