EpochTimesId – Jaksa Penuntut Kerajaan Spanyol mengajukan permohonan kepada Pengadilan agar mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk empat belas orang pemimpin Katalonia. Jaksa ingin agar Carles Puigdemont dan empat orang lainnya yang berada di Belgia ditangkap karena tidak memenuhi panggilan pengadilan, seperti dikutip dari BBC, Jumat (3/11/2017).
Mereka didakwa atas percobaan makar atau memisahkan diri dari Spanyol, termasuk dakwaan melakukan pemberontakan, penghasutan dan penyalahgunaan dana masyarakat. Kelimanya mengabaikan pemanggilan di pengadilan tinggi Spanyol, Kamis (2/11/2017) untuk menjalani pemeriksaan.
Pengacara Carles Puigdemont, Paul Bekaert, mengatakan suasana politik tidak mendukung bagi kliennya untuk memenuhi panggilan. Puigdemont mengaku meminta jaminan bahwa sidang yang akan dijalaninya berlangsung adil, sebelum dia memutuskan untuk menghadiri persidangan.
Selain kelima pemimpin Katalan yang ada di Belgia, pengadilan juga memanggil sembilan orang lainnya. Mereka adalah Deputi Wakil Presiden Oriol Junqueras, Menteri Dalam Negeri Joaquim Forn, Menteri Luar Negeri Raül Romeva, dan Menteri Kehakiman Carles Mundó.
Satu pejabat lainnya, Menteri Bisnis Santi Vila, diminta menyerahkan uang jaminan €50.000 atau sekitar Rp. 785 juta untuk penangguhan penahanan. Vila telah mengundurkan diri sebelum parlemen Catalunya melakukan pemungutan suara untuk menyatakan kemerdekaan pada pekan lalu.
Kini para tokoh politik Katalonia tersebut terancam hukuman penjara maksimal 30 tahun.
Kasus yang menyeret para pemimpin Katalan itu merupakan efek referendum untuk memisahkan diri dari Spanyol. Jajak pendapat digelar pada 1 Oktober 2017. Mahkamah Konstitusi menyatakan referendum adalah ilegal, namun pemerintah otonom tetap menggelarnya.
Hasil referendum menunjukkan 92 persen suara mendukung kemerdekaan. Akan tetapi tingkat partisipasi pemegang hak suara tidak mencapai 50 persen, atau hanya sekitar 43 dari pemilik suara.
Pekan lalu, Parlemen Otonomi Katalonia mendeklarasikan kemerdekaan berdasarkan hasil referendum. Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy pun berang dan langsung mengambil alih kendali pemerintahan.
Rajoy memecat Presiden Daerah Otonom Catalonia, Carles Puigdemont dan membubarkan parlemen otonom. Madrid pun langsung mengumumkan pemilihan daerah pada 21 Desember 2017 mendatang. (waa)