ETIndonesia- Kementerian Kesehatan RI bersama seluruh jajaran kesehatan di Indonesia telah melakukan upaya dan mengeluarkan imbauan terkait wabah pneumonia misterius yang muncul di Tiongkok.
Seperti diumumkan di situs Kemenkes RI, Minggu 5 Januari 2020, Kementerian Kesehatan RI bersama seluruh jajaran kesehatan di Indonesia termasuk segenap Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten/Kota, Rumah Sakit beserta Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan swasta, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan Balai Besar/Balai Laboratorium Tehnik Kesehatan, serta Balai Besar / Balai Laboratorium Kesehatan) melakukan antisipasi dengan langkah-langkah berikut :
Pertama, Melakukan deteksi, pencegahan, respon jika ditemukan pasien dengan gejala pneumonia berat seperti di Wuhan, Tiongkok,
Kedua, Jika ditemukan pasien seperti di Wuhan akan dilakukan perawatan, pengobatan, isolasi, serta melakukan investigasi dan penanggulangan untuk mencegah penyebaran penyakit meluas dan berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa/Wabah.
Ketiga, Melakukan deteksi, pencegahan dan respon terhadap kemungkinan masuknya pasien pneumonia berat dari luar negeri, termasuk dari Tiongkok, ke Indonesia melalui Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan Pos Lintas Batas Negara yang mencakup langkah aktivasi alat thermal scanner,
Keempat, Memantau kemungkinan ditemukannya virus atau mikroorganisma baru dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien pneumonia berat, dan
Kelima, Memantau perkembangan penyakit pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya di dunia agar dapat segera dilakukan langkah yang diperlukan di Indonesia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Anung Sugihantono, telah menyampaikan edaran kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Direktur Utama Rumah Sakit Vertikal, Rumah Sakit Provinsi dan Rumah Sakit TNI / POLRI, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kepala Balai Besar / Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan, Kepala Balai Besar / Balai Laboratorium Kesehatan, di seluruh Indonesia, melalui surat nomor : PM.04.02/III/43/2020, tanggal 5 Januari 2020.
Dirjen Anung mengimbau pada masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik.
Dirjen Anung menyebutkan, agar masyarakat dapat mencermati dan mencermati hal-hal sebagai berikut :
Pertama, Gejala umum dari pneumonia adalah demam, batuk, dan sukar bernafas. Jika merasakan gejala penyakit seperti ini agar segera berobat ke Puskesmas / Rumah Sakit / Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat.
Kedua, Agar tetap sehat, hendaknya masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan berkelanjutan dengan :
(a) makan makanan bergizi, menu seimbang, cukup buah sayur, (b) melakukan aktivitas fisik minimal setengah jam setiap hari, (c) cukup istirahat, dan (d), segera berobat jika sakit.
Ketiga, Bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke Tiongkok, termasuk ke Hongkong, Wuhan, atau Beijing, agar :
(a) Memperhatikan perkembangan penyebaran penyakit ini di Tiongkok atau berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan atau Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat,
(b) Selama di Tiongkok agar menghindari berkunjung ke Pasar Ikan atau tempat penjualan hewan hidup,
(c) Jika dalam perjalanan merasa berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama, agar segera berobat ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat, dan
(c) jika setelah kembali ke Indonesia menunjukkan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas agar segera berobat.
Empat, Memperhatikan informasi yang disampaikan Dinas Kesehatan setempat dan Kementerian Kesehatan RI.
Sementara kepada Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dirjen Anung meminta agar :
Pertama, Mencermati perkembangan penyakit pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya di Tiongkok dan di dunia agar dapat menyikapinya dengan tepat dan benar,
Kedua, Mencermati informasi dari Dinas Kesehatan setempat dan Kementerian Kesehatan RI tentang perkembangan penyakit ini,
Ketiga, Jika menemukan pasien dengan gejala pneumonia berat melakukan tatalaksana sesuai SOP / Standard Operational Procedure yang berlaku
Keempat, Jika menemukan pasien yang diduga pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya, :
(a) melakukan tatalaksana sesuai SOP / Standard Operational Procedure dan isolasi pasien,
(b) memperhatikan prosedur kewaspadaan umum / infection control,
(c) melaporkan kejadian secara berjenjang ke Dinas Kesehatan setempat untuk diteruskan ke Kementerian Kesehatan RI.
Melansir dari The Epochtimes, rezim Komunis Tiongkok telah mengkonfirmasi bahwa lebih banyak orang terkena “Pneumonia misterius” di kota Wuhan, Tiongkok. Total sebanyak 59 orang dilaporkan menjadi korban setelah media pemerintah pertama kali melaporkan wabah itu.
Komisi kesehatan pemerintah daerah pada 5 Januari 2020 mengecualikan flu, flu burung, adenovirus, sindrom pernapasan akut atau SARS dan sindrom pernapasan Timur Tengah atau MERS, sebagai penyebab virus. Komisi tersebut menambahkan, masih menyelidiki masalah ini.
Berita tentang wabah misterius tersebut kini sudah disensor secara online di Tiongkok dan telah memicu peringatan yang meluas. Kasus tersebut memicu perbandingan dengan p SARS pada tahun 2002-2003 yang menewaskan ratusan orang di Tiongkok.
Otoritas Komunis Tiongkok menutup-nutupi wabah tersebut. Sehingga menyebar secara global dan menyebabkan lebih dari 8.000 orang tertular. Pasien dengan penyakit misterius tersebut telah melaporkan gejala seperti demam, sulit bernapas, dan lesi invasif di paru-paru.
Dari 59 orang yang didiagnosis, tujuh di antaranya berada dalam kondisi serius. Semua dari mereka telah diisolasi dan menerima perawatan di Rumah Sakit Jinyintan di distrik Dongxihu, Wuhan, Tiongkok.(asr)
FOTO : Seorang petugas pengawas kesehatan menggunakan alat untuk memeriksa suhu penumpang di dekat konter imigrasi di bandara Internasional Hong Kong, pada 4 Januari 2020. (AP Photo / Andy Wong)