Seni “Mengatakan Tidak”: Bagaimana Mengatakan Tidak Tanpa Merasa Bersalah

Sandy Lindsey

Anda tidak sendirian ketika merasa sulit untuk mengatakan “tidak”. Namun, belajar lebih banyak menggunakan kata lima huruf sederhana ini dapat mengurangi stres, menghemat waktu Anda yang berharga, dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.

Tetap Tidak

Mengatakan “tidak” jauh lebih mudah ketika Anda membuat orang lain memihak Anda. Ucapkan terima kasih karena telah memikirkan Anda dan beri tahu mereka betapa Anda menghargai tawaran baik mereka. Tidak ada yang suka ditolak, bahkan ketika mereka mencoba untuk menurunkan beberapa pekerjaan mereka ke meja Anda. Setelah Anda menetapkan nada positif, jelaskan dan jujur tentang mengapa Anda menolaknya. Jika Anda merasa perlu, jelaskan bahwa Anda menyesal tidak dapat membantu dan, jika Anda dapat memikirkannya, sarankan opsi alternatif. Anda mungkin merasa bersalah atau tidak nyaman, tetapi jangan biarkan hal itu membuat Anda mengatakan “iya”.

Iya di Lain Waktu

Ada kalanya Anda benar-benar ingin membantu, tetapi tidak punya waktu, energi, atau sumber daya keuangan untuk melakukannya. Dalam situasi ini, jelaskan bahwa Anda ingin membantu di lain waktu, biarkan pintu itu terbuka. “Tidak, tidak sekarang” dan “Ya, tetapi tidak sekarang”, jelas dan ringkas. Ini membangun niat baik antara Anda dan pihak lain. Di tempat kerja, kalimat: “Saya kewalahan sekarang, saya ingin tetapi saya tidak bisa,” akan berhasil. Menambahkan bahwa tugas yang sedang Anda kerjakan sangat mendesak akan membantu mencegah wacana lebih lanjut.

Mengulur waktu

Sebagai upaya terakhir, jika Anda mendapati diri Anda tidak dapat mengatakan “tidak”, karena alasan apa pun mulai dari tertangkap basah hingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk memikirkan alasan yang dapat diterima, luangkan waktu untuk diri sendiri. Penundaan netral seperti “Biarkan saya memikirkannya” atau “Biarkan saya menghubungi Anda kembali” akan berhasil dengan baik. Apa pun yang Anda lakukan, jangan dipaksa untuk mengatakan “ya” sekarang, dan jangan berdiskusi tentang mengapa Anda membutuhkan lebih banyak waktu. Gunakan penundaan ini hingga bertemu kembali sehingga Anda dapat memberikan kata “tidak” yang lugas dan jujur.

Jangan Berlebihan

Hindari godaan untuk menjelaskan secara berlebihan. Sudah menjadi sifat manusia untuk memberikan detail secara proporsional dengan seberapa canggung perasaan seseorang. Kita semua ingin orang menyukai kita dan menganggap kita mampu dan membantu. Membenarkan keputusan Anda secara berlebihan memberikan peluang besar bagi pihak lain untuk menyatakan pendapatnya dan berubah pikiran. 

Ini juga akan membuat lebih sulit untuk mengatakan “tidak” lain kali. Akibatnya, Anda meminta validasi atas penolakan Anda dari orang yang mengajukan permintaan tersebut. Buat alasan Anda singkat dan manis, atau lanjutkan dengan, “Terima kasih, tapi saya sangat sibuk” atau “Maaf, saya tidak bisa hari ini.”

Membatalkan “Iya”

Pada titik tertentu dalam hidup, kita semua harus mundur dari komitmen yang disebabkan oleh sikap spontan “iya”. Mempelajari cara membungkuk dengan anggun adalah keterampilan yang penting. Pertama-tama, beri tahu pihak lain sesegera mungkin. Mulailah percakapan dengan mengakui bahwa Anda memang berkomitmen pada permintaan tersebut, yang mengarah pada penjelasan mengapa Anda tidak dapat memenuhi perjanjian dan harus membatalkannya. Jika Anda bisa, tawarkan solusi atau cari seseorang yang bisa menggantikan Anda. Anda mungkin mendapatkan beberapa umpan balik negatif; simpan di dalam hati saja. Ini bukan akhir dunia. Namun, ini adalah pelajaran yang baik untuk mengatakan tidak sejak awal. (osc)