Home Blog Page 1155

Teater Termegah di Dunia: Teatro di San Carlo

0

James Howard Smith

Dengan Pantai Amalfi dan Pompei se- bagai tetangga, juga Pulau Capri dan Sisilia yang berada di dekatnya, Kota Napoli terletak di jantung Italia selatan. Secara historis, itu adalah pintu gerbang menuju ke Roma dan wilayah utara. Di sinilah Teatro di San Carlo (Teater San Carlo) lahir dan tumbuh menjadi jantung budaya
dan monumen simbolis kota terbesar ketiga di Italia.

Teater ini merupakan inspirasi Raja Charles III dari Spanyol, yang memimpin Sisilia dan Napoli pada abad ke-18. Dia memercayakan disainnya kepada arsitek dan Kolonel Brigjen berkebangsaan Spanyol, Giovanni Antonio Medrano.

Prestasi arsitektur dalam gaya neoklasik selesai dibangun pada 1737 dan direstorasi pada 1816 oleh arsitek dan perancang Royal House, Antonio Niccolini, setelah terjadi ke- bakaran yang menghancurkan sebagian besar bangunan tersebut. Bangunan tersebut telah berdiri hingga hari ini sebagai tempat opera tertua di dunia yang terus berfungsi aktif.

Bangunan ini menyajikan fasad yang cermat. Kolom ionik putih dengan ornamen emas membentuk ritme di bagian atas dan mengusung sosok Apollo dan inspirasi seni di atasnya. Di permukaan jalan, eksterior kokoh terbuat dari lapisan dasar batu gelap yang dramatis dengan bukaan melengkung yang menyediakan jalan masuk ke foyer (serambi) yang berlapis marmer terang yang kontras.

Serambi monoton dari marmer putih dan relief halus membentuk suasana tenang yang menonjolkan gaun malam para pengunjung teater. Kemudian, ketika melangkah ke ruang teater, seseorang akan memasuki alam keajaiban dunia lain.

“Kesan pertamanya adalah, Anda seperti dibawa ke istana seorang kaisar oriental. Mata Anda terpesona, jiwa Anda terpana,” kata penulis Prancis bernama Stendhal dalam bukunya “Rome, Naples and Florence”.

Pada lukisan langit-langit, sosok Dewa Apollo muncul di surga memperkenalkan penyair terhebat dunia kepada Minerva. Para penyair memberkati para pengunjung teater dengan persembahan budaya Ilahi mereka.

Keindahan seperti itu menarik seseorang keluar dari pikiran kehidupan sehari-hari untuk menjelajahi teater bercahaya yang indah. Saat mata mengembara ke tingkat balkon berornamen, seseorang tenggelam dalam cahaya daun emas, beludru merah, dan lautan hadirin yang sama-sama berhias dalam adibusana elegan mereka.

Saat mata tertuju pada proscenium (bagian dari panggung teater di depan tirai) yang memiliki ornamen rumit, dan lampu mulai dipadamkan, tirai panggung terbuka, dan teater memudar dari pandangan, keindahan gedung teaternya menjadi pendahuluan, dan panggung ditetapkan untuk acara utama. (jen)

Bagian depan Teatro di San Carlo, seperti yang terlihat dari bangunan tetangga. (Luciano Romano/Teatro di San Carlo)
Foyer di salah satu tingkat atas dengan lampu gantung bercahaya dan pewarnaan lembut memiliki suasana yang lapang. (Luciano Romano/Teatro di San Carlo)
Pemandangan dari dalam salah satu kotak. (Luciano Romano/Teatro di San Carlo)
Lilin globe menerangi kerub berdaun emas yang digambarkan di panel. (Luciano Romano/Teatro di San Carlo)
Lukisan langit-langit mengundang para tamu untuk memasuki alam surgawi. Bagian tengah langit-langit dihiasi dengan lukisan karya Antonio, Giuseppe, dan Giovanni Cammarano, “Apollo Introducing the Greatest Poets in the World to Minerva.” (Luciano Romano/Teatro di San Carlo)
The royal box  memegang posisi kunci dan memanjang lebih dari dua tingkat auditorium. Telapak tangan eksotis menopang kotak dan mahkota kerajaan membentuk kanopinya. (Luciano Romano/Teatro di San Carlo)

Teatro di San Carlo. 2009
Teatro di San Carlo. 2009
Teatro di San Carlo. 2009
Teatro di San Carlo dopo i lavori di ristrutturazione
Lampu memudar, semuanya gelap, tirai naik dan pertunjukan dimulai. Cahaya dari panggung dengan lembut menerangi proscenium dan dekorasi daun emas di sekitar teater. (Luciano Romano/Teatro di San Carlo)

Tahun Macan : Berkah dan Bencana Eksis Bersamaan

0

LIN HUIZHEN & LIANG ZHEN

Di awal tahun baru, rubrik “Precious Dialogue” surat kabar The Epoch Times mengundang seorang ahli Fengshui Numerology yang bernama Ajax Ho (Ho Honming), untuk membahas tentang peruntungan Hong Kong pada 2022 ini.

Ho menganalisa dari sudut pandang tafsir shio dan perspektif akademis, dikatakan tahun macan ini terdapat banyak peluang, namun sekaligus juga terdapat bahaya dalam hal keuangan, jadi harus hati-hati dalam bertindak.

Dia berpesan agar masyarakat menjunjung tinggi kemanusiaan, banyak berbuat kebajikan untuk mengumpulkan pahala dan berkat, serta jika terdapat tekanan mental sebaiknya mencari kekuatan spiritual lewat agama.

Tahun Renyin: Peluang, Berkat, dan Bencana Eksis Bersamaan, Hati-Hati dalam Bekerja, Jangan Bertindak Gegabah

Ho Honming saat menginterpretasikan shio “Macan” mengatakan, pada umum- nya orang salah menafsir bahwa macan bersifat buas, sehingga di Tahun Macan seolah-olah merupakan tahun di mana macan akan mencelakakan manusia. Sebenarnya “tindakan macan lebih banyak ketimbang karakteristiknya”, macan suka mengendap-endap, di saat melihat buruannya ia baru akan bertindak. 

Sebenarnya ini mengisyaratkan, di tahun macan ini kita hanya perlu sangat jeli, seperti sikap macan ketika sedang mencari mangsa, jangan buru-buru hendak berhasil dalam sekali gebrakan, dan jangan gegabah mengambil keputusan. Setelah mengamati sasaran dengan seksama, baru kerahkanlah segala upaya untuk mencapai tujuan tersebut.

“Karena sifat perkasa yang dimiliki oleh macan adalah kondisi yang diberikan oleh hewan lain terhadap macan, dan bukan sejak lahir macan menjadi begitu menakutkan. Jadi kita harus dapat menjadi seperti macan yang memiliki wibawa tersebut, bukan menakuti orang lain, melainkan memperoleh penghormatan dan pengakuan dari orang lain, maka dengan demikian ke- beranian dan kewibawaan Anda baru akan tampil keluar,” imbuhnya.

Ho Honming juga membahas dari sudut pandang akademis: “Tahun ini adalah tahun Renyin, ‘Ren’ adalah batang surgawi yang bersifat air, sedangkan ‘yin’ melam- bangkan macan. Pada aksara ‘yin’ yang terdapat di dalam cabang bumi, mencakup beberapa unsur dari lima elemen, misalnya terdapat api, kayu, dan sedikit tanah. Jadi dengan batang surgawi yang memiliki sifat air, maka yang menguntungkan macan ‘yin’ adalah pada unsur kayunya.”

“Anda melihat ratusan bunga bermekaran, ribuan pohon menjadi hutan, kayu atau pohon akan terus bersaing ketat di sana, ditambah lagi lingkungan yang ‘berair’ akan semakin membuat kayu mampu mengungguli semuanya.”

Tapi pada saat macan sedang mencari makan “dirinya sendiri dengan sangat mudah menjadi sasaran pemburu”. Itu sebabnya dalam hal berbisnis tahun ini “harus waspada agar tidak bertindak delusi dan teledor, jika tidak, target Anda tidak akan tercapai, malah akan menjadi sasaran yang diincar orang lain”. Ketika mendapati suatu hal yang bernilai untuk dikerjakan, “Anda harus kerahkan segala daya upaya untuk maju mencapai tujuan tersebut.”

Tren ekonomi Hong Kong pada 2022, menurut Ho berada pada kondisi di bawah bara api, pasar moneter mempunyai peluang yang sangat baik. “Dari segi Zi Wei, Dou Shu (ramalan bintang ungu, red.), terdapat empat transformasi pada gugus bintang Ren, salah satu di antaranya disebut serigala langit bertransformasi menjadi kemakmuran, maknanya serigala langit adalah bintang yang dapat bertransformasi menjadi bintang harta yang membawa keberuntungan.” 

Tapi di saat bersamaan “ada pula yang disebut Wuqu transformasi bencana, Wuqu adalah sebuah bintang harta, melambangkan penuh petaka, karena uang menyebabkan hal tertentu menjadi hancur, ini disebut harta banyak menuai  bencana.” Ho menyarankan, teman-teman yang telah meraup untung di bursa saham, tahun ini sebaiknya “menarik diri, dan harus memahami kapan saat yang tepat untuk berhenti meraup keuntungan”.

Pembalasan Karma di Depan Mata, Manusia Melakukan Tuhan Melihat

Ho Honming percaya, setiap orang “mutlak” harus menanggung segala akibat dari setiap perbuatannya. Ia menunjukkan makna yang terkandung di dalam bencana dan berkah, pahala dan petaka di balik fengshui, “Kadang-kadang dapat terlihat, ternyata orang tertentu mengalami musibah, hal tertentu akhirnya terkuak. Ini semua sebenarnya adalah hukum sebab akibat, yang akan terus bermunculan di hadapan kita.” 

Menurutnya, kejahatan pasti akan dibalas kejahatan, hanya saja ada pembalasan yang terjadinya bukan ditentukan oleh manusia, “Kita hanya bisa menginterpretasikan segala kemungkinannya berdasarkan sejumlah teori. Tapi yang benar-benar melakukannya adalah yang di atas sana, Kekuatan Yang Maha Kuasa. Kadang kala bahkan Dewa pun tidak mampu mengendalikan terlalu banyak, kejadian yang begitu muskil itu adalah efek yang ditimbulkan oleh Kekuatan Langit dan Bumi.”

Ia menjelaskan, walaupun sekarang virus menghilang dengan cepat, tapi fengshui tahun ini “Lima bintang kuning masuk ke tengah, dua bintang hitam tiba di Bumi” (dua bintang bencana menghadap ke tengah dan mengarah ke Bumi), yang menandakan akan mengalami banyak masalah kesehatan. 

Pada 2022 ini, kebijakan pencegahan pandemi pemerintah, kondisi kesehatan masyarakat Hong Kong, semua ditentukan oleh pilihan masing-masing pribadi. Di setiap kota, setiap harinya “hal kecil dalam kehidupan itu terus berubah”, dan di saat yang sama “manusia berbuat, Tuhan melihat”.

Cari Kekuatan Spiritual dalam Agama, Bukan Sebagai Alat Penolak Bencana

Kini, berbagai macam faktor mulai dari pandemi, tekanan politik, pekerjaan, dan lain-lain, telah membuat banyak warga Hong Kong mengalami depresi emosional. Di tengah kekacauan ini bagaimana menghindari malapetaka dan menemukan berkah? Ho Honming 

mengusulkan agar kita semua mencari semacam kekuatan spiritual dari “dalam diri”. Ia menekankan, agama bukan- lah suatu alat untuk menolak bencana, “Cobalah Anda melepaskan halangan di dalam sanubari Anda, untuk menerima suatu agama, lalu carilah teori di dalamnya. Bukan sekedar ke rumah ibadah dan berharap dapat menjauhkan Anda dari suatu bahaya, atau mendatangkan sesuatu bagi Anda, karena teori ini akan membuat Anda dapat memiliki semacam ‘fungsionalisme’ di dalamnya.”

“Ketika Anda berdoa akan satu hal, jika hasilnya ternyata mengecewakan, menyebabkan Anda lebih baik tidak memercayainya. Semoga kita semua apapun agama kita, adalah menyelesaikannya dari segi spiritual, dan bukannya menjadi semacam pengejaran semata. Misalnya bermeditasi, membaca kitab suci, semua itu memiliki kemampuan untuk membebaskan diri Anda.”

Di tahun yang baru ini, Ho Honming menganjurkan agar membebaskan sikap hati, bukannya tidak boleh membeli mobil baru, atau tidak  boleh beli baju baru, melainkan jangan ada ambisi yang terlalu berlebihan. Ia berkata dengan terbuka, kadang kala membicarakan hal-hal yang bijaksana dengan seorang klien, jauh lebih mem- buat bahagia daripada memperoleh suatu keuntungan, “Karena kita dapat merasakan kebijaksanaan pada diri klien tersebut, juga bisa dikatakan bisa berbagi pandangan kita dengan orang lain, ini adalah semacam kenikmatan yang paling besar.”

Ho Honming menjelaskan lebih lanjut, “Tidak bisa menjadikan agama sebagai alat, ibarat sebuah palu, yang cukup dipukulkan begitu saja, bukan seperti itu. Saya berharap ketika Anda semua mencari kehidupan spiritual itu, mencarilah ke dalam diri Anda sendiri, pergunakan wawasan yang dapat diberikan oleh agama itu kepada Anda, dengan tujuan untuk mengenal diri Anda sendiri. Ibarat meminjam sebuah perangkat, lalu perangkat itu akan menuntun  Anda ke suatu tempat.” (sud)

Meluasnya COVID-19 di Hong Kong di Luar Kendali, 4% Anak Kecil Terinfeksi, Gadis Berusia 3 Tahun Kritis di ICU

0

oleh Luo Tingting

Pandemi di Hong Kong tidak terkendali, jumlah orang yang terinfeksi terus melonjak, dan sistem medis kewalahan. Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong melaporkan pada 13 Februari bahwa 4% dari pasien yang dikonfirmasi adalah anak-anak di bawah usia 4 tahun. Setelah kematian seorang anak laki-laki berusia 4 tahun, seorang gadis berusia 3 tahun lainnya berada dalam kondisi kritis dan dirawat di ICU untuk perawatan

Balita di Hong Kong Terinfeksi, Para Ahli: Rentan Terhadap Kasus yang Parah

Zhang Zhujun, direktur Divisi Penyakit Menular dari Pusat Perlindungan Kesehatan Departemen Kesehatan Hong Kong, mengatakan pada konferensi pers pada 13 Februari bahwa sebelum virus Omicron memasuki Hong Kong, hanya ada sedikit kasus infeksi di antara anak-anak di Hong Kong. Akan tetapi, sekarang sudah ada 4% pasien yang dikonfirmasi adalah anak-anak di bawah usia 4 tahun.

Li Liye, seorang manajer administrasi umum Otoritas Rumah Sakit, melaporkan bahwa pada tanggal 12 Februari, seorang gadis berusia 3 tahun yang dikonfirmasi berada dalam kondisi kritis dan telah dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU) Rumah Sakit Anak untuk dirawat di rumah sakit. Saat ini belum menggunakan mesin paru-paru.

Sebelumnya, seorang anak laki-laki berusia 4 tahun terinfeksi. Dia muntah di rumah pada 11 Februari dan koma. Dia dikirim ke rumah sakit untuk diselamatkan dan meninggal dunia. Ini adalah anak pertama yang meninggal dunia karena COVID-19 sejak wabah dimulai di Hong Kong.

Dengan meningkatnya jumlah anak yang terinfeksi, tingkat hunian bangsal anak di Hong Kong mendekati kejenuhan. Li Liye mengatakan dirinya akan mencoba mengosongkan tempat tidur Rumah Sakit Lantau Utara untuk menerima pasien, dan mengirim dokter dan perawat dengan pengalaman pediatrik untuk memberikan pertolongan.

Liu Yulong, ketua profesor Departemen Ilmu Anak dan Remaja di Universitas Hong Kong, mengatakan pada konferensi pers bahwa karena anak kecil belum divaksinasi dan memiliki saluran pernapasan bagian atas yang sempit, mereka rentan terhadap penyakit parah.

Dia mengatakan bahwa, anak-anak kecil ditemani oleh keluarga mereka 24 jam sehari untuk perawatan. Akan tetapi, jumlah pasien meningkat, dan rumah sakit sulit untuk mengatasinya. Dia menyarankan agar anak kecil yang terinfeksi yang tidak memiliki penyakit jangka panjang, dapat diisolasi di rumah untuk perawatan dan dikirim ke rumah sakit untuk perawatan jika perlu.

Pandemi di Hong Kong menunjukkan tidak terkendali, dan sistem medis kewalahan. Menurut data yang dirilis oleh Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong pada 13 Februari, ada total 8.300 pasien dalam putaran pandemi saat ini di Hong Kong, mulai dari usia 1 bulan hingga 104 tahun, dan 55% pasien telah menerima dua suntikan vaksin.

Garis rata-rata selama 7 hari terakhir mencerminkan bahwa, jumlah kasus yang dikonfirmasi  berlipat ganda setiap dua atau tiga hari. Pihak berwenang Hong Kong mengatakan, hal ini terkait dengan infektivitas yang tinggi dari varian Delta dan Omicron.

Pihak berwenang Hong Kong melaporkan pada 14 Februari, bahwa ada sekitar 1.536 kasus baru yang dikonfirmasi.

Li Liye mengatakan bahwa jika situasi  semakin memburuk, tidak menutup kemungkinan bahwa layanan rutin beberapa rumah sakit akan ditangguhkan untuk fokus pada perawatan pasien yang terinfeksi.

 

Warga Hong Kong mengantri untuk tes asam nukleat di Tung Chung, Hong Kong, pada 10 Februari 2022. (PETER PARKS/AFP via Getty Images)

Pada 10 Februari 2022, antrian panjang warga yang menunggu tes asam nukleat di Tung Chung, Hong Kong, tidak terlihat batas akhirnya. (PETER PARKS/AFP via Getty Images)

Warga Hong Kong khawatirkan “lockdown” dan menyiapkan persediaan terlebih dahulu

Menurut laporan “Hong Kong 01”, pemerintah Hong Kong mengatakan bahwa tidak ada pertimbangan untuk “menutup kota” untuk saat ini. Akan tetapi, volume pencarian untuk “menutup kota” di Internet  melonjak. Bahkan, netizen juga mendaftar empat kategori bahan yang diperlukan untuk isolasi rumah.

1. Makanan: nasi, mie, cup mie , makanan beku, coklat, air minum.

2. Obat-obatan: siapkan beberapa obat dan P3K yang biasa digunakan, seperti obat flu, obat anti inflamasi, pereda nyeri, antipiretik, antidiare, obat gastrointestinal, normal saline, salep. Pasien jangka panjang menyiapkan obat-obatan yang cukup dari sebelumnya.

3. Bahan anti-pandemi: masker, alkohol desinfektan, pembersih tangan, termometer, dan bahan anti-epidemi lainnya.

4. Kebutuhan sehari-hari: tisu toilet, pembalut, shower gel, shampoo, pembersih wajah dan kebutuhan sehari-hari lainnya, tetapi jangan terlalu banyak. (hui)

Steinmeier Kembali Memenangkan Kursi Presiden, Presiden dan Kanselir Jerman Peringatkan Putin

Li Lan 

Anggota Majelis Federal Jerman, yang terdiri dari anggota parlemen federal dan perwakilan negara bagian, memberikan suara di Berlin untuk memilih presiden baru pada (13/2)

Presiden Frank-Walter Steinmeier (66) berhasil terpilih kembali, mendapatkan 1.045 suara dari 1.472 delegasi, dengan tingkat persetujuan 70,99%. Steinmeier, yang telah menjadi presiden sejak 2017, akan memulai masa jabatan lima tahun kedua setelah pemilihan ini.

Steinmeier berbicara di parlemen, menekankan kemerdekaan kedaulatan Ukraina dan mengatakan Rusia memiliki tanggung jawab untuk menghindari perang.

Frank-Walter Steinmeier mengatakan “Saya memohon kepada Presiden Putin: longgarkan ikatan di leher Ukraina. Bergabunglah dengan kami dalam menemukan cara untuk menjaga perdamaian di Eropa.”

Pada hari yang sama, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga dengan jelas menyatakan dukungannya terhadap Ukraina dan mengeluarkan peringatan keras kepada Rusia.

Olaf Scholz menegaskan, “Agar jelas, jika agresi militer terhadap Ukraina terjadi, mengancam wilayah dan kedaulatannya, yang akan mengarah pada respons dan sanksi keras Jerman, pihaknya akan bersama dengan sekutu Eropa dan NATO. 

Scholz akan mengunjungi Kiev dan Moskow untuk pertama kalinya sebagai kanslir Jerman pada Senin dan Selasa, dan akan bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya, Amerika Serikat memberitahukan kepada warga Amerika Serikat di Ukraina untuk pergi sesegera mungkin dan mengungsi. AS menyatakan bahwa Rusia dapat menyerang dalam waktu singkat. (sin)

Situasi di Rusia dan Ukraina Memanas, AS Memperingatkan : Rusia akan Meluncurkan Invasi Tanpa Peringatan

Jin Shi dan Anna melaporkan dari New York-Kiev 

Amerika Serikat memperingatkan pada Senin (14/2/2022) bahwa Rusia dapat melancarkan serangan terhadap Ukraina kapan saja tanpa peringatan. Jadi mengapa Rusia memilih untuk berperang saat ini?  

Saat ini, Rusia telah mengumpulkan 130.000 tentara di perbatasan utara, timur dan selatan Ukraina. Intelijen AS mengatakan Rusia telah mengerahkan semua kekuatan yang dibutuhkannya untuk menyerang Ukraina, siap meluncurkan serangan darat, laut, dan udara skala penuh kapan saja.

“Sangat mungkin dia (Putin) akan menyerang dengan sedikit peringatan,” Jhon Kirby, juru bicara Pentagon.

Media AS mengungkapkan bahwa Biden  mengatakan kepada sekutu Eropa melalui panggilan telepon bahwa Rusia akan menyerang Ukraina pada Rabu 16 Februari.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak berpendapat demikian.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky: “Faktanya, kami memiliki informasi yang berbeda, dan sekarang musuh paling ingin melihat kepanikan di negara kami.”

Anna, koresponden NTDTV Ukraina melaporkan bahwa “Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa Rusia dapat meluncurkan serangan udara ke Ukraina kapan saja.”

Kedutaan Besar AS di Kiev ditutup total pada hari Senin 14 Februari, dan pengungsi belum dipindahkan ke Ukraina barat. Tapi hidup tetap damai untuk Ukraina di Kiev.

Tatiana, seorang warga Kiev, Ukraina menuturkan,  “Saya tidak ingin memikirkannya, biarkan para politisi mencari tahu, itu urusan mereka.”

Banyak orang Ukraina tidak percaya bahwa Rusia benar-benar akan menyerang Ukraina.

Kolumnis dan kontributor Fox News Michael Goodwin mengatakan: “Putin ingin menciptakan kesan bahwa dia akan menyerang, jadi ada pasukan yang dibangun. Tapi apakah dia benar-benar ingin menyerang adalah langkah besar.”

Komentator Dr. Jason kepada NTD menilai: “Tidak peduli apa yang AS dan NATO katakan di permukaan, kemungkinan Ukraina diterima sebagai anggota NATO di masa mendatang adalah nihil. Rusia telah mencapainya tanpa melepaskan tembakan. Sebagian besar tujuan strategis militer Ukraina, dalam keadaan ini, hadiah tambahan untuk benar-benar memasukkan tentara Rusia ke Ukraina sudah minimal.”

Apakah itu invasi benar-benar serius atau gertakan untuk keuntungan, banyak orang masih akan bertanya, mengapa Rusia memilih untuk mengambil tindakan seperti itu pada saat ini?

Kolumnis dan kontributor Fox News Michael Goodwin menguraikan: “NATO terpecah sekarang, dan saluran pipa Rusia Nord Stream 2 memasok 35% kebutuhan energi Jerman. Dan ia pribadi berpikir bahwa Putin melihat Biden sebagai presiden yang sangat lemah, ia tidak berpikir bahwa dia memiliki kemampuan untuk menyatukan anggota NATO lainnya melawan Putin.”

Pada Hari Valentine pada 14 Februari, Kiev, yang diselimuti bayang-bayang perang, masih menjadi saksi pernikahan pengantin baru. Pengantin wanita mengatakan itu adalah hari bahagia mereka dan mereka tidak ingin memikirkan perang. (hui)

Cuci Otak Rezim Beijing Tidak Berhasil, Tiongkok Masih Dipenuhi oleh ‘Mayoritas yang Diam’

0

oleh Xu Jian  

Sebuah jajak pendapat pada (18/2),yang dilakukan oleh biro konsultansi pemasaran dan hubungan masyarakat asal Amerika Serikat ‘Edelman International Public Relations’ terhadap 28 negara di seluruh dunia menunjukkan bahwa responden Tiongkok memiliki 91% kepercayaan terhadap pemerintah Tiongkok, meningkat 9 poin persentase dari survei tahun lalu.  Sementara kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah di negara demokrasi selain tidak naik melainkan turun. Dengan penurunan terbesar dialami oleh Jerman, diikuti oleh Australia, Belanda dan Amerika Serikat.

Totalitarianisme pemerintah komunis Tiongkok yang meningkat telah membuat Barat percaya, bahwa tidak ada orang lain selain satu orang di Tiongkok yang dianggap paling penting, yakni Xi Jinping. 

Tetapi, dalam laporan yang dibuat bersama oleh Jennifer Pan, seorang profesor komunikasi di Stanford, dan Xu Yiqing, seorang asisten profesor ilmu politik ditemukan pendapat mereka, bahwa kesimpulan itu hanyalah pemahaman yang sederhana, karena tidak semua warga sipil Tiongkok mendukung kebijakan pemerintah, dan terlepas dari risikonya, beberapa warga sipil tetap bersedia untuk berbagi pendapatnya yang berbeda.

Laporan tersebut selain menantang beberapa penelitian akademis arus utama tentang masalah ini, juga menawarkan pandangan baru di kalangan penduduk Tiongkok. Hal ini membuktikan bahwa cuci otak PKT terhadap rakyat Tiongkok selain tidak seefektif yang diyakini orang luar, juga mengisyaratkan bahwa kebijakan AS terhadap komunis Tiongkok berjalan cukup efektif, yang lebih jauh perlu untuk menyatukan pikiran liberal para ‘mayoritas yang diam’ di Tiongkok.

Warga sipil yang kaya dan berpendidikan lebih mendukung demokrasi dan kebebasan

Data survei yang dikumpulkan selama bertahun-tahun oleh Jennifer Pan dan Xu Yiqing melalui berbagai saluran dan metode menunjukkan bahwa, rata-rata warga sipil Tionghoa yang lebih kaya dan berpendidikan cenderung mendukung sistem politik liberal dan demokrasi, ekonomi pasar, dan pandangan non-nasionalisme ketimbang warga sipil yang rendah pendidikan dan pendapatan.

Meskipun ini tidak berarti bahwa Tiongkok sedang bergerak menuju demokratisasi, data menunjukkan bahwa rezim PKT sedang menghadapi ‘protes tanpa suara’ dari warga yang bersaing dengan pandangan ideologis yang didorong oleh rezim komunis.

Penemuan yang mengejutkan : Kebebasan berbicara lebih penting daripada stabilitas

Dalam satu percobaan, peneliti meminta responden untuk memilih kebijakan yang mereka sukai, dan survei menemukan bahwa sebagian besar responden lebih suka pemerintah mengizinkan kebebasan berbicara, sekalipun hal itu berisiko ketidakstabilan sosial.

Ini adalah temuan mengejutkan yang dengan jelas menunjukkan bahwa mayoritas responden lebih menghargai kebebasan berbicara daripada stabilitas sosial, atau paling tidak responden tidak percaya bahwa kebebasan berbicara pasti menimbulkan ketidakstabilan sosial.

Pandangan tradisional Barat yakin bahwa baik pejabat maupun rakyat di daratan Tiongkok sangat muak dengan konflik apa pun yang dapat menyebabkan “ketidakstabilan”. Jika kebanyakan orang lebih menghargai kebebasan pribadi lebih dari apa yang disebut stabilitas, itu akan membuat dunia luar mempertanyakan, apakah kebijakan represif rezim komunis Tiongkok saat ini diterima oleh kebanyakan warga sipil.

Kebanyakan warga mendukung ekonomi pasar, seakan menampar muka ‘Kemakmuran Bersama’

Di bidang ekonomi, pemerintah Tiongkok telah meningkatkan kontrol otoriter, melakukan intervensi yang lebih besar dalam perekonomian yang berbentuk “kapitalisme negara”, dan menekan sektor swasta. 

Sampai saat ini, hanya sedikit analisis tentang sikap masyarakat Tiongkok dalam masalah ini. Hasil penelitian Jennifer Pan dan Xu Yiqing menemukan bahwa mayoritas responden mendukung ekonomi sektor swasta.

Dalam layanan kesehatan misalnya, mayoritas responden mendukung layanan kesehatan swasta, artinya mereka yang bersedia membayar lebih besar akan mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Di sisi lain, masyarakat juga menyadari dan bersedia menerima ‘ketidaksetaraan’ sampai batas-batas tertentu. Ini pernyataan yang luar biasa karena fenomena ketidaksetaraan semakin dipolitisasi oleh rezim penguasa di Tiongkok, dan menggunakannya untuk merampas kekayaan perusahaan swasta dengan kedok Kemakmuran Bersama.

Selain itu, responden menginginkan dukungan yang lebih sedikit untuk perusahaan milik negara dan mengenakan pajak yang lebih rendah untuk perusahaan swasta. Hal ini menunjukkan bahwa warga sipil Tiongkok menginginkan lingkungan persaingan yang setara dan membiarkan pasar yang menentukan prospek perusahaan, bukan keputusan sepihak dari pemerintah.

Apakah patriotisme meningkat ? Warga sipil Tiongkok tidak mendukung perang yang sebenarnya

Jajak pendapat menunjukkan bahwa meskipun sikap patriotis secara umum ada di antara orang-orang Tiongkok, tetapi itu tidak mendukung perang yang sebenarnya. 

Sebagian besar responden lebih memilih untuk memelihara kedaulatan nasional dan integritas teritorial dengan menempuh jalur diplomatik dan ekonomi untuk sedapat mungkin menghindari konflik militer.

Dalam jajak pendapat itu, mayoritas responden mendukung mempertahankan atau meningkatkan kehadiran militer di Laut Tiongkok Selatan, namun, dukungan publik untuk ekspansi militer turun secara signifikan ketika ekspansi ditujukan untuk berperang.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Tiongkok tidak memandang perang sebagai alat yang ideal untuk melindungi kedaulatan nasional dan menentang kebijakan provokasi perang secara terbuka. Temuan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena pada saat orang luar percaya bahwa para petinggi Partai Komunis Tiongkok akan melancarkan serangan militer ke Taiwan.

Rezim Beijing menghadapi tantangan politik dari rakyat

Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa totalitarianisme politik, kapitalisme negara, dan ultra-nasionalisme tidak didukung oleh para elit Tiongkok yang berpendidikan dan kaya. Padahal penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa, para elit cenderung lebih mendukung kebijakan PKT daripada kelompok lainnya karena ada kaitan kepentingan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa mahasiswa Tiongkok yang belajar di universitas AS cenderung lebih liberal secara politik, lebih pro-pasar dan kurang nasionalis jika dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar di universitas top dalam negeri Tiongkok.

Mayoritas responden juga percaya bahwa pemerintah tidak seharusnya mencampuri urusan seperti apakah memiliki anak atau berapa banyak anak yang dimiliki oleh keluarga. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan penolakan masyarakat Tiongkok terhadap kebijakan satu anak yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Secara keseluruhan, Xi Jinping sedang menghadapi tantangan politik sipil di dalam negeri. Sesungguhnya ada kekuatan yang disebut ‘mayoritas liberal yang diam’ yang berada dalam masyarakat Tiongkok. Tulis Jennifer Pan dan Xu Yiqing dalam laporan penelitian mereka. Kedua cendekiawan ini juga percaya bahwa temuan baru ini memiliki nilai referensi penting bagi pemerintah AS dalam menentukan kebijakan Tiongkok.

Ada cendekiawan yang percaya bahwa, kompleksitas masyarakat Tiongkok dan perbedaan antara perkotaan dengan pedesaan yang cukup lebar, ditambah lagi dengan kontrol pemerintah yang ketat terhadap media dan kebebasan berpicara, membuat survei opini publik menghadapi tantangan yang tidak kecil. Bisa saja para responden cenderung takut untuk mengungkapkan pandangan mereka dengan jujur. Hal mana juga akan mempengaruhi keakuratan dari survei. (sin)

(laporan dapat diikuti di https://www.csis.org/features/public-opinion-china-liberal-silent-majority)

Laporan Khusus : Sanksi AS Efektif, Krisis Pasokan Chip Memicu Tiongkok Menggunakan Pasarnya untuk Menarik Kerjasama Perusahaan Barat

oleh Zhang Wan

Setelah Amerika Serikat memberlakukan blokade teknis terhadap beberapa perusahaan teknologi Tiongkok, industri semikonduktor Tiongkok yang kehilangan dukungan teknis dan peralatan dari perusahaan teknologi asing sedang mengalami hambatan dalam pengembangan dan berangsur-angsur runtuh. Untuk menolong keadaan ini, pemerintah Tiongkok menggunakan skup pasarnya yang besar untuk menarik perusahaan top Eropa dan Amerika Serikat, agar bekerja sama dan membangun rantai industri semikonduktor yang tidak terpengaruh oleh sanksi AS.

Nikkei melaporkan pada 4 Februari bahwa pemerintah Tiongkok berencana untuk membentuk komite layanan industri semikonduktor lintas batas, yang mana dipimpin oleh Universitas Tsinghua pada paruh pertama tahun ini. Melalui komite ini diharapkan dapat menjalin hubungan kerja sama yang mendalam dengan perusahaan asing dalam perangkat lunak semikonduktor, bahan dan peralatan manufaktur.

Menurut rancangan rencana yang diperoleh Nikkei, bahwa target kerja sama termaksud termasuk dengan perusahaan Intel dan Advanced Micro Devices (AMD) Amerika Serikat, Infineon Jerman, dan produsen mesin litografi mutakhir ASML Belanda.

Pada Juni 2014, pemerintahan partai komunis Tiongkok menetapkan strategi untuk secara cepat mempromosikan pengembangan industri semikonduktor terpadu. 

Pada tahun berikutnya, Tiongkok menetapkan target swasembada 70% chip pada 2025. Pada 2019, Tiongkok telah menyiapkan dana besar lebih dari RMB. 1,5 triliun (setara dengan USD. 232 miliar) yang dikumpulkan dalam dua tahapan guna mendukung perusahaan-perusahaan Tiongkok. Tak lain, untuk menggali bakat dari luar negeri, membeli teknologi. Bahkan, mencuri teknologi dari seluruh dunia agar bisa secepatnya mewujudkan peningkatan industri semikonduktornya.

Industri semikonduktor Tiongkok sedang mengalami masalah

Pemerintah Tiongkok yang menginvestasikan banyak uang dan tenaga, terpaksa harus mengimpor sejumlah besar chip melalui berbagai saluran karena menghadapi sanksi AS.

Tahun lalu, total impor chip Tiongkok mencapai jumlah hampir 350 miliar dolar AS (naik 23,6% dari 2020). Angka itu hampir dua kali lipat dari total mereka mengimpor minyak mentah dari dunia (USD. 178,4 miliar).

Yahoo yang mengutip laporan data dari perusahaan riset pasar IC ‘Insights’ memberitakan bahwa pada 2020, hanya 16% dari semikonduktor yang dibutuhkan Tiongkok yang diproduksi di dalam negeri. 

Jika kontribusi dari perusahaan asing seperti TSMC dan Samsung Electronics yang mendirikan pabriknya di daratan Tiongkok dihilangkan, maka tingkat swasembada semikonduktor Tiongkok hanya mencapai 6% dari kebutuhan.

Ambil contoh Huawei, perusahaan peralatan komunikasi terbesar di dunia. Pada 2021, pendapatan Huawei secara keseluruhan telah menurun sebesar 30% dibandingkan dengan 2020. Secara khusus, krisis pasokan chip secara signifikan telah memukul bisnis smartphone Huawei.

Pada November 2020, Huawei menjual merek ponsel kelas bawahnya ‘Honor’ pada November 2020. Ketua Bergilir Huawei Xu Zhijun mengatakan kepada media, bahwa pada 2020, bisnis smartphone akan menghasilkan pendapatan sebesar USD. 50 miliar bagi Huawei, tetapi pada 2021, Xu memperkirakan bahwa pendapatan dari bagian bisnis ini dapat turun sebesar USD. 30 miliar hingga 40 miliar year over year (YoY). 

Pada 16 Mei 2019, pemerintah AS menetapkan Huawei terlibat dalam kegiatan yang melanggar keamanan nasional AS, dan memasukkan Huawei dan 68 perusahaan afiliasinya di 26 negara dan wilayah dalam daftar hitam pengendalian ekspor. Setelah itu, 84 afiliasi Huawei juga dimasukkan ke dalam daftar kontrol ekspor AS.

Pada 17 Agustus 2020, Kementerian Perdagangan AS meningkatkan beratnya sanksi dengan  menetapkan, bahwa produsen chip asing yang menggunakan teknologi dan peralatan AS tidak boleh menyediakan produk atau layanan kepada Huawei tanpa memperoleh lisensi dari pemerintah AS.

Meskipun Huawei melakukan pemesanan tambahan dengan perusahaan TSMC sebelum larangan berlaku pada 15 September 2020, tetapi Huawei terpaksa menghadapi kondisi ‘persediaan chip menurun seiring penggunaannya setiap hari’.

Contoh lain adalah perusahaan SMIC. Sebagai satu-satunya perusahaan teknologi Tiongkok yang mengejar tingkat kelas satu dunia di bidang manufaktur chip canggih, setelah ia dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh Amerika Serikat, penelitian dan pengembangan proses manufaktur chip canggih di bawah 14 nanometer mengalami macet total.

Pertama, pengadaan peralatan canggih dibatasi. Di bawah tekanan dari Amerika Serikat, ASML, produsen mesin litografi top dunia di Belanda mengatakan pada bulan November tahun lalu, bahwa mesin litografi EUV (peralatan yang sangat diperlukan untuk mengembangkan proses manufaktur chip paling canggih) tidak dapat dikirim ke pelanggannya di daratan Tiongkok.

Yang kedua adalah bahwa akses ke teknologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan chip proses lanjutan juga terputus. 

Pada Desember 2020, SMIC juga dimasukkan ke dalam daftar entitas kontrol ekspor oleh pemerintah AS. Semua produk dan teknologi yang diperlukan untuk produksi semikonduktor dengan proses di bawah 10 nanometer dilarang untuk diekspor ke SMIC.

Dalam laporan keuangan kuartal kedua 2021, co-CEO SMIC Zhao Haijun dan Liang Mengsong mengakui bahwa SMIC telah bermasalah sejak dimasukkan ke dalam entitas kontrol ekspor oleh Amerika Serikat pada 2020.

Saat ini, fokus operasi perusahaan ini tampaknya telah bergeser ke proses pematangan. Dalam tiga rencana pembangunan pabrik baru yang dirilis SMIC pada Juli 2020, Maret 2021 dan September 2021, semuanya fokus pada produksi chip dengan proses matang di atas 28 nanometer. Namun, sejauh ini rencana penelitian dan pengembangan proses lanjutan untuk chip 7nm SMIC belum diperbarui.

Chip memori Tiongkok menghadapi kemacetan peralatan

Di bidang chip memori, usaha pengembangan dari perusahaan Tiongkok kelas atas terganggu akibat Amerika Serikat telah membatasi atau memblokir ekspor peralatan kelas atas kepada perusahaan Tiongkok.

Fujian Jinhua (JHICC), yang dikenal sebagai salah satu dari “3 jagoan chip memori Tiongkok” harus masuk dalam daftar hitam kontrol ekspor Kementerian Perdagangan AS pada Oktober 2018 karena keterlibatannya dalam pencurian hak kekayaan intelektual Micron. 

Kementerian Perdagangan dalam pengumuman sanksinya menyebutkan bahwa perusahaan JHICC yang hampir menyelesaikan produksi massal DRAM (Dynamic Random Access Memory), sebuah teknologi yang mungkin berasal dari Amerika Serikat dan dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan yang memasok chip kepada militer AS.

Pada hari larangan itu berlaku, tiga pemasok peralatan semikonduktor utama di Amerika Serikat, yakni Applied Materials, Lam Research, dan Axcelis, segera membatalkan order pembelian JHICC, dan hari berikutnya, UMC Taiwan yang bertanggung jawab atas pengembangan teknologi dari proyek DRAM JHICC juga mengumumkan penghentian rencana pengembangan. 

Proyek DRAM JHICC akhirnya harus menemui kegagalan dalam melakukan produksi massal akibat kekurangan peralatan utama dan dukungan teknis.

‘Yangtze Memory Technologies Co., Ltd.’ (YMTC), perusahaan di bawah Tsinghua Unigroup yang juga merupakan salah satu dari “3 jagoan chip memori Tiongkok”, mengundang Charles Kau, yang dikenal sebagai “Bapak DRAM Taiwan”, untuk bergabung pada awal pendirian perusahaan. 

Pada Oktober 2020, Charles Kau mengumumkan kepergiannya dari perusahaan Tsinghua Unigroup setelah kontraknya berakhir. Saat itu, dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media ‘Zìyou caijīng’ bahwa intensifikasi perang dagang AS – Tiongkok akan menghalangi perkembangan teknologi kelas atas Tiongkok.

Upaya AS untuk mencegah masuknya peralatan canggih ke Tiongkok, bahkan telah merambah ke pabrik-pabrik perusahaan asing yang berada di daratan Tiongkok.

‘SK Hynix Semiconductor Inc.’ perusahaan Korea Selatan adalah salah satu pemasok chip DRAM terbesar di dunia. 

Menurut laporan Reuters pada November 2021, SK Hynix awalnya berencana untuk memperkenalkan mesin litografi ASML EUV ke pabriknya di Kota Wuxi, Tiongkok untuk meningkatkan kapasitas produksi dan membangun lini produksi chip DRAM mutakhir. Namun rencana itu digagalkan oleh pemerintah Amerika Serikat.

Perusahaan Tiongkok tidak dapat melakukan produksi tanpa teknologi Barat

Kolumnis keuangan Hongkong Alexander Liao mengatakan bahwa, dalam 2 tahun terakhir, pemerintahan Tiongkok telah menginvestasikan triliunan renminbi ke dalam pengembangan proses manufaktur semikonduktor canggih, tetapi pada dasarnya mereka mengalami kegagalan setelah Amerika Serikat menerapkan kontrol ekspor teknologi. 

Baik dalam pengembangan semikonduktor, teknologi canggih dan mutakhir semuanya menghadapi masalah. Pemerintah Tiongkok sekarang ingin mendapatkan teknologi kunci melalui cara lain, yaitu menarik perusahaan asing untuk melakukan usaha patungan.

Laporan berjudul ‘Persaingan Strategis Tiongkok-AS di Bidang Teknologi : Analisis dan Prospek’ yang dirilis oleh Institut Strategi Internasional Universitas Peking pada 30 Januari tahun ini juga mengakui bahwa, kekuatan teknologi AS masih menjadi pemimpin global dalam segala aspek. Tiongkok memiliki kesenjangan teknis di beberapa bidang, yang menjadi “pencekik leher”, termasuk teknologi manufaktur chip dan peralatan.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa setelah decoupling (pemisahan) iptek antara AS – Tiongkok, kerugian yang dialami Tiongkok jauh lebih besar daripada Amerika Serikat, Karena itu pengembangan beberapa teknologi utama di Tiongkok mengalami hambatan.

King & Wood Mallesons, yang mulai terlibat dalam layanan terkait hukum negara asing di Tiongkok sebelumnya pada Juli 2021 menerbitkan sebuah laporan di situs webnya yang menganalisis tentang keadaan buruk yang dihadapi industri semikonduktor Tiongkok belakangan ini.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa di masa lalu, ketika perusahaan semikonduktor Tiongkok mengalami kesulitan dalam memperoleh barang atau teknologi canggih secara langsung, mereka mengatasinya dengan mengadopsi metode merger dan akuisisi perusahaan luar negeri. 

Namun dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah meningkatkan pengawasan akuisisi perusahaan Amerika oleh perusahaan asing, terutama perusahaan Tiongkok yang bergerak di bidang semikonduktor. 

Dari 2015 hingga 2017, upaya perusahaan Tiongkok untuk mengakuisisi Micron Technology dan Western Digital Corporation telah dihambat.

Selain itu, untuk mencegah teknologi semikonduktor penting mengalir ke Tiongkok, beberapa negara Eropa dan Amerika telah melarang perusahaan semikonduktor terkemuka mereka untuk merekrut karyawan berwarganegara Tiongkok. 

Beberapa perusahaan Taiwan telah menutup perekrutan posisi karyawannya yang kosong di Tiongkok. Pada saat yang sama, negara-negara Eropa dan Amerika juga membatasi penerbitan visa untuk mencegah peneliti Tiongkok mengambil keuntungan dari kesempatan belajar atau penelitian untuk memperoleh teknologi utama.

Menghadapi situasi di atas, laporan tersebut menyarankan bahwa perusahaan semikonduktor Tiongkok harus memperkuat kerja sama dengan perusahaan terkemuka di luar negeri, berintegrasi ke dalam rantai industri semikonduktor global, berusaha keras untuk membangun hubungan yang baik dengan pemasok dan pelanggan luar negeri. Bahkan, menggunakan pasar besar tiongkok yang besar untuk melonggarkan pembatasan ekspor. Tak lain, demi membantu perusahaan Tiongkok mendapatkan bahan utama.

Zhang Yuyan, Direktur Institut Ekonomi Dunia dan Politik dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan dalam seminar tentang membangun kembali rantai pasokan pada Juli 2021, bahwa dalam menghadapi pemblokiran yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya, pemerintah Tiongkok harus bekerja keras untuk menciptakan kepastian situasi saling ketergantungan dari rantai industri berbagai negara.

Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan dalam konferensi pers pada 25 Februari tahun lalu, bahwa pemerintah Tiongkok membutuhkan rantai pasokan yang memiliki keinginan “dalam diri saya ada Anda dan dalam diri Anda ada saya”, serta “Keuntungan dari rantai pasokan yang terkait sangat erat.” (sin)

Pria Bertato Menyerang Stan Informasi Falun Gong di Flushing, New York City

Frank Yue – The Epoch Times

Seorang pria Asia bertato pada  Kamis (10/2/2022) menyerang dua stan informasi di kawasan Flushing, New York City, yang didirikan untuk meningkatkan kesadaran akan penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok yang berlangsung lama  terhadap kelompok spiritual Falun Gong atau Falun Dafa. 

Insiden itu, yang menggemakan kampanye pelecehan serupa yang menargetkan kegiatan Falun Gong di New York dan di tempat lain, yang diyakini diatur oleh Partai Komunis Tiongkok dalam upaya untuk mengintimidasi praktisi Falun Gong.

Sekitar pukul 15.20 pada Kamis waktu setempat, seorang pria bertato mengenakan pakaian serba hitam mendekati salah satu stan di depan Golden Shopping Mall di Jalan Utama Flushing dan meninju salah satu papan pajangan tanpa mengatakan sepatah kata pun, menurut saksi bernama Xu Weiguo, seorang sukarelawan yang berjaga di stan tersebut.

Pria itu kemudian melanjutkan untuk melempar sebuah meja yang memajang materi informasi ke jalanan, dan menginjak papan pajangan yang jatuh dengan kakinya, kata Xu Weiguo. 

Pria itu tampaknya berusia dua puluhan dan tampak seperti gangster, Xu Weiguo menambahkan. Pria itu mengenakan topi hitam dan T-shirt warna hitam memperlihatkan tato-tato di dadanya, dan lengan tato di kedua lengan, yang ditunjukkan oleh rekaman kejadian yang diperoleh The Epoch Times.

“Pria itu bahkan merobek brosur-brosur saat ia sedang duduk di tanah, pria itu membawa papan [yang rusak itu] ketika ia pergi, takut bahwa bukti yang ditinggalkannya mungkin digunakan untuk melawannya,” kata Xu Weiguo.

Sebelumnya pada hari itu, pria yang sama juga merusak stasiun informasi lainnya di jalan di luar Perpustakaan Umum Flushing.

Lily Wang, seorang sukarelawan di stan itu, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa si penyerang membuat suatu gerakan tiba-tiba terhadap meja informasi dan mulai menghancurkan meja itu.

“Pria itu membuang semua brosur di atas meja tersebut dan menendang meja itu,” ujar Lily Wang.

Rekaman insiden tersebut memastikan peristiwa ini.

Lily Wang dan sukarelawan lainnya bernama Zhang Shuzhen berbicara kepada penyerang itu, “Berhenti melakukan itu!” Tetapi pria itu tidak mendengarkan, kenang Lily Wang.

Kedua wanita itu kemudian menghalangi pria itu untuk merusak lebih banyak barang. Satu orang Barat yang lewat bergabung, berhasil mencegah tersangka untuk melanjutkan serangannya.

Pria itu kemudian pergi, sambil mengutuk, menurut Lily Wang.

Tetapi kemudian pria itu kembali, kali ini dengan bajunya yang terbuka memperlihatkan dadanya yang bertato, dan berupaya merusak barang-barang lagi. Namun, para sukarelawan mampu menghalanginya untuk kedua kalinya.

Sekitar satu jam setelah serangan sore di luar Golden Shopping Mall, polisi tiba di lokasi untuk melakukan penyelidikan.

The New York City Police Department (NYPD) kepada The Epoch Times mengatakan penyelidikan atas insiden itu sedang berlangsung dan tidak ada informasi tambahan saat ini.

‘Kejahatan Kebencian’

Perwakilan dari kelompok advokasi yang mengoperasikan stan informasi mengecam serangan itu, sambil mendesak Departemen Kepolisian Kota New York untuk menyelidiki peristiwa tersebut secara menyeluruh.

“Kami mengutuk para preman Partai Komunis Tiongkok atas serangan jahat itu,” kata Yi Rong, Presiden Global Service Center for Quitting the CCP atau Pusat Layanan Global untuk Mundur dari Partai Komunis Tiongkok dalam sebuah pernyataan.

Yi Rong menggambarkan serangan itu sebagai “kejahatan kebencian” yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok terhadap para praktisi Falun Gong.

Selama lebih dari dua dekade, rezim komunis di Tiongkok telah melakukan sebuah kampanye penindasan yang luas terhadap para praktisi Falun Gong. 

Jutaan praktisi Falun Gong di daratan Tiongkok dijebloskan ke fasilitas penahanan, di mana mereka mengalami penyiksaan, kerja paksa, dan dipanen organ-organ mereka.

Namun demikian, penindasan tersebut telah meluas melampaui perbatasan Tiongkok, dengan Partai Komunis Tiongkok dan kroni-kroninya menargetkan para praktisi Falun Gong di luar negeri yang meningkatkan kesadaran mengenai penganiayaan tersebut. 

Badan-badan hak asasi manusia menjuluki hal ini sebagai sebuah kampanye “penindasan trans-nasional” yang bertujuan untuk membungkam dan mengintimidasi kritik terhadap rezim Tiongkok di luar negeri.

Ini bukan pertama kalinya para praktisi Falun Gong menjadi sasaran di kawasan Flushing.

Beberapa anggota yang dihasut oleh kedutaan Tiongkok mengepung dan secara fisik menyerang praktisi Falun Gong yang menghadiri rapat umum resmi di Flushing, New York City, pada 17 Mei 2008. (The Epoch Times)

Pada 2008, Flushing menjadi pusat sebuah kampanye kekerasan berkelanjutan melawan para praktisi Falun Gong yang menjaga stasiun informasi yang berlangsung beberapa bulan. Gerombolan warganegara Tiongkok menyerang, meninju, mencaci maki, dan melempar batu ke arah para praktisi Falun Gong.

Kekerasan selama berbulan-bulan ternyata terkait dengan konsulat Tiongkok di New York. Peng Keyu, Konsul Jenderal New York saat itu, mengakui dalam sebuah panggilan telepon rahasia untuk menghasut kelompok pro-Partai Komunis Tiongkok untuk meluncurkan serangkaian penyerangan terhadap praktisi Falun Gong di daerah tersebut.

Saat si penyerang pergi berlalu setelah serangan pertama di luar perpustakaan pada Kamis, Lily Wang, seorang sukarelawan, melihat pria itu membuat gerakan kemenangan kepada seseorang di seberang jalan.

Polisi memantau anggota pro-PKT yang meneriakkan ancaman dan penghinaan kepada praktisi Falun Gong yang berada di seberang jalan di Flushing, New York, pada Juni 2008. (The Epoch Times)

Ternyata orang itu adalah Li Huahong, kata Lily Wang. Li Huahong adalah seorang pemimpin sebuah kelompok garis depan Partai Komunis Tiongkok setempat, yang memiliki riwayat melecehkan para praktisi Falun Gong dan menyebarkan propaganda kebencian terhadap Falun Gong.

Pada 2013, Li Huahong dihukum karena menyerang seorang praktisi Falun Gong di Flushing.

Pada Kamis, ketika Li Huahong melihat bahwa para sukarelawan telah melihatnya, Li Huahong mengejek mereka, “Lapor ke polisi! Kenapa tidak?” menurut Lily Wang.

Michael Yu, seorang sukarelawan di pusat informasi di Flushing, mengatakan peristiwa tersebut mengungkapkan “sifat mirip-gangster” dari Partai Komunis Tiongkok dan ketakutan Partai Komunis Tiongkok terhadap orang-orang mempelajari kebenaran mengenai penganiayaan brutal di Tiongkok.

Serangan tersebut merupakan sebuah pelanggaran secara terang-terangan terhadap kebebasan beragama yang dinikmati di Amerika Serikat, kata Yi Rong, menambahkan ia berharap pelaku akan dibawa ke pengadilan. (Vv/asr)

https://www.youtube.com/watch?v=4u2FEC8LtyI
https://www.youtube.com/watch?v=9lAM0SBRnkc
https://www.youtube.com/watch?v=0zNCRey0yXM

Positif COVID-19 Harian Mencapai 57.049 Kasus dan Meninggal Dunia 134 Jiwa

0

ETIndonesia-  Kasus harian positif COVID-19  per Selasa (15/2/2022) menunjukkan penambahan sebanyak 57.049 Kasus.

Laporan yang dirilis Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menunjukkan Jawa Barat dengan angka penambahan 14.058 kasus, DKI Jakarta 9.482 kasus, Jawa Timur 7.528 kasus, Banten 6.509 kasus dan Jawa Tengah 3.514 kasus.

Atas penambahan ini, secara total kasus aktif di Indonesia menjadi 406.025 pasien yang terinfeksi COVID-19, kini sedang dirawat atau isolasi.

Adapun kasus kesembuhan yang dilaporkan berjumlah 26.747 kasus hingga total secara keseluruhan berjumlah 4.349.848 kasus.

Laporan pasien yang meninggal dunia akibat COVID-19 harian berjumlah 134 jiwa. Secara total pasien yang meninggal dunia di Indonesia berjumlah 145.455 jiwa. Sehari sebelumnya per Senin (14/2) pasien meninggal dunia berjumlah 145 jiwa.

Sejumlah Provinsi mencatatkan kematian di atas angka 10 yakni DKI Jakarta 50 kasus, Jawa Tengah 21 kasus, Jawa Timur 15 kasus, Bali 14 kasus dan Jawa Barat 11 kasus.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan data 1.090 pasien yang meninggal hingga minggu (13/2), 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76% usianya lebih dari 45 tahun, 49% masuk golongan lanjut usia, dan 48% memiliki komorbid.

Ia mengimbau kepada masyarakat, termasuk anak-anak dan kelompok lanjut usia, untuk segera melengkapi vaksinasi. (asr)

Nasib Ditentukan di Tangan Siapa? Dapatkah Nasib Diubah?

0

Fu Yao

Acapkali ada orang mengatakan, segala sesuatu dalam kehidupan manusia sudah ditakdirkan. Ada juga yang mengatakan, nasib ditentukan oleh diri kita sendiri. Lalu pernyataan manakah yang lebih mendekati realita?

Kecelakaan Udara yang Aneh di Belgia

Kisah pertama, disebut sebagai salah satu peristiwa paling aneh di masa Perang Dingin. Sebuah pesawat militer Uni Soviet, tanpa suara, tanpa bunyi terbang melintasi lima negara, dan pada akhirnya jatuh menimpa seorang pemuda Belgia yang tak berdosa.

Pada 4 Juli 1989 dini hari, sebuah pesawat tempur jenis MiG-23 lepas landas dari pangkalan AU Uni Soviet di Polandia, dan melakukan suatu latihan terbang. Akan tetapi baru saja tinggal landas, pesawat itu mengalami kerusakan, saat pesawat- mulai jatuh tanpa bisa dikendalikan, pilotnya yang bernama Nikolai Skuridin langsung memutuskan melompat dengan parasut, demi keselamatan dirinya.

Aneh bin ajaib, kerusakan pada pesawat tersebut seolah telah diperbaiki secara otomatis ber- tepatan setelah si pilot terlontar keluar menyelamatkan diri, dengan fungsi auto pilot pesawat tersebut terus terbang ke arah barat, melewati Polandia dan Jerman Timur, lalu tiba di wilayah udara NATO. Radar milik NATO dengan cepat telah mendeteksi adanya tamu tak diundang itu. Dua unit pesawat tempur jenis F-15 pun segera mengudara, dan menghadang pesawat MiG itu di wilayah udara Jerman Barat.

Tapi para pilot yang berpengalaman itu segera menemukan bahwa pesawat nirawak itu walaupun agak aneh dan mencurigakan, tapi tidak bersifat agresif, juga tidak membawa senjata apapun. Setelah berkomunikasi dengan pangkalan di darat, para pilot akhirnya membatalkan niatnya untuk menembak jatuh pesawat tersebut. Jika melihat jalur penerbangannya, pesawat itu pada akhirnya kemungkinan akan kehabisan bahan bakar, dan jatuh di Selat Inggris, dengan demikian tidak akan menimbulkan korban tewas di darat. Begitulah, sebuah pesawat siluman pun terbang memasuki wilayah Belgia melewati Jerman Barat dan Belanda setelah diberi izin diam- diam oleh NATO.

Akan tetapi di saat berada di atas sebuah kota kecil di Belgia yakni Kota Kortrijk, pesawat itu dengan sangat tidak kooperatif melayang jatuh, tepat dan tidak meleset sedikit pun, menimpa sebuah rumah penduduk. Di dalam rumah itu sedang berdiam seorang pemuda berusia 18 tahun yang bernama Wim Delaere yang langsung tewas di tempat. Kakaknya yang bernama Yves Delaere yang diwawancarai surat kabar setempat pasca kejadian mengatakan, adiknya itu tadinya berniat hendak pergi bersama dirinya dan ibu mereka untuk berbelanja, tapi pada saat hendak berangkat adiknya berubah pikiran, dan merasa lebih baik ia menggenapi tidurnya di rumah. Tidak disangka malah mengalami bencana yang melayang dari udara ini. Ketika jasadnya ditemukan, selimut berwarna putih beras itu masih membalut badannya, pada bajunya terdapat tulisan dalam bahasa Prancis “Avion” (artinya pesawat, red.)

Pasca peristiwa itu diberitakan secara luas, banyak orang yang mendesah, Wim benar-benar bernasib malang, ada orang yang berbaring kejatuhan roti dari langit, tapi ada pula orang yang berbaring kejatuhan pesawat dari langit. Khususnya tulisan “Avion” di bajunya menjadi sangat menarik untuk direnungkan, apakah ini diam- diam mengisyaratkan pertanda takdir?

Itu sebabnya, seiring cerita ini menyebar luas, maka telah memunculkan sebuah prakisah yang mengatakan bahwa pemuda ini pernah meramalkan nasibnya, dan diperingatkan bahwa dalam setengah tahun ini dirinya akan mengalami kecelakaan udara. Pemuda itu lantas berpikir, pokoknya selama saya tidak bepergian jauh, dan menghindari naik pesawat, pasti akan baik-baik saja. Tak disangka, yang seharusnya terjadi tetap saja terjadi. 

Prakisah ini semakin menambah nuansa misterius di balik peristiwa ini, sekaligus mengundang berbagai tanggapan dari banyak pembaca. Semua orang berkomentar, memang benar, “keberuntungan tidak perlu dihindari, dan kemalangan tidak akan dapat dihindari”, banyak kejadian memang sudah ditakdirkan dalam hidup.

Kisah Seorang Perwira Pemerintahan Nasional Republik Tiongkok

Berbicara tentang topik “takdir sudah ditentukan oleh Langit”, seorang teman baik dari penulis pernah berbagi kisah nyata dalam keluarganya.

Teman saya ini mempunyai kakek yang pernah menjabat sebagai seorang perwira di masa Pemerintahan Nasional Republik Tiongkok (Republik Tiongkok yang dipimpin Kuomintang 1912-1949, red.). Waktu itu karir sang kakek sedang berada di atas angin, bertemu dengan seorang peramal yang disebut-sebut sangat tepat ramalannya. Sang nenek pun meminta peramal itu untuk melihat masa depan kakeknya. Tak disangka setelah terdiam cukup lama, peramal itu berkata suaminya kelak mungkin akan mengalami nasib mati kelaparan. Nenek begitu marah, lalu sambil meninggalkan uang jasa, ditariknya tangan si kakek dan pergi begitu saja.

Kemudian Partai Komunis Tiongkok (PKT) merebut kekuasaan (pada 1949 dan sejak itu kekuasaan Republik Tiongkok hanya terbatas di Pulau Taiwan dan beberapa pulau di sekitarnya, red.), kakek pun membawa seluruh keluarga ke kampung halaman di selatan. Kampung halaman- nya adalah sebuah kota kuno berusia ribuan tahun, keluarga tradisional yang hidup berdampingan selama empat generasi dalam satu atap sudah umum di sini, kehidupan masyarakat sangat sederhana. 

Semasa Revolusi Kebudayaan (yang dimulai pada 1966) kakeknya telah dicap sebagai “reaksioner”, setiap ada gerakan selalu harus hadir, tapi tidak ada orang yang mempersulit dirinya, juga tidak ada orang yang menganiaya memukulinya. Begitulah kakek selamat bertahan hidup hingga Revolusi Kebudayaan berakhir (pada 1976), ia melewati hari- hari bahagia bersama anak cucunya.

Akan tetapi hidup selalu penuh dengan ketidakpastian. Pada suatu hari tenggorokan kakek terasa sakit sehingga harus dibawa ke dokter, setelah diperiksa ternyata kakek terdiagnosa mengidap kanker kerongkongan. Beberapa bulan kemudian sang kakek meninggal dunia. Dua minggu menjelang ajalnya, hampir tidak ada sebutir nasi pun bisa dimakannya akibat kesulitan menelan. Melihat wajah sang suami yang semakin kurus dan menderita, sang nenek teringat akan kata-kata peramal itu, air mata pun berderai tanpa bisa ditahan, ternyata semua ini sudah menjadi takdirnya.

Kemudian nenek sering bercerita, dulu di zaman kekacauan perang kakek bertugas di bagian logistik militer, pada saat kondisi logistik paling langka, kakek tidak serakah dan tidak korup, ia berhasil menjaga hatinya, sehingga bisa dibilang telah mengumpulkan pahala, pada masa bencana besar Revolusi Kebudayaan, kakek berhasil melaluinya dengan selamat. Tapi takdir kakek harus mati kelaparan, sepertinya bagaimana pun tidak bisa dihindari. Kisah seperti ini sebenarnya banyak terjadi di seputar kehidupan kita. Tanyakan saja pada orang-orang tua atau sesepuh di sekitar kita. Dalam keluarga, di antara leluhur kita, ada saja satu dua kisah serupa, selain dikatakan “sudah takdirnya”, tidak ada lagi alasan yang mampu menjelaskannya.

Tetapi dalam cerita berikut ini, tokoh utama bernama Pei Du di masa mudanya juga diramalkan akan mati kelaparan oleh seorang peramal, namun karena ia melakukan sebuah kebajikan, sehingga telah mengubah nasibnya. Kisahnya ini juga telah menjadi teladan baik di sepanjang zaman.

Kisah Pei Du Mengembalikan Sabuk

Pei Du adalah seorang pejabat terkenal pada masa akhir Dinasti Tang, pernah menjabat sebagai pejabat tertinggi, dan semasa hidupnya telah menikmati kemakmuran melimpah. Akan tetapi nasibnya di masa muda sangat mengenaskan. Pada suatu hari di kotanya kedatangan seorang peramal, konon sangat tepat ramalannya, Pei Du pun mendatanginya untuk menanyakan nasibnya. Tak disangka peramal itu berkata, “Anak muda, wajahmu sangat berbeda dengan orang awam. Di masa mendatang, jika bukan menjadi orang hebat, maka pasti akan mati kelaparan. Tapi sekarang saya belum bisa melihat di mana letak kemuliaan Anda. Begini saja, bagaimana jika selang beberapa waktu, datanglah lagi, saya akan meramalkan lagi nasib Anda?”

Walaupun peramal itu mengatakan dengan nada halus, namun Pei Du telah memahami maksudnya. Untungnya Pei Du berpikiran terbuka dan berjiwa besar, kalau memang nasib sudah berkata demikian, maka diterima sajalah.

Di hari itu, Pei Du berwisata di Kuil Xiangshan, di sana ia melihat seorang wanita yang ber- penampilan sangat sederhana, dia meletakkan sebuah bungkusan di pagar kuil tersebut, setelah berdoa cukup lama wanita itu baru bersujud dan pergi meninggalkan kuil. Setelah beberapa lama, Pei Du mendapati bungkusan milik wanita itu ketinggalan. Tapi sudah tidak bisa lagi mengejar wanita tersebut. Maka Pei Mengambil Bungkusan itu dan menjaganya baik-baik. Matahari telah terbenam, namun belum juga kelihatan wanita itu kembali, Pei Du pun membawa bungkusan itu kembali ke penginapannya.

Keesokan paginya, Pei Du membawa lagi bungkusan itu kembali ke Kuil Xiangshan, pintu kuil baru saja dibuka, wanita itu sudah berlari datang menghampiri, kebingungan dan putus asa meratap sedih seperti mengalami bencana yang sangat besar. Pei Du pun menghampirinya dan menanyakan kondisinya. Wanita itu berkata, “Ayah saya tidak bersalah tapi ditangkap. Kemarin seorang dermawan memberikan saya dua buah sabuk dari batu giok, dan satu buah sabuk dari cula badak, nilainya mencapai seribu untai uang, saya berencana menggunakannya untuk menyuap sipir penjara, tapi naas sabuk itu hilang di sini, sepertinya ayah saya akan mengalami bencana besar.”

Pei Du mengembalikan bungkusan itu kepadanya. Wanita itu berterima kasih kepadanya, dan memberikan satu buah sabuk giok kepada Pei Du, walaupun pada saat itu Pei Du hidup miskin, namun ia tetap menolak menerimanya.

Tak lama kemudian, Pei Du kembali ber- temu peramal itu. Setelah melihat wajahnya beberapa saat, peramal itu terkejut, “Anak muda kau pasti telah melakukan kebaikan, dan mengumpulkan banyak pahala, masa depanmu sangat cerah.” Maka Pei Du pun menceritakan apa yang dialaminya beberapa hari lalu kepada sang peramal, sambil menganggukkan kepala peramal itu memujinya. Ternyata benar Pei Du kemudian menjadi pejabat, pernah mengabdi kepada empat orang raja, hingga akhirnya pensiun dengan penuh tanda jasa, dan meninggal dunia dengan tenang di Kota Luoyang pada usia 76 tahun.

Kisah Yuan Liaofan Mengubah Nasib dengan Berbuat Kebajikan

Kisah lain pengubahan nasib terjadi pada masa Dinasti Ming. Di Kabupaten Wujiang Provinsi Jiangsu ada seorang terpelajar yang bernama Yuan Huang, dan bernama kecil Liaofan, di masa muda ia pernah bertemu seorang tua bermarga Kong, yang mendorong dirinya untuk mengikuti ujian kerajaan. Orang tua itu berkata dirinya mewarisi ajaran sejati dari seorang maha guru kosmologi dari Dinasti Song bernama Shao Kangjie (Shao Yong, red.), dan mampu meramal nasibnya, lalu memberitahunya bahwa dalam ujian tersebut ia akan meraih peringkat ke berapa, tahun ke berapa akan diangkat sebagai Gongsheng (lulusan unggulan yang memperoleh beasiswa dan diterima di Imperial Collage Beijing), tahun ke berapa menjadi bupati, lalu tiga setengah tahun kemudian mengundurkan diri dan pulang ke kampung halaman, meninggal di usia 53 tahun, dan tidak mempunyai keturunan.

Setelah mendengar kata-kata orang tua itu, Yuan Liaofan pun pergi mengikuti ujian di ibu kota, dan beberapa tahun kemudian apa yang dikatakan peramal tua itu memang tepat. Awalnya ia keheranan, tapi kemudian dapat memandangnya hambar, sambil menantikan ajalnya tiba. Tapi pada usianya yang ke-37 suatu pertemuan yang aneh telah mengubah total sisa perjalanan hidupnya.

Di tahun itu, ia telah bertemu dengan Master Zen bernama Yun-gu. Yun-gu berkata padanya, “Nasib ditentukan diri sendiri, pancaran wajah timbul dari hati (jiwa), nasib baik dan buruk dalam hidup sebenarnya terletak pada orang itu sendiri.” 

Kemudian sang Master Zen mengimbuhkan, kunci untuk menciptakan keberuntungan, kemalangan, berkah, dan bencana dalam kehidupan, sebenarnya terletak pada orang itu sendiri. Ubahlah sifat kikir menjadi amal, keekstreman menjadi kedamaian, kemunafikan menjadi ketakwaan, kesembronoan menjadi ketenangan, kesombongan menjadi kesopanan, kemalasan menjadi ketekunan, kekejaman menjadi belas kasih, terlalu menuntut menjadi toleransi, sebanyak mungkin mengumpulkan kebajikan, sebanyak mungkin mengasihi diri sendiri. 

Selama Anda memperkuat moralitas yang sudah menjadi bawaan, sedapat mungkin lakukanlah kebajikan, mengumpulkan pahala, maka akan menciptakan kesejahteraan bagi Anda sendiri, dan tidak akan pernah bisa dirampas oleh orang lain.

Perkataan sang Master Zen ibarat suatu pencerahan bagi Yuan Liaofan. Daripada menerima nasib secara pasif, lebih baik hidup dengan lebih berarti. Setelah berterima kasih pada sang Master Zen, di hadapan Buddha ia pun mengungkapkan segala kesalahan dan kejahatan yang pernah diperbuatnya, entah itu besar maupun kecil, dan berjanji akan melakukan tiga ribu perbuatan baik. Sejak saat itu ramalan yang pernah dikatakan oleh Tuan Kong pun sudah tidak tepat lagi.

Selama sisa hidupnya, ia berusaha keras memperbaiki diri, berusaha melakukan kebaikan mengumpulkan pahala. Dan sisa hidupnya pun telah berubah sepenuhnya, tidak hanya berhasil dalam ujian pejabat, jabatannya meliputi sampai bidang kemiliteran, bahkan memiliki putra yang meneruskan garis keturunannya, ia hidup sehat hingga usia 74 tahun, boleh dibilang mendapat- kan dengan sendirinya tanpa niat disengaja.

Pada usia 69 tahun, ia menulis sebuah buku wejangan keluarga bagi putranya yang sangat terkenal dan berjudul “Liaofan’s Four Lessons”. Di dalam buku itu dibahas tentang fakta memahami takdir, kriteria membedakan dengan jernih antara kebajikan dengan kejahatan, cara mengubah diri berbuat kebaikan, serta selain berbagai efek dari berbuat kebaikan dan mengumpulkan kebajikan, setelah membaca semuanya membuat orang tiba-tiba tercerahkan. 

Lebih penting lagi, ia menggunakan hidupnya sendiri untuk “muncul dan berbicara”, hal ini membuktikan bahwa berbuat baik dan mengubah hidup seseorang adalah hal yang nyata dan kredibel. “Liaofan Four Lessons” dianggap oleh generasi selanjutnya sebagai buku bagus langka yang bermanfaat bagi orang- orang di dunia dan meningkatkan suasana sosial. 

Lao Tzu mengatakan, “Hukum langit tidak mengenal kerabat, berpihak pada orang yang baik.” Dengan kata lain Yang Maha Kuasa sangat adil dalam segala hal, bagi orang yang bermoral dan berbuat kebajikan, maka akan mendapatkan bantuan dari Yang Kuasa. Dan kisah Pei Du dan Yuan Liaofan sepertinya telah membuktikan hal ini. 

Seseorang yang memiliki niat pikiran yang baik sepanjang waktu, banyak melakukan kebajikan, menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang berjodoh, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan balasan yang baik, maka tanpa disadari nasib pun akan berubah. Dengan demikian, bukankah berarti nasib ditentukan oleh kita sendiri? (sud)

Militer Tiongkok: dari ‘Informasinisasi’ ke ‘Perang Intelijen’

0

oleh Richard A. Bitzinger

Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok telah mengalami transformasi yang mendalam setidaknya sejak pergantian abad.

Pertama-tama, Tentara Pembebasan Rakyat telah bertahun-tahun mengejar sebuah “pendekatan konstruksi ganda” untuk mekanisasi dan “informasinisasi”. 

Pendekatan “dua jalur” ini menyerukan modernisasi jangka-pendek dari “peralatan yang ada” yang dikombinasikan dengan pengenalan selektif dari generasii baru senjata konvensional,” bersama dengan sebuah transformasi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok jangka-panjang di sepanjang garis-garis “revolusi dalam urusan-urusan militer” yang berbasis teknologi informasi.

Secara resmi, Tentara Pembebasan Rakyat berharap untuk mencapai mekanisasi dan membuat “kemajuan utama” menuju informasinisasi pada 2020, mencapai “modernisasi militer yang menyeluruh” pada 2035, dan menjadi sebuah militer “kelas dunia” pada 2049.

Sesuai dengan jadwal ini, Tentara Pembebasan Rakyat saat ini adalah mengenai  “informasinisasi.” 

Informasinisasi memerlukan penggunaan teknologi informasi untuk melakukan banyak operasi militer bersama di seluruh wilayah daratan, laut, udara, ruang angkasa, dunia maya, dan spektrum elektromagnetik. 

Ini juga berarti memanfaatkan kecanggihan teknologi di bidang mikroelektronika, sensor, propulsi, siluman, dan terutama dunia maya untuk melengkapi Tentara Pembebasan Rakyat dengan kapasitas baru untuk  serangan dan gangguan jarak-jauh.

Singkatnya, Tentara Pembebasan Rakyat, dalam transisinya yang panjang dari Perang Rakyat ke perang setempat yang terbatas di bawah kondisi informasinisasi, sedang berusaha untuk pindah dari sebuah kekuatan yang lebih berpusat platform menjadi sebuah kekuatan yang lebih berpusat pada jaringan, atau sebuah militer di mana karakteristik penting dari kekuatan adalah hubungan jaringan di antara platform, karena bertentangan dengan platform itu sendiri.

Buku putih pertahanan Tiongkok 2015 secara eksplisit menjadikan informasinisasi sebagai pusat konsep operasional Tentara Pembebasan Rakyat, tidak menekankan operasi darat demi memberi tekanan baru dan pentingnya kekuatan laut dan udara. 

Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat  “secara bertahap mengalihkan fokusnya dari ‘pertahanan perairan lepas pantai’ ke kombinasi ‘pertahanan perairan lepas pantai’ dengan ‘perlindungan laut lepas,’” sementara Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat akan “berusaha untuk mengalihkan fokusnya dari pertahanan udara teritorial ke pertahanan dan penyerangan maupun membangun struktur kekuatan pertahanan ruang-udara yang dapat memenuhi persyaratan operasi-operasi informasi.”

“Perang yang diinformasikan” juga menempatkan sebuah penekanan yang jauh lebih besar pada operasi-operasi ruang angkasa maupun dunia maya. 

Buku putih pertahanan Tiongkok 2019 secara blak-blakan menyatakan bahwa “luar angkasa adalah sebuah domain penting dalam kompetisi strategis internasional.” 

Dengan demikian, persenjataan ruang angkasa semakin menjadi sebuah fakta kehidupan dan sebuah ruang pertempuran masa depan yang penting, dan Tiongkok berencana untuk mengembangkan kapasitas untuk “masuk, keluar, dan secara terbuka menggunakan luar angkasa.”

Pada saat yang sama, dunia maya dianggap menjadi sebuah “daerah yang penting untuk keamanan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial,” dan oleh karena itu Tentara Pembebasan Rakyat mempercepat pembangunan kemampuan-kemampuan dunia mayanya.

Namun demikian, bahkan ketika Tentara Pembebasan Rakyat bekerja untuk mengadopsi “perang yang diinformasikan,” Tentara Pembebasan Rakyat sudah merencanakan fase modernisasi berikutnya, yang disebutnya perang “intelijen” atau perang “yang diintelijenkan.” Karena buku putih pertahanan Tiongkok tahun 2019 menjelaskannya, “perang berkembang dalam bentuk menuju perang yang diinformasikan, dan perang intelijen ada di depan mata.”

Pada Kongres Partai Komunis Tiongkok ke-19 2017, pemimpin Tiongkok Xi Jinping mendesak Tentara Pembebasan Rakyat untuk mempercepat pengembangan intelijenisasi militer, dan “nasihat otoritatif” ini pada gilirannya “meningkatkan ‘intelijenisasi’ sebagai sebuah konsep panduan untuk masa depan modernisasi militer Tiongkok.”

Secara khusus, perang yang diintelijenkan memerlukan militerisasi dari apa yang disebut “Revolusi Industri Keempat.” Teknologi Revolusi Industri Keempat yang penting mencakup kecerdasan buatan, pembelajaran-mesin, komputasi kuantum, penyimpanan cloud, sistem tanpa awak otonom, jaringan 5G, dan sejenisnya.

Revolusi Industri Keempat adalah sebuah pendorong utama dalam upaya masa depan Tiongkok untuk mendapatkan sebuah  keunggulan teknologi yang dominan di atas para pesaingnya. 

Menurut sebuah laporan yang dirilis pada 2019 oleh Center for a New American Security, “Tiongkok percaya kecerdasan buatan, data besar, kecerdasan hibrida manusia-mesin, kecerdasan berkoloni, dan pengambilan keputusan otomatis, bersama dengan

sistem-sistem tanpa awak otonom dan robotika-robotika cerdas yang dimungkinkan oleh kecerdasan buatan, akan menjadi fitur pusat dari revolusi ekonomi dan revolusi militer-teknis yang muncul.”

Tiongkok sangat menghargai kecerdasan buatan sebagai sebuah teknologi penting yang dapat membuktikan konsekuensi dari persaingan strategisnya dengan Amerika Serikat. 

Para pemikir militer Tiongkok percaya kecerdasan buatan kemungkinan akan menjadi kunci untuk melampaui  militer Amerika Serikat sebagai angkatan bersenjata paling tangguh di dunia. 

Akibatnya, Tiongkok telah  mengeluarkan sebuah program ambisius untuk memimpin dunia dalam kecerdasan buatan pada 2030.

Pada Juli 2017, Beijing merilis “Rencana Pengembangan Kecerdasan Buatan Generasi Baru.” Rencana ini memiliki tiga tujuan strategis utama: pertama,  untuk membawa sektor kecerdasan buatan Tiongkok hingga ke tingkat  yang mutakhir global; kedua, untuk mencapai terobosan-terobosan besar dalam hal teori dasar kecerdasan buatan pada 2025; dan ketiga, pada 2030, untuk menjadikan Tiongkok sebagai pemimpin global dalam teori, teknologi, dan aplikasi kecerdasan buatan, serta pusat inovasi kecerdasan buatan utama dunia.

Selain investasi di bidang kecerdasan buatan ini, Tiongkok sedang berusaha menjadi pemimpin dunia  dalam teknologi Revolusi Industri Keempat lainnya, termasuk komputasi kuantum, 5G, robotika,teknologi dan bioteknologi, antara lain. 

Beijing melihat strategi-strateginya untuk memimpin di bidang kecerdasan buatan dan teknologi-teknologi lain ini sebagai saling memperkuat; karenanya, itu adalah investasi yang berat (misalnya, melalui inisiatif “Made in China 2025”) di teknologi yang berhubungan, dan perusahaan (baik domestik maupun asing), dan sumber daya manusia untuk mewujudkan ambisi superioritas global tersebut.

Akan terlalu dini untuk menyatakan bahwa Tiongkok akan mengejar ketertinggalan pertahanan-teknologi mutakhir dalam waktu dekat. Untuk semua pembicaraan Tiongkok  menjadi sebuah  militer yang “diinformasikan” atau “diintelijenkan,” Tentara Pembebasan Rakyat tidak diragukan lagi masih adalah sebuah sebuah kekuatan yang lebih berpusat platform. 

Sebagian besar upaya modernisasi oleh Tentara Pembebasan Rakyat selama dua dekade terakhir  telah didedikasikan untuk membangun pesawat tempur baru, kapal perang baru, kapal selam baru, rudal-rudal baru, dan baju besi baru. Menjadi sebuah sebuah militer di mana karakteristik penting dari kekuatan adalah hubungan jaringan atau mliter intelijen, masih butuh waktu bertahun-tahun, jika tidak  beberapa dekade.

Lebih jauh lagi, proses informationisasi atau intelijenisasi itu sendiri telah berevolusi: senjata-senjata tua dan peralatan militer tua secara bertahap diganti.Kemudian dimodifikasi, dan ditingkatkan, atau ditambah dengan dan mengandalkan pada sistem-sistem yang lebih maju secara teknologi.

Namun demikian, Tentara Pembebasan Rakyat tampaknya berkembang menjadi  angkatan bersenjata yang benar-benar diintelijenkan–—sebuah strategi jangka-panjang, setidaknya dapat dikatakan, tetapi didukung oleh sebuah komitmen jangka-panjang oleh rezim Xi. (Vv)

Richard A. Bitzinger, seorang analis keamanan internasional independen. Dia sebelumnya adalah rekan senior di Program Transformasi Militer di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura. 

Gedung Putih Menggambarkan Situasi yang terjadi di Ukraina Ketika Diserang Rusia

oleh Zhang Ting

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Minggu 13 Februari kembali mengeluarkan pernyataan tegas tentang risiko meletusnya perang antara Rusia dengan Ukraina. Ia juga menggambarkan situasi suram yang dihadapi Ukraina ketika serangan Rusia terjadi, dan kembali mendesak warga Amerika Serikat untuk segera meninggalkan Ukraina

“Jika Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina, kemungkinan akan dimulai dengan penembakan sejumlah besar rudal dan bom. Para warga sipil yang tidak bersalah tak peduli warga negara mana dapat menjadi korban,” katanya berbicara dalam acara ‘State of the Union’ CNN.

“Kemudian, pasukan darat akan menyerang melintasi perbatasan Ukraina. Demikian juga, warga sipil yang tidak bersalah dapat terjebak dalam baku tembak, atau terjebak dan tidak dapat keluar dalam suatu lokasi. Itu sebabnya kami terus menyerukan kepada warga Amerika Serikat untuk menggunakan kesempatan yang ada dimana penerbangan komersial masih tersedia untuk keluar dari negara itu,” tambahnya.

Selama 10 hari terakhir, Kremlin secara signifikan mempercepat pengumpulan kekuatan militernya di perbatasan Ukraina, kata Sullivan. Kekuatan Rusia di daerah perbatasan sekarang memberi kemungkinan kepada negara itu untuk segera melancarkan operasi militer ke Ukraina.

Sullivan juga mengatakan bahwa AS melihat Rusia mungkin dapat melakukan serangan ke Ukraina dalam sepekan ke depan, tetapi masih menginginkan solusi diplomatik untuk mengatasi krisis tersebut.

Sullivan mengatakan bahwa militer Rusia diposisikan untuk menyerang Ukraina sebelum berakhirnya Olimpiade Musim Dingin Beijing pada 20 Februari.

Sullivan  mengatakan pihaknya tidak dapat memprediksi dengan sempurna tanggal invasi, Rusia dapat memulai aksi militer besar-besaran di Ukraina kapan saja – termasuk dalam minggu berikutnya, sebelum berakhirnya Olimpiade”.

Dia menambahkan bahwa melihat cara Rusia dalam mengumpulkan kekuatan militernya, cara menggerakkannya, diduga aksi militer berskala besar kemungkinan bisa terjadi dalam waktu dekat. 

“Kami siap untuk terus melanjutkan tugas diplomatik kami, tetapi kami juga siap untuk bersama-sama dengan sekutu dan mitra kami menanggapi tindakan militer Rusia secara terpadu dan tegas”.

“Yang bisa saya lakukan adalah memastikan bahwa kami sudah siap,” kata Sullivan.

Dia juga mengatakan bahwa intelijen AS mengindikasikan bahwa jika Rusia memang menginvasi Ukraina, mungkin ada tindakan sebelumnya yang digunakan sebagai dalih invasi.

“Informasi yang kami kumpulkan melalui intelijen menunjukkan bahwa (Rusia memiliki rencana aktif untuk ini), dan bukan hanya Amerika Serikat yang mengatakannya”, kata Sullivan. 

“Sekutu NATO kami juga mengatakan bahwa karena mereka telah mampu meninjau intelijen tersebut, menilai kredibilitasnya dan sampai pada kesimpulan yang sama seperti kami. Jadi saya pikir dunia harus siap untuk melihat bahwa Rusia menciptakan alasan terlebih dahulu untuk menunjang dilakukannya operasi militer”.

Ukraina telah menerima 180 ton amunisi dari Amerika Serikat untuk digunakan oleh angkatan bersenjata Ukraina, kata Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov pada hari Minggu.

Kementerian Pertahanan Lithuania pada hari Minggu mengatakan bahwa, negaranya juga memberikan bantuan pertahanan kepada Ukraina. Menteri Pertahanan Lithuania Arvydas Anušauskas mengatakan bahwa bantuan itu termasuk sistem peluru kendali darat ke udara FIM-92 Stinger. (sin)