Mengapa Beijing Bersandiwara Protes AS Tembak Balon Udaranya?

Zhou Xiaohui

Beberapa hari lalu, balon udara mata-mata milik RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang melayang di atas wilayah AS (Beijing menyebutnya “kapal udara 1)”) telah menjadi sorotan hangat berbagai pihak. Mungkin karena terdesak dengan adanya bukti kuat, pemimpin Beijing tidak bisa mengelak, oleh sebab itu dengan sangat cepat dari yang awalnya disangkal media massa resmi sampai akhirnya Kemenlu RRT mengakui secara terbuka, tapi walaupun mengakui balon itu adalah miliknya namun tetap berdalih balon itu bersifat penggunaan sipil, dan “terbang masuk ke wilayah AS karena force majeure, sepenuhnya adalah kecelakaan”, lagi-lagi sifat ngeyel PKT (Partai Komunis Tiongkok) terpapar ke seluruh dunia.

Setelah Beijing menyangkal bahwa balon udara itu adalah balon mata-mata, pemerintah AS belum bersikap meredakan masalah, selain rencana kunjungan Menlu AS Blinken ke RRT ditunda, AS telah bertindak untuk menampar muka Beijing dengan tindakan nyata. Pada 4 Februari, Pentagon AS menyatakan, sore itu pihak militer AS telah menembak jatuh balon mata-mata RRT di pesisir negara bagian Carolina, dan saat ini sedang dilakukan pekerjaan mengumpulkan serpihannya. 

Menhan AS  Lloyd  Austin dalam klarifikasi susulan telah menjelaskan proses pengambilan keputusan menembak jatuh balon mata-mata, serta menekankan Beijing telah menggunakan balon udara untuk “mengamati posisi strategis AS”. Ia juga secara lugas mengatakan, sebagai respon yang efektif terhadap perilaku tersebut, maka balon udara itu ditembak jatuh

Berbeda dengan cacian ala “Serigala Perang” sebelumnya, aksi protes Beijing kali ini relatif lebih terkendali, dan tidak berani terlalu arogan, apalagi menambah minyak ke dalam api. Di mata penulis, Beijing yang mengetahui semua yang dikatakan pemerintah AS adalah fakta sehingga bantahan dan sikap “keras” yang ditahan oleh mereka itu, di satu sisi adalah memainkan drama bagi rakyat Tiongkok, dan mengaburkan penglihatan agar rakyat tidak tahu fakta yang sebenarnya, karena baru beberapa hari berselang setelah Beijing baru saja mengkritik AS telah “menjulurkan tangan untuk turut campur”, lalu terjadi peristiwa balon mata-mata menerobos masuk wilayah AS, mengintai pangkalan militer penyerangan nuklir AS, bukankah tindakan mereka ini sama saja dengan menampar wajah sendiri?

Oleh sebab itu, Beijing harus memutar-balikkan fakta, mengatakan balon udara mata-mata itu sebagai balon udara sipil yang digunakan untuk mengamati cuaca. Toh, sudah bukan pertama kali mempermalukan diri di luar negeri, sekali lagi mempermalukan diri tidak masalah, untuk mempertahankan rezimnya mau tidak mau mereka harus terus berbohong.

Penulis ingin menanyakan beberapa hal: jika itu adalah balon udara sipil yang digunakan untuk mengamati cuaca, maka bisakan PKT menjelaskan mengapa balon udara sebesar dua unit bus kota besar itu, dipasang alat sensor yang besar, serta memiliki kemampuan mobilitas otomatis? Perusahaan RRT apa, dimana, dan kapan telah menerbangkan balon udara tersebut? Rencana awalnya untuk mengamati cuaca di mana? Lalu bagaimana jalur penerbangannya direncanakan? Mengapa harus melintasi pangkalan militer penting AS? Apakah benar kebetulan melintas disana? Yang dimaksud dengan “force majeure” apakah tidak diprediksi sebelumnya? Lalu begitu laboratorium FBI di Virginia berhasil menganalisa serpihan tersebut, dan kembali memastikan bahwa itu adalah balon mata-mata, bagaimana Beijing akan menyangkalnya?

Mari kita simak bagaimana anggota Senat Federal AS Marco Rubio menyanggah kebohongan PKT: “Pada abad ke-21 hal ini terlihat sangat bodoh. Benda ini dapat dikendalikan sampai batas tertentu. Walaupun tidak seakurat seperti pesawat tanpa pilot, pesawat nirawak, atau pesawat udara, tapi bisa dikendalikan. Mereka pada umumnya mengetahui kemana arah balon itu pergi. Maksud saya adalah, benda ini tidak terbang di atas lokasi wisata. Namun terbang melewati barat laut, ia melewati Montana, disana terdapat pangkalan rudal antar benua AS.”

Di sisi lain, penyangkalan Beijing dan protes yang ditahan mungkin untuk menghindari konfrontasi langsung dengan AS. Para petinggi Zhongnanhai tidak mungkin tidak menyadari, dampak dari beredarnya hal yang memalukan semacam ini sebelum kunjungan Blinken ke RRT, dan jauh sebelum kunjungan Blinken, nada bicara Beijing sudah mengalami perubahan. Sejak 17 Januari lalu juru bicara Kemenlu mengatakan “menyambut kedatangan Blinken” hingga pada 31 Januari menjadi “saat ini dari pemerintah tidak ada berita yang bisa dipublikasikan”, jelas mengisyaratkan kunjungan Blinken telah mengalami ketidakpastian.

Apa yang dapat membuat Blinken mengubah jadwal kunjungannya? Atau Beijing telah memprediksi Blinken akan mengubah jadwalnya? Pasti karena Beijing telah melakukan tindakan yang membuat AS berang, dan apakah balon udara mata-mata ini biangnya?

Dapat disimpulkan, situasi di Beijing saat ini, perintah mengirimkan balon ini kemungkinan terbesar adalah berasal dari petinggi Zhongnanhai, dan alasan pengiriman balon adalah: pertama, pejabat AS mengungkap, ketua DPR yang baru terpilih McCarthy akan berkunjung ke Taiwan pada April mendatang, jika kunjungan McCarthy ini terealisasi, maka ini akan menjadi pukulan keras kedua bagi penguasa Beijing setelah Agustus tahun lalu mantan ketua DPR Pelosi berkunjung ke Taiwan. Pemimpin tertinggi Beijing tidak bisa menyerang juga tidak berdaya, hanya duduk diam membiarkan wajahnya ditampar, tentu saja akan merasa berang.

Kedua, mantan komandan USINDOPACOM Philip Davidson diam-diam berkunjung ke Taiwan dan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-Wen beserta para perwira militer Taiwan, hal ini juga membuat Beijing kebakaran jenggot.

Ketiga, ketua Komisi Khusus Kompetisi Strategis AS & PKT di DPR AS yakni Mike Gallagher menyatakan, komisi yang dipimpinnya akan mengadakan dengar pendapat terkait masalah kedua daratan dan penjualan senjata ke Taiwan di Taiwan. Ini semakin membuat berang petinggi Beijing.

Keempat, pemerintah AS terus memperketat blokir iptek terhadap RRT. Selain melarang ekspor mesin litografi pembuat chip kepada RRT, belum lama ini AS juga sedang mempertimbangkan untuk memutus semua hubungan dengan perusahaan Huawei milik RRT, melarang perusahaan pemasok AS termasuk Intel dan Qualcomm menjual produk apapun kepada Huawei. Ini seakan menjatuhkan vonis mati kepada Huawei yang memiliki latar belakang militer PKT. Jelas, blokir AS, akan membuat perkembangan PKT di bidang militer, iptek, dan industri akan sangat terhambat, bagaimana mungkin petinggi Beijing bisa senang?

Berbagai tindakan AS “mendobrak” ambang batas PKT serta decoupling di bidang ekonomi dan teknologi, selain membuat petinggi Zhongnanhai tertekan dan tidak senang, mungkin juga membuatnya menyadari walaupun Blinken datang ke Beijing, masalah antara AS dengan PKT tetap akan sulit diselesaikan. Untuk menunjukkan kemarahannya, mungkin juga sedikit “membalas dan memperingatkan” AS, sebuah balon udara mata-mata pun “berkeliaran” di wilayah AS.

Bagaimana kemampuan RRT dalam hal membuat balon udara mata-mata? Februari tahun lalu surat kabar PLA Daily memuat artikel berjudul “Kemajuan Iptek Membuka Pintu baru Aplikasi Balon Udara Dalam Perang”. Artikel itu dimulai dengan sistem balon altitudo tinggi yang diorganisir militer AS dalam latihan “Thundercloud”, dikatakan sistem balon altitudo tinggi ini mampu membawa baterai tenaga surya dan alat pengintai, pengamatan, dan telekomunikasi, dapat melayang diam di ketinggian puluhan ribu meter untuk jangka waktu cukup lama, dapat memainkan peran sebagai “satelit orbit ultra rendah”.

Artikel juga menyebutkan gamblang, penggunaan iptek material yang baru membuat balon udara itu bisa langsung mencapai lapisan stratosfer, dan terhindar dari sejumlah ancaman senjata anti udara; sistem navigasi dan aplikasi AI membuat balon itu mampu memanfaatkan kekuatan untuk mengubah ketinggian dan arah, untuk mencapai wilayah udara yang dituju… mudah dilepaskan, waktu melayang di udara lebih panjang, hemat biaya, juga sangat sesuai dengan karakteristik dan tuntutan dalam “perang biaya rendah”.

Pada 6 Januari tahun ini, sebuah artikel di internet menyebutkan di utara Pulau Luzon, Filipina, terpotret foto sebuah kapal udara altitudo tinggi, kemudian media massa AS menyatakan, itu adalah kapal udara RRT yang sedang mengintai pangkalan militer AS. Penulis artikel menyetujui penjelasan ini, bahkan dengan rasa bangga mengatakan saat ini di dunia hanya RRT yang mampu mengembangkan kapal udara stratosfer ini, dan telah diuji coba terbang pertama kalinya pada 2015 lalu. Juga dilengkapi dengan semua fitur yang disebutkan dalam artikel surat kabar militer di atas.

Jika artikel itu benar, maka tak tertutup kemungkinan Zhongnanhai mengirim balon udara mata-mata untuk mengintai pangkalan militer AS, sebagai pernyataan rasa tidak puas terhadap AS sekaligus peringatan kecil, sementara akibatnya adalah Blinken menunda kunjungannya ke RRT, Beijing pun tak peduli. Kemenlu RRT yang berubah sikap mungkin juga terkait hal ini.

Hanya saja kejadiannya tidak seperti yang diharapkan Beijing, PKT yang mungkin ingin diam-diam memperingatkan AS, tidak menyangka balon mata-matanya menjadi sorotan seluruh lapisan di AS, membuat semakin banyak orang menyadari ancaman PKT terhadap AS, ini berarti kekuatan anti komunis AS akan semakin besar, akan semakin banyak tindakan yang akan ditempuh.

Dalam kondisi ini, Beijing yang sangat menyadari kekuatannya jauh di bawah AS, untuk menghindari konflik langsung dengan AS, terpaksa hanya bisa memilih menyangkal satelit mata-mata, dan berpura-pura protes. Pada dasarnya kalau mengaku, sikap keras PKT akan memicu reaksi AS yang lebih keras lagi. Akan tetapi bagaimana pun juga, hubungan AS dan RRT sudah sulit untuk kembali ke masa lalu, PKT akan semakin terkucilkan. (sud/whs)

1)Kapal Udara: bahasa Inggris: airship, bahasa Jerman: Luftschiff, adalah pesawat terbang yang dapat dikemudikan, dengan daya angkat yang berasal ruangan berisi gas yang lebih ringan daripada udara, dan memiliki tenaga penggerak sendiri. Penggunaannya saat ini terutama untuk iklan udara, tugas-tugas pengawasan dari udara dan juga untuk penelitian.