Theepochtimes.com- Pengumuman
online pada tanggal 19 April 2020 lalu menyebutkan bahwa Sun Lijun, berusia 51
tahun, seorang Wakil Menteri Kementerian Keamanan Masyarakat Tiongkok, diduga
melakukan pelanggaran serius terhadap disiplin Partai Komunis Tiongkok dan
hukum.
“Kini Sun Lijun sedang
diselidiki oleh Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin dan Komisi Pengawas
Nasional,” kata pengawas anti-korupsi internal Partai Komunis.
Kementerian Keamanan
Masyarakat Tiongkok bertanggung jawab atas sistem kepolisian Tiongkok. Kedua
badan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai dugaan kesalahan Sun
Lijun. Akan tetapi pergantian frasa dalam pengumuman adalah suatu eufemisme yang
sering digunakan untuk korupsi.
Sun Lijun berperan
penting dalam upaya Beijing untuk memerangi virus Komunis Tiongkok, yang
umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru.
Pada bulan Januari,
Beijing membentuk kelompok koordinasi untuk pencegahan dan mengendalikan virus,
di bawah Komite Tetap Politbiro yakni badan pembuat keputusan Partai
Komunis Tiongkok.
Sun Lijun adalah
anggota Komite Tetap Politbiro, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Tiongkok Li
Keqiang.
Pada tanggal 20
Februari, Komisi Kesehatan Kota Wuhan melaporkan di
situs webnya bahwa Sun
Lijun berada di antara sekelompok pejabat Tiongkok yang menemani Yin Yong,
mantan Walikota Shanghai yang menjadi Sekretaris Partai Komunis Tiongkok
Provinsi Hubei pada tanggal 13 Februari. Agendanya adalah untuk
mendengarkan laporan pencegahan wabah setempat di Biro Keamanan Masyarakat
Wuhan sehari sebelumnya. Wuhan, yang menjadi pusat wabah Tiongkok, adalah
ibukota Provinsi Hubei.
Sun Lijun juga muncul
di Xianwen Lianbo, program berita harian yang dikelola CCTV, penyiar pemerintah
Tiongkok, pada tanggal 9 Maret. Program tersebut menunjukkan bahwa Sun Lijun
menghadiri sebuah upacara pengambilan sumpah di kantor polisi setempat di
Wuhan.
Zhao Kezhi, Menteri
Keamanan Masyarakat Tiongkok mengadakan pertemuan untuk petugas polisi beberapa
pekan lalu. Menurut media pemerintah Tiongkok, pertemuan itu membahas
bagaimana Sun Lijun telah lama mengabaikan disiplin dan aturan politik Partai
Komunis Tiongkok.
Dalam beberapa tahun
terakhir, banyak pejabat Partai Komunis Tiongkok yang didakwa melanggar
disiplin, kemudian didakwa dalam proses pengadilan formal.
Penganiayaan
terhadap Kelompok Beriman
Sun Lijun, yang
berasal dari kota Qingdao di Provinsi Shandong di timur Tiongkok, menjadi wakil
menteri pada bulan Maret 2018 silam.
Sebelum menduduki
jabatannya, Sun Lijun menjabat sebagai Wakil Direktur Kantor Urusan Luar Negeri
di pemerintah kota Shanghai, Direktur Kementerian Keamanan Masyarakat yang
menangani urusan di Makau, Hong Kong, dan Taiwan serta sebagai Wakil Direktur
Kantor Pusat 610.
Kantor 610 adalah pasukan polisi rahasia mirip Gestapo yang didirikan secara tegas untuk melakukan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong.
Falun Gong, juga
dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang melibatkan latihan
meditasi dan ajaran moral berdasarkan pada Sejati, Baik, dan Sabar.
Sejak bulan Juli 1999,
rezim Komunis Tiongkok menganiaya para praktisi Falun Gong dengan kejam, di
mana ratusan ribu praktisi Falun Gong ditahan di penjara, kamp kerja paksa, dan
pusat cuci otak, dan sering juga disiksa.
Menurut Pusat
Informasi Falun Dafa, ribuan praktisi Falun Gong meninggal, meskipun
diyakini jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih banyak.
Pandemi belum
memperlambat kampanye penganiayaan rezim Komunis Tiongkok. Menurut
Minghui.org, situs web yang memantau penganiayaan terhadap Falun Gong di
Tiongkok, ada 384 praktisi Falun Gong ditangkap dan 363 praktisi Falun Gong
dilecehkan. Di antara mereka, 313 praktisi Falun Gong menyaksikan rumahnya
digeledah pada bulan Maret saja.
Provinsi Hebei
menyaksikan paling banyak kasus penangkapan praktisi Falun Gong di mana terjadi
48 kasus, diikuti oleh Provinsi Liaoning di mana terjadi 45 kasus dan
Provinsi Shandong di mana terjadi 44 kasus.
Pada bulan yang sama,
lima belas praktisi Falun Gong dijatuhi hukuman pengadilan karena keyakinannya
pada Falun Gong. Menurut Minghui.org, ada tiga praktisi Falun Gong dianiaya
hingga meninggal.
Perselisihan
Politik
Sebuah sumber yang
akrab dengan urusan internal Komunis Tiongkok yang tidak ingin disebutkan
namanya mengatakan kepada The Epoch Times berbahasa Mandarin bahwa kejatuhan
Sun Lijun ada hubungannya dengan pertikaian politik di dalam Partai Komunis
Tiongkok, karena Sun Lijun adalah bagian faksi politik yang loyal kepada mantan
pemimpin Tiongkok Jiang Zemin.
Sejak pemimpin
Tiongkok saat ini Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012, Xi
Jinping memanfaatkan kampanye anti-korupsi untuk membersihkan pejabat faksi
politik yang loyal kepada Jiang Zemin.
Menurut sumber itu,
Sun Lijun merupakan ancaman bagi Xi Jinping karena Sun Lijun adalah pejabat
tingkat-tinggi dalam faksi Jiang Zemin.
Sun Lijun adalah
mantan direktur departemen pertama dan ke-26 Kementerian Keamanan Masyarakat,
yang menurut sumber tersebut, bertanggung jawab atas rincian keamanan untuk
anggota keluarga pejabat Partai Komunis Tiongkok.
Pemimpin saat ini Xi
Jinping memutuskan untuk menghilangkan ancaman tingkat-tinggi, seperti
desas-desus baru-baru ini mengenai kudeta politik terhadap Xi Jinping. Dengan
kejatuhan Sun Lijun berarti kini Xi Jinping memegang kendali secara politik.
Sebelumnya, Xi Jinping
membersihkan pejabat tinggi masa pemerintahan Jiang Zemin seperti mantan raja
keamanan Zhou Yongkang dan Meng Hongwei, mantan Wakil Menteri Keamanan
Masyarakat dan Presiden Interpol.
Sebelum dijatuhi
hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2015, Zhou Yongkang, yang mendaki
tangga politik dengan melakukan kampanye penganiayaan terhadap Falun Gong,
berkomplot dengan mantan bos Partai Komunis Tiongkok kota Chongqing Bo Xilai ke
tahap kudeta terhadap Xi Jinping.
Keterangan Gambar:Warga
mengenakan masker saat mereka berjalan melewati sukarelawan yang berjaga di pos
pemeriksaan di pintu masuk gang di Beijing pada 21 Februari 2020. (Greg Baker /
AFP via Getty Images)
Theepochtimes.com- Pemimpin Tiongkok Xi Jinping menyatakan bahwa ia menarik inspirasi Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok yang juga dikenal sebagai One Belt, One Road – OBOR dari Jalur Sutra yang didirikan 2.000 tahun lalu selama Dinasti Han untuk menghubungkan Tiongkok dengan Mediterania.
‘Sabuk Ekonomi
Jalur Sutra’ menghubungkan Tiongkok melalui darat dengan Asia Tenggara, Asia
Tengah, dan Rusia. Tetapi ‘Jalur Sutra Maritim Abad 21’ menutupi rute
perdagangan abad ke-19 Kekaisaran Inggris yang menghubungkan 138 negara,
termasuk 38 negara Afrika sub-Sahara, dan 18 negara di Karibia dan Amerika
Latin.
Menurut sebuah
penelitian oleh Institut Kiel Jerman, Tiongkok menjadi kreditor bilateral
terbesar di dunia, dengan adanya proyek-proyek Inisiatif Sabuk dan Jalan
Tiongkok yang menawarkan akses pembiayaan dari bank kebijakan milik pemerintah
Tiongkok dan dana khusus.
Penelitian tersebut
mendokumentasikan bahwa gabungan utang ke Tiongkok oleh sekelompok 50
negara-negara berkembang telah tumbuh dari rata-rata 1 persen Produk Domestik
Bruto pada tahun 2015 hingga lebih dari 15 persen Produk Domestik Bruto pada
tahun 2017.
Tidak seperti lembaga
multilateral seperti Bank Dunia, bank kebijakan Tiongkok meminjamkan uang
dengan bunga komersial dan dijamin dengan agunan, seperti minyak atau
komoditas.
Mirip dengan pekerjaan
infrastruktur kolonial di bawah Kekaisaran Inggris, Inisiatif Sabuk dan Jalan
Tiongkok memberikan proyek kepada kontraktor, pekerja dan pemasok Tiongkok,
daripada membutuhkan penawaran kompetitif.
Meskipun sepenuhnya
sadar pada pertengahan Januari 2020 lalu bahwa virus Komunis Tiongkok,
satu jenis Coronavirus baru, menjadi epidemi di seluruh Tiongkok.
Tiongkok menandatangani 33 perjanjian bilateral Inisiatif Sabuk dan Jalan
Tiongkok untuk mempercepat Koridor Ekonomi Tiongkok-Myanmar.
Proyek-proyek baru
mencakup jalur kereta api dan pelabuhan laut dalam di Kyaukpyu untuk
memungkinkan akses langsung ke Tiongkok Barat Daya agar terhubung ke Lautan
India.
Perusahaan riset
Oxford Business Group menyoroti bahwa saat virus Komunis Tiongkok menjadi
pandemi global, Tiongkok menutup industri penting, dan meminta warga untuk
tinggal di rumah.
“Pembatasan pada
aliran pekerja dan pasokan konstruksi Tiongkok dikutip sebagai faktor
penangguhan atau perlambatan proyek di Pakistan, Kamboja, Indonesia, Myanmar,
dan Malaysia,” sebut laporan itu.
Menurut Chris Devonshire-Ellis,
konsultan pajak dan akuntansi Dezan Shira & Associates, beberapa negara
miskin menunda pengeluaran untuk proyek Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok di
mana dana diprioritaskan pada kebutuhan bantuan perawatan medis dan
kesehatan.
“Karena virus
Komunis Tiongkok menyebabkan depresi ekonomi global, proyek Inisiatif Sabuk dan
Jalan Tiongkok yang mempekerjakan sejumlah besar pekerja konstruksi Tiongkok
kini menjadi masalah yang sangat diperdebatkan oleh negara tuan rumah,” kata
Chris Devonshire-Ellis.
Oxford Business Group
menyatakan bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok telah menjadi pendorong
utama perkembangan infrastruktur tiket-besar yang disebut “irisan
kuning” dari kue ekonomi global yang menyumbang 21 persen populasi global,
tetapi hanya 10 persen Produk Domestik Bruto global.
Ahli ekonomi
memperkirakan bahwa 35 negara berkembang dapat tumbuh dua kali lipat secepat
negara maju, tetapi memperingatkan bahwa berinvestasi di negara-negara ini
mewakili peluang risiko-tinggi pengembalian-tinggi.
Contohnya termasuk
Mesir yang diperingkat dalam Database Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok
Refinitiv sebagai negara dengan jumlah proyek terkait-Inisiatif Sabuk dan Jalan
Tiongkok terbesar kedua berdasarkan volume, kedua setelah Rusia.
Sebagai negara
“irisan kuning” dengan Produk Domestik Bruto usd 250 miliar, Mesir
memiliki 109 usaha Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok yang sedang dibangun,
dengan nilai kumulatif usd 100 miliar.
Arab Saudi dengan 106
proyek Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok berada di peringkat keempat tertinggi
berdasarkan volume, tetapi Arab Saudi adalah tertinggi kedua berdasarkan nilai
yaitu USD 195,7 miliar.
Myanmar, Indonesia,
dan Uni Emirat Arab juga masuk dalam peringkat 10 besar untuk proyek Inisiatif
Sabuk dan Jalan Tiongkok berdasarkan volume maupun nilai.
Banyak usaha Inisiatif
Sabuk dan Jalan Tiongkok tertekan secara keuangan sebelum pandemi virus Komunis
Tiongkok. Saat Sri Lanka gagal membayar utang Inisiatif Sabuk dan Jalan
Tiongkok sebesar USD 1,3 miliar pada bulan Desember 2017, Sri Lanka menyerahkan
lebih dari 70 persen Pelabuhan Hambantota yang strategis di Samudera Hindia ke
sebuah perusahaan milik negara Tiongkok untuk masa sewa 99 tahun.
Tetapi saat Myanmar
tidak mampu membayar utang Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok sebesar USD 7,3
miliar pada tahun 2018 untuk proyek Kyaukpyu, Tiongkok terpaksa menegosiasikan
kembali pinjamannya menjadi USD 1,3 miliar.
Oxford Business Group
berpendapat bahwa perlambatan ekonomi yang dipicu oleh Komunis Tiongkok
mengancam meningkatkan utang yang membebani ekonomi yang berkembang, dan
menempatkan Tiongkok sendiri di bawah penambahan tekanan fiskal.
Rezim Komunis Tiongkok menegosiasikan kembali gagal bayar Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok secara pribadi berbasis pemerintah-ke-pemerintah. Tetapi karena skala pinjamannya, Beijing terpaksa bergabung dengan Perjanjian G-20 pada tanggal 15 April 2020 lalu untuk moratorium pembayaran utang bilateral bagi negara-negara yang paling terbelakang.
Keterangan Gambar:Para
pekerja memeriksa rel kereta api, yang berfungsi sebagai bagian dari rute
kereta api angkutan Belt and Road Initiative yang menghubungkan Chongqing ke
Duisburg, di stasiun kereta Dazhou di Provinsi Sichuan, Cina, pada 14 Maret
2019. (Reuters)
Ntdtv.com- Lingkungan
pemukiman penduduk di Harbin kembali ditutup secara ekstrim. Video yang
diposting pada 20 April menunjukkan gerbang gedung nomor 3 di lingkungan
pemukiman warga di Jincheng, Harbin dikunci dan disegel. Hal itu membuat
warga setempat tidak bisa masuk atau keluar. Sementara di pintu juga tertempel
sebuah pengumuman: “Ada dugaan kasus infeksi virus corona di unit pemukiman
ini.”
Video langsung di
lokasi : “Gedung nomor 3, Distrik Jincheng, tampak jelas kan? Ada segel
dan gembok besar di lingkungan pemukiman, semuanya disegel. Ini adalah kasus
yang dikonfirmasi. Orang-orang tidak bisa naik atau turun, karena semuanya
tertutup rapat.”
Mr. Gao (Baca :
Kao), seorang warga Harbin mengatakan: “Manajemen di lingkungan komunitas
ini sangat ketat. Tidak boleh keluar rumah, setiap orang diukur suhu badannya
dan dicatat. Lingkungan komunitas sekarang disegel. Ada lingkungan komunitas
yang disegel jika ada yang terinfeksi. Jalanan sepi, pekerja libur panjang, dan
saya sendiri juga tidak berani keluar rumah.
Pada sore 20 April
2020 waktu setempat, seseorang dilaporkan bunuh diri dengan melompat dari
gedung tinggi Rumah Sakit Provinsi Harbin. Warga Harbin mengatakan bahwa selama
epidemi, banyak orang yang tidak memiliki pendapatan dan kebutuhan hidup
sehari-hari pun menjadi masalah. Apalagi jika jatuh sakit, sama sekali tidak
mampu membayar biaya pengobatan. Harbin mungkin akan mengikuti jejak kota Wuhan
dan akan terjadi kasus bunuh diri sebelum lockdown dicabut.
Seorang warga Harbin bermarga Jia (Baca : Cia) mengatakan : “Sekarang tidak bisa kerja kembali seperti biasa, karena dilarang berkumpul, banyak orang yang menutup toko atau usahanya. Sejak epidemi sampai sekarang, banyak orang belum mendapatkan bantuan apa pun. Mungkin ada yang masih bisa bertahan barang satu atau dua bulan. Namun, jika sampai empat, lima bulan lagi atau setengah tahun, dipastikan warga disini benar-benar tidak akan tahan lagi.”
Pada malam 17 April,
otoritas Kota Harbin mengedarkan pemberitahuan, mencari orang yang pernah rawat
inap, keluar atau pulang dari rumah sakit ataupu yang dialihkan ke rumah sakit
lain, membesuk pasien, atau tinggal sebentar di Rumah Sakit Kedua Harbin pada
tanggal 2-6 April 2020, dan di bangsal pertama di lantai 12 Departemen
Pernafasan Rumah Sakit Pertama Universitas Kedokteran Harbin dari 6-9 April
2020.
Warga Harbin
mengatakan bahwa infeksi di dua rumah sakit itu mungkin menjadi alasan utama
wabah yang kembali meledak di Harbin, karena penyelidikan belum selesai sampai
kini, dan orang-orang yang pernah mengadakan kontak dekat juga belum ditemukan.
“Dengar-dengar
katanya ada dokter dan perawat yang ditugaskan membantu Wuhan ketika itu kambuh
kembali penyakitnya. Ada dokter dan perawat, pasien atau mereka yang menjenguk
pasien di Rumah Sakit Pertama Universitas Kedokteran Harbin dan Rumah Sakit
Kedua kota Harbin terinfeksi. Sekarang masing-masing lingkungan komunitas
sedang mendata siapa-siapa saja yang pernah berkunjung di kedua rumah sakit
itu. Diperkirakan banyak yang terinfeksi dari kedua rumah sakit itu, tetapi
belum ditemukan,” kata warga.
Epidemi di Harbin
sangat parah, bahkan menyebar ke seluruh provinsi Liaoning dan Mongolia Dalam.
Mongolia dalam telah sepenuhnya menutup perbatasan dengan Heilongjiang.
Beberapa hari yang
lalu, kepala provinsi Jilin meminta orang-orang dari dan ke Mudanjiang dan
Harbin diisolasi selama 14 hari. Mereka juga harus melakukan tiga kali tes asam
nukleat, dengan biaya ditanggung sendiri.
Setiap tahun pada 25 April, ratusan orang yang mengenakan kaos kuning cerah berkumpul di sekitar tanggal ini, memegang lilin di tangannya saat bermeditasi diiringi musik yang menenangkan.
Saat senja beranjak pergi menyongsong temaram tiba dengan segudang warna, praktisi disiplin spiritual Falun Dafa berkumpul dalam keheningan seiring ramainya irama metropolis sekitarnya terus bergulir.
Tahun ini, karena pandemi saat ini membuat orang-orang di seluruh Dunia berdiam diri di rumah, praktisi Falun Gong memutuskan untuk memperingati acara tersebut secara online.
Pada 23 April 2020, lebih dari 1.000 praktisi Falun Gong dari belasan daerah di Amerika Serikat, bersama dengan praktisi Falun Gong yang berasal dari Inggris, Taiwan, dan Malaysia, bergabung dengan platform online untuk memperingati peringatan ke- 21 tanggal 25 April, di mana sekitar 10.000 praktisi Falun Gong berkumpul di Beijing. Pada saat itu, mereka meminta pemerintah pusat untuk suatu lingkungan supaya praktisi Falun Gong secara bebas mempraktikkan keyakinannya.
Falun Dafa juga dikenal sebagai Falun Gong, latihan spiritual kuno yang menonjolkan latihan meditasi yang lembut dan ajaran moral berdasarkan pada Sejati, Baik, dan Sabar, mendapat daya tarik luas di kalangan masyarakat Tiongkok pada tahun 1990-an. Pada akhir tahun 1990-an, diperkirakan sekitar 70 juta hingga 100 juta praktisi Falun Gong di Tiongkok.
Rezim Tiongkok pada akhirnya tidak mengabulkan banding praktisi Falun Gong; ateis Partai Komunis Tiongkok menganggap sejumlah besar ancaman bagi kekuasaannya dan meluncurkan kampanye nasional untuk memberantas praktik Falun Gong pada bulan Juli 1999, menangkap dan menahan ratusan ribu praktisi Falun Gong, menurut Pusat Informasi Falun Dafa. Ribuan praktisi Falun Gong dipastikan meninggal dunia akibat penganiayaan, meskipun jumlah sebenarnya cenderung lebih tinggi.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa beberapa praktisi Falun Gong di New York mengadakan kegiatan di rumah mereka pada 25 April untuk memperingati peringatan ke 21 dari permohonan damai puluhan ribu orang pada 25 April 1999. . (Li Guixiu / The Epoch Times)
Tahun ini adalah acara nyala lilin virtual untuk pertama kalinya. Pada jam yang ditentukan yaitu pukul 20.00, layar menyala dengan cahaya lilin yang mengalir, karena para praktisi Falun Gong berharap memaparkan pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok yang sedang berlangsung selama masa social distancing.
Yi Rong, penyelenggara acara dan Presiden Pusat Tuidang yang nirlaba dan berbasis di New York, mengatakan hari itu dimaksudkan untuk mengingat keyakinan para praktisi Falun Gong di Tiongkok yang teguh.
“Kami tidak ingin hari ini berlalu dalam ketidakjelasan,” kata Yi Rong dalam sebuah wawancara.
Sentakan Kehidupan
Di antara yang hadir adalah Tang, penduduk asli kota Guangzhou, selatan Tiongkok, yang memulai praktik Falun Gong pada tahun 1996.
Saat itu, ia baru saja lulus perguruan tinggi dengan tawaran pekerjaan yang menggiurkan saat penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Setelah mengalami sendiri manfaat kesehatan praktik Falun Gong, ia teringat saat yang mengejutkan di mana ia mendapati dirinya menjadi sasaran penganiayaan nasional meskipun tidak melakukan kejahatan.
Ia terpanggil untuk mengatakan kebenaran kepada orang-orang; ia memutuskan untuk pergi ke Beijing dan menggelar spanduk, mengetahui bahwa ia berisiko tidak pernah kembali lagi. Tindakannya itu menyebabkannya berada dalam pusat penahanan untuk pertama kalinya.
Pada hari pertama, penjaga menyerangnya secara fisik, memberikan pukulan ke pinggangnya. Setiap pukulan akan membuatnya menjerit kesakitan.
Selama bertahun-tahun sampai ia melarikan diri dari Tiongkok pada tahun 2015, Tang ditangkap delapan kali, menghabiskan lebih dari enam tahun di balik jeruji besi karena menolak untuk melepaskan keyakinannya.
Di dalam kamp kerja paksa, ia harus memotong dan memoles potongan-potongan kaca yang harus dirakit menjadi lampu gantung untuk ekspor ke luar negeri. Makanannya berupa makanan lembek yang “lebih menyerupai pakan babi,” kata Tang.
Ia disiksa dengan makan paksa tiga kali, setiap kali karena ia menuntut haknya untuk belajar dan berlatih Falun Gong dengan melakukan mogok makan.
Salah satunya pengalaman mengerikan melibatkan empat atau lima tahanan yang menindasnya dengan sebuah papan kayu dan memaksa cairan melalui sebuah selang yang tebal masuk dari hidung ke dalam lambungnya, berulang kali menarik selang tersebut dan memasukkannya kembali. Darah mengalir keluar dari hidungnya terus menerus. Itu adalah cara untuk menimbulkan kesengsaraan supaya ia menyerah. Tang menambahkan bahwa beberapa zat dalam cairan itu menyebabkan rasa nyeri yang membara di dalam lambungnya.
Sejak penganiayaan dimulai di Tiongkok, Han Yi, masih duduk di Sekolah Dasar, mengatakan ia mungkin menghabiskan kurang dari dua tahun dengan ibunya Wu Shunzhen — yang keluar-masuk penjara selama kurang lebih satu dekade, seringkali hanya berjarak beberapa bulan untuk saling bertemu.
Ia mengenang masa empat bulan di tahun 2004 saat penjaga menolak permintaan keluarga untuk mengunjungi Wu Shunzhen di penjara. Saat ia diizinkan melihat ibunya lagi, Han Yi memperhatikan beberapa tempat di kepala ibunya pitak. Baru kemudian ia mengetahui bahwa ibunya ditarik ke sebuah bangunan kosong di penjara dengan kain tirai, tempat para penjaga menyiksanya. Mereka melarang Wu Shunzhen tidur, menamparnya bila kedua kelopak matanya tertutup sedikit saja, memgoles salep di matanya, dan menuangkan air ke tubuhnya dan membiarkannya menggigil kedinginan.
Petugas polisi mengunjungi Han Yi di sekolah dan mendesaknya untuk mengetahui keberadaan ibunya atau praktisi Falun Gong lainnya di kota itu, mengancam bahwa masa depannya sedang ditentukan.
Sebuah Pilihan
Menghadapi tekanan yang memuncak, setiap praktisi Falun Gong membuat keputusan secara sadar untuk bertahan. Pada saat-saat terburuk, saat setiap menit terasa seperti setahun, Tang mengatakan ia berpegang teguh pada satu pikiran untuk menuntunnya.
“Sejati, Baik, dan Sabar adalah tidak salah. Walaupun harus menghadapi tantangan, saya masih memiliki [nilai-nilai ini] untuk membimbing hidup saya,” kata Tang.
Tang berhasil melarikan diri pada tahun 2015 ke New York. Tidak lama kemudian, ia bergabung dengan Pusat Tuidang, setiap hari menelepon ke Tiongkok Daratan menjelaskan mengapa mereka perlu memutuskan hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok.
Secara harfiah Tuidang berarti “mundur dari Partai Komunis Tiongkok,” gerakan akar rumput “Tuidang” telah memimpin 354,8 juta orang Tiongkok untuk meninggalkan afiliasi Partai Komunis Tiongkok selama 16 tahun terakhir tahun.
Virus ini mungkin menakutkan, tetapi apa yang lebih menakutkan adalah rezim yang bersedia membahayakan nyawa rakyat untuk mempertahankan kekuatannya, kata Tang, mengutip sejarah Partai Komunis Tiongkok merahasiakan wabah.
Wu Shunzhen diselundupkan ke Thailand dan akhirnya mencari perlindungan di Amerika Serikat, tempat ibu dan putri bersatu kembali.
Saat belajar di Baruch College, Han Yi berkata bahwa refleksi batinnya yang sangat mendalam telah membantunya menghargai kegigihan ibunya saat berada di Tiongkok.
“Hidup itu lebih daripada hidup dengan nyaman. Kekuatan luar tidak akan mengubah apa yang telah anda dapatkan jauh di dalam,” kata Han Yi.
Shao Changyong, seorang perwira militer yang bercita-cita tinggi pada tahun 1999, ia mengetahui cenderung melepaskan karier dan semua hak istimewanya terkait saat ia bergabung menyerukan aspirasi bersama dengan 10.000 praktisi Falun Gong di depan markas besar Partai Komunis Tiongkok di Beijing 21 tahun lalu.
“Saat saya melihat kembali 21 tahun terakhir, itu masih merupakan perbuatan paling terhormat dalam hidup saya,” kata Shao Changyong.
Ikuti Eva di Twitter: @EvaSailEast
Tahukah anda bahwa kami independen?
The Epoch Times tidak tergantung pada pengaruh dari perusahaan, pemerintah, atau partai politik. Satu-satunya tujuan kami adalah membawa informasi yang akurat untuk pembaca kami dan bertanggung jawab kepada masyarakat.
ETIndonesia
– Juru Bicara Pemerintah untuk Corona Achmad Yurianto melaporkan perkembangan
terbaru kasus penyebaran virus yang awalnya dari Wuhan, Tiongkok itu. Per hari Sabtu (24/4) saat dilaporkan terjadi penambahan
kasus positif 396 orang, sembuh 40 orang dan meninggal dunia 31 orang.
“Kasus konfirmasi
8.607 Positif, sudah sembuh 1.042 orang dan meninggal 720 orang,” kata Yuri di
Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, dalam channel Youtube BNPB.
Adapun
Provinsi DKI Jakarta masih menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh
terbanyak yakni 334, disusul Jawa Timur sebanyak 133, Jawa Barat 93, Sulawesi
Selatan 82, Bali 70, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai
1.042 pasien.
Pemerintah
menyampaikan, kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah
berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada
lagi keluhan klinis.
Data yang dicatat tersebut
diambil dari hasil uji spesimen sebanyak 67.828 yang dilakukan menggunakan
metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 45 laboratorium. Sebanyak 52.541
kasus spesimen yang diperiksa didapatkan data 8.607 positif dan 43.934 negatif.
Kemudian untuk jumlah orang dalam
pemantauan (ODP) menjadi 206.911 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP)
menjadi 19.084 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 280
kabupaten/kota di Tanah Air.
Rincian data positif terinfeksi di
Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 9 kasus, Bali 183 kasus, Banten 370 kasus,
Bangka Belitung 9 kasus, Bengkulu delapan kasus, Yogyakarta 79 kasus, DKI
Jakarta 3.684 kasus.
Selanjutnya di Jambi 21 kasus,
Jawa Barat 907 kasus, Jawa Tengah 621 kasus, Jawa Timur 770 kasus, Kalimantan
Barat 51 kasus, Kalimantan Timur 97 kasus, Kalimantan Tengah 100 kasus,
Kalimantan Selatan 146 kasus, dan Kalimantan Utara 83 kasus.
Sedangkan di Kepulauan Riau 83
kasus, Nusa Tenggara Barat 180 kasus, Sumatera Selatan 119 kasus, Sumatera
Barat 97 kasus, Sulawesi Utara 36 kasus, Sumatera Utara 105 kasus, dan Sulawesi
Tenggara 41 kasus, Sulawesi Selatan 432 kasus, Sulawesi Tengah 36 kasus.
Adapun di
Lampung 38 kasus, Riau 38 kasus, Maluku Utara 14 kasus, Maluku 22 kasus, Papua
Barat 16 kasus, Papua 136 kasus, Sulawesi Barat 35 kasus, Nusa Tenggara Timur
satu kasus, Gorontalo 14 kasus dan dalam proses verifikasi lapangan 26 kasus.
Yurianto
menjelaskan, adanya provinsi yang terdampak tak berarti secara keseluruhan
wilayah tersebut terdampak. Menurut dia, wilayah-wilayah yang terdampak hanya
sebagaian saja seperti beberapa kecamatan.
“Ini yang kita pahami Kabupaten/Kota yang terdampak bukan berarti seluruhnya terdampak, mungkin beberapa kecamatan yang terdampak, bukan dimaknai seluruhnya terdampak, sama dengan 34 Provinsi bukan berarti seluruhnya terdampak, karena kita tahu ada 514 Kabupaten/Kota,” ujarnya. (asr)
epochtimes.com- Berita online menyebutkan, Departemen Penghubung dan tim medis Tiongkok telah tiba di Pyongyang untuk membantu dalam perawatan Kim Jong-un kapan saja dibutuhkan. Namun diragukan keaslian berita itu.
Ada juga yang
memberitakan bahwa Kim Jong-un terinfeksi radang paru-paru virus komunis
Tiongkok. Sebelumnya Kim Jong-un pernah muncul di depan publik dengan tidak
memakai masker, padahal para prajurit menggunakan masker. Pada awal bulan
Maret, media Jepang menginformasikan bahwa sebuah tim medis dari Prancis datang
ke Pyongyang, namun tak jelas apa yang mereka lakukan.
Korea Utara adalah
negara dengan sistem otokratis herediter modern, kekuasaan tertinggi berada di
tangan satu orang, dan operasi internalnya sangat tidak transparan.
Semua orang tahu hal
itu, tetapi kesehatan Kim Jong-un saat ini telah menjadi fokus dari situasi di
Asia Timur Laut, dan ada alasan yang lebih luas dan lebih kompleks daripada
faktor ini.
Karena Korea Utara
adalah negara yang memiliki senjata nuklir, jika terjadi sesuatu yang menimpa
Kim Jong-un, tidak peduli siapa yang menggantikan kedudukannya, maka penggantinya
itu yang akan menguasai tombol kendali nuklir Korea Utara.
Jadi, siapa penggantinya? Bagaimana dengan karakteristik orang tersebut? Bagaimana sikap yang ia terapkan dalam hubungan luar negeri? Lebih pro kepada negara mana? Itu semua akan menimbulkan kekhawatiran besar.
Pertama mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan “dinasti” Kim.
Usai Perang Dunia
Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani kesepakatan untuk
berperang melawan Jepang dan membagi wilayah yang diduduki masing-masing.
Amerika Serikat selain menguasai seluruh wilayah Jepang, juga menduduki wilayah
selatan 38 derajat garis lintang utara Semenanjung Korea. Sedangkan Uni Soviet
menduduki wilayah di bagian utara. Setelah pendudukan Soviet, Kim Il-sung
dikembalikan ke Korea Utara untuk membentuk rezim yang menganut komunisme.
Kim Il-sung yang lahir
pada tahun 1912, saat dipulangkan ke Korea Utara pada tahun 1945, baru berusia
33 tahun. Keluarga bermarga Kim ini adalah keluarga besar di bagian utara
semenanjung. Setelah Jepang menduduki Semenanjung Korea, sejumlah besar warga
Korea Utara berpartisipasi dalam gerakan melawan pendudukan Jepang, dan keluarga
Kim salah satunya.
Rakyat Korea sangat
berani melawan Jepang, misalnya, Perdana Menteri Jepang Ito Hirofumi selama
Perang Tiongkok-Jepang tahun 1894-1895, setelah pensiun diangkat sebagai
gubernur di Korea Utara, mati dibunuh oleh nasionalis Korea An Jung-geun
di kota Harbin pada tahun 1909.
Pada 29 April 1932,
orang-orang Jepang berkumpul di Shanghai untuk memperingati setahun kemenangan
berperang melawan militer Tiongkok. Aktivis Korea bernama Yun Bong-gil melempar
granat yang menyebabkan tokoh militer Jepang terbunuh seperti Komandan
Yoshinori Shirakawa dan Teiji Kawabata, Ketua Komite Shanhai Kyoryumindan,
serta beberapa orang pejabat dan perwira Jepang terluka.
Pada awal tahun
1930-an, gerilyawan sipil Korea Utara anti-Jepang berperang di Mount Paektu
atau yang dinamakan Gunung Changbai oleh Tiongkok. Di sana pernah terjadi satu
pertempuran besar yang kemudian diperingati oleh rakyat Korea dengan mendirikan
sebuah museum peringatan perang di kota Seoul, Korea Selatan.
Ada catatan bahwa
gerilyawan Korea berhasil menewaskan lebih dari 200 orang tentara Jepang. Tidak
diketahui apa yang terjadi. Kemungkinan pertempuran itu sedikit
dibesar-besarkan, meskipun pertempuran itu sungguh terjadi. Pihak pemerintah
Korea Utara kemudian mengklaim itu sebagai pembentukan berdiri resmi militer
Korea Utara.
Ketiga peristiwa itu,
An Jung-geun, Yun Bong-gil dan pasukan gerilya di Mount Paektu semua
menjadi simbol peristiwa heroik masyarakat Korea Utara. Konon, salah seorang pemimpin
gerilyawan yang bertempur di Mount Paektu itu adalah Kim Il-sung.
Namun, Kim Il-sung
pada saat itu belum genap berusia 20 tahun, memimpin gerilyawan, sepertinya
tidak masuk akal. Informasi yang disebarkan komunis Tiongkok juga menyebutkan
bahwa Kim Il-sung menjabat sebagai komandan Pasukan Koalisi Anti-Jepang di
wilayah Timur Laut. Jabatannya itu setara dengan komandan divisi. Informasi itu
juga terasa samar.
Sedangkan informasi
yang diperoleh Amerika Serikat menyebutkan bahwa orang yang bernama Kim Il-sung
itu memang ada, tetapi usianya hampir 20 tahun lebih tua dari Kim Il-sung yang
kita kenal sebagai pemimpin Korea Utara. Kim Il-sung tua meninggal dunia pada
akhir tahun 1930-an.
Sedangkan pemimpin
Korut bernama Kim Il-sung itu sebenarnya bernama Kim Jong-joo, keponakan dari
Kim Il Sung tua. Ia juga anggota gerilyawan yang sejak kecil sudah berada di
pengasingan di wilayah Timur Laut Tiongkok dan ikut bergerilya. Kemudian, ikut
bersama Liga Anti-Jepang Timur Laut mundur ke wilayah Uni Soviet.
Pada tahun 1945, Uni
Soviet bermaksud menduduki Korea Utara, lalu mengangkat Kim Jong-joo
sebagai pemimpin. Namun karena kurang populer, ia menggunakan nama pamannya Kim
Il-sung yang sudah diakui sebagai pahlawan nasional.
Bagaimanapun, setelah
Kim Il-sung mengambil alih kekuasaan di Korea Utara. Hal pertama yang ia
lakukan adalah melakukan pembersihan terhadap faksi Yan’an Tiongkok. Pada saat
itu, Partai Buruh Korea Utara memiliki 2 faksi di dalam Partai Komunis Korea
Utara. Satu yang pro-Uni Soviet dan yang lainnya pro-Yan’an. Banyak faksi
Yan’an kemudian melarikan diri ke daratan Tiongkok.
Dalam propaganda resmi
Korea Utara, biasanya mereka akan secara khusus menyebut ‘Garis Darah Mount
Paektu’, maksudnya adalah merujuk pada pertempuran di Mount Paektu pada tahun
1930-an itu. Perang nasional itu kemudian dijadikan sumber legalitas untuk
mewarisi kekuasaan, dan menjadi pemimpin Korea Utara sampai sekarang.
Hubungan antara Kim
Il-sung dengan Partai Komunis Tiongkok sangat rumit. Kim Il-sung masuk sebagai
anggota Partai Komunis Tiongkok di provinsi Jilin, tetapi ia didukung oleh Uni
Soviet.
Hubungan antara kedua
partai di Tiongkok dan Korea Utara telah berulang kali mengalami fluktuasi,
hingga tahun 1991 ketika Tiongkok menjalin hubungan diplomatik dengan Korea
Selatan, hubungan kedua negara mencapai titik terendah.
Kabarnya, Kim Jong-il,
ayahanda Kim Jong-un, pernah mengusulkan untuk memutuskan hubungan diplomatik
dengan Tiongkok dan menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan. Akan tetapi
pada saat itu pamor Uni Soviet sudah merosot, dan ekonomi Korea Utara
sepenuhnya tergantung pada komunis Tiongkok, sehingga rencana itu terpaksa
dibatalkan.
Setelah Kim Jong-il
naik tahta, hubungan diplomatik dengan Tiongkok tidak lagi erat, dan ia mulai
mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali. Hal mana membuat komunis
Tiongkok mulai khawatir. Kabarnya, menjelang kematian Kim Jong-il, ia berpesan
kepada Kim Jong-un agar mewaspadai komunis Tiongkok, tetapi bukan Amerika
Serikat atau Korea Selatan.
Sementara itu, situasi
di Asia Timur Laut menjadi ajang konfrontasi antara kedua kekuatan besar, yakni
di satu sisi adalah Amerika Serikat dengan Jepang dan Korea Selatan yang
merupakan sekutu militernya, dengan Tiongkok dan Rusia di sisi lainnya. Karena
Korea Utara tidak dapat mengandalkan Rusia atau Tiongkok, rasa tidak aman ini
mendesak mereka untuk mengembangkan senjata nuklir dan rudal.
Negara pertama yang
paling terancam oleh senjata nuklir Korea Utara adalah Korea Selatan. Setelah
itu Jepang, dan Tiongkok. Yang terakhir baru Amerika Serikat. Ancaman terhadap
Tiongkok jelas lebih besar daripada Amerika Serikat. Alasannya sebenarnya
sangat sederhana.
Dari sudut pandang
geografis, perbatasan antara jarak Beijing dengan perbatasan Korea Utara hanya
800 km. Sedangkan ke Washington berjarak 8.000 km. Ke Guam 2.000 km lebih.
Selain itu, setelah
Korea Utara memiliki senjata nuklir, apakah Jepang dan Korea Selatan juga tidak
ikut-ikutan mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri?
Sekarang masih ada
orang Amerika yang memberi tekanan, begitu orang Amerika sudah tidak bisa lagi
mengendalikan, maka seluruh Asia Timur Laut akan menjadi negara-negara
bersenjata nuklir. Dengan demikian, Taiwan juga berpotensi untuk mengembangkan
senjata nuklirnya sendiri.
Di sisi lain, jika ada
hal tak terduga yang terjadi di Korea Utara lalu menyebabkan negara itu jatuh,
bagaimana dengan senjata nuklir di negara tersebut? Apakah ada masalah dengan
proliferasi nuklir?
Itu adalah masalah
yang paling dikhawatirkan oleh Amerika Serikat dan Tiongkok.
Dalam geopolitik, baik
Amerika Serikat maupun Tiongkok sama-sama tidak ingin melihat penyatuan kembali
Semenanjung Korea. Bagi Amerika Serikat, mempertahankan Korea Utara yang
brandal dan ganas sangat berguna. Amerika Serikat acap kali melakukan latihan
militer dengan Jepang dan Korea Selatan itu untuk apa? Siapa targetnya? Apakah
untuk Korea Utara?
Bukan, perang melawan
Korea Utara terlalu mudah bagi militer Amerika Serikat, Jika demikian target
Amerika Serikat adalah melawan Tiongkok dan Rusia.
Di dalam medan perang
Asia Timur Laut yang luas, terdapat Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok yang
seakan memperagakan peran Kisah Tiga Kerajaan (Sam Kok). Jepang dan Korea
Selatan adalah sekutu militer Amerika Serikat. Jika tidak melibatkan Korea
Utara, rasanya kurang memiliki rasionalitas dan legitimasi.
Dalam 2 tahun
terakhir, Amerika Serikat telah berulang kali menekankan beberapa kebijakannya
terhadap Korea Utara. Tetapi banyak orang tidak memahaminya. Amerika Serikat
menekankan bahwa kebijakan Amerika Serikat tidak bertujuan untuk menyatukan
kembali Semenanjung Korea atau pendudukan militer di Korea Utara. Siapa yang
menjadi target memahami kebijakan Amerika Serikat ini? Tentu saja Korea Utara.
Tiongkok sebenarnya
menghadapi situasi yang sama. Masalah senjata nuklir sudah dibicarakan,
Tiongkok selama ini terus mempertahankan adanya denuklirisasi Semenanjung
Korea, dan tujuan geostrategis Tiongkok lainnya adalah untuk mencegah penyatuan
kembali Korea Utara dan Korea Selatan.
Menurut argumen pihak
Tiongkok, perlu ada zona penyangga strategis, agar memiliki jarak, tidak secara
langsung bersinggungan dengan negara-negara di mana ada militer Amerika
Serikat.
Oleh karena itu,
pertama, Korea Utara seharusnya tidak memiliki senjata nuklir. Kedua, tidak
ingin penyatuan kembali Korea Utara dan Selatan. Amerika Serikat dan Tiongkok,
kedua negara yang secara strategis bertentangan, tetapi memiliki kesamaan dalam
hal ini.
Itulah alasannya
mengapa setelah Xi Jinping memangku jabatan sebagai kepala negara, ia sangat
konsisten dengan kebijakan Amerika Serikat di Semenanjung Korea, sampai-sampai
Kim Jong-un membenci komunis Tiongkok.
Tentu saja, pada bulan
April 2018, semua telah berubah. Karena Tiongkok percaya bahwa kebijakan
Amerika Serikat terhadap Taiwan telah mengalami perubahan, dan sekarang saatnya
untuk berbalik muka dengan Amerika Serikat.
Sejak saat itu
hegemoni antara Tiongkok dengan Amerika Serikat dimulai. Tiongkok secara aktif
mengundang Kim Jong-un untuk berkunjung ke Beijing 4 tahun setelah ia menjabat.
Meski demikian,
kesenjangan antara kedua belah pihak masih sangat besar, jadi mestinya
Kim Jong-un tidak akan begitu gampang untuk mempercayai dokter dari Tiongkok.
Bagaimanapun, jika
kesehatan Kim Jong-un bermasalah, kekuatan Korea Utara akan mengalami
perubahan, yang pasti berpengaruh terhadap seluruh negara di wilayah Asia Timur
Laut.
Masalah pelik yang
sedang dihadapi oleh Korea Utara adalah Kim Jong-un sekarang berusia 30-an
tahun, dan anak-anaknya baru berusia 10 tahun. Ia memiliki kakak laki-laki yang
tetapi telah disingkirkan dari sistem politiknya. Ada seorang saudara perempuan
yang berhubungan sangat baik dengannya. Jika hal tak terduga terjadi menimpa
Kim Jong-un, maka Korea Utara akan menghadapi situasi khas dalam sejarah
Tiongkok yang disebut ‘主少国疑’ (zhu shao guo yí), yakni rakyat kebingungan karena raja masih
belia.
Pejabat di semua
tingkatan di seluruh negeri akan menghadapi kebingungan, instruksi siapa yang
harus diikuti?
Apakah suara bibi atau
paman, jenderal atau pejabat administrasi lainnya. Ini adalah masalah paling
sulit ditangani yang biasanya muncul dalam sistem otokratis ketika menghadapi
krisis pemerintahan. Umumnya kekacauan besar terjadi pada saat ini.
Oleh karena itu, badan
intelijen negara-negara tetangga seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Rusia
dan Amerika Serikat cukup tegang dalam mengikuti perkembangan situasi ini.
Keterangan foto: Dalam beberapa hari terakhir ini, berita
tentang kesehatan Kim Jong-un adalah yang paling menarik perhatian di Asia.
( Epoch Times Hongkong)
Theepochtimes.com- Bermain adalah cara penting bagi anak-anak untuk belajar dan tumbuh — terutama selama lockdown pandemi.
Pertempuran melawan
penyebaran COVID-19 membutuhkan social distancing atau berdiam di rumah yang
secara radikal mengubah cara kita hidup dengan anak-anak dan remaja kita.
Sebagai guru
pendidikan kesehatan jasmani yang bertanggung jawab atas program pendidikan
kesehatan yang ditawarkan di l ‘Université du Québec à Montréal, Kanada, untuk
calon guru, kami memiliki beberapa saran untuk keluarga yang dikarantina guna
membantu orangtua dan anak-anak menjalani kehidupan yang paling sehat dan
paling aktif.
Pertama-tama, selalu
ingat formula ini: bergerak, makan dengan baik, tidur, santai, mengatur waktu
melihat layar dan bermain.
Anak-anak Tetap
Aktif
Mengadopsi atau
mempertahankan aktivitas fisik adalah sangat penting, bahkan dalam ruang yang
terbatas.
Anak-anak dan remaja
harus aktif minimum selama 60 menit sehari seperti yang direkomendasikan oleh
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan WebMd.
Ini dapat menjadi
momen aktivitas yang intens seperti permainan sederhana — bermain petak umpet,
membuat benteng di ruang bawah tanah, membuat rute di lorong, melempar bola
basket, menendang bola, bermain bola hoki di jalan, menari, bersepeda atau bermain
skateboard.
Anda juga dapat
meminta anak anda untuk menjelaskan permainan terbaru yang mereka pelajari saat
istirahat atau di kelas pendidikan kesehatan jasmani dan melakukannya bersama
mereka. Kemungkinan tidak terbatas!
Istirahat yang
Aktif
Selain itu, anda dapat
bergantian dengan aktivitas motorik halus seperti menulis, melukis, menggambar,
membuat model, menjahit atau kerajinan tangan.
Kegiatan-kegiatan ini
harus diselingi dengan istirahat dan idealnya dilakukan dalam beberapa periode
singkat lima hingga 15 menit daripada dalam satu periode 60 menit yang panjang.
Yang penting adalah bahwa kegiatannya adalah beragam dan teratur.
Pilihan lain yang ada
untuk membuat orang muda bergerak, seperti jalan-jalan di sekitar dan pekerjaan
rumah tangga. Strategi tambahan dapat ditemukan di online.
Teliti dalam memilih
istirahat. Beberapa dari pilihan istirahat tersebut adalah lebih bermanfaat
atau bahkan lebih menyenangkan. Akhirnya, bermain gratis di luar, di halaman
belakang, taman atau di jalan, tanpa kontak dengan orang lain, adalah
kemungkinan lain.
Ada juga banyak sumber
daya online untuk orang tua, seperti yoga, olahraga pilates, Crossfit dan
pelatihan sirkuit atau cirkuit training di rumah.
Makanan Sehat dan
Seimbang
Kebosanan dan
keengganan dapat dengan mudah menyebabkan rasa puas diri dalam situasi
karantina.
Ini adalah kesempatan
yang sangat baik untuk memasak bagi keluarga dan belajar cara makan sehat,
dengan anak-anak kita. Selain itu, menawarkan mereka resep yang disesuaikan
kemampuan dan kebutuhan mereka.
Menu seimbang dapat
direncanakan sebelumnya, termasuk bahan makanan yang diperlukan sesuai dengan
anggaran anda.
Dimungkinkan juga
untuk memperkenalkan makanan baru kepada anak-anak, makanan khas kebudayaan
milik kita sendiri, dan makanan lain melalui situs-situs terkenal.
Bagi orang tua yang
suka bereksperimen, ini adalah kesempatan untuk mencoba resep baru atau untuk
membersihkan buku resep lama yang ada di sekitar perpustakaan anda.
Ini juga merupakan
kesempatan untuk membuat anak-anak anda sadar pentingnya berkebun, sisa
makanan, daur ulang, dan membuat kompos.
Seperti yang
ditunjukkan oleh panduan makanan, kita harus mendorong keanekaragaman, porsi
yang masuk akal, menikmati makanan dalam kebersamaan dan menyenangkan.
Di saat karantina dan
pergolakan rutin ini, godaan untuk kalah terhadap kebiasaan baik menjadi besar.
Tidur yang Nyenyak
Krisis saat ini
membutuhkan perubahan kecepatan yang besar. Demi kesejahteraan semuanya baik
orang tua maupun anak-anak, adalah penting untuk tidur yang cukup.
Seorang anak yang
lelah berada di bawah tekanan dan akan lebih mudah tersinggung, yang berdampak
pada seluruh keluarga.
Yang terbaik adalah
mempertahankan waktu tidur dan bangun tidur seperti biasanya, dengan preferensi
aktivitas yang santai sebelum tidur.
Kurangi Sumber
Stres
Isolasi adalah masa
yang sulit karena kita perlu timbal balik dengan orang lain.
Adalah penting untuk
menemukan cara lain untuk melakukan ini, seperti mengatur bercakap-cakap untuk
teman melalui medsos, menelepon atau menulis pesan ke keluarga dan teman.
Mungkin juga ada
saat-saat ketika anak-anak anda mengalami stres, kebosanan atau kelelahan
mental terkait dengan situasi karantina. Adalah penting untuk memberi mereka
periode istirahat, sendiri dan tenang.
Perhatikan kesejahteraan semua anggota keluarga. Atur istirahat siang hari saat anda menemukan tidak lagi ada motivasi. Adalah baik untuk mengubah tugas setelah 30 atau 45 menit atau saat anda berpikir bahwa waktu menatap layar telah berlangsung cukup lama. Baca sesuatu selain berita dan izinkan anggota keluarga diam-diam menenangkan diri di sebuah kamar di rumah bila perlu.
Kelola Waktu
Menatap Layar dengan Baik
Paparan orang muda ke
layar tablet atau ponsel berpotensi mengubah perilakunya dan dapat berefek
negatif pada tidur.
Dalam hal ini,
penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan di depan
layar, semakin besar risiko menderita gejala depresi, kecemasan, dan obesitas
dalam jangka panjang.
Untuk tatalaksana TV
yang baik, pendidik Philippe Meirieu menyarankan untuk mengadopsi rumus
berikut: pilih di muka, tonton bersama, dan bicara setelahnya.
Kita harus mengubah
hubungan anak-anak kita dengan layar. Pertama, bantu mereka memilih konten
layar dan format, tonton video atau main games dengan mereka dan kemudian
diskusikan apa yang telah dilihat.
Iringan ini memungkinkan anak-anak menjauhkan diri dari konten yang mereka konsumsi, mengkritiknya, dan merenungkannya. Akhirnya, kita harus menatalaksana apa yang penulis prancis Philippe Meirieu sebut sebagai “waktu otak yang tersedia” untuk belajar sehingga anak-anak dapat terus belajar dan tidak hanya dihibur.
Belajar dengan
Bermain
Orang-orang muda
belajar pertama dan terutama melalui permainan. Ini dapat berupa permainan
gratis di luar, permainan papan atau bermain langsung di bawah pengawasan orang
tua. Pokoknya anak-anak harus menjaga motivasi dan kepercayaan dirinya.
Banyak permainan dan
kegiatan membantu menggabungkan apa yang telah dipelajari di sekolah. Memasak,
seni dan kerajinan, dan aktivitas fisik adalah kesempatan luar biasa bagi
anak-anak untuk menghadapi masalah, mencari cara untuk menyelesaikan
masalahnya, dan menerapkan ilmu pengetahuannya.
Ini adalah saat yang
tepat untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan kemandirian anak-anak, yang akan
memungkinkan mereka untuk lebih menikmati kelas saat mulai bersekolah lagi.
Yang terpenting adalah anak-anak tumbuh bermain dan aktif.
Jika situasinya
menjadi sulit, atau hari-hari anda terasa panjang dan rumit, atau anda
menemukan bahwa anak-anak anda memerlukan dukungan khusus, jangan tinggal
terisolasi. Periksa blog atau ngobrol secara virtual dengan orang-orang dalam
situasi serupa.
Berbagai macam sumber
daya tersedia untuk mendukung kesejahteraan fisik dan mental unit keluarga anda
selama masa krisis ini.
Keterangan Gambar:Karantina
sendiri saat pandemi adalah kesempatan untuk mencoba
cara-cara baru untuk melibatkan dan mendidik anak
Anda. (Gambar Odua / Shutterstock)
Bagi sekitar 70 juta hingga 100 juta orang Tiongkok, pada tanggal 25 April 1999 adalah satu hari yang mengubah segalanya.
Dua puluh satu tahun silam, sekitar 10.000 praktisi latihan spiritual Falun Gong berkumpul di depan kantor banding di dekat Zhongnanhai, markas besar Partai Komunis Tiongkok di Beijing.
Para praktisi Falun Gong berbaris rapi di trotoar untuk memohon kepada pihak berwenang untuk memberi mereka lingkungan di mana mereka dapat mempraktikkan keyakinannya tanpa rasa takut. Mereka tidak mengibarkan spanduk atau poster, atau meneriakkan slogan. Amat hening seperti melakukan latihan meditasi.
Sebuah majalah nasional baru saja menerbitkan laporan yang memfitnah praktik Falun Gong.
Belasan lebih rekan praktisi Falun Gong telah ditangkap dan dipenjara dua hari sebelumnya di kota terdekat Tianjin, setelah mereka pergi ke kantor pemerintah dan meminta koreksi pada artikel majalah. Pemerintah pusat juga mengumumkan bahwa buku-buku Falun Gong akan dilarang diterbitkan atau dijual di seluruh Tiongkok.
Pada hari itu, Kong Weijing, seorang wanita bankir berusia 49 tahun di Beijing, telah bersiap untuk yang terburuk saat ia berjalan menuju Zhongnanhai pukul 07.00, suatu pagi yang berawan, untuk bergabung dengan banding damai.
Lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong berkumpul di Jalan Fuyou di Beijing pada 25 April 1999. (Courtesy of Minghui.org)
Itu adalah demonstrasi terbesar di Tiongkok Daratan sejak pembantaian di Lapangan Tiananmen pada bulan Juni 1989.
Kenangan tank bergulir ke Lapangan Tiananmen dan pasukan melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa pro-demokrasi, menewaskan ratusan atau ribuan orang yang tidak bersenjata, masih segar di benak sebagian besar orang Tiongkok.
“Apa pun mungkin terjadi, tetapi saya merasa adalah kewajiban pribadi” untuk bergabung dengan banding,” kata Kong Weijing dalam sebuah wawancara.
“Saat Dafa dinodai, sebagai seseorang yang mendapat manfaat dari latihan itu, anda perlu mengatakan sesuatu.”
Mengingat tuduhan “kerusuhan” menampar para mahasiswa yang duduk dengan damai di Lapangan Tiananmen satu dekade sebelumnya, Kong Weijing mengenakan seragam bankir dan mencerminkan siapa dirinya.
“Saya percaya bahwa [pihak berwenang] akan melakukan hal yang benar setelah mereka pelajari faktanya,” kata Kong Weijing.
Lilin untuk kegiatan online untuk memperingati penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok, pada 23 April 2020. (Courtesy of Tuidang Center).
Falun Gong, atau Falun Dafa, adalah disiplin spiritual tradisional Tiongkok dengan latihan meditasi lambat dan ajaran moral berpusat padaprinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 1992, menjadi populer di Tiongkok pada tahun 1999.
Kong Weijing, seperti banyak praktisi Falun Gong lainnya, tidak dapat membayangkan apa yang terjadi pada bulan Juli 1999, rezim Komunis Tiongkok meluncurkan kampanye penganiayaan menyapu, mengumpulkan ratusan ribu praktisi Falun Gong dan melemparkan mereka ke pusat penahanan, kamp kerja paksa, dan pusat cuci otak, di mana praktisi Falun Gong secara rutin disiksa.
Kong Weijing ingat bahwa permohonan tanggal 25 April itu adalah hening dan tenang.
Rezim Komunis Tiongkok kemudian menggambarkan situasi tersebut sebagai “pengepungan” pemerintah pusat, untuk membenarkan penindasan terhadap praktisi Falun Gong di seluruh Tiongkok.
Di trotoar Jalan Fuyou, jalan menuju ke kompleks Zhongnanhai, Kong Weijing melihat siswa, guru, petani, dan pekerja mengantre bermil-mil. Seorang ibu menggendong putrinya. Seorang ayah mendorong kereta bayi.
Mereka membentuk barisan panjang di sepanjang dinding, membaca buku atau melakukan meditasi latihan Falun Gong. Para relawan berkeliling untuk mengumpulkan sampah dari orang-orang. Banyak ruang yang tersisa untuk dilewati oleh sepeda.
Zhu Rongji, saat itu Perdana Menteri Tiongkok yang membela reformasi ekonomi, keluar untuk menemui para praktisi Falun Gong.
Kong Weijing adalah salah satu dari sedikit praktisi Falun Gong yang dipilih Zhu Rongji secara acak untuk masuk ke dalam Zhongnanhai untuk menyalurkan permintaan praktisi Falun Gong, yang mencakup pembebasan praktisi Falun Gong di Tianjin dan pencabutan larangan publikasi Falun Gong.
Sementara di dalam Zhongnanhai, Kong Weijing menyampaikan permintaan kepada para pejabat dari kantor petisi nasional dan kantor pusat Partai Komunis Tiongkok, dan menyerahkan sebuah buku versi saku “Zhuan Falun”, buku utama Falun Gong.
FOTO : Saat mengenang 25 April 1999, beberapa praktisi Falun Gong di Toronto mengadakan kegiatan berskala kecil di rumah mereka untuk memperingati petisi damai di Beijing 21 tahun yang lalu. (Disediakan oleh Praktisi Muda Falun Gong di Toronto)
Dalam beberapa jam, para praktisi Falun Gong di Tianjin dibebaskan. Pada pukul 21.00, para praktisi Falun Gong di luar Zhongnanhai diberitahu bahwa rezim Tiongkok telah menyetujui permintaan mereka, dan maka Zhu Rongji dan semua orang berkemas dan pergi.
Tetapi kurang dari tiga bulan kemudian, pada tanggal 20 Juli 1999, rezim Tiongkok memulai penganiayaan berdarah terhadap Falun Gong, yang mencakup dorongan propaganda besar-besaran, dengan CCTV penyiar negara terus-menerus menyiarkan program anti-Falun Gong untuk ratusan juta pemirsa, selama berbulan-bulan.
Tidak lama kemudian, tempat kerja Kong Weijing membekukan dana pensiunnya dan diinstruksikan untuk mengadakan sesi pencucian otak. Tujuannya untuk memaksa Kong Weijing dan praktisi Falun Gong lainnya meninggalkan keyakinannya.
FOTO : Saat mengenang 25 April 1999, beberapa praktisi Falun Gong di Toronto mengadakan kegiatan berskala kecil di rumah mereka untuk memperingati petisi damai di Beijing 21 tahun yang lalu. (Disediakan oleh Praktisi Muda Falun Gong di Toronto)
Kong Weijing melarikan diri ke daerah lain di Tiongkok dan, selama hampir satu dekade, tidak kembali ke rumah. Ia mengerjakan pekerjaan rumah kenalannya dengan imbalan boleh menginap di rumah itu, terkadang ia hanya tinggal selama beberapa hari di setiap tempat.
Pada bulan Juni 2.000, untuk melawan laporan surat kabar bahwa praktik Falun Gong telah diberantas, Kong Weijing pergi untuk melakukan latihan di Lapangan Tiananmen, berharap untuk menunjukkan kepada setiap orang yang tidak tergoncang oleh penindasan.
Polisi segera menangkapnya dan memasukkannya ke dalam tahanan selama lebih dari 10 hari. Ia menolak untuk menyebutkan namanya dan melakukan mogok makan, sehingga para penjaga memaksa memasukkan sebuah selang ke dalam tenggorokannya untuk memberinya makan.
“Kami punya cara untuk mengetahui [nama anda],” kata penjaga. “Kami dapat meletakkan kertas menutup hidung anda dan mencekik anda sampai mati,” kenang Kong Weijing pada perkataan para penjaga itu.
FOTO : Saat mengenang 25 April 1999, beberapa praktisi Falun Gong di Toronto mengadakan kegiatan berskala kecil di rumah mereka untuk memperingati petisi damai di Beijing 21 tahun yang lalu. (Disediakan oleh Praktisi Muda Falun Gong di Toronto)
Khawatir akan reaksi terhadap putra mereka, suami Kong Weijing meminta cerai pada tahun 2000, meskipun pelecehan polisi terhadap keluarganya tidak berhenti dalam tahun-tahun berikutnya, dan petugas terus berusaha melacak keberadaannya.
“Suami saya pikir kami dapat menikah lagi setelah penganiayaan berakhir. Saat saya meminta maaf karena tidak dapat memberinya keluarga yang ramah, suami saya berkata kepada saya untuk tidak mengkhawatirkannya… dan untuk terus berlatih,” kata Kong Weijing.
Kini tinggal di Amerika Serikat, Kong Weijing mengatakan bahwa Komunis Tiongkok belum berubah dari sifat menipu, sebagaimana dibuktikan dengan penanganan unjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong tahun lalu dan upaya merahasiakan wabah virus Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini.
“Teman kuliah saya memberitahu saya bahwa saat [rezim Tiongkok] berbicara tidak setuju sesuatu, maka itu pasti adalah sesuatu yang baik,” kata Kong Weijing.
Gambar gabungan dari orang-orang yang berpartisipasi dalam nyala lilin online untuk memperingati penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok, pada 23 April 2020. (Komposisi oleh Epoch Times / Courtesy of Tuidang Center)
Minghui.org, sebuah clearinghouse berbasis di Amerika Serikat yang didedikasikan untuk mencatat penganiayaan, telah mencatat kematian 4.406 praktisi Falun Gong akibat dianiaya, yang masih berlangsung hingga saat ini.
Minghui.org mencatat bahwa data tersebut hanyalah “puncak gunung es,” karena sensor yang luas dan tantangan untuk memperoleh informasi di Tiongkok.
Selama setahun terakhir, hampir 10.000 praktisi Falun Gong di 291 kota Tiongkok ditangkap atau ditindas, menurut Minghui. Denda dikenakan melampaui total usd 1,04 juta.
Setelah bertahun-tahun berlalu, Kong Weijing datang ke Amerika Serikat pada 2015 untuk mengunjungi putranya, yang bekerja di New York, dan meminta suaka. “Baru pada saat itulah saya benar-benar memiliki martabat sebagai seorang manusia,” kata Kong Weijing.
(Vivi/asr)
FOTO : Saat mengenang 25 April 1999, beberapa praktisi Falun Gong di Toronto mengadakan kegiatan berskala kecil di rumah mereka untuk memperingati petisi damai di Beijing 21 tahun yang lalu. (Disediakan oleh Praktisi Muda Falun Gong di Toronto)
Theepochtimes.com- Pemandangan
memilukan terjadi di Guayaquil, Ekuador yang dilanda virus Partai Komunis
Tiongkok atau corona virus Wuhan. Setiap hari, ada sekitar 150 mayat yang
meninggal akibat virus pandemi mematikan itu.
Jorge Wated, pemimpin
gugus tugas pemerintah Ekuador, mengatakan kepada surat kabar El Universo bahwa
karena kamar mayat di Guayaquil sudah penuh, begitu banyak mayat ditaruh di
trotoar dan di dalam rumah.
“Guayaquil saat ini
adalah awan kelabu yang besar,” komentar María Leonor Inca, seorang
wartawan yang berbasis di Ekuador, melalui twitter pada tanggal 2 April
2020.
Meskipun Ekuador
secara geografis jauh dari pusat wabah Tiongkok, mengapa Ekuador sangat
terpukul oleh virus Komunis Tiongkok itu?
Artikel tajuk rencana
The Epoch Times bahasa Inggris yang arti judulnya, “Di Mana Ada Ikatan
Erat Dengan Komunis Tiongkok, Maka Coronavirus Menguntit,” menunjukkan bahwa
semua kawasan terparah yang terkena dampak Coronavirus di luar Tiongkok
memiliki kesamaan yakni hubungan yang dekat atau menguntungkan dengan
rezim komunis di Beijing.”
Itu terbukti, ada
unsur ramah terhadap Beijing dalam politik Ekuador.
Kerjasama Strategis
antara Ekuador dengan Komunis Tiongkok
Pada bulan Januari
1980, Komunis Tiongkok menjalin hubungan diplomatik dengan Ekuador.
Tiongkok dan Ekuador membentuk sistem “konsultasi politik” pada tahun
1997, yang diadakan setiap dua tahun sekali.
Pada tanggal 8
November 2007 silam, Provinsi El Oro di Ekuador dan Provinsi Hubei di Tiongkok
secara resmi menjalin hubungan sister-province.
Pada bulan Desember
2010, Institut Konfusius yang didanai Tiongkok di
Universitas San
Francisco Quito didirikan bersama dengan Universitas Petroleum Tiongkok di Beijing.
Pada bulan Januari
2015, Presiden Ekuador saat itu Rafael Vicente Correa Delgado mengunjungi
Tiongkok. Tiongkok dan Ekuador membangun kemitraan yang strategis. Pada bulan
November 2016, Ekuador dan Tiongkok meningkatkan hubungannya menjadi “kemitraan
strategis yang komprehensif.”
Pada bulan Agustus
2016, Ekuador dan Tiongkok membebaskan persyaratan visa untuk warganegaranya
dalam upaya meningkatkan pariwisata dua arah. Ekuador adalah negara Amerika
Latin pertama yang melakukan hal tersebut.
Pada tanggal 12
Desember 2018, Presiden Ekuador Lenin Moreno Garces mengunjungi Tiongkok.
Menurut laporan media
pemerintah Tiongkok, kedua pemimpin menyaksikan penandatanganan beberapa
dokumen kerja sama, mencakup nota kesepakatan untuk bergabung mempromosikan
Sabuk dan Jalur yang dikenal sebagai One Belt, One Road – OBOR, inisiatif
Beijing untuk membangun proyek infrastruktur yang melintasi Amerika Latin,
Afrika, Asia tengah dan selatan.
Tiongkok menyambut
Ekuador untuk mempromosikan kerja sama antara kedua belah pihak di bidang
infrastruktur, pertanian, teknologi informasi, dan energi baru.
Saat ini, Tiongkok
juga merupakan mitra dagang terbesar ketiga bagi Ekuador.
Perusahaan Tiongkok
di Ekuador
Menurut media Tiongkok, saat ini, lebih dari 90 perusahaan Tiongkok beroperasi di Ekuador, dengan proyek yang mencakup konservasi air dan tenaga air, jalan dan jembatan, tambang tembaga, keselamatan publik, dan bidang lainnya.
120 Kilometer utara
ibukota Quito terdapat kota Yachay. Pada tanggal 25 November 2015, China
Gezhouba Group Company menandatangani kontrak fase I untuk dibangun Lembah
Silikon untuk Ekuador di Yachay.
Proyek tersebut
mencakup perencanaan dan perancangan sejumlah pusat penelitian teknologi,
laboratorium, dan universitas, yang diintegrasikan dengan taman industri dan
zona pengembangan pariwisata. Seluruh proyek tersebut diharapkan rampung pada
tahun 2049.
Pada tanggal 16
Agustus 2016, Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas meresmikan kabel serat optik
pertama Ekuador, yang dibangun dengan bantuan Tiongkok, di selatan Provinsi
Guaya. Wang Yulin, Duta Besar Tiongkok untuk Ekuador juga menghadiri upacara
peresmian itu.
Pabrik serat optik
adalah hasil usaha patungan Holding Telconet Ekuador dengan Fiberhome
Technologies Tiongkok.
Ini adalah pabrik
kabel serat optik terbesar yang dibangun Tiongkok di Amerika Latin. Jumlah
investasi seluruhnya diperkirakan sebesar USD 15 juta hingga USD 20
juta. Kementerian Perdagangan Tiongkok menyebutkan Fiberhome Technology
Group menyumbang 51 persen saham, sementara Holding Telconet memiliki 49 persen
saham.
Pada tanggal 18 Juli
2019, Presiden Ekuador Lenín Moreno menghadiri ujian pertama 5G, atau generasi
kelima, teknologi di Quito, disajikan oleh raksasa telekomunikasi Tiongkok
Huawei dan Perusahaan Telekomunikasi Nasional Ekuador. Lenín Moreno memuji
kemajuan teknologi Tiongkok di acara itu.
Membatalkan
Pertunjukan Shen Yun
Pada tahun 2015, Shen
Yun Performing Arts yang berbasis di New York dijadwalkan untuk menampilkan
sebuah produksi drama tari “Raja Kera” di ibukota Ekuador.
Namun, kurang dari
seminggu sebelum pertunjukan tersebut, Rumah Budaya Ekuador menghentikan
kegiatan di Teater Nasional, yang berdampak pada pertunjukan Shen Yun yang
direncanakan tampil pada tanggal 23 dan 24 Mei 2015.
Alejandro Nadal, juru
bicara presenter Shen Yun di Ekuador, mengatakan Fundamedios.org, kelompok
advokasi pers setempat, menunda kegiatan yang bersifat ilegal, padahal Shen Yun
memiliki semua izin yang relevan.
Alejandro Nadal
mengatakan bahwa ia percaya peristiwa itu merupakan bagian tujuan eksplisit
oleh Kedutaan Besar Tiongkok di Ekuador untuk membatalkan pertunjukan Shen Yun.
Kedutaan Besar
Tiongkok di Ekuador diduga mencari cara untuk membatalkan acara tersebut selama
sebulan terakhir.
“Kami berusaha
memberitahu Rumah Budaya Ekuador dengan segala cara yang memungkinkan Rumah
Budaya Ekuador melanggar kebebasan berekspresi rakyat Ekuador, bahwa Rumah
Budaya Ekuador menyensor kebudayaan di negara Ekuador yang demokratis dan
melakukan hal tersebut demi sebuah negara asing,” kata Alejandro Nadal.
Menurut Shen Yun
Performing Arts, teater tempat pertunjukan Shen Yun sering ditekan oleh pejabat
Tiongkok setempat untuk membatalkan pertunjukan Shen Yun. Itu kali
pertama Shen Yun dibatalkan di Amerika Latin.
Komunis Tiongkok
memperluas sensornya di luar negeri, dan pemerintah Ekuador menyerah pada
tuntutannya.
Pejabat Ekuador malah
menghadiri pertunjukan yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Tiongkok,
seperti presentasi Tahun Baru Imlek pada bulan Februari 2016 dengan kelompok
seni dari Provinsi Henan Tiongkok, dan gala pada bulan Januari 2020 di Kedutaan
Besar Tiongkok untuk memperingati 40 tahun hubungan diplomatik antara kedua
negara. Banyak pejabat tinggi Ekuador hadir, termasuk Menteri Kebudayaan,
Menteri Pertahanan Nasional, dan Menteri Pendidikan.
Bendungan dan
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Bendungan Coca Codo
Sinclair adalah proyek pembangkit listrik tenaga air di bawah Inisiatif Sabuk
dan Jalan OBOR Komunis Tiongkok di Ekuador.
Bendungan itu dibangun
sekitar 75 kilometer timur ibukota Quito, di Sungai Coca. Itu adalah
energi terbesar proyek di Ekuador.
Bendungan itu dibangun
oleh Sinohydro Corporation milik negara Tiongkok dengan biaya USD 2,25 milyar.
Tiongkok memberi Ekuador pinjaman USD 1,68 miliar untuk menutupi 85 persen
biaya sekitar USD 2 miliar, dengan bunga 6,9 persen.
Proyek tersebut
dikritik karena pembengkakan biaya, kelemahan teknis, dan korupsi.
Ekuador juga
menghadapi defisit anggaran yang sangat besar karena pinjaman yang diterima
dari Tiongkok. Membayar bunganya saja mengharuskan Ekuador membayar USD 125
juta setiap tahun kepada Tiongkok selama 15 tahun.
Uji kekuatan penuh
gagal saat bendungan tersebut dibuka pada tahun 2016.
New York Times
melaporkan banyak masalah pada bendungan tersebut pada laporan bulan Desember
2018.
Disebutkan bahwa
bendungan raksasa itu, dibiayai dan dibangun oleh Tiongkok, seharusnya
memenuhi ambisi besar Ekuador, memecahkan masalah energi yang dibutuhkan
Ekuador dan membantu mengangkat negara kecil di Amerika Selatan itu keluar dari
kemiskinan. Sebaliknya, bendungan tersebut menjadi bagian skandal
nasional yang melanda Ekuador yaitu korupsi dan jumlah utang yang membahayakan
dan masa depan yang tertambat pada Tiongkok.
Dikatakan laporan New
York Times itu bahwa hampir setiap pejabat tinggi Ekuador yang terlibat dalam
konstruksi bendungan dipenjara atau dihukum dengan tuduhan suap, termasuk
seorang mantan wakil presiden, seorang mantan menteri listrik dan bahkan
seorang mantan pejabat antikorupsi yang memantau proyek tersebut, yang
tertangkap terekam berbicara mengenai suap yang diberikan Tiongkok.
LA Times, memperoleh
laporan tahun 2018 yang dikeluarkan oleh kantor pengendali pemerintah Ekuador.
Laporan itu mengatakan bahwa kontraktor Tiongkok untuk proyek tersebut
mengabaikan ketentuan dalam kontrak yang menyebutkan bahwa bendungan
dibangun sesuai dengan standar kaku yang ditetapkan oleh Masyarakat Insinyur
Mekanis Amerika Serikat.
Laporan pemerintah
Ekuador juga mengungkapkan praktik oleh Sinohydro Corp, menurut LA Times,
mencakup proyek itu dengan menggunakan metode bahan bangunan dan konstruksi di
bawah standar yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dipahami. Juga
mencakup kawat las dengan mutu yang lebih rendah.
“Orang Tiongkok
menggunakan baja berkualitas buruk dan memecat inspektur yang menyuruh untuk
mengganti baja tersebut,” kata mantan Menteri Energi Fernando Santos
memberitahu LA Times.
Namun, Komunis Tiongkok menghindari untuk membahas kelemahan proyek tersebut dan korupsi di balik bendungan itu. Komunis Tiongkok memuji “keberhasilan” proyek tersebut, menyebut proyek itu adalah proyek yang penting bagi perusahaan Tiongkok.
Keterangan Gambar:Seorang
pasien yang dites positif terkena virus corona baru dibawa dengan tandu ke
ruang gawat darurat Rumah Sakit IESS Sur di Quito, Ekuador, pada 18 April 2020.
(Rodrigo Buendia / AFP via Getty Images)
Presiden Donald Trump
menyatakan pada hari Sabtu 18 April bahwa ia mengevaluasi kembali hubungan
Amerika Serikat dengan Tiongkok. Itu setelah wabah virus Komunis Tiongkok, yang
umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru.
“Hubungan Amerika
Serikat dengan Tiongkok adalah baik sampai Tiongkok melakukan ini. Lihat, kita
baru saja membuat kesepakatan dagang di mana Tiongkok harus membeli produk
Amerika Serikat senilai usd 250 miliar per tahun, … usd 40 hingga usd 50
miliar dari petani. Lalu tiba-tiba anda mendengar hal ini,” kata Donald Trump
kepada pers saat briefing Gugus Tugas Coronavirus Gedung Putih.
“Pertanyaan yang
diajukan: Apakah anda marah pada Tiongkok? Jawabannya mungkin sangat mantap
‘Ya.’ Tetapi hal itu tergantung. Apakah kesalahan tersebut di luar kendali?
Atau dilakukan secara sengaja? Dalam kedua peristiwa itu, Tiongkok seharusnya
membiarkan Amerika Serikat masuk.”
“Amerika Serikat
meminta masuk sangat awal dan Tiongkok tidak membiarkan Amerika Serikat
masuk,” kata Donald Trump.
Tidak jelas apakah
Donald Trump merujuk ke asal virus Komunis Tiongkok atau kurangnya transparansi
rezim Komunis Tiongkok mengenai kasus infeksi dan kematian.
Ada teori yang beredar
bahwa virus tersebut mungkin terhubung ke laboratorium biologis di Wuhan —
pusat wabah di Tiongkok.
Amerika Serikat bukan
satu-satunya negara yang menyatakan akan meninjau kembali hubungan dengan rezim
komunis Tiongkok.
Pada hari Kamis 16
April, Menteri Luar Negeri Inggris dan Penjabat Perdana Menteri Inggris Dominic
Raab mengatakan bahwa hubungan Inggris dengan Beijing tidak akan lagi
“berbisnis seperti biasa” setelah pandemi COVID-19 berakhir.
“Benar-benar harus ada
penyelaman yang amat sangat dalam setelah pandemi COVID-19 dan tinjauan
pelajaran, termasuk wabah virus. Saya sama sekali tidak berpikir kita dapat
mundur dari semua itu,” kata Dominic Raab saat konferensi pers di London.
Ketika ditanya apakah
akan ada “perhitungan” dengan Beijing setelah krisis berakhir,
Dominic Raab, yang sementara menggantikan Perdana Menteri Boris Johnson saat
Boris Johnson dalam masa pemulihan, menjawab: “Sudah pasti kita tidak
dapat berbisnis seperti biasanya setelah krisis ini, dan kita mempertanyakan
pertanyaan sulit mengenai bagaimana virus itu muncul dan bagaimana virus itu
dapat dihentikan sebelumnya.”
Dokter Top Gedung
Putih Membongkar Data Wabah Komunis Tiongkok
Virus Komunis
Tiongkok, yang menyebabkan penyakit COVID-19, dikaitkan dengan sedikitnya
200.000 lebih kematian secara global. Virus itu telah menginfeksi lebih dari
2,3 juta orang, menurut data resmi pemerintah yang dikumpulkan oleh Universitas
Johns Hopkins.
Angka-angka tersebut
dianggap tidak akurat oleh banyak orang, karena kelambatan pengumpulan data
oleh pemerintah serta kasus infeksi dan kasus kematian yang tidak dilaporkan
oleh rezim Komunis yang berkuasa di daratan Tiongkok.
Ada lebih dari 886.709
kasus infeksi yang dipastikan dan 50.243 kasus kematian di Amerika Serikat,
berdasarkan data menunjukkan.
Selama briefing pers
Gugus Tugas beberapa waktu lalu, seorang dokter top Amerika Serikat membongkar
data rezim Tiongkok mengenai wabah virus Komunis Tiongkok.
Deborah Birx,
koordinator tanggap pandemi Gedung Putih yang
spesialisasi dalam
bidang imunologi, kesehatan global, dan penelitian vaksin, menunjukkan sebuah
slide yang memuat angka kematian beberapa negara.
Menurut data, pada
saat itu, Belgia dan Spanyol melaporkan angka kematian tertinggi, di mana di
Belgia 45,2 orang meninggal per 100.000 penduduk dan di Spanyol 42,81 orang
meninggal per 100.000 penduduk. Angka kematian untuk Italia adalah 37,64, angka
kematian untuk Prancis adalah 27,92, angka kematian untuk Inggris adalah 21,97,
dan angka kematian untuk Belanda adalah 20,14.
Angka kematian untuk
Amerika Serikat adalah 11,24 dan angka kematian untuk Jerman adalah 5,25
— berada di bagian bawah laporan tersebut.
Namun, angka kematian
yang dilaporkan Tiongkok melaporkan tingkat kematian adalah sangat rendah,
yaitu 0,33.
“Saya menaruh data
Tiongkok di sana supaya anda pada dasarnya dapat melihat betapa tidak
realistisnya hal ini,” kata Deborah Birx.
Data dari Tiongkok
termasuk angka yang baru direvisi dari Wuhan oleh rezim Komunis Tiongkok.
Pada hari Jumat 17
April, pihak berwenang Wuhan meningkatkan laporan kematian di Wuhan sebanyak
1.290 menjadi 3.869 kasus. Pihak berwenang Wuhan menjelaskan bahwa korban virus
yang baru ditambahkan termasuk beberapa korban virus yang meninggal di rumah,
seperti dilaporkan The Epoch Times.
Namun demikian, bahkan
dengan data Tiongkok yang telah direvisi, Deborah Birx mengatakan ia ragu bahwa
Tiongkok memiliki angka kematian yang lebih rendah dari Inggris, Prancis,
Belgia, Italia, dan Spanyol. Mengingat negara-negara tersebut juga memiliki
sistem pemberian layanan kesehatan yang sangat maju, serta dokter, perawat, dan
peralatan yang luar biasa.
Donald Trump
menambahkan bahwa ia yakin jumlah korban jiwa di Tiongkok harusnya jauh lebih
tinggi dan yang tertinggi di dunia. Trump berkata : “Tiongkok adalah nomor satu
dalam jumlah banyak. Angka kematian Tiongkok adalah jauh lebih tinggi daripada
Amerika Serikat.”
Keterangan gambar:Presiden
Donald Trump berbicara selama konferensi pers Satuan Tugas Virus PKC di Gedung
Putih di Washington pada 18 April 2020. (JIM WATSON / AFP melalui Getty Images)
Epochtimes.com- Ketika
hubungan antara Swedia dan rezim Komunis Tiongkok terus memburuk, para analis
mengatakan bahwa penghapusan penuh Institut Konfusius adalah sikap Swedia yang
lebih kuat terhadap rezim Komunis Tiongkok.
Swedia menutup
proyek Institut Konfusius terakhir negara itu
British
“Times” melaporkan pada 21 April bahwa ketika hubungan antara kedua
negara memburuk menjadi permusuhan dan kecurigaan timbal balik. Beberapa pekan
lalu, Swedia menutup proyek pengajaran yang didanai Komunis Tiongkok yang
berlokasi di sebuah kota kecil antara Malmo dan Gothenburg di pantai barat.
“Kelas Konfusius” oleh Falkenberg.
Analis percaya bahwa
“pembersihan” Swedia dari Institut Konfusiusnya sendiri adalah
sinyal, yang menunjukkan bahwa hubungan yang dulu bersahabat antara Swedia dan
rezim Komunis Tiongkok, semakin mempercepat disintegrasinya.
Komunis Tiongkok
mencari kambing hitam di epidemi, Swedia membalas
Karena virus Komunis
Tiongkok telah mengamuk di seluruh dunia, Swedia telah mengadopsi pendekatan
“imunisasi universal”, yaitu, sambil melindungi kelompok-kelompok
berisiko tinggi seperti orang tua, sejauh mungkin membatasi kegiatan sosial,
sambil memungkinkan virus menyebar ke tingkat tertentu untuk meningkatkan
kekebalan universal.
Media resmi Komunis
Tiongkok berulang kali menyerang pendekatan Swedia dalam menangani epidemi.
Komunis Tiongkok menyebutnya “menyerah” dan menimbulkan ancaman bagi negara
lain.
Pada 22 April, kepala
ahli epidemiologi di Swedia menyatakan bahwa strategi anti-epidemi mereka
berhasil dan mereka dapat mencapai “kekebalan kelompok” di ibukota
Stockholm dalam beberapa minggu.
Media Swedia juga
menentang teori konspirasi konyol Komunis Tiongkok untuk mengelak tanggung
jawab. Pada 30 Maret, industri Dagens Swedia menerbitkan sebuah artikel
berjudul “Informasi Palsu Komunis Tiongkok Mengkhawatirkan” di
halaman besar yang menyebutkan rezim Komunis Tiongkok berusaha mengelak dari
tanggung jawabnya atas penyebaran virus Komunis Tiongkok di seluruh dunia.
Pada tahun 2005,
Komunis Tiongkok mendirikan Institut Konfusius Eropa pertama di Universitas
Stockholm.Pada tahun 2010, kebanggaan industri otomotif Swedia, Volvo, jatuh ke
tangan perusahaan yang didanai oleh Komunis Tiongkok.
Kemudian, kedua negara
kecewa dengan penangkapan warga negara Swedia Gui Minhai, karena buku-buku yang
diterbitkannya membuat marah otoritas Komunis Tiongkok.
Setelah itu, Komunis
Tiongkok membatalkan kunjungan dagangnya ke Swedia. Duta besar Komunis Tiongkok
untuk Stockholm, Gui Congyou, memperingatkan “gaya serigala perang”
yang dikatakan Beijing “kami memiliki senapan di hadapan musuh!”
Pada tahun 2018, turis
Tiongkok juga mengalami “insiden yang menyentuh” yang
mengejutkan dunia di Swedia. Turis Tiongkok Keluarga Zeng ceroboh dan liar
ketika tinggal di sebuah hotel di Swedia, dan dibawa keluar dari hotel oleh
polisi Swedia.
Gui Congyou bersikeras
bahwa “yang salah adalah Swedia”. Dalam sebuah wawancara dengan media
Swedia, Gui Congyou marah dan memarahi legislatif Swedia, organ administrasi
dan polisi Swedia satu per satu.
Mengingat berbagai
penampilan “gaya serigala perang” Gui Congyou, pada tahun 2019 Partai
Demokrat Kristen dan Partai Kiri Swedia menuntut agar Gui Congyou dideportasi
sebagai “orang yang tidak disukai”.
Sikap Swedia
terhadap Komunis Tiongkok semakin kuat
Björn Jerden, kepala
program Asia di Institut Urusan Internasional Swedia di Stockholm, mengatakan
bahwa penghapusan Institut Konfusius adalah bagian dari sikap yang lebih kuat
terhadap Swedia. Swedia telah menutup empat Institut Konfusius di Universitas
Swedia, dan Institut Konfusius di kota utara Leura ditutup pada bulan Desember
tahun lalu.
“Pendapat publik
Swedia tentang rezim Komunis Tiongkok telah menjadi lebih negatif. Transformasi
ini sangat penting. Swedia adalah yang paling aktif di Eropa dalam menandatangani
perjanjian Institut Konfusius ini,” kata Dr Yilden.
Saat ini ada 525
Institut Konfusius dan 1.100 “Ruang Kelas Konfusius” di dunia.
Para kritikus sering
mengatakan bahwa itu adalah alat yang digunakan oleh Komunis Tiongkok untuk
mempromosikan nilai-nilai Komunis Tiongkok.
Beberapa universitas
di Amerika Serikat dan Kanada telah membatalkan Institusi Konfusius. Sementara
New South Wales, Australia menutup semua Ruang Kelas Konfusius tahun lalu.
Keterangan foto: Swedia sepenuhnya mengusir Institut Konfusius
ke luar dari negerinya. Gambar menunjukkan Swedia pada 21 April. (Jonathan
NACKSTRAND / AFP)
Ntdtv.com- Total
populasi Belgia adalah sekitar 11 juta, dan wilayahnya hanya 30.000 kilometer
persegi. Namun, di negara sekecil itu, angka kematian saat ini akibat tertular
pneumonia virus Komunis Tiongkok menduduki angka tertinggi di dunia,
melebihi 14%.
Sarjana independen
Tiongkok Gobi Dong mengatakan bahwa kali ini penyebaran virus Komunis Tiongkok
di seluruh dunia tampaknya memiliki mata yang panjang. Di negara-negara yang
dekat dengan Komunis Tiongkok, ada banyak orang yang terinfeksi.
Sarjana independen
Tiongkok Gobi Dong mengatakan, “Banyak hal di Eropa yang terlalu
terlibat dalam kepentingan Komunis Tiongkok. Dalam banyak keputusan, sama
sekali tidak melihat sistem politik. Karena Anda memilih buta, Anda tahu
Komunis Tiongkok adalah rezim jahat, Anda masih membantu mereka, dan tentu saja
Anda akan menderita bencana. “
Tiongkok dan Belgia
menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1971. Sejak tahun 2000, telah terjadi
pertukaran tingkat tinggi antara Tiongkok dan Belgia.
Politisi Belgia aktif
mengadvokasi “belt and road” Komunis Tiongkok, yakni mantan Perdana
Menteri Yves Leterme dan mantan Wakil Perdana Menteri Kris Peeters .
Kris Peeters adalah
perwakilan tipikal. Tidak seperti politisi Eropa Barat lainnya yang tidak
berani mengungkapkan secara terbuka, selain mempublikasikan platform untuk
“Belt and Road” beberapa kali, mereka juga mendesak negara-negara
anggota Uni Eropa lainnya untuk berpartisipasi.
Menurut Gobi Dong,
beberapa tahun yang lalu, ada ketua Komisi Ekonomi dan Perdagangan Asosiasi
Tiongkok, pengacara Bell DeWitt. Artikelnya hampir mempengaruhi seluruh Eropa,
yaitu mendekati Komunis Tiongkok.
Posisi Belgia, di
persimpangan Eropa, menghadap Inggris di seberang laut, berbatasan dengan
Belanda, Jerman, Luksemburg, dan Prancis, dan menghadap Laut Utara ke barat.
Ini membuatnya menjadi tujuan utama Komunis Tiongkok.
Dalam sebuah wawancara
dengan media daratan pada Oktober tahun lalu, Leterme menyanyikan pujian untuk
Komunis Tiongkok dan menggambarkan penetrasi Komunis Tiongkok terhadap
negara-negara Barat sebagai “kontribusi penting bagi pembentukan tatanan
global baru.”
Leterme juga mendesak
pemerintah Belgia untuk mengatakan bahwa Belgia adalah jendela ke pasar
Eropa.Banyak bandara dan pelabuhan langsung memancarkan seluruh Eropa.
Pemerintah harus mempelajari peluang yang dibawa oleh “Belt and
Road”.
Pelabuhan Antwerp
(Port of Antwerp, BE) di Belgia adalah pelabuhan terbesar kedua di Eropa,
dekat dengan pusat produksi dan konsumsi Eropa. Pada Agustus 2015, pemerintah
Belgia membentuk kelompok kerja khusus di pelabuhan untuk menanggapi inisiatif
“Belt and Road” dari Komunis Tiongkok.
Pada awal tahun 2018,
pelabuhan komersial terbesar kedua di Belgia, Zeebrugge , juga menandatangani
perjanjian waralaba dengan COSCO Shipping Port Company di bawah kerangka “Belt
and Road”.
Belgia juga
menghadirkan teknologi berteknologi tinggi untuk Komunis Tiongkok. Sebagai
contoh, tingkat penelitian mikroelektronika memimpin dunia. Pusat Penelitian
Mikroelektronika Belgia dan Universitas Leuven telah menandatangani perjanjian
kerja sama dengan banyak perusahaan Tiongkok untuk mengembangkan nanoteknologi
dan teknologi komunikasi 5G.
Menurut laporan, pada
tahun 2018, ada lebih dari 470 proyek kerja sama ilmiah dan teknologi antara
kedua pemerintah.
Pada 2010, China Geely
Group mengakuisisi semua ekuitas Volvo Car Company senilai US $ 1,8 miliar.
Pabrik perakitan mobil Volvo terbesar di luar Swedia adalah pabrik mobil Ghent
di Belgia.
Para ahli dan insinyur
dari Ghent Automobile Plant memberikan pengalaman teknis mereka ke pabrik baru
Volvo di Daqing, Tiongkok.
Beberapa tahun
kemudian, sejumlah besar mobil mewah dengan label “Made in China”,
berpusat di Ghent Automobile Plant, terpancar ke pasar Eropa. Biarkan Komunis
Tiongkok mencapai tujuan memperoleh teknologi melalui merger dan akuisisi.
Selain itu, Belgia
bergabung dengan Asian Investment Bank (Asia Infrastructure Investment Bank)
yang dipimpin CIC pada tahun 2017.Pada tahun 2018, volume perdagangan bilateral
antara Tiongkok dan Belgia mencapai 23,3 miliar dolar Amerika Serikat, yang
merupakan 1150 kali lipat dari pembentukan awal hubungan diplomatik.
Pada November tahun
lalu, Putri Astrid dari Belgia memimpin delegasi ekonomi dan perdagangan
terbesar dalam sejarah untuk mengunjungi Tiongkok, berharap Tiongkok akan
berinvestasi lebih banyak di Belgia.
Seperti banyak negara,
Belgia juga memungkinkan “diplomasi panda” Komunis Tiongkok
dipentaskan di negaranya sendiri. Panda raksasa “Sin Wei” dan
“Hao hao” menetap di Belgia dan melahirkan bayi.
Karena Komunis
Tiongkok menyembunyikan epidemi virus, yang menyebabkan wabah global, Belgia
juga menderita banyak korban.
Pada 22 April, Eastern
Time, menyebutkan ada 42.000 orang didiagnosis terinfeksi virus, di mana 6,262
orang meninggal, dengan angka kematian 14,95%. Angka itu menempatkan pada
peringkat tertinggi di dunia.
Namun, Raja Philip
dari Belgia mengklaim bahwa “pengalaman anti-epidemi” Komunis
Tiongkok memiliki implikasi penting bagi negara lain. Dia berterima kasih
kepada Tiongkok karena menyediakan bahan perlindungan medis yang sangat
dibutuhkan dan menjadi teman sejati. Sebaliknya media Belgia
mengungkapkan 3 juta masker yang diimpor dari Tiongkok, dan kualitasnya
benar-benar tidak memenuhi syarat.
Menurut Gobi Dong
virus Komunis Tiongkok dapat dikatakan dibawa oleh kaum pro-komunis
sendiri.
Gobi Dong mengatakan:
“Dunia perlu berubah, yaitu, jika Anda menjauh dari Komunis Tiongkok,
mengutuk Komunis Tiongkok, dan menghapus Komunis Tiongkok, virus di dunia ini
baru benar-benar dapat diselesaikan, karena virus terbesar di dunia adalah
Komunis Tiongkok!”
Pemerintah Belgia
masih mendiskusikan apakah akan bergabung dengan perjanjian kerangka kerja
“Belt and Road”. Gobi Dong percaya bahwa epidemi utama ini adalah
resiko besar peringatan kepada Belgia.
Ntdtv.com- Menurut
laporan sciencenet.cn, situs web ilmiah Tiongkok, tim peneliti dari Akademi
Teknik Tiongkok melakukan penelitian terhadap 11 pasien yang terinfeksi virus
Komunis Tiongkok. Pasien dirawat di rumah sakit yang berafiliasi dengan
Universitas Zhejiang sejak 22 Januari hingga 4 Februari 2020 lalu. Usia para
pasien ini berkisar antara 4 bulan hingga 71 tahun, dan 10 dari mereka pernah
mengadakan kontak di Wuhan.
Para peneliti
melakukan sekuensing virus yang mendalam pada 11 pasien itu. Mereka
membandingkannya dengan 1111 sekuensing genom dari basis data Global Initiative
on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Hasilnya sebanyak 33
mutasi virus ditemukan, di antaranya 19 merupakan jenis mutasi baru. Selain
itu, sebagian besar mutasi terkait dengan kemampuan beradaptasi terutama
terkonsentrasi pada antarmuka antara protein S virus dan reseptor ACE2
manusia.
Para peneliti
mengatakan bahwa keragaman dari virus sebagian besar masih kurang disadari.
Menurut laporan, untuk menilai dampak mutasi pada patogenisitas virus, para
peneliti memutuskan untuk melakukan tes infeksi virus di luar tubuh.
Mereka memilih garis
sel yang disebut Vero-E6, yang memiliki reseptor ACE2 yang sangat mirip dengan
sel manusia. Mereka menginfeksi sel Vero-E6 dengan virus dari semua 11 pasien
tersebut diatas, kemudian mengumpulkan sel secara berkala dan menguji beban
virus – ukuran dari kerasnya infeksi virus.
Dalam waktu 4 jam dari
awal percobaan, beban virus itu tetap stabil. Pada saat demikian, reproduksi
virus jarang terjadi. Setelah 8 jam, beban virus dari pasien No. 6, 7, 9, 10,
dan 11 meningkat secara signifikan. 24 jam kemudian, semua beban virus kecuali
No. 2 dan No. 7 meningkat secara signifikan, dan laju kenaikan beban virus pada
pasien No. 10 dan No. 11 meningkat jauh lebih cepat daripada yang lain.
Dibandingkan dengan
No. 10, yang memiliki kemampuan reproduksi terkuat, dan No. 2, yang memiliki
kemampuan terlemah. Beban virus hampir 270 kali tidak sama dalam 24 jam.
Dari hasil tes dalam
waktu masing-masing 48 jam dan 72 jam itu, para peneliti menemukan bahwa
semakin tinggi beban virus, semakin tinggi efek patologis dan mortalitas sel.
Dari penelitian itu
juga ditemukan bahwa mutasi trinukleotida terjadi pada virus dari pasien No. 11,
dan mutasi ini menunjukkan tanda-tanda yang “kuat” dalam percobaan
berikutnya, meningkatkan secara drastis tingkat reproduksi dan patogenisitas
strain virus. Laporan terkait mengatakan bahwa tes virus positif pasien itu
berlangsung selama 45 hari.
Selain itu, ada 3
strain virus dalam penelitian ini berasal dari sampel tinja pasien. Para
peneliti menguraikan virus aktif dari tinja yang dapat direproduksi. Itu
menunjukkan bahwa virus komunis Tiongkok memang memiliki kemampuan untuk
bereplikasi di tinja seseorang.
Theepochtimes.com- Virus
Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru, yang
muncul dari Tiongkok Daratan tahun lalu, menyebabkan penyakit COVID-19.
Menteri Luar Negeri
Australia, Marise Payne, mengatakan keprihatinannya terhadap transparansi
Tiongkok berada pada “titik yang sangat tinggi.”
“Masalah seputar
Coronavirus adalah masalah untuk tinjauan independen, dan saya berpikir bahwa
penting bagi kita untuk melakukan hal tersebut. Faktanya, Australia akan
benar-benar bersikeras untuk hal tersebut,” kata Marise Payne kepada televisi
ABC.
Australia berhasil
mengendalikan epidemi sebelum epidemi membebani sistem kesehatan masyarakat,
yang melaporkan 53 kasus infeksi baru pada hari Minggu 19 April 2020.
Total kasus infeksi di Australia mencapai hingga 6.586 kasus, menurut data
Kementerian Kesehatan Australia.
Ada 71 kasus kematian
di Australia. Peningkatan angka kasus infeksi baru berada di bawah 1 persen
selama tujuh hari berturut-turut. Angka itu jauh lebih rendah daripada banyak
negara-negara lain.
Seruan Marise Payne
untuk penyelidikan wabah terjadi pada saat hubungan yang tegang antara
Australia dengan mitra dagang terpentingnya.
Hubungan memburuk di
tengah tuduhan Australia atas campur tangan Tiongkok dalam urusan dalam negeri
Australia dan keprihatinan Australia terhadap pengaruh rezim Komunis Tiongkok
yang berkembang dan tidak pantas di kawasan Pasifik.
“Kepercayaan saya
pada Tiongkok didasarkan pada jangka panjang. Keprihatinan saya seputar
transparansi dan memastikan bahwa kami dapat terlibat secara terbuka,”
kata Marise Payne.
Seruan Australia untuk
penyelidikan muncul saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump
meningkatkan kritiknya terhadap Tiongkok.
Donald Trump dan para
asisten seniornya juga menuduh Tiongkok kurang transparan setelah
virus Komunis Tiongkok merebak.
Pada hari Sabtu 18
April 2020, Donald Trump mengatakan Tiongkok harus menghadapi konsekuensi jika
Tiongkok “secara sadar bertanggung jawab” untuk pandemi. Tiongkok
menampik kritik tersebut dengan mengatakan Tiongkok telah terbuka mengenai
wabah dan telah memperingatkan dunia mengenai wabah itu.
Tanggapan
Organisasi Kesehatan Dunia ‘Tidak Membantu’
Minggu lalu, Donald
Trump menangguhkan bantuan ke Organisasi Kesehatan Dunia – WHO dengan menuduh
WHO sebagai “Tiongkok-sentris.”
WHO yang bermarkas di
Jenewa itu menolak tuduhan tetapi Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt
juga mengkritik WHO. Hunt mengatakan beberapa tanggapan WHO terhadap
virus Komunis Tiongkok, tidak membantu.
“Apa yang kami lihat
dari beberapa pejabat di Jenewa, kami pikir merupakan tanggapan yang tidak
membantu dunia. Kami melakukannya dengan baik karena kami membuat keputusan
sendiri sebagai suatu negara,” kata Greg Hunt saat briefing.
Australia menentang
saran WHO pada tanggal 1 Februari dan melarang orang yang tiba dari
Tiongkok. Australia kemudian menutup perbatasannya dan memberlakukan pembatasan
ketat gerakan masyarakat.
Menurut Greg Hunt,
Australia menang dalam kampanye melawan virus tetapi belum menang tuntas.
“Kami harus fokus
pada pengendalian dan kapasitas,” kata Greg Hunt.
Sementara itu,
Selandia Baru yang bertetangga dengan Australia, yang mengadopsi salah satu
karantina terketat di dunia bahkan sebelum melaporkan kasus kematian pertama,
lebih berhasil dalam menekan virus tersebut.
Ada empat kasus
infeksi baru yang dipastikan di Selandia Baru pada hari Minggu 19 April 2020,
sehingga total kasus infeksi menjadi 1.098 kasus. data Kementerian Kesehatan
Selandia Baru menunjukkan ada sebelas orang meninggal.
“Saya tahu ini
adalah tidak mudah, tetapi telah berhasil,” kata Perdana Menteri Selandia
Baru Jacinda Ardern pada briefing televisi.
Menurutnya,
pemerintah Selandia Baru akan bertemu untuk memutuskan perlu atau
tidaknya melonggarkan pembatasan jaga jarak sosial.
Keterangan Gambar:(Kiri) Perdana
Menteri Scott Morrison di Gedung Parlemen di Canberra, Australia pada 13
Februari 2019. (Kanan) Menteri Luar Negeri Marise
Payne di Sydney, Australia pada 1 Februari 2019. (Tracey Nearmy / Getty Images)
Sebuah komunitas di North Carolina, AS, memberi kejutan pada seorang gadis berusia 3 tahun di hari ulang tahunnya dengan parade anjing dan tetap menjaga jarak.
(Foto: Woody Marshall / News & Record)
Orang tua Elizabeth Guthrie ingin mengadakan perayaan ulang tahun yang istimewa, tetapi mereka tidak yakin bagaimana mewujudkannya.
Mengetahui betapa Elizabeth sangat mencintai anjing, mereka datang dengan ide cemerlang.
(Foto: Woody Marshall / News & Record)
Keluarga memasang poster di halaman depan mereka yang menyatakan tanggal dan waktu perayaan ulang tahun Elizabeth.
“Intinya adalah, ‘Hei, jika Anda akan tetap membawa anjing Anda, maukah Anda berjalan di tempat kami antara pukul 17: 00 – 17:30 dan mengucapkan selamat ulang tahun bersama anak anjing Anda?'” Ayah Elizabeth, Mike, kepada News & Record.
Keluarga itu terkejut dengan jawaban dari para tetangganya.
(Foto: Woody Marshall / News & Record)
Penghuni di komunitas itu berparade anjing, semuanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Elizabeth yang berusia 3 tahun.
Pada pukul 17:15, ada 17 anjing dan 41 orang berkumpul dengan tetap menjaga jarak sosial di kedua sisi jalan.
Angka-angka itu terus bertambah seiring dengan berlalunya waktu.
(Foto: Woody Marshall / News & Record)
Beberapa orang membuat tanda untuk Elizabeth ketika mereka lewat. Banyak yang mendandani anjing mereka dengan pakaian lucu dan topi pesta.
(Foto: Woody Marshall / News & Record)
Orangtua Elizabeth mengatakan ini adalah ulang tahun yang paling berkesan.
“Kurasa semua orang perlu dukungan, dan sedikit kepositifan,” kata ibu Elizabeth, Mary. “Ini adalah ulang tahun terbesar dalam hidupnya.”(yn)