ETIndonesia- Industri tekstil dan pakaian jadi menunjukkan kinerja yang gemilang sepanjang tahun 2019 dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,35%. Capaian tersebut menunjukkan perkembangan yang terus membaik di tengah tekanan kondisi ekonomi global.
Pertumbuhan signifikan di sektor industri tekstil dan pakaian jadi ditopang oleh meningkatnya produksi pakaian jadi di sentra-sentra industri.
“Berdasarkan
peta jalan Making Indonesia 4.0, industri tekstil dan pakaian sebagai satu dari
lima sektor manufaktur yang menjadi prioritas dalam pengembangannya. Terutama
dalam kesiapan memasuki era industri 4.0, karena dengan pemanfaatan teknologi
industri 4.0, akan mendorong peningkatan produktivitas sektor industri secara
lebih efisien,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang
Kartasasmita di Jakarta, Rabu (6/2/2020) dalam siaran pers Kemenprin.
Menperin
mengungkapkan, sektor industri tekstil dan produk testil (TPT) juga mencatat
nilai ekspor sepanjang tahun 2019 yang mencapai USD12,9 miliar. Sebagai salah
satu sektor padat karya, sektor tersebut telah menyerap tenaga kerja sebanyak
3,73 juta orang.
Oleh karena
itu, Kemenperin menjalankan beberapa langkah untuk terus meningkatkan kinerja
sektor tersebut, antara lain dengan mendorong perluasan akses pasar serta
merestrukturisasi mesin dan peralatan.
“Jadi, untuk menggenjot daya saing industri TPT, banyak hal yang kami pacu. Misalnya, memudahkan ketersediaan bahan baku dan pasokan energi,” sebutnya.
Sektor industri
nonmigas lainnya yang juga tumbuh optimal pada 2019 adalah industri kertas, dan
barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 8,86% yang
sejalan dengan meningkatnya permintaan luar negeri.
Selanjutnya industri kimia, farmasi, dan obat tradisional sebesar 8,38% yang pertumbuhannya didorong oleh peningkatan produksi bahan kimia, barang dari kimia, serta produk farmasi, obat kimia, dan obat tradisional.
Kemudian,
industri furnitur mencapai 8,35% yang dipengaruhi peningkatan permintaan luar
negeri sehingga mendorong tumbuhnya ekspor. Sementara, industri makanan dan
minuman dengan pertumbuhan stabil sebesar 7,78%, didukung oleh peningkatan
produksi Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah.
Seperti disampaikan Badan Pusat Statistik, perekonomian global pada Triwulan IV-2019 diperkirakan masih lemah dan belum stabil akibat masih lemahnya perdagangan global dan investasi. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 tumbuh sebesar 5,02% dibandingkan tahun 2018. (asr)
FOTO : Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (Dokumentasi Kemenprin)