Niat Xi Invasi Taiwan Belum Pupus, AS Mengendus Bau Mesiu

Pinnacle View

Pembersihan besar-besaran Beijing terhadap Angkatan Roket (AR) telah dikonfirmasi pada 31 Juli lalu, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengumumkan Wang Houbin yang berasal dari AL dan Xu Xisheng yang berasal dari AU masing-masing menjabat sebagai Komandan dan Komisaris Politik AR, hal ini telah membuktikan mantan Komandan AR Li Yuchao dan mantan Komisaris Politik AR Xu Zhongpo telah dicopot dari jabatan tersebut, berita sebelumnya juga menyebutkan, di tubuh AR masih ada sejumlah jenderal lainnya yang dilengserkan.

Media asing menyebutkan, ini merupakan aksi pembersihan terbesar dalam sistem militer RRT pasca kejadian Guo Boxiong dan Xu Caihou (2 mantan jenderal Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, dewan militer tertinggi Tiongkok, antara 2002 dan 2012, keduanya sebagai lawan politik Xi Jinping telah dilengserkan dan dijatuhi hukuman seumur hidup pada 2015. Di tahun itu Xu Caihou meninggal. Redaksi).

Setelah Xi Jinping menjabat, telah dilakukan perombakan total militer PKT berulang kali, aksi pembersihan pada AR kali ini apakah bertujuan agar semakin memperkuat kekuasaan militer Xi Jinping? Atau untuk melakukan penempatan khusus di tubuh militer?

Wang Houbin Ambil Alih AR, Mengemban Misi Rahasia Serang Taiwan?

Mantan staf Komando AL RRT yakni Letkol Yao Cheng dalam acara “Pinnacle View” dari NTDTV menyatakan, persoalan di AR adalah soal kebocoran rahasia, pada dasarnya sudah dipastikan, kali ini yang ingin dikatakan adalah apa sebenarnya masalah yang terjadi pada AR? Bagaimana Komisi Militer akan merapikannya sekarang? Lagi pula mengapa orang seperti Wang Houbin yang tidak menguasai teknologi roket diangkat menjadi Komandan AR?

Yao Cheng mengatakan, sikap takut perang di seluruh jajaran AR sangat serius, karena sejak informasi tentang AR dikuasai oleh pihak AS, seluruh anggota AR pun mulai panik. Data yang dipublikasi militer AS sekarang, sampai gudang logistik, bahkan urusan dapur pun mereka tahu semuanya. Maka tidak diragukan, pihak AS sudah mengetahui lokasi departemen perang, pangkalan rudal, peluncur roket, termasuk lokasi tempat tinggal komandannya, dan juga letak kantor komandonya. Begitu perang berkobar, militer AS pasti akan langsung menghancurkan pangkalan yang penting bagi AR, para pemimpin AR ini tidak akan bisa lolos. Jadi goyahnya hati seluruh anggota Angkatan Roket, adalah masalah terbesar yang dihadapi AR saat ini.

Lalu, bagaimana PKT akan mengatasi AR? Sesuai dengan kebiasaan selama ini, akan ditangani seperti masalah korupsi. 

Anggaran militer PKT terbagi menjadi dua bagian besar, yang pertama adalah anggaran yang selalu diumumkan dalam setiap kali rapat Kongres Rakyat Nasional, anggaran ini untuk menjamin pasukan militer dapat beroperasi secara normal; di dalam anggaran militer itu ada lagi suatu anggaran perlengkapan, bagian yang satu ini tidak ada di dalam anggaran negara. 

Lalu dimana letak korupnya sistem PKT yang begitu menonjol? Yakni memanipulasi anggaran perlengkapan, itulah yang sangat serius. Beberapa tahun lalu, kapal induk Liaoning saat melaut perdana mengeluarkan asap hitam, sehingga menjadi bahan tertawaan internasional, Xi Jinping pun berang, begitu banyak anggaran perlengkapan bagi AL, kapal yang dibuat masih berasap, untuk itu Xi Jinping pun membuat sistem pemeriksaan terhadap para pemimpin militer, para pemimpin itu harus bertanggung jawab atas anggarannya. Jadi Wu Shengli pun diciduk, dan Wu Shengli telah menjabat sebagai Komandan AL selama 11 tahun, jadi sejak 2017, harus diperiksa kondisi pembelanjaan perlengkapan pada Divisi Pengembangan Perlengkapan. Tapi Wu Shengli telah lengser 3 tahun lamanya, menurut aturan pemeriksaan, kurang dari setahun masih bisa diperiksa, lebih 3 tahun tidak diperiksa lagi. Tapi Xi Jinping tetap memeriksanya, akhirnya AL pun menentang, pihak AL bersikeras menolak pemeriksaan, karena selama 11 tahun Wu Shengli menjadi komandan, para kader militer di tubuh AL dipromosikan oleh Wu Shengli, jadi tak ada jalan lain selain membebaskan Wu Shengli, tapi Xi tidak tinggal diam, maka seorang Wakil Kepala Staf bernama Song Xue ditangkap. Inilah kondisi AL pada waktu itu, seperti dikatakan Xi Jinping, AL menggunakan begitu banyak anggaran militer, kapal perang yang dibuat malah berkualitas seperti pangsit, sama sekali tidak memenuhi persyaratan kesiapan tempur.

Sekarang AR juga mengalami masalah serupa, karena anggaran perlengkapan PKT paling banyak digunakan pada Angkatan Laut dan AR. 

Menurut Yao Cheng, khususnya AR dan AL, konsumsi anggaran perlengkapan sudah terlalu besar. Saat mengabdi di kesatuan, misalnya ada sebuah proyek bernilai 100 juta Yuan RMB, maka akan dilaporkan 120 hingga 130 juta Yuan, jadi pemborosan anggaran luar biasa besar. 

Masih ada satu masalah, bagaimana Wang Houbin yang jebolan AL dijadikan sebagai Komandan Angkatan Roket? Saat Wang Houbin dimutasikan dari kesatuan kami ke bagian staf umum, ia dimutasikan ke Biro AL Departemen Operasi Staf Umum, di Biro AL dia telah mengabdi selama lebih dari 20 tahun. Lalu pada 2015 ia ditempatkan sebagai Kepala Staf Armada Laut Timur PLA, setelah setahun disana ia dimutasikan menjadi Kepala Staf Armada Laut Selatan PLA, di Armada Laut Selatan juga mengabdi selama setahun lebih, lalu dimutasikan ke Angkatan Laut menjadi Wakil Kepala Staf AL.

Ketika Yao berbincang dengan mantan kolega di AL Yao berkata tidak seharusnya Wang Houbin dipromosikan, kolega itu menjawab, Anda salah, Anda tidak memahami situasi, Wang Houbin memang dipersiapkan oleh Komisi Militer untuk ditempatkan sebagai wakil kepala staf, mengapa? Wang Houbin sangat memahami pusat komando, sangat memahami rencana pertempuran, ia sudah 20 tahun menjadi kepala staf, khususnya Wakil Kepala Staf AL, Komisi Militer Pusat membinanya secara khusus untuk berperang dengan Taiwan, dibutuhkan orang yang membuat rencana dan mengorganisir, jadi untuk berperang dengan Taiwan, tidak diragukan, kandidat terbaik adalah dari AL, dan Wang Houbin paling sesuai.

Jadi Wang Houbin pernah ditempatkan di Armada Laut Timur, di Armada Laut Selatan, lalu ke markas AL, hanya untuk transisi saja, yakni untuk menguasai situasi, langkah berikutnya menjadikannya sebagai Wakil Kepala Staf, ia akan bertanggung jawab menyusun rencana invasi Taiwan. Kali ini mengapa Wang Houbin dimutasikan ke Angkatan Roket? 

Karena AR (Angkatan Roket) telah kebocoran rahasia, keyakinan berperang sangat lemah, maka Wang Houbin dimutasikan kesana, dan ia tidak akan lama disana, lalu apa yang dilakukannya? Dia akan mengatur kembali rencana perang AR, memposisikan kembali kekuatan AR, karena penempatan kekuatan sebelumnya telah dikuasai oleh AS, maka semuanya harus diatur kembali, oleh karena itu, Wang Houbin adalah orang yang paling cocok.

Yao Cheng berkata, setelah lebih 20 tahun bekerja pada kewenangan tinggi, Wang Houbin telah menguasai rencana perang pada semua kesatuan angkatan bersenjata, maka rencana perang terhadap Taiwan akan ditetapkan dan melibatkan dirinya. Mengapa karir Wang Houbin melesat begitu cepat, karena ia tidak memiliki backing, dia lahir dari keluarga rakyat biasa, nilai pada ijazah pendidikannya juga tidak tinggi, tetapi pengalamannya telah dicermati Komisi Militer Pusat, sekarang Komisi Militer membutuhkan seseorang untuk ditempatkan di Angkatan Roket sebagai persiapan rencana menyerang Taiwan di masa mendatang. Mengapa dikatakan informasi ini menggemparkan, karena Xi Jinping hendak secepatnya membangkitkan kembali Angkatan Roket untuk menyerang Taiwan.

Niat Xi Jinping Menyerang Taiwan Belum Pupus, AS Mengendus Bau Mesiu

Pemimpin redaksi The Epoch Times yakni Guo Jun menyatakan kepada “Pinnacle View”, ada sebuah berita baru di AS beberapa hari lalu, yakni Presiden Biden telah mengizinkan pihak militer secara khusus memberi bantuan perlengkapan militer bagi Taiwan senilai lebih dari 300 juta dolar AS, biasanya bantuan militer mulai dibahas dari Pentagon, lalu disetujui Gedung Putih, lalu kongres menyetujui, jadi ada prosesnya, tapi bantuan khusus yang diloloskan kali ini, jelas karena Pentagon merasa situasi sangat mendesak. Dikabarkan kali ini bantuan berupa sistem peringatan jarak jauh bagi Taiwan, menurut penulis ini menandakan pihak AS menilai situasi sudah amat mendesak, mungkin karena melihat berbagai tindakan militer PKT mengandung ancaman nyata, karena selama beberapa tahun terakhir, militer RRT terus merealisasikan perintah Xi Jinping, dan melakukan persiapan menyerang Taiwan, skala aktivitas tersebut sangat besar.

Kepada “Pinnacle View” Yao Cheng menyatakan, selama ini saya mengatakan tentara PLA takut berperang, terutama setelah simulasi perang beberapa waktu lalu, saya katakan 90% jenderal tidak bersedia mengobarkan perang ini, karena tidak yakin bisa menang.

Sekarang saya merasa cara berpikir kita harus disesuaikan lagi, Xi Jinping tidak memainkan kartunya sesuai aturan, dia mutlak akan mengobarkan perang ini, jadi setelah Wang Houbin dimutasi kesana, ia ingin secepatnya mengembalikan kemampuan tempur Angkatan Roket. Dari pihak militer RRT, tentu ketakutan perang selalu ada, tapi tidak akan ada yang berani menentang Xi Jinping, Xi Jinping sudah menguasai wewenang mengangkat atau melengserkan, beberapa waktu lalu mantan Wakil Komandan AR Wu Guohua dan Kepala Kepolisian Pusat Wang Shaojun mengalami masalah, tidak tertutup kemungkinan keduanya dijadikan tumbal oleh Xi Jinping guna menakut-nakuti yang lainnya. 

saya merasa niat Xi Jinping menyerang Taiwan sangat kuat, walaupun hati anggota militer tidak bersedia, tapi prajurit akan selalu menaati perintah, jika diperintah berperang, tapi tidak mau berperang, maka akan bernasib seperti Wang Shaojun dan Wu Guohua, karena di saat biasa eksekusi dengan hukum militer sangat mudah dilakukan, bisa langsung divonis, lihat saja Xu Qinxian di Kesatuan 38, lantaran tidak menaati perintah (saat Peristiwa 4 Juni 1989 Tiananmen), maka dijatuhi vonis 5 tahun penjara, tapi jika melanggar perintah pada masa perang, bisa langsung ditembak mati. Jadi sekarang Xi Jinping masih mencengkeram erat kekuasaan militernya, walaupun bawahannya tidak bersedia, tapi tidak bisa berbuat apa-apa, maka melihat kondisi saat ini, saya merasa seluruh dunia termasuk Taiwan, termasuk negara Barat, benar-benar tidak bisa melonggarkan kewaspadaan, jangan mengira militer RRT tidak akan berperang.

Yao Cheng menyatakan, saat Perang Korea, tidak ada orang akan berkata RRT masih mampu berperang melawan pasukan 18 negara PBB, tapi pada akhirnya RRT toh ikut berperang! Jadi krisis Taiwan, keamanan Taiwan, saya merasa semakin lama semakin serius. Hal ini telah dideteksi oleh militer AS, data mereka sangat komplit, pemahaman, dan analisa pakar militer mereka, seharusnya sangat akurat. Mereka mempersenjatai Taiwan, para jenderal AS pun angkat bicara, termasuk mengeluarkan data mengancam Angkatan Roket PKT, sebenarnya ketakutan anggota Angkatan Roket adalah dikarenakan gertakan AS, yang menggunakan cara keras maupun lunak sekaligus. Jadi kita tidak bisa lagi mempertimbangkan masalah ini dari satu sisi saja, di dalam tubuh militer PKT betul-betul terdapat banyak kaum Hawkish, banyak di antaranya juga berharap menyerang Taiwan.

Shi Shan, editor senior sekaligus penulis utama surat kabar The Epoch Times mengatakan kepada “Pinnacle View”, sejak zaman dahulu selalu begitu, sebagian orang di posisi tinggi tidak ingin berperang karena segala permasalahan yang akan timbul akibat perang, tapi prajurit di kalangan menengah ingin berperang, karena dengan adanya perang jabatannya baru bisa naik, maka dari itu kaum Hawkish dan Dovish selalu eksis di semua negara, dan pada setiap pasukan militer, khususnya dengan kondisi di Tiongkok, keseluruhan situasi sangat rumit, memang semua orang benar-benar harus sangat berhati-hati. (Sud/whs)