“Mentor Politik” Hu Jintao Tampil untuk Menyerukan Reformasi di Saat Sensitif Jelang Kongres Nasional ke-20

NTD

Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 yang akan diselenggarakan pada 16 Oktober mendatang sudah semakin dekat. Di mana para pemimpin pucak PKT yang terlibat dalam konflik kepentingan mengeluarkan sinyal yang berbeda terkait isu “bendera siapa yang berkibar, jalan pilihannya yang ditempuh”. Pada saat yang sensitif ini, Song Ping, seorang veteran PKT yang lebih dikenal sebagai “mentor politik” bagi mantan Presiden Tiongkok Hu Jintao, tampil lewat pertemuan video untuk menekankan pentingnya reformasi dan keterbukaan bagi Tiongkok. “Itu adalah satu-satunya jalan untuk membangun Tiongkok”, tegasnya.

Laporan beberapa media Tiongkok pada 12 September menyebutkan : Yayasan Jiangsu COSCO untuk Membantu Pelajar dan Lansia mengadakan peringatan 10 tahun berdirinya yayasan sekaligus memberikan penghargaan di Hotel Wanshou, Beijing. Song Ping, mantan anggota Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral PKT berusia 105 tahun yang sudah lama tidak tampil di muka umum, menyampaikan sambutan lewat pertemuan video.

Media daratan Tiongkok menyebutkan bahwa Song Ping masih “menaruh perhatian besar terhadap urusan nasional” meskipun sudah pensiun. Dalam video Song Ping antara lain juga mengatakan : “Reformasi dan keterbukaan adalah satu-satunya cara untuk membangun Tiongkok”.

Penampilan Song Ping pertama kali diterbitkan oleh China Red Travel Network, dan “NetEase” mem-posting ulang teks dan gambar yang relevan pada 17 September. Namun, media partai dan surat kabar partai utama PKT tidak melaporkan berita tersebut.

Dalam kehidupan politik, pejabat senior PKT biasanya jarang mau tampil di depan umum setelah mereka pensiun. Terutama mantan pejabat senior seperti Song Ping ini. Oleh karena itu tampilnya seseorang veteran senior di muka umum atau juga ucapan-ucapannya sering kali dianggap sebagai sinyal politik penting.

Song Ping, lahir pada tahun 1917, saat ini adalah pensiunan anggota komite PKT yang berusia paling tinggi. Dia dianggap sebagai “mentor politik” Hu Jintao dan tidak hanya merekomendasikan Hu Jintao, tetapi juga Zhu Rongji, Wen Jiabao. Begitu pula Xi Jinping pun dipromosikan oleh Song Ping.

Sebelumnya beredar berita bahwa sebelum Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-17 pada tahun 2007, Song Ping dan para tetua bersama-sama merekomendasikan agar Xi Jinping, yang saat itu menjadi sekretaris Komite Partai Provinsi Zhejiang, menjadi “kuda hitam” dan dipromosikan kepada Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral.

Setelah Xi Jinping berkuasa, Song Ping membuat banyak penampilan di saat-saat kritis untuk mendukung Xi Jinping memberantas korupsi.

Namun, pada saat yang sensitif ketika mendekati Kongres Nasional ke-20, kemunculan Song Ping pada 12 September beserta ucapan “reformasi dan keterbukaan” tampaknya telah melepaskan sinyal politik yang berbeda. Yang tidak selaras dengan propaganda gencar rezim PKT dan keinginan Xi Jinping baru-baru ini. 

Baru-baru ini, Xi Jinping mengumumkan bahwa Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 akan memutuskan “bendera siapa yang berkibar, jalan pilihannya yang ditempuh”. Namun, dari sinyal yang dikeluarkan oleh pejabat PKT, sama sekali tidak tampak ada sinyal “reformasi dan keterbukaan” sebagaimana yang ditekankan oleh Song Ping.

Dalam jurnal daratan Tiongkok “Qiushi” edisi ke-18 yang diterbitkan pada 16 September memuat sebuah artikel dari Xi Jinping yang berjudul “Konsistensi dalam Menjunjung Tinggi dan Mengembangkan Sosialisme dengan Karakteristik Tiongkok”. Artikel menyebutkan bahwa “sosialisme belum binasa”. Selain itu Xi secara eksplisit menganjurkan untuk “menuntaskan tugas-tugas revolusioner”.

Pada 24 Agustus tahun ini, kelompok penelitian dari “Akademi Sejarah Tiongkok” menerbitkan artikel berjudul “Eksplorasi Baru tentang Isu Penutupan Negara di Era Dinasti Ming dan Qing”, yang kontennya menyebutkan bahwa kebijakan penutupan negara di era Dinasti Ming dan Qing bukanlah penutupan murni, tetapi hanya “memberlakukan pembatasan” demi menjaga kedaulatan nasional dan mencegah agresi kolonial Barat.

Banyak analis percaya bahwa pembelaan media PKT terhadap isu “penutupan negara” dan pernyataan Xi Jinping yang bersikeras untuk menjabarkan sosialisme, kemandirian, dan menuntaskan tugas-tugas revolusioner berarti bahwa otoritas PKT akan menjalani “penutupan negara” dan terus berjalan ke arah kiri setelah Kongres Nasional ke-20. Jadi reformasi dan keterbukaan di mata rezim ini tentu akan dianggap “berjalan mundur”. (sin)