Segerombolan Preman Menyerang Peserta Aksi Damai dan Obrak-abrik Sejumlah Spanduk yang Bertuliskan Menentang Penganiayaan Terhadap Praktisi Falun Gong

ETIndonesia – Segerombolan pria entah dari mana datangnya menyerang peserta aksi damai yang menuntut agar dihentikannya penindasan terhadap praktisi Falun Dafa atau Falun Gong oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang digelar di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2023) pagi. Bahkan, sejumlah spanduk yang isinya bertemakan agar penindasan terhadap praktisi Falun Dafa dihentikan, tak luput dari sasaran perusakan hingga diseret di jalanan serta dibawa kabur.

“Kami seperti biasa di seberang Kedubes, kurang lebih sekitar pukul 6 pagi langsung mencabut dan merusak merobohkan spanduk-spanduk yang kami pasang,” ujar Zaenal seorang praktisi  Falun Dafa.

Menurut Zaenal, para pelaku yang tiba berjumlah sekitar 30 orang. Setelah berhasil merusak sejumlah spanduk, mereka pun langsung pergi begitu saja. Akan tetapi, kepergian mereka secara kilat tak serta merta membuat peserta aksi damai acuh tak acuh. Pada saat itu,  ia menghampiri serta mengikuti gerombolan pria tersebut untuk menanyai perihal pengrusakan yang mereka lakukan.  Namun, intimidasi dan tekanan justru yang diterima oleh Zaenal.

BACA JUGA : Kisah Ajaib Wanita Barat yang Berlatih Falun Gong

“Saya tanya kenapa dirusak, kalian dari mana, saya coba klarifikasi, sampai di Jalan Satrio setelah di Jalan Satrio, mereka balik serang saya lagi, dorong-dorong, sampai sekitar saya 4 atau 5 orang, saya kewalahan sampai saya kena pukul,” terangnya.

Gerombolan pelaku pengrusakan (Istimewa)

Tak ayal, intimidasi yang dialami Zaenal berbuah dengan kepalan tangan yang mendarat di rahangnya. Walaupun demikian, ia pantang mundur untuk memasang  kembali spanduk yang masih bertemakan tuntutan penghentian penindasan terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok. “Saat itu dipukul di rahang kanan, setelah itu kita dirikan lagi dua spanduk lagi,” tegasnya.

BACA JUGA : EDITORIAL: Mengapa Falun Gong Penting

Berselang beberapa saat kemudian, kembali tiba gerombolan pria bermotor dengan mengenakan helm bersama rekan-rekan mereka sambil berboncengan. Mereka pun kembali melakukan tindakan serupa yakni pengrusakan spanduk.

“Setelah itu dengan sekitar 5 sampai 10 menit, mereka datang lagi pakai motor rombongan, ada juga yang berboncengan, ada juga yang membawa spanduk itu, sehingga kami kesulitan,” ujarnya.

Suasana aksi damai praktisi Falun Dafa di Depan Kedubes Tiongkok

Atas apa yang dialami oleh praktisi Falun Dafa pada pagi buta itu, mereka kemudian membuat pelaporan ke Polda Metro Jaya. Tak hanya itu, direncanakan akan menggelar konfrensi pers di Kantor LBH Jakarta.

Untuk diketahui, Falun Gong, yang juga dikenal sebagai Falun Dafa, mencakup lima latihan yang bergerak lambat dan lembut serta ajaran moral yang didasarkan pada sejati-Baik-Sabar. 

BACA JUGA : Genosida Partai Komunis Tiongkok Terhadap Falun Gong Terus Berlanjut

Berdasarkan isi brosur yang diberikan praktisi Falun Dafa, disebutkan juga Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong sejak 20 Juli 1999 hingga kini telah berlangsung selama 24 tahun. Selama kurun waktu tersebut para praktisi Falun Gong di seluruh dunia terus berjuang untuk melawan penganiayaan.

Suasana usai pengrusakan yang dialami oleh praktisi Falun Dafa di Depan Kedubes Tiongkok di Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan

Disebutkan juga adalah sosok Jiang Zemin, pemimpin PKT pada saat itu yang melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong di seluruh negeri. Ia cemburu terhadap Falun Gong yang lebih populer dari PKT.  Lebih parah lagi, para praktisi menjadi sasaran kejahatan pengambilan organ secara paksa.  Meskipun faktanya latihan ini tidak hanya memberi manfaat bagi puluhan juta praktisi, juga mendapat pengakuan dari para pejabat PKT atas kontribusinya terhadap “peradaban spiritual masyarakat.”

Oleh karena itu, praktisi Falun dafa menyerukan agar masyarakat Indonesia membuka mata dan hati nurani mereka atas penganiayaan yang dialami oleh praktisi Falun Gong di Tiongkok. Diharapkan agar turut serta menghentikan penindasan yang masih terus terjadi hingga sekarang.  

“Kami tanpa letih setiap hari di sini, mengimbau supaya masyarakat membuka mata dan nurani tentang kejahatan yang terjadi di sana (Tiongkok) karena ini sudah sangat-sangat memprihatinkan, bukan hanya Falun Gong tapi semuanya seperti Uighur dan kristiani, jangan sampai ikut-ikutan melakukannya,” pungkas Zaenal. (asr)