Home Blog Page 1823

Air Mata Polwan Muslimah Selandia Baru Ini Membuncah Ketika Mengenang Korban Penembakan

Epochtimes.id Tangisan pecah dan air mata bercucuran Ketika Pidato Emosional yang disampaikan oleh seorang perwira polisi Muslimah berpangkat tertinggi di Selandia Baru.

Pidato ini disampaikannya ketika dia berbicara ketika mengenang korban penembakan di dua Masjid Selandia Baru.

Pidatonya pun menjadi viral dan mendapat perhatian luas dari publik.

Bersamaan suasana kesedihan mendalam, Inspektur Naila Hassan menyakinkan kepada seluruh masyarakat bahwa pasukan keamanan melakukan segala yang mereka bisa “untuk memastikan para korban serangan yang menghancurkan ini diperlakukan dengan sangat hormat.”

“Saya seorang Muslimah yang bangga dan saya seorang pemimpin di Kepolisian Selandia Baru dan saya takut pada kejadian di Christchurch,” katanya di depan ribuan orang mengenang korban penembakan yang digelar di Auckland dilansir dari The National.

Perwira polisi ini menegaskan bahwa aparatnya kepolisian telah meningkatkan kehadiran mereka di masjid-masjid dan pusat-pusat Islam di seluruh negeri.

“Saya ingin komunitas Muslim kita khususnya mengtahui, dan orang-orang Christchurch tahu, bahwa kami mendukung Anda dan kami semua berbagi dalam kesedihan dan kesedihan Anda,” katanya sembari tak kuasa menahan derasnya air matanya.

“Kami, Polisi Selandia Baru, akan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung komunitas kami yang lebih luas dan khususnya komunitas Muslim kami,” ujarnya lagi dengan suasana hening larut dalam tangisan.

“Saya tahu ini adalah waktu yang sangat, sangat menakutkan bagi komunitas Muslim khususnya kami, tetapi untuk semua orang di komunitas kami,” katanya dengan air mata terus membuncah sembari dia berusaha tetap tegar.

Berdiri di sebelah Inspektur Naila adalah salah satu pemimpin komunitas Muslim Christchurch. Dia memuji polisi dan politisi Selandia Baru atas dukungan mereka.

“Komunitas Selandia Baru semuanya berkumpul untuk mendukung kami. Saya punya ribuan pesan hanya dalam 30 jam,” katanya.

Dia mendesak orang untuk berpikir sebelum bertindak dan menyampaikan pesan kepada ekstrimis dengan mengatakan: “Anda tidak akan membuat kami takut.”

“Kami akan mengatasi kebencian dengan cinta,” katanya. (asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=t6qiIx2pH-o

Kisah Korban Terbunuh Akibat Penembakan Brutal di Selandia Baru Karena Menyelamatkan Korban Lainnya

0

Epochtimes.id- Teman-teman dan keluarga korban mengungkapkan kesedihan mendalam dan hati mereka yang runtuh ketika dengan cemas menunggu kabar tentang orang-orang yang mereka cintai. Ini setelah mereka mendengar pemberitaan mengenai korban-korban akibat penembakan brutal di dua Masjid Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).

Salah seorang kerabat korban, Omar Nabi mengatakan ayahnya Haji-Daoud Nabi (71) yang pindah ke Selandia Baru dari Afghanistan 30 tahun silam, termasuk di antara mereka yang terbunuh di Masjid Al-Nur di Christchurch, Selandia Baru.

Menurut Omar, ayahnya yang aktif di Asosiasi Afghanistan, terbunuh ketika dia mencoba menyelamatkan orang lain dari sasaran si penembak.

“Saya diberitahu oleh sahabat ayah saya, bahwa ayahnya melompat pada orang lain untuk menyelamatkan hidup mereka,” katanya kepada Media Selandia Baru, stuff.co.nz

“Dia melompat di garis tembak untuk menyelamatkan hidup orang lain dan dia telah meninggal dunia,” tambahnya.

Saudara Omar, Yama yang berada di luar pengadilan mengatakan bahwa ayahnya telah berada di Selandia Baru selama 30 tahun.

“Saya tidak pernah mengira itu akan terjadi di Selandia Baru, ini adalah negara yang damai,” katanya.

Terungkap juga bahwa Daoud sempat menyapa Brenton dengan kalimat ‘Hello Brother’. Namun sapaannya, tak meluluhkan si penembak.

Sejumlah kerabat dan teman korban masih terus mengungkapkan penantian cemas akan berita orang-orang terkasih.

Mohammed Alam mengatakan kepada 9News bahwa dia telah kehilangan lima teman yang berada di masjid, termasuk dua dokter dan seorang bidan.

“Kami kehilangan teman, mendapat kabar bahwa mereka meninggal dunia,” katanya.

Mr Alam mengatakan salah satu dari mereka termasuk wali setempat yang tidak hanya membantu komunitas Bangladesh tetapi juga Muslim lainnya di seluruh Christchurch, khususnya wanita.

Seorang pria lain mengungkapkan bagaimana dia menunggu untuk mendengar konfirmasi jika salah satu temannya berada dalam kondisi baik-baik saja.

“Sulit, tidak terduga hal semacam ini,” katanya.

Seorang Temannya mengatakan dia bahkan tidak bisa membiarkan keluarganya mengetahui apakah dia masih hidup atau sudah meninggal dunia.

Selamat jalan yang telah berpulang dan semoga tenang di alam sana. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=t6qiIx2pH-o

Presiden Turki Ancam Teroris Yang Berani Serang Turki

0

EpochTimesId — Presiden Turki, Tayyip Erdogan menggambarkan penembakan massal yang menewaskan 50 orang di dua masjid Selandia Baru sebagai bagian dari ancaman serangan yang lebih luas terhadap Turki. Dia pun mengancam akan mengirim teroris dalam peti mati, jika mencoba melakukan serangan ke Istanbul.

Erdogan, yang berupaya menggalang dukungan untuk Partai AK pada pemilihan umum 31 Maret 2019 mendatang, menyebut serangan Selandia Baru sebagai bukti sentimen anti-Muslim global.

“Mereka menguji kami dari jarak 16.500 km, dari Selandia Baru, dengan pesan yang mereka berikan dari sana. Ini bukan tindakan individu, ini sistematis,” klaim Erdogan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Tersangka penembakan, Brenton Tarrant, 28tahun, adalah Warga negara Australia supremasi kulit putih. Dia telah didakwa dengan kasus pembunuhan pada 16 Maret 2019.

Pada kampanye pemilihan akhir pekan, Erdogan menunjukkan rekaman video penembakan, yang disiarkan langsung oleh pria bersenjata itu di Facebook. Perbuatan Erdogan mendapat protes keras dari menteri luar negeri Selandia Baru. Menlu mengatakan perbuatan itu dapat membahayakan warga Selandia Baru yang ada di luar negeri.

Erdogan juga menampilkan rangkuman dari ‘manifesto’ yang diposting online oleh penyerang. Manifesto yang sudah dihapus oleh Facebook.

Dia mengatakan pria bersenjata itu mengeluarkan ancaman terhadap Turki dan presidennya sendiri. Menurut Erdogan, Brenton ingin mengusir orang-orang Turki dari wilayah barat laut Turki, yang berada di daratan Benua Eropa. Kota terbesar di Turki, Istanbul, terbagi antara Asia di timur Bosphorus, dan Eropa di barat kawasan Bosphorus.

“Kami telah berada di sini selama 1.000 tahun dan akan berada di sini sampai kiamat,” kata Erdogan pada kampanye rapat umum pada 18 Maret 2019.

Kampanye itu sekaligus untuk memperingati kampanye Gallipoli 1915. Dimana tentara Ottoman mengalahkan pasukan pimpinan Inggris termasuk pasukan Australia dan Selandia Baru, yang mencoba untuk merebut semenanjung itu, pintu gerbang menuju Kota Istanbul.

“Anda tidak akan mengubah Istanbul menjadi Konstantinopel,” tambah Erdogan.

Dia merujuk pada nama kota itu di bawah penguasa Bizantium Kristen, sebelum ditaklukkan oleh Muslim Utsmani pada tahun 1453.

“Kakek-nenekmu datang ke sini, dan mereka kembali dengan peti mati. Jangan ragu kami akan mengirimmu kembali seperti kakekmu,” ancam Erdogan.

Erdogan terpilih kembali pada tahun 2018 dengan kekuatan baru. Akan tetapi Partai AK-nya, yang telah memerintah Turki sejak tahun 2002, kini harus memperebutkan suara dan simpati pemilih yang kecewa, karena ekonomi menyebabkan resesi. Erdogan berusaha menjual fanatisme semu dengan menyebut pemilihan lokal sebagai ‘masalah bertahan hidup’. Bertahan dalam menghadapi ancaman, termasuk dari militan Kurdi dan serangan terhadap Muslim seperti aksi penembakan di Selandia Baru.

Berbicara setelah pertemuan kabinet Selandia Baru, Menteri Luar Negeri Winston Peters mengatakan dia mengatakan kepada mitranya di Turki bahwa penggunaan rekaman video oleh Erdogan dalam kampanye pemilihan umum itu, adalah salah.

“Apa pun dari sifat yang salah menggambarkan negara ini, mengingat bahwa ini adalah individu warga negara bukan Selandia Baru, membahayakan masa depan dan keselamatan rakyat Selandia Baru dan orang-orang kami di luar negeri. Dan itu sama sekali tidak adil,” kata Peters.

Sumber pejabat senior keamanan Turki mengatakan, Tarrant telah memasuki Turki dua kali pada 2016, selama seminggu di bulan Maret dan lebih dari sebulan di bulan September 2019. Pihak berwenang Turki mulai menyelidiki segala sesuatu dari catatan hotel hingga rekaman kamera untuk mencoba memastikan alasan kunjungannya, menurut sumber itu. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Tersangka Teror Penembakan Trem Belanda Berhasil Ditangkap

0

EpochTimesId – Seorang warga negara Turki, Gokmen Tanis ditangkap polisi Belanda karena diduga melakukan penembakan terhadap para penumpang kereta trem. Tersangka membuat tiga warga meregang nyawa di sebuah trem di Belanda. Dia juga melukai beberapa orang lainnya.

Pria berusia 37 tahun itu ditangkap oleh polisi Belanda karena melakukan penembakan di Utrecht pada 18 Maret 2019.

“Tersangka utama telah ditangkap,” kata Walikota Utrecht, seperti dikutip dari Reuters.

Penembakan itu memicu kekhawatiran akan adanya serangan teroris, setelah penembakan massal di sebuah masjid di Selandia Baru pekan lalu.

Namun, kerabat Tanis mengatakan kepada media Turki bahwa tersangka menembak seorang kerabat karena ‘masalah keluarga’.

“Dia kemudian menembak orang lain yang mencoba membantu korban,” kata keluarga tersangka kepada media Turki.

Namun, para pejabat di Belanda menaikkan level ancaman teror ke level tertinggi di Provinsi Utrecht. Seluruh sekolah diperintahkan untuk libur dan tutup. Polisi juga dikerahkan di bandara dan infrastruktur vital lainnya, seperti dilaporkan oleh The Independent.

Ayah Tanis, Mehmet, yang tinggal di Turki, mengatakan bahwa putranya harus dihukum jika Dia bersalah.

“Jika dia melakukannya, dia harus membayar penalti,” katanya, dikutip dari New York Post.

Polisi anti-terorisme Belanda memasang kamera pada seekor anjing pelacak, ketika mereka bersiap untuk memasuki sebuah rumah setelah insiden penembakan di Utrecht, Belanda, pada 18 Maret 2019. (Foto : Peter Dejong/AP Photo/The Epoch Times)

Juru bicara kepolisian Belanda, Bernhard Jens mengatakan polisi tidak yakin 100 persen jika itu adalah perselisihan keluarga.

“Itu masih bisa menjadi masalah domestik. Kami akan menunggu penyelidikan sebelum mengatakan lebih banyak,” kata Bernhard.

Sementara Walikota Utrecht, Jan van Zanen mengatakan otoritas berwenang tidak bisa mengecualikan motif teror. Mereka bahkan memiliki dugaan kuat, bahwa aksi penembakan ini adalah aksi terorisme.

“Kita menganggap motif teror. Mungkin ada satu penyerang, tetapi mungkin ada lebih banyak,” ujar walikota kepada The Associated Press.

Sementara itu, Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte mengatakan para pejabat tidak bisa mengesampingkan insiden itu sebagai serangan teror.

Insiden penembakan di Belanda itu bahkan menjadi fokus perhatian aparat keamanan di negara lain. Komisaris Polisi Kota New York, James O’Neill mengatakan bahwa NYPD sedang memonitor insiden tersebut, seperti dikabarkan oleh Fox News.

“NYPD memonitor laporan tentang penembakan di trem dekat Stasiun Pusat Utrecht, pusat transportasi utama Belanda. Tampaknya tidak ada perhubungan dengan NYC saat ini. Perburuan sedang berlangsung dan motifnya sejauh ini tidak diketahui. Kami meminta semua orang untuk selalu tetap waspada,” kata O’Neill. (JACK PHILLIPS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Tiga Warga Meregang Nyawa Dalam Aksi Penembakan di Kereta Trem Belanda

0

EpochTimesId – Sebanyak tiga orang meninggal dunia setelah diberondong timah panas do Belanda. Mereka meregang nyawa dalam sebuah aksi penembakan di kota Utrecht, Belanda, yang menurut pihak berwenang diduga sebagai serangan teroris.

Polisi mengatakan tembakan terdeteksi di lebih dari satu lokasi di dalam kota. Lima orang lainnya dilaporkan terluka pada pagi hari, 18 Maret 2019 waktu setempat.

Tidak jelas apakah penyerang bertindak sendiri, atau apakah ada rencana terkoordinasi di balik penembakan itu.

“Kami tidak dapat mengesampingkan motif teroris,” kata koordinator anti-terorisme Belanda, Pieter-Jaap Aalbersberg pada konferensi pers. “Banyak yang masih belum jelas pada saat ini dan pemerintah setempat sedang bekerja keras untuk mengumpulkan semua fakta.”

Dalam insiden yang pertama untuk Belanda, tingkat ancaman dinaikkan menjadi lima, atau pada tingkat maksimum.

Serangan itu terjadi sekitar 10:45 waktu setempat. Seorang saksi mata mengatakan kepada TV lokal bahwa dia melihat seorang wanita di tanah berteriak, “Saya tidak melakukan apa-apa.”

Empat pria dilaporkan berlari untuk membantunya tetapi ditembak oleh pria bersenjata itu.

Saksi lain mengatakan bahwa, “Seorang pria mulai menembak dengan liar.”

Masjid, sekolah, dan universitas setempat dievakuasi setelah insiden itu. Polisi langsung menerbangkan tiga helikopter ke daerah itu dalam upaya untuk menemukan pria bersenjata.

Unit kontraterorisme mengepung sebuah rumah di dekat tempat penembakan terjadi tetapi tidak ada penangkapan yang dilakukan.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan penembakan itu ‘sangat mengganggu’, dan segera mengadakan pembicaraan krisis.

“Negara kita hari ini telah tersentak oleh serangan,” kata Rutte. “Laporan pertama telah menyebabkan ketidakpercayaan dan rasa jijik. Orang yang tidak bersalah telah dilanda kekerasan. Kami sekarang melakukan segala yang kami bisa untuk menemukan pelaku atau pelaku sesegera mungkin. Itu sekarang fokus penuh kami.”

Sementara itu, Walikota Utrecht Jan van Zanen mengatakan tidak lama sebelum tengah hari, sebuah penembakan terjadi di sebuah trem di Utrecht sekitar 24 Oktober 2019.

“Peristiwa mengerikan dan radikal di mana korban jatuh. Saya berkoordinasi dengan polisi dan jaksa penuntut umum. Yang paling penting saat ini adalah merawat yang terluka dan menyelidiki keadaan insiden itu. Kami tidak mengecualikan motif apa pun, bahkan serangan teroris.”

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah penembakan yang menewaskan 50 orang di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Itu adalah pembunuhan massal terburuk dalam sejarah negara itu, dan telah disebut sebagai tindakan terorisme oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern. (JOHN SMITHIES/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

 

Manifesto Penembak di Masjid Selandia Baru Mengungkapkan Dirinya Mengagumi Komunis Tiongkok

0

Jack Phillips

Epcohtimes.id- Tersangka penembakan di masjid Selandia Baru yang menewaskan 50 orang, menulis di manifestonya bahwa negara dengan nilai yang paling dekat dengan negaranya adalah komunis Tiongkok.

“Negara dengan nilai-nilai sosial dan politik terdekat dengan saya adalah Republik Rakyat Tiongkok,” demikian tulisan pernyataan yang konon ditulis oleh tersangka Brenton Tarrant, yang dituduh menembak 49 orang di Christchurch. Seorang reporter Epoch Times telah melihat dokumen-dokumen itu.

Penulis juga menggambarkan dirinya sebagai “eko-fasis” dan “sebagian besar sependapat dengan” Oswald Mosley, seorang politisi Inggris yang menjadi pemimpin Uni Fasis Inggris. Beberapa orang yang konon sayap kanan telah menyatakan dukungan mereka untuk Mosley di tempat-tempat seperti situs 8chan dan 4chan/pol.

Manifesto Brenton Tarrant

NBC News melaporkan bahwa manifesto setebal 74 halaman, yang disebut “The Great Replacement,” diunggah secara online sebelum serangan terjadi.

Penulis menyebut bahwa “Tiongkok akan menjadi negara paling dominan di dunia pada abad ini,” menambahkan bahwa itu karena negara ini “kurang keanekaragaman.”

Manifesto itu juga mencantumkan tanya jawab. “Apakah Anda seorang pendukung Donald Trump?” Penulis manifesto menjawab. “Sebagai simbol identitas kulit putih yang diperbarui dan tujuan bersama? Yakin. Sebagai pembuat kebijakan dan pemimpin? Ya tuhan, tidak. ”

“Sir Oswald Mosley adalah orang dari sejarah yang paling dekat dengan kepercayaan saya sendiri,” kata penulis itu, seraya menambahkan bahwa mereka tidak memiliki banyak antipati terhadap orang Yahudi.

“Apakah kamu anti-semit?” Tanya penulis kepada diri mereka sendiri. “Tidak. Yahudi yang tinggal di Israel bukanlah musuhku, asalkan mereka tidak berusaha untuk menumbangkan atau membahayakan rakyatku. ”

Menurut The Associated Press, manifesto yang konon ditulis oleh Tarrant mirip dengan yang ditulis oleh pembunuh massal Norwegia Anders Behring Breivik.

Magnus Ranstorp dari Swedish National Defense College mengatakan kepada AP bahwa penembak Selandia Baru itu menentang imigrasi massal dan “sampai batas tertentu memiliki tema yang sama dengan Breivik,” yang memposting manifesto 1.500 halaman online sebelum melakukan serangan 2011 silam.

Pengacara Breivik, Oeystein Storrvik, dikutip oleh AP mengatakan bahwa kliennya memiliki “kontak yang sangat terbatas dengan dunia sekitarnya sehingga tampaknya sangat tidak mungkin dia memiliki kontak” dengan Tarrant atau orang lain.

Ranstorp mengatakan bahwa penembak Selandia Baru itu bersesumbar dia ingin meninggalkan penjara setelah 27 tahun. Dia juga menyamakan dirinya dengan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Bahkan,  dia mengklaim akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian.

“Namun teroris ekstrimis narsis sayap kanan lain yang memiliki dunia fantasi yang terdistorsi,” tulis Ranstorp sebagaimana dilaporkan AP.

Sekitar jam 1:30 siang (0030 GMT) pada Jumat (15/3/2019), pengguna anonim menulis di grup “Saya akan melakukan dan menyerang terhadap penjajah, dan bahkan akan menyiarkan serangan melalui Facebook,” unggah tulisan itu termasuk gambar dan meme Nazi.

Tulisan itu menampilkan tautan ke manifesto 74 halaman yang sama termotivasi oleh “genosida putih,” istilah yang digunakan oleh supremasi kulit putih untuk menggambarkan imigrasi dan pertumbuhan populasi minoritas. Tulisan ini terhubung ke halaman Facebook dengan pengguna brenton.tarrant.9 yang disiarkan secara langsung.

Nolwenn Bervas, kepala analis terorisme di Risk Advisory Group, menjelaskan kepada Reuters: “Jumlah informasi dan propaganda yang terkait dengan sayap kanan-kanan, sayap-kiri atau jihadisme luas dan dapat diakses.”

“Salah satu pelaku Christchurch memposting manifestonya online sebelum serangan di mana dia menulis bahwa dia menerima/meneliti/ engembangkan kepercayaannya di Internet, menambahkan ‘Anda tidak akan menemukan kebenaran di tempat lain,” katanya.

“Dia mengutip orang-orang seperti Dylan Roof atau Anders Breivik sebagai inspirasi, yang juga meneliti dan mengembangkan kepercayaan mereka secara online,” kata Bervas. (asr)

Reuters berkontribusi pada laporan ini via The Epochtimes

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=4uCJcxw3lDk

Pasca Banjir Bandang di Sentani, Papua, 79 Jiwa Meninggal Dunia dan 43 Hilang

0

Epochtimes.id. Jumlah korban banjir bandang yang menerjang Sentani, Papua terus bertambah. Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban.

“Hingga 18/3/2019 pukul 15.00 WIB, banjir bandang yang terjadi di Sentani, Jayapura, Papua pada Sabtu (16/3) pukul 21.30 waktu setempat telah menyebabkan 79 jiwa meninggal dunia dan 43 jiwa belum ditemukan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas, BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya.

Menurut Sutopo, ke-72 jiwa korban meninggal teridentifikasi di Kabupaten Jayapura, sisanya berada di Kota Jayapura. Terkait dengan korban hilang, 34 jiwa diidentifikasi di Kampung Milimik Sentani, 6 di Komplek Perumahan Inauli Advent dan 3 di Doyo Baru.

Sementara itu, 4.728 jiwa mengungsi di 6 titik pos penampungan. Jumlah penyintas terbesar, yaitu 1.450 jiwa, terdapat di BTN Gajah Mada. Kelima pos penampungan yang lain berlokasi di Posko Induk Gunung Merah menampung 1.273 jiwa, BTN Bintang Timur 600 jiwa, Sekolah HIS Sentani 400 jiwa, SIL Sentani 300 jiwa, dan Doyo Baru 203 jiwa.

Sementara itu, 11.725 keluarga terdampak akibat banjir bandang yang dipicu oleh hujan ekstrem yang berlangsung selama 7 jam tersebut. Upaya penanganan pemerintah daerah setempat telah dilakukan sejak hari pertama pascabanjir bandang.

Pos Komando yang didirikan di Kantor Bupati Jayapura telah melayani korban luka dan terdampak melalui pelayanan medis maupun dapur umum.

Pelayanan medis telah didukung kembali oleh operasional rumah sakit yang telah berfungsi kembali, seperti RSUD Yowaris, sedangkan RS Dian Harapan, RS Bhayangkara, RS Abepura dan RS Aryoko difungsikan sebagai rumah sakit rujukan.

Pemerintah daerah setempat bersama dinas terkait, TNI, dan Polri melakukan upaya pemulihan dini seperti pembersihan kayu gelondongan, bebatuan, puing-puing dan material lain dengan alat berat.

Di samping itu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura mengerahkan 4 unit ekskavator, 4 wheel loader (traktor dengan roda karet untuk mengangkut material), dan 10 dump truck (truk jungkit) untuk pembersihan ruas Jalan Nasional Jayapura-Sentani-Kemiri sepanjang 70 km yang tertutupi lumpur dan pohon tumbang.

Banjir bandang ini menerjang sembilan kelurahan dengan tiga Tiga kelurahan yang mengalami kerusakan parah adalah Dobonsolo, Doyo Baru dan Hinekombe. Kesembilan kelurahan yang terdampak adalah Kelurahan Dobonsolo, Hinekombe, Hobong, Ifale, Ifar Besar, Keheran, Sentani Kota, Sereh, dan Yobhe.

Banjir menyebabkan rumah rusak berat 350 unit dan rumah terendam di BTN Bintang Timur Sentani 211 unit. Sejumlah fasilitas umum juga mengalami rusak berat, yaitu sekolah 8 unit, tempat ibadah 3 unit, drainase 8 unit dan jembatan 3 unit.

Terkait dengan penanganan pascabanjir, Presiden RI Joko Widodo telah memerintahkan BNPB segera mengevakuasi korban bencana banjir bandang.

Prioritas evakuasi bertujuan untuk menghindari bertambahnya jumlah korban meninggal duni dan luka-luka. Di samping itu Jokowi memerintahkan penghijauan dan penanaman kembali hutan di hulu sungai yang bermuara di Danau Sentani.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo telah melaporkan kepada presiden terkait dampak bencana dan penanganan darurat saat ini. BNPB dan kementerian/lembaga terkait sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan dan bantuan kepada pemerintah daerah setempat. (asr)

 

Pendanaan Tiongkok untuk Membangun Jembatan Finlandia-Estonia Dipertanyakan oleh Warga Setempat

0

Oleh Frank Fang, Epoch Times

EpochTimesId – Di Eropa, pendanaan Tiongkok untuk usulan terowongan kereta api bawah laut yang menghubungkan Finlandia dengan Estonia meningkatkan kekhawatiran di kedua negara.

Terowongan tersebut, yang akan membentang Teluk Finlandia dan menghubungkan ibu kota Finlandia yaitu  Helsinki dengan ibu kota Estonia yaitu Tallinn, telah menjadi topik pembicaraan antara kedua negara selama bertahun-tahun. Kereta api tersebut akan memangkas waktu perjalanan antara dua ibu kota tersebut menjadi sekitar 20 menit dibandingkan perjalanan menggunakan feri selama dua jam saat ini.

Sering ada perjalanan lintas batas antara kedua negara. Puluhan ribu orang Estonia bepergian melintasi Teluk Finlandia untuk bekerja di daerah Helsinki, sementara ibu kota Estonia adalah tujuan wisata populer bagi orang Finlandia.

Saat ini, pengusaha Finlandia bernama Peter Vesterbacka dan perusahaannya bernama FinEstBay Area Development, sedang memimpin upaya untuk membangun terowongan tersebut, yang diperkirakan menelan biaya antara 15-20 miliar euro (17-23 miliar dolar Amerika Serikat). Perusahaan tersebut memimpikan  terowongan tersebut, yang terdiri dari kereta api untuk transportasi barang dan kereta api lain untuk transportasi penumpang, akan beroperasi pada akhir tahun 2024.

Pada Desember tahun lalu, FinEstBay Area Development memperoleh pendanaan eksternal sebesar 100 juta euro (113 juta dolar Amerika Serikat) dari perusahaan konstruksi yang berbasis di Dubai, yaitu ARJ Holding, menurut Reuters.

Pada 8 Maret 2019, FineEstBay Area Development mengumumkan di situs webnya bahwa mereka telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) sebesar 15 miliar euro (16,8 miliar dolar Amerika Serikat) dalam hal pembiayaan dari Touchstone Capital Partners, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Inggris yang khusus berbisnis dengan Tiongkok. Hasil kesepakatan tersebut adalah Touchstone Capital Partners akan menjadi pemegang saham minoritas dalam proyek tersebut.

Kenny Song, ketua dan pendiri Touchstone Capital Partners, menggambarkan terowongan tersebut  sebagai “fokus bersama antara Estonia dan Finlandia di Asia-Eropa.”

Menurut Reuters, FineEstBay Area Development belum mendapatkan persetujuan dari pemerintah Finlandia dan Estonia, atau Uni Eropa.

Rincian lebih lanjut mengenai pembiayaan Touchstone Capital Partners dan negosiasi menjelang penandatanganan MoU diterbitkan dalam artikel 8 Maret 2019 oleh surat kabar Finlandia yaitu Helsingin Sanomat.

Menurut Helsingin Sanomat, negosiasi antara FineEstBay Area Development dan Touchstone Capital Partners dimulai ketika Yan Jinxiu, wakil direktur Akademi Kereta Api Tiongkok, yang merupakan anak  perusahaan milik negara Tiongkok yaitu China Railway Group, mengunjungi kota Vantaa di Finlandia untuk berpartisipasi dalam seminar mengenai terowongan setempat di September tahun lalu. Saat ini Yan Jinxiu juga menjadi anggota komite akademik Partai Komunis Tiongkok, menurut situs web komite akademik Partai Komunis Tiongkok.

Kekhawatiran

Touchstone Capital Partners akan membiayai pembangunan terowongan tersebut melalui dana One Belt One Road (OBOR) sebesar 100 miliar dolar Amerika Serikat, menurut Helsingin Sanomat.

Menurut situs web perusahaan Touchstone Capital Partners, mereka mendirikan dana investasi untuk membantu menghubungkan perusahaan milik negara Tiongkok dengan perusahaan internasional untuk bersama-sama berinvestasi dalam proyek One Belt One Road (OBOR)— ”dengan fokus khusus pada energi terbarukan, teknologi tinggi, infrastruktur, perumahan dan industri pariwisata.”

Touchstone Capital Partners memanfaatkan inisiatif OBOR Tiongkok, yang dimulai pada tahun 2013 dengan tujuan membangun jaringan perdagangan darat dan laut yang berpusat di Beijing dengan membiayai proyek infrastruktur di seluruh Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.

Touchstone Capital Partners berbangga diri bahwa pihaknya menandatangani perjanjian strategis dengan banyak perusahaan milik negara Tiongkok yang dapat bertindak sebagai kontraktor mesin dan konstruksi untuk melaksanakan proyek OBOR. Dalam hal pembiayaan, perusahaan tersebut menunjukkan bahwa mereka memiliki perjanjian dengan investor terkemuka Tiongkok, seperti kepercayaan, swasta, dan dana pemerintah.

Perusahaan juga mengklaim memiliki akses mendapatkan modal dari bank kebijakan Tiongkok, seperti China Development Bank, Bank Ekspor-Impor Tiongkok, dan Bank Industri dan Komersial Tiongkok.

Niat Touchstone Capital Partners berinvestasi untuk terowongan ini telah dipertanyakan oleh Jyrki Kallio, peneliti senior di Institut Hubungan Internasional Finlandia, berdasarkan artikel pendapatnya pada tanggal 12 Maret 2019 yang diterbitkan di surat kabar bisnis Finlandia yaitu Kauppalehti.

“Dari sudut pandang Tiongkok, proyek terowongan ini akan bernilai, jika terowongan itu memiliki hubungan ke pelabuhan di pantai Samudra Arktik,” kata Jyrki Kallio. Jyrki Kallio menambahkan bahwa  proyek terowongan ini tampaknya tidak sesuai dengan agenda OBOR Beijing.

Sebagai bagian dari OBOR, Tiongkok telah menyatakan minatnya untuk menciptakan rute pengiriman baru yang melewati Kutub Utara, mengambil keuntungan dari lapisan es Kutub Utara yang mencair. Rute, yang disebut “Rute Laut Utara” oleh Beijing, yang akan menghemat uang dan waktu dibandingkan dengan rute pengiriman tradisional melalui Terusan Suez.

Jyrki Kallio memperingatkan bahwa karena “ada perusahaan milik negara Tiongkok yang penting secara strategis di belakang pemodal, jadi ini sebagian besar merupakan tindakan yang dioperasikan oleh negara Tiongkok.”

Uusi Suomi, sebuah surat kabar harian lokal Finlandia, memuat tajuk rencana pada tanggal 9 Maret 2019, menyebut Touchstone Capital Partners sebagai “alat komunis Tiongkok untuk menerapkan One Belt, One Road.” Tajuk rencana itu juga menunjukkan jika kesepakatan itu dijalankan, pada akhirnya Tiongkok dapat mengambil kendali terowongan karena akan sebagai kreditor.

Urmas Paet, mantan menteri luar negeri Estonia dan saat ini menjadi anggota Parlemen Eropa, juga mengeluarkan peringatan dalam sebuah pernyataan kepada Kantor Berita Estonia, dengan mengatakan bahwa ” terlalu tinggi risiko yang terkait dengan menggunakan uang dari perusahaan negara Tiongkok,” menurut New Eropa, surat kabar mingguan berbahasa Inggris yang berbasis di Brussels. Urmas Paet mendesak pemerintah Estonia untuk berusaha mendapatkan pendanaan dari Uni Eropa. (Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=WqMdrdWjDCE

Kekerasan Berkobar di Prancis Ketika Aksi Rompi Kuning Memasuki Bulan Keempat

0

EpochTimesId — Para perusuh membakar sebuah bank dan menggeledah toko-toko di Champs-Elysees Avenue, Paris, Prancis pada 16 Maret 2019 waktu setempat. Kerusuhan itu muncul dalam ledakan kekerasan terbaru, ketika aksi ‘rompi kuning Prancis’ yang memprotes Presiden Emmanuel Macron dan reformasi pro-bisnisnya, memasuki bulan keempat.

Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air, ketika protes berubah menjadi aksi kekerasan setelah berminggu-minggu relatif tenang. Aksi rompi-kuning kini telah mengalami penurunan jumlah peserta.

Sebuah cabang dari Bank Banque Tarneaud dilalap api. Petugas pemadam kebakaran diterjunkan untuk menyelamatkan seorang wanita dan bayinya dari gedung tersebut. Sebanyak 11 warga dikabarkan menderita luka ringan, menurut departemen pemadam kebakaran.

Para perusuh juga membakar sebuah toko tas tangan dan dua kios koran di Champs-Elysees Avenue. Sementara itu, api unggun berserakan terbakar di tengah-tengah jalan raya.

Para demonstran dilaporkan melemparkan batu-batu besar ke arah polisi anti huru hara, ketika kabut asap gas air mata menyapu mereka di depan monumen Arc de Triomphe. Kawan yang menjadi lokasi puncak protes pada bulan Desember 2018 silam.

Polisi menangkap hampir 240 pengunjuk rasa, ketika para perusuh menjarah toko-toko di sekitar Champs-Elysees dan menghancurkan restoran kelas atas Fouquet.

Tenda kanvas kemudian dibakar di Swanky Brasserie, yang dikenal di seantero Perancis sebagai tempat politisi konservatif, Nicolas Sarkozy merayakan kemenangan pada pemilihan presiden pada tahun 2007.

Macron mempersingkat perjalanan ski akhir pekan di Pyrenees untuk kembali ke ibukota pada 16 Maret 2019, untuk pertemuan krisis dengan para menterinya.

“Kami melekat pada hak-hak konstitusional, tetapi kami memiliki orang-orang yang dengan segala cara hanya ingin membuat kehancuran bagi republik, untuk menghancurkan dan menghancurkan, bahkan dengan risiko membuat orang terbunuh,” kata Macron.

“Saya ingin kita menganalisis hal-hal dengan sangat tepat dan secepat mungkin mengambil keputusan yang kuat dan saling melengkapi sehingga ini tidak terjadi lagi,” katanya kepada anggota parlemen.

Polisi mengatakan sebanyak 42 pengunjuk rasa, serta 17 petugas mereka, dan satu petugas pemadam kebakaran terluka.

Kementerian dalam negeri memperkirakan ada 10.000 orang berpartisipasi dalam aksi protes akhir pekan kemarin di Paris. Jumlah itu melonjak jika dibandingkan dengan hanya 3.000 pada hari Sabtu pekan sebelumnya. Secara nasional, pengunjuk rasa diperkirakan mencapai 32.300, dibandingkan dengan 28.600 pada minggu sebelumnya.

Seorang pengunjuk rasa berjalan melewati tulisan grafiti ‘Paris Burns’ ketika demonstrasi oleh gerakan ‘rompi kuning’ meletus di Paris pada 16 Maret 2019. (Foto : Benoit Tessier/Reuters/The Epoch Times)

Kekerasan Ultra
Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan bahwa, meskipun protes itu relatif kecil, ada lebih dari 1.500 orang uang sangat kejam, keluar mencari masalah.

“Mereka memutuskan, mungkin sebagai angsa, dan saya menggunakan kata-kata mereka, datang untuk menyerang Paris. Lebih dari 1.400 petugas polisi dikerahkan,” kata Castaner.

Sebuah aksi terpisah yang damai menentang kebijakan perubahan iklim melalui pusat kota Paris menarik sebanyak 36.000 orang, menurut perkiraan polisi. Sekitar 145.000 orang berbaris secara nasional.

Para pemrotes rompi kuning telah berjanji untuk menarik jumlah yang lebih besar dalam menyemarakkan bulan keempat aksi sejak gerakan meletus pada pertengahan November 2018. Ketika itu, aksi muncul karena kebijakan kenaikan pajak bahan bakar yang akhirnya dibatalkan, dan mahalnya biaya hidup.

Mereka mengambil nama dari ‘rompi visibilitas tinggi’ yang harus disimpan oleh pengemudi Prancis di mobil mereka. Rompi itu juga dikenakan oleh pengunjuk rasa, dengan jumlah massa yang terus membengkak menjadi gerakan yang lebih luas terhadap Macron, reformasinya, dan elitisme hingga akhir Desember.

Namun, demonstrasi mingguan, yang diadakan setiap hari Sabtu di Paris dan kota-kota lain, secara umum semakin kecil sejak Desember 2018. Simpatisan massa menurut sejak Paris mengalami beberapa vandalisme terburuk dan penjarahan dalam beberapa dekade, yang dilakukan oleh sebagian kecil demonstran.

Setelah lonjakan kekerasan, Macron menawarkan paket konsesi senilai lebih dari 10 miliar euro ($ 11 miliar) yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pekerja dan pensiunan termiskin.

Pemerintahnya memerintahkan polisi untuk menindak aksi protes pada bulan Januari, yang mengarah kepada pengaduan kebrutalan polisi.

Mantan bankir investasi berusia 41 tahun itu juga meluncurkan serangkaian debat nasional yang bertujuan menentukan kebijakan apa yang ingin difokuskan oleh pemerintah. Protes 16 Maret bertepatan dengan berakhirnya perdebatan. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

BNPB Ingatkan Waspadai Banjir dan Longsor Akibat Anomali Cuaca di Wilayah Yogyakarta

0

Epochtimes.id. Fenomena alam peningkatan aliran udara basah dari Asia menuju wilayah Jawa teridentifikasi berlangsung hingga dua hari ke depan. Demikian juga siklon tropis Savannah dapat berdampak pada ketersediaan uap air yang melimpah terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Jawa.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir prakiraan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Yogyakarta hingga 20 Maret 2019.

Wilayah kabupaten yang teridentifikasi adalah Kulon Progo (Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang), Sleman (Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, Prambanan), Kota Yogyakarta, Bantul (Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Piyungan, Jetis, Imogiri, Dlingo), dan Gunungkidul (Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Patuk, Paliyan, Wonosari, Karangmojo, Semin, Ponjong).

Sehubungan dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG telah mengeluarkan imbauan waspada kepada warga Yogyakarta.

Potensi ancaman bahaya akibat cuaca ekstrem adalah banjir dan longsor. Di samping itu, angin kencang dapat berpotensi untuk merobohkan pohon maupun baliho, serta ancaman hujan yang disertai petir.

Kemarin (17/3) beberapa wilayah Yogyakarta, seperti Kulon Progo, Gunug Kidul, dan Bantul mengalami banjir dan longsor. Berikut ini laporan kejadian di wilayah terdampak di Yogyakarta.

Empat kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Panjatan, Wates, Sentolo, dan Temon, mengalami genangan. Masih di kabupaten ini, longsor terjadi di Kecamatan Kokap dan Girimulyo. Sejumlah 580 warga mengungsi di 6 titik pos penampungan.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu (17/3) pukul 02.45 WIB, kemungkinan penyintas terus bertambah karena sampai saat ini masih dalam proses evakuasi untuk daerah Bendungan Kecamatan Wates.

Sembilan wilayah kecamatan terdampak longsor teridentifikasi di Kabupaten Gunung Kidul adalah Wonosari, Purwosari, Semanu, Panggang, Tepus, Playen, Tanjungsari, Gedangsari, Karangmojo dan Patuk. Insiden ini menyebabkan 39 orang mengungsi di sanak famili.

Wilayah terdampak paling banyak terdapat di Kabupaten Bantul meliputi 14 Kecamatan 35 Desa, dengan rincian 26 desa tersebar di 10 Kecamatan terdampak banjir dan 9 Desa di 4 Kecamatan terdampak longsor.

Sementara itu, angin kencang menyebabkan pohon tumbang di 12 titik yang tersebar 10 Kecamatan 12 Desa. Sampai saat ini terdapat 17 titik evakuasi dengan jumlah penyintas sebanyak 4.427 Jiwa. Dengan jumlah warga terdampak keseluruhan untuk seluruh wilayah DIY sebanyak 5.046 jiwa yang bermalam di lebih dari 23 titik pos evakuasi dan terdapat 2 korban meninggal dunia akibat longsor dan 3 lainnya masih dalam pencarian.

Pohon tumbang juga dilaporkan BPBD Kabupaten Sleman terjadi di Kecamatan Sayegan dan Minggir, sedangkan pohon tumbang di Kota Yogyakarta terjadi di kecamatan Kotagede. Genangan akibat hujan lebat terjadi di Umbulharjo dan sumur longmsor di Mergangsan.

“BPBD kabupaten/kota dan Yogyakata serta dinas-dinas terkait telah melakukan upaya penanganan darurat. Penyelamatan dan pertolongan masih terus dilakukan,” pungkas Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya. (asr)

Aktivis Anti Korupsi Menangi Putaran Pertama Pilpres Slowakia

0

EpochTimesId — Zuzana Caputova, seorang aktivis antikorupsi, memenangkan putaran pertama pemilihan presiden Slovakia pada 16 Maret 2019. Aktivis yang tidak memiliki pengalaman sebagai pejabat publik itu memenangkan kompetisi yang sengit menghadapi kandidat partai Smer yang berkuasa.

Para pemilih tampaknya menolak memberikan suara kepada Smer, setahun setelah kasus pembunuhan seorang jurnalis yang memicu protes massa. Namun, calon presiden Maros Sefcovic dari partai tersebut, seorang Komisaris Uni Eropa, berhasil memperoleh dukungan dari pemilih yang lebih menyukai stabilitas politik daripada perubahan yang ditawarkan oleh Caputova.

Pembunuhan terhadap Jan Kuciak, yang memberitakan kasus penipuan yang melibatkan pengusaha, memicu protes anti-pemerintah terbesar di Slovakia sejak komunisme berakhir tiga dekade sebelumnya. Kasus penipuan melibatkan pengusaha yang memiliki koneksi politik. Sehingga kasus pembunuhan itu juga menyebabkan pengunduran diri perdana menteri saat itu, pemimpin Smer, Robert Fico.

Pemerintah Smer usai kasus itu tetap berkuasa. Akan tetapi, popularitas partai itu terus merosot. Pada peringatan setahun pertama pembunuhan terhadap Kuciak, ribuan warga Slowakia berdemonstrasi untuk memprotes apa yang mereka lihat sebagai kurangnya tindakan pemerintah terhadap korupsi yang diungkap oleh sang Wartawan.

Kini, dengan hasil dari 99,4 persen TPS yang telah dihitung, Caputova berada di posisi terdepan dengan 40,5 persen suara, jauh di depan Sefcovic, yang memiliki 18,7 persen.

Tidak ada kandidat yang memperoleh suara mayoritas mutlak dalam pemilu di negara anggota Uni Eropa dan anggota NATO itu. Sehingga kedua capres itu akan mengikuti pemilu putaran kedua pada 30 Maret 2019, dengan pemegang hak pilih sebesar 5,4 juta jiwa.

Caputova didukung oleh Presiden Andrej Kiska, yang tidak mengikuti pemilihan presiden kali ini. Kini, dia berjanji untuk mengakhiri apa yang dia sebut sebagai penangkapan negara atas pesanan orang-orang di belakang layar. Namun, dia justru akan mempertahankan arah kebijakan luar negeri Slovakia.

“Saya melihat pesan dari para pemilih sebagai seruan kuat untuk perubahan,” kata Caputova kepada wartawan, pada 17 Maret 2019 setelah kemenangannya di putaran pertama mulai semakin jelas.

Presiden Slovakia tidak memiliki kekuasaan pemerintahan sehari-hari. Akan tetapi, kepala negara diantaranya memiliki hak veto atas penunjukan jaksa dan hakim senior, yang sangat penting dalam perang melawan korupsi.

Pembunuhan Kuciak dan tunangannya, yang ditembak mati di sampingnya, masih dalam penyelidikan. Terobosan terbesar hingga saat ini terjadi hanya dua hari sebelum pemungutan suara dilakukan. Jaksa penuntut khusus mengatakan mereka telah mendakwa pengusaha Marian Kocner.

Pengusaha itu adalah subjek liputan almarhum Kuciak. Pengusaha yang dikenal memiliki koneksi pada seluruh panggung politik, termasuk dengan Smer. Dia disebut-sebut memerintahkan pembunuhan terhadap sang wartawan.

“Caputova memiliki sejarah perjuangan untuk rakyat jelata, sebagai pengacara kepentingan publik dan membawa gaya non-konfrontatif dan nilai-nilai liberal yang sangat dibutuhkan dalam debat publik,” kata Ivan Musak, 52, kepada Reuters di sebuah tempat pemungutan suara di Bratislava.

Tetapi pandangannya yang pro hak-hak LGBT, kini dapat mengalihkan suara pemilih untuk memilih lawannya pada pilpres putaran ke-dua. Sebab, mayoritas rakyat di negara itu beraliran politik sosial konservatif, menurut para analis.

“Sefcovic, yang menggambarkan dirinya sebagai seorang Kristen, adalah kandidat yang berpengalaman dalam dunia politik dan memiliki jaringan luas di luar negeri. Dia telah meluncurkan kampanye untuk putaran kedua dengan pernyataan agresif terhadap Caputova,” kata sosiolog Sona Gyarfasova.

Sona menambahkan, Dia akan berusaha memobilisasi mereka yang tidak memberikan suara kepadanya pada pemilihan pertama.

Hakim Mahkamah Agung dan mantan menteri kehakiman, Stefan Harabin, yang berjanji untuk memerangi imigrasi, berada di urutan ketiga dengan 14,4 persen suara. Sementara pemimpin partai sayap kanan parlemen, Marian Kotleba, berada di urutan keempat dengan 10,6 persen suara.

Keduanya menyebut Caputova sebagai ekstrim kiri dan terlalu liberal. Sehingga suara mereka berpotensi mengarah kepada Sefcovic. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Ratusan Konten Terkait Tragedi Berdarah di Selandia Baru Diblokir

0

Epochtimes.id- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan Kementerian Kominfo telah melakukan penapisan video rekaman tragedi berdarah di Selandia Baru. 

“Sejak Jumat siang ini telah menapis video rekaman penembakan yang beredar di internet dan media sosial. Sudah sekitar 500 posting konten yang ditapis dari berbagai platform sampai sore ini,” ungkapnya kepada netizen dalam akun twitter pribadinya @rudiantara_id.

Menteri Kominfo menyatakan platform Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya  telah bekerja sama melakukan penapisan konten tersebut. 

“Kerja sama juga dilakukan dengan instansi pemerintah lainnya,” tegasnya.

Menurut Rudiantara, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengencam keras kejadian itu dan menyampaikan duka mendalam kepada korban. 

 Indonesia sangat mengecam keras aksi kekerasan seperti ini. Saya juga menyampaikan duka yang mendalam kepada para korban yang ada dari aksi tersebut,” ujar Rudiantara mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo.

Menteri Kominfo mengimbau agar masyarakat tidak menyebarluaskan konten video ataupun tautan konten kekerasan yang brutal.

“Kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut menyebarkan video atau tautan terhadap konten kekerasan yang brutal tersebut. Kominfo akan terus memantau dan mengupayakan dengan maksimal penapisannya,” ungkapnya. (asr)

Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Lombok Timur, 2 Orang Meninggal Dunia dan Ratusan Rumah Rusak

0

Epochtimes.id- Gempabumi tektonik kembali mengguncang Lombok Timur. Gempa dengan kekuatan M 5,4 berpusat di darat pada 20 km arah utara Kota Selong Kabupaten Lombok Timur, NTB pada kedalaman 19 km pada Minggu (17/3/2019) pukul 14.07 WIB. Selang dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempabumi susulan dengan M=5,1 dengan kedalaman 10 km.

BMKG mencatat gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho merilis gempa dirasakan kuat selama 2-5 detik di Lombok Timur. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Beberapa bangunan ada yang roboh dan rusak.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Lombok Timur, dampak gempa telah menyebabkan 2 orang meninggal dunia, 44 orang luka-luka, 32 unit rumah roboh dan 499 unit rumah rusak sedang dan rusak ringan.

Dua orang meninggal dunia adalah wisatawan asal Malaysia yang tertimpa material longsoran akibat adanya gempa di kawasan Air Terjun Tiu Kelep, Kabupaten Lombok Utara yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani.

Satu korban meninggal sudah diidentifikasi atas nama Tommy (14 tahun) warga Malaysia, sedangkan yang satunya belum dapat diindentifikasi.

Korban luka-luka sebanyak 44 orang dimana 36 orang warga Indonesia dan 8 orang WNA Malaysia.

Sebanyak 36 wisatawan (22 wisatawan dari Malaysia dan 14 wisatawan nusantara) telah berhasil dievakuasi dari kawasan Air Terjun Tiu Kelep di Lombok Utara.

Selain itu sekitar 50 orang berhasil dievakuasi dari Pos 2 ke Pos 3 di Gunung Rinjani dalam kondisi aman. Mereka adalah tim survai jalur pendakian Gunung Rinjani yang berasal dari TNGR, BPBD NTB, Geopark, Porter, PVMBG, Orplas, TO, TNI, dan Polri.

“Penanganan darurat masih dilakukan. BPBD berkoordinasi dengam berbagai pihak seperti TNI, Polri, BMKG, Basarnas, SKPD, Tagana, relawan dan lainnya. Tim Reaksi Cepat BPBD melakukan kaji cepat dan pendataan dampak gempa,” jelas Sutopo. (asr)

 

Anak Asuh Dimanfaatkan untuk Tunjangan Kesehatan Pelaku Dijebloskan ke Penjara Rusia

0

EpochTimesId – Seorang wanita Rusia dijatuhi hukuman penjara selama enam tahun, gara-gara klaim tunjangan kesehatan untuk anak asuhnya. Dia kemudian terungkap membiarkan sang anak kelaparan, dan bahkan tega membiusnya demi mengajukan klaim manfaat asuransi kesehatan yang kemudian dihabiskan untuk berfoya-foya.

“Pengadilan menjatuhkan hukuman pada Lyubov Korotkova di balik jeruji besi, dan memerintahkan ibu angkat untuk membayar lebih dari $ 65.000 dalam bentuk tunjangan kesehatan anak-anak dan tunjangan cacat. Dia juga diperintahkan untuk mengkompensasi korban dengan $ 10.500 untuk kerusakan moral,” tulis putusan pengadilan, seperti dikutip dari The Daily Mail.

Korotkova sebelumnya dinyatakan bersalah atas dakwaan dengan sengaja membuat cedera serius pada anak di bawah umur dalam keadaan tidak berdaya. Dia juga melakukan kekejaman, penghinaan, dan penyiksaan khusus.

Para jaksa berpendapat dia telah membiarkan sang anak kelaparan dan membius seorang anak yatim piatu, dalam perawatannya selama delapan tahun. Perbuatan itu dilakukan sambil mengumpulkan puluhan ribu dolar tunjangan kesehatan dari negara.

Korotkova mengaku tidak bersalah.

Penyalahgunaan yang Mengerikan
Penindasan Korotkova terhadap bocah itu dimulai ketika anak itu berusia 3 tahun. Kekerasan berlanjut sampai anak itu berusia 11 tahun, dan menyebabkannya hidup dalam keadaan kritis.

“Kekurangan gizi begitu parah sehingga bocah 11 tahun itu memiliki berat badan selayaknya anak empat tahun,” kata Svetlana Petrenko, dari Komite Investigasi Federal Rusia, seperti dikutip oleh The Sun.

“Dia membuat anak asuhnya kelaparan dan memanfaatkannya untuk mengambil obat medis, guna membangun manifestasi klinis penyakit perut,” kata sumber penegak hukum yang dikutip oleh The Metro.

Korotkova juga menyekolahkan anak itu, agar tidak menimbulkan kecurigaan otoritas sekolah di kota Magadan. Dia juga diduga membohongi suaminya, dan bahkan dipuji sebagai pahlawan oleh warga lokal karena merawat anak yang sakit parah.

“Selama delapan tahun dia sengaja tidak memberi makan anak asuhnya untuk mendaftarkannya sebagai orang cacat dan menerima tunjangan dan pembayaran penyakit,” kata Petrenko, seperti dikutip The Daily Mail.

Penyelidik menuduhnya sengaja membuat rencana untuk menipu dokter agar mengira bocah itu menderita penyakit serius.

“Selama bertahun-tahun, wanita itu menemui banyak dokter yang berbeda dengan anaknya, meminta mereka memeriksanya untuk beberapa penyakit, termasuk kanker.

“Akibatnya, para dokter, yang ditipu, tidak dapat menentukan diagnosis yang tepat.”

“Setelah menipu dokter, dia berhasil mendaftarkan anaknya sebagai anak cacat, dan mulai menerima bantuan keuangan, kompensasi, dan tunjangan lainnya.”

The Mail melaporkan bahwa Korotkova telah menghabiskan uang tunai tunjangan dari negara untuk kehidupan mewah pribadi.

Rencananya terungkap ketika seorang dokter senior yang memeriksa anak itu menyimpulkan bahwa dia benar-benar sehat, terlepas dari kerusakan yang sengaja ditimbulkan oleh ibu asuhnya.

Tipu muslihat Korotkova begitu meyakinkan. Bahkan, beberapa pejabat lokal sempat membelanya dan menentang penyelidik federal.

Walikota Kota Yury Grishan bahkan meminta anak itu dikembalikan kepadanya, menurut The Metro.

Para pegiat sosial juga membelanya, dan berusaha menghalangi upaya-upaya untuk mengeluarkan bocah itu dari hak asuh perempuan itu, The Mail melaporkan.

Ombudsman anak-anak federal, Anna Kuznetsova dilaporkan turun tangan dalam kasus ini untuk mencegah bocah itu kembali ke tangan ibu asuh tersebut.

Pengadilan akhirnya menyimpulkan bahwa Korotkova bersalah menganiaya anak itu dengan cara yang kejam, yang dapat disamakan dengan penyiksaan.

Anak itu kini dirawat oleh otoritas kesejahteraan anak Rusia, dan dibawa ke Moskow untuk perawatan khusus. Bocah itu dikatakan berada di bawah perawatan permanen psikolog Svetlana Suleimanova, yang merawat bocah itu setelah Dia dibebaskan dari kehidupannya yang menyedihkan bersama Korotkova. (TOM OZIMEK/The EPoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Demo Anti Sosialis Venezuela dan Kuba Menular ke Nikaragua

0

EpochTimesId – Para pengunjuk rasa yang menargetkan Presiden Nikaragua, Daniel Ortega turun ke jalan pada 16 Maret 2019 waktu setempat. Mereka menuntut pembebasan semua tahanan politik, dan memanaskan krisis politik yang telah menghantam negara itu sejak tahun lalu.

Penyelenggara protes dan saksi mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa pengunjuk rasa yang berkumpul di berbagai titik di Managua, ibukota negara itu, dipukuli oleh polisi. Sejak November 2018, larangan unjuk rasa di jalanan semakin ketat diberlakukan. Video yang beredar di media sosial dari aksi protes juga menunjukkan polisi memukul warga sipil.

Polisi nasional melakukan penangkapan terhadap 107 pengunjuk rasa. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 16 Maret sore, mereka beralasan bahwa demonstran yang ditahan berpartisipasi dalam protes yang tidak berijin, serta mengganggu ketertiban umum dan bisnis lokal.

Pernyataan itu menambahkan bahwa semua demonstran yang ditangkap pada 16 Maret, akhirnya dibebaskan setelah permintaan dari perwakilan Vatikan di Nikaragua.

Polisi anti huru-hara menahan seorang demonstran saat protes terhadap pemerintah sosialis Presiden Nikaragua, Daniel Ortega di Managua, Nikaragua, pada 16 Maret 2019. (Foto : Oswaldo Rivas/Reuters/The Epoch Times)

Krisis Sosialisme
Ketiga benteng sosialis di Amerika Latin, Venezuela, Nikaragua, dan Kuba, telah terperosok dalam kerusuhan bergelombang. Sementara itu, ekonomi mereka runtuh di bawah beban kebijakan sosialis, yang mengakibatkan tekanan tinggi dari Amerika Serikat untuk meninggalkan sistem politik tersebut.

Protes di Nikaragua pertama kali meletus pada April 2018, ketika rezim Ortega berencana untuk mengurangi tunjangan kesejahteraan. Sejak saat itu, protes meningkat menjadi gerakan oposisi yang lebih luas terhadap Ortega, mantan pemimpin gerilyawan Marxis era Perang Dingin yang telah menjabat sejak 2007.

Ortega memerintah Nikaragua sebagai diktator komunis selama lebih dari satu dekade, sebelum Dia digulingkan pada 1990. Ortega kembali berkuasa setelah memenangkan pemilihan pada tahun 2006. Hugo Chavez, pemimpin sosialis Venezuela pada saat itu, membiayai kampanye Ortega.

Keluarga Ortega membentuk sistem terpusat di mana rezim membagikan kontrak yang menguntungkan kepada kroni keluarga. Meskipun ada protes massal, keluarga itu tampaknya akan tetap berkuasa.

Sejak April, lebih dari 320 orang telah terbunuh dan sekitar 600 lainnya, yang oleh oposisi digambarkan sebagai tahanan politik, tetap ditahan, menurut angka dari kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Pejabat pemerintah membebaskan sekelompok tahanan, yang berisikan 50 orang pada 15 Maret 2019. Pembebasan itu menyusul tuntutan oposisi untuk membebaskan lebih banyak tahanan sebelum pembicaraan politik dapat dilanjutkan.

Pemerintah membebaskan 100 tahanan lain pada akhir Februari ketika meluncurkan dialog politik dengan oposisi. Bulan lalu, Ortega mengatakan dia bersedia untuk mereformasi institusi negara menjelang pemilihan presiden pada 2021.

Rakyat Venezuela ikut serta dalam protes terhadap rezim Maduro pada 9 Maret 2019 di Caracas, Venezuela. (Foto : Edilzon Gamez/Getty Images/The Epoch Times)

Prediksi Trump
Setelah krisis ekonomi dan perpecahan politik di Venezuela, Presiden AS Donald Trump memperkirakan Kuba dan Nikaragua akan menyusul.

Pada 2018, pemerintahan Trump menjuluki Venezuela, Kuba, dan Nikaragua sebagai ‘troika tirani’. Pada November 2018, penasihat keamanan nasional AS, John Bolton mengatakan kediktatoran sosialis di tiga negara adalah ‘asal-usul tempat kelahiran kotor komunisme di Belahan Barat Bumi’.

“Masa sekarat sosialisme telah tiba di belahan bumi kita dan, sejujurnya, di banyak tempat di dunia,” kata Trump dalam pidatonya pada 18 Februari di Florida. “Hari-hari sosialisme dan komunisme dihitung mundur, tidak hanya di Venezuela tetapi juga di Nikaragua dan di Kuba.”

Memang, rakyat Kuba juga turun ke jalan-jalan di Havana untuk memprotes konstitusi baru rezim komunis pada 23 Februari 2019, suatu kejadian yang jarang terjadi di negara sosialis.

Konstitusi baru menyatakan, “Partai Komunis adalah direktur masyarakat Kuba selamanya”. Selain itu, konstitusi baru juga menekankan bahwa, “Idelogi sosialisme tidak dapat diubah”.

Ketika referendum sosialis berhasil, oposisi menentang legitimasinya. Mereka mengatakan setidaknya puluhan relawan yang pergi menonton ke TPS telah ditangkap. Rekaman video yang banyak beredar di media sosial menunjukkan seorang lelaki memberikan beberapa suara, sebuah kecurangan sistematis oleh rezim sosialis yang berusaha untuk ditutupi.

Bolton menuduh Kuba mendukung rezim Venezuela. Hampir 92.700 proksi (kader dan tentara bayaran) komunis Kuba bekerja di aparat pemerintah Venezuela, menurut kesaksian kongres oleh seorang pensiunan pejabat militer Venezuela.

Penasihat keamanan nasional AS meminta negara-negara lain di kawasan itu untuk memberi tahu rezim Kuba bahwa mereka akan bertanggung jawab atas penindasan yang berkelanjutan di Venezuela. Bolton juga menyerukan pemilihan umum yang bebas, adil, dan lebih awal di Nikaragua.

“Sampai saat itu, rezim Nikaragua, seperti Venezuela dan Kuba, akan merasakan beban penuh dari kebijakan sanksi ekonomi yang kuat dari Amerika,” tutup Bolton. (Reuters, Ivan Pentchoukov dan Bowen Xiao/PETR SVAB/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M