Ahli di Beijing Memperingatkan: Ini Adalah Tsunami COVID, Puncak Kasus yang Parah akan Tiba

 Luo Tingting

Beijing dilanda kepadatan medis yang semakin serius setelah dihantam COVID. Rumah sakit kini dijejali dengan pasien dan para dokter yang meratapi bahwa mereka tak dapat lagi menyelamatkan para pasien.

Para ahli medis di Beijing telah memperingatkan bahwa gelombang COVID ini merupakan tsunami wabah.  Puncak kasus yang serius akan terlihat dalam satu atau dua minggu mendatang. 

Pakar Medis Beijing: Sekarang adalah Tsunami Wabah

Pada Senin (19/12/2022) Professor Wang Guangfa, Direktur Departemen Kedokteran Pernafasan dan Perawatan Kritis di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, mengatakan dalam sebuah wawancara dengna media mengatakan bahwa “puncak infeksi COVID-19 ini luar biasa tinggi, ini adalah tsunami wabah, yang kita semua rasakan dalam seminggu terakhir.

Dia mengakui bahwa puncak kasus yang parah belum tiba, sumber daya medis kita sudah meregang dan  banyak tenaga medis yang terinfeksi.  Sepekan terakhir semua rumah sakit sangat kewalahan.

Wang Guangfa mengatakan bahwa sebagian besar subvarian baru Omicron BF.7 di Beijing bergejala, dengan mengalami demam tinggi sehingga banyak pasien yang kritis. Ia menjelaskan bahwa penyakit serius tak terjadi segera setelah terinfeksi, tetapi setelah lima hingga tujuh hari, sehingga puncak penyakit serius lebih lambat dari puncak infeksi.

Dia juga memperingatkan, akan ada lonjakan penyakit serius dalam satu atau dua minggu ke depan dan penyedia layanan kesehatan harus bersiap-siap.

Baru-baru ini, terjadi perawatan medis yang serius di Beijing, rumah sakit besar penuh dengan pasien, dan dokter mengeluh bahwa mereka tidak dapat menyelamatkan semuanya. Pakar medis Beijing memperingatkan bahwa gelombang virus Corona ini adalah tsunami epidemi, dan puncak kasus yang parah akan diantar dalam satu atau dua minggu. (Tangkapan layar video/sintesis NTDTV)

Terlalu Banyak Pasien di Rumah Sakit Beijing untuk Diselamatkan

Akhir-akhir ini, ada banyak sorotan dari dunia luar yang diberikan soal parahnya wabah di Beijing, ibu kota Tiongkok.

Video-video terus diunggah secara daring yang menunjukkan keadaan rumah sakit penuh sesak di Beijing, dengan para dokter meratapi bahwa “tidak ada yang bisa mereka lakukan” untuk membantu pasien kritis yang telah dibawa masuk  karena mereka tak dapat menemukan tempat tidur atau bahkan oksigen. (hui)