Kota Kuno Tempat Pemukiman Anggota Keluarga Kerajaan Berusia 5.000 Tahun Ditemukan di Dasar Laut Yunani

 oleh Michael Wing, Zhang Yufei

Kota kuno Pavlopetri dikenal sebagai kota pelabuhan pada era Homer, yang dulunya pernah menjadi salah satu kota pelabuhan tersibuk di Zaman Perunggu Yunani, lalu tenggelam ke dasar lautan di lepas pantai Laconi, Yunani. Hingga kini situs tersebut masih dikenal sebagai kota bawah laut tertua yang diketahui di dunia. Pada awalnya, situs ini diperkirakan telah dibangun pada zaman Peradaban Mikenai (sekitar 1650 SM hingga 1180 SM), tetapi kemudian hasil penelitian menunjukkan bahwa situs ini seharusnya dibangun jauh sebelumnya.

Pada tahun 1904, ahli geologi Fokion Negri mengumumkan penemuan sebuah kota yang disebut Pavlopetri antara pantai Pounta di selatan Laconia dan pulau Elafonisos yang berjarak hanya “sepelemparan batu dari pantai”. Setelah itu berita tentang kota kuno yang hilang itu muncul ke permukaan.

(Shutterstock)
Situs kota kuno Pavlopietri, Yunani. (Shutterstock)
Situs kota kuno Pavlopietri, Yunani. (Shutterstock)
Situs kota kuno Pavlopietri, Yunani. (Shutterstock)

Pada tahun 1967, Nicholas Flemming, ahli geologi kelautan dari University of Southampton di Inggris, menemukan kembali reruntuhan kota kuno ini. Tahun berikutnya, dia memimpin beberapa siswa kembali ke perairan untuk melakukan survei selama enam minggu. Namun, akibat terbatasnya teknologi pada saat itu, mereka hanya menggunakan meteran gulungan untuk menggambar area seluas 150 meter X 350 meter, dan mengidentifikasi 15 bangunan dan fasilitas berbeda seperti halaman, 5 jalan, dan kuburan. 

Situs kota kuno Pavlopietri, Yunani. (Shutterstock)

Selain itu, terdapat banyak artefak dari era Peradaban Mikenai, Yunani yang tersebar di situs tersebut, seperti batuan vulkanik  obsidian dan batu api, pot tanah liat, dan patung tulang. Semua penemuan ini terletak kira-kira 3 hingga 4 meter di bawah permukaan laut.

Hingga 40 tahun kemudian, yakni pada musim panas tahun 2009, Jon Henderson, seorang arkeolog dari University of Nottingham di Inggris, bekerjasama dengan Hellenic Center for Maritime Research untuk melakukan pemeriksaan lebih jauh dengan menggunakan teknologi pemosisian lidar modern dan peralatan pemetaan sonar.

Situs kota kuno Pavlopietri, Yunani. (Shutterstock)

Mereka menemukan situs Pavlopetri memiliki skup yang jauh lebih besar daripada penemuan Nicholas Flemming pada tahun 1968. Dengan membangun model sistem pencitraan 3D digital, mereka menemukan kompleks bangunan baru seluas 9.000 meter persegi. Sejak saat itu, tim telah meluncurkan penyelidikan yang lebih mendalam yang berlangsung selama beberapa tahun.

Setelah melakukan penelitian yang ekstensif, mereka menemukan bahwa bangunan itu sendiri berasal dari era Peradaban Mikenai. Namun, artefak baru yang digali di situs tersebut menunjukkan sejarah kota yang jauh lebih tua dari dugaan. Di antara reruntuhan mereka menemukan pecahan tembikar yang berasal dari tahun 2800 SM, beberapa di antaranya berasal dari tahun 3500 SM. Hal ini menunjukkan bahwa kota itu sudah ada sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Selain itu, artefak ini termasuk cangkir dan peralatan tidak hanya dari periode Mikenai, tetapi juga dari Zaman Perunggu sebelumnya (sekitar 3300 SM hingga 1200 SM), Bahkan melebihi periode peradaban Minoa (3500 SM hingga 1100 SM). Temuan ini menunjukkan bahwa penduduk Pavlopietri mungkin telah berdagang dengan orang Minoa yang hidup di Pulau Kreta.

Jon Henderson mengatakan bahwa tidak diragukan lagi kota kuno itu adalah kota bawah air tertua yang pernah ditemukan di dunia. Salah satu penemuan yang paling mengejutkan mereka adalah ‘Megaron’, sebuah bangunan monumental besar dengan aula persegi panjang. Ini menunjukkan bahwa kota itu pernah diperintah oleh kelompok elit, dan banyak anggota keluarga kerajaan mungkin pernah tinggal di sini. Karena itu status dari kota ini tidak bisa diremehkan.

Dia juga mengatakan : “Pavlopietri sebagai kota tertua di dunia yang tenggelam ke laut cukup menakjubkan. Ia menunjukkan kepada kita bagaimana orang hidup pada zaman itu.”

Para ilmuwan sejauh ini belum dapat menjelaskan kepada kita mengapa kota itu tenggelam ke  laut, tetapi mereka yakin bahwa peristiwa dahsyat itu terjadi antara 1000 SM hingga 375 SM. (sin)