Mengapa Uang Anda Tidak Bisa di-Kadaluwarsa-kan?

DR Xie Tian

 Dunia kita benar-benar telah berubah menjadi semakin aneh, semakin ganjil, membuat kita merasa asing, merasa tidak normal, merasa tidak nyaman untuk didiami. 

Beberapa bulan terakhir, dari berbagai penjuru dunia diberitakan adanya hewan bergerak memutar tiada henti. Kawanan kambing di Otonomi Mongolia Dalam di Tiongkok berputar berlawanan arah jarum jam sepanjang siang dan malam, ada pula tempat tertentu dimana ulat dan semut juga berputar berlawanan jarum jam, dan baru-baru ini di laut dan danau ikan-ikan berenang berlawanan arah jarum jam. 

Mengapa hewan-hewan itu bertingkat seperti itu? Bagi orang yang percaya adanya hubungan antara manusia dengan Langit, mungkinkah berarti adanya potensi akan terjadi bencana dahsyat? Teringat ketika penulis masih kecil di timur laut Tiongkok, sebelum terjadinya gempa Haicheng tahun 1975, terdapat pemberitaan mengenai perilaku banyak binatang yang tidak lazim, ayam beterbangan anjing berlompatan, ular yang sedang tidur keluar dari sarangnya, juga kejadian sumur air yang berubah aroma lalu permukaan air meninggi dan lain sebagainya. 

Kejadian di alam semesta sepertinya sudah tidak diperhatikan lagi oleh masyarakat sekarang ini, karena kepenatan dan masalah manusia sudah semakin banyak. Di Tiongkok daratan, sekarang bahkan ada peristiwa aneh mengejutkan dimana mata uang RMB (CNY, red.) digital yang akan di-kadaluwarsakan!

 Situs surat kabar Hong Kong The Economic Times yakni ETBFSI.com pada 14 April 2021 lalu pernah ada suatu berita, yang belum lama ini diulas kembali oleh masyarakat, penulis juga baru saja membacanya belum lama ini. 

Berita tersebut menyebutkan, pihak penguasa Beijing menggali kinerja mata uang digital RMB (Digital Currency Electronic Payment atau DCEP), dimana mata uang digital RMB bisa diprogram dan memiliki “masa kadaluwarsa” (expiry date). 

Masyarakat harus menghabiskan uang digitalnya sebelum masa kadaluwarsanya, bila tidak maka uang digital tersebut akan lenyap dengan sendirinya! Sedangkan tujuan bank milik pemerintah RRT (Republik Rakyat Tiongkok) memberlakukan hal itu, menurut berita tersebut adalah untuk mendorong kebutuhan konsumsi, atau pada saat dibutuhkan, dapat diberlakukan semacam bunga suku bunga negatif! Berita itu juga menyebutkan, impian Keynesianisme, mengakselarasi kecepatan perputaran mata uang, akan dapat diwujudkan!

Berita di surat kabar The Economic Times itu juga secara jelas menyebutkan, mata uang yang bisa kadaluwarsa itu bukan diciptakan oleh PKT, melainkan semacam mata uang Gesell (Gesell Currency). Siapakah Gesell ini?

Perihal Johann Silvio Gesell ini adalah seorang ekonom Argentina etnis Jerman, yang dulunya adalah seorang pengusaha, juga disebut sebagai sang pencetus model ekonomi pasar sosialisme. Apa sebenarnya “model ekonomi pasar sosialisme”? Kedengaran sangat tidak asing di telinga bukan? 

Benar, “ekonomi pasar sosialisme” ala Partai Komunis Tiongkok (PKT) adalah salah satu wujud varian dari teori Gesell itu, atau dengan kata lain, model ini adalah turunan campuran yang diadopsi oleh rezim RRT yang mengandung unsur “sosialisme berkarakter Tiongkok”.

Johann Silvio Gesell lahir pasda 1862, ayahnya seorang etnis Jerman, dengan ibu seorang Prancis, ia dibesarkan di Belgia, yang pada masa itu merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Prusia. Pada usia 24 tahun ia pergi ke Argentina, sembari melakukan perdagangan impor dan menjalankan pabrik produksi, ia mempelajari ilmu ekonomi secara otodidak. 

Gesell menjadi seorang pengusaha, dan pada abad ke-19 ia bermigrasi dari Jerman ke Argentina, sangat membenci uang, bisa dibilang sangat dendam terhadap uang, karena ia menyaksikan sendiri badai krisis moneter 1890, hal inilah yang membuatnya berpikir bahwa masalah perekonomian dunia, mulai dari kemiskinan, ketidaksetaraan, pengangguran, sampai stagflasi, semua disebabkan oleh uang di baliknya.

Mengapa Gesell berpendapat demikian, karena baginya, uang memiliki dua fungsi, tapi kedua fungsi ini sering kali saling kontradiksi. Gesell percaya, fungsi pertama dari uang adalah menyimpan kekayaan bagi masyarakat, fungsi kedua uang adalah dibutuhkan masyarakat untuk berbisnis. Tapi justru karena masyarakat menabungnya untuk menimbun kekayaan, pada saat terjadi krisis seperti krisis ekonomi Argentina, karena masyarakat takut keamanan kekayaannya, sehingga tidak mau menginvestasikannya pada industri, sehingga membuat perusahaan dan bisnis menjadi stagnan dan tidak bisa maju. Jadi Gesell berpendapat, akan timbul “kemiskinan di tengah kelimpahan” (poverty amid plenty).

Oleh sebab itu Gesell hendak menciptakan semacam “uang” yang baru, semacam uang yang dapat membusuk seperti kentang dan berkarat seperti besi, dengan demikian masyarakat tidak lagi menumpuk uangnya, dan pada saat itu “uang” itu pun menjadi hanya ada satu fungsi, yakni sebagai alat pertukaran, dan tidak ada lagi fungsi lainnya. bukankah kedengarannya sangat gila? Tidak usah heran, si Jerman ini bahkan benar-benar menciptakan “mata uang Gesell” (Gesell Currency) pada masa itu! Dia benar-benar gigih mempromosikannya, menyerukan dan menggalang massa, bahkan kala itu mata uang tersebut sempat beredar beberapa saat.

Dia menciptakan uang kertas “Gesell Currency”, yang memiliki masa kadaluwarsa, maka agar jangan sampai kadaluwarsa, maka pemiliknya harus sewaktu-waktu mengeluarkan biaya untuk menstempelkan uangnya, dan uang yang tidak distempel akan kadaluwarsa, menjadi tidak bernilai. 

Bagi orang-orang yang menabung, maka menabung menjadi tidak sepadan lagi, karena ada biayanya. Dengan kata lain, menabung akan terjadi suku bunga negatif. Untuk menghindari biaya membubuhkan stemple pada uangnya, masyarakat harus menghabiskan uangnya atau berinvestasi. 

Gesell menamai “mata uang Gesell” ciptaannya itu sebagai “mata uang bebas” (free money, atau Freigold). Menurut Gesell, hal ini dapat mencegah kemerosotan ekonomi dan mendorong kemakmuran masyarakat. Ia bahkan sempat menjadi Menteri Keuangan di negara “Bavarian Soviet Republic” yang berumur singkat, dan sempat mempromosikan mata uangnya itu. 

Tapi kedudukannya sebagai Menteri Keuangan hanya sempat dijabat kurang dari seminggu, karena kemudian digulingkan oleh kaum revolusioner, kaum komunis, dan kaum anarkis. Ia dituduh mengkhianati negara, tapi tidak dijatuhi hukuman, akhirnya ia pulang dan menulis buku. Setelah itu, kejadiannya itu pun perlahan-lahan mulai dilupakan oleh masyarakat.

Walaupun “Gesell Currency” kemudian telah dillupakan, tapi setelah perubahan silih berganti, pada era 1970-an “Gesell Currency” muncul kembali. Dalam berbagai pidato, tesis dan dokumen The Fed maupun IMF konsep ini kembali mencuat, dalam program mata uang digital PKT, konsep ini telah dihidupkan kembali. 

Pada 1936, di bab terakhir dalam karya Keynes yang termasyur berjudul “The General Theory of Employment, Interest and Money” itu, Keynes menghabiskan lima halaman untuk memperkenalkan Gesell. Meskipun mengkritik teori Gesell, namun Keynes menyimpulkan, “pola pikir Gesell di balik uang adalah masuk akal.”

Masyarakat tahu, mata uang (currency) atau uang, adalah media untuk meningkatkan efisiensi bertransaksi dalam pertukaran barang. Sejak dulu hingga kini, masyarakat manusia telah mengalami berbagai macam wujud mata uang, mulai dari kulit kerang, mata uang pisau, logam mulia, sampai uang kertas, dan sekarang ini ada kartu debit, kartu kredit, pembayaran seluler, cryptocurrency, mata uang digital dan lain sebagainya.

Fungsi mata uang, di masa sekarang ini, tidak hanya ada dua jenis seperti yang disebut Gesell, melainkan ada empat jenis: sebagai media bertransaksi, satuan dalam pembukuan, nilai tabungan, dan standar untuk pembayaran yang ditangguhkan. Sebagai media bertransaksi, adalah sebagai alat transaksi jual beli antara penjual dan pembeli. 

Sebagai satuan dalam pembukuan, adalah menghitung nilai barang dengan satuan mata uang. Sebagai nilai tabungan, adalah menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat, seiring dengan berjalannya waktu, nilai mata uang tidak akan berkurang (kecuali terjadi inflasi yang disebabkan oleh faktor manusia). 

Sebagai standar pembayaran yang ditangguhkan, adalah dikarenakan mata uang memiliki nilai tabungan, dalam perhitungan di masa mendatang, yang dapat dihitung dengan satuan mata uang.

Mengapa uang milik masyarakat tidak boleh ada masa kadaluwarsanya? Mengapa mata uang tidak boleh ditentukan masa gunanya? Pada saat uang ada di tangan seorang individu, menandakan suatu hasil karya berupa materi yang telah diciptakan dan dikumpulkan oleh individu tersebut, jika pemerintah bisa menyatakannya tidak sah dan kadaluwarsa, menjadi tidak bernilai, itu berarti pemerintah telah menghapus kekayaan masyarakat tanpa alasan. 

Jika mata uang digital PKT ditetapkan masa berlakunya, dan berubah menjadi nol bila tidak dihabiskan saat masa berlakunya telah usai, itu berarti PKT telah merampok uang rakyat dengan menghalalkan segala cara. PKT memaksa Anda menghabiskan uang, dan memaksa Anda konsumtif untuk mendukung perekonomian PKT. Jika mata uang ditetapkan masa kadaluwarsanya, maka itu bukan mata uang dalam makna sebenarnya, melainkan semacam surat berharga yang bernilai, tidak jauh berbeda dengan saham, kupon makan, cek, wesel dan sejenisnya.

Bagi kaum manula (di Daratan Tiongkok) mungkin masih ingat dengan kupon makan PKT, banyak warga yang bersusah payah mengumpulkan kupon makan, yang waktu itu terdiri dari “kupon makan lokal” dan “kupon makan nasional”. Banyak petani Tiongkok bahkan mengeluarkan uang untuk membeli kupon makan, karena makanan tidak cukup. Petani yang bercocok tanam menghasilkan bahan pangan, masih harus mengumpulkan kupon itu untuk membeli bahan pangan, sungguh tragedi yang mengenaskan. 

Dan, ketika PKT menghapus sistem kupon pada 1993, rakyat tidak diberi kesempatan untuk menukarkan kupon makan yang masih dimiliki dengan uang tunai, langsung dihapuskan begitu saja, membuat warga yang masih memiliki kupon makan sangat menderita. 

Mata uang RMB tidak boleh ditabung, karena yang telah kehilangan fungsi mata uang sebagai tabungan dan lindung nilai, Tiongkok yang tidak ada jaminan kepemilikan harta pribadi, rakyat akan melarat tidak memiliki apapun, hanya dijadikan sebagai salah satu sekrup di dalam mesin otoriternya, hanya sebagai alat reproduksi, dan budak yang diperdaya sepenuhnya.

Mengapa mata uang tidak boleh memiliki masa kadaluwarsa? Alasan lainnya adalah, karena uang dicetak oleh pemerintah, yang dicetak eksklusif dan monopolistis, dan masyarakat diwajibkan memakainya. Jika mata uang memiliki masa kadaluwarsa, maka akan memberikan wewenang yang lebih bagi pemerintah, membuat pemerintah bisa bertindak semena-mena, mengeluarkan dan menarik uang seenaknya, bisa mengambil harta kekayaan milik rakyat sewaktu-waktu, dan menguasainya secara penuh.

Pada mata uang Amerika, uang kertas dollar AS, tercetak dengan jelas: “This Note is Legal Tender For All Debts, Public or Private”. Artinya adalah, uang kertas ini dapat digunakan untuk membayar segala bentuk hutang, termasuk hutang publik atau hutang pribadi. Jika mata uang bisa kadaluwarsa, atau kehilangan masa berlakunya berdasarkan kehendak pemerintah, karena pungutan pajak oleh pemerintah, hutang Anda terhadap pemerintah akan menjadi tidak ada batas waktu, sedangkan kekayaan Anda ada batas waktunya, sehingga pemerintah bisa membuat wajib pajak menanggung hutang yang berat selamanya, ya bahkan selama-lamanya. Ini adalah hal yang sangat mengerikan.

Dilihat dari prinsip yang lebih tinggi pada ajaran ortodoks (orisinil) seperti ajaran Buddha dan Tao, kekayaan, pendapatan, dan harta benda seseorang, terkait erat dengan karma baik atau buruk dan kebajikan yang dilakukan orang tersebut pada kehidupan masa kini maupun pada kehidupan masa lampau, semua itu telah ditakdirkan oleh Sang Pencipta, jadi masyarakat Tiongkok kuno selalu menasihati agar masyarakat melakukan kebajikan mengumpulkan karma baik, jangan melakukan perbuatan yang tidak bermoral, jangan terlalu dini menghabiskan pahala yang telah dikumpulkan oleh para leluhur kita. 

Dengan merampas kekayaan masyarakat tanpa alasan tanpa dasar yang jelas, baik itu dilakukan melalui revolusi kaum proletar, merampok, atau menetapkan masa kadaluwarsa mata uang, jelas adalah bertentangan dengan kemanusiaan, bertentangan dengan prinsip Langit, dan menentang seluruh umat manusia. (sud/whs)