Seorang Warga Desa di Provinsi Zhejiang, Tiongkok Melepas Ribuan Ular Kobra Peliharaannya yang  Merayap ke Seluruh Pelosok Desa

NTD

Budaya Partai Komunis Tiongkok (PKT) mendorong rakyat Tiongkok agar tidak akur, tidak bersatu demi kepentingan penguasa, menghasut warga berkonflik dan saling melaporkan hal-hal di antara warga. Dengan demikian rasa toleransi di antara warga jadi menurun. Beredar berita di Internet bahwa seorang penduduk desa di Tongxiang, Provinsi Zhejiang yang memelihara lebih dari seribu ekor ular kobra tanpa izin telah dilaporkan oleh tetangganya kepada pihak berwenang. Lantaran marah terhadap tetangganya itu, penduduk tersebut kemudian melepaskan semua kopra peliharaannya, sehingga desa itu penuh dengan ular kobra, membuat seluruh penduduk di sana ketakutan.

Pada 6 September, cukup banyak video yang diunggah di Internet menunjukkan bahwa sejumlah besar ular kobra Zhoushan tiba-tiba muncul di sekitar Desa Baimatang, Tongxiang, Provinsi Zhejiang yang menyebabkan kepanikan penduduk desa.

Dalam video terlihat banyak ular kobra berukuran besar dan kecil muncul di sawah, di jalan, bahkan di rumah dan pekarangan warga desa. Pejabat setempat sedang mengutus personil untuk melakukan penangkapan. Terlihat ada garis polisi yang dipasang di beberapa daerah agar penduduk desa waspada dan tidak memasukinya. Banyak juga ditangkap ular-ular kobra yang dilepaskan itu.

Menurut laporan dari netizen setempat, sebuah keluarga di Desa Baimatang telah memelihara lebih dari seribu ekor ular kobra Zhoushan untuk diperdagangkan demi mendapatkan keuntungan. Karena dilaporkan oleh tetangga yang tanpa toleransi bahwa keluarga itu telah mengembangbiakkan ular kobra tanpa izin, sehingga melampiaskan kemarahannya dengan melepas semua ular berbisa itu.

Banyak warga Desa Baimatang yang bergabung dalam kelompok jaringan membicarakan hal ini.

Ada netizen yang mengabarkan bahwa polisi dan petugas pemadam kebakaran setempat dikerahkan untuk menangkap ular, namun hanya beberapa ular kecil yang tertangkap, tetapi yang besar belum tertangkap. Penduduk desa setempat khawatir jika ular-ular ini mampu bertahan melewati musim dingin tahun ini, maka mereka akan berkembang biak dalam jumlah besar di alam liar pada musim semi berikutnya dan menjadi ancaman serius bagi penduduk.

Berita terkait menyebar luas di Internet. Demi “menjaga stabilitas”, pejabat setempat segera tampil untuk “membantah rumor tersebut” dengan mengatakan, bahwa berita yang beredar secara online tentang penduduk desa melepaskan ular kobra adalah “tidak benar”. Kecuali terjadi “sejumlah kecil bayi ular yang lolos dari kandang peternakan”, selain itu “penanganan yang dilakukan pihak berwenang telah selesai sekarang”, sehingga penduduk tidak perlu panik dan seterusnya. 

Namun sebagian besar netizen mencemooh pernyataan resmi tersebut. Seorang netizen lokal mengomentarinya dengan menyebutkan bahwa pihak berwenang cuma ingin menyembunyikan berita tersebut agar tidak semakin blow up yang menambah kepanikan, padahal pada 7 September mereka masih terus melakukan penangkapan karena saking banyaknya jumlah ular yang dilepas itu. (sin)