Serangan Darat Singkat Israel Menewaskan Lebih Banyak Pemimpin Hamas

oleh Ren Hao

Serangan darat Israel ke Gaza pada 26 Oktober malam berhasil menewaskan lebih banyak pemimpin Hamas. Di sisi lain terdapat berita bahwa pemimpin senior Hamas berkunjung ke Rusia.

Di tengah malam, formasi tank dan konvoi kendaraan lapis baja Israel memasuki Gaza bagian utara untuk melakukan serangan. Setelah menyelesaikan misinya, unit tank meninggalkan Gaza dan kembali ke Israel.

“Pasukan (tank) membunuh teroris dan menghancurkan infrastruktur Hamas di Gaza,” ujar Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayor Jenderal Daniel Hagari.

Hagari menjelaskan, bahwa operasi ini ditujukan sebagai persiapan bagi pertempuran selanjutnya. Ia secara blak-blakan menyatakan bahwa masih ada 224 orang sandera di tangan Hamas.

Pada Kamis (26 Oktober) Hamas mengklaim bahwa 50 orang sandera telah tewas dalam serangan udara Israel. Namun pihak luar belum bisa mengonfirmasi berita tersebut. Di masa lalu, Hamas sering mengarang klaim serupa sebagai bagian dari perang psikologis berbasis informasi.

Dalam 24 jam terakhir, serangan udara Israel menargetkan 250 sasaran Hamas, menewaskan sedikitnya 2 orang pejabat senior Hamas.

Di antaranya, Shadi Barud adalah Wakil Direktur Badan Intelijen Hamas, yang merupakan salah satu perancang serangan teror 7 Oktober. Sedangkan Hassan Al-Abdullah adalah kapten tim peluncur roket di Khan Younis.

Pada hari yang sama, Hamas meluncurkan 2 roket untuk menyerang Israel yang menghantam bangunan tempat tinggal di dua pusat kota, menyebabkan 3 orang terluka.

Pekan ini, 74 truk berisi bantuan telah memasuki Gaza, namun warga sipil Gaza masih kekurangan bahan bakar. Intelijen Israel terbaru mengabarkan bahwa Hamas mengendalikan bahan bakar dalam jumlah besar tetapi menolak untuk dipasokkan kepada warga sipil dan rumah-rumah sakit.

Pada 26 Oktober, warga sipil di Gaza utara mengeluh karena anggota Hamas memblokir jalan dan menembaki mereka dengan senapan ketika mereka menanggapi seruan Israel untuk mengungsi ke wilayah selatan.

Seorang pejabat Hamas yang bersembunyi di Lebanon mengatakan pada Kamis (26 Oktober), bahwa dia menghimbau Hizbullah untuk melibatkan diri lebih jauh dalam perang, selain itu juga meminta negara-negara Muslim di kawasan Arab untuk mengusir duta besar Israel dari negara mereka.

Pada 26 Oktober, panglima Garda Revolusi Iran mengancam Israel untuk tidak melancarkan perang darat.

Pada hari yang sama, Rusia mengumumkan bahwa seorang pemimpin senior Hamas sedang berkunjung ke Rusia.

Sebagian besar pemimpin senior Hamas tinggal di luar negeri dan menjadi sangat kaya selama beberapa dekade terakhir melalui tindakan korupsi, menahan sumbangan global, dan memeras warga sipil di Gaza. (sin)