Home Blog Page 1850

Hanya Karena Membahas Demokrasi di Facebook dan WeChat, Rezim Tiongkok Menghukum Aktivis Taiwan Lima Tahun Penjara

0

Rezim Tiongkok secara resmi menjatuhkan hukuman lima tahun penjara untuk mengakhiri masa percobaan Lee Ming-che, seorang aktivis Taiwan yang telah dipenjara di Tiongkok sejak bulan Maret tahun ini. Antara lain, Lee dituduh menggunakan aplikasi pesan WeChat dan lainnya untuk menyebarkan pesan “subversif”, seperti mendukung demokrasi di Tiongkok.

Lee yang berusia 42 tahun itu menghilang pada akhir Maret 2017 saat dia mencoba memasuki Tiongkok melalui Zhuhai, di Propinsi Guangdong, dari Makau. Rezim Tiongkok kemudian mengkonfirmasi bahwa Lee telah ditahan dan didakwa melakukan “subversi.” Sebuah persidangan terbuka berlangsung pada bulan September di Pengadilan Rakyat Menengah Yueyang di Hunan dimana Lee dinyatakan “bersalah”.

Pada 28 November, pengadilan yang sama secara resmi menghukum Lee lima tahun penjara. Peng Yuhua, seorang pria Tiongkok yang oleh yang berwenang dikatakan sebagai “kaki tangan” Lee menerima hukuman tujuh tahun. Selain hukuman penjara, pengadilan juga menjatuhkan dua tahun “pencabutan hak politik” pada keduanya sebagai hukuman.

Sama seperti dalam kasus persidangan di bulan September, pengadilan Tiongkok mengumumkan video tentang hukuman tersebut secara terbuka sebagai demonstrasi “keterbukaan.” Dalam video tersebut, Lee dan Peng yang tampak terguncang mengatakan bahwa mereka tidak akan mengajukan banding atas hukuman mereka. Seperti biasa bagaimana keadilan kriminal bekerja di Tiongkok, tidak ada video rekaman yang ditayangkan saat pengacara pengadilan Davis yang berbicara di pembelaan Lee ataupun saat berusaha mengurangi hukuman tersebut.

Istri Lee Lee Ching-yu kembali diizinkan pergi ke Tiongkok untuk menghadiri persidangan tersebut, namun, seperti persidangan pada bulan September, dia diikuti oleh polisi Tiongkok di setiap langkah dan tidak dapat berkomunikasi dengan suaminya secara pribadi. Setelah kembali ke Taiwan, Lee Ching-yu mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa dia bangga dengan pengabdian dan pengorbanan Lee untuk mengejar demokrasi di Tiongkok.

Lee terkenal karena menjadi warga Taiwan pertama yang menjadi tahanan politik Tiongkok, dan kasus ini telah menarik banyak perhatian internasional sejak kelompok hak asasi manusia dan aktivis terus menghembuskan rezim Tiongkok atas penganiayaan terhadap Lee.

aktivis demokrasi taiwan dipenjara di tiongkok
Aktivis hak asasi manusia menampilkan panji-panji tentang pekerja LSM Taiwan yang dipenjara, Lee Ming-cheh, saat melakukan demonstrasi di Taipei pada 28 November 2017. Pada 28 November Lee dijatuhi hukuman di pengadilan Tiongkok sampai lima tahun di penjara karena pesan media sosial yang mempromosikan demokrasi di Tiongkok. (Sam Yeh / AFP / Getty Images)

Menanggapi hukuman Lee, Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan bahwa hasil eputusan tersebut “tidak dapat diterima” dan menuntut pembebasannya sesegera mungkin. Pada awal pemenjaraan Lee di Tiongkok, pemerintah Taiwan Tsai Ing-wen dilaporkan telah mengambil pendekatan intensif terhadap kasus Lee sehingga tidak terjadi konfrontasi langsung dengan rezim Tiongkok. Ketika tekanan publik terus meningkat, sebagian karena kampanye tanpa henti yang telah dilakukan oleh istri Lee, pemerintah Tsai kemudian berjanji pada bulan Juli untuk meningkatkan upaya penyelamatan Lee. Tidak jelas apa yang bisa dilakukan pemerintah Taiwan untuk mengubah hasil persidangan terhadap Lee.

Di antara banyak kelompok internasional dan individu yang telah mengecam penganiayaan Tiongkok terhadap Lee, anggota Kongres AS Chris Smith (R-NJ), yang juga merupakan ketua bersama Congressional-Executive Commission on China (CECC), mengeluarkan sebuah pernyataan pada hari Rabu yang mengatakan bahwa kalimat tersebut adalah “peringatan satu lagi bahwa pemerintah Tiongkok akan berusaha keras untuk membatasi bahkan diskusi pribadi mengenai hak asasi manusia dan demokrasi.” Smith juga meminta Tiongkok segera melepaskan Lee, dan mengatakan bahwa kasus tersebut harus menjadi “prioritas bagi Komunitas internasional.”

Berbicara di Luar Tiongkok Kini Bisa Diadili di Tiongkok

Secara resmi, dugaan kejahatan Lee terdiri dari pengiriman buku dan materi ke teman-teman di Tiongkok yang tertarik dengan hak asasi manusia, dan untuk terlibat dalam diskusi kelompok chat online dengan pendukung hak asasi manusia Tiongkok lainnya melalui aplikasi pesan seperti WeChat, QQ, dan bahkan Facebook, yang tetap secara resmi diblokir di daratan Tiongkok.

Pengadilan Tiongkok menuduh bahwa Lee dan Peng telah menggunakan Facebook dan aplikasi pesan lainnya untuk menyebarkan informasi subversif ke khalayak luas di daratan Tiongkok, seperti artikel yang mengkritik pemerintah Tiongkok dan mendukung pengenalan demokrasi bergaya Barat di Tiongkok.

Sementara WeChat dan QQ sebagian besar digunakan oleh pengguna Tiongkok dan dipantau secara ketat oleh rezim Tiongkok tersebut, raksasa teknologi A.S. Facebook tetap menjadi situs media sosial yang paling populer di Taiwan dan di Amerika Serikat. Bahwa pengadilan Tiongkok sekarang dapat menghukum seorang warga Taiwan ke penjara yang sebagian didasarkan pada perbedaan pendapat yang dibuat melalui Facebook menimbulkan ketakutan bahwa warga Amerika dan orang lain dapat menghadapi nasib yang sama ketika mereka melakukan perjalanan ke Tiongkok.

“Jelas dari keputusan ini bahwa siapapun di Tiongkok, termasuk orang asing dan pengunjung asing, yang mengkritik upaya pemerintah [Tiongkok] untuk membatasi kebebasan yang diakui secara universal dapat diadili karena mencoba untuk merongrong rezim tersebut,” kata Smith. (ran)

Wang Qishan Berhak Hadiri Rapat Komite Tetap, Tahun Depan Dinobatkan Sebagai Wakil Kepala Negara

0

oleh He Mu

Media Hong Kong mengutip sumber yang dapat dipercaya melaporkan bahwa Wang Qishan, mantan Sekretaris Komisi Inspeksi Disiplin Nasional masih menghadiri rapat Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok. Dia diperkirakan akan menduduki jabatan wakil ketua pada bulan Maret tahun depan.

Media Hongkong ‘South China Morning Post’ pada 1 Desember memberitakan, meskipun Wang Qishan telah mengundurkan diri dari Komite Tetap Politbiro, tetapi Xi Jinping masih akan mengatur peran politik untuknya dan berharap dia akan terus menggunakan pengaruh politik untuk bersama Xi membangun bangsa dan negara.

Saat ini, Wang Qishan masih menikmati hak istimewa untuk menghadiri rapat Komite Tetap Politbiro.

Laporan mengutip dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Wang diharapkan menjadi wakil kepala negara melalui Dwi Konferensi yang diselenggarakan pada bulan Maret tahun depan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh analis bahwa meskipun Wang Qishan harus lengser karena ‘Tujuh Naik Delapan Turun’ suatu peraturan lisan Partai Komunis Tiongkok untuk menentukan anggota Komite Tetap.

Tetapi Xi Jinping masih berharap melalui pengaruh politik Wang untuk memperkuat stabilitas politik Tiongkok dan kontinuitasnya. Wang Qishan mundur tetapi tidak kendur mencerminkan tekanan kampanye anti-korupsi belum berkurang.

Mengenai kehadiran Wang dalam rapat Komite Tetap, pakar politik Shanghai bernama Chen Daoyin mengatakan : “Wang Qishan yang sudah mundur dari Politbiro, mungkin sudah kehilangan hak suaranya, tetapi ia masih dapat mengutarakan pendapatnya, memberikan nasihat sebagai seorang tokoh veteran.”

Menurut laporan, kasus anggota non politbiro dapat ikut hadir dalam rapat Komite Tetap seperti Wang ini telah melanggar kebiasaan dalam beberapa puluh tahun terakhir, meskipun pernah juga terjadi kasus serupa pada tahun-tahun 80-an, di mana Yang Shangkun yang pada saat itu adalah seorang anggota Politbiro tetapi ikut menghadiri rapat Komite Tetap Politbiro.

Contoh anggota non politbiro duduk sebagai wakil kepala negara sudah ditunjukkan oleh Wang Zhen dan Rong Yiren di masa lalu.

Dalam sistem PKT, wakil kepala negara hanyalah peran seremonial untuk menghadiri acara-acara diplomatik.

Namun Hu Jintao, Zeng Qinghong dan Xi Jinping masing-masing juga pernah menjabat sebagai wakil ketua di masa lalu, dan bobot jabatan tersebut berubah dari waktu ke waktu. Namun, dengan terpilihnya kembali Li Yuanchao sebagai anggota Komite Tetap melalui Kongres Nasional ke-18, wakil ketua kembali hanya memerankan fungsi yang seremonial saja.

Bila Wang Qishan dinobatkan sebagai wakil kepala negara, niscaya peran kedudukan tersebut akan berubah lagi.

Media asing milik partai yang berkantor di Beijing ‘Do Wei’ pada 28 dan 29 November menerbitkan artikel bersambung dengan isi tentang rangkuman peran ekonomi dan diplomatik yang dimainkan Wang Qishan di waktu lalu.

Mengatakan bahwa Xi Jinping membutuhkan seorang kepercayaan yang menguasai ekonomi dan perdagangan, serta bertanggung jawab untuk menangani hubungan diplomatik Tiongkok – Amerika Serikat yang saat ini masih cukup pelik.

Sebelumnya juga banyak beredar berita mengatakan bahwa Wang mungkin akan menduduki jabatan kepala negara menggantikan Li Yuanchao di tahun depan.

Bahkan media Taiwan mengutip sumber ‘dalam’ menyebutkan bahwa Kongres Rakyat Nasional telah mengusulkan sebuah “pengaturan transisi” untuk tujuan ini.

Bulan Nopember lalu, Presiden AS Trump berkunjung ke Tiongkok, Wang Qishan menghadiri jamuan makan malam, tetapi Li Yuanchao yang belum secara resmi mengundurkan diri, justru tidak hadir. Tampaknya ‘pengaturan transisi’ itu memang benar ada. (Sinatra/asr)

Sumber : ntdtv

Polisi Australia Bongkar Jaringan Pasar Gelap Susu Bayi Formula

0

ErabaruNews – Polisi Australia membongkar sindikat jaringan pasar gelap susu formula bayi. Polisi juga menyita hampir $US 1 juta produk curian dan uang tunai di pinggiran kota Melbourne, Australia, pada 30 November 2017 lalu.

Petugas menggerebek sebuah properti di Richmond, Sunshine, dan Braybrook. Penggrebekan dilakukan setelah mereka menggelar penyelidikan selama satu bulan, seperti dikutip The Epoch Times dari Herald Sun.

Lebih dari $AUS 300.000 ($US 227,931) barang curian yang diduga termasuk ratusan kaleng susu formula dan produk kecantikan. Serta sekitar $UAS 500.000 ($US 379.885) uang tunai telah ditemukan dan disita oleh polisi.

Etalase susu formula bayi hampir kosong. Dilengkapi dengan tanda peringatan kepada pelanggan bahwa pembelian maksimal delapan kaleng per pelanggan, di sebuah supermarket besar di Sydney. (Christopher Pearce/Getty Images/The Epoch Times)

Detektif Sersan Mark Anderson mengatakan, polisi juga menangkap tujuh orang tersangka yang terkait dengan penggerebekan tersebut.

“Kami menemukan pawpaw, parfum, dan krim wajah beserta barang umum yang bisa Anda beli di supermarket. Uang yang ditemukan diyakini merupakan keuntungan dari menjual barang curian ini,” kata Anderson.

Detektif Andersen meyakini barang curian tersebut dijual di dalam dan luar negeri.

Seorang pria berusia 34 tahun dari Footscray, telah didakwa menangani barang-barang curian. Dia dijadwalkan hadir di Pengadilan Magistrat Melbourne pada 26 Februari 2018, lapor Herald Sun.

Keenam orang lainnya, berusia antara 31 dan 77 tahun, saat ini sedang diinterogasi dan disidik.

Kasus ini terungkap ditengah kelangkaan susu bayi di beberapa kota di seluruh Australia, terutama Sydney dan Melbourne. Pada bulan Oktober tahun ini, konsumen dikabarkan panik dan memborong habis susu formula untuk bayi, seperti dikutip dari News.com.au.

Sebuah supermarket menjual susu formula bayi di Sydney pada 12 November 2015. (Christopher Pearce/Getty Images/The Epoch Times)

Banyak orang tua yang mengaku prihatin dengan kekurangan formula bayi. Mereka juga menyesalkan pedagang online daigou yang membeli produk Australia dan menjualnya ke Tiongkok dengan harga mahal. Sementara konsumen di Australia justru dibatasi pembelian susu formula di supermarket.

Krisis formula bayi yang sedang berlangsung tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Saat dijual di luar negeri, satu kaleng emas Aptamil 900g (31,7 ons) dijual dengan harga 200 yuan ($AU 38) di Tmall, dibandingkan dengan $AU 25 ($US 19) di Australia. (waa)

Australia Bersikukuh Menegakkan Jati Diri Atas Tantangan Pengaruh Tiongkok, Saat Meminta Dukungan AS yang Lebih Kuat

0

Australia mengatakan dalam sebuah laporan resmi baru bahwa negara tersebut tidak akan mundur dari nilai-nilai dan aliansi kebijakan luar negeri yang ada, terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh bangkitnya Tiongkok dan perasaan tidak pasti mengenai komitmen A.S. ke kawasan tersebut.

Sejak diluncurkan pada 24 November, laporan resmi kebijakan luar negeri tahun 2017 telah menarik perhatian dan berbagai interpretasi dari pengamat internasional. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, yang telah menanjak di bawah Perdana Menteri saat ini, Malcolm Turnbull dan pemerintah Tony Abbott sebelumnya, mengatakan di dalam penyampaian laporan resmi tersebut  adalah bahwa sekarang saatnya Australia untuk menegaskan kembali posisi internasionalnya sejak tinjauan kebijakan luar negeri komprehensif terakhir negara tersebut di tahun 2003.

Laporan resmi 122 halaman tersebut menjabarkan tantangan yang dihadapi Australia hari ini: Kenaikan terus-menerus ekonomi Tiongkok berarti bahwa kekuatan militer dan pengaruhnya “tumbuh untuk menandingi, dan dalam beberapa kasus melebihi, daripada Amerika Serikat.” Menggemakan apa yang digunakan Presiden Trump AS dari kata “Indo-Pasifik” untuk menggambarkan wilayah Pasifik Barat dan Samudera Hindia, laporan resmi tersebut mengatakan bahwa keamanan dan kemakmuran Australia di masa depan akan bergantung pada bagaimana negara tersebut berurusan dengan kebangkitan Tiongkok di wilayah Indo-Pasifik.

Laporan resmi tersebut signifikan karena menandai pergeseran nada pada sikap Australia terhadap Tiongkok, kata Ian Hall, Guru Besar Hubungan Internasional di Universitas Griffith, Australia. Hall menunjukkan bahwa nada laporan resmi tersebut jelas terlihat sejak awal dengan pernyataan jujur ​​bahwa, menurut Canberra, “Hari ini, Tiongkok menantang posisi Amerika” di wilayah tersebut.

Di bawah pemerintahan Turnbull dan pemerintahan Abbott sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Australia yang dipimpin oleh Bishop memiliki track record untuk menyuarakan penolakan Australia terhadap agresi dan perambahan Tiongkok di seluruh wilayah tersebut. Australia terkenal karena tentangan kuatnya terhadap deklarasi Tiongkok terhadap China’s declaration of an East China Sea Air Defense Identification Zone (ADIZ) pada tahun 2013, misalnya. Ini juga sangat mengkritik pembangunan pulau-pulau buatan Tiongkok dan provokasi lainnya di Laut Tiongkok Selatan.

Meskipun laporan resmi tersebut mengatakan bahwa negara-negara yang lebih kecil seperti Australia memiliki kesulitan untuk mempengaruhi sistem internasional yang “didominasi oleh tindakan negara-negara yang jauh lebih besar,” tidak memberi isyarat bahwa negara tersebut akan menyerah pada pertumbuhan tantangan Tiongkok.

Sebagai gantinya, laporan resmi mengusulkan agar Australia memperkuat hubungan dengan tetangga yang berpikiran serupa di wilayah ini “di luar Amerika Serikat,” seperti negara-negara di Asia Tenggara dan juga Jepang, dimana laporan resmi tersebut mengatakan yang memiliki “kekuatan militer maju dan kemampuan teknologi yang signifikan.”

Laporan resmi tersebut juga mengatakan bahwa negara tersebut prihatin tentang “potensi penggunaan kekuatan atau pemaksaan di Laut Tiongkok Timur dan Selat Taiwan,” menyinggung kemungkinan invasi Tiongkok ke Taiwan, dimana Australia secara resmi belum mengakui.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop berbicara pada sebuah konferensi pers di Sydney, Australia, 4 Mei 2017. (Reuters / Jason Reed)

Pada saat yang sama, laporan resmi mengatakan bahwa komitmen Amerika Serikat terhadap kawasan ini masih penting bagi keberhasilan Australia dan negara-negara lain yang memiliki nilai yang sama, karena “Tiongkok akan berusaha mempengaruhi wilayah tersebut agar sesuai dengan kepentingannya sendiri.”

Laporan resmi tersebut mengatakan bahwa ada “perdebatan dan ketidakpastian yang lebih besar” di Amerika Serikat mengenai biaya dan manfaat dari kepemimpinan internasionalnya, yang mengacu pada pemilihan Presiden Trump AS dan bangkitnya populisme yang oleh banyak orang dianggap sebagai faktor yang berpotensi tidak stabil dalam komitmen AS terhadap sikap internasional yang ada.

“Tanpa dukungan A.S. yang berkelanjutan, karakter efektifitas dan kebebasan dari aturan berbasis aturan akan menurun,” tulis dalam laporan tersebut. “Kami percaya bahwa keterlibatan Amerika Serikat untuk mendukung tatanan berbasis peraturan adalah untuk kepentingannya sendiri dan demi kepentingan stabilitas dan kemakmuran internasional yang lebih luas.”

Semakin berubah menjadi Tumbuhnya Pengaruh Tiongkok

Australia sangat bergantung pada Tiongkok dibandingkan negara-negara lain dalam jaringan sekutu A.S. Di samping fakta bahwa Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Australia baik dari segi impor dan ekspor, setidaknya 8 persen orang Australia berstatus etnis Tionghoa sesuai dengan sensus terakhir. Selain itu, lebih dari 200.000 siswa Tiongkok diperkirakan belajar di Australia pada waktu tertentu.

Namun, pengaruh Tiongkok yang terus tumbuh di Australia, semakin dipandang dalam cahaya negatif karena sifat otoriter rezim Tiongkok dan jangkauan politiknya yang berarti banyak orang Australia menjadi skeptis terhadap desain Tiongkok di negara mereka.

“Laporan resmi tersebut mencatat bahwa ada bukti menyatakan sepertinya Australia menyaksikan usaha untuk mengganggu proses politik dalam negeri,” kata Ian Hall, “walaupun tidak menyebutkan nama Tiongkok, jelas bahwa pemerintah prihatin dengan sumbangan politik dan lobi formal dan informal dari minat yang terhubung ke Tiongkok dan Partai Komunis.”

Serangkaian laporan investigasi posisi tinggi oleh media Australia dalam beberapa bulan terakhir telah mengungkapkan tingkat signifikan kontrol dan pengaruh Partai Komunis Tiongkok atas institusi politik, bisnis, akademisi, dan mahasiswa Tiongkok yang belajar di sana.

Uskup mengatakan pada bulan Oktober bahwa Australia menyambut siswa dan pengunjung Tiongkok ke negara tersebut, selama mereka menghormati demokrasi liberal Australia dan nilai-nilainya, seperti kebebasan berbicara. Pernyataan tersebut diyakini sebagian merupakan respons terhadap laporan para siswa Tiongkok yang terus berkembang di kampus-kampus Australia yang menuntut untuk menyensor pidato yang tidak selaras dengan propaganda rezim Tiongkok.

Badan intelijen tertinggi Australia juga memperingatkan pada bulan Oktober bahwa pihaknya telah mengidentifikasi “sejumlah negara dan pelaku lainnya yang melakukan spionase dan campur tangan asing terhadap Australia,” tanpa memberi nama Tiongkok secara langsung. (ran)

Demi berita dan artikel kami dapat sampai ke pembaca lain yang mungkin sangat membutuhkan apa yang kami sajikan untuk Anda, mohon bantuannya untuk membagikan artikel ini. Terimakasih.

Gara-gara Pasutri di Hubei, Tiongkok Bertengkar, Bayi Mereka Berusia 3 Bulan Digigit Anjing Liar

0

oleh Luo Tingting

Pasangan suami istri yang tinggal di kota Huangshi, Hubei, Tiongkok bertengkar.

Istri yang marah besar lalu meninggalkan bayi perempuan yang baru berusia 3 bulan di sebuah lapangan terbuka tidak terawat yang banyak anjing-anjing liar.

Beruntung bayi tersebut berhasil diselamatkan orang yang kebetulan lewat.

Media Tiongkok melaporkan, pada 29 November 2017 siang, wanita warga kota Huangshi, Hubei bermarga Li (30) bertengkar dengan suaminya di rumah. Suaminya yang marah lalu pergi keluar rumah dengan membanting pintu.

Li yang saat itu juga sedang emosi kemudian keluar rumah dengan menggendong bayinya yang baru berusia 3 bulan. Rupanya ia bermaksud untuk membuang anak hasil perkawinan mereka.

Setibanya di sebuah crane rusak yang tergeletak di sebuah lapangan terbuka tidak terawat, ia meletakkan baya itu lalu pergi meninggalkannya.

Sekitar pukul 4 sore hari itu, ayah Li masuk rumah, saat itu ia menemukan putrinya sedang duduk dengan wajah muram. Karena tidak menemukan cucunya yang masih berusia 3 bulan. Ia pun bertanya kepada Li tetapi Li tetap membisu.

Hal ini membuat ayah marah kemudian berinisiatif melapor polisi. Polisi yang datang memperingatkan bahwa membuang bayi adalah tindakan melanggar hukum dan akan terkena sanksi hukuman. Setelah itu Li baru mengutarakan kejadian yang sesungguhnya.

Saat itu, bayi yang tergeletak dalam kerangka bekas dengan selimut tipis di lapangan terbuka yang bersuhu udara tertingginya hanya mencapai 10 derajat celcius sudah di sana selama lebih dari 4 jam.

Ketika anggota polisi membawa Li ke lokasi, mereka tidak menemukan bayi itu kecuali sekumpulan anjing liar yang masih berkeliaran.

Belakangan kantor polisi baru tahu setelah ada laporan penemuan bayi dari seorang wanita yang bermarga Fang.

Wanita bermarga Fang yang berusia sekitar 50 tahun itu mengaku tangannya ditarik oleh seorang nenek berusia 80 tahun yang sedang cemas, ia dibawa untuk ikut menyaksikan dan menolong bayi yang sedang dimangsa oleh sekelompok anjing liar di lapangan yang tak terawat itu.

Lalu kedua wanita itu mengambil batu dan melempari anjing-anjing itu dengan maksud mengusirnya.

Menurut wanita Fang bahwa sebagian selimut dan pembungkus bayi itu sudah robek terkoyak anjing.

Beruntung bayi belum terluka gigitan kecuali seluruh badannya membiru karena kedinginan. bayi itu menangis dengan suara yang lirih.

Setelah ditemukan, Fang membawa bayi itu pulang ke rumahnya untuk mendapatkan perawatan.

Fang membelikan susu bubuk, ember untuk mandi, handuk dan sebagainya, lalu memandikan bayi dengan air hangat lalu dibungkus selimut untuk menghilangkan rasa dingin.

Tak lama kemudian, muka bayi mulai memerah dan dengan lahap meneguk air susu bubuk yang disuguhkan, sampai ia tertidur Fang baru melaporkan kejadian kepada polisi. Hari itu juga bayi tersebut diantar ke rumah Li.

Beberapa warganet menyampaikan pendapat yang berbeda tentang kasus membuang bayi. Menganggap hak untuk mengasuh bayi itu harus dirampas dari wanita Li karena ia tidak pantas menjadi orangtua, terlalu berhati dingin. (Sinatra/asr)

Sumber : ntdtv

Trump Sumbangkan Gaji untuk Perangi Krisis Opioid

0

ErabaruNews – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali melanjutkan tradisi dengan menyumbangkan gajinya. Kali ini, Trump menyumbang sekitar $US 100.000 gaji kuartal ketiga, seperti dikabarkan The Epoch Times, Sabtu (2/12/2017).

Gaji tersebut disumbangkan kepada Dinas Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan (HHS) untuk digunakan dalam upaya memerangi krisis opioid atau opium sintetis.

Eric Hargan, yang bertindak sebagai sekretaris HHS, mengumumkan hal tersebut pada sebuah konferensi pers Gedung Putih pada 30 November 2017, waktu Amerika.

“Keputusan Trump untuk menyumbangkan gajinya adalah bentuk penghargaan atas belas kasihnya, patriotisme, dan rasa tanggung jawabnya kepada rakyat Amerika,” ujar Hargan.

Hargan menegaskan bahwa HHS akan menggunakan uang itu untuk kampanye kesadaran publik berskala besar tentang bahaya kecanduan opioid.

“Donasi Presiden secara pribadi didedikasikan untuk mengalahkan krisis ini karena kecanduan menghantam rumah tangga bagi begitu banyak dari kita,” kata Hargan.

“Anda mendengarnya menceritakan kisah ini dalam pidato opioidnya tentang bagaimana dia kehilangan saudaranya akibat kecanduan alkohol. Dan berbicara secara pribadi, kecanduan opioid telah ada di kampung saya, di keluarga saya, selama bertahun-tahun.”

Pelaksana Tugas Sekretaris HHS AS, Eric Hargan dalam sebuah konferensi pers Gedung Putih di Washington pada 30 November 2017. (Alex Wong/Getty Images/The Epoch Times)

Pada bulan Oktober, Trump menetapkan krisis opioid sebagai krisis kesehatan masyarakat secara nasional. Deklarasi tersebut mencakup cara untuk meningkatkan akses terhadap pengobatan dan menerapkan persyaratan yang lebih ketat pada resep opioid.

Krisis opioid dipicu oleh resep obat penghilang rasa sakit seperti OxyContin dan Vicodin. Delapan puluh persen pengguna heroin baru memulai kebiasaan mereka dengan resep opioid.

Saat pil resep habis atau terlalu mahal di pasaran, pecandu baru menggantikannya dengan heroin dan, baru-baru ini, mereka mulai menggunakan fentanyl.

Dewan Penasehat Ekonomi Presiden (CEA) memperkirakan bahwa biaya krisis opioid pada tahun 2015 adalah $US 504 miliar, atau 2,8 persen dari Product Domestic Bruto (PDB).

Ini lebih dari, enam kali lebih besar dari perkiraan biaya ekonomi epidemi terbaru.

CEA mengatakan perkiraan sebelumnya sangat mengurangi biaya ekonomi dengan meremehkan komponen terpenting dari kerugian, yaitu korban jiwa akibat overdosis. Pada tahun 2015, lebih dari 33.000 orang Amerika meninggal karena overdosis obat yang melibatkan opioid.

Pada 2016, perkiraan awal menyebutkan jumlah korban tewas semua dosis overdosis obat ada pada 64.000 jiwa.

Jumlah korban tewas sementara pada 2017 bahkan lebih tinggi lagi. Terutama karena opioid sintetis seperti fentanyl dan carfentanil. Fentanyl 50 kali lebih kuat daripada heroin dan 100 kali lebih merusak dibanding morfin.

“Bersama-sama, kita akan menghadapi tantangan ini sebagai keluarga nasional dengan keyakinan, dengan kesatuan, dan dengan komitmen untuk mencintai dan mendukung tetangga kita pada saat dibutuhkan. Bekerja sama, kita akan mengalahkan epidemi opioid ini,” kata Trump dalam sebuah pernyataan pada 20 November 2017.

Sebelumnya, gaji triwulan pertama Trump disumbangkan pada National Park Service untuk mendanai proyek restorasi di Antietam National Battlefield. Kemudian, gaji triwulan kedua untuk Departemen Pendidikan, khususnya jurusan sains, teknologi, teknik, dan matematika untuk anak-anak. (waa)

Teroris Penyerang Kampus di Pakistan Ditembak Mati Sebelum Beraksi Meledakkan Diri

0

Epochtimes.id- Militan yang menyerang asrama Agricultural Training Institute di Peshawar, Pakistan, Jumat (1/11/2017) ditembak mati dalam penyerbuan polisi dan tentara Pakistan di lokasi kejadian.

Kepala Kepolisian Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Salahuddin Mehsud kepada media setempat mengatakan bahwa tiga teroris tewas dalam operasi tersebut. Sedangkan identitas diduga penyerang keempat sedang diidentifikasi.

Teroris yang lebih dulu ditembak mati ditemukan membawa 20 granat tangan dan tiga rompi bunuh diri. Benda-benda ini ditemukan dari badan para teroris yang ditembak mati.

Polisi setempat mengatakan penyerang melepaskan tembakan ke gerbang utama kompleks departemen pertanian, yang pada awalnya melukai dua penjaga dan dua mahasiswa.

Tentara Pakistan mengepung lokasi kampus yang diserang oleh teroris (Screenshoot TV)

Mahsud mengatakan tiga penyerang mengenakan burka lalu mencapai gerbang dengan bajai dan langsung melepaskan tembakan untuk memuluskan jalan mereka ke gedung tersebut.

Tembakan senhata api tersebut menyebabkan 12 orang tewas dan puluhan lainnya cedera.

Mahsud mengatakan kepada wartawan setelah komplek tersebut disisir aparat keamanan di antara yang tewas, enam adalah mahasiswa dan satu adalah seorang penjaga. Enam lainnya masih diidentifikasi.

Mahsud mengatakan sebelum para penyerang bisa mencapai hostel lain, pasukan keamanan berhasil mengevakuasi warga dengan kendaraan lapis baja.

“Polisi dan tentara terlibat dalam baku tembak yang cepat dan terkoordinasi dengan baik dan upaya evakuasi menyelamatkan banyak nyawa, jika tidak korban tewas bisa saja jauh lebih tinggi,” katanya.

Tentara Pakistan mengepung lokasi kampus yang diserang oleh teroris (Screenshoot TV)

Rekaman TV menunjukkan lubang peluru di dinding bangunan, noda darah dan pecahan kaca yang bertebaran di lantai.

Juru bicara militer Pakistan, Mayjen Asif Ghafoor mengatakan fakta bahwa Tehrik-e-Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Serangan ini membuktikan bahwa rencana tersebut direncanakan di Afghanistan di mana kelompok tersebut berdomisili.

Serangan tersebut terjadi seminggu setelah seorang pembom bunuh diri membunuh petugas polisi tertinggi Mohammad Ashraf Noor dan penjaga di ibukota provinsi tersebut.

Serangan teroris di Institut Pelatihan Pertanian Peshawar ternyata disiarkan secara langsung dengan komandan militan mereka yang ditempatkan di Afghanistan.

Segera setelah kejadian tersebut tentara dan petugas polisi Khyber Pakhtunkhwa menggerebek teroris tersebut.

Gambar pelaku bom bunuh diri beredar di pengguna medsos di Pakistan.

Salah satu foto pelaku bom bunuh diri menunjukkan sebuah gadget elektronik terpasang di bawah bahunya. Jenis gadget yang tepat tidak dapat dipastikan namanya. Pegiat medsos menyebut bahwa perangkat itu sebenarnya adalah ponsel untuk siaran live streaming.  (asr)

Sumber : Dailypakistan/NewIndianexpress

10 Korban Tewas dalam Kebakaran di Lantai 38 Gedung Kota Tianjin, Tiongkok, Gerakan Meniru Beijing ?

0

oleh Li Yun

Pada 1 Desember 2017 dini hari, telah terjadi kebakaran pada lantai ke 38 dari Gedung Kota Tianjin, Tiongkok. Menurut media lokal bahwa korban meninggal dunia mencapai 10 orang.

Sekretaris Komite Partai Kota Tianjin Li Hongzhong tiba di lokasi kebakaran dan menekankan bahwa pemerintah perlu segera menyelidiki bahaya yang tersembunyi.

Analis berpendapat, ucapannya itu mengisyaratkan bahwa Li Hongzhong jangan-jangan ingin mengambil kesempatan dari kejadian untuk melakukan kampanye anti-Tionghoa meniru cara yang dilakukan Beijing yaitu mengusir para penduduk musiman.

Hingga pukul 10.00 pagi, korban meninggal diketahui ada 10 orang dan 5 orang terluka yang sedang dirawat di rumah sakit.

Penyebab kebakaran sedang dalam pengusutan dan pihak yang bertanggung jawab sudah diamankan.

Pada 1 Desember dini hari, telah terjadi kebakaran pada lantai ke 38 dari Gedung Kota Tianjin. Menurut media lokal bahwa korban meninggal dunia mencapai 10 orang.

Setelah kejadian itu, Li Hongzhong tiba di lokasi dan menekankan : “Perlu cepat mencari tahu hal-hal yang tersembunyi di balik peristiwa ini, terutama dengan melakukan pemantauan terhadap penduduk dan mengambil langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.”

Para analis berpendapat bahwa setelah kejadian ini, Li Hongzhong akan mengambil langkah seperti Beijing, mengambil kesempatan untuk membersihkan penduduk musiman yang berpenghasilan rendah.

Kampanye anti-Tionghoa seperti Beijing

Seperti halnya kebakaran yang terjadi di Beijing pada 18 November lalu, Sekretaris Komite Partai Kota Beijing Cai Qi dan wakilnya Chen Jining langsung datang ke lokasi kebakaran.

Cai Qi juga menekankan bahwa kebakaran ini telah memberikan pelajaran yang tidak sedikit kepada mereka. Katanya, tim pemeriksa penyebab kebakaran harus segera melakukan pengusutan.

Pada 1 Desember dini hari, telah terjadi kebakaran pada lantai ke 38 dari Gedung Kota Tianjin. Menurut media lokal bahwa korban meninggal dunia mencapai 10 orang.

Aparatur kota semuanya harus terlibat terjun ke lapangan untuk mensukseskan ‘3in1’ , ‘Multi in 1’ , masuk ke kompleks industri, usaha-usaha kecil tak teratur, ke bangunan-bangunan yang melanggar izin untuk melakukan pembersihan, dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung untuk mencegah kecelakaan terulang kembali.

Tak lama setelah ucapan Cai Qi itu, Beijing mengadakan pembersihan besar-besaran berupa pengusiran dan pembenahan selama 40 hari.

Dalam beberapa hari terakhir, jutaan orang yang dianggap oleh pemerintah sebagai penduduk berpenghasilan rendah telah diusir dari rumah-rumah kos mereka dengan membawa barang bawaan seadanya.

Dikarenakan petugas yang melakukan pemeriksaan berskala besar itu mengenakan seragam polisi, mereka melakukan pengrusakan, menjebol pintu dan dinding tempat tinggal penduduk demi pengusiran.

Akibatnya banyak penduduk musiman kehilangan tempat untuk beristirahat di malam musim dingin seperti saat ini.

Operasi besar-besaran ini telah memicu kemarahan publik, mereka menuduh pihak berwenang Beijing sedang kampanye anti-Tionghoa.

Pada 1 Desember dini hari, telah terjadi kebakaran pada lantai ke 38 dari Gedung Kota Tianjin. Menurut media lokal bahwa korban meninggal dunia mencapai 10 orang.

Dalam sebuah rekaman video, tampak sekretaris dari walikota Beijing Wang Xiansui dalam pembicaraan internal mengatakan : “Apa itu jurus kekerasan, tadi saya katakan, para penegak hukum dari Keamanan Publik, Kotapraja, penegak hukum, kejaksaan, semua aparatur dari partai termasuk bagian propaganda, kita semua saling berkoordinasi.”

“Ambil langkah keras ! bagi mereka yang terlibat membahayakan keamanan, tangkap, cepat dilakukan, jangan menunggu. Tidak berlaku itu katanya menunggu turunnya dokumen, menunggu rapat, laporan dan sebagainya. Itu tidak diperlukan. Mulai hari ini, yang bisa dibongkar, bongkar saja, dobrak saja, jangan menunggu sampai besok, semakin diulur mimpi akan semakin panjang.”

Saat ini, kemarahan publik yang disebabkan operasi pembersihan yang dilakukan pihak berwenang Beijing ini masih berkobar, memicu solidaritas warga etnis Tionghoa di Amerika, Hongkong untuk ikut protes. (Sinatra/asr)

Sumber : ntdtv

Kim Jong Nam Membawa Penangkal Racun dalam Tas Ranselnya Saat di Bandara Malaysia

0

Epochtimes.id- Saudara tiri pemimpin Korut, Kim Jong Nam yang tewas terbunuh memiliki selusin botol obat penawar termasuk penawar racun VX yang disimpan dalam tas pada hari dia diracuni 13 Februari 2017.

Fakta ini diungkap dalam pengadilan Malaysia pada akhir pekan ini.

Dua wanita, Siti Aisyah asal Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam didakwa bersekongkol dengan empat pelarian Korea Utara dalam skenario pembunuhan tersebut.

Kim Jong-nam dibunuh dengan menggunakan senjata kimia terlarang VX di bandara internasional Kuala Lumpur.

Ahli toksikologi Dr. K. Sharmilah kepada pengadilan pada Rabu dikutip kantor berita Bernama mengatakan botol-botol dalam tas Kim Jong-nam berisi atropin yakni obat penawar racun seperti VX dan insektisida.

Kim Jong-nam (Toshifumi Kitamura/AFP/Getty Images)

Namun, dia tidak tahu apakah botol tersebut ditandai dalam bahasa Korea. Hal demikian disampaikannya saat diperiksa silang oleh pengacara Siti Aisyah, Gooi Soon Seng.

Kim Jong Nam tinggal di pengasingan di Macau selalu menerima kritik pemerintahan dinasti keluarganya di Korea Utara. Bahkan saudaranya telah mengeluarkan perintah untuk eksekusi.

Malaysia terpaksa mengembalikan tubuh Kim Jong Nam ke Korea Utara dan membiarkan para tersangka bersembunyi di kedutaan. Malaysia bertindak dengan imbalan pembebasan sembilan warga Malaysia yang dilarang meninggalkan Pyongyang.

Pada Kamis lalu, seorang saksi polisi kepada pengadilan mengatakan bahwa Huong sempat berganti kaos dan rok pendek yang dikenakannya selama serangan yang dituduhkan tersebut.

Doan Thi Huong dan Siti Aisyah diadili karena tuduhan keterlibatan membunuh Kim Jong Nam dikawal saat mereka meninggalkan Pengadilan Tinggi Shah Alam di Kuala Lumpur, Malaysia. (Rueters / Lai Seng Sin)

T-shirt itu, yang diberi tanda ‘LOL’, dan roknya bisa ditemukan dengan mudah pada tumpukan pakaian di kamar hotel tempat Huong tinggal.

Pengacara terdakwa mengatakan Siti Aisyah dan Huong, yang ditangkap di Kuala Lumpur setelah pembunuhan tersebut hanyalah korban.

Mereka berdua korban penipuan sehingga mengira mereka tampil untuk acara Reality Show pada sebuah stasiun TV. Mereka berdua juga tidak mengetahui bahwa mereka meracuni Kim Jong Nam.

Tuduhan mengarah kepada rezim Kim Jong Un yang berada di balik pembunuhan tersebut.

Persidangan di Mahkamah Shah Alam Kuala Lumpur ini berlangsung lebih dari sebulan dan akan dilanjutkan pada 22 Januari 2018 mendatang. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes

Di tengah Laporan Pelecehan Anak dan Pihak Berwenang ‘Membungkam Orang Tua’ di Tiongkok, RYB Education Menghadapi Gugatan Kelompok di AS

0

Di dalam mencuatnya tuduhan pelecehan anak muncul di sekolah anak-anak RYB Education di Beijing, reaksi publik baru meningkat.

Perusahaan yang terdaftar di New York Stock Exchange ini mengoperasikan jaringan hampir 500 taman kanak-kanak untuk anak-anak sampai usia enam tahun, di samping lebih dari 1.300 pusat bermain dan pembelajaran yang dimiliki langsung dan waralaba, yang terletak di 300 kota di Tiongkok dan kota, menurut situsnya.

Pada 28 November, firma hukum yang berbasis di New York, Bragar Eagel & Squire, PC, mengumumkan melalui siaran pers bahwa mereka telah mengajukan gugatan class action atas nama investor yang membeli sekuritas di RYB Education antara 24 September dan 22 November. .

Diarsipkan di sebuah pengadilan federal AS di Manhattan, New York City, pengaduan tersebut mengklaim bahwa RYB Education gagal untuk mengungkapkan informasi tentang kegagalan RYB untuk menetapkan kebijakan keselamatan untuk mencegah penyalahgunaan, dan juga tidak “memperbaiki masalah dalam sistemnya yang membuat anak-anak terancam dan tidak masuk akal risiko bahaya saat berada di dalam perawatan Perusahaan, ” menurut pengaduan tersebut. Hal ini menyebabkan sekuritas diperdagangkan dengan harga yang melambung secara buatan dan para investor memikul “kerugian dan kerusakan yang signifikan.”

Setelah berita tentang tuduhan diajukan pekan lalu, harga saham RYB turun $10,28 per saham, atau lebih dari 38 persen, pada 24 November, menurut rilis tersebut.

Perusahaan tersebut mengundang investor untuk bergabung dalam gugatan class action (kelompok).

Membungkam orang tua

Kembali ke daratan, polisi lokal Beijing mengatakan tidak menemukan bukti untuk beberapa dugaan penyalahgunaan tersebut, termasuk anak-anak yang diberi makan pil dan diberi “pemeriksaan kesehatan” oleh orang-orang telanjang. Mereka juga mengatakan bahwa mereka menemukan cuplikan dari sistem pengawasan TK tetapi penyimpanan hard drive rusak, sehingga mereka tidak dapat mengaksesnya.

Orang tua, bagaimanapun, bersikeras bahwa anak-anak mereka tidak akan berbohong kepada mereka. Pihak berwenang Tiongkok, sementara itu, telah memberlakukan kampanye pembungkaman. Pos di media sosial Tiongkok tentang kasus pelecehan anak RYB secara rutin dihapus oleh sensor internet. Tidak ada media Tiongkok yang melaporkan berita perkembangannya. Pada 24 November, akun Twitter milik seorang wartawan Tiongkok yang bermarga Chen memposting sebuah pesan bahwa organisasi beritanya menerima pemberitahuan dari media yang lebih tinggi bahwa media tidak lagi diizinkan untuk meliput kasus tersebut.

https://youtu.be/brQV9cBDW5M

Epoch Times mencoba menjangkau beberapa orang tua, namun telepon diputus beberapa kali.

Para netizen di Weibo, yang setara Twitter di Tiongkok, menulis posting bahwa beberapa orang tua telah diundang untuk “mengobrol” dengan pihak berwenang, menyiratkan bahwa mereka dipaksa untuk diam.

Lebih banyak penyalahgunaan

Berita tentang penyalahgunaan di taman kanak-kanak lainnya di Tiongkok juga muncul minggu terakhir ini. Pada 26 November, media Tiongkok Jiemian News melaporkan bahwa beberapa orang tua di dua taman kanak-kanak Beijing lainnya, bernama Huanyu dan Qihang International, menceritakan kisah anak-anak mereka yang memiliki bekas jarum di tangan, kaki, dan lengan mereka. Salah satu orang tua membawa anak mereka ke rumah sakit dan menunjukkan catatan pemeriksaan dokter, yang memastikan bahwa koreng-koreng anak tersebut kemungkinan disebabkan oleh penetrasi benda asing.

Pada 29 November, beberapa media Tiongkok melaporkan bahwa orang tua menuduh melakukan penyalahgunaan di taman kanak-kanak RYB di Kota Cangzhou, Propinsi Hebei (beberapa jam perjalanan dari Beijing). Salah satu orang tua memanggil polisi pada 27 November setelah menemukan jarum suntik di seluruh tubuh anaknya. Taman kanak-kanak tersebut kemudian ditutup sebagai akibatnya.

pelecehan anak sekolah oleh gurunya
Orang tua mengunggah foto-foto bekas tanda tusukan jarum pada anaknya, yang sekolah di TK Langfang City Chunxiao. (Screenshot via WeChat)

Salah satu orang tua yang anaknya menghadiri RYB di Cangzhou memposting foto di WeChat, sebuah layanan olahpesan cepat Tiongkok yang populer, dari bekas jarum suntik di seluruh tubuh anak.

Sekitar waktu yang sama, akun suntikan jarum serupa juga muncul di Taman Kanak-Kanak Chunxiao di Kota Langfang, juga di Propinsi Hebei.

Sementara itu, orang tua di Cangzhou Yanshan Beihuan Experimental Kindergarten melaporkan anak-anak mereka ditusuk dengan tusuk gigi. Setelah meminta cuplikan pengintaian dari sekolah, orang tua melihat anak-anak mereka dipukuli, ditusuk, dan ditampar di pantat sebagai hukuman. (ran)

Chen Han, Zhou Huixin, dan Gao Yiqing memberikan kontribusi untuk laporan ini.

Teroris Serang Kampus di Pakistan Saat Hari Maulid Nabi, 9 Orang Tewas

0

Epochtimes.id- Setidaknya sembilan orang termasuk enam mahasiswa dan lebih dari 30 lainnya terluka saat tiga orang teroris, dilengkapi dengan senjata berat melancarkan serangan di asrama Agricultural Training Institute di Peshawar, Pakistan, Jumat (1/11/2017).

Melansir dari Dailypakistan, kronologi kejadian para teroris menabrak bangunan dengan rickshaw (sejenis bajai), kemudian melepaskan tembakan ke penjaga di gerbang masuk dan kemudian menyerbu masuk ke asrama.

Asrama di sekolah pada hari itu ditutup dikarenakan hari libur menyambut maulid Nabi.

Seorang saksi mengatakan ada sekitar 400 mahasiswa di asrama, tapi pada hari itu hanya ada 150 mahasiswa karena sedang libur panjang.

Serangan taliban di sebuah sekolah di Peshawar, Pakistan (Screenshoot TV)

Korban terluka, termasuk petugas penjaga asrama, polisi, tentara, dan mahasiswa. Korban telah dipindahkan ke Khyber Teaching Hospital untuk perawatan lebih lanjut.

Setelah kejadian tersebut, sejumlah personil dari kepolisian, pasukan Angkatan Darat Pakistan menuju ke lokasi tersebut dan berhasil mengepung daerah tersebut. Petugas juga menutup semua jalan menuju kampus.

Senior Superintendent Police (SSP) Peshawar, Kepala Inspektur Polisi Sajjad Khan
tiba di tempat kejadian dengan baju tidurnya saat mengetahui tentang serangan tersebut untuk memimpin timnya.

Serangan taliban di sebuah sekolah di Peshawar, Pakistan (Screenshoot TV)

Insiden baku tembak berlanjut di antara pasukan dan penyerang selama lebih dari satu jam dan pasukan berhasil membunuh semua teroris.

Pasukan ini juga menyelamatkan orang-orang dari bangunan tersebut.

Mereka juga menyelamatkan mahasiswa dengan menggunakan kendaraan lapis baja di tengah pengawasan udara di lokasi tersebut.

Kepala Polisi Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Salahuddin Mehsud kepada media setempat mengatakan bahwa tiga teroris tewas dalam operasi tersebut. Sedangkan identitas penyerang keempat yang diduga sedang diidentifikasi.

Teroris yang lebih dulu ditembak mati ditemukan membawa 20 granat tangan dan tiga rompi bunuh diri. Benda-benda ini ditemukan dari kepemilikan para teroris yang ditembak mati.

Serangan taliban di sebuah sekolah di Peshawar, Pakistan (Screenshoot TV)

Aparat keamanan setempat mengatakan teroris tersebut ingin melakukan serangan yang lebih besar karena mereka sudah menyiapkannya. Namun tindakan yang tepat waktu oleh personil keamanan berhasil mencegahnya.

Juru bicara Angkatan Darat Pakistan Mayjen Asif Ghafoor mengapresiasi peran petugas polisi setempat selama operasi tersebut.

Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi mengutuk serangan teroris tersebut dan menyatakan kesedihan atas kematian rakyat selama serangan.

Serangan taliban Ini adalah serangan teroris kedua dalam seminggu. Seorang pejabat polisi senior Mohammad Ashraf Noor tewas dalam serangan bunuh diri di daerah Hayatabad, Pakistan. (asr)

Sumber : Dailypakistan

Ibu Olahragawan Amerika yang Dipenjara di Tiongkok Mencari Bantuan Trump

0

Ibu dari seorang pria yang pergi ke Tiongkok untuk membantu membangun tim sepak bola sedang mencari bantuan presiden untuk mengeluarkan anaknya dari penjara Tiongkok.

Wendell Brown, penduduk asli Detroit, Michigan, ditangkap pada bulan September tahun lalu setelah terjadi pertengkaran di sebuah bar di Chongqing, Tiongkok barat daya.

Dia ada di sana untuk merayakan ulang tahun seorang teman ketika beberapa penduduk setempat meminta untuk berfoto dengannya dan menawarinya minuman. Setelah menolak, mereka mulai menyerangnya, menurut ibunya, Antoinette Brown, dalam sebuah wawancara dengan WXYZ.

Pengacara Brown, Wu Jun Mei, mengatakan kepada Michigan Radio bahwa dia tidak akan bisa memanggil saksi dalam pembelaan Brown tanpa persetujuan jaksa. Jika terbukti bersalah, Brown menghadapi hukuman tiga sampai 10 tahun penjara.

Pada satu titik waktu, pihak berwenang mengatakan bahwa menjatuhkan tuntutan biaya restitusi $100.000 terhadap Brown, namun penawaran tersebut kemudian dibatalkan, Fox News melaporkan. Bahkan setelah sidang Brown berlangsung pada bulan Juli 2016, hakim tersebut tidak mengeluarkan vonis atau hukuman.

“Jika Trump membantu kita, jika dia membantu Wendell, saya tidak akan berhenti memikirkannya. Ia membantu tiga pemain basket yang bersalah keluar. Aku berdoa dia akan membantu membuat anakku yang polos keluar. Dan jika dia melakukannya, saya akan berterima kasih padanya dan berterima kasih padanya dan berterima kasih padanya,” kata Antoinette, melalui Yahoo Sports.

Tiga pemain basket UCLA menerima hadiah kebebasan saat Presiden Trump membantu mereka keluar dari hukuman yang berpotensi panjang di penjara Tiongkok. Mereka dituduh mencuri di toko pada awal November, dan ditahan di Tiongkok selama seminggu.

Untungnya bagi mereka, Presiden Trump berada di Tiongkok sebagai bagian dari perjalanan Asia, dan bisa membawa para pemain kembali ke Amerika Serikat dengan selamat.

LaVar Ball, ayah dari salah satu pemain yang terkenal, memutuskan untuk secara terbuka tidak berterima kasih kepada Trump, bahkan setelah putranya dan dua pemain lainnya berterima kasih padanya. Dalam sebuah wawancara CNN yang aneh, dia mengatakan bahwa dia hanya akan berterima kasih kepada Trump jika dia menerbangkan anaknya kembali ke Air Force One.

“Sekarang setelah ketiga pemain basket itu keluar dari Tiongkok dan diselamatkan dari hukuman bertahun-tahun di penjara, LaVar Ball, ayah dari LiAngelo, tidak menerima apa yang saya lakukan untuk anaknya dan pencurian di toko itu bukan masalah besar. Seharusnya aku meninggalkan mereka di penjara! “Trump dalam tweet-nya.

Ibu Brown khawatir bahwa pengalaman Trump dengan Ball akan mempengaruhi keputusannya untuk terlibat atau tidak terlibat dalam kasus anaknya sendiri.

Tidak seperti Ball, Antoinette Brown dan suaminya tidak memiliki dana untuk pergi ke Tiongkok, dan khawatir jika mereka melakukannya, mereka juga bisa ditangkap.

Kontak antoinette dengan Wendell hanya berasal dari surat-surat yang dibawa pejabat konsulat AS yang mengunjungi penjara setiap bulan membawanya pulang, menurut Fox News. Hanya ada sedikit kedutaan atau senator A.S. dari Michigan yang menyaksikan kasus ini yang dapat dilakukan.

https://www.facebook.com/219736705233409/videos/219810218559391/

“Cara utama yang kami coba lakukan adalah dengan berbicara dengan pihak berwenang Tiongkok, dan dengan memastikan bahwa mereka membawa Brown dan kasus warga Amerika lainnya yang ditangkap secara serius,” Elliot Fertik, Kepala Divisi Asia Timur Pasifik Departemen Negara, kepada Michigan Radio. “Kami memantau kasus yang melibatkan warga Amerika yang ditangkap di luar negeri untuk memastikan mereka mendapat perlakuan yang adil dari pihak berwenang sebaik mungkin.”

“Cara utama kami mencoba dan melakukan itu adalah dengan berbicara dengan pihak berwenang Tiongkok, dan dengan memastikan bahwa mereka membawa Brown dan kasus orang Amerika lainnya yang ditangkap dengan serius,” tambahnya.

Brown bermain dan melatih sepak bola di Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat sebelum menemukan dirinya di Tiongkok, di mana ia bermain kemudian menjadi pelatih. Dia melengkapi kegiatan sepakbola dengan pengajaran bahasa Inggris dan pelatihan kebugaran.

Sebelum penangkapannya, Brown melatih Chongqing Dockers of the American Football League of China. Dia ditawari pekerjaan pelatih kebugaran setelah manajer gym melihat kesediaannya untuk menawarkan pengetahuannya kepada orang lain, menurut sebuah wawancara yang dia lakukan untuk Youtube Channel Black di Tiongkok.

Paling tidak sampai wawancara yang terbit pada bulan April 2016, dia mendapat kesan positif dari Tiongkok.

“Itulah hal yang hebat tentang memiliki sekelompok pria yang benar-benar peduli terhadap Anda dan siapa yang benar-benar ingin Anda berhasil, dan juga membantu tim berhasil,” kata Brown dalam wawancara tersebut. “Hanya orang-orang itu sendiri, mereka sangat ramah, terutama orang-orang yang saya pelatih. Mereka melakukan pekerjaan yang hebat hanya membuat saya merasa seperti di rumah, dan menginginkan saya untuk keluar dan melihat lebih banyak dan melakukan perjalanan dan hanya menginginkan saya ikut dengan mereka dan mengundang saya makan dan segala hal seperti itu.”

Selama persidangan Brown, lebih dari 100 surat dukungan diajukan ke pengadilan dari teman-teman dan koleganya, Antoinette Brown mengatakan kepada Radio Michigan. (ran)

Dari NTD.tv

Rezim Tiongkok Memandu Kelas ‘Sekolah Selebriti Papan Atas’ Tentang Ideologi Partai

0

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak film Hollywood yang memiliki aktor dan aktris terkenal Tiongkok berusaha menarik penonton bioskop Tiongkok, karena pangsa pasar film Tiongkok yang besar. Pada 26 November, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memutuskan untuk menggunakan sebuah forum film untuk melatih para bintang film terbesar tentang ideologi Partai.

Di Xixi National Wetland Park di Kota Hangzhou, Propinsi Zhejiang, lebih dari 120 selebriti, termasuk aktor, aktris, penulis skenario, sutradara, dan perwakilan pemodal proyek, berpartisipasi dalam sebuah forum film berjudul “Chinese Movies and Its New Power,” yang diselenggarakan oleh Xixi National Wetland Park di Kota Hangzhou, Propinsi Zhejiang, biro film State Administration of Press, Publication, Radio, Film and Television (SAPPRFT), salah satu badan penyensoran utama Tiongkok. Semua film harus mendapat persetujuan dari biro ini agar bisa diputar di Tiongkok.

Forum tersebut dihadiri oleh beberapa nama terbesar dalam film Tiongkok, termasuk aktor Lu Han, yang baru-baru ini tampil di film Hollywood The Great Wall, aktris Angelababy, yang membintangi Independence Day: Resurgence, serta sutradara film dan aktor Wu Jing, yang memimpin pukulan mendobrak pemecah rekor Wolf Warrior 2.

Sementara para bintang tersebut berbagi pengalaman akting dan pemahaman mereka tentang bagaimana menjadi aktor yang lebih baik, menurut media yang dikelola oleh Tiongkok Zhejiang Online, Zhang Hongsen, wakil direktur SAPPRFT, menuntut tiga hal dari bintang-bintang ini: “pemikiran terpadu, misi yang jelas, dan meningkatkan kreasi.”

Zhang menguraikan bahwa “pemikiran terpadu,” berarti “pemikiran dan tindakan seseorang harus sesuai dengan semangat Kongres Nasional ke-19.”

“Gunakan sosialisme dengan karakteristik Tiongkok untuk militerisasi pikiran Anda, untuk dipraktikkan, dan untuk menulis dengan baik kemuliaan film Tiongkok,” kata Zhang, menambahkan bahwa sastra dan seni seharusnya “mempromosikan nilai-nilai inti sosialisme.”

Di Weibo, situs microblogging populer di Tiongkok, beberapa netizen secara sarkastik berkomentar bahwa keseluruhan forum tersebut tampak seperti sebuah pertunjukan. Yang lain berkomentar bahwa forum tersebut mengingatkan mereka pada “Yan’an Forum on Literature and Art.”

Mantan pemimpin PKT Mao Zedong memberikan pidato di “Yan’an Forum on Literature and Art“pada bulan Mei 1942, menginstruksikan penulis dan seniman tentang bagaimana menanamkan ideologi Partai.

“Para pekerja sastra dan seni kita … harus secara bertahap memindahkan kaki mereka ke sisi pekerja, petani dan tentara … melalui proses masuk ke tengah mereka dan mencapai puncak perjuangan praktis dan melalui proses belajar Marxisme dan masyarakat,”Kata Mao.

Mao juga menggunakan sastra dan seni sebagai alat propaganda, yang menyatakan bahwa “mereka beroperasi sebagai senjata ampuh untuk menyatukan dan mendidik masyarakat dan untuk menyerang dan menghancurkan musuh.”

Menurut juru bicara PKT Xinhua, box office film Tiongkok mengantongi 50 miliar yuan (sekitar $7,56 miliar) per 20 November. Tahun lalu, jumlah total melampaui angka 40 miliar yuan (sekitar $6,05 miliar). Xinhua meramalkan bahwa Tiongkok akan menjadi pasar film terbesar di dunia pada tahun 2020. Saat ini, Tiongkok berada di urutan kedua di belakang Amerika Serikat dalam hal pendapatan box office.

Setelah memperkuat undang-undangnya pada bulan Maret, rezim Tiongkok sekarang meminta entitas pembuatan film untuk mengajukan naskah secara garis besar dengan SAPPRFT terlebih dahulu sebelum melakukan pembuatan film. Draf skrip yang lengkap diperlukan jika film tersebut melibatkan topik sensitif, termasuk keamanan nasional, hubungan luar negeri, kelompok etnis, agama, dan urusan militer. Film yang telah rampung harus mendapatkan lisensi rilis dari SAPPRFT sebelum dapat diterbitkan dalam bentuk apapun.

Forum film, yang diadakan setiap tahun, gagal mengumpulkan perhatian yang sama saat diadakan di kota Changchun utara tahun lalu, karena kurangnya kekuatan bintang dibandingkan tahun ini – meskipun forum tersebut masih dihadiri oleh banyak penulis skenario, direktur, produsen, dan pemodal proyek, menurut portal berita Tiongkok Sohu. Mereka diberitahu bahwa pertemuan tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa pedoman departemen propaganda SAPPRFT dan Tiongkok telah dipraktekkan. (ran)

Kaisar Jepang Akihito Akan Turun Tahta pada 30 April 2019

0

Epochtimes.id- Kaisar Jepang Akihito berencana untuk turun tahta pada 30 April 2019 mendatang pada usia 85 tahun.

Turun tahta Kaisar Akihito merupakan pertama kali dalam kurun 200 tahun kekaisaran yang pensiun dari singgasana Chrysanthemum.

Laporan disampaikan secara resmi oleh pemerintah Jepang, Jumat (1/12/2017) dilansir dari Associated Press.

Putra sulung Kaisar, Putra Mahkota Naruhito akan naik takhta sehari kemudian, pada 1 Mei 2019, memulai era baru kekaisaran Jepang.

Kaisar Akihito sebelumnya telah mengungkapkan keinginannya untuk pensiun sejak musim panas lalu dengan alasan usia dan kesehatan.

Keputusan tersebut dibuat pada Jumat pada sebuah pertemuan Dewan Istana Kekaisaran, termasuk politisi, pejabat peradilan dan anggota keluarga kekaisaran.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga mengumumkan secara resmi tentang agenda turun tahta Kaisar Jepang.

Shinzo Abe mengatakan bahwa dia “sangat terharu” atas keputusan  yang diambil setelah sebuah pertemuan khusus Dewan Imperial untuk memutuskan tanggal bagi Kaisar yang berusia 83 tahun untuk mengundurkan diri karena alasan kesehatan.

“Pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan agar rakyat Jepang bisa merayakan pelepasan kaisar dan suksesi putra mahkota,” tambah Abe

Perundang-undangan yang memungkinkan Kaisar untuk turun tahta dalam waktu tiga tahun telah diundangkan awal tahun ini.

Keinginan Kaisar untuk meninggalkan takhta menimbulkan kembali perdebatan tentang salah satu monarki tertua di dunia yang kini berusia 2.000 tahun.

Diskusi sengit juga tentang status wanita yang memungkinkan duduk di singgasana.

Selama ini aturan suksesi hanya untuk laki-laki dan melarang wanita untuk mencapai Singgasana Krisan.

Perdebatan lainnya adalah wanita yang menjadi anggota kerajaan akan kehilangan status bangsawan ketika mereka menikahi orang biasa.

Perundang-undangan untuk kasus Kaisar diperlukan karena Undang-undang Kekaisaran 1947 tidak memberikan ketentuan tentang kaisar mengundurkan diri.

Kaisar terakhir yang turun tahta dari singgasananya adalah Kokaku pada 1817 silam. (asr)

Sumber : Associated Press/The Japan News

Kondisi Kerja Masih Tidak Layak Bagi Pekerja Pabrik Tiongkok

0

Pekerja pabrik Tiongkok yang memproduksi mainan untuk merek besar seperti Mattel, Hasbro, dan Disney terus bekerja dalam kondisi yang sangat melelahkan, menurut sebuah laporan yang baru-baru ini diterbitkan oleh organisasi nirlaba China Labor Watch.

Beberapa pekerja telah melakukan bunuh diri di tengah tekanan kerja, kata laporan tersebut. Sementara China Labor Watch sedang menyelidiki Early Light Toy Factory di Kota Shaoguan, Propinsi Guangdong, yang memproduksi aksesoris mainan, pakaian, dan perjalanan untuk merek besar seperti Big Lots, Hasbro, Mattel, Costco, dan Wal-Mart, dua pekerja melompat dari bangunan. Organisasi tersebut melaporkan kasus Yang Zongfang, 38 tahun, yang dipecat setelah melanggar sebuah peraturan pabrik yang melarang pekerja mengizinkan orang lain untuk menggunakan kartu masuk mereka, dan Lin Jinhua, 34 tahun, yang mencoba mengakhiri hidupnya setelah pelecehan verbal oleh seorang manajer.

China Labor Watch telah menyelidiki kondisi kerja di pabrik mainan sejak tahun 1999 dan selama lebih dari 18 tahun, tragedi semacam ini terus-menerus terjadi,” dalam laporannya.

buruh tiongkok memprihatinkan
Pekerja bersiap berangkat ke sebuah pabrik di Kota Shenzhen, Propinsi Guangdong, Tiongkok, pada tanggal 26 Februari 2009. (China Photos / Getty Images)

Pada bulan Agustus, organisasi nirlaba tersebut menginvestigasi empat pabrik di Propinsi Guangdong: pabrik Shaoguan; Produk Plastik Dongguan Qualidux, berlokasi di Kota Dongguan, yang memproduksi perlengkapan anak-anak seperti kursi tinggi Fisher-Price; Dongguan Chang’An Mattel Second Factory, yang secara eksklusif memproduksi boneka Barbie untuk Mattel; dan Shenzhen Winson Precision Manufacturing di Kota Shenzhen, yang memproduksi mainan anak-anak seperti mobil mainan Hot Wheel Mattel.

Para penyidik ​​mewawancarai sekitar 400 pekerja dan juga menyamar untuk mendapatkan informasi langsung tentang kondisi kerja pabrik. Banyak pekerja tinggal di asrama yang disediakan oleh pabrik-pabrik, yang tidak sehat dan sempit, dengan delapan atau lebih pekerja di tempat yang kecil, menurut laporan tersebut. Asrama di Shenzhen Winson, misalnya, memiliki sembilan orang untuk satu ruangan, dengan toilet yang secara manual mengisi ember dengan air untuk disiram.

Meskipun pabrik mengikuti undang-undang ketenagakerjaan yang mengharuskan pekerja bekerja tidak lebih dari delapan jam sehari, China Labor Watch menemukan bahwa banyak pekerja memilih bekerja lembur untuk mencapai target produksi, karena tanpa upah lembur, sebagian besar hanya akan mendapat upah dasar, dari sekitar $250 sebulan.

Organisasi tersebut menemukan bahwa kebanyakan pekerja bekerja selama 12 jam sehari. Keempat pabrik tersebut memiliki pekerja yang melakukan lebih dari 80 jam lembur dalam sebulan, dengan beberapa jam di sekitar 140 jam lembur, menurut laporan tersebut.

buruh di china
Pekerja Tiongkok menyiapkan mainan boneka di sebuah pabrik di Propinsi Zhejiang, Tiongkok, pada 17 September 2015. (Kevin Frayer / Getty Images)

Laporan tersebut menunjukkan gambar pekerja pabrik yang tidur di dekat area kerja, atau area rekreasi pabrik, untuk dapat istirahat sebelum bekerja.

Keselamatan kebakaran adalah masalah lain. Di Early Light Factory, pintu keluar darurat diblokir dengan tumpukan produk. Saat istirahat makan siang, beberapa pekerja juga tidur di dekat pintu keluar darurat dan tangga.

Sementara itu, Early Light and Qualidux Plastic Products tidak menyediakan peralatan pelindung yang memadai atau tindakan pengamanan lainnya untuk pekerja yang menggunakan bahan kimia beracun, seperti acetone, China Watch melaporkan. (ran)