Bulan Pertama 2024, PKT Didera Tiga Hantaman

Wang He

Pada bulan pertama 2024, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mengalami tidak sedikit pukulan. Hantaman pertama, berasal dari Javier Milei sebagai presiden baru Argentina. Tidak hanya berkomentar tajam terhadap PKT, Milei juga menyebut PKT sebagai “pembunuh” (assassin), dan bertanya “Bersediakah anda bertransaksi dengan pembunuh?”, ia pun langsung menyesuaikan kembali kebijakan terhadap Tiongkok; dan juga mengkritik keras kesalahan teori sosialisme. Tanggal 17 Januari lalu di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Milei mengatakan bahwa musuh manusia adalah berbagai macam wujud sosialisme, pemerintah bukan solusinya, melainkan inti masalahnya, jawaban selamanya adalah kapitalisme pasar bebas.

Milei sendiri adalah seorang ekonomi, dan mahir berdebat. Dia mengambil Argentina sebagai contoh, “Di saat kami menerapkan model bebas di tahun 1860, selama 35 tahun kami menjadi negara besar yang memimpin dunia. Dan ketika kami memeluk kolektivisme selama 100 tahun terakhir, kami menyaksikan bagaimana rakyat negeri kami terpuruk dalam kemiskinan yang sistematis, peringkat dunia pun merosot hingga urutan ke-140.” Tidak hanya Argentina, “Semua negara yang pernah mencoba sosialisme telah gagal total.”

Sementara pasar bebas kapitalisme? Milei mengatakan, di seluruh dunia, telah membuat PDB hari ini meningkat lebih dari 15 kali lipat sejak tahun 1800, dan 90% penduduk telah terlepas dari kemiskinan. Tapi yang lebih menyedihkan adalah, Barat sedang dalam bahaya, karena sedang merusak pondasi liberalisme, membuka pintunya lebar-lebar bagi sosialisme. “Sekarang, tanpa perlu secara langsung menguasai sarana produksi sudah dapat mengendalikan berbagai aspek kehidupan setiap individu. Lewat mencetak uang, hutang, subsidi, kendali nilai tukar, kendali dan pengawasan harga dan berbagai perangkat lainnya, untuk meralat yang disebut kegagalan pasar, mereka bisa mengendalikan kehidupan dan nasib jutaan orang. Kehidupan kita semua, ditentukan oleh birokrasi yang duduk di dalam ruangan kantor yang mewah.” Mengapa Milei datang ke Davos? “Untuk mengajak negara dunia Barat lainnya agar kembali ke jalan kemakmuran.”

Begitu menjabat Desember tahun lalu Milei langsung memulai serangkaian reformasinya yang ambisius (“shock therapy”), seperti memangkas nilai tukar resmi 50% ke atas, departemen pemerintahan dikurangi setengah, menghapus subsidi transportasi dan energi (Argentina memiliki sistem kesejahteraan sosial yang paling besar di antara semua negara berkembang), secara resmi mundur dari program ekspansi BRICS yang diprakarsai PKT, dan lain sebagainya. Tindakan Milei telah menyentuh sanubari rakyat Tiongkok, dan memicu pembahasan yang hangat di kalangan etnis Tionghoa, misalnya di medsos X ada yang mengumpat, kapan Tiongkok ada seorang pemimpin seperti Milei, maka rakyat Tiongkok pun akan terbebas dari penderitaan.

Jika hantaman gada pertama dari Milei ini adalah pada aspek kebijakan negara dan ideologi, maka gada kedua berasal dari rakyat, dan yang disampaikan adalah aspirasi masyarakat internasional.

Tanggal 19 Januari lalu, seorang influencer Inggris bernama Brendan Kavanagh saat memainkan piano secara live di statiun KA St. Pancras, diusik oleh sejumlah fans Merah yang membawa bendera lima bintang (bendera PKT), yang mengatakan ada hak pengambilan gambar dan memintanya agar berhenti mengambil gambar, dan menuntut “harus mentaati hukum Tiongkok”. Ini membuat Kavanagh terkejut, dan langsung berkata “Ini bukan negara komunis Tiongkok, ini adalah Inggris, dan Inggris adalah negara bebas, yang mengizinkan warganya untuk mengambil gambar di tempat umum, saya seharusnya mentaati hukum yang berlaku di Inggris, bukan hukum di Tiongkok”. Karena pernyataan ini, oleh salah seorang fans merah itu Kavanagh dituduh “rasisme”. Dan Kavanagh menjawab, “Saat berada di Roma lakukan hal-hal yang dilakukan orang Roma (When in Rome, do as the Romans do. Atau dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung). Kalian jelas tidak memahami demokrasi.”

Video streaming live yang memperlihatkan keseluruhan adegan tersebut secara utuh sontak viral di jagad maya, dan telah dilihat lebih dari 7 juta kali serta lebih dari 70.000 komentar yang masuk, juga membangkitkan gejolak anti komunis. Kavanagh mengungkapkan, PKT menekan YouTube dan meminta YouTube agar menghapus video tersebut, tapi tidak berhasil. Kavanagh mengatakan ia pasti akan membiarkan rekaman tersebut tetap di medsos. Ia bahkan kembali ke lokasi kejadian sambil mengusung “Winnie the Pooh” menyindir pemimpin PKT, dan memainkan lagu “anti komunis” yang diciptakannya, aksinya mendapat respon hangat dari warganet.

Rekaman video yang beredar di internet memperlihatkan, pada  23 Januari lalu, seorang pemuda yang bernama Melo Zhang memainkan sebuah lagu dengan piano yang berjudul “Glory to Hong Kong” di stasiun KA St. Pancras, London. Ia membuat sebuah panel yang bertuliskan “Akhiri Penyusupan PKT”, “Terima Kasih, Dr. K”, dan “Tidak Semua Warga Tiongkok Menghendaki Kamp Konsentrasi Totalitarianisme PKT”, dan juga secara khusus menyatakan “PKT tidak sama dengan Tiongkok”. Di sekitarnya banyak orang memberi aplaus. Di tengah kerumunan itu ada seorang pemuda membawa panel yang sama memberikan dukungannya.

Insiden ini masih terus berlanjut. Seorang purnawirawan kolonel AD Amerika yang juga seorang ahli pertahanan perang biokimia sekaligus Direktur Operasional Global AstraZeneca plc yakni Lawrence Sellin mengatakan, “Ini (insiden) telah menjadi masalah internasional yang besar. Tampaknya orang-orang pro PKT telah melecehkan pianis Brendan Kavanagh. Bagi saya, disini ada jejak yang sangat jelas dari Departemen Front Bersatu PKT, yang bertanggung jawab atas operasional pengaruh PKT dan intelijennya di luar negeri.”

Jika hantaman kedua gada itu masih sangat biasa bagi partai komunis, maka gada ketiga menjurus langsung pada kelompok tertentu di bawah kekuasaan PKT.

Pada 22 Januari lalu, pemerintah Australia diam-diam telah menghentikan pemberian visa investor (SIV) yang mencakup seperempat dari kuota imigrasi seluruh Australia dan kebijakan visa investor bisnis lainnya. Visa jenis ini disebut juga “visa emas”, dikeluarkan tahun 2012, pemohon yang menginvestasikan 5 juta dolar Australia ke atas, maka otomatis akan mendapatkan hak tinggal permanen. Investor yang setiap tahun berdiam genap 40 hari di Australia juga bisa memperoleh status kewarganegaraan Australia, tanpa perlu belajar Bahasa Inggris, dan tidak ada batasan usia. Alasan pembatalan itu adalah, para imigran pada akhirnya menghabiskan dana pensiun dan biaya pengobatan medis lainnya dari para wajib pajak Australia, jauh melampaui jumlah pajak yang mereka bayarkan selama menetap di Australia; dan banyak pelaku tindak pidana juga koruptor pemerintahan negara asing memanfaatkan program tersebut untuk memperoleh kewarganegaraan Australia.

Masalahnya adalah, program “visa investor penting” (Significant Investor Visa atau SIV) selama ini menargetkan warga Tiongkok, tingkat keberhasilan pengajuan visa warga Tiongkok mencapai 90%. Australia menghentikan program SIV, bukankah membuat banyak kalangan elit PKT berkurang lagi satu jalan keluar?

Sebenarnya tindakan Australia ini bisa dibilang merespon tindakan AS. Pada 11 Desember tahun lalu, Biden mengeluarkan “Presidential Proclamation on the Suspension of Entry as Immigrants and Nonimmigrants of Persons Enabling Corruption”, yang mendefinisikan layanan finansial professional yang memberikan jasa pencucian uang dan menghindari tanggung jawab hukum sebagai pendukung korupsi, diputuskan bagi individu berikut keluarga dan kerabatnya yang membantu pencucian uang, menghalangi proses hukum dan cara lain ikut terlibat dalam tindak korupsi, akan diberlakukan pembatasan dan dilarang masuk ke wilayah AS.

Kali ini PKT sangat cemas! Tanggal 7 Januari lalu, situs Komisi Pusat Inspeksi Disiplin menerbitkan artikel “AS Melarang Koruptor dan Keluarganya Masuk Wilayah AS Menunjukkan Kemunafikan dan Arogansi AS Berantas Korupsi”. 

Opini publik pun heboh. Bukankah PKT berkoar-koar hendak memberantas korupsi? Mengapa begitu khawatir dengan peraturan tersebut? Ini membuktikan dari sisi lain bahwa gerakan pemberantasan korupsi PKT selama ini hanya sandiwara, pejabat korup yang mengalihkan asetnya ke luar negeri sangat banyak! Warganet ramai-ramai memberikan komentar pujian atas tindakan AS itu, dan menertawakan para pejabat PKT yang telah mengalihkan aset berikut keluarganya ke AS dan Eropa, kali ini “sangat menohok titik kelemahannya”, dan oleh karenanya PKT begitu berang.

Hantaman tiga gada di atas menjelaskan tahun 2024 ini sangat tidak menguntungkan bagi PKT. Yang lebih penting adalah, baik forum Davos yang dihadiri banyak elit dunia, atau para makhluk hidup yang berada di stasiun KA St. Pancras London, ataupun aspirasi warga yang bergejolak di internet, semuanya mencibir PKT dan sosialisme, dan dihentikannya “visa emas” SIV oleh Australia dan penolakan koruptor berikut semua oknum yang membantunya masuk ke wilayah AS, telah merobek cadar penutup aib korupsi rezim PKT.

Di tengah tawa cemoohan warga dalam dan luar negeri, apa lagi yang bisa dimainkan badut preman PKT? (sud/whs)