Pakar : Pemulihan Usaha “Koperasi Pasokan dan Pemasaran” di Tiongkok adalah Bencana Bagi Rakyat

oleh Li Yun dan Liu Fang 

Sesuai rencana Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ditutup pada 22 Oktober, dan tampaknya prospek pembangunan Tiongkok di masa depan cenderung menjurus ke arah yang semakin tertutup atau decoupling dengan dunia luar. Saat ini, sudah ada ribuan “koperasi pemasok dan pemasaran” yang telah berdiri di kalangan akar rumput PKT di Provinsi Hubei. Para ahli percaya bahwa dipulihkannya usaha jenis ini hanya akan mengundang bencana bagi warga sipil Tiongkok.

Beberapa hari yang lalu, “Hubei Daily” yang mengutip laporan dari Pusat Koperasi Pasokan dan Pemasaran Provinsi Hubei memberitakan bahwa tercatat hingga akhir tahun 2021, jumlah koperasi pasokan dan pemasaran yang didirikan oleh akar rumput di provinsi tersebut telah mencapai jumlah 1.373 unit, dengan jumlah anggotanya sebanyak 452.000 orang, angka tersebut saat ini telah memenuhi target yang ditetapkan pihak berwenang, meskipun sasaran jumlah anggotanya pada tahun 2025 adalah 1,5 juta orang.

Menurut laporan itu, dengan “kebangkitan” kembali koperasi pemasok dan pemasaran, Xiong Gang, seorang anggota yang berusia 35 tahun saat ini tugasnya tahun ini cuma mengumpulkan biji-bijian, dan urusan pengarungan, penjualan, harga dan sebagaimana akan ditangani oleh koperasi pemasok dan pemasaran. Adapun, soal penjualan kepiting yang ia ternak dalam tambak seluas lebih dari 20 hektar juga ditangani oleh koperasi pemasok dan pemasaran.

Namun, para ahli percaya bahwa kebangkitan “koperasi pemasok dan pemasaran” yang dikenal sebagai reruntuhan dari ekonomi terencana, adalah bencana bagi rakyat jelata.

Zhang Jian, seorang ahli urusan Tiongkok mengatakan : “Apa yang dilakukan pemerintah komunis Tiongkok ini, baik dipandang dari sudut ekonomi pasar atau dari perspektif lainnya, adalah semacam pengrusakan terhadap kehidupan masyarakat dan penghancuran terhadap kemanusiaan. Saat ini rakyat jelata sudah mengalami kesulitan ekonomi yang parah karena memburuknya PDB. Apakah kebijakan ini hendak digunakan oleh PKT sebagai pembuka jalan untuk memasuki penguncian negeri ? Belajar cara Korea Utara bagaimana mereka menggiring rakyatnya masuk ke dalam lingkungan yang sangat miskin, bahkan kelaparan dan kesengsaraan ?”

Sejak tahun 2015 PKT telah secara diam-diam memulihkan kembali kegiatan koperasi pasokan dan pemasaran di daerah pedesaan. Setelah “kajian” yang relevan dikeluarkan pada bulan Juni tahun lalu, pemerintah di semua daerah langsung mempercepat pembentukan organisasi ekonomi yang jelas-jelas pernah membawa Tiongkok ke era kesulitan. Pada  April 2022, Dewan Negara Tiongkok mengeluarkan pendapat lain yang menyerukan agar mempercepat pembangunan pasar nasional terpadu.

Profesor Frank Tian Xie, dosen Sekolah Bisnis Aiken di University of South Carolina, AS  mengatakan : “Yang berada di balik pasar nasional terpadu itu tak lain adalah monopoli negara sepenuhnya. Model koperasi pasokan dan pemasaran itu nantinya akan diatur oleh negara untuk diperluas sampai ke semua kota besar dan kecil. Berapa harga barang, siapa yang boleh membeli, siapa yang mengantar, semua itu bakal diatur oleh negara. Jadi, Tiongkok akan dibawa menuju sistem ekonomi terencana, melupakan ekonomi pasar. Hal ini bagi warga sipil Tiongkok adalah sebuah bencana”.

Ekonomi terencana, juga dikenal sebagai ekonomi komando, adalah sistem ekonomi di mana pemerintah merencanakan terlebih dahulu dalam semua aspek produksi, alokasi sumber daya, dan konsumsi.

Profesor Frank Tian Xie mengatakan bahwa karena sistem PKT adalah sistem yang korup, jadi model ekonomi terencana tersebut akan semakin memberi peluang bagi pejabat untuk melakukan korupsi. Lihatlah, tidak lama lagi fenomena kekurangan makanan dan komoditas akan segera muncul ke permukaan. (sin)