Pendeta Dipaksa Minta Maaf Setelah Memberitahu Anak-Anak Bahwa Sinterklas Tidak Nyata

EtIndonesia. Seorang pendeta Inggris dituduh merusak suasana Natal untuk sekelompok siswa Kelas Enam dengan mengatakan bahwa Sinterklas tidak ada dan orangtua merekalah yang meletakkan hadiah di bawah pohon Natal.

Minggu lalu, Pendeta dr. Paul Chamberlain seharusnya berbicara tentang kelahiran Yesus di depan murid-murid Kelas Enam dari Lee-on-the-Solent Junior School di Hampshire, Inggris, tetapi entah bagaimana dia malah berbicara tentang keberadaan Sinterklas, sebuah topik yang belum siap dipahami oleh banyak anak.

Dia dengan santai mengatakan kepada seluruh kelas bahwa Sinterklas tidak nyata dan bahwa orangtua merekalah yang membelikan mereka hadiah dan memakan kue yang mereka tinggalkan untuk Sinterklas. Rupanya, semua ini mengejutkan banyak anak, yang mulai menangis dan kemudian memberi tahu orangtua mereka tentang pengalaman traumatis tersebut. Pendeta tersebut sejak saat itu dipaksa untuk meminta maaf kepada anak-anak, orangtua mereka, dan sekolah atas pengungkapannya.

“Kalian semua murid kelas enam, sekarang mari kita bersikap realistis, Sinterklas itu tidak nyata,” kata Chamberlain kepada kelas, yang sebagian besar berusia 10 dan 11 tahun.

“Setelah berbicara tentang kisah Kelahiran Yesus dari Alkitab, dia membuat beberapa komentar tentang keberadaan Sinterklas,” kata juru bicara Keuskupan Portsmouth kepada Mail Online. “Paul telah mengakui bahwa ini adalah kesalahan penilaian dan dia seharusnya tidak melakukannya. Dia meminta maaf tanpa syarat kepada sekolah, kepada orangtua dan anak-anak dan kepala sekolah segera menulis surat kepada semua orangtua untuk menjelaskan hal ini.”

Beberapa orangtua menggambarkan tindakan pendeta itu sebagai ‘salah’ atau ‘menjijikkan’, sementara yang lain mengatakan bahwa mereka harus “memaksa sebanyak mungkin sihir” pada musim liburan ini untuk membantu anak-anak mereka mengatasi trauma.

Kami akan mengatakan bahwa agak ironis bagi seorang pria religius untuk berbicara tentang keberadaan Sinterklas kepada anak-anak, mengingat bukti atau ketiadaan bukti dari keyakinan mereka sendiri…(yn)

Sumber: odditycentral

FOKUS DUNIA

NEWS