Ada banyak kisah cinta yang telah dirilis selama pandemi ini, dan pasangan John, 92 tahun dan Marjorie Wilson, 88 tahun, adalah protagonis dari perpisahan emosional yang menunjukkan kepada kita akan kebesaran cinta.
Pasangan yang lanjut usia ini telah hidup bersama selama 69 tahun, tetapi setelah berjuang keras melawan kanker, mereka mencoba untuk tetap bersatu saat-saat terakhir mereka dalam hidup ini. Mereka bergandengan tangan untuk yang terakhir kalinya untuk mengucapkan salam perpisahan di rumah sakit.
Putra pasangan itu, Kurt, 62 tahun, mengatakan ayahnya didiagnosis mengidap kanker stadium akhir tepat ketika ibunya dirawat di Rumah Sakit Queens di Burton, Inggris.
“Dia pergi ke rumah sakit pada bulan Februari dan mereka mengetahui dia menderita kanker pankreas. Hampir di saat yang bersamaan, ibu saya dibawa ke rumah sakit karena pneumonia, “kata Kurt.
Perawat Emma dengan cepat mengatur tempat tidur pasangan itu untuk menyatukannya. Dia tahu bahwa ini mungkin kesempatan terakhir untuk bertemu lagi.
John menatap mata istrinya dengan penuh kasih dan memegang tangannya selama 10 menit ketika mereka berada di dua tempat tidur berbeda di rumah sakit.
Sedihnya, Emm tidak salah dan itu ternyata adalah foto terakhir mereka bersama. John meninggal di rumahnya di Ashbourne, Derbyshire, pada 15 Juni, sementara Marjorie dipulangkan dan dipindahkan ke panti jompo.
Kurt memutuskan untuk menerbitkan foto itu untuk menghormati cinta abadi yang ada di antara orangtuanya.
“Mereka menikah selama 69 tahun dan sangat saling mencintai,” kata Kurt.
Kurt mengatakan itu adalah foto orang tuanya yang paling indah.
“Aku belum bisa melihatnya sejak Hari Ibu karena kurungan dan sementara di rumah sakit dia tertular virus corona,” kata Kurt.
Kurt dapat berbicara dengan ayahnya ketika dia pulang untuk menghabiskan hari-hari terakhirnya dan mengatakan kepadanya betapa berartinya baginya untuk berbagi dengan ibunya untuk mengucapkan selamat tinggal.
“Perawat itu bertindak sangat mengagumkan, aku tahu itu mungkin terakhir kali mereka bertemu satu sama lain dan aku tidak bisa mengunjunginya. Luar biasa apa yang dia lakukan, “tambah Kurt.
Setelah mengalahkan virus dan pneumonia pada usia 88 tahun, Marjorie sekarang kembali ke panti jompo di Rosliston, tetapi karena demensia, dia belum diberi tahu bahwa suaminya sudah meninggal. Kurt menunggu sampai dia bisa melihatnya secara pribadi untuk memberitahunya.
Putra keluarga Wilsons mengirim surat terima kasih ke rumah sakit karena mengabadikan momen yang tak ternilai itu dan memastikan bahwa ayahnya ” Meninggal dengan hati gembira, dengan damai dan dalam pelukanku.”
“Terima kasih banyak atas cinta dan perhatian yang kamu berikan pada orangtuaku. Saya terutama ingin berterima kasih kepada Emma, yang memiliki pandangan ke depan untuk mengambil gambar ibu dan ayah bersama untuk terakhir kalinya, ”kata Kurt.
Perawat Emma berkata dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menikah dengan seseorang selama lebih dari 60 tahun dan tahu bahwa Anda tidak akan pernah melihatnya lagi.
“Alasan saya menjadi perawat adalah untuk merawat orang dan mengalami saat-saat seperti ini,” kata Emma.
Emma berkata bahwa dia senang anak pasangan itu tidak hanya memiliki foto, tetapi juga mengetahui bahwa ayahnya melihat ibunya untuk mengucapkan selamat tinggal padanya.
“Aku suka memperlakukan semua pasien seolah-olah mereka adalah keluargaku,” kata Emma.(yn)
ETIndonesia- Pusat Pengendali Operasi BNPB mencatat per hari ini, Jumat (17/7/2020), pukul 17.30 WITA, lebih dari tiga ribu keluarga mengungsi pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Mereka berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sabbang, Baebunta dan Masamba.
Jumlah penyintas yang tercatat BPBD Kabupaten Luwu Utara mencapai 3.627 KK atau 14.483 jiwa. Jumlah ini belum termasuk mereka yang mengungsi di wilayah Kecamatan Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. BPBD setempat masih melakukan pendataan di lapangan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan penanganan darurat terhadap para warga yang mengungsi dilakukan oleh pemerintah daerah dibantu dengan mitra terkait lainnya, seperti Palang Merah Indonesia. Sebagian mereka berada di enam pos komando taktis di Radda, Masamba, Bone, Bone Tua dan Kantor Bupati Luwu Utara.
Pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Dok BNPB)
Menurut Raditya, BPBD setempat mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk warga terdampak berupa air bersih, obat-obatan, pakain dalam wanita, popok balita dan lansia, selimut, sarung, peralatan pembersih rumah, family kits dan masker.
Data korban per hari ini (17/7), Basarnas mencatat 36 orang meninggal dunia dan 16 lainnya dalam pencarian. Upaya pencarian dan evakuasi korban yang masih hilang, Tim SAR Gabungan di bawah komando Basarnas menerjunkan 539 personel, sedangkan total potensi berjumlah 1.001 personel.
Pendataan sementara untuk kerugian material bangunan hingga hari ini mencakup rumah terdampak 4.202 unit, mikro usaha 61 unit, tempat ibadah 13 unit, sekolah 9 unit, kantor pemerintah 8 unit, 3 fasilitas kesehatan , 2 fasilitas umum dan 1 pasar traditional.
pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Dok BNPB)
Sedangkan kerugian infrastruktur meliputi jalan terdampak sepanjang 12.8 km, jembatan 9 unit, pipa air bersih 100 m, bending irigasi 2 unit. Akses beberapa jalan poros, seperti Masamba – Baebunta dan jalan di Kecamatan Sabbang menuju Desa Malimbu masih tertimbun lumpur dan hanya dapat dilalui roda dua.
Kerusakan jaringan pipa air bersih PDAM mengakibatkan suplai air sulit bahkan PDAM masih belum beroperasi. Pada infrastruktur jaringan listrik belum semua beroperasi, terdapat beberapa titik masih padam. Sedangkan jaringan komunikasi belum stabil.
“Banjir juga merusak lahan produktif berupa lahan pertanian dan persawahan seluas 460 hektar,” imbuh Raditya dalam rilisnya.
Sementara itu, dalam upaya penanganan darurat Tim Reaksi Cepat BPBD masih melakukan kaji cepat kebutuhan di lokasi yang terisolir. BPBD juga menerjunkan alat berat untuk membersihkan material lumpur, khususnya di akses jalan sehingga dapat mempermudah distribusi bantuan dan mobilitas warga.
Di sisi lain, pemerintah daerah setempat masih terkendala alat berat untuk pembersihan material lumpur maupun kendaraan operasional untuk mendistribusikan bantuan logistik dan pengerahan sukarelawan. Pantuan di lapangan, banyak akses jalan yang masih belum dapat dilalui oleh kendaraan.
pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Dok BNPB)
Terkait dengan kejadian, sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memberikan analisis penyebab banjir bandang yang menerjang beberapa kecamatan pada Senin lalu (13/7). Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengidentifikasi beberapa faktor penyebab banjir tersebut.
Analisis tim LAPAN berdasarkan citra satelit Himawari-8 menyebutkan bahwa hujan dengan intensitas yang cukup lama pada 12 Juli 2020 dari sekitar jam 22.00 WITA sampai jam 6.00 WITA tanggal 13 Juli 2020. Kemudian pada siang hari (13/7) sekitar jam 13.00 WITA kembali terjadi hujan dengan intensitas yang lama sampai malam hari ketika terjadi bencana banjir bandang.
Menurut analisis tersebut, curah hujan membawa pengaruh yang signifikan sebagai pembawa material lumpur dan ranting pohon dari wilayah hulu sungai.
Selain itu, struktur geomorfologi dan geologi Kabupaten Luwu Utara menunjukkan bahwa wilayah hulu Sungai Sabbang, Sungai Radda dan Sungai Masamba merupakan perbukitan yang sangat terjal dan kasar. Kondisi tersebut terbentuk dari patahan-patahan akibat proses tektonik pada masa lalu.
Analisis Lapan menginformasikan, banyaknya patahan yang terdapat di wilayah ini menyebabkan struktur batuan atau tanahnya tidak cukup kuat untuk mempertahankan posisinya. Kemudian kondisi ini menyebabkan mudah longsor dan apabila terakumulasi dapat terjadi banjir bandang. (asr)
Tahun ini adalah tahun ke-8 Xi Jinping memangku jabatannya, pernah suatu ketika, Xi Jinping menguasai semua kartu as di tangannya, kini, semuanya telah menjadi kartu busuk. Seruan dan teriakan seperti umpat Xi, anti Xi, gulingkan Xi, dan lengserkan Xi, tidak pernah berhenti berdengung.
Mengulas kembali 8 tahun yang telah dilalui Xi, Kongres Rakyat Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-19 pada Oktober 2017 merupakan titik peralihan bagi Xi.
Pada 5 tahun pertama, dalam diri Xi masih berkeyakinan “tiga kaki di atas kepala ada Dewa.” Walaupun minim kebijaksanaan, tapi berkat bantuan Tuhan, sejumlah hal besar dan sulit bisa dilakukannya.
Pada 3 tahun berikutnya, yakni sejak 31 Oktober 2017 setelah Xi Jinping mendatangi situs lama Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok yang pertama di Shanghai. Ia bersumpah akan berjuang sampai akhir hayatnya demi komunisme yang diajarkan oleh Marx yang atheis. Satu langkah yang salah, langkah berikutnya pun salah semuanya, dan masih melakukan kesalahan sampai saat ini.
Beberapa hal besar, tidak ada satu pun yang bisa dilakukan dengan benar dan tuntas dari awal hingga akhir.
Gerakan Anti-Korupsi Pukul Macan, Tangkap Perampok Harus Tangkap Ketua Gengnya
Pada kedua Rapat Pleno ke-18 Komisi Kedisiplinan Pusat pada Januari 2013 lalu, Xi Jinping mengobarkan aksi pemberantasan korupsi memukul macan. Tujuannya adalah merebut kekuasaan tertinggi dari tangan Jiang Zemin dan Zeng Qinghong.
Selama 5 tahun, lebih dari 440 pejabat tinggi tingkat provinsi atau menteri ke atas telah diselidiki dan ditindak, termasuk mantan anggota politbiro Partai Komunis Tiongkok sekaligus Sekjend Komisi Politik Hukum yakni Zhou Yongkang, mantan Komisi Politik Hukum Partai Komunis Tiongkok sekaligus wakil ketua Komisi Militer PKT yakni Xu Caihou dan Guo Boxiong, dua kali menjabat politbiro PKT merangkap Sekretaris kota Komisi Kota Chongqing Bo Xilai dan Sun Zhengcai, mantan kepala rumah tangga Zhongnanhai merangkap kepala Kantor Umum PKT yakni Ling Jihua dan lain sebagainya. Dan, mayoritas dari mereka adalah orang yang dipercaya dan dipromosikan oleh Jiang dan Zeng.
Awalnya, kekuatan pemberantasan korupsi Xi dengan memukul macan sangat hebat. Gebrakannya sangat luar biasa. Banyak pernyataan keras dilontarkan. Seperti, di tubuh partai “banyak orang yang berambisi dan ahli konspirasi.” Terhadap hal ini tidak bisa “mencemaskan akan melukai orang di sekitar, mengalihkan pembahasan yang sulit dijawab, menempuh kebijakan burung unta.” “Jika tidak membasmi hingga ke akarnya, begitu angin sepoi berhembus maka bara itu akan menyala dan berkobar kembali”.
“Siapa pun tidak boleh berhati busuk, tidak bisa berharap hukum akan melunak, tidak ada ‘surat sakti’, juga tidak ada ‘raja tak tersentuh hukum’.
Konfrontasi melawan korupsi, masalah hidup mati, nama perorangan, sudah tidak penting”. Harus bisa “dimulai dengan baik dan diakhiri dengan baik, dilakukan dengan baik dan dirampungkan dengan baik”.
Sebelum Kongres Nasional ke-19 Partai Komunis Tiongkok, pemberantasan korupsi memukul macan telah mendekati “raja bandit”-nya yakni Jiang Zemin dan Zeng Qinghong.
Tidak sedikit orang mengira, jika Xi sekaligus menyelesaikan tugas dengan menciduk Jiang dan Zeng, maka aksi pemberantasan korupsi ini akan diakhiri sempurna.
Tetapi “orang berambisi dan ahli konspirasi” yang ditempatkan oleh Jiang dan Zeng di sekitar Xi Jinping, yakni Wang Huning sebagai anggota politbiro PKT yang menguasai Kementerian Propaganda itu berulang kali memuji.
Ditambah lagi Jiang dan Zeng berpura-pura mengaku kalah. Xi mengira dirinya telah berhasil merebut kekuasaan, aksi pemberantasan korupsi memukul macan pun berhenti hanya sampai Zhou Yongkang saja. Tak hanya tidak menciduk raja bandit, justru berkompromi dengan “raja bandit” yakni Jiang dan Zeng.
Raja bandit belum disingkirkan, pohon belum ditumbangkan, monyet-monyet masih berkeliaran, mereka pasti akan datang mengacau lagi, Xi dipastikan tidak akan bisa hidup tenang.
Perang dagang AS-Tiongkok serba salah
Setelah Kongres Nasional PKT ke-19, masalah besar pertama yang dialami Xi Jinping adalah perang dagang AS-Tiongkok.
Pada April 2017 lalu, Xi secara khusus mengunjungi Florida untuk menemui Presiden Trump.
Xi mengatakan, “Kami mempunyai seribu alasan untuk membina hubungan baik dengan Amerika, dan tidak ada satu pun alasan merusak hubungan AS-Tiongkok”. Perkataan ini memang tidak diragukan kebenarannya.
Amerika adalah negara terbesar dan terkuat di dunia. Pasar, modal, teknologi, tenaga terampil, dan pelayanan dari AS memainkan peranan sangat penting bagi perkembangan Tiongkok.
Menjalin kebutuhan dalam negeri Tiongkok untuk mengembangkan ekonomi dan masyarakatnya, dan berkaitan erat dengan kepentingan rakyat Tiongkok. Juga merupakan pondasi penting bagi seorang pemimpin Tiongkok untuk berdiri di dalam maupun luar negeri. Berdasarkan pandangan ini, tidak seharusnya terjadi perang dagang antara AS dengan Tiongkok.
Tetapi kondisi sebenarnya adalah, sejak Maret 2018 hingga Januari 2020, akibat kekacauan yang ditimbulkan oleh orang kepercayaan Jiang dan Zeng yakni Wang Huning sebagai anggota politbiro Partai Komunis Tiongkok, juga Han Zheng yang juga menjabat anggota politbiro sekaligus Wakil Perdana Menteri, perang dagang AS-Tiongkok pun meletus.
Tak lama setelah perang dimulai, PKT mulai mengalami “enam ketidakstabilan” yakni pengangguran, finansial, perdagangan luar negeri, modal asing, investasi dan politik.
Lalu berbagai rumor seperti “kudeta”, “gulingkan raja”, “lengserkan Xi”, “Xi istirahat, Wang Yang memimpin” dan lain-lain pun bermunculan. Ekonomi tidak stabil, situasi politik labil, hati rakyat tak menentu, Xi merasa gentar, hingga 1 Desember 2018, terpaksa mengambil langkah mundur, berunding kembali dengan Amerika.
Hingga bulan Mei 2019, perundingan dagang AS-Tiongkok berlangsung lancar. Kedua pihak telah mencapai kesepakatan hingga 90% dari topik yang dibahas.
Perwakilan pihak Tiongkok Liu He melangsungkan perundingan sesuai dengan instruksi Xi. Tapi Wang Huning dan Han Zheng kembali mengacau, menentang, kesepakatan harus dibatalkan dan negosiasi ulang. Jika tidak akan mempermalukan negara, dan lain-lain. Setelah beberapa lama diombang-ambingkan, Xi Jinping kembali bimbang. Lalu menulis surat kepada AS menyatakan membatalkan niatnya.
Perang dagang AS-Tiongkok pun kembali berkobar. Pihak Tiongkok lagi-lagi babak belur dibuatnya. Minta pertolongan Rusia, tapi Presiden Putin memilih berpangku tangan menjadi penonton saja.
Pada saat Trump memberlakukan tarif masuk, Rusia pun memanfaatkan kesempatan menaikkan tarif ekspor minyak bumi. Seolah menikam PKT dari belakang. Juli 2019 pada KTT G20 di Osaka, mau tidak mau Xi harus kembali berunding dengan Trump. Kedua pihak melanjutkan perundingan. Waktu itu alat propaganda yang dikuasai Wang Huning menyiarkan terus menerus seruan “kaum pecundang”.
Jika Xi kembali membatalkannya, Trump pasti tidak akan merasa sungkan dan segan lagi. Pada akhirnya, Xi terpaksa harus menunjukkan kekuasaan militer, untuk dengan berat hati menandatangani kesepakatan dagang tahap pertama.
Perang dagang AS-Tiongkok yang tidak seharusnya terjadi, akibat “raja bandit” dan pengikutnya terus mengacau. Xi tidak memiliki keteguhan strategi, tidak memiliki visi dan misi jauh ke depan. Mudah terombang-ambing. Semua serba salah, perang tidak perang, kerugian sangat besar, reputasi dirinya pun merosot tajam.
Atasi Gerakan Anti-UU Ekstradisi Hong Kong dengan Cara yang Kacau
Pada saat Xi Jinping pusing tujuh keliling akibat perang dagang AS-Tiongkok, pada 24 April 2019 menjelang peringatan 30 tahun peristiwa pembantaian Tiananmen 4 Juni, Zeng Qinghong tiba-tiba menziarahi makam mantan Sekjen PKT yakni Hu Yao-bang yang terletak di Jiangxi. Kemudian, di Hong Kong pun terjadi gerakan anti-UU ekstradisi berskala terbesar sepanjang sejarah, yang menjadi sorotan dunia.
Setelah 155 tahun dibangun oleh Inggris, Hong Kong telah menjadi sebutir “Mutiara Timur” yang berkilau sangat gemerlap. Hong Kong merupakan pusat finansial ketiga terbesar dunia. Sebuah jendela terpenting yang menghubungkan daratan Tiongkok dengan dunia. Yang mana memberikan kontribusi teramat besar bagi perkembangan ekonomi sosial Tiongkok. Menghargai Hong Kong, menjaga perdamaian, kemakmuran dan stabilitas Hong Kong, adalah salah satu kewajiban terpenting bagi seorang pemimpin Tiongkok.
Tapi sejak meletusnya gerakan anti UU ekstradisi Hong Kong pada Juni tahun lalu hingga sekarang, Xi Jinping tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi di Hong Kong. Apa sebenarnya yang diinginkan warga Hong Kong dan bagaimana mengakhiri konflik di Hong Kong.
Dalam mengatasi masalah Hong Kong, Xi Jinping tidak memiliki strategi, juga tidak ada kebijakan. Sepenuhnya “terbelenggu” oleh kekuatan Zeng Qinghong, dan hanya bisa melakukan cara usang PKT yang biasa diterapkan di Tiongkok yakni dengan tekanan dan pembohongan.
Diawali dengan tekanan, jika tidak bisa lagi ditekan, sementara abaikan “UU Ekstradisi”; masih juga tidak bisa, cabut “UU Ekstradisi”; masih juga tidak bisa, perbesar lagi tekanan, bahkan telah dipersiapkan menggunakan kekuatan militer.
Lalu, utus anggota politbiro PKT Yang Jiechi bertransaksi dengan Amerika. Ditolak mentah-mentah oleh AS, rencana membanjiri Hong Kong dengan darah pun gagal.
Hingga 24 Desember 2019 lalu pada pemilu legislatif Hong Kong, mulai dari pemerintah Hong Kong sampai Kantor Penghubung Hong Kong sampai Kantor Urusan Hong Kong & Makau, semuanya menyampaikan berita ke Zhongnanhai, bahwa kubu pro-Beijing pasti akan menang. Namun akibatnya adalah, kubu pro-demokrasi yang mendukung anti UU ekstradisi justru menang telak. Sedangkan kubu pro-Beijing kalah telak. Lalu, masih saja belum sadar, hanya terkejut dan berang, maka dipikirkanlah cara untuk menekan pengunjuk rasa Hong Kong untuk membalikkan situasi.
Setelah Hong Kong mengalami kekacauan sebesar ini, Xi Jinping tidak menghukum satu pun penanggung jawab. Hanya memindah-tugaskan Kepala Kantor Penghubung Hong Kong yakni Wang Zhimin.
Tidak menuntut tanggung jawab dari Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, juga tidak menuntut tanggung jawab Kepala Kantor Penghubung Hong Kong maupun Kepala Urusan Hong Kong & Makau. Dua orang pejabat baru diangkat, Kepala Kantor Penghubung Hong Kong yang baru yakni Luo Huining, dan Kepala Kantor Urusan Hong Kong & Makau yang baru yakni Xia Baolong. Tapi kedua pejabat ini telah sejak lama mundur ke garis kedua. Tidak ada prestasi politik yang menonjol, tidak ada pengalaman menangani Hong Kong, juga tidak memiliki wawasan internasional.
Memenuhi aspirasi arus utama warga Hong Kong, untuk mengatasi masalah Hong Kong dengan cepat dan tepat, sebenarnya tidak sulit. Tapi, selama hampir setengah tahun, Xi Jinping secara pasif terus diputar-putar di dalam kerangka yang telah dibuat oleh para pengikut setia Zeng Qinghong, selalu tidak bisa melepaskan diri.
Setelah mundur, maju lagi, lalu mundur lagi, maju lagi. Di bawah kendali orang kepercayaan Zeng Qinghong yang menjabat sebagai Sekjend Komisi Politik Hukum Pusat yakni Guo Shengkun, baik polisi maupun mafia di Hong Kong terus meningkatkan intensitas tekanan bersifat anarkis. Hal demikian membuat citra Xi Jinping tercoreng di mata internasional.
Terapkan paksa UU Keamanan Nasional versi Hong Kong, menuai kecaman dunia Simpul pada masalah Hong Kong terletak pada setelah diambil alihnya Hong Kong oleh PKT pada 1 Juli 1997 silam. PKT terus menggerogoti kebebasan dan hak otonomi Hong Kong. Banyak masalah di luar diplomatik dan pertahanan yang tidak seharusnya ditangani telah diintervensi oleh PKT. Konflik terakumulasi dari hari ke hari, hingga tahun 2019, kesabaran warga Hong Kong pun habis sudah akibat PKT mem berlakukan secara paksa “UU Ekstradisi” di Hong Kong. Maka meletuslah kemarahan itu.
Menyelesaikan masalah Hong Kong, sebenarnya juga sangat sederhana. Menurut “Pernyataan Besama Tiongkok-Inggris” penerap-an “satu negara dua sistem” di Hong Kong tidak berubah selama 50 tahun. Sebuah janji “warga Hong Kong mengurus sendiri masalah Hong Kong dan skala otonomi tingkat tinggi.” Tiongkok hanya mengurus masalah diplomatik dan pertahanan negara, selebihnya diserahkan kembali ke tangan warga Hong Kong. Maka dengan demikian, bisa menyelesaikan segala masalah tanpa berbuat apa pun.
Tetapi, sekelompok pejabat sengkuni dan pengerat seperti Wang Huning dan kawan-kawan mengepung Xi Jinping. Agar Xi sama sekali tidak bisa mendapatkan informasi yang sebenarnya dari Hong Kong. Tidak bisa merasakan denyut nadi Hong Kong, tidak tahu simpul permasalahan Hong Kong, terkepung dengan berbagai berita palsu dari Wang Huning tentang “separatis Hong Kong” dan lain sebagainya. Pada Desember 2019 lalu kalah dalam pemilu legislatif Hong Kong. Tahun ini kalah dalam pilpres Taiwan dan pemilu legislatif Taiwan, lalu walikota Kaohsiung, Taiwan yang pro-PKT yakni Han Kuo-Yu dicopot dari jabatannya.
Sekali kalah, dua kali kalah, tiga kali kalah, mata pun kalap karena kekalahan terus menerus, kepala pun menjadi tidak jenih. Lalu sejumlah langkah busuk ditempuh, dengan dirancang oleh Kongres Nasional, UU Keamanan Nasional versi Hong Kong pun diberlakukan paksa. Menjadi musuh dan menuai kecaman keras dari seluruh dunia.
Pasal ke-38 UU Keamanan Nasional versi Hong Kong menetapkan: “Bagi siapa saja yang tidak memiliki status identitas permanen wilayah otonomi khusus Hong Kong, jika melakukan kejahatan di luar wilayah otonomi Hong Kong, maka berdasarkan penerapan hukum ini di wilayah otonomi Hong Kong, akan dikenakan undang-undang ini.”
Dengan kata lain, terhadap semua orang di seluruh dunia yang menentang perbuatan tidak terpuji PKT terhadap Hong Kong, akan menjadi sasaran penindakan hukum ini. Maka tak heran jika Menlu AS Pompeo mengatakan, peraturan ini membuat orang “murka”, ini adalah “penghinaan terhadap seluruh negara di dunia”.
Apa akibatnya jika UU Keamanan Nasional versi Hong Kong diterapkan? Melihat aksi pemberantasan korupsi memukul macan yang dilakukan Xi Jinping, tindakannya menghadapi perang dagang AS-Tiongkok dan mengatasi gerakan anti UU ekstradisi di Hong Kong, dapat disimpulkan suatu gambaran besar. Karena ini bukanlah akibat memilih cara yang salah mengatasi masalah, melainkan adalah monster yang ber tentangan dengan sang Pencipta, yang pada akhirnya hanya akan mempercepat seluruh dunia menentang PKT. Yang akan memper cepat proses PKT menuju kehancuran.
Kehendak Langit Segalanya akan Lancar
Pada 7 Januari 2014 lalu, dalam Rapat Kerja Komisi Politik Hukum Pusat Xi Jinping berpidato, “Sebenarnya pelaku yang salah itu juga ada sebuah buku jurnal, semuanya tercatat di dalam jurnal itu. Begitu timbul masalah, maka seluruh jurnal itu akan diperhitungkan. Jangan merasa sekarang Anda sudah hebat, hati-hati akan perhitungan ini, semua ini akan terjadi cepat atau lambat. Jangan lakukan hal seperti itu, tiga kaki di atas kepala ada Dewa, harus memiliki rasa takut pada Tuhan.” Perkataan ini juga tidak diragukan kebenarannya.
Tetapi, hingga hari ini, perkataan ini, kata-kata “pelaku yang salah” cukup digantikan dengan “pembuat keputusan yang salah”, dan sepenuhnya sesuai dengan kondisi Xi Jinping sendiri.
Sejak Kongres Nasional ke-19 PKT, dalam hal pemberantasan korupsi memukul macan, perang dagang AS-Tiongkok, serta mengatasi gerakan anti UU ekstradisi Hong Kong, dan memberlakukan UU Keamanan Nasional versi Hong Kong, Xi adalah “pembuat keputusan yang salah”.
Begitu Xi mengalami masalah, tidak hanya seluruh jurnal menjadi beban di pundak Xi, seluruh kejahatan yang dilakukan Komunis Tiongkok sejak 1999 akan menjadi beban di pundak Xi Jinping.
Sebelum Kongres Nasional PKT ke-19, Xi Jinping berkompromi dengan Jiang Zemin dan Zeng Qinghong. Demi melindungi partai. Xi mengira dengan melindungi partai, maka kekuasaannya pun akan aman, setelah kekuasaan diamankan, maka nyawanya pun akan aman. Setelah berikrar di Shanghai pada 31 Oktober 2017 lalu, “roh jahat komunisme” pun terus membelenggu Xi Jinping, membuatnya terjebak dalam kabut perasuk jiwa melindungi partai, melindungi kekuasaan dan melindungi nyawanya.
Tak dinyana, Partai Komunis Tiongkok sejak awal setelah menggulingkan pemerintah Tiongkok yang sah, yaitu pemerintah nasionalis, selalu melakukan kejahatan.
Saat Xi menjabat sebagai pemimpin PKT pada November 2017 lalu, PKT telah menjadi partai politik yang paling banyak berhutang darah di seluruh dunia. Merupakan partai politik yang paling korup di dunia, partai politik yang paling mengkhianati negaranya. Partai politik yang paling jahat dalam merusak kebudayaan tradisional, partai politik terorisme yang paling besar di dunia. Karma buruk yang diperbuat PKT luar biasa besar, sejarah telah sampai pada tahap “Langit akan menumpas Partai Komunis Tiongkok.”
Lindungi partai, akan kehilangan nyawa; lindungi nyawa, akan kehilangan partai. Ini adalah ambang hidup dan mati yang dihadapi Xi Jinping.
Xi sendiri pernah mengatakan “tiga kaki di atas kepala ada Dewa, harus ada hati yang takut pada Tuhan.”
Dalam hal ini “Dewa” yang dimaksud adalah Langit (Tuhan), Langit akan menumpas Partai Komunis Tiongkok, siapa yang mampu mencegahnya? Takut akan “Tuhan”, hanya bisa dilakukan dengan menaati kehendak Langit, agar bisa mendapatkan perlindungan dari Langit.
Sejak dulu hingga kini, manusia yang bertentangan dengan Langit, pada akhirnya tidak pernah mengalami akhir yang baik. Sudah banyak pelajaran menyakitkan, sudah sepantasnya sadar, direnungkan, dan diterima. (sud)
Keterangan gambar : Xi Jinping (Fred Dufour/AFP/Getty Images)
Artikel Ini Sudah Terbit di koran cetak Epochtimes Indonesia Edisi 662
Sekali lagi manusia yang tidak sadar dan tidak peka itu membuat kerusakkan lagi, kali ini para korban adalah dua bayi beruang yang baru berumur beberapa minggu yang setelah terpapar suhu dingin mati setelah ibu mereka diserang oleh dua orang pemotong kayu.
Sudah kita pahami bahwa bayi hewan, seperti juga bayi manusia, membutuhkan perlindungan dan perawatan ibu mereka untuk mengatasi bulan-bulan pertama setelah kelahiran.
Sedihnya, dua anak beruang mati saat hibernasi dengan ibu mereka di liang tempat persembunyiannya. Selama musim dingin, tidak hanya beruang, tetapi banyak spesies lain diketahui melakukan hibernasi sampai musim dingin berlalu.
Keluarga beruang ini terdiri dari ibu dan dua anaknya yang terpapar ketika penebang pohon secara brutal memutuskan untuk mengusir mereka ketika mereka berlindung di liang selama musim dingin.
Proses hibernasinya terganggu oleh dua pria yang, di bawah pengaruh alkohol, memutuskan untuk mengeluarkan beruang dari sarangnya. Peristiwa itu terjadi di Anuchinsky, di ujung timur Rusia.
Menurut sebuah penyelidikan oleh Departemen Pengelolaan dan Konservasi Margasatwa Regional Rusia, para pria itu mulai memukuli ibu beruang sampai dia keluar dari tempat perlindungan.
“Orang-orang mabuk setelah memotong kayu dan berjalan-jalan di hutan. Mereka menemukan sarang dan berpikir itu ide yang bagus untuk membangunkan ibu beruang,” kata pihak Departemen Pengelolaan dan Konservasi Margasatwa Regional Rusia.
Induk beruang mencoba untuk mempertahankan sarangnya tetapi para pria mabuk itu terus menyerangnya, bahkan menggunakan gergaji listrik yang untuk menyerang induk beruang, yang membuatnya luka.
Dua anak beruang kecil yang ketakutan tidak punya pilihan selain meninggalkan gua di belakang ibu mereka, tetapi karena terburu-buru meninggalkan tempat itu dan untuk menghindar dari orang-orang itu, mereka mengambil jalan yang berbeda. Sayangnya, ibu yang ketakutan itu telah pergi, meninggalkan anak kecilnya yang kemudian ditemukan mati membeku.
Pihak berwenang telah melaporkan bahwa orang-orang yang menyebabkan tindakan kejam itu telah ditemukan dan akan dituntut.
Dmitry Pankratov, yang merupakan anggota Departemen Kontrol, Perlindungan dan Regulasi Satwa Liar, telah menyatakan bahwa induknya masih hidup walaupun dia tidak kembali ke sarangnya.
Sangat disesalkan bahwa yang paling tidak bersalah harus menderita dalam menghadapi begitu banyak ketidakpekaan manusia.
Kami hanya berharap bahwa seluruh hukum ditimpakan pada makhluk-makhluk ini yang telah melakukan begitu banyak kerusakan.(yn)
Beberapa misteri alam mengejutkan kita dengan situasi yang sama sekali tidak terduga. Demikianlah kasus anak anjing ini yang disebut-sebut sebagai “Kiklops kehidupan nyata” setelah dilahirkan dengan hanya satu mata di tengah kepalanya di Chachoengsao, Thailand tengah.
Somjai Phummaman, 45 tahun, dan istrinya, Amphan, 49 tahun, telah memposting foto-foto hewan peliharaan baru mereka di media sosial dan sejak itu memikat hati jutaan orang.
Somjai sedang berpakaian ketika dia melihat bahwa anak anjingnya Aspin telah melahirkan dua anak anjing di lantai kamar tidur dan segera menempatkan mereka di keranjang untuk menjaga mereka tetap hangat.
Saat memindahkan mereka di keranjang, dia menemukan mutasi yang luar biasa pada salah satu anak anjingnya yang lahir.
Dua hari kemudian semuanya menunjukkan bahwa ia adalah anjing yang sehat. Sejak dia lahir, orang tua manusianya memutuskan untuk memberi susu botol kepadanya setiap hari.
“Kami berharap anak anjing itu bisa hidup. Kami ingin menyimpannya sebagai hewan peliharaan sampai tumbuh, “kata Somjai
Somjai mengatakan penduduk yang mengunjungi rumahnya mengomentari kemiripan anak anjingnya dengan karakter dalam film animasi populer Minion, dan memutuskan untuk menyebutkan salah satu dari mereka: “Kevin.”
“Semua orang terkejut oleh anak anjing itu dan mengatakan itu adalah tanda keberuntungan,” tambah Somjai.
Setelah berita menyebar ke seluruh kota, para tetangga datang ke rumah Somjai untuk melihat anak anjing ‘keberuntungan’ itu, dan menjadikan hari kelahirannya untuk pasang lotre.
Putri Somjai, Parn, menambahkan bahwa seluruh keluarga senang memiliki anak anjing dengan kondisi itu.
Tidak diketahui apakah Kevin dapat melihat melalui satu-satunya matanya, biasanya membutuhkan waktu sekitar dua bulan bagi penglihatan anjing untuk berkembang sepenuhnya.
“Sejauh ini kami telah merawat anak anjing dengan baik. Ibunya tidak bisa menyusui dengan benar, jadi kita harus memberinya susu botol, “kata Parn.
Somjai mengatakan banyak teman meminta anak anjingnya untuk mereka rawat, tetapi dia ingin membesarkannya bersama istrinya. Penduduk desa Thailand menganggap diri mereka beruntung memiliki anak anjing “istimewa” ini di desa.(yn)
Tidak ada yang lebih lembut dan menggemaskan seperti ketika bayi tidur nyenyak dan lebih-lebih itu adalah hewan liar di pantai yang penuh dengan keindahan, mengundang Anda untuk merenungkan dan mengagumi karunia Ibu Alam. Sebuah pemandangan yang pastinya banyak disukai pecinta binatang.
Tetapi yang tidak dapat kita pahami adalah bahwa ada orang yang benar-benar kejam, bodoh, dan tidak bermoral yang, dalam situasi seperti ini, memutuskan untuk melakukan tindakan terburuk yang mengganggu tidur bayi yang manis.
Peristiwa itu terjadi di Pantai Cape Cross di Namibia, di Afrika Barat Daya, yang terkenal akan populasi besar singa laut liar.
Sebuah video yang sangat disayangkan telah menyebar di media sosial yang membangkitkan gelombang kecaman dan kemarahan, setelah seorang turis Tiongkok berulang kali menggoda bayi singa laut.
Dia melakukannya hanya untuk mendapatkan ketenaran di internet. Bayi yang imut itu sedang tidur nyenyak di pasir, ketika tiba-tiba lelaki itu mendekati dengan sebuah sandal dan mulai memukul kepala dan punggungnya, dengan cara yang paling kejam.
Sementara pria itu mengganggu singa laut, seorang wanita yang dibertugas untuk merekam adengan itu.
“Bangun bangun!” Kata pria itu ketika dia memukulnya dengan sandal sekitar 12 kali.
Setelah pria itu memukulnya berkali-kali, bayi kecil yang tidak tahu apa-apa bangun dengan ketakutan, dan memandang pria itu, sebelum akhirnya lari terbirit-birit karena ketakutan, berharap ‘monster’ ini tidak akan mengganggunya lagi, dan melihat apakah ia bisa tidur di tempat lain.
Video ini awalnya dipublikasikan di Douyin, media sosial berbagi video di Tiongkok yang mirip dengan Tik Tok, dan telah mengumpulkan 5 juta tampilan.
Setelah menyebar, sebuah organisasi internasional untuk perlindungan dan konservasi hewan di Tiongkok, Cetacean Alliance, mengutuk peristiwa itu, memperingatkan “bahaya tersembunyi dan risiko tertular penyakit satwa liar”.
“Melakukan sesuatu yang begitu bodoh dan jahat untuk mendapatkan ketenaran online benar-benar mengingkari wisatawan Tiongkok sebagai sebuah kelompok,” kata mereka.
Juga terungkap bahwa dalam akun yang sama dengan pria itu ada video serupa lainnya yang menyerang dan mengganggu puluhan singa laut, adegan yang direkam di pantai yang sama. Tetapi segera publikasi-publikasi itu menghilang dari jejaring sosial.
Para warganet pun segera menaggapi perilaku brutal wisatan Tiongkok itu:
“Apa yang terjadi? Itu fakta yang sangat memalukan bagi orang Tiongkok. Mereka harus dimasukkan daftar hitam dan dilarang bepergian keliling dunia.”
“Itu keterlaluan dan menjijikkan.”
“Menjadikan kekejaman terhadap hewan menjadi lelucon, itu bodoh tanpa batas.”
Belum terungkap apakah pria itu harus mempertanggung jawabkan segala tindakannya, tetapi kami berasumsi tidak, dan itu benar-benar keterlaluan. (yn)
ETIndonesia- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dengan tegas mengatakan bahwa COVID-19 bukan sebuah rekayasa atau konspirasi yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu.
Hal itu disampaikan Doni ketika memberi arahan dalam Rapat Koordinasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Kamis (16/7/2020).
“COVID-19 bukan rekayasa, COVID-19 bukan konspirasi. COVID-19 menjadi mesin pembunuh, ibaratnya COVID-19 ini adalah malaikat pencabut nyawa,” tegas Doni.
Doni perlu menegaskan mengenai hal itu karena masih ada pihak-pihak yang menganggap COVID-19 ini rekayasa. Menurutnya, pemahaman itu tidak bisa dibiarkan. Menurut data global, setengah juta jiwa telah menjadi korban.
Di sisi lain, pemahaman masyarakat yang masih menganggap COVID-19 merupakan konspirasi juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan publik kepada upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga tingkat kepedulian dan kedisiplinan masyarakat menurun dan dapat menjadi ancaman peningkatan angka kasus.
Oleh sebab itu, Doni mengimbau agar seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah, khususnya wilayah Provinsi Jawa Timur dapat memberikan narasi yang benar dan utuh kepada masyarakat tentang COVID-19.
“Kita harus memberikan narasi yang utuh tentang COVID-19,” jelas Doni.
Bicara mengenai pandemi COVID-19, maka hal itu tidak hanya menyangkut tentang permasalahan kesehatan saja, tetapi juga berpengaruh pada sektor ekonomi dan lapangan kerja masyarakat.
Menurut catatan Doni dari Kementerian Ketenagakerjaan, COVID-19 telah membuat 1,7 jiwa kehilangan pekerjaan pada pertengahan April 2020. Hal itu tentunya menjadi permasalahan baru yang serius dihadapi bangsa dan negara.
“Pertengahan April, 1,7 jiwa kehilangan pekerjaan baik formal maupun informal. Kalau ditotal tidak kurang dari 3 juta orang, setelah pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan Keppres tentang Kedaruratan Kesehatan,” kata Doni.
“Masyarakat yang ingin mendapatkan kartu prakerja mencapai 1,2 juta jiwa. Berarti dapat dikatakan bahwa ada sebanyak 1,2 juta jiwa yang kehilangan pekerjaan,” imbuhnya.
Pada dasarnya, COVID-19 dapat dicegah melalui peningkatan daya tahan tubuh dan imunitas dari asupan gizi yang baik dan seimbang. Di sisi lain, untuk memperoleh makanan dengan menu gizi yang seimbang perlu adanya pendapatan.
“Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah makan makanan yang bergizi. Sedangkan cara untuk mendapatkan makanan harus ada uang,” tambahnya.
Oleh sebab itu, COVID-19 harus benar-benar diatasi melalui beradaptasi dengan kebiasaan baru, disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan jaga jarak aman.
Bencana Adalah Peristiwa Berulang
Dalam kesempatan yang sama, Doni yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus mengajak peserta rapat untuk memahami bahwa bencana adalah peristiwa yang berulang. Dalam hal ini, bencana yang dimaksud tidak hanya bencana alam saja, melainkan termasuk bencana non-alam, seperti wabah penyakit dan pandemi.
Menurut catatan, peristiwa tsunami Aceh pada 2004 adalah salah satu contoh pengulangan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Hal itu dibuktikan dari penemuan sedimentasi tanah yang diambil dari goa Eek Leuntie di Aceh.
Selain tsunami Aceh, Doni juga menjelaskan mengenai rentetan bencana yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah hingga kisah kelam tentang Banyuwangi di Jawa Timur pada 1994.
“Palu juga pada tahun 1927, 1968, kemudian pada 1970 Profesor Katili pernah bilang jangan jadikan Palu sebagai ibukota, nanti tahun 2000 akan terjadi gempa dan tsunami,” jelas Doni.
Memang pada tahun 2000 tidak terjadi apa-apa, tetapi 18 tahun kemudian terjadi gempabumi, tsunami dan likuifaksi di wilayah Palu dan sekitarnya.
Kemudian, menyinggung bencana non alam seperti wabah penyakit dan pandemi, Indonesia juga tercatat pernah mengalami ‘pageblug’ pada 1918 yakni Flu Spanyol. Sejarah mengungkap sekitar 4,5 juta jiwa di Indonesia menjadi korban atas peristiwa tersebut.
Dalam hal ini, kunci dari penanganan pandemi adalah dengan mengupayakan peran medis dengan porsi 20 persen dan sisanya 80 persen adalah masyarakat. Secara sederhana, implementasinya adalah tenaga medis menjadi benteng terakhir dalam melawan COVID-19 dan pondasi terdepan adalah masyarakat itu sendiri.
“Kami Gugus Tugas dari awal sudah meminta agar upayakan bahwa medis 20 persen sisanya 80 persen. Jangan bebani dokter, dokter adalah benteng terakhir bangsa kita,” tegas Doni.
Sebagai panglima perang melawan COVID-19, Doni meminta agar masyarakat dapat lebih memahami kondisi yang terjadi dan mengambil langkah tepat untuk menangani COVID-19 melalui upaya pencegahan, dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin.
Sebelum menutup rapat koordinasi, Doni juga menitip pesan bahwa COVID-19 adalah musuh yang harus ditaklukan dengan meningkatkan kapasitas dan memperkuat mitigasi.
“Kenali dirimu, kenali musuhmu, 1000 kau perang 1000 kali kau menang,” pungkas Doni. (asr)
Beberapa anak takut akan kegelapan, tetapi orang dewasa tidak seharusnya begitu. Namun, seorang ibu di Amerika Serikat seperti membeku karena ketakutan, ketika cahaya terang masuk ke kamarnya, untungnya objek yang membuatnya ketakutan menyadarkanya tepat pada waktunya.
Angela Kelsay adalah seorang wanita berusia 36 tahun yang tinggal di Edinburgh, Indiana, AS. Dia memiliki tiga anak: Cash, 15 tahun, Elli, 10 tahun, dan si bungsu, Lennox, 2 tahun.
Seperti yang ingin dilakukan oleh sebagian besar ibu rumah tangga, setelah akhir hari yang sibuk, dia menunggu waktu untuk beristirahat dengan nyaman di tempat tidurnya.
Suatu malam ketika ketiga anaknya berada di kamarnya masing-masing, wanita itu mematikan lampu dan pergi tidur. Tiba-tiba, dia merasakan suara di pintu, seseorang memasuki kamarnya. Dia mulai berpikir bahwa itu adalah anak bungsunya yang karena suatu alasan mencari dia.
“Di tengah malam aku mendengar suar pintu kamar berderit. Saya pikir itu adalah putra saya Lennox, tetapi itu benar-benar gelap, jadi saya tidak bisa memastikannya, “kata wanita itu.
Tetapi siapa pun yang masuk dalam kamarnya dalam keheningan total dan kondisi gelap, Angela merasakan ketakutan aneh atas kehadirannya. Situasi menjadi lebih buruk ketika dia mencoba untuk membuka matanya lebar-lebar sehingga dia dapat memastikan kehadiran putranya di kamarnya.
Tapi apa yang dilihatnya membuatnya gemetaran, dia sangat ketakutan ketika dia mengidentifikasi mata dan mulut yang besar dan warna cerah menatapnya dengan tajam.
“Aku bangun sehingga aku bisa membantunya naik ke tempat tidur. Tetapi sebaliknya, di pintu ada sepasang mata dan mulut yang cerah dan menakutkan,” tambah wanita yang terkejut itu.
Cahaya sekitar 30 cm dari tanah, meskipun biasanya tidak menyeramkan, film horor yang pernah dia tonton sekitar lima tahun lalu membayang. Sejak saat itu dia agak trauma dalam hal-hal yang berkaitan dengan hantu dan setan.
Menghadapi situasi yang tak terduga, pikirannya mulai bertanya-tanya apakah dirinnya sedang dikunjungi oleh makhluk paranormal, jadi dia harus memikirkan beberapa rencana untuk membela diri. Dia mulai berdoa memohon bantuan, meskipun dia juga berpikir bahwa hubungannya dengan Tuhan tidak konsisten seperti yang semestinya. Ketakutan semakin besar dan semakin besar, tubunya seakan membeku!
Akhirnya, dia mendengar suara kecil yang manis dan polos yang memberinya kedamaian dan ketenangan, itu adalah putranya Lennox.
“Mama?” Tanya bocah itu.
Saat itulah dia menemukan bahwa piyama kura-kura ninja yang dikenakan anaknya itu bercahaya dalam gelap. Untungnya Lennox berbicara tepat waktu, karena langkah kedua untuk bertahan melawan hantu yang seharusnya tidak mencelakai si kecil.
Ibu dan ‘hantu ninja’ saling berpelukan, dan bersiap untuk pergi tidur dengan tenang. (yn)
Theepochtimes.com- Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok memperkirakan bahwa curah hujan keseluruhan di wilayah cekungan sungai Yangtze di selatan Tiongkok akan mencapai 100 milimeter hingga 180 milimeter dari tanggal 14 hingga 16 Juli. Di beberapa daerah, curah hujan akan mencapai 300 milimeter.
Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok juga memperingatkan bahwa wilayah utara Tiongkok yaitu Tibet, Xinjiang, Qinghai, Xinjiang, Gansu, Mongolia Dalam, Beijing, Tianjin, Liaoning, dan Heilongjiang akan mengalami hujan lebat pada tanggal 15 dan 16 Juli.
Wakil Menteri Sumber Daya Air Tiongkok, Ye Jianchun mengatakan selama konferensi pers pada tanggal 13 Juli di Beijing bahwa sungai Kuning, sungai Hai, dan sungai Songhua di utara Tiongkok akan mengalami banjir dalam beberapa bulan mendatang, tetapi penduduk setempat tidak memiliki pengalaman untuk menghadapi bencana ini. “Kita harus lebih memperhatikan utara Tiongkok,” kata Ye Jianchun.
Ye Jianchun menjelaskan bahwa curah hujan musim panas ini di lembah sungai Yangtze dan cekungan Danau Tai adalah 1,5 kali hingga 2,6 kali curah hujan daripada tahun-tahun sebelumnya, dan sebelumnya pihak berwenang akan mengevakuasi orang-orang yang terkena dampak.
Namun, orang-orang di provinsi banjir, yaitu Anhui, Hubei, dan Jiangxi memberitahukan kepada The Epoch Times dalam wawancara telepon, bahwa kota mereka tenggelam baru-baru ini setelah pihak berwenang mengeluarkan air banjir di danau atau sungai atau karena tanggul yang jebol. Namun, pihak berwenang tidak menawarkan bantuan yang semestinya.
Mengosongkan Air Bah
Wang Min (nama samaran) tinggal di desa Yiguan, yang terletak di kota Tongling, Provinsi Anhui, timur Tiongkok. Sungai Yangtze melewati desa Yiguan.
Ia mengatakan kepada The Epoch Times berbahasa Mandarin pada tanggal 13 Juli, bahwa ia dan rekan-rekan penduduk desa terpaksa meninggalkan kampung halamannya, yang terletak di dekat bendungan kecil, pada hari itu.
“Pihak berwenang mengorbankan tanggul yang lebih kecil untuk melindungi tanggul yang lebih besar. Entah tidak memperkuat tanggul agar tanggul runtuh secara alami, atau secara manual melanggar tepi tanggul, pihak berwenang mengizinkan air banjir dari sungai Yangtze untuk dilepaskan ke dalam tanggul,” kata Wang Min.
Hari itu, lebih dari 12.000 orang meninggalkan rumahnya di Tongling, kata Wang Min. Sebagian besar dari mereka tidak punya tempat untuk pergi dan kini menunggu banjir di tempat tinggal sementara.
Wang Min mengatakan, tempat perlindungan kekurangan air minum, obat nyamuk untuk mengusir serangga, jas hujan, lampu senter, dan tenda.
Pihak berwenang tidak memberi makanan yang cukup kepada penduduk desa, Wang Min menambahkan. Banyak orang yang khawatir bahwa harta bendanya akan tersapu banjir.
Yu tinggal di desa Hudong di daerah Poyang, yang terletak di Provinsi Jiangxi, timur Tiongkok. Tiga generasi keluarga hidup di bawah atap yang sama.
Hudong dan lusinan desa lain di kabupaten itu banjir pada tanggal 8 Juli setelah terjadi beberapa pelanggaran tanggul. Pihak berwajib mengklaim, bahwa mereka mengevakuasi orang-orang yang terkena dampak, tetapi keluarga Yu masih terjebak di rumahnya pada tanggal 12 Juli. Banjir belum surut.
“Banjir di mana-mana. Kami tidak dapat keluar dan kami benar-benar membutuhkan makanan,” kata ayah Yu kepada The Epoch Times berbahasa Mandarin. Kakek Yu menjelaskan bahwa di Hudong, banjir mencapai lantai kedua.
Zhang berasal dari desa Dixi, sekitar 30 mil dari Hudong. Ia dan sesama penduduk desa berada dalam situasi yang sama dengan situasi Yu.
“Banyak orang kehilangan rumahnya di desa saya. Air banjir masih meningkat…pemerintah mengeluarkan air banjir dari danau Poyang,” kata Zhang.
Banjir di Wuhan
Puncak air banjir mencapai Wuhan, ibukota Provinsi Hubei, di tengah Tiongkok, pukul 11 malam pada tanggal 12 Juli, menurut pemerintah kota Wuhan.
Selain itu, seorang penduduk di desa Gangzhou, distrik Caidian, kota Wuhan, berbagi video dengan The Epoch Times berbahasa Mandarin pada tanggal 14 Juli, mengatakan bahwa semua penduduk desa dipaksa untuk mengungsi pukul 5 pagi hari itu karena pihak berwenang akan melepaskan air banjir dari sungai Yangtze ke sungai di desanya.
Chen Guiya, wakil kepala insinyur di Komisi Sumber Daya Air sungai Yangtze Kementerian Sumber Daya Air Tiongkok, mengatakan selama sebuah segmen siaran CCTV yang dikelola partai Komunis Tiongkok pada tanggal 13 Juli, bahwa sungai Yangtze dapat menjangkau ketinggian yang berbahaya di Hubei dalam 10 hari ke depan.
Situs berita yang dioperasikan pemerintah Wuhan Changjiang Net melaporkan pada tanggal 14 Juli, bahwa banjir di sungai Yangtze akan menyebabkan puncak rangkap, yang berarti ada puncak baru akan tiba sebelum puncak lama berlalu.
Dr. Huang Guanhong, putra ahli hidrologi terkenal bernama Huang Wanli, memberi tahu NTD afiliansi The Epoch Times pada tanggal 12 Juli: “Jika Bendungan Tiga Ngarai tidak mengucurkan airnya, kota Chongqing [di hulu] akan menjadi terendam. Jika Bendungan Tiga Ngarai mengucurkan airnya, Wuhan [di hilir] kebanjiran. Situasi saat ini adalah banjir di Wuhan.”
Tidak hanya Wuhan, tetapi kota-kota lain di hilir Bendungan Tiga Ngarai juga menderita. Nanjing di Provinsi Jiangsu, timur Tiongkok, melaporkan bahwa ketinggian air sungai Yangtze setempat adalah 13,4 meter di atas tingkat siaga.
Peringatan Dari Organisasi Kesehatan Dunia
Khawatir akan potensi penyebaran penyakit menular setelah banjir, Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan peringatan di akun resminya di Weibo — salah satu platform media sosial terbesar Tiongkok — pada tanggal 14 Juli.
Organisasi Kesehatan Dunia mendesak para korban banjir untuk minum air matang atau air yang diklorinasi. Juga, para korban banjir tidak boleh makan makanan yang ditemukan di air banjir, atau barang makanan yang kontak dengan air banjir. Juga disarankan untuk tidak menggunakan pakaian atau bahan lain yang bersentuhan dengan air banjir tetapi belum dicuci dengan pemutih.
Keterangan Gambar: Pandangan udara ini menunjukkan jalan-jalan yang terendam dan bangunan-bangunan yang tergenang setelah bendungan dilanggar akibat banjir di Jiujiang, Cina pada 13 Juli 2020. (STR / AFP via Getty Images)