Apakah Zhongnanhai Tidak Lagi Aman Bagi Xi Jinping Sehingga Perlu Terus Berpindah-Pindah ?

oleh Luo Tingting

Xi Jinping kembali meninggalkan Beijing setelah menemui Chuck Schumer, pemimpin mayoritas Senat AS di Beijing beberapa waktu lalu. Ia pergi ke Jiujiang, Provinsi Jiangxi dengan alasan melakukan inspeksi. Namun cukup ganjal jika kepala negara Tiongkok ini dalam 3 bulan terakhir begitu seringnya meninggalkan ibukota dan bepergian ke sana ke mari. Oleh karena itu pihak luar menduga bahwa apakah hal itu disebabkan Xi Jinping merasa tidak cukup aman untuk berada di Zhongnanhai, khawatir ramalan kuno tentang kudeta dan pembunuhan terhadap dirinya akan menjadi kenyataan ?

Media corong Partai Komunis Tiongkok melaporkan, bahwa pada 10 Oktober sore, Xi Jinping mendatangi Kota Jiujiang untuk melakukan inspeksi ke Taman Budaya Nasional Sungai Yangtze dan perusahaan perminyakan Tiongkok Sinopec Cabang Kota Jiujiang, Provinsi Jiangxi.

Sehari sebelumnya, yakni 9 Oktober sore, Xi Jinping baru saja menemui Chuck Schumer beserta delegasinya di Balai Agung Rakyat Beijing. Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 2019 seorang anggota Kongres AS mengunjungi Beijing.

Namun, begitu usai menemui Chuck Schumer dan delegasinya, Xi Jinping langsung meninggalkan Beijing, sehingga sudah muncul di Jiangxi untuk “inspeksi” pada keesokan harinya. Keberadaan Xi yang membuat orang lain sulit menebaknya jelas akan menarik perhatian dunia luar.

Menurut informasi yang diungkapkan oleh media corong PKT, bahwa frekuensi Xi Jinping meninggalkan Beijing dengan naik kereta khusus telah meningkat secara signifikan dalam 3 bulan terakhir. Di bulan September saja ia telah 2 kali meninggalkan Beijing.

Pada 7 September, Xi Jinping menginspeksi Kota Shangzhi, Heilongjiang. Dan keesokannya menginspeksi Grup Tentara ke-78 Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok di Kota Harbin, Tiongkok.

Pada 20 hingga 21 September, Xi Jinping kembali meninggalkan Beijing untuk melakukan inspeksi di Kota Jinhua dan Shaoxing, Provinsi Zhejiang.

Pada 23 September, Xi Jinping menghadiri acara pembukaan Pesta Olahraga Asian Games di Kota Hangzhou, dengan ditemani oleh Cai Qi, Ding Xuexiang, Wang Yi, Wang Xiaohong dan lainnya.

Pada 24 September Xi Jinping mengunjungi Kota Zaozhuang, Provinsi Shandong dalam perjalanan kembalinya ke Beijing. Wang Xiaohong, Menteri Keamanan Publik Tiongkok yang melaksanakan “pengawalan ketat” dalam perjalanan tersebut.

Pada September, tersiar berita bahwa Li Shangfu, Menteri Pertahanan Tiongkok yang  telah hilang selama beberapa hari, sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak berwenang. Ada laporan yang menyebutkan, bahwa pemerintah pusat sepertinya menduga Li Shangfu saat masih menjabat sebagai Menteri Departemen Pengadaan Peralatan telah melakukan “hal yang merugikan negara”. Selain itu Xi Jinping juga khawatir terhadap militer Tiongkok tidak mematuhi perintahnya, sehingga kondusifitasnya patut diragukan.  

Pada Agustus tahun ini, Xi Jinping juga 2 kali meninggalkan Beijing.

Pada 21 Agustus, Xi Jinping mengunjungi Afrika Selatan untuk menghadiri KTT BRICS. Ketika kembali dari Afrika Selatan pada 26 Agustus, Xi Jinping tidak langsung terbang ke Beijing, melainkan singgah ke Kota Urumqi, Xinjiang terlebih dulu. Wang Xiaohong kemudian bergegas berangkat ke Xinjiang untuk mengawal dan menjamin perjalanan yang aman. Beberapa hari kemudian, Xi Jinping baru tiba di Beijing, mungkin dengan naik kereta khusus.

Pada awal Agustus, ketika banjir melanda sekitar wilayah Beijing, Xi Jinping beserta anggota Komite Tetap Politbiro justru sedang berada di Beidaihe untuk berlibur musim panas.

Pada Agustus itu juga, para pemimpin teras Angkatan Roket Tiongkok diganti, dan banyak jenderal seniornya diperiksa.

Pada Juli tahun ini, mantan Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang dan pejabat senior Angkatan Roket Tiongkok, yang keduanya dipastikan telah terlibat masalah, namun Xi Jinping masih 2 kali meninggalkan Beijing dengan alasan inspeksi.

Dari 5 hingga 7 Juli, Xi Jinping mengunjungi Provinsi Jiangsu untuk inspeksi. Pada 6 Juli, Xi Jinping meninjau badan-badan Komando Teater Timur, di sana ia berpesan : “Agar para komandan dapat senantiasa memikirkan dan mengatasi masalah yang timbul dalam militer dengan sudut pandang politik yang tinggi”, dan “Teguh dalam menegakkan disiplin dan anti korupsi”. Padahal saat itu, berita tentang didepaknya para jenderal di Angkatan Roket telah tersiar luas.

Pada 25 Juli, tersiar berita bahwa Qin Gang telah dicopot dari jabatan Menteri Luar Negeri Tiongkok. Di hari yang sama, Xi Jinping mengunjungi Sichuan. Pada 26 Juli, Xi Jinping menginspeksi Angkatan Udara Teater Barat di Kota Chengdu.

Pada 28 Juli, Xi Jinping menghadiri upacara pembukaan pertandingan olahraga Universitas Chengdu. Cai Qi, Ding Xuexiang, Wang Yi, Li Ganjie, He Lifeng, Wang Xiaohong dan lainnya juga menghadiri acara tersebut.

Pada 29 Juli, dalam perjalanan pulang ke Beijing dengan naik kereta khusus, Xi Jinping tiba-tiba minta singgah ke Kota Hanzhong, Provinsi Shaanxi untuk “inspeksi”.

Ketika Xi Jinping melakukan perjalanan dalam negeri, ia lebih banyak menggunakan kereta api khusus dibandingkan pesawat. Selain itu sebagian besar berita yang dilaporkan media resmi tidak “on time” tetapi tertunda. The Epoch Times sebelumnya telah memperoleh informasi dari sumber resmi yang menyebutkan, bahwa Xi Jinping percaya pada ramalan kuno dan khawatir terhadap kudeta dan pembunuhan terhadap dirinya, sehingga ia terpaksa sering “menghilang” supaya keberadaannya sulit diprediksi oleh pihak yang berniat jahat. Selain itu, lantara dalam ramalan itu terdapat gambaran busur dan anak panah, Xi Jinping percaya bahwa itu jangan-jangan berhubungan dengan Angkatan Roket yang mungkin bisa mencelakakan dirinya, jadi Xi perlu melakukan pembersihan terhadap angkatan tersebut.

Zhong Yuan, seorang komentator politik dalam artikelnya yang dipublikasikan oleh Epoch Times, mengatakan bahwa secara logis, Xi Jinping sewajarnya mengurangi keberadaannya di luar Zhongnanhai. Namun kenyataannya justru sebaliknya. Dia malahan sering meninggalkan Beijing dalam 3 bulan terakhir. Jadi penjelasan yang paling masuk akal mungkin adalah karena Xi Jinping merasa Zhongnanhai sudah tidak lagi aman bagi dirinya.

Gambar ke-46 dan teks dari “Tui bei tu”. (Epoch Times)

Gambar pada “Tui Bei Tu” (buku ramalan kuno Tiongkok) berbunyi : “Ada pedang emas tersembunyi di pintu timur, dan prajurit pemberani memasuki istana kekaisaran melalui pintu belakang”. Tampaknya tulisan ini menunjukkan bahwa kudeta dan pembunuhan bisa terjadi di Zhongnanhai. Zhong Yuan menjelaskan bahwa ahli spiritual yang dipakai Xi Jinping mungkin saja telah “memberikan peringatan” kepada Xi tentang kemungkinan Zhongnanhai akan mengalami hal yang tidak diinginkan. Dan, Xi Jinping yang memang percaya terhadap ramalan kuno jadi merasa tidak sreg berada di Zhongnanhai untuk waktu yang lama.

Gambar dalam buku esoterik rakyat berjudul “Tie ban tu”. (zhengjian.com)

“Xi Jinping pergi ke sana ke mari berusaha sebisa mungkin menghindari berlama-lama di Zhongnanhai, supaya orang berniat jahat yang mau merencanakan kudeta dan pembunuhan tidak tahu di mana dirinya berada”, kata Zhong Yuan, jika orang yang “membawa busur” atau “Orang tua berambut putih” yang ditampilkan dalam “Tui Bei Tu” belum sepenuhnya dimusnahkan. Xi Jinping mungkin saja tidak nyenyak tidur, dan ia masih diperkirakan akan terus meninggalkan Beijing atau mencoba untuk “menghilang” demi menghindari hal-hal yang tidak ia inginkan. (sin)