Home Blog Page 1798

Gunung Agung Kembali Erupsi, 53.207 Jiwa Masyarakat Masih Mengungsi

0

Epochtimes.id- Gunung Agung kembali erupsi mengeluarkan asap berwarna kelabu kehitaman dengan intensitas tebal bertekanan sedang dengan tinggi kolom 2.500 meter dari puncak kawah pada Kamis (11/1/2018) pukul 17.54 WITA.

“Erupsi dengan amplitudo 27 milimeter dengan lama gempa 130 detik. Asap condong ke arah utara hingga timur laut,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya.

Aktivitas vulkanik masih cukup tinggi yang ditandai dengan tremor menerus dengan amplitudo 1-13 milimeter (dominan 1 milimeter). Hembusan, gempa vulkanik dalam dan gempa tektonik jauh masih sering terdeteksi oleh Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG di Rendang.

Hingga kini status Gunung Agung masih Awas (level 4). Daerah berbahaya hanya berada di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah. Di luar radius 6 kilometer kondisinya aman dan normal.

Hujan abu vukanik diperkirakan jatuh di beberapa daerah di sebelah utara hingga timur laut dari Gunung Agung. Sebaran hujan abu tidak jauh dari Gunung Agung karena tinggi kolom erupsi hanya 2.500 meter.

Gunung Agung kembali erupsi mengeluarkan asap berwarna kelabu kehitaman dengan intensitas tebal bertekanan sedang dengan tinggi kolom 2.500 meter dari puncak kawah pada Kamis (11/1/2018) pukul 17.54 WITA (Dokumentasi BNPB)

Selain itu juga sebagian lereng Gunung Agung cuaca mendung hingga hujan. Informasi dari Pasebaya hujan abu vulkanik tipis telah terjadi di Tulamben, Rubaya, dan Dukuh Kubu. Aktivitas masyarakat normal. Tidak ada kepanikan di masyarakat

Berdasarkan data BNPB, hingga saat ini sebanyak 53.207 jiwa masyarakat masih mengungsi yang tersebar di 233 titik pengungsi. Sementara itu kondisi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap aman dan normal beroperasi. Abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung tidak menyebar hingga Kota Denpasar.

Masyarakat diimbau tetap tenang. Aktivitas vulkanik Gunung Agung memang masih cukup tinggi dan berstatus Awas sehingga masih dimungkinkan terjadi erupsi dan hembusan. Masyarakat dihimbau tetap mentaati rekomendasi pemerintah bahwa tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah.

“Jangan melakukan pendakian, apalagi berada di sekitar puncak kawah karena sangat berbahaya. Di luar radius 6 kilometer, kondisinya aman dan normal,” harap Sutopo. (asr)

Gelombang Demonstrasi Membara Melanda Tunisia, Tentara Dikerahkan dan 300 Demonstran Ditangkap

0

Epochtimes.id- Demonstrasi ekstrem yang merebak di Tunisia berujung pembakaran markas keamanan nasional regional di dekat perbatasan Aljazair seperti ditulis Reuters, Kamis (11/1/2018).

Aksi unjuk rasa ini membuat pihak berwenang mengerahkan tentara setelah polisi mengundurkan diri. Aksi kerusuhan ini dipicu mengenai kenaikan harga dan pajak yang terus berlanjut di seluruh negeri.

Lebih dari 300 pemrotes ditangkap dan tentara dikerahkan di beberapa kota untuk membantu memadamkan demonstrasi kekerasan di Tunisia tujuh tahun setelah penggulingan Zine El-Abidine Ben Ali pada Arab Spring 2011.

Di Thala, di dekat perbatasan Aljazair, tentara yang dikerahkan setelah kerumunan membakar gedung keamanan nasional, memaksa polisi untuk mundur dari kota seperti diturukan saksi mata kepada Reuters.

Pemerintahan Tunisia – yang mencakup ekstremis, partai sekuler dan independen – menyebut kerusuhan dikendalikan oleh kelompok kriminal. Perdana Menteri Tunisia, Youssef Chahed menuduh oposisi sebagai provokator.

Aksi demonstrasi berdarah di Tunisia (africanews)

Menolak tuduhan tersebut, blok oposisi utama Tunisia, Front Rakyat, menyerukan sebuah demonstrasi besar di Tunis pada Minggu bertepatan dengan ulang tahun ketujuh kejatuhan Ben Ali.

Asosiasi Sepak Bola Tunisia mengatakan bahwa mereka menunda pertandingan sepanjang akhir pekan karena gangguan tersebut.

Protes anti-pemerintah telah terjadi di sejumlah kota di Tunisia – termasuk resort wisata Sousse sejak Senin lalu sebagai bentuk perlawanan kenaikan harga dan pajak yang dipaksakan untuk memangkas melonjaknya defisit dan memuaskan kreditor internasional.

Sementara Tunisia dianggap sebagai satu-satunya negara kisah sukses demokrasi di dunia Arab. Namun, Tunisia juga memiliki sembilan pemerintah sejak penggulingan Ben Ali. Akan tetapi tak ada satupun era pemerintahan yang mampu mengatasi masalah ekonomi.

Tentara telah dikerahkan di beberapa kota, termasuk Sousse, Kebeli dan Bizerte, untuk menjaga bangunan pemerintah yang telah menjadi sasaran pemrotes.

“Tiga ratus tiga puluh orang yang terlibat dalam tindakan sabotase dan perampokan ditangkap tadi malam,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Khelifa Chibani. Angka ini menunjukkan jumlah tahanan sejak demonstrasi dimulai sekitar 600 orang.

“Apa yang terjadi adalah kejahatan, bukan protes. Mereka mencuri, mengintimidasi orang dan mengancam properti pribadi dan publik,” tambahnya.

Banyak dari demonstrasi tersebut berlangsung damai. Namun demikian demonstran mengekspresikan kemarahan dan frustrasi mereka setelah bertambah kesulitan ekonomi bertambah parah sejak pemberontakan 2011.

“Memang benar bahwa beberapa pemrotes membakar dan mencuri selama demonstrasi malam terakhir, namun para penguasa mencuri dan menghancurkan Tunisia di pagi hari dan malam hari dengan keputusan frustasi mereka,” kata seorang guru yang sedang berbelanja di ibu kota dan hanya memberi nama pertamanya, Mohamed.

“Kami mengharapkan hal-hal membaik setelah Ben Ali digulingkan, namun tampaknya setelah tujuh tahun revolusi, gaji kami dikirim setiap bulan kepada Perdana Menteri untuk dihabiskannya,” katanya.

Arab Spring 2011 dan dua serangan militan pada 2015 merusak investasi asing dan pariwisata yang menyumbang delapan persen dari aktivitas ekonomi Tunisia.

Pengangguran secara nasional melebihi 15 persen, dan jauh lebih tinggi di beberapa wilayah di pedalaman. Inflasi tahunan naik menjadi 6,4 persen di bulan Desember, tingkat tertinggi sejak Juli 2014. (asr)

Sumber : Arabnews/Reuters

Gereja di Kota Linfen, Shanxi, Tiongkok Dibongkar Usai Diledakkan

0

oleh Gao Yiqing

Sebuah gereja yang terletak di kota Linfen, Fushan County, Shanxi, Tiongkok dibongkar pada 9 Januari setelah sebelumnya dibom. Beberapa pihak elit mengatakan bahwa kejadian ini mengingatkan kita pada insiden di mana Taliban membom Buddha Bamyan.

Menurut siaran Radio Free Asia bahwa pada 7 Januari lalu, bagian luar gereja itu dikelilingi pagar seng oleh otoritas dan dijaga ketat oleh beberapa anggota polisi bersenjata. Terlihat beberapa orang pekerja masuk ke dalam gereja untuk melakukan sesuatu.

Pada 9 Januari sekitar pukul 15.00 waktu setempat sejumlah pekerja menanam sejumlah bahan peledak ke dalam tiang-tiang bangunan gereja lalu diledakkan. Pengurus gereja sebelumnya tidak pernah menerima pemberitahuan.

Usai peledakan itu, otoritas berwenang menahan beberapa umat gereja itu untuk mencegah mereka berkomunikasi dengan dunia luar untuk menghindari bocornya berita.

Sekitar 2 hari sebelum kejadian tersebut, kepala desa dan polisi setempat masih menyapa para umat dan memperingatkan agar tidak mendatangi gereja untuk menyaksikan pembongkaran.

https://www.youtube.com/watch?v=Mp1w1piZJaQ

“Ini sangat mengejutkan dan sulit dapat dimengerti mengapa gereja tersebut harus dibongkar secara paksa” kata Meng Yuanxin, seorang peneliti pada Asosiasi Bantuan AS Kepada Tiongkok kepada Epoch Times.

Lebih ironis lagi adalah penghancuran gereja dengan menggunakan bahan peledak dan mengerahkan sejumlah polisi bersenjata. Inilah sikap yang ditunjukkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap agama di Tiongkok. Bahkan dengan perilaku yang sangat buruk, menyatakan sikap mereka terhadap agama dengan sengaja melanggar hukum alam.

Meng Yuanxin mengatakan, Gereja ‘Golden lampstand’ yang mulai dibangun pada tahun 1998 itu terus mendapat gangguan dari pemerintah setempat. Aliran air dan listrik sering diputus mereka sehingga pembangunannya baru dapat selesai pada tahun 2004.

Sebuah gambar ponsel menangkap pembongkaran dari Gereja Golden Lampstand pada 9 Januari 2018.(Foto: ChinaAid)

Otoritas Fushan County rupanya mengincar lokasi tersebut karena memiliki nilai komersial sehingga terus berupaya untuk membongkar gereja tetapi mendapat penolakan dari umat.

Pada 13 September 2009 sekitar pukul 03.00 dini hari, otoritas Fushan mengirim 400 lebih anggota polisi dan preman masuk ke lokasi pertemuan para umat gereja dan pabrik sepatu Fuying melakukan pemukulan yang mengakibatkan lebih dari 100 orang umat terluka.

Otoritas juga mengirim buldozer dan excavator untuk merusak puluhan bangunan, menghancurkan paksa perangkat TV, kulkas, mobil dan lainnya.

Pada 23 September Gereja Golden Lampstand kembali dikepung oleh polisi bersenjata. Dua hari kemudian, penanggungjawab gereja Yang Rongli bersama 6 orang lainnya mengalami penyanderaan sewaktu mereka berada dalam perjalanan menuju Kantor Pengaduhan Masyarakat.

Yang Tongli dan kelima orang itu ditahan dan didenda dengan tuduhan ‘menggunakan lahan pertanian ilegal’ dan ‘menghasut masyarakat berkumpul sehingga menggangu ketertiban lalu lintas’.

Yang Rongli dijatuhi hukuman 7 tahun penjara dan denda uang RMB. 30.000. Pada 30 November tahun lalu, kelima orang lainnya itu dijatuhi hukuman kerja paksa selama 2 tahun.

Sejak saat itu, Gereja Golden Lampstand terus diblokir oleh Kantor Keamanan dan Ketertiban Publik setempat, dan dijaga oleh petugas. Pintu dan jendela-jendela gereja rusak dan sampah menumpuk sampai tahun 2014.

Sebuah gambar ponsel menangkap pembongkaran dari Gereja Golden Lampstand pada 9 Januari 2018.(Foto: ChinaAid)

Penindasan dan penganiayaan terhadap umat beragama tidak akan dihentikan oleh PKT yang atheis

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia (UDHR) yang lahir pada 10 Desember 1948 menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk bebas memeluk agama.

Meng Yuanxin mengatakan : “Deklarasi tersebut sudah hampir 70 tahun, tetapi PKT sampai saat ini masih mengirim polisi bersenjata untuk meledakkan gereja. Karena itu, menghimbau negara dengan kekuatan utama dunia yang berlatar belakang agama Kristen khususnya untuk memberikan perhatian terhadap insiden semacam ini di Tiongkok.”

Meng Yuanxin mengatakan, Meskipun Dewan Negara Tiongkok pada tahun lalu telah menerbitkan ‘Peraturan tentang Urusan Keagamaan’ , tetapi “Kebebasan beragama di Tiongkok menunjukkan langkah mundur. Tidak saja kegiatan yang dilakukan dalam rumah-rumah ibadah perumahan, terhadap gereja-gereja besar pun aktivitasnya terus dibatasi. Kegiatan gereja tampaknya akan menghadapi penindasan secara menyeluruh”, demikian penjelasan Meng Yuanxin.

Ren Quanniu, seorang pengacara HAM Daratan Tiongkok kepada reporter Epoch Times mengatakan bahwa dilihat dari permukaan gereja di kota Linfen itu dibongkar karena  alasan-alasan apakah ‘melanggar aturan bangunan’ atau ‘demi kebutuhan tata kota ? tetapi yang pasti adalah otoritas berusaha untuk menghalangi orang beragama.

Oleh sebab itu umat Kristen perlu bersatu, dan meminta melalui pendekatan hak berpetisi kepada pemerintah daerah untuk mengubah cara penyelesaian masalah, bagaimana pun gereja memiliki kekhasan tersendiri.

Sebelumnya, Hu Ping, seorang komentator politik terkenal dan editor kehormatan dari media ‘Beijing Spring’ kepada Epoch Times menjelaskan bahwa organisasi keagamaan yang ditampilkan PKT adalah yang bersifat dekoratip demi ‘kebebasan beragama’ yang dipropagandakan. Penindasan justru meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah aspek penting dari pelanggaran HAM yang dilakukan oleh PKT.

Hu Ping mengatakan, ia berharap semua kelompok organisasi di Tiongkok saling mendukung dan saling merespons untuk menjunjung tinggi prinsip kebebasan beragama dan berani tampil untuk berbicara, setidaknya juga jangan membantu atau mentolerir mereka berbuat jahat.

Tang Jingyuan, seorang komentator masalah sosial mengemukakan bahwa selama PKT yang atheis masih belum dibubarkan, jangan berharap penindasan dan penganiayaan terhadap kebebasan beragama dihentikan.

“PKT itu bagaikan racun, komposisinya penuh dengan racun. Jika kita tidak bersedia membuang jauh harapan yang pernah kita titipkan kepadanya, tidak saja masyarakat umum yang akan terus menderita, tapi termasuk mereka yang benar-benar ingin berbuat sesuatu yang berguna bagi bangsa dan negara juga akan mati ditelan oleh sistem ini,” imbuhnya. (asr)

Sumber : Epochtimes.com

Presiden Korsel Puji Donald Trump Usai Dialog Antara Korea Utara-Selatan

0

Epochtimes.id- Presiden Korea Selatan Moon Jae In memuji Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Rabu (10/1/2018) karena turut memberikan kontribusi terselenggaranya pembicaraan antara dua Korea.

Pertemuan dua korea tersebut merupakan pertama kalinya dalam rentang waktu lebih dari dua tahun. AS memperingatkan Pyongyang akan menghadapi sanksi yang lebih berat jika terus terjadi provokasi.

Perundingan tersebut diadakan pada Selasa (09/1/2018) di zona demiliterisasi Korea Selatan, yang telah membagi dua Korea sejak 1953 silam ketika ketegangan  berkepanjangan di semenanjung Korea gara-gara program rudal dan nuklir Korea Utara.

Korea Utara masih menggencarkan uji coba peluncuran rudal balistik tahun lalu. Bahkan Korut menggelar uji coba nuklir ke enam dan paling dahsyat hingga memicu dikenai dunai internasional dengan sanksi berat.

Sanksi PBB terakhir secara drastis memangkas akses Korut untuk mengimpor minyak mentah dan mengirim pekerja ke luar negeri. Pyongyang menyebut langkah-langkah itu sebagai “tindakan perang.”

Seoul dan Pyongyang sepakat pada perundingan Selasa lalu sebagai pertemuan pertama kali sejak Desember 2015. Kedua pihak sepakat menyelesaikan semua masalah di antara mereka melalui dialog. Kedua pihak menyatakan akan menghidupkan kembali perundingan militer sehingga konflik yang tidak disengaja dapat dihindari.

“Saya pikir Presiden Trump pantas mendapat pujian besar karena mendorong pembicaraan antara Korea, saya ingin menunjukkan rasa terima kasih saya,” kata Moon kepada wartawan saat konferensi pers Tahun Baru.

“Itu bisa berhasil akibat sanksi dan tekanan yang dipimpin AS,” tambahnya.

Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saling mengecam selama tahun lalu, menimbulkan kekhawatiran akan adanya perang baru di semenanjung Korea.

Korea Selatan dan Amerika Serikat secara teknis masih berperang dengan Korea Utara setelah konflik Korea 1950-53 berakhir dengan sebuah gencatan senjata, bukan sebuah perjanjian damai.

Sikap Dasar

Sejumlah pihak mengemukakan kekhawatiran bahwa tawaran dialog Korea Utara dapat mendorong aliansi antara Korea, Moon mengatakan bahwa pemerintahannya tidak bertentangan dengan Amerika Serikat mengenai bagaimana menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh Pyongyang.

“Babak pembicaraan awal ini adalah untuk perbaikan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Tugas kita ke depan adalah menarik Korea Utara untuk melakukan pembicaraan yang ditujukan pada denuklirisasi,” kata Moon.

“(Ini) sikap dasar kita yang tidak akan pernah menyerah,” ujar Moon.

Moon mengatakan bahwa dia terbuka untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara kapanpun untuk memperbaiki hubungan bilateral.

“Tujuannya seharusnya tidak menjadi pembicaraan demi perundingan,” katanya.

Presiden Korea Selatan Moon Jae In menjawab pertanyaan wartawan saat konferensi pers Tahun Baru di Gedung Biru Presiden di Seoul, Korea Selatan, 10 Januari 2018. (Reuters / Kim Hong Ji)

Namun, Pyongyang mengatakan pihaknya tidak akan membahas senjata nuklirnya dengan Seoul karena hanya ditujukan ke Amerika Serikat, bukan “saudara laki-lakinya” di Korea Selatan, Rusia atau Tiongkok, yang menunjukkan terobosan diplomatik tetap jauh.

Surat kabar Korea Utara, Rodong Sinmun mengatakan bahwa semua masalah akan diselesaikan melalui usaha rakyat Korea.

“Jika Korea Utara dan Selatan meninggalkan kekuatan eksternal dan bekerja sama bersama, kita akan dapat menyelesaikan semua masalah dengan kebutuhan masyarakat kita dan kemakmuran bersama kita,” katanya.

Washington masih menyambut perundingan pada Selasa itu sebagai langkah awal penyelesaian krisis nuklir Korea Utara.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan tertarik untuk bergabung dalam perundingan di masa depan jika prasyarat dipenuhi dengan tujuan untuk melakukan denuklirisasi di Korea Utara.

Amerika Serikat masih memiliki 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan, awalnya AS menanggapi dengan dingin gagasan pertemuan antara Korea.

Trump kemudian menyebut pertemuan dua korea “hal yang baik” dan mengatakan dia bersedia berbicara dengan Kim.

Delegasi Besar Olimpiade

Pyongyang juga mengatakan akan mengirim delegasi besar ke Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Korea Selatan.

Washington setuju dengan Seoul pekan lalu untuk menunda latihan militer gabungan. Bagi Pyongyang Latgab ini dikecam sebagai latihan untuk invasi sampai setelah Olimpiade.

Namun, Washington mengatakan bahwa mencairnya Selatan-Utara tidak mengubah penilaian intelijen Amerika Serikat atas program senjata Korea Utara.

Amerika Serikat juga telah memperingatkan semua opsi, termasuk militer jika diperlukan dalam berurusan dengan Korea Utara.

Soal provokasi Korut, Presiden juga mengatakan tak hanya sebatas pada perundingan. “Kita tidak bisa mengatakan pembicaraan adalah satu-satunya jawaban,” kata Moon.

“Jika Korea Utara melakukan provokasi lagi atau tidak menunjukkan ketulusan dalam menyelesaikan masalah ini, masyarakat internasional akan terus menerapkan tekanan dan sanksi yang berat,” kata Moon.

Seoul mengatakan pada Selasa lalu bahwa pihaknya siap untuk menawarkan bantuan keuangan dan mencabut sejumlah sanksi sepihak untuk sementara agar warga Korea Utara dapat menghadiri Olimpiade.

Korea Utara mengatakan delegasinya terdiri atlet, pejabat tinggi, pemadu sorak, artis seni, jurnalis dan penonton.

Namun, kata Moon, saat ini Korea Selatan tidak memiliki rencana untuk melonggarkan sanksi sepihak terhadap Korea Utara, atau mengaktifkan kembali pertukaran ekonomi yang dapat melanggar sanksi PBB. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes/Christine Kim dan Soyoung Kim

Waktu Pesta: Ini Tentang Nilai, Bukan Ras

0

Oleh James Leibold

Selama setahun terakhir, kita terlibat dalam perdebatan yang terus terang, dan terkadang kontroversial perdebatan mengenai “pengaruh Tiongkok” di Australia. Beberapa orang akan percaya bahwa “nilai-nilai Tiongkok” berbeda dari yang dianut oleh kebanyakan orang Australia. Dengan kata lain, ras dan budaya tersebut telah menentukan keyakinan kita, membuka jalan bagi “model Tiongkok” yang unik.

Model ini dipamerkan ketika delegasi dari 86 juta anggota Partai Komunis Tiongkok berkumpul di Beijing untuk Kongres Partai ke-19. Di sini, Xi Jinping, pemimpin sistem negara-partai otoriter tersebut, mengingatkan warganya bahwa impian Partai tersebut adalah mimpi Tiongkok dan meminta orang-orang keturunan Tionghoa, terlepas dari mana mereka tinggal, untuk bekerja menuju kebangkitan besar ras Tionghoa .

Xi dan pemimpin-pemimpin Partai Komunis Tiongkok lainnya sering kali memikat ikatan rasial saat meminta orang Tionghoa perantauan untuk berkontribusi aktif dalam misi terhormat ini. Pada bulan Juni lalu, Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan kepada para pemimpin bisnis luar negeri Tiongkok bahwa “ras Tiongkok adalah keluarga besar, dengan keterikatan sentimental terhadap negara, tanah air dan rumah leluhur menggelora melalui pembuluh darah setiap keturunan Kaisar Api dan Kaisar Kuning”.

Partai Komunis berbicara tentang Tiongkok yang kuat dan kaya raya, satu di mana wewenang Partai tidak diragukan lagi. Di Tiongkok Xi, warga dilarang membahas tujuh “posisi ideologi palsu”, termasuk nilai-nilai universal seperti kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia. Media diberi tahu bahwa mereka harus “mencerminkan kehendak Partai dan melindungi otoritas Partai”, sementara warga diblokir untuk secara bebas menjelajahi internet karena gagasan dan nilai yang mungkin bertentangan dengan pandangan Partai atau mengancam peraturannya.

Namun, keinginan untuk kebebasan, persamaan dan keadilan tidak terbatas pada satu negara atau ras. Pada tahun 1948, pendidik Tiongkok, Chang Peng-chun, membantu merancang seperangkat nilai universal, yang diperdebatkan dan kemudian disahkan oleh 48 negara di seluruh dunia, termasuk negara-negara yang beragam secara budaya dan rasial seperti Australia, Mesir dan Tiongkok, dalam bentuk Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Banyak dari nilai-nilai ini, seperti kebebasan berbicara (menyampaikan pendapat), berkumpul dan beragama, diabadikan dalam Konstitusi Republik Rakyat Tiongkok. Namun, di Tiongkok Xi, hak-hak ini sering dilanggar, dengan konstitusionalisme sekarang didefinisikan sebagai satu dari tujuh topik terlarang.

Nilai-nilai Partai Komunis Tiongkok, bukan rakyatnya, tidak sesuai dengan kebenaran universal ini. Ada banyak pendukung Tiongkok dan pembela hak-hak ini, termasuk akademisi Australia Feng Chongyi, memenjarakan pemimpin pelajar Hong Kong, Joshua Wong, aktivis Taiwan, Lee Ming-cheh, dan lebih dari 360 pengacara dan aktivis hak asasi manusia yang ditahan atau dipenjara di daratan Tiongkok sekitar 2 tahun yang lalu.

Ahli strategi Universitas Nasional Australia, Profesor Hugh White, mengklaim, “Nilai-nilai Tiongkok sangat berbeda dari kita,” sambil menyarankan agar Australia mungkin menegosiasikan nilai-nilai yang agak “samar” jika kita ingin hidup damai dengan Tiongkok yang semakin kuat. Yang lainnya, seperti pebisnis kaya Huang Xiongmo, merasa “tumor-tumor ganas” rasisme dan McCarthyisme berjalan di seluruh masyarakat Australia, sehingga membuatnya sulit bagi orang-orang Australia keturunan Tionghoa berkontribusi pada proses politik.

Saat membahas “pengaruh Tiongkok” di Australia, isu perlombaan selalu bersembunyi di latar belakang dan perlu ditangani secara langsung.

Pertama, kita perlu mengakui sejarah panjang rasisme di Australia karena berkaitan dengan orang-orang dari warisan Tionghoa dan orang-orang kulit putih lainnya. Kebijakan White Australia terus membuang bayangan lama untuk semua keberhasilan masyarakat multikultural kita saat ini. Kita harus secara terbuka mengakui masa lalu dan pekerjaan ini untuk memperbaiki rasisme struktural dan ketidaksetaraan yang masih mengotori masyarakat kita hari ini.

Kedua, kita perlu memasukkan lebih banyak suara Tionghoa dalam pembicaraan kita tentang perubahan yang membentuk kembali Australia dan banyak masalah serius yang dihadapi negara kita saat ini. Saat ini, suara laki-laki putih (seperti saya sendiri) masih mendominasi wacana publik. Kita harus secara aktif mendorong, bahkan membuat undang-undang, partisipasi lebih banyak oleh perempuan dan orang kulit putih di kehidupan publik kita. Jika kita benar-benar mendukung seperangkat nilai universal, semua elemen masyarakat Australia perlu membantu mengeluarkan pikiran atau ide-ide mereka.

Akhirnya, kita perlu berhenti berbicara tentang “pengaruh Tiongkok” di Australia. Lebih dari 1 juta penduduk keturunan Tionghoa adalah bagian dari jalinan kehidupan Australia yang kaya raya. Mereka telah lama memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan kemakmuran kita. Fokus kita, sebaliknya, seharusnya berada untuk campur tangan apapun demi Partai Komunis Tiongkok dan organ-organnya yang sering terlihat di masyarakat kita. Demokrasi kecil kita dapat tidak sehat menanggung biaya untuk mendapatkan para mata-mata partai dan sekutu-sekutu mereka memberi tahu kita bagaimana cara berpikir dan bertindak.

Ketergantungan ekonomi kita terhadap Tiongkok dan meningkatnya pengaruh ekonomi dari Partai Komunis Tiongkok membuat Australia berada dalam posisi yang ketat. Kita tidak bisa kembali ke Tiongkok. Sebaliknya, kita perlu bekerja sama dengan mereka yang menginginkan Tiongkok yang lebih terbuka, bebas dan toleran, terlepas dari tempat tinggal mereka.

Pada saat yang sama, kita harus bersedia mengatakan tidak: untuk membela nilai-nilai universal ini bahkan jika itu menyakitkan garis dasar ekonomi kita, untuk mempertahankan nilai-nilai yang pemenang Nobel Perdamaian, Liu Xiaobo, ingin mati demi mempertahankannya. Relativisme moral bisa berakhir dalam sebuah budaya khayalan dan tirani.

Pilihan lainnya adalah hidup di tempat seperti Tiongkok, di mana kebebasan dibatasi dengan mengatasnamakan stabilitas dan mimpi seseorang dipantau oleh otoriter negara Partai. (VisionTimes/ran)

James Leibold adalah Associate Professor di bidang Politik dan Studi Asia di La Trobe University. Inilah pandangan pribadinya dan tidak mewakili universitasnya. Karya Dr. Leibold dapat diakses di: http://www.latrobe.edu.au/humanities/about/staff/profile?uname=jleibold

ErabaruNews

Misteri Hilangnya Batalyon Nanking Tiongkok

Pada tanggal 10 Desember 1939, selama kengerian agresi Jepang melawan Republik Tiongkok selama Perang Sino-Jepang Kedua (1937-45), 2.988 tentara Tiongkok ditugaskan untuk mempertahankan sebuah jembatan di Sungai Yangtze. Menjelang pagi, para prajurit itu lenyap begitu saja.

Siap bertarung

Komandan batalyon yang baru tiba itu adalah seorang kolonel, Li Fu Sien. Dia diperintahkan untuk mempertahankan perbukitan Nanjing, yang terdiri dari area 3,2 kilometer, dengan maksud untuk mempertahankan jembatan di Sungai Yangtze melawan serangan Jepang yang akan tiba.

Batalyon itu adalah penjaga belakang, bergerak maju menuju benteng Jepang di daerah tersebut. Mereka diperlengkapi dengan sejumlah artileri berat dan dilaporkan siap berperang melawan orang terakhir jika perlu. Setelah melihat bahwa pasukannya melakukan persiapan dengan baik untuk malam itu dan para tentara melakukan penjagaan, kolonel tersebut kemudian kembali ke tempat tidurnya sekitar dua mil di belakang garis pertahanan tersebut.

perang china jepang
Tentara Republik Of China berbaris ke garis depan pada tahun 1939. (Image: wikipedia / CC0 1.0)

Keesokan paginya, Kolonel dibangunkan oleh ajudannya dan diberi tahu bahwa pasukan yang baru ditempatkan tersebut tidak menanggapi panggilan atau sinyal. Sekumpulan orang telah terbetuk oleh mereka yang berada di belakang garis pertahanan. Ketika mereka tiba di posisi terdepan, mereka hanya tertegun.

Posisi pasukan benar-benar putus asa, tidak ada tanda-tanda perjuangan, senjata berat masih ada dan siap ditembakkan, dan api tersembunyi mereka masih menyala, dengan senapan ditumpuk di dekat situ. Kecuali segelintir tentara yang ditempatkan di jembatan yang sedang siaga, tidak ada satu tentara pun yang dapat terlihat.

Sebagian besar batalyon itu lenyap begitu saja, termasuk semua petugas lapangan. Menanyakan beberapa pria yang berjaga tidak mengungkapkan apapun. Mereka mengklaim bahwa tidak ada yang menyelinap di malam hari, mereka tidak mendengar suara pertempuran, dan mereka tidak tahu akan nasib para tentara yang hilang itu.

perang jepang china
Tentara Republik Of China dalam Pertempuran Taierzhuang. (Gambar: wikipedia / CC0 1.0)

Vegetasi di sekitarnya dilaporkan sangat jarang sehingga pembelotan massal tidak memungkinkan, juga tidak ada tanda-tanda pada pemandangan area bahwa ada pertempuran yang terjadi. Tidak ada mayat ataupun kuburan. Dan, pada akhirnya orang Jepang kemudian melaporkan bahwa mereka tidak menangkap sekelompok tentara Tiongkok semacam itu dalam pertempuran selama masa itu.

Para petani yang tinggal di daerah tersebut juga melaporkan bahwa mereka tidak mendengar tembakan, dan mereka juga tidak melihat ada tentara yang melarikan diri dari garis pertahanan melalui pedesaan.

Kemungkinan alasannya

Telah disampaikan bahwa orang-orang Tionghoa tersebut memutuskan untuk menyerah kepada orang Jepang. Untuk melakukan ini, tentara harus menyeberangi jembatan, yang dalam pengamatan terus-menerus. Tidak ada rombongan massa seperti itu yang terlihat menyeberang.

Namun, menyerah tampaknya tidak mungkin, orang Tiongkok sangat menyadari perlakuan buruk yang mengerikan dan telah diketahui secara luas akan dilakukan oleh orang Jepang terhadap tawanan perangnya. Jika mereka menyerah, mereka akan disiksa dan mungkin dibunuh secara langsung atau meninggal karena penganiayaan.

perang shino-jepang 1939
Seorang tentara Nasionalis Tiongkok, 10 tahun, anggota divisi Tiongkok dari Angkatan X, pesawat terbang di Burma menuju Tiongkok, Mei 1944. (Image: wikipedia / CC0 1.0)

Kesimpulan yang paling masuk akal mungkin adalah sebagai berikut: Bosan dengan pertempuran atau melihat situasi tersebut dengan keputusasaan, mereka hanya terlantar sepi dan tanpa suara. Hanya karena ada satu jembatan tidak berarti itu satu-satunya jalan keluar dari daerah tersebut. Dengan menggunakan penutup kegelapan malam, para pria yang akrab dengan batas pedesaan tersebut bisa saja melebur ke dalam pemandangan area setempat.

Petani di daerah tersebut, yang bukan bagian dari ideologi Komunis Tiongkok yang berkembang atau terlibat langsung dalam perang dengan Jepang, mungkin cenderung membantu menyembunyikan dan berusaha menutupi para tentara yang melarikan diri tersebut.

Jika itu adalah desersi (pembelotan), ada alasan bagus mengapa pembelotan semacam itu tidak akan terjadi; Tiongkok berubah menjadi negara Komunis sejati, dan karena alasan ideologis dan moral, tidak ada seorang pun pihak yang berwenang yang akan mengizinkan pemberitaan bahwa tentara yang memperjuangkan “kebenaran” Komunisme  berkenan untuk keluar, bahkan sampai hari ini.

perang shino-jepang
Pembom bunuh diri Tiongkok mengenakan rompi peledak yang terbuat dari granat tangan Model 24 untuk digunakan dalam serangan terhadap tank Jepang pada Pertempuran Taierzhuang. (Gambar: wikipedia / CC0 1.0)

Alasan lain yang lebih sederhana untuk tidak memberitakan suatu pembelotan bisa menjadi fakta bahwa hal itu akan menghancurkan moral, dan pembelotan massal oleh orang Tiongkok akan menjadi propaganda besar bagi orang Jepang untuk digunakan melawan pemerintah Tiongkok, membuat mereka terlihat bodoh dan lemah dalam hal panggung dunia.

Ada juga berbagai teori online untuk menjelaskan misteri hilangnya batalyon tersebut, seperti penculikan UFO, atau bahwa pasukan tersebut mundur ke lapisan bawah tanah berongga di bumi. Namun, mungkin ada penjelasan lain, dan mungkin itu yang paling masuk akal, tidak pernah terjadi, tidak ada batalyon atau penghilangan semacam itu. Ceritanya mungkin tidak lain hanyalah cerita rakyat. Bagaimana menurut Anda?

Dugaan adalah semua yang tersisa. (VisionTimes/ran)

ErabaruNews

Kasus Pemerkosaan Gadis Cilik Memicu Kemarahan Rakyat Pakistan, Kota Rusuh Hingga Dua Orang Tewas

0

Epochtimes.id- Setidaknya dua orang tewas ketika sebuah aksi demonstrasi besar-besaran menentang pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang gadis berusia delapan tahun berubah menjadi kekerasan di Pakistan, Rabu, (10/1/2018).

Pihak kepolisian mengatakan demonstrasi digelar karena sebuah kota yang dilanda oleh pelecehan terhadap anak-anak hingga meletus menjadi kemarahan massa.

Pasukan paramiliter dikerahkan ke kota Kasur di dekat perbatasan India seperti dilaporan kepolisian Provinsi Punjab.

Seorang pejabat senior polisi mengatakan kepada AFP bahwa ratusan orang memprotes pembunuhan tersebut. Bahkan kasus ini juga memicu kemarahan besar di sosial media.

Pejabat tersebut, yang berbicara dengan identis anonim, mengatakan anak yang bernama Zainab diculik pada 4 Januari 2018. Jenazah gadis ini ditemukan di tempat sampah pada Selasa, 9 Januari 2018.

Zainab adalah anak di bawah umur ke delapan yang diperkosa dan dibunuh di Kasur sejak kejadian serupa pada tahun lalu. Petugas kepolisian menambahkan penyidik tidak dapat memastikan apakah pelaku adalah seorang pembunuh berantai.

Pembunuhannya memicu kemarahan di Kasur, yang menjadi berita utama global pada bulan Agustus 2015 untuk skandal pelecehan dan pemerasan anak-anak.

Kekerasan kembali meletus pada Rabu (10/1/2018) ketika demonstran mencoba menyerang kantor polisi.

“Dua pemrotes tewas dan tiga lainnya luka-luka, situasinya masih tegang,” kata petugas kepolisian setempat.

Hingga kini tidak jelas bagaimana kedua pemrotes tewas dalam insiden demonstrasi massal.

Seorang Juru Bicara Kepolisian Provinsi Punjab mengatakan pasukan paramiliter telah dikerahkan untuk memulihkan ketertiban.

#JusticeForZainab menjadi hashtag Twitter teratas di Pakistan bahkan seluruh dunia karena kemarahan meningkat dan politisi menyerukan tindakan segera.

“Binatang yang tidak menghormati putri kami harus dihukum segera,” kata mantan perdana menteri Nawaz Sharif.


Pemimpin oposisi, Imran Khan mendesak pihak berwenang untuk bertindak cepat.

“Pemerkosaan yang mengerikan dan mengerikan dari anak di bawah umur sekali lagi telah menunjukkan betapa rentannya anak-anak,” tulisnya dalam tweet.

Orangtua gadis itu berada di Arab Saudi, dia terbang kembali ke Pakistan pada Rabu.

Ayah Zainab menyatakan di Bandara Islamabad bahwa tidak akan menguburkan anak perempuannya sampai pembunuhnya ditangkap.

“Selama dua tahun terakhir, kita hidup dalam ketakutan, orangtua takut mengirim anak-anak mereka ke luar,” kata ayahnya bernama Amin Ansari, dalam komentar di televisi.

Ketua Peradilan Pakistan meminta laporan aparat kepolisian dalam waktu 24 jam, dalam pernyataan Mahkamah Agung.

Sementara juru bicara militer Pakistan men-tweet bahwa panglima militer menegaskan pihaknya telah mengarahkan “semua dukungan kepada administrasi sipil untuk menangkap para penjahat dan membawa mereka ke pengadilan.”

Skandal pada 2015 silam, setidaknya 280 anak difilmkan dilecehkan secara seksual oleh 25 pria yang memeras orangtua mereka dengan mengancam akan membocorkan videonya.

Kasus ini dijuluki skandal pelecehan anak terbesar dalam sejarah Pakistan.

Fakta tersebut terungkap setelah orangtua korban bentrok dengan polisi di Kasur, saat aksi demonstrasi memprotes pihak berwenang karena gagal mengadili kasus tersebut. (asr)

Sumber : IndianExpress

Kebiasaan Merokok Kim Jong-un Nyaris Mencelakakan Dirinya

0

ErabaruNews – Kebiasaan merokok Kim Jong-un telah menimbulkan kecaman dari masyarakat Korea Utara. Seperti yang dilaporkan media Korea Selatan, walau berada di depan pejabat yang berusia lebih tua atau saat mengunjungi taman kanak-kanak, diktator itu sering tidak peduli dengan lingkungannya dan tetap merokok.

Kim Jong-un bahkan menghisap cerutunya hanya beberapa meter dari rudal antar benua yang siap diluncurkan. Ini membuat orang-orang yang berada di sekitarnya terkejut, karena rudal itu memiliki bahan yang mudah terbakar. Bukan tidak mungkin, api cerutu menyulut ledakan rudal di tempat.

Kebiasaan Kim Jong-un merokok mudah ditemukan dalam foto-fotonya atau dari tayangan televisi. Masyarakat Korea Utara mengkritik Kim Jong-un karena memberi contoh yang tidak baik dan mempengaruhi mereka yang ingin meninggalkan kebiasaan itu.

Media Korea Selatan, ‘Daily NK’ baru-baru ini mengutip penjelasan dari seorang wanita asal Hwanghaenam do, Korea Utara. Media itu memberitakan bahwa pemerintah melalui berbagai propaganda mendorong warga untuk berhenti merokok, tapi banyak pejabat merokok di depan umum.

Dia mengatakan, beberapa wanita mengeluh bahwa uang di rumah dihabiskan untuk rokok oleh suami atau anggota keluarga laki-laki mereka. Padahal, uang untuk membeli sebungkus rokok dapat digunakan untuk membeli satu kilogram beras.

Seorang warga asal Hwanghae-do mengatakan, dari gambar yang ditayangkan di televisi pun mereka bisa melihat Kim Jong-un merokok di depan pejabat-pejabat senior. Ini membuat mereka tidak senang, seperti dikutip dari NTD.TV, Kamis (11/1/2018).

Koki ahli masakan sushi almarhum Kim Jong-il, Kenji Fujimoto mengatakan bahwa dirinya pernah ditunjuk sebagai teman bermain saat Kim Jong-un masih kecil. Karena itu dia tahu, Kim Jong-un sudah mulai menghisap rokok sejak ia berusia 13 atau 14 tahun.

Usai merokok ia tak lupa berpesan, “Jangan melapor ke ayah, OK?!”

Ini menunjukkan Kim Jong-un sudah kecanduan rokok selama belasan tahun. Dari foto-foto resmi yang disajikan pemerintah dapat terlihat, di antara jari tangan Kim Jong-un selalu ada rokok yang menemani.

Bahkan di tempat-tempat yang seharusnya seseorang tidak boleh merokok, ia tetap menghisapnya. Termasuk ketika ia mengunjungi asrama anak-anak di Mangyongdae, Pyongyang.

Yang paling ngeri adalah pada bulan Juli tahun lalu, Kim Jong-un menghisap cerutunya hanya berjarak beberapa meter dari rudal balistik antarbenua ‘Hwasong-14′ yang siap diluncurkan.

Pejabat Korea Utara lainnya yang berada di lokasi tidak berani menegur Kim untuk membuang cerutunya. Bahkan membiarkan Kim menikmati cerutunya sambil berjalan mengelilingi rudal.

Padahal rudal itu sarat dengan bahan bakar cair, dan sangat tidak stabil serta mudah tersulut oleh api kecil sekalipun. Tindakan merokok Kim itu amat berbahaya, karena dapat menyebabkan roket tersulut dan meledak seketika.

Banyak netizen menulis komentar, mereka hampir saja tidak melihat Kim Jong-un lagi. Ada pula yang berkomentar, “Sayang! Roket tidak tersulut! Ia nyaris terbang ke angkasa dengan menumpang roket!”

Artikel yang dirilis Think Tank AS ’38 North’ menyebutkan, kecerobohan Kim Jong-un dengan jelas menunjukkan bahwa ancaman kecelakaan nuklir Korea Utara itu sangat mungkin timbul karena kecerobohan sang diktator. (NTDTV/Li Yun/Sinatra/waa)

Kasus Pertama Kali Saat Musim Dingin Unggas Terdeteksi Terkena Flu Burung Dilaporkan di Jepang

0

Epochtimes.id- Wabah flu burung pertama saat musim dingin di Jepang telah dilaporkan oleh kementerian pertanian setempat seperti dalam laporan Reuters.

Kementerian tersebut mengumumkan pada Rabu (10/1/2018) bahwa kasus suspek flu burung dilaporkan di prefektur Kagawa, Jepang barat.

Jika dikonfirmasi, ini menandai wabah flu burung pertama di Jepang pada unggas musim dingin ini.

Menurut Reuters, Kementerian Pertanian Jepang mengatakan bahwa beberapa ayam di sebuah peternakan di daerah kota Sanuki di Kagawa diuji positif flu burung saat pemeriksaan awal pada Rabu .

Ada 100.000 ekor ayam di peternakan dan semua mungkin disarankan untuk dimusnahkan.

Sebuah keputusan apakah akan dilanjutkan dengan proses pemusnahan akan didasarkan pada hasil uji genetik yang diharapkan selesai Rabu ini.

Sebanyak 55 ayam ditemukan mati di peternakan tersebut, dan pihak berwenang diberitahu tentang wabah suspek flu burung pada 10 Januari 2018.

Wabah flu burung terakhir Jepang terjadi pada Maret 2017.

Antara November 2016 dan Maret 2017, total 1,67 juta ayam dimusnahkan karena virus H5N6 dalam laporan kementerian Pertanian Jepang seperti dilaporkan Reuters.

Risiko terhadap manusia yang tertular virus flu burung H5N6 sangat rendah, menurut WHO.

Kasus virus H5N6 pertama yang dilaporkan pada manusia terjadi di Tionkok pada Mei 2014.

Seorang pria berusia 49 tahun dengan peternakan unggas di Provinsi Sichuan meninggal karena pneumonia berat yang disebabkan oleh virus tersebut.

WHO mengatakan bahwa dia kemungkinan terinfeksi oleh unggas yang sakit di peternakannya.

Beberapa virus flu burung berat dapat menginfeksi manusia, biasanya dalam kasus di mana mereka terkena unggas yang terinfeksi.

Sementara beberapa infeksi berakibat fatal, banyak yang ringan dan bahkan subklinis pada manusia seperti dilaporkan WHO.

Pasien yang terinfeksi dapat menunjukkan gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, infeksi mata, dan pada kasus yang lebih buruk, pneumonia, dan penyakit pernafasan, dan komplikasi berat lainnya.

Bagi kebanyakan orang risiko terjangkit flu burung sangat rendah, dan tidak akan terjadi jika unggas dan telur ditangani dengan benar. (asr)

Sumber : Reuters via NTD.TV

Mayoritas Warga Kanada Menentang Anggota Parlemen Melakukan Perjalanan Bersponsor

0

Sembilan dari sepuluh orang Kanada menentang anggota parlemen dan senator melakukan perjalanan yang disponsori, sebuah survei baru menunjukkan.

Survei yang dilakukan oleh Nanos Research for The Globe and Mail, menunjukkan bahwa 73 persen orang Kanada menganggap praktik tersebut tidak dapat diterima, dan 16 persen merasa tidak dapat menerima.

Catatan-catatan dari Office of the Conflict of Interest and Ethics Commissioner (Kantor Konflik Kepentingan dan Etika Komisaris)  menunjukkan bahwa sejak 2007, anggota parlemen telah menerima hampir 1.000 perjalanan-perjalanan bersponsor, dengan lebih dari 95 persen ke negara-negara asing.

Para sponsor perjalanan berkisar dari pemerintah asing hingga asosiasi dan perusahaan swasta. Tiongkok juga termasuk tujuan yang dikunjungi, dengan perjalanan yang disponsori oleh instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau asosiasi luar negeri pro Beijing.

Tiongkok telah disebut oleh pejabat intelijen sebagai salah satu negara asing yang paling agresif dalam mencoba memberi pengaruh di Kanada.

Dalam sebuah wawancara di tahun 2010, kepala Badan Keamanan Intelijen Kanada, Richard Fadden, mengatakan bahwa beberapa pejabat Kanada sudah berada di bawah pengaruh rezim asing, dan mengisyaratkan bahwa Tiongkok adalah salah satu yang paling aktif.

“Anda mengundang seseorang kembali ke tanah air. Anda membayar [untuk] perjalanan mereka dan tiba-tiba Anda menemukan bahwa ketika sebuah peristiwa terjadi yang sangat menarik bagi negara ‘X’, Anda akan menelepon dan Anda meminta orang tersebut untuk memberikan pandangan tertentu,” kata Fadden.

Mantan anggota parlemen, John McCallum, sekarang duta besar Kanada untuk Tiongkok, adalah salah satu pengguna perjalanan bersponsor terberat ke Tiongkok saat menjadi anggota parlemen.

Anggota parlemen Liberal, Geng Tan, dan Senator Konservatif, Victor Oh, juga sering berkunjung ke Tiongkok, Globe melaporkan.

Laporan online di Tiongkok di situs Overseas Chinese Affairs Office (OCAO) menunjukkan pertemuan Tan dengan kepala organisasi tersebut, yang beroperasi di bawah aparat Front United (Front Persatuan) Tiongkok.

Oh, McCallum, dan menteri kabinet Ontario, Michael Chan, juga termasuk di antara kelompok yang menyambut kepala OCAO di Toronto, menurut laporan di situs Konsulat Tiongkok di Toronto. Tan juga hadir sebagai bagian dari eksekutif sebuah asosiasi lokal.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan Front Persatuan untuk menjalankan operasi melalui kedutaan dan konsulat luar negeri Beijing, yang secara khusus berusaha menciptakan “front persatuan” untuk PKT dengan menumbangkan dan mempengaruhi pemerintah dan masyarakat asing.

‘Mereka memperlakukan saya seperti seorang kaisar’

Pada tahun 2010, setelah kembali dari perjalanan ke Tiongkok, sesudah itu, walikota Ottawa Larry O’Brien mencabut dukungannya untuk sebuah pengumuman yang mengakui praktisi Falun Dafa setempat, yang juga dikenal sebagai Falun Gong, sebuah kelompok spiritual yang orang-orangnya dianiaya oleh rezim Tiongkok. Dia dilaporkan menjelaskan perubahan hatinya ke seorang anggota dewan Ottawa sebagai hasil dari “komitmen” yang dia buat saat berada di Tiongkok.

Menurut Chen Yonglin, mantan diplomat Tiongkok yang membelot ke Australia pada tahun 2005, Falun Dafa termasuk di antara lima kelompok sasaran yang disebut Partai Komunis Tiongkok sebagai ancaman besar. Kelima tersebut termasuk orang-orang buangan Tibet, orang Taiwan, Muslim Uighur, aktivis demokrasi, dan praktisi Falun Dafa.

Sementara di kantor, mantan walikota Vancouver, Sam Sullivan, yang telah diundang ke Tiongkok beberapa kali, menguber tindakan pengadilan untuk menutup area protes praktisi Falun Dafa di luar Konsulat Tiongkok di Vancouver. “Ketika saya pergi ke Tiongkok, mereka memperlakukan saya seperti seorang kaisar,” kata Sullivan kepada Vancouver Sun pada tahun 2006.

Mantan walikota London, Ken Livingstone, diterbangkan ke Beijing selama Olimpiade 2008 sebagai bagian dari sebuah pesta makan oleh rezim Tiongkok dengan biaya lebih dari $30.000. Dia mengatakan kepada London Evening Standard bahwa Tiongkok “menuju ke arah yang benar” mengenai hak asasi manusia. Sementara ini Tiongkok secara konsisten berhasil membuat daftar teratas sebagai pelanggar hak asasi manusia di dunia setiap tahunnya. “Pemerintah Tiongkok melanggar janjinya untuk memperbaiki hak asasi manusia di dalam hubungannya dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2008,” Human Rights Watch melaporkan dalam laporan tahunan 2009-nya.

Menurut Chen Yonglin, Tiongkok juga sering menggunakan “jebakan madu” untuk menjebak politisi Barat, termasuk satu pejabat Australia yang Chen katakan dipaksa untuk mengadvokasi kepentingan rezim tersebut setelah dijerat dengan menggunakan jebakan madu.

Kemudian wakil walikota London, Ian Clement, tergoda dan merampas informasi penting mengenai operasi-opersi London saat dia melakukan perjalanan ke Olimpiade Beijing pada tahun 2008. Hal ini terjadi segera setelah sebuah insiden yang melibatkan seorang asisten perdana menteri Inggris, yang menderita karena keadaan sulit yang serupa seminggu sebelumnya. (ran)

ErabaruNews

Mantan Perokok Bisa Perbaiki Paru-Paru dengan Makan Tomat

0

ErabaruNews – Mantan perokok dapat mengurangi penurunan fungsi paru-paru dengan mengkonsumsi tomat dan buah, terutama apel. Paru-paru perokok, termasuk yang sudah berhenti, biasanya mengalami penurunan fungsi lebih cepat seiring bertambahnya usia.

Temuan penelitian ini meningkatkan kemungkinan dan harapan mantan perokok. Bahwa nutrisi dalam makanan ini dapat membantu memulihkan jaringan paru-paru yang telah rusak akibat merokok.

Peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi lebih dari dua tomat atau tiga porsi buah segar per hari. Mereka rata-rata mengalami penurunan fungsi paru lebih lambat dibandingkan subjek yang makan kurang dari satu tomat atau kurang dari satu buah sehari.

Efek perlindungan fungsi paru hanya muncul dengan buah dan sayuran segar, bukan buah yang dimasak. Olahan seperti saus tomat, atau makanan olahan yang mengandung buah dan sayuran juga tidak memiliki fungsi buahsegar ini.

Konsumsi tomat yang tinggi juga mengakibatkan penurunan fungsi paru yang lebih lambat di antara semua orang dewasa. Itu termasuk bukan perokok dan mantan perokok.

“Studi ini menunjukkan bahwa diet dapat membantu memperbaiki kerusakan paru pada orang-orang yang telah berhenti merokok,” kata Vanessa Garcia-Larsen, asisten profesor kesehatan internasional di Johns Hopkins University, Bloomberg School of Public Health.

“Ini juga menunjukkan bahwa makanan yang kaya buah dapat memperlambat proses penuaan alami paru-paru, bahkan jika Anda belum pernah merokok,” kata Garcia-Larsen, penulis utama penelitian tersebut.

“Temuan ini mendukung kebutuhan akan rekomendasi diet, terutama bagi orang-orang yang berisiko terkena penyakit pernafasan seperti COPD.”

Fungsi paru-paru yang buruk dikaitkan dengan risiko kematian akibat semua penyakit. Termasuk penyakit paru obstruktif kronik, penyakit jantung, dan kanker paru-paru.

Penelitian tersebut, yang merupakan bagian dari penelitian penuaan paru-paru di European Cohorts Study (ALEC), muncul dalam European Respiratory Journal.

Para ilmuwan memeriksa fungsi paru-paru lebih dari 650 orang dewasa pada tahun 2002. Setelah mengkonsumsi tomat dan apel dalam jumlah tertentu, fungsi paru-oaru mereka diperiksa lagi 10 tahun kemudian.

Subjek penelitian tinggal di Jerman, Norwegia, dan Inggris.

Para peneliti mengukur berapa banyak udara yang bisa dikeluarkan setiap orang dari paru-paru mereka dalam satu detik. Mereka juga diukur berapa banyak udara yang bisa mereka hirup dalam enam detik.

Penelitian ini mempertimbangkan umur, tinggi badan, jenis kelamin, indeks massa tubuh, status sosial ekonomi, aktivitas fisik, dan asupan energi total.

“Penurunan fungsi paru yang lebih lambat di antara mantan perokok yang mengonsumsi makanan tinggi tomat dan buah, terutama apel, menunjukkan bahwa nutrisi dalam makanan mereka membantu memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh rokok,” Garcia-Larsen mengatakan.

“Fungsi paru mulai menurun sekitar usia 30, dengan kecepatan bervariasi tergantung pada kesehatan umum dan spesifik individu,” jelasnya.

“Studi kami menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak buah secara teratur dapat membantu menipiskan penurunan seiring bertambahnya usia, dan bahkan dapat membantu memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh merokok. Diet bisa menjadi salah satu cara untuk memberantas diagnosis PPOK di seluruh dunia.”
(Brandon Howard/John Hopkins University/The Epoch Times/waa)

Catatan : Artikel ini awalnya diterbitkan oleh John Hopkins University. Diterbitkan melalui Futurity.org di bawah Creative Commons License 4.0.

Xi Jinping Hadapi Himpitan Luar Dalam, Pakar Jelaskan ‘Jalan Keluar dari Masalah’

0

oleh Wu Min-zhou

Epochtimes.id- Meskipun Xi Jinping berhasil mencapai puncak kekuasaan tetapi dia menghadapi situasi politik dari dalam dan luar negeri yang terus menghimpitnya.

Dalam urusan internal, ia menghadapi korupsi pejabat yang merajalela dan warganya yang menentang kekerasan. Dalam tiga tahun ke depan, masalah kemiskinan dan polusi juga menjadi tantangannya.

Sedangkan dalam urusan luar negeri, ia menghadapi ketegangan yang disebabkan oleh ancaman nuklir Korea Utara dan upaya untuk lepas dari blokade politik dan ekonomi Amerika Serikat.

Cai Qi, yang baru menduduki jabatan Sekretaris Komite Partai Kota Beijing tidak lama ini tiba-tiba menerapkan 3 operasi penertiban kota termasuk membersihkan penduduk kelas rendah, membongkar bangunan sipil tanpa ijin dan mengalihkan pemakaian batubara ke gas alam.

Di luar dugaan, hal itu menyulut demonstrasi warga di berbagai pelosok Beijing untuk menentang cara pengusiran dengan kekerasan yang diperlakukan otoritas. Akhirnya ketiga operasi penertiban kota itu terpaksa tidak diteruskan.

pejabat rendahan korupsi jutaan dolar di pemerintahan tiongkok
Seorang penjaga keamanan memblokir akses ke Menara Genderang bersejarah di Beijing. (Mark Ralston / AFP / Getty Images)

Akhir-akhir ini, masyarakat internasional termasuk Australia, New Zealand, Kanada, Jerman dan lainnya menuduh Tiongkok telah melakukan tindakan infiltrasi dan mencampuri urusan dalam negeri mereka yang merusak kedaulatan. Presiden AS Trump pun berujar akan  memperkenalkan sanksi perdagangan yang lebih ketat terhadap Tiongkok.

Menghadapi situasi politik yang dihadapi Xi Jinping saat ini, Chen Pokong menyebutkan bahwa ‘model Tiongkok’ itu tak lain adalah totaliter kekuasaan di tangan satu partai yakni mengerahkan semua kekuatan negara mengatas masalah yang dihadapi. Satu perintah turun semua pihak bergerak untuk menjunjung tinggi spirit partai dan mengalahkan segalanya.

Tetapi dari ketiga peristiwa penertiban kota tersebut dapat terlihat bahwa masyarakat kini sudah berubah pikiran, dan pihak berwenang juga takut dengan ‘kena batu’ gara-gara hendak menjunjung tinggi spirit partai.

Chen Pokong mengatakan, bahkan sebelum dan sesudah Kongres Nasional ke 18, otoritas sudah menghadapi 2 pilihan. Ketika itu, terjadi korupsi yang sangat serius. Menghadapi situasi para kelompok kepentingan merebut kekayaan negara, otoritas seharusnya menggunakan cara demokrasi dalam mengatasinya, melalui kebebasan bicara, kebebasan pers, independensi peradilan, menerapkan pemerintahan yang transparan dalam memberantas korupsi. Cara inilah yang ditempuh oleh banyak negara.

Pembasmian korupsi secara permanen hanya dapat dicapai melalui jalan demokrasi meskipun slogan anti korupsi untuk sementara dapat mengatasinya.

Namun dalam menghadapi situasi demikian ini, Xi Jinping justru memilih jalan pemecahan masalah dengan tangan besi yang terpusat.

Menurut Chen, sementara Xi Jinping ingin membongkar kelompok-kelompok kepentingan melalui anti-korupsi dan sekaligus memperbaiki disiplin partai, mengkonsolidasikan kediktatoran satu partai.

persekongkokolan faksi Jiang Zemin partai komunis tiongkok
Penjaga paramiliter Tiongkok berjalan di depan Aula Besar Rakyat selama Kongres Nasional ke-19 di Beijing pada 19 Oktober 2017. (Fred Dufour / AFP / Getty Images)

Tetapi korupsi pejabat PKT yang sudah sangat parah itu adalah akibat rakyat tidak dapat memantau partai yang diktator. Bila otoritas tetap membiarkan masyarakat berada di luar arena pengawasan terhadap jalannya pemerintahan, maka anti korupsi itu hanyalah sebuah slogan. Akhirnya membiarkan korupsi berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Chen percaya bahwa jika Xi Jinping ketika usai Kongres Nasional ke 18 karena menghadapi rongrongan kekuasaan terpaksa menggunakan mesin partai untuk menghabisi para koruptor, maka setelah kekuasaan penuhnya diraih melalui Kongres Nasional ke 19, ia seharusnya tidak lagi menggunakan cara kediktatoran satu partai dalam menangani masalah.

Seperti ucapan yang pernah disampaikan Wang Qishan : “Membersihkan terlebih dahulu yang ada di permukaan lalu yang ada di pedalaman, pembersihan permukaan akan menyediakan waktu guna mempersiapkan pembersihan di pedalaman.”

Dengan demikian, seharusnya usai Kongres Nasional ke 19 ini  adalah momentum yang tepat untuk melakukan pembersihan yang ada di dalam. Ingat, Sejarah telah membuktikan bahwa hanya demokrasi dan peradilan yang dapat membersihan yang ada di dalam.

Chen Pokong mengatakan, situasi Tiongkok saat ini hampir sama seperti situasi pada masa sebelum dan sesudah Kongres Nasional ke 18, yaitu menghadapi pilihan antara kediktatoran atau demokrasi.

Jika sosialisme yang sesuai dengan karakteristik Tiongkok di era baru Xi Jinping dikaitan erat dengan tetap menerapkan kediktatoran satu partai, maka siapapun pemimpinnya yang ngotot menempuh jalan ini dapat dipastikan pada akhirnya akan menghadapi kebuntuan.

Luo Yu, mantan sekretaris jenderal Komisi Militer Pusat Partai Komunis Tiongkok yang kini tinggal di Amerika Serikat juga percaya bahwa, meski Xi Jinping sudah memegang kekuasaan penuh dan mengatur partai secara ketat, dia tidak akan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi Tiongkok saat ini. Karena korupsi dalam tubuh PKT sudah sangat parah.

“Tanpa rencana menyelesaikan masalah status PKT, jangan harap untuk menyelesaikan masalah lainnya,” katanya.

partai komunis tiongkok

Polisi di luar Balai Besar Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 12 November 2013. (Foto oleh Feng Li / Getty Images)

Demokrasi adalah cara satu-satunya Tiongkok keluar dari permasalahan yang dihadapi sekarang ini.

“Saya pikir Xi Jinping adalah orang pintar, ia tidak berpendirian sebuah kediktatoran akan berusia panjang. Maka baik dirinya maupun rakyat Tiongkok, tidak mungkin bersedia dalam waktu yang lebih lama lagi untuk hidup dalam kekuasaan itu,” imbuhnya.

“Jadi bagaimana ? Satu-satunya cara adalah menempuh demokratisasi”. Ditegaskan oleh Luo Yu bahwa satu-satunya itu berarti tidak ada cara kedua. Tanpa itu, hancurlah rezim.

Ia mengatakan, banyak bidang di Tiongkok sudah mengalami masalah serius, seperti politik, ekonomi, pendidikan, medis, kesehatan, pensiunan, Keluarga Berencana dan lainnya. “Apapun masalah yang ada di sana semua terkait dengan persoalan partai komunis. Persoalan partai komunis adalah mengejar kekuasaan absolut, akhirnya ya korupsinya absolute.”

Oleh karena itu, isu mendasar Tiongkok adalah korupsinya PKT. Satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah secara bertahap dan teratur melangkah menuju demokratisasi.

Meskipun langkah itu tidak mudah, tetapi bukannya tidak ada contoh. Kata Luo Yu, Tiongkok ingin melangkah menuju demokrasi, resiko dan tantangan pasti akan muncul menghadang. Tetapi mantan Presiden Taiwan mendiang Chiang Ching-kuo telah melewatinya di masa lalu. Bahkan resiko dan tantangan yang ia hadapi jauh lebih besar.

Jadi masalahnya adalah apakah Presiden Xi Jinping memiliki tekad itu. Tetapi Luo Yu tetap memberikan imbauan kepada Xi agar ia menempuh jalan demokratisasi jika menghendaki Tiongkok berubah lebih baik. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com

Penelitian Ungkap Durasi Istirahat Penting dalam Hasil Belajar

0

EpochTimesId – Pepatah lama mengatakan ‘latihan membuat sempurna’, dan ini berlaku untuk banyak hal. Tapi, jangan lupa bahwa semua kegiatan membutuhkan fokus dan konsentrasi, baik itu belajar, berlatih instrumen, atau bermain olahraga. Kita juga perlu istirahat teratur agar tidak terbakar habis.

Penelitian baru pada hal ini telah menemukan bahwa belajar yang sukses mungkin bergantung pada lama waktu jeda. Temuan menunjukkan bahwa ada batasan berapa banyak informasi yang dapat disimpan oleh otak, jika sesi belajar atau latihan terlalu pendek dan terganggu.

‘Persepsi manusia’ menjadi fokus penelitian, yang dilakukan oleh sebuah tim termasuk David F. Little, seorang rekan postdoctoral di Whiting School of Engineering di Johns Hopkins University. Hasil penelitian diyakini memberikan bukti pertama bahwa terobosan latihan yang signifikan mempengaruhi pembelajaran perseptual.

Tugas yang dipilih untuk penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan suara. Empat puluh peserta diminta untuk membedakan nada antara dua suara.

Mereka juga diminta mendengar perbedaan suku kata dalam ucapan yang tidak dapat dibedakan dengan penutur bahasa Inggris. Namun suku kata itu memiliki makna berbeda dalam bahasa lain.
Misalnya, kombinasi “mba,” yang muncul dalam bahasa Thailand dan bahasa Hindi, terdengar seperti “ba” untuk penutur asli bahasa Inggris.

Subyek dibagi dalam kelompok yang terdiri dari delapan orang yang melakukan tugas dalam kondisi yang berbeda. Kelompok pertama berlatih selama 40 menit tanpa jeda.

Kelompok kedua berlatih selama 40 menit dengan istirahat selama 30 menit. Kelompok ini berisirahat setelah 20 menit pertama.

Kelompok tiga berlatih hanya 20 menit. Dan kelompok terakhir berlatih selama 40 menit dengan lima kali istirahat masing-masing enam menit.

Peserta diberi ratusan babak untuk mempelajari perbedaan nada di antara dua nada. Tugas itu mereka latih selama tujuh hingga sembilan hari.

Para peneliti menemukan bahwa subjek membutuhkan latihan yang cukup tanpa istirahat panjang untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran yang paling efektif terjadi dengan kelompok terakhir dalam penelitian ini, yang mengambil lima kali jeda masing-masing selama 6 menit.

Kelompok dua, yang memiliki waktu istirahat 30 menit di tengah, tidak berhasil mengingat apa yang mereka pelajari dalam sesi latihan 40 menit mereka.

“Saat mempelajari keterampilan baru, Anda bisa menghabiskan banyak waktu dan tenaga, namun sedikit manfaatnya, terutama jika Anda beristirahat 30 menit sebelum berlatih dengan cukup,” kata Little.

Para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka menunjukkan bahwa otak memiliki area penyimpanan sementara untuk ingatan perseptual. Setelah ambang batas tertentu, bahan pelajaran dikirim ke penyimpanan jangka panjang yang berlangsung selama berhari-hari.

Mereka berharap bahwa studi mereka berguna untuk pembelajaran keterampilan terus-menerus, seperti pelatihan telinga untuk pemusik dan pelatihan visual untuk dokter yang membaca tes diagnostik seperti sinar-X atau MRI. Metode latihan ini juga tepat untuk orang-orang yang baru sembuh dari gangguan pendengaran.

Devon Andre meraih gelar sarjana sains forensik dari University of Windsor. Dia menyelesaikan pendidikan juris doctor di University of Pittsburgh. (Devon Andre/www.belmarrahealth.com/The Epoch Times/waa)

Sisi Gelap Teknologi Wireless yang Hadirkan Masalah Kesehatan Tersembunyi

0

EpochTimesId – Teknologi wireless adalah sihir modern. Denganmembeli perangkat dan paket data, Anda diberi kekuatan untuk berkomunikasi dan terhubung ke World Wide Web melalui layar berukuran saku.

Tapi beberapa bukti menunjukkan bahwa sihir ini memiliki sisi gelap. Kita mungkin harus membayar mahal untuk hal itu, tanpa kita sadari.

Dengan perkiraan 4,8 miliar pengguna ponsel di seluruh dunia, sulit untuk membayangkan bahwa sesuatu yang biasa terjadi dapat menimbulkan masalah kesehatan. Selain itu, sejak tahun 1990an, pakar pemerintah dan industri telah memastikan bahwa ponsel aman, dan telah menunjukkan penelitian yang mengungkapkan tidak ada masalah yang terkait dengan paparan nirkabel.

Namun ada bukti menyakitkan. Pada tahun 2016, Program Toksikologi Nasional mengeluarkan sebuah laporan dari penelitian 16 tahun senilai 25 juta dolar AS yang meneliti dampak kesehatan dari radiasi nirkabel.

Peneliti menyatakan bahwa lapangan gelombang micro yang mengalir dari telepon kita terbukti berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Efeknya meliputi peningkatan risiko kanker, peningkatan radikal bebas berbahaya, kerusakan genetik, perubahan struktural dan fungsional pada sistem reproduksi, pembelajaran dan defisit memori, gangguan neurologis, dan dampak negatif pada kesehatan umum kita.

Peneliti menyatakan bahwa gelombang micro yang mengalir dari telepon seluler terbukti berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Kesimpulan ini tidak mengherankan di sebagian besar negara maju, di mana pejabat kesehatan masyarakat telah melakukan tindakan membahayakan yang serius selama bertahun-tahun. Di Inggris, Prancis, Belgia, Rusia, dan negara lain, penggunaan nirkabel, khususnya bagi anak-anak, didesak untuk meminimalkan paparan radiasi gelombang mikro.

Tapi di Amerika Serikat, pejabat kesehatan masyarakat telah ragu untuk membunyikan alarm. Pada tahun 2014, Centers for Disease Control mengeluarkan sebuah pernyataan publik yang mendesak agar berhati-hati dengan penggunaan ponsel, namun mencabut pernyataan tersebut beberapa minggu kemudian.

Bulan lalu, Departemen Kesehatan Masyarakat California (CDPH) mengeluarkan panduan konsumen tentang bagaimana mengurangi paparan radiasi nirkabel, terutama untuk anak-anak, dengan alasan kemungkinan hubungan dengan kondisi kesehatan yang berbahaya seperti kanker dan jumlah sperma yang lebih rendah. Tapi itu hampir tidak terjadi. CDPH membuat rekomendasi mereka beberapa tahun yang lalu, namun menolak untuk merilis ke publik sampai sebuah tuntutan hukum memaksa badan tersebut untuk melakukannya.

Menurut San Francisco Chronicle, seorang pengacara yang membela keputusan CDPH untuk menahan rekomendasi tersebut mengatakan bahwa CDPH tidak ingin menyebabkan kepanikan yang tidak perlu.

Di Inggris, Prancis, Belgia, Rusia, dan negara-negara lain, penggunaan nirkabel, terutama untuk anak-anak, didesak untuk meminimalkan paparan radiasi gelombang mikro. (Subbotina Anna/ Shutterstock/The Epoch Times)

Generasi Zapped
Seorang pembuat film, Sabine El Gemayel percaya bahwa masyarakat berhak mendapat penjelasan yang lebih baik mengenai dampak kesehatan yang terkait dengan teknologi nirkabel. Itulah misi dokumenter barunya, ‘Generation Zapped’.

“Saya membuat film karena tidak ada yang akan mempercayai saya,” kata El Gemayel kepada The Epoch Times.

“Tapi itulah kekuatan media. Ketika dilakukan dengan baik, didokumentasikan dengan baik, dan tidak mengikuti teori persekongkolan atau berita palsu, maka orang-orang mendengarkan informasi tersebut dan bersedia melakukan perubahan gaya hidup untuk kesehatan keluarga mereka.”

Tapi sang Produser mengaku sulit menyampaikan pesannya kepada publik. Perwakilan jaringan telah menyatakan minatnya untuk mendistribusikan filmnya, namun setelah berkonsultasi dengan perusahaan mereka, subjek tersebut sering dianggap terlalu merusak merek mereka.

“Netflix, misalnya, mereka melakukan streaming, jadi mereka tidak akan menunjukkan film ini karena sifat bisnis mereka,” kata El Gemayel.

Film dokumenter ‘Generation Zapped’ menampilkan ilmuwan yang membahas bahaya mengenai paparan nirkabel, dan individu yang mengaku telah sakit karenanya. Film ini juga menceritakan tentang industri nirkabel yang kuat yang telah membentuk kebijakan selama beberapa dekade, memastikan bahwa perangkat dan bidang mereka yang memberi kekuatan mereka sedikit mendapat pengawasan.

“Ini seperti industri tembakau, kimia, atau farmasi. Mereka mengatakan bahwa barang ini aman, dan kemudian, beberapa dekade kemudian, Anda tahu bahwa mereka menyembunyikan semua bukti bahwa hal itu membahayakan kita,” kata El Gemayel.

Salah satu ahli yang tampil di ‘Generation Zapped’ adalah George Carlo, seorang ilmuwan industri yang mengkritik teknologi nirkabel tanpa suara. Pada 1990-an, Carlo memimpin sebuah proyek penelitian senilai 27 juta dolar yang didanai oleh industri ponsel untuk memeriksa risiko kesehatan dari perangkat ini.

Tujuannya adalah untuk mengurangi kekhawatiran konsumen bahwa teknologi tersebut mungkin berbahaya. Tapi hasil penelitian tidak terungkap seperti yang direncanakan.

Tim Carlo menemukan apa yang telah disuarakan dalam banyak studi lainnya: korelasi antara emisi ponsel dan kerusakan DNA, serta tingkat tumor otak yang sedikit lebih tinggi pada pengguna sel dibandingkan dengan non-pengguna. Namun industri tersebut membantah untuk mengakui temuan Carlo dan berusaha mendiskreditkan reputasinya.

Dengan kekuatan lobinya, industri ini juga berhasil menempatkan Komisi Komunikasi Federal-sebuah agen yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengevaluasi dampak buruk dan kesehatan-yang bertanggung jawab atas keamanan ponsel.

“Sistem ini rusak untuk melindungi konsumen dari sinyal nirkabel,” kata Carlo.

Penyakit gelombang mikro
Teknologi nirkabel berkomunikasi melalui pita frekuensi yang dikenal sebagai gelombang mikro, dinamai untuk panjang gelombang mungil mereka. Semua ilmuwan setuju bahwa paparan gelombang mikro dapat merusak biologi kita. Perdebatannya adalah tentang berapa banyak kerusakan yang dibutuhkan untuk menyebabkan penyakit.

“Gagasan konvensional mengenai keamanan nirkabel bergantung pada asumsi bahwa hanya gelombang mikro yang cukup kuat sehingga menyebabkan reaksi termal, seperti dalam oven gelombang mikro, yang dianggap berbahaya,” kata Carlo.

Karena radiasi nirkabel turun di bawah ambang batas termal ini, para pejabat secara otomatis menganggap frekuensi ini aman. Akibatnya, ponsel tidak pernah mengalami pengujian di pasar premarket.

Tapi banyak penelitian menantang asumsi ini. Sekitar 100 ulasan ilmiah menunjukkan bahwa paparan gelombang mikro di tingkat nonthermal menyebabkan efek kesehatan.

“Studi di seluruh dunia telah menunjukkan dengan jelas bahwa ini adalah efek tidak langsung yang paling memprihatinkan saat ini,” kata Carlo.

“Ketika ponsel pertama kali muncul di awal tahun 1980an, gadget berukuran mahal dan hanya terbatas pada beberapa orang terpilih. Saat ini, nirkabel ada dimana-mana. Bahkan jika Anda adalah satu dari sedikit orang yang tidak membawa ponsel, Anda masih terus terpapar radiasi gelombang mikro yang memancarkan dari router Wi-Fi dan menara ponsel, yang memenuhi lingkungan kita atas nama kualitas hidup yang baik.”

Menurut Olle Johansson, profesor ilmu saraf di Institut Karolinska di Swedia, tubuh kita mengalami radiasi satu quintillion (1.000.000.000.000.000.000) lebih banyak dibandingkan satu dekade yang lalu.

Tapi jika teknologi yang ada di mana-mana ini benar-benar sangat berbahaya, mengapa kita tidak melihat lebih banyak masalah yang terkait dengannya?

Menurut Dafna Tachover, seorang pengacara dan pendiri We the the Evidence – sebuah kelompok advokasi yang didedikasikan untuk melindungi mereka yang telah terluka akibat radiasi nirkabel – bukti masalah kesehatan yang berkaitan dengan nirkabel ada di sekitar kita. Tapi mayoritas dokter buta terhadap tanda-tanda itu.

Sebelum Tachover belajar hukum, dia adalah seorang perwira telekomunikasi, terus-menerus di komputer. Tapi segera setelah membeli laptop baru di tahun 2009, dia jatuh sakit dengan berbagai gejala, seperti jantung yang berdebar kencang, sakit kepala yang tajam, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Setelah enam bulan, gejala menjadi melemah.

Begitu dia mengenali nirkabel sebagai masalahnya, Tachover pindah ke Pegunungan Catskill, di mana radiasi gelombang mikro sangat minim, dan gejalanya hilang.

Tachover memiliki apa yang disebut electromagnetic hypersensitivity (EHS), suatu kondisi kontroversial yang biasanya ditandai oleh serangkaian gejala fisik dan dermatologis nonspesifik seperti sakit kepala, kelelahan, ruam kulit, atau sensasi terbakar.

Organisasi Kesehatan Dunia telah mengakui EHS sejak tahun 2005, namun mencatat kesulitan dalam mengukur seberapa luas cakupannya. Beberapa penelitian memperkirakan hingga 10 persen populasi menderita EHS, dan memproyeksikan angka ini akan tumbuh.

Pada tahun 2015, seorang wanita di Prancis memenangkan sebuah tuntutan untuk mendapatkan tunjangan cacat yang terkait dengan EHS-nya, dalam kasus pertama apa dari jenisnya yang harus diakui di pengadilan.

Tachover menolak istilah EHS. Dia lebih suka menggunakan istilah ‘penyakit gelombang micro’, sebuah istilah yang digunakan militer sejak 60 tahun yang lalu ketika tentara di Amerika Serikat dan Rusia menemukan gejala neurologis setelah kontak radar yang berkepanjangan.

“Dengan menyebutnya kepekaan, Anda hanya menggambarkan orang yang memilikinya, daripada memusatkan perhatian pada lingkungan yang membuat orang sakit,” kata Tachover.

Gejala penyakit microwave termasuk sakit kepala, jantung berdebar-debar, kelelahan, mual, pusing, dan banyak lagi. Tapi Tachover mengatakan bahwa kebanyakan orang yang mengalami gejala penyakit ini tidak berpikir untuk mengaitkannya dengan teknologi nirkabel.

“Saya berbicara dengan seorang manajer hotel baru-baru ini yang mencatat bahwa setiap kali dia menggunakan ponselnya, tangannya menjadi lumpuh,” katanya. “Tapi dia tidak pernah menyangka dia harus berhenti menggunakannya. Dia masih menunggu pemerintah mengatakan kepadanya bahwa ini berbahaya.”

Permintaan Konsumen untuk Teknologi yang Lebih Aman
Meski kita hidup nyaman tanpa ponsel beberapa dekade yang lalu, wireless kini telah menjadi cara hidup. Ada banyak aplikasi sembrono, namun banyak mata pencaharian kita sekarang bergantung pada akses ponsel, dan jaringan nirkabel telah menjadi alat yang sangat diperlukan bagi industri yang tak terhitung jumlahnya.

Tapi tidak ada alasan kita harus dimandikan dalam radiasi gelombang mikro tanpa henti. Satu pesan yang jelas dari ‘Generation Zapped’ adalah bahwa ada kebiasaan sederhana tanpa rasa sakit yang dapat kita adopsi untuk mengurangi paparan mikro kita secara substansial, seperti mengubah telepon Anda ke mode pesawat saat tidak digunakan, atau mematikan router Wi-Fi Anda sebelum tidur.

Carlo percaya ada cara agar teknologi nirkabel dan biologi manusia dapat hidup berdampingan secara damai, kita hanya memerlukan sebuah dorongan dan langkah awal untuk memulai hal itu.

“Industri ini merespons apa yang orang inginkan di gadget mereka: lebih banyak data, unduhan lebih cepat, lebih banyak piksel,” katanya. “Tapi tidak ada insentif untuk mengubah bentuk sinyal, misalnya, sehingga dia tidak memicu kerusakan biologis.”

El Gemayel percaya bahwa filmnya dapat membantu mendorong permintaan konsumen akan teknologi yang lebih aman, namun hanya jika orang melihatnya. Dengan tidak adanya jaringan distribusi, film ini hanya ditampilkan dalam komunitas kecil.

Tapi satu skrining baru-baru ini dapat membantu secara signifikan memperkuat dampak filmnya. Pada bulan Desember, ‘Generation Zapped’ ditampilkan di Festival Film Internasional Silicon Valley, sebuah festival pribadi untuk karyawan Google.

“Ini adalah prestasi bagi saya, karena film ini menunjukkan dengan tepat di mana teknologi diciptakan,” kata El Gemayel. “Inilah orang-orang yang bisa membuat perbedaan.”(waa)

Pandangan Tentang ‘One Belt, One Road’ Kebijakan Tiongkok

0

ANALISIS BERITA

Memanfaatkan kekayaan dan industri bisa jadi hanya yang kedua bagi Amerika Serikat, rezim Tiongkok telah menggunakan penggambaran Silk Road (Jalan Sutra) dalam kisah kuno sebagai bagian dari sebuah visi untuk menjadi pusat perhatian dalam pengaruh ekonomi dan politik di Asia dan Eropa.

One Belt, One Road” (OBOR), yang juga dikenal sebagai Belt and Road Initiative, telah menjadi batu pondasi bagi pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, dalam membuat kebijakan luar negeri sejak dia menjadi kepala Partai Komunis pada tahun 2013. Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah menginvestasikan ratusan miliar dolar, dan telah meminta untuk mengerahkan hingga $5 triliun, proyek energi, transportasi, dan pelabuhan dalam kemitraan dengan sejumlah negara selama lima tahun ke depan.

Meliputi lebih dari 60 negara, proyek OBOR sejauh ini memiliki hasil yang beragam. Di satu sisi, memompa miliaran dolar ke dalam ekonomi yang sedang berkembang (atau berjuang) memiliki keuntungan-keuntungan diplomatik yang jelas.

Namun belum terlihat apakah Tiongkok akan dapat mengumpulkan pembayaran untuk pinjaman besar yang ditawarkannya di negara-negara yang kurang makmur dan berpotensi tidak stabil, dan bahkan sekutu-sekutu dekat Beijing telah ragu untuk sepenuhnya berkomitmen terhadap OBOR.

Pada bulan November 2017, Pakistan menarik diri dari investasi $14 miliar yang menurut wakil pemerintah “bertentangan dengan kepentingan-kepentingan kita.” Beberapa hari sebelumnya, Nepal membatalkan pembangkit listrik tenaga air $2,5 miliar yang dibangun oleh perusahaan yang dikelola negara Tiongkok sebagai bagian dari One Belt, One Road. Myanmar mengakhiri rencana serupa, mengatakan bahwa mereka tidak lagi tertarik pada bendungan pembangkit listrik tenaga air.

OBOR terdiri dari enam koridor ekonomi yang berdasar negara yang telah diusulkan, secara kolektif disebut Economic Silk Road (Jalan Sutra Ekonomi), yang memancar keluar dari Tiongkok ke Asia tengah, selatan, dan tenggara, serta Siberia. Ini juga mencakup Maritime Silk Road (Jalan Sutra Maritim) yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan Tiongkok dengan tujuan di pantai Samudra Hindia sejauh Afrika bagian timur.

Membeli Pengaruh

Pemeriksaan cermat internasional terhadap kelayakan ekonomi OBOR telah terpasang dengan kekhawatiran bahwa pengemudinya, Partai Komunis Tiongkok, mencoba untuk membeli kesetiaan politik untuk mengkonsolidasikan posisi geostrateginya. Di era di mana PKT mengaku menghindari ekspor revolusi komunis, tawaran-tawaran melimpah untuk proyek-proyek ambisius seperti bendungan dan jalur kereta api berkecepatan tinggi tampaknya disesuaikan untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan pemerintahan setempat dengan tujuan-tujuan jangka panjang Beijing.

Strategi Keamanan Nasional Pemerintahan Donald Trump, yang dikeluarkan pada 18 Desember, meminta Amerika Serikat untuk mengenali dan memeriksa upaya Tiongkok dan Rusia untuk mengerat tatanan internasional pasca Perang Dingin yang secara tradisional dipelihara oleh kekuatan ekonomi, peraturan hukum, dan supremasi militer.

“Musuh kita tidak akan melawan kita berdasarkan persyaratan kita. Kita akan meningkatkan permainan kompetitif kita untuk memenuhi tantangan tersebut, untuk melindungi kepentingan Amerika, dan untuk memajukan nilai-nilai kita,” kata surat kabar tersebut, sambil mencatat bahwa “Tiongkok dan Rusia menargetkan investasi mereka di negara-negara berkembang untuk memperluas pengaruh dan mendapatkan keuntungan kompetitif melawan Amerika Serikat.”

Pada bulan Juli 2016, sebuah pengadilan internasional memutuskan bahwa klaim teritorial rezim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan tidak berdasar. Namun di Filipina, yang memiliki perselelisihan wilayah terbesar dengan Tiongkok dan telah memperkenalkan arbitrase tiga tahun sebelumnya, pemilihan presiden Rodrigo Duterte telah membawa perubahan dalam sikap Manila.

Filipina adalah bagian dari Jalan Sutra Maritim OBOR dan berdiri untuk mendapatkan keuntungan dari investasi miliaran dolar Tiongkok yang dapat membawa jaringan transportasi dan energi negara ke pulau tersebut.

penggambaran Silk Road (Jalan Sutra)  menurut xi jinping
Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan kepala delegasi lainnya berpose untuk foto bersama saat mereka menghadiri Belt and Road Forum di tempat Yanqi Lake di pinggiran Beijing, Tiongkok pada tanggal 15 Mei 2017. (Damir Sagolj-Pool / Getty Images)

Menurut PhilStar Global, hubungan ini “menekankan pentingnya mengambil sikap yang lebih tenang terhadap hak kedaulatan kita sebagai kunci untuk mendapatkan keuntungan lebih besar secara keseluruhan.”

Setelah arbitrase atas Laut Tiongkok Selatan tersebut, Duterte, yang telah membuat nama untuk dirinya sendiri dengan menghina pemimpin-pemimpin asing dan menindak para pedagang obat terlarang dan pengguna dengan kekuatan mematikan, menyarankan agar Filipina bertindak secara langsung dengan Beijing untuk menyelesaikan perselisihan teritorial mereka.

Di tempat lain di Asia Tenggara, perusahaan-perusahaan Tiongkok mempelopori jalur rel berkecepatan tinggi senilai $5 miliar di Laos dan telah mengumpulkan $20 miliar gabungan ke dalam Melaka Gateway (Pintu Gerbang Malaka) dari pulau-pulau buatan sebuah jalur kereta api pantai di Malaysia. Proyek-proyek serupa ada di Thailand, Kamboja, dan Indonesia.

Pada bulan Desember 2017, pemerintah Sri Lanka sepakat untuk menyewa pelabuhan Samudera Hindia yang strategis di Hambantota ke Tiongkok selama 99 tahun. Keputusan tersebut untuk mambantu oleh karena ketidakmampuan dalam melunasi utang senilai $8 miliar. Sri Lanka telah berutang pada perusahaan-perusahaan milik Negara (BUMN) Tiongkok.

Jalan Sutera Baru atau Jalan Tidak Menuju ke mana-mana?

Sekitar dua ribu tahun yang lalu, tentara dari suku Han mengawal suku-suku nomad dan membuka Jalan Sutra, menciptakan hubungan dagang melalui Asia Tengah yang membawa kemegahan peradaban Tiongkok sampai ke Kerajaan Romawi.

Koridor ekonomi OBOR melalui Rusia dan Asia Tengah pada akhirnya mengarah ke Eropa, memfasilitasi perdagangan di atas tanah dan menempatkan Beijing sebagai karunia yang baik untuk pemerintah-pemerintah setempat. Kazakhstan dan negara-negara Asia Tengah pasca Soviet lainnya banyak berinvestasi di OBOR dan menjadi tempat menarik yang utama di dalam ambisi-ambisi timur-barat milik Beijing.

Rusia menderita hubungan antagonis kronis dengan NATO dan Uni Eropa, dan telah sering beralih ke Tiongkok untuk mendapatkan dukungan. Kedua negara adalah mitra dagang yang kuat dan Moskow telah menyatakan antusiasnya terhadap OBOR. Pada bulan Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa proyek tersebut telah “membuka jalan bagi tahap baru kerja sama di Eurasia.”

Belt and Road Initiative
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping menghadiri sebuah pertemuan puncak di Forum Belt and Road di Beijing, Tiongkok pada tanggal 15 Mei 2017. (Thomas Peter-Pool / Getty Images)

Meskipun konflik dengan intensitas rendah terjadi antara Rusia dan Ukraina di wilayah timur kedua, Tiongkok juga merayu Kiev. Tiongkok telah mengumumkan rencana untuk menghabiskan $7 miliar untuk mengembangkan infrastruktur transportasi di Ukraina dan melihat negara berpenduduk 45 juta itu sebagai batu loncatan penting ke Eropa.

Menurut analis Franklin Holcomb, yang memberikan wawancara dengan Daily Signal, “Keadaan akhir yang dapat diterima untuk kedua negara kemungkinan besar akan menjadi Ukraina yang berada di bawah pengaruh politik dan militer Rusia, yang sedang dibangun kembali dengan dana Tiongkok, dan berfungsi sebagai saluran untuk Pengaruh Tiongkok ke Eropa, di mana pengaruh Barat diminimalkan,” kata Holcomb.

Bagaimanapun jangkauan luas tentang tawaran pembuka dari Beijing tersebut, masih harus dilihat seberapa baik ia dapat mendukung retorikanya. Di samping  kerja sama Tiongkok-Rusia baru-baru ini di sisi utara OBOR tersebut tampaknya akan berkembang pada kecepatan glasial. Upaya tersebut, seperti dicatat dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Oktober 2017 oleh Diplomat, tidak banyak mengalami perkembangan nyata dan terhambat oleh kenyataan birokrasi dan keuangan di sektor infrastruktur Rusia.

Kehadiran independen kuat atau kekuatan-kekuatan pro AS, terutama India, Australia, dan Jepang, juga menimbulkan teka-teki bagi rezim Tiongkok, dengan banyak proyek “Jalan Sutra” maritime dan darat dari OBOR yang berpusat di Asia Selatan dan Tenggara.

Pada bulan Desember, menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, mendesak India untuk mendukung OBOR, yang telah memboikot sebagian besar yang meyebabkan betapa besar hal itu melibatkan Pakistan, sekutu Tiongkok lama. New Delhi memprotes fakta tersebut bahwa sebagian Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan berjalan melalui wilayah Kashmir yang disengketakan.

Bergabung pada Tiongkok, dan demi perluasan OBOR, kekhawatiran-kekhawatiran finansial adalah pemotongan pajak AS baru-baru ini. Reformasi tersebut, yang dikritik Beijing dengan keras, memberi tekanan pada struktur ekonomi Tiongkok yang paling berat yang lebih suka memberi dukungan sekelompok perusahaan negara besar dibanding sektor swasta. (ran)

ErabaruNews