Frustasi dengan PKT, Putra Mahkota Partai di Tiongkok Berlomba Mengalihkan Kekayaan ke Luar Negeri

NTD

Seorang putra mahkota partai Tiongkok yang kini tinggal di luar negeri mengungkapkan bahwa banyak putra mahkota partai seperti dirinya yang berada di Tiongkok kini sedang berlomba mengalihkan harta kekayaan mereka ke luar negeri, tujuannya untuk menghindari jadi ayam potongnya rezim Beijing. Meskipun untuk mentrasfer keluar jumlah uang di atas RMB. 10 juta perlu menggunakan jalur khusus.

Fang Ming (nama samaran), seorang putra mahkota partai yang tinggal di New York kepada Epoch Times mengatakan, para putra mahkota partai kini semakin kehilangan kepercayaan terhadap Partai Komunis Tiongkok (PKT), dan mereka semua berpendapat bahwa Tiongkok tidak akan membaik jika tidak ada perubahan politik.

Dia mengatakan bahwa PKT mendukung Rusia dalam menyerang Ukraina dan mendukung Hamas dalam menyerang Israel. PKT sekarang mendukung terorisme, ia telah menjadi poros kejahatan. Tujuannya tak lain adalah untuk membendung Amerika Serikat dan mengacaukan dunia.

Dia juga mengatakan bahwa PKT sekarang berada dalam kekacauan internal besar, semua orang berusaha menggaet uang lalu kabur secepatnya, tidak terkecuali para putra mahkota partai. Setelah Xi Jinping berkuasa, dia mengambil “jatah kue” milik putra mahkota partai, sehingga mereka terpaksa menggunakan segala cara untuk mentransfer dana keluar Tiongkok, karena takut dijadikan ayam potongnya PKT.

Ia mengatakan, meski agak terlambat untuk mengalihkan aset saat ini, namun mereka masih berusaha untuk melakukannya dengan berbagai cara.

Otoritas keuangan Partai Komunis Tiongkok menetapkan, bahwa warga Tiongkok dalam setahun hanya boleh mentransfer dana lewat kawat ke luar negeri sebesar USD. 50.000,-. Oleh karena itu, para pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok perlu bergantung pada bank gelap untuk mentransfer dana ke luar negeri.

Zhao Wei (nama samaran), seorang putra mahkota partai lainnya mengungkapkan kepada reporter Epoch Times, jalur transfer dana besar dari daratan Tiongkok ke luar negeri.

Ia mengatakan, bahwa periode puncak transfer dana ke luar negeri adalah dari tahun 2018 hingga 2020, lalu pada masa lockdown epidemi Shanghai pada tahun 2022. Metode dan saluran transfer berbeda tergantung pada jumlahnya.

Adapun jumlah transfer di bawah RMB 1 juta, operator / perantara di Tiongkok meminta dana renminbi disetorkan ke rekening bank di dalam negeri yang ditunjuk. Seseorang di luar negeri akan segera mentransfer mata uang asing yang setara ke rekening bank yang ditunjuk pihak yang mentransfer atau membayar langsung secara tunai.

Sedangkan jumlah transfer dari RMB. 1 juta hingga RMB. 10 juta harus ditransfer dari rekening perusahaan. Daftarkan beberapa perusahaan cangkang, kemudian gunakan rekening perusahaan untuk mentransfer uang beberapa kali, setelah transfer selesai, perusahaan cangkang itu bisa “dimusnahkan”.

Untuk jumlah transfer yang melebihi RMB. 10 juta, harus menggunakan saluran khusus, yaitu sistem transfer kawat bank. Sistem ini tidak bisa digunakan oleh orang awam, orang yang menggunakan sistem lintas batas ini biasanya melakukan perdagangan internasional dalam skala besar, dan sistem yang mereka gunakan berbeda dengan sistem yang digunakan oleh orang biasa.

Zhao Wei mengatakan bahwa banyak golongan putra mahkota partai yang sangat tidak puas dengan Xi Jinping, dan mereka ingin melindungi harta kekayaan mereka. Semua orang takut hartanya dibekukan kemudian dilikuidasi oleh pihak berwenang, jadi mereka semua ingin mengalihkannya ke luar negeri lalu melarikan diri.

Ia juga mengatakan bahwa tidak seorang pun di antara elit berkuasa Partai Komunis Tiongkok atau para putra mahkota partai yang percaya terhadap ideologi komunis, mereka semua termotivasi oleh kepentingan dan agenda masing-masing.

Kolumnis Epoch Times Wang He mengatakan bahwa setelah Xi Jinping berkuasa, kepentingan para putra mahkota partai terusik, sehingga mereka tidak lagi mempercayai Xi Jinping dan khawatir kekayaan besar mereka tidak terlindungi. Mereka tidak menaruh harapan apa pun terhadap PKT, anak dan bini mereka pada dasarnya sudah berimigrasi ke luar negeri.

Selain para putra mahkota partai ini, bahkan para elit PKT juga sibuk dengan mempersiapkan diri lari dari Tiongkok. Banyak orang kaya, terkenal, dan kelas menengah di daratan Tiongkok juga sibuk berimigrasi dan mentransfer aset mereka. Masyarakat daratan Tiongkok semua khawatir, sehingga dana yang mengalir keluar sangat besar. 

Pada 19 Oktober, Wang Dawei, mantan Kepala Biro Keamanan Publik Provinsi Liaoning diadili di Xiangyang, Hubei. Sebelumnya, laporan resmi Partai Komunis Tiongkok menyebutkan bahwa yang bersangkutan dituduh “melakukan pernikahan palsu untuk menipu organisasi guna menutupi masalah naked official (pejabat aktif yang hidup sendiri di Tiongkok setelah anak bininya bermigrasi ke luar negeri)”. Dilaporkan bahwa Wang Dawei dan istrinya telah bersepakat untuk melakukan perceraian palsu, mengalihkan hartanya ke nama istrinya, lalu membiarkan istri dan anak-anaknya menetap di luar negeri, selain itu mentransfer sebagian besar kekayaannya ke rekening luar negeri melalui transaksi perdagangan palsu. Untuk mengalihkan perhatian, dia kemudian melakukan pernikahan palsu dengan wanita simpanannya.

Selain pejabat PKT, “perceraian teknis” juga populer di kalangan orang kaya di daratan Tiongkok, yang bertujuan membagi risiko harta kekayaan. Menurut ulasan media Tiongkok pada 23 Agustus, di antara saham konsep AI tahun ini, pemegang saham yang memiliki lebih dari 5% saham di setidaknya 7 perusahaan Tiongkok telah melakukan “perceraian teknis”, bercerai dengan istri atau suami mereka, dan total nilai pasar dari saham yang dipecah telah mencapai RMB. 28,5 miliar. (sin)