Laporan Penelitian : The Fed Tidak Dapat Menghambat Inflasi Tanpa Kenaikan Suku Bunga yang Signifikan

oleh Gao Shan

Menurut sebuah laporan penelitian yang dirilis pada Jumat (24 Februari), The Fed tidak mungkin mencapai tujuannya untuk menurunkan tingkat inflasi yang menyebabkan resesi ekonomi dengan tanpa menaikkan suku bunga secara tajam.

Mantan direktur Federal Reserve Frederic Mishkin adalah salah satu penulis laporan penelitian tersebut. Buku putih yang berisi laporan hasil penelitian mempelajari sejarah upaya the Fed untuk menciptakan pengetatan mata uang.

Meskipun banyak pejabat the Fed saat ini percaya bahwa mereka dapat mencapai “pendaratan lunak” sambil memecahkan masalah harga barang yang tinggi, tetapi laporan tersebut menyatakan bahwa target ini tidak mungkin tercapai.

Laporan penelitian yang ditulis oleh para ahli dari universitas ternama dan ekonom perbankan seperti Stephen Cecchetti, Michael Feroli, Peter Hooper, dan Kermit Schoenholtz menyebutkan : “Kami tidak menemukan contoh tidak terjadi resesi ekonomi ketika the Fed  melakukan pengetatan mata uang.”

Laporan ini diterbitkan pada Forum Kebijakan Moneter yang diadakan oleh University of Chicago Booth School of Business pada Jumat pagi.

Baru -baru ini, Federal Reserve telah menerapkan serangkaian langkah kenaikan suku bunga radikal untuk menekan tingkat inflasi tertinggi selama 41 tahun terakhir. Pasar pada umumnya memperkirakan bahwa masih akan ada beberapa kenaikan suku bunga sebelum The Fed menangguhkan kenaikan suku bunga untuk mengevaluasi dampak kebijakan penghematan terhadap ekonomi.

Namun, laporan tersebut menunjukkan bahwa untuk mengekang lajunya inflasi, mungkin masih perlu menempuh perjalanan jauh.

Para ahli mengatakan : “Hasil simulasi model dasar kami menunjukkan bahwa untuk mencapai target inflasinya pada akhir tahun 2025, The Fed perlu lebih memperketat kebijakan.”

Mereka juga menambahkan : “Bahkan jika ekspektasi terhadap inflasi dianggap stabil, hasil dari analisis kami juga meragukan apakah dapat mencapai ‘pendaratan lunak’, yaitu mengembalikan tingkat inflasi ke target 2% dengan tanpa resesi ringan sebelum akhir tahun 2025.”

Namun, laporan itu menolak gagasan untuk meningkatkan standar inflasi yang 2%. Selain itu, para ahli mengatakan bahwa bank sentral harus meninggalkan kerangka kerja kebijakan baru yang diadopsi pada  September 2020. Karena perubahan tersebut menerapkan “penargetan inflasi rata-rata”, memungkinkan inflasi yang lebih tinggi dari normal untuk pemulihan lapangan kerja yang lebih inklusif.

Para peneliti mengatakan bahwa The Fed harus kembali ke model cara utama, yaitu, serangan pendahuluan dengan mulai menaikkan suku bunga ketika tingkat pengangguran menurun tajam.

Direktur Federal Reserve Philip Jefferson menerbitkan balasan atas laporan tersebut, ia mengatakan bahwa situasi saat ini berbeda dari inflasi sebelumnya. Dia menunjukkan bahwa dibandingkan dengan beberapa pendahulu, Federal Reserve lebih mampu melawan inflasi.”

Jefferson mengatakan : “Tidak seperti pada akhir era 1960 -an dan 1970 -an, the Fed sedang menangani masalah inflasi dengan tepat waktu untuk mempertahankan reputasinya, dan  mempertahankan atribut ‘jangkar yang baik’ dari ekspektasi inflasi jangka panjang.” (sin)