EpochTimesId – Rusia menyebarkan sejumlah rudal jenis baru di daerah perbatasan Timur Jauh. Hal ini Menambah kekhawatiran masyarakat luar tentang pecahnya perang di semenanjung korea, mengingat aksi ini dilakukan ketika ketegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat.
Laporan stasiun televisi Rusia memberitakan bahwa, resimen pertahanan udara 1533 Rusia yang ditempatkan di Vladivostok baru selesai mengganti sistem anti rudal tipe lama dengan sistem rudal pertahanan udara mobile yang baru S-400 (SAM). Vladivostok merupakan kota administratif Primorsky Krai yang letaknya dekat dengan perbatasan segitiga Rusia, Tiongkok dan Korea Utara.
Sistem pertahanan udara baru yang resmi ditempatkan di vladivostok pada 22 Desember 2017 tersebut memiliki kemampuan untuk menghancurkan pesawat, rudal dan target darat.
Resimen 1533 termasuk pasukan pertahanan udara bagian dari Militer Distrik Timur Rusia. Resimen tersebut sebelumnya mengendalikan sistem rudal tipe lebih tua yakni S-300 yang memiliki jarak tembak sekitar 300 Km.
Sedangkan S-400 memiliki jarak tembak lebih jauh sampai 600 Km, juga kemampuan pelacakan dan serangan lebih baik dari tipe sebelumnya.
Militer Rusia mengatakan rudal tersebut akan meningkatkan kemampuan militer Rusia dalam tugas pemindaian udara di wilayah tersebut dan meningkatkan kesadaran operasionalnya.
Akibat Korea Utara terus melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal sehingga situasi di Semenanjung Korea memanas. Negara tetangga termasuk Rusia dan Tiongkok diperkirakan bisa saja ikut terlibat dalam peperangan yang mungkin akan terjadi.
Associated Press melaporkan, Menteri Pertahanan Rusia pada saat mengunjungi Divisi Lintas Udara 82 mereka tanggal 22 Desember 2017 menyebutkan bahwa awan peperangan sedang menyelimuti udara Semenanjung Korea. Para prajurit perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perang yang bisa sewaktu-waktu meletus.
Meskipun Jim Mattis menekankan bahwa upaya mencari solusi damai melalui perundingan juga diperjuangkan, namun, memperkuat tekad militer AS dalam menghadapi perang di Semenanjung Korea tidak kalah penting. Ia Mengatakan : “Hampir tidak punya kesempatan untuk beroptimis”.
Pada hari yang sama, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengesahkan resolusi tentang sanksi baru untuk Korea Utara. Itu termasuk mengurangi hingga 90 persen pasokan minyak mentah ke negara itu sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik pada 29 November 2017 lalu.
Untuk itu, pemerintah Korea Utara pada 24 Desember 2017 menyatakan bahwa putusan PBB tersebut merupakan ‘perilaku perang’. Negara tersebut mengancam akan melanjutkan pengembangan senjata nuklir dan berjanji akan memberi hukuman kepada negara-negara yang mendukung sanksi tersebut. (ET/Chen Juncun/Sinatra/waa)
Epochtimes.id- Seorang warga negara Malaysia ditangkap di bandara Karachi, Pakistan karena mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi.
Kini warga negara Malaysia tersebut sedang diselidiki karena memiliki hubungan dengan Daesh atau Islamic State (IS).
Pada Sabtu (23/12/2017) seperti dilansir dari tribune.com.pk, Al Muhd Alfie Kqhyriel mencoba naik pesawat TGF 342 Malaysia dengan membawa empat pistol, delapan majalah dan 71 peluru yang disembunyikan di bagasi dan sepatunya.
Pejabat senior Airport Security Force (ASF) Pakistan, Faisal Yaseen mengatakan personil ASF mencegat penumpang yang tampak mencurigakan yang melintasi sabuk pengaman di daerah keberangkatan Bandara Internasional Quaid-i-Azam.
“Tersangka ragu saat kami memintanya untuk melepaskan sepatunya dan menempatkannya di mesin pemindai,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya kemudian menangkap pria tersebut. Petugas akhirnya menemukan pistol dan amunisi tersembunyi di rongga sepatu dan oven microwave yang dibawa pria Malaysia ini.
Petugas Yaseen mengatakan bahwa menurut warga Malaysia, dia tiba di Karachi sehari sebelumnya.
Pejabat lembaga intelijen yang berada di bandara membawanya ke tahanan dan memindahkannya ke lokasi yang tidak diketahui untuk diinterogasi lebih lanjut.
Terdakwa tidak diserahkan ke kantor polisi bandara sampai berita ini dipublikasi oleh media asal Pakistan ini, tribune.com.pk.
Sumber mengatakan bahwa badan intelijen tertinggi negara tersebut saat ini menginterogasinya, menambahkan bahwa dia juga ditanyai kemungkinan hubungan dengan Daesh atau Islamic State.
Sementara itu, pasukan keamanan mencari fasilitator dan rekan sekerjanya di dalam negeri.
Pada tahun 2015, seorang agen FBI Joel Cox ditangkap oleh ASF. Dia mencoba ikut penerbangan domestik ke Islamabad saat ASF menemukan 15 peluru pistol 9mm dan sebuah klip di bagasinya.
Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Tan Sri Mohamad Fuzi Harun kepada nst.com.my membenarkan penangkapan tersebut.
Dia mengatakan bahwa badan keamanan Pakistan telah menginformasikan kepadanya tentang penangkapan seorang warga negara Malaysia.
“Tersangka masih ditahan di Pakistan. Kami akan bekerja sama dengan rekan-rekan kami di sana,” katanya.
“Kami juga akan meminta ke Pakistan untuk mendeportasinya ke sini agar polisi bisa menangkap dan menyelidikinya tapi itu akan memakan waktu karena kami harus mengikuti prosedur, ” tambahnya.
Dia menambahkan bahwa pemeriksaan awal di sini mengungkapkan bahwa sosok pria warga negara Malaysia yang ditangkap berasal dari Serian, Sarawak dan memiliki hubungan dengan IS. (asr)
Selama musim liburan, Santa tidak hanya memiliki hadiah untuk memberi orang-orang di seluruh dunia, begitu juga banyak orang lain. Tapi hadiah apa yang harus dipilih? Kartu hadiah, coklat, bunga, mainan, buku atau bahkan uang tunai, semua ini adalah hadiah liburan yang hebat. Beberapa hadiah membawa kebahagiaan orang, beberapa memiliki manfaat kesehatan, dan beberapa menciptakan kenangan abadi untuk keluarga dan teman.
Apakah Anda mencari hadiah unik yang memiliki semua karakteristik ini? Jika demikian, tiket Shen Yun Performing Arts harus berada di urutan teratas daftar Anda. Banyak penggemar Shen Yun menganggap tiket Shen Yun sebagai hadiah liburan yang sempurna.
Setiap tahun Shen Yun berkeliling dunia dari bulan Desember sampai awal Mei. Pada tahun 2017, ada lebih dari 100.000 penonton di Southern California yang menonton Shen Yun.
Sayangnya, saya merindukannya, karena saya mengikuti pelatihan militer di Angkatan Udara AS. Pada bulan Mei ketika saya lulus, dan pada saat itu Shen Yun hanya memiliki dua pertunjukan tersisa di Pittsburgh, Pennsylvania. Jadi saya terbang dari Los Angeles ke Pittsburgh untuk melihatnya. Apakah aku gila? Benar-benar tidak. Ada penonton yang bahkan pernah terbang dari Asia hanya untuk pertunjukan ini.
Apa yang membuat Shen Yun begitu menarik dan kuat?
“Itu sesuatu yang sangat indah. Ini elegan,” penulis Avia Belle Moon dari Santa Barbara mengatakan pada tahun 2016 setelah kedua kalinya dia menonton Shen Yun. “Sangat menyentuh saya, saat saya melihat ini. Saya menjadi sangat terharu, karena ada kemurnian di sini.” Cukup banyak penonton yang memiliki perasaan yang sama.
Beberapa anggota penonton lainnya mengatakan bahwa Shen Yun sangat nyaman dan menyejukkan hati.
“Pertunjukannya begitu luar biasa sehingga seluruh tubuhku tampak bersih. Saya merasa tubuh saya sangat rileks dan nyaman. Bahkan rasa sakit di pinggang saya hilang,” kata pemilik perusahaan kosmetik Youko Watanabe setelah dia menonton Shen Yun di Tokyo pada 30 Januari 2017. Mungkinkah? Menonton pertunjukan bisa menyembuhkan rasa sakit orang? Pengobatan Tiongkok kuno dapat memberikan beberapa wawasan tentang hal ini.
Menurut komposer Shen Yun, Gao Yuan, musik dan obat-obatan adalah dua sisi dari koin yang sama. Dalam pengobatan Tiongkok, musik yang bagus digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres dan kecemasan. Itulah sebabnya dalam bahasa Mandarin tertulis, karakter ilmu pengobatan sama dengan karakter musik, namun dengan tambahan garis tambah, yang melambangkan herbal.
Tarian klasik Shen Yun disertai oleh orkestra hidup mereka yang unik, orkestra pertama di dunia yang berhasil menggabungkan tradisi musik Timur dan Barat.
Mungkin Anda bertanya-tanya tentang arti nama Shen Yun. Shen adalah istilah umum untuk makhluk ilahi, sementara Yun berarti ritme dan menyampaikan seluruh dukungan dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Banyak orang hanya mengatakan bahwa Shen Yun berarti keindahan makhluk ilahi yang sedang menari.
Setiap orang memiliki sisi spiritualnya sendiri. Banyak orang percaya atau berharap ada surga di luar dunia kita, tetapi mereka tidak pernah melihatnya sebelumnya. Anggota penonton Shen Yun adalah orang-orang yang beruntung.
Pembuat film dokumenter Nathaniel Kahn berkata, “Jika surga adalah seperti yang kita lihat malam ini, masukkan saya!” Saya juga!
Shen Yun 2018 akan berkeliling di 5 benua, meliputi 150 gedung pertunjukan. (ran)
Epochtimes.id- TKI asal Indonesia memenangkan kasus perdata minggu ini terhadap mantan majikannya di Hong Kong karena disiksa pada putusan pengadilan, Jumat, (22/12/2017).
Seperti dilansir New Jersey Herald mengutip dari Associated Press, Erwiana mengatakan senang dengan hasil putusan pengadilan Hongkong.
Erwiana mendesak kota Hongkong berbuat lebih banyak membantu kepada pembantu rumah tangga.
Erwiana Sulistyaningsih mengatakan bahwa pihak berwenang tidak cukup banyak memberikan perlindungan bagi pekerja rumah tangga asing yang sebagian besar adalah perempuan dari Indonesia atau Filipina.
Pengadilan Hong Kong memerintahkan mantan majikan Sulistyaningsih untuk membayar hampir 810.000 dolar Hong Kong ($ 103.500) atau setara Rp 1,4 Miliar sebagai ganti rugi atas pelecehan tersebut.
Kasus penyiksaan yang dialami oleh Erwiana terjadi selama delapan bulan mulai tahun 2013.
Majikan Erwiana, sebelumnya dihukum karena penyerangan dan tuduhan lainnya, didenda dan diberi hukuman enam tahun penjara.
Kasus tersebut terungkap saat foto-foto luka Sulistyaningsih mulai beredar di kalangan masyarakat Hong Kong.
Foto yang beredar menunjukkan wajah, tangan dan kakinya ditutupi dengan koreng, luka gores dan menghitam, bahkan terkelupas kulit di sekitar kakinya.
Sulistyaningsih mengatakan bahwa sejak kasus tersebut menimpa dirinya dia bertemu dengan banyak PRT asing lainnya yang dianiaya oleh keluarga tempat mereka bekerja.
“Majikan masih memberi jam kerja yang panjang,” katanya pada sebuah konferensi pers.
“Korban lain juga menceritakan kisah mereka, sepertinya mereka tidak diberi cukup makanan, mereka tidak punya hari libur,” tambahnya.
Dia mendesak pihak berwenang Hong Kong untuk meninjau ulang kebijakan dan praktik saat ini, dengan mengatakan bahwa tidak cukup dilakukan untuk melindungi pekerja.
Sejak kasusnya terungkap, Erwiana mengatakan, “Saya rasa tidak ada yang berubah.” (asr)
Epochtimes.id- Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, BUMN bersinergi untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kepadatan arus lalu lintas yang kerap terjadi ketika menjelang libur panjang.
BUMN penyedia transportasi publik menggelar berbagai strategi untuk menyiapkan Angkutan Natal dan Tahun Baru, antara lain PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Di bidang layanan angkutan kereta api, PT KAI (Persero) menggelar Operasi Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2017/2018 di Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung selama 17 hari mulai 22 Desember 2017 sampai dengan 7 Januari 2018.
Manajer Humas PT KAI (Persero) Daop 2 Bandung Joni Martinus mengatakan semua aspek operasi sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran perjalanan kereta api sudah disiapkan.
“Termasuk 3 kereta tambahan yang dioperasikan untuk melayani masyarakat berlibur Natal dan Tahun Baru,” katanya dalam rilis Bagian Humas dan Protokol Gedung Kementerian BUMN, Minggu (24/12/2017).
Kereta tambahan tersebut adalah KA Pasundan Pagi, KA Lodaya Pagi, dan KA Lodaya Malam. Selain itu, PT KAI (Persero) juga menyiapkan pengamanan ekstra yang terdiri dari berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, Brimob, POM, K-9, dan 133 petugas lapangan tambahan.
Di lain pihak, Garuda Indonesia Group melalui layanan penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink menyiapkan lebih dari 73 ribu kursi tambahan untuk penerbangan domestik dan internasional sebagai upaya mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang selama periode libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 mulai 20 Desember 2017 sampai dengan 6 Januari 2018.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala Mansyuri mengatakan kapasitas tambahan akan terdiri atas 22.758 kursi tambahan pada layanan penerbangan Garuda Indonesia dan 50.400 kursi tambahan pada layanan penerbangan Citilink.
Penambahan kapasitas penerbangan Garuda Indonesia melalui penerbangan ekstra akan dilaksanakan pada rute-rute penerbangan domestik dan internasional dengan trafik penumpang tinggi, di antaranya Jakarta – Denpasar pp, Jakarta – Medan pp, Surabaya – Denpasar pp, Medan- Gunung Sitoli pp, maupun Jakarta – Osaka pp.
Sedangkan untuk Citilink, kursi tambahan disediakan di 6 sektor penerbangan yang terdiri dari Rute Jakarta – Malang pp, Jakarta – Yogyakarta pp, Jakarta – Semarang pp, Jakarta – Solo pp, Jakarta – Denpasar pp, dan Surabaya – Denpasar pp.
Dukungan BUMN untuk transportasi penumpang melalui laut disediakan oleh PT Pelni (Persero) dengan menyiapkan 73 armada kapal yang terdiri atas 26 kapal trayek Nusantara dan 47 kapal Perintis.
Corporate Secretary PT Pelni (Persero) Didik Dwi Prasetio mengatakan masa angkutan transportasi laut pada liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 berlangsung selama 22 hari mulai 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018.
Untuk menghadapi kepadatan arus lalu lintas di jalan tol selama libur panjang, PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan berbagai langkah antisipasi untuk memastikan kelancaran di ruas jalan tol, diantaranya pendistribusian/pengurangan beban lalu lintas di segmen jalan tol pada kondisi peak hour, optimalisasi kapasitas lajur, dan meminimalisir gangguan lalu lintas.
Kesiapan menyambut libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 juga dilakukan pada berbagai sarana dan fasilitas Bandara yang dikelola oleh BUMN. PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) dan PT AP II (Persero) siap melayani penumpang dengan lebih baik di akhir tahun 2017. PT AP I (Persero) membuka posko Nataru di 13 bandara yang beroperasi dari 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018.
Posko Nataru ini akan beroperasi sesuai jam operasional bandara. Selain melibatkan unsur internal, PT AP I (Persero) juga melibatkan mitra di bandara seperti Kantor Otoritas Bandara, TNI, Polri, BMKG, Kantor Kesehatan Pelabuhan, pihak maskapai, dan ground handling. (asr)
ErabaruNews – Seorang tour leader asal Chongqing, Tiongkok tewas terinjak gajah. Wisatawan itu sebelumnya hendak berupaya menyelamatkan peserta tur yang sedang dikejar seekor gajah di Pattaya, Thailand, seperti dikutip oleh Sound of Hope dari Media lokal Thailand pada 22 Desember 2017.
Seorang peserta tur lainnya dikabarkan sudah keluar dari rumah sakit. Sementara seorang turis lainnya masih membutuhkan perawatan, meskipun luka yang dialami tidak membahayakan nyawanya.
Menurut laporan media Tiongkok, korban meninggal tersebut bernama He Yongjie, berusia 35 tahun. Pada sore hari itu (21/12/2017) ia sedang bertugas sebagai tour leader yang membawa peserta berwisata ke taman gajah di Pattaya, Thailand.
Usai turun dari gajah yang ditunggangi peserta, 2 orang diantara peserta itu berusaha untuk mendekati salah seekor gajah untuk foto bersama, walaupun tour leader sudah memberikan peringatan dan melarang mereka. Sampai kedua orang tersebut diusir oleh pengelola taman. Tetapi mereka masih secara sembunyi-sembunyi menyelinap masuk ke dalam daerah larangan.
Bahkan mereka mendekat dan menarik-narik ekor gajah tersebut. Karena itu gajah jadi mengganas dan mengejar mereka.
Setelah hal itu diketahui He Yongjie, sebagai Tour Leader ia segera lari masuk ke daerah larangan dengan maksud ingin membantu kedua pesertanya melepaskan diri dari kejaran gajah. Namun sial, ia justru yang terkena lilitan hidung gajah dan dibanting keras ke tanah, kemudian diinjak-injak hingga tidak sadarkan diri.
Polisi yang datang segera membawa He ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis. Namun, dia akhirnya meninggal dunia.
Dilaporkan bahwa He Yongjie pernah memandu wisatawan Jepang dengan menggunakan bahasa Jepang saat berwisata ke Jiuzhaigou, Sichuan. Mulai tahun ini, ia ditugasi untuk membawa tur ke luar negeri. Dan tur yang ia bawa sekarang adalah tur terakhir tahun ini.
Rekan-rekan sesama pemandu wisata yang ia kenal sangat menyesalkan kejadian tersebut. Mereka mengatakan, “He orangnya ramah, ceriah, suka bercanda dan ringan tangan.”
Dinas Pariwisata Kota Chongqing pada 22 Desember 2017 memberitakan bahwa travel biro Chongqing International Travel Service Co., Ltd. yang terkait dengan masalah tersebut telah memerintahkan petugasnya mendampingi keluarga korban terbang ke Thailand untuk mengurus pengiriman jenasah.
Menunggang gajah berkeliling taman merupakan bagian wisata di Thailand yang banyak menarik pengunjung. Pada dasarnya gajah-gajah yang ditunggangi itu sudah terlatih dan penurut, tidak sampai melukai orang. Tetapi jika penunggang mengabaikan pesan larangan pawangnya, hal-hal yang mungkin membahayakan tetap saja bisa terjadi.
Seorang tour leader senior yang sering membawa tur ke Pattaya mengatakan bahwa, pesan atau peringatan pengelola seharusnya jangan dianggap angin lalu. Inilah pelajaran berdarah akibat peserta tur mengabaikan kehati-hatian. (Soundofhope/Tong Xiaoran/SInatra/waa)
ErabaruNews – Penyu ‘kurir’ kokain yang diselamatkan polisi penjaga pantai Amerika Serikat dilimpahkan kepada kantor kejaksaan Key West di Florida. Sebelumnya penjaga pantai AS mengunggah sebuah berita di situsnya, tentang penemuan dan penyelamatan seekor penyu saat sedang melakukan patroli rutin pada 21 Desember 2017 lalu.
Seperti dikutip dari NTDTV, Video yang diunggah oleh polisi penjaga pantai AS ke akun Twitter pada 21 Desember ini telah ditonton sebanyak 400 ribu kali.
Penyu besar tersebut dikabarkan sengaja dijadikan sebagai kurir pengiriman sejumlah bungkusan atau paket yang berisi kakain. Nilai narkoba seluruhnya diperkirakan mencapai 53 juta dolar AS.
Polisi penjaga pantai AS mengatakan bahwa kapal patroli ‘Cutter Thetis’ ini menemukan kemudian mengambil gambar dan menyelamatkan penyu besar tersebut dalam rangka tugas patroli narkoba di laut yang berlangsung selama 68 hari.
Gambar menunjukkan bahwa penyu besar itu berenang di permukaan laut dengan badannya dikelilingi tali berwarna hijau. Ujung tali terikat pada paket-paket persegi panjang berwarna abu-abu.
Dengan hati-hati petugas mengurai dan memotong tali itu satu-per satu untuk menyelamatkan penyu. Sebab, bagian leher dan anggota badan kura-kura laut itu sudah mengalami peradangan serius.
Penjaga pantai lalu menyita ke-duapuluh-enam paket berisi kakain. Keseluruhan paket itu memiliki total berat kotor 817 Kg. (NTDTV/SInatra/waa)
EpochTimesId – Paspor dengan warna biru klasik akan diperkenalkan kembali setelah Inggris resmi meninggalkan Uni Eropa. Demikian dikatakan oleh Pemerintah Inggris, Jumat (22/12/2017) lalu, seperti dikutip The Epoch Times dari Reuters.
“Membawa kembali paspor lama, sama seperti Inggris sedang menegosiasikan persyaratan di mana ia meninggalkan Uni Eropa pada bulan Maret 2019. Ini akan menyenangkan, baik mereka yang memilih untuk meninggalkan blok tersebut dan juga sebagian besar mereka yang memilih untuk tetap bergabung di Uni Eropa,” kata menteri muda imigrasi Inggris, Brandon Lewis.
“Bahkan orang-orang yang memilih tetap … masih memiliki keterikatan ini dengan paspor masa lalu,” sambung Lewis kepada BBC.
Paspor biru tua dan emas digantikan oleh jaket burgundy di Uni Eropa pada tahun 1988. Dokumen baru yang akan dikeluarkan pada bulan Oktober 2019 ini juga dilengkapi dengan fitur keamanan yang disempurnakan.
Warna paspor menjadi inti perdebatan lain selama kampanye referendum Uni Eropa, dengan banyak pendukung Brexit yang menyorotinya sebagai ukuran kemerdekaan Inggris yang hilang. Sementara lawan mereka mengejek lampiran tersebut mengingat kerusakan yang mereka percaya akan membiarkan blok tersebut dapat dilakukan.
Perubahan tersebut akan diperkenalkan saat paspor lama kadaluarsa dan tidak dikenakan biaya tambahan untuk wajib pajak.
Anggota parlemen Konservatif Anna Soubry, oposisi Brexit di partai penguasa Inggris, merkicau di Twitter, “Berdiri untuk pesta jalanan sebagai paspor biru kembali. Tidak yakin mereka akan menebus kerugian #Leave menjanjikan tambahan £ 350m seminggu untuk (layanan kesehatan masyarakat Inggris) NHS.”
Dia mengacu pada slogan Brexit yang menjanjikan lebih banyak dana untuk Inggris. Seperti diantaranya untuk layanan kesehatan, setelah Inggris berhenti memberikan kontribusi ke UE, yang menjadi batu ujian untuk debat tersebut.
Sementara Nigel Farage, pendukung utama Brexit dan mantan ketua Partai Kemerdekaan Kerajaan Inggris menanggapinya dengan santai.
Epochtimes.id- Sebuah lokasi perbelanjaan di Davao City, Filipina, Sabtu (23/12/2017) mengalami kebakaran hebat. Otoritas setempat membenarkan korban meninggal mencapai puluhan orang meskipun belum diketahui angka pastinya.
Pusat perbelanjaan di Davao City yang terletak di bagian selatan Filipina itu mulai terbakar pada 23 Desember sekitar pukul 09:40 dan apinya terus membesar sulit dikendalikan, sehingga banyak warga yang berbelanja terkepung api.
Mereka hanya bisa naik ke atap bangunan untuk menanti bantuan penyelamatan. Namun api dan asap pekat terus membumbung diiringi suara tangisan histeris dan teriakan minta tolong yang memilukan hati.
Dikarenakan banyak produk tekstil dan bahan-bahan mudah terbakar lainnya tersimpan dalam gedung, api terus berkobar hingga hari Minggu siang ini.
Emmanuel Jaldon, seorang kepala badan bantuan bencana pada Minggu mengatakan bahwa setidaknya 37 orang belum ditemukan. Api sudah mulai dapat dikuasai tetapi penyebabnya belum diketahui.
Para pencari hanya dapat masuk ke dalam lokasi kebakaran untuk mencari korban yang hilang setelah api padam. Mereka bisa jadi sudah menjadi korban meninggal.
Media Filipina mengutip pernyataan dari pengelola gedung bangunan yang terbakar mengatakan : “Masyarakat diminta untuk membantu para korban yang masih terjebak api dengan doa yang tulus.”
Wakil Walikota Davao City Paolo Duterte yang merupakan putra dari presiden Filipina meminjam ucapan pejabat pemadam kebakaran mengatakan bahwa kesempatan untuk menyelamatkan jiwa ke 37 warga hilang tersebut hampir nol persen.
Davao City berjarak kira-kira 1.514 Km dari kota Manila, merupakan kampung halaman Rodrigo “Rody” Roa Duterte, Presiden Filipina. Putrinya kini menjabat sebagai Walikota Davao dan putranya menjabat Wakil Walikota Davao. Presiden sendiri juga sudah tiba di kota tersebut untuk menghibur keluarga korban. (Sinatra/asr)
Pada 7 November, peringatan 100 tahun pecahnya Revolusi Bolshevik di Rusia, anggota Parlemen Polandia Jozef Brynkus menyampaikan kepada marshall Sejm, legislative tingkat bawah Parlemen Polandia, sebuah rancangan tentang sebuah resolusi yang mengecam ideologi dan konsekuensi dari Revolusi Bolshevik tersebut. Sejm tersebut mengeloloskan resolusi tersebut pada 24 November.
Resolusi tersebut secara ringkas melacak dampak komunisme di dunia, mulai dari Revolusi Bolshevik sampai sekarang, dengan penekanan khusus pada pengaruhnya terhadap Polandia.
Pembuka Resolusi tersebut: “Revolusi Bolshevik yang meletus di Rusia 100 tahun yang lalu pada bulan November 1917 telah mengubah wajah negara ini yang kemudian menjadi sebagian besar dunia, dan konsekuensi sosial dan ekonomi yang tragis telah dirasakan di banyak negara dan di Rusia itu sendiri sampai hari ini
“Setiap revolusi yang dilakukan oleh kudeta berdarah membawa serta kehancuran dan kematian. Pemberontakan sayap kiri yang ekstrem, meski sering ditutupi oleh slogan-slogan yang indah dan bernada tinggi, selalu menimbulkan teror dan kejahatan dan merugikan orang-orang dan seluruh masyarakat. Bilah agresi revolusi Bolshevik ditujukan terhadap nilai dasar kemanusiaan dan tradisi peradaban Eropa. Terlahir dari ideologi kriminal komunisme, didorong oleh slogan-slogan anti kemanusiaan dan anti Kristen, ia telah meninggalkan jejak kejamnya pada kehidupan banyak generasi “
Awal Komunisme dalam Revolusi Bolshevik
“The Black Book of Communism” melaporkan saat awal pertumpahan darah komunisme di Rusia, sejak kudeta 7 November yang dipimpin oleh Vladimir Ilyich Lenin diikuti oleh fase yang sangat keras. “Kekerasan ini dipaksakan pada Partai oleh Lenin sendiri segera setelah merebut kekuasaan,” tulis Stephane Courtois, salah satu penulis buku tersebut.
“Tujuan utama Lenin adalah mempertahankan kekuasaannya selama mungkin,” tulis Courtois. “Lenin menancapkan sebuah kediktatoran yang dengan cepat menunjukkan dirinya sendiri sebagai penumpah darah maupun teroris di dalam sifat dasarnya.”
“Terperangkap di antara kehendak untuk menerapkan doktrinnya dan perlunya mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan, Lenin menciptakan mitos tentang Revolusi Bolshevik di seluruh dunia. Pada bulan November 1917 ia ingin mempercayai bahwa api revolusioner akan menelan semua negara yang terlibat dalam perang tersebut, dan Jerman di atas yang lainnya. Tetapi revolusi di seluruh dunia tidak terjadi, dan setelah kekalahan Jerman pada bulan November 1918, sebuah tatanan Eropa baru muncul … Ini sudah jelas ketika Tentara Merah dikalahkan di Warsawa pada tahun 1920,” tulis Courtois. Tentara Soviet menginvasi Polandia pada tahun 1920 untuk menyebarkan Revolusi Bolshevik tersebut ke Barat.
Komentar resolusi mengenai sejarah ini, dan bagaimana Polandia menghentikan ekspansi komunis lebih jauh ke Barat: “Salah satu korban terbesar Revolusi Bolshevik adalah Polandia. Pada tahun 1920 tentara Polandia melalui ketabahan mereka mampu menghentikan perkembangan revolusi tersebut di Eropa.”
“Kegagalan teori Leninist tentang revolusi Eropa dan dunia luar membuat kaum Bolshevik cukup terisolasi dan dalam konflik langsung dengan Rusia yang semakin anarkis. Dalam usaha putus asa untuk memegang kekuasaan, kaum Bolshevik membuat teror menjadi bagian sehari-hari dari kebijakan mereka, berusaha merombak masyarakat berdasarkan gambaran dari teorinya, dan untuk membungkam orang-orang yang, entah melalui tindakan mereka atau oleh kehidupan sosial, ekonomi, atau intelektual mereka, mengarahkan ke lubang menganga di dalam teori tersebut. Pernah di dalam kekuatannya, kaum Bolshevik membuat Utopia (tempat atau keadaan yang dibayangkan semuanya sempurna) menjadi bisnis berdarah yang luar biasa,” tulis Courtois.
Komunisme Berada di Seluruh Dunia
Komunisme terus menyerang lagi pada tahun 1939, dengan Polandia medan perang tersebut dan sisanya di seluruh dunia hanya di sela-sela tidak berperan aktif.
Resolusi tersebut mengatakan: “Namun, ketika pada tahun 1939 komunis bersekutu dengan kaum sosialis-sosialis nasional tersebut, sebuah pembantaian besar-besaran tidak dapat dicegah lagi, terlebih lagi karena banyak negara di dunia yang beradab masih menerima demagogi Jerman dan dengan tepuk tangan memuji propaganda muka dua dari Soviet.”
Pada bulan Agustus 1939, Jerman dan Uni Soviet menandatangani sebuah pakta non-agresi, yang disebut Pakta Molotov-Ribbentrop. Perjanjian tersebut berisi sebuah protokol rahasia di mana kedua sekutu tersebut membagi tanah-tanah tersebut antara Jerman dan Uni Soviet menjadi wilayah pengaruh mereka. Bulan berikutnya tentara mereka menyerang Polandia dan bertemu di garis demarkasi.
Sejarawan Inggris-Polandia Norman Davies menulis dalam artikelnya “Britain and the Warsaw Rising” bahwa pada tahun 1945 di Konferensi Yalta, “para pemimpin Barat meninggalkan semua pengaruh efektif di Polandia dan Eropa Timur sebagai balasan atas kerja sama Stalin di Jerman dan di Timur Jauh.”
Perjanjian Yalta memberikan kebebasan untuk menyebarkan komunisme di Polandia dan Eropa Timur, seperti yang dinyatakan dalam resolusi tersebut: “Dari tahun 1945, impor revolusi komunis ke banyak negara di dalam dan di luar Eropa menjadi mungkin sebagai akibat dari kebijakan yang salah arah koalisi anti-Jerman yang bersekutu dengan kekuatan Barat. Ratusan juta korban di seluruh dunia ditambahkan kepada jutaan korban Revolusi Bolshevik, dan akibat mengerikan dari eksperimen ekonomi komunis tersebut telah menghancurkan ekonomi puluhan negara di seluruh dunia.”
Penulis “Black Book of Communism” memperkirakan bahwa jumlah total orang yang terbunuh oleh komunisme mendekati 100 juta termasuk sekitar 20 juta kematian di Uni Soviet dan 65 juta kematian di Tiongkok.
Kalimat penutup resolusi tersebut berbunyi: “Sejm Republik Polandia mengutuk ideologi yang menyebabkan tragedi jutaan orang dan memberi penghormatan kepada semua korban Revolusi Bolshevik tersebut.”
Kontroversi ‘Ekstrimis Kiri’
Resolusi tersebut diadopsi dengan 283 suara yang mendukung, dan 4 abstain. Namun, 173 deputi tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara, menolak bahasa dalam resolusi tersebut mengenai “ekstrimis kiri.” Mayoritas yang tidak memilih termasuk Partai Civic Platform dan Partai Modern.
Civic Platform saat ini merupakan partai oposisi terbesar, dan tidak ada wakil partai yang berpartisipasi dalam pemungutan suara mengenai resolusi tersebut. Para wakil Civic Platform mengusulkan sebuah amandemen untuk menghapus teks dari resolusi yang menyatakan bahwa pemberontakan yang dilakukan oleh ekstrimis kiri selalu membawa teror, menyebabkan kejahatan, dan merugikan individu dan juga masyarakat. Namun, mereka setuju dengan sebagian besar pernyataan resolusi lainnya.
Rafal Grupinski, wakil dari Civic Platform, dalam pidatonya dalam sebuah sesi parlemen Polandia mengemukakan sebuah contoh yang menjelaskan usulan amandemen terhadap resolusi tersebut. Dia berkata: “1905 – revolusi ekstrimis kiri tersebut dimulai dengan Bloody Sunday (Minggu Berdarah) di St. Petersburg. Lalu ada ratusan korban di Warsawa, Lodz, dll. Apa akibatnya? Pemulihan bahasa Polandia di sekolah … pemulihan bahasa Polandia di kotamadya, kemungkinan penerbitan surat kabar tersebut, menciptakan asosiasi-asosiasi. Kiri bukan hanya kartu malapetaka dalam sejarah Eropa.” Namun, amandemen tersebut ditolak oleh Komite Kebudayaan dan Media.
Piotr Babinetz, seorang utusan yang mewakili partai Hukum dan Keadilan, mengatakan bahwa rancangan resolusi tersebut merupakan hasil usaha bersama partainya dan partai Civic Platform. Dia juga mengatakan bahwa revolusi pada tahun 1905 tersebut bersifat sosialis dan kiri tetapi bukan ekstrem kiri dan itu mendahului Revolusi Bolshevik.
Menurut Babinetz, ekstrimis kiri tersebut menentang resolusi yang mengacu pada, misalnya, gerakan yang diilhami oleh Che Guevara yang melakukan pembunuhan. Sebagian besar wakil mewakili partai Hukum dan Keadilan berpartisipasi dalam pemungutan suara, dan mereka yang berpartisipasi memilih untuk memilih resolusi tersebut.
Robert Winnicki, seorang wakil non partisan, mengatakan bahwa gerakan ekstrimis kiri bertanggung jawab atas tindakan teroris yang baru-baru ini terjadi di Eropa. (ran)
Mikolaj Jaroszewicz memberikan kontribusi untuk laporan ini.
Epochtimes.id- Korban tewas akibat badai tropis di Filipina selatan meningkat menjadi 182 jiwa pada Minggu (24/12/2017) dini hari.
Dilansir dari IndianExpress, korban lainnya terdiri 153 orang masih hilang seperti dilaporkan polisi setempat.
Regu penyelamat menarik belasan mayat dari sebuah sungai.
Badai Tropis Tembin telah menerjang pulau terbesar di negara tersebut, pulau Mindanao sejak Jumat lalu. Badai tersebut memicu terjadinya banjir bandang dan tanah longsor.
Filipina diterjang sekitar 20 badai besar setiap tahun, banyak di antaranya badai yang mematikan. Tapi Mindanao berpenduduk 20 juta jiwa jarang dilanda badai.
Polisi, tentara dan relawan menggunakan sekop untuk menggali lumpur dan puing-puing saat mereka mencari korban di desa Dalama pada Sabtu.
“Air Sungai itu naik dan sebagian besar rumah hanyut. Desa tersebut sudah tidak ada lagi,” kata petugas polisi Gerry Parami kepada AFP melalui telepon dari kota Tubod di dekatnya.
Pada Sabtu, regu penyelamat menemukan sejumlah jenazah dari Sungai Salog di dekat kota Sapad.
Sejumlah jenazah di Sapad hanyut ke hilir dari sebuah kota yang dilanda banjir di hulu yang disebut Salvador.
Tubod, Salvador dan Sapad berada di Lanao del Norte, yang merupakan salah satu provinsi di Filipina yang paling parah diterjang badai Tembin.
Polisi setempat mengatakan 127 orang telah dikonfirmasi tewas di provinsi tersebut, dengan 72 orang hilang.
“Orang-orang menerima banyak peringatan, tapi karena kita jarang terkena topan, orang-orang yang tinggal di dekat sungai tidak menganggapnya serius,” kepala polisi Salvador Wilson Mislores mengatakan kepada AFP.
Jumlah korban tewas akibat badai di semenanjung Zamboanga Mindanao juga meningkat menjadi 28 jiwa. Polisi setempat mengatakan 81 orang hilang setelah longsor dan bebatuan menerjang masyarakat pesisir di Sibuco dan kota-kota nelayan lainnya.
Tanah longsor telah menghambat operasi penyelamatan dan konvoi bantuan ke wilayah miskin tersebut.
Badai Tembin juga menerjang Balabac, sebuah pulau nelayan yang berpenduduk 40.000 orang di Filipina barat, pada Sabtu siang dengan hembusan 145 kilometer per jam.
Seorang warga tewas karena dibunuh seekor buaya saat dia mengamankan kapalnya saat badai pada minggu ini di pulau barat Palawan, seperti disampaikan laporan kepolisian.
Badai tropis Tembin menerjangFilipina kurang dari seminggu sebelumnya Badai Tropis Kai-Tak menyebabkan 54 orang tewas dan 24 lainnya hilang di Filipina Tengah.
“Sangat disayangkan bahwa ada siklon tropis lainnya … membuat kehadirannya terasa begitu dekat dengan Natal,” kata Juru Bicara Presiden Rodrigo Duterte, Harry Roque dalam pernyatannya.
Roque berjanji untuk terus memberikan bantuan pemerintah kepada masyarakat yang terkena dampak.
Juru Bicara Dewan Pengurangan Risiko dan Manajemen Bencana Nasional, Romina Marasigan, menggambarkan situasi tersebut sebagai “tantangan”.
Topan yang paling mematikan yang melanda negeri ini adalah Haiyan, yang menewaskan ribuan orang dan menghancurkan seluruh kota di daerah berpenduduk padat di Filipina tengah pada November 2013 silam. (asr)
Dana Rohrabacher memuji gerakan untuk menarik diri dari Partai Komunis Tiongkok
Kongres A.S. mulai mengambil pandangan skeptis tentang rezim Tiongkok. Pada 20 Desember, Dana Rohrabacher (R-Calif) dan Steve King (R-Iowa) bergabung dengan sebuah panel yang diselenggarakan oleh sebuah kelompok yang didedikasikan untuk menghancurkan Partai Komunis Tiongkok.
“Tantangan nomor satu kita di tahun-tahun depan adalah [menghadapi Tiongkok yang fasis, totaliter, agresif,” kata Rohrabacher. “Jika situasinya berlanjut seperti di Tiongkok, jika Anda memiliki kekuatan tak terkendali seperti itu … akan terjadi hal mengerikan terjadi di semua negara di dunia dalam masa hidup kita.”
“[Tiongkok memiliki sebuah kediktatoran negara fasis, mencoba mengendalikan kehidupan orang-orang dengan cara diktator tanpa oposisi dan pers apapun, dan ini mengambil sumber daya dari orang-orang lemah dan tidak berdaya,” kata Rohrabacher.
Sebagai anggota senior Komite Luar Negeri DPR, anggota Kongres dari California secara terbuka berbicara mengenai hubungan internasional. Dia sangat terkenal karena menjadi kritikus jangka panjang terhadap PKT dan banyak pelanggaran hak asasi manusia, di antaranya dia berulang kali mengatakan penganiayaan terhadap latihan spiritual Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun Dafa) sebagai salah satu dosa besar
Rohrabacher menekankan bahwa solusi untuk Amerika Serikat dalam bekerja dengan orang-orang Tiongkok: “Harapan kita untuk berdamai dengan Tiongkok bersandar pada orang-orang Tiongkok, dan tidak berpihak pada pemerintah Tiongkok.”
‘Tuidang’
Rohrabacher menyampaikan sambutannya di sebuah forum yang berjudul “Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan GerakanTuidang di Tiongkok,” yang diadakan di gedung perkantoran Cannon di bukit Capitol dan disponsori oleh Tuidang Center.
“Tuidang” diterjemahkan secara harfiah sebagai “menarik diri dari partai [Komunis],” dan Pusat Tuidang mengatakan bahwa ini adalah usaha membebaskan “hati dan pikiran di dalam Tiongkok” bekerja untuk “membantu semua orang Tiongkok di seluruh dunia untuk meninggalkan Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya. “(Terafiliasi dengan PKT adalah Pioner Muda dan Liga Pemuda Komunis. Hampir semua anak muda di Tiongkok bergabung dengan setidaknya satu dari organisasi ini).
PKT menganggap penarikan diri semacam itu tindakan perbedaan pendapat, karena Partai tidak mengizinkan anggotanya untuk pergi. Mereka hanya bisa ditendang oleh pimpinan Partai.
Dimulai pada tahun 2004, Pusat Tuidang telah mencatat lebih dari 292 juta orang Tiongkok mengirimkan pemunduran mereka, yang demi keamanan biasanya dilakukan dengan menggunakan nama pena.
Rohrabacher memuji gerakan Tuidang tersebut karena memberikan suatu kesempatan pada orang-orang Tiongkok yang berada di bawah kediktatoran satu partai untuk keluar dan tidak berpartisipasi dalam penindasan tersebut.
Penganiayaan
Penindasan Falun Gong di Tiongkok merupakan tema penting forum ini.
Anggota Kongres Steve King (R-Iowa) mengatakan bahwa dia telah mendukung banyak resolusi Kongres yang mengecam penganiayaan rezim Komunis Tiongkok karena menginjak-injak hak-hak fundamental kebebasan. “Mereka hanya ingin beribadah dan hidup bebas,” kata Raja.
Falun Gong melibatkan latihan meditasi dan menjalani hidup sesuai dengan prinsip Sejati, Baik, Sabar. Pada tahun 1999 pemimpin PKT Jiang Zemin saat itu, karena takut akan kepopuleran praktek tersebut, memerintahkan penganiayaan sistematis terhadapnya dalam upaya untuk menghapusnya dari Tiongkok.
Salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia yang dijelaskan di forum tersebut diceritakan oleh Xu Xinyang, seorang gadis 16 tahun yang berasal dari Tiongkok. Xu menceritakan bagaimana ayahnya dipenjara di Tiongkok karena berlatih Falun Gong dan meninggal pada tahun 2009 karena penyiksaan dan kondisi buruk yang dideritanya di penjara. Xu dan ibunya, yang juga diinginkan oleh polisi tersebut karena “kesalahan” yang sama, kebetulan lolos dari Tiongkok tahun itu, dan mereka berdua sejak itu tinggal di Maryland.
Du Haipeng, yang juga tinggal di Maryland, datang ke forum tersebut untuk meningkatkan kesadaran tentang kasus ibunya. Yuan Xiaoman dari Dalian, Tiongkok ditangkap pada 2016 dan dijatuhi hukuman 42 bulan penjara karena berusaha mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Ayah Du juga ditangkap pada tahun-tahun awal penganiayaan, dipenjara selama tiga tahun, dan disiksa berat.
Kongres A.S. telah mengambil sikap yang semakin ketat melawan rezim Tiongkok baru-baru ini. Satu minggu sebelum forum tersebut, pada tanggal 13 Desember, Congressional-Executive Commission on China (CECC), mengadakan persidangan yang berjudul “The Long Arm of China: Exporting Authoritarianism with Chinese Characteristics” (Kepanjangan Tangan Tiongkok: Mengekspor Otoritarianisme dengan Karakteristik Tiongkok). Anggota Kongres dan para ahli yang dipanggil untuk bersaksi semua menyatakan kekhawatiran mendesak bahwa rezim Tiongkok tersebut tidak hanya menindas rakyatnya di negaranya namun juga mengekspor jangkauan otoriternya ke luar negeri, termasuk ke Amerika Serikat
Forum tersebut dimoderatori oleh Prof. Sen Nieh, Wakil Presiden Pusat Tuidang, dan menampilkan sejumlah pengkritik rezim Tiongkok yang terkenal termasuk aktivis hak asasi Tiongkok yang terkenal, Chen Guangcheng, yang menggarisbawahi beberapa pelanggaran hak asasi manusia terbaru di Tiongkok. Trevor Loudon, seorang penulis yang berbasis di Selandia Baru membandingkan operasi-operasi pengaruh rezim Tiongkok yang ditargetkan terhadap Selandia Baru dengan yang dipasang melawan Amerika Serikat.
Peserta lainnya termasuk: Tsuwei Hwang, juru bicara Asosiasi Praktisi Falun Dafa di Washington, DC; Rong Yi, Presiden Pusat Tuidang; Edward Griffin, penulis dan pembuat film; Theresa Chu, seorang pengacara hak asasi manusia dari Taiwan; dan Dong Li, Ph.D., seorang kolumnis dan komentator di New Tang Dynasty TV. (ran)
Epochtimes.id- Polisi Malaysia menangkap 20 orang tersangka dicurigai teroris di empat negara bagian di Malaysia dalam beberapa minggu terakhir.
Seperti dilansir dari Thestar.com, para tersangka – tujuh orang Malaysia, tujuh orang Filipina, lima orang Indonesia dan seorang Afrika utara – ditahan oleh Divisi Khusus Kontra Terorisme Kepolisian Diraja Malaysia.
Penangkapan ini dengan bantuan Komando Keamanan Sabah Timur (Esscom) antara 30 November -15 Desember 2017 di Kuala Lumpur, Sabah , Johor dan Selangor.
Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Tan Sri Mohamad Fuzi Harun, mengatakan seorang pria Indonesia berusia 24 tahun yang ditangkap merupakan pemimpin senior kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah.
Dia menambahkan tersangka pertama-tama ditangkap di daerah Pontian, Johor pada 30 November 2017.
“Kami yakin tersangka mengumpulkan dana sebelum berencana berangkat ke Suriah,” katanya.
“Dia juga terlibat dalam insiden pengeboman di Bandung pada bulan Juli,” ujarnya dalam sebuah pernyataan pada Jumat lalu.
Penangkapan kedua terhadap seorang mantan guru berusia 46 tahun di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) padal 1 Desember 2017.
“Dia dicurigai terlibat dalam sebuah sel teror yang merencanakan serangan terhadap Beer Festival. Tiga dari anggota sel teror tersebut ditangkap awal Oktober,” katanya.
“Guru, yang berasal dari Kuching, juga berencana berangkat ke Filipina selatan untuk bergabung dengan sel teror,” tambahnya.
Serangkaian penangkapan ketiga dilakukan oleh empat orang WNI oleh Esscom pada 4 Desember di daerah Sandakan.
“Mereka memasuki Sabah secara ilegal dari Tarakan dan Nunukan, dalam perjalanan ke Filipina selatan,” katanya.
Penangkapan berikutnya pada 6 Desember di Kuala Lumpur melibatkan seorang pria Filipina berusia 50 tahun, yang merekrut rekan senegaranya di daerah Kepong untuk militan Abu Sayyaf.
Enam orang Malaysia dan lima orang Filipina ditangkap pada 10 Desember di Sandakan karena terlibat dalam kelompok teror di Filipina selatan.
“Seorang pria Filipina lainnya juga ditangkap pada 10 Desember di Masai, Johor karena terlibat dalam serangan teror di Filipina,” kata Mohamed Fuzi.
Dia menambahkan penangkapan terakhir terhadap seorang pria Afrika utara berusia 31 tahun di KLIA pada 15 Desember.
“Dia terlibat dengan negara Islam dan sebelumnya telah ditangkap oleh pemerintah Turki. Dia memasuki Malaysia awal bulan ini,” kata Mohamed Fuzi. Dia menambahkan berbagi informasi intelijen dengan intelijen luar negeri menyebabkan penangkapan ini. (asr)
Epochtimes.id- Seorang Utusan Khusus Rusia mengatakan kelompok teror Islamic State di Afghanistan atau Daesh memiliki lebih dari 10.000 pejuang di Afghanistan. Pejabat ini mengatakan AS meremehkan ancaman mereka.
Kepala Departemen Timur Tengah di Kementerian Luar Negeri Rusia, Zamir Kabulov, mengatakan banyak pejuang Daesh yang telah meninggalkan Irak dan Suriah kini berada di Afghanistan.
Berdasarkan perkiraan pejabat Rusia ini, kelompok teror tersebut memiliki sebanyak 10.000 pasukan.
“Rusia adalah salah satu negara pertama yang memperingatkan adanya ekspansi IS ke Afghanistan,” katanya kepada RIA Novosti.
“Akhir-akhir ini IS telah meningkatkan kehadirannya di negara ini. Perkiraan kami adalah bahwa kekuatan mereka di sana lebih kuat dari 10.000 tentara dan terus bertambah,” katanya.
“Itu termasuk pejuang baru dengan pengalaman tempur di Suriah dan Irak,” imbuhnya.
Pasukan IS terkuat di utara Afghanistan di perbatasan dengan Tajikistan dan Turkmenistan – yang menjadi perhatian Rusia, yang memiliki hubungan historis yang dekat dengan kedua negara.
“Tujuannya pasti untuk memperluas pengaruhnya di luar Afghanistan, yang mereka gunakan sebagai landasan pementasan. Hal ini menimbulkan ancaman keamanan yang signifikan bagi Asia Tengah dan bagian selatan Rusia,” kata Kabulov.
Ini terjadi saat Panglima tertinggi Amerika Serikat di Afghanistan, Jenderal Nicholson, memperkirakan pejuang negara Islam sekitar 3.000 beberapa bulan yang lalu.
Sementara itu, Rusia belum lama ini menyatakan bersedia kerja sama untuk melawan terorisme di negara tersebut bersama dengan Amerika Serikat.
Usulan ini disambut oleh Perwakilan Permanen Afghanistan untuk PBB, Mahmood Saikal.
Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan akhir atas ISIS pada Sabtu (9/12/2017).
Pengumuman ini setelah pasukan Irak menyisir sisa-sisa kekuasaan terakhir ISIS dari negara tersebut, tiga tahun setelah kelompok militan tersebut menguasai sekitar sepertiga wilayah Irak.
Atas akhir peperangan ini, PM Irak langsung mendeklarasikan kemenenangan sebagai langkah menandai berakhirnya perang melawan para teroris. (asr)
Presiden Donald Trump pada hari Kamis menempatkan dunia di atas maklumat bahwa Amerika tidak akan lagi menerima pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi yang terjadi di seluruh dunia.
Trump mengeluarkan Perintah Eksekutif yang menyatakan keadaan darurat nasional untuk menangani orang-orang yang melakukan kejahatan tersebut.
Dalam menjelaskan tindakannya, Trump mengacu pada pentingnya martabat, dan pelaku kerusakan tersebut telah dilakukan pada masyarakat di seluruh dunia.
Perintah eksekutif baru tersebut sebagian bergantung pada kewenangan yang diberikan oleh Global Magnitsky Act, yang memungkinkan eksekutif tersebut memberlakukan larangan visa dan sanksi terhadap individu yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia atau menunjukkan tanda-tanda korupsi. Trump memerintahkan pembekuan aset individu-individu tersebut dan larangan pelaku tersebut memasuki Amerika Serikat.
Ini adalah pesan yang pasti bagi mereka yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan terlibat dalam korupsi dimana Amerika Serikat, di bawah Presiden Trump, tidak akan lagi berpijak lebih lama.
Tidak hanya perintah eksekutif tersebut menargetkan orang-orang yang melakukan kejahatan, namun juga menargetkan mereka yang membolehkan mereka, apakah mereka orang asing atau warga A.S.
Sudah terlalu lama dunia melihat orang-orang yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia berat bertindak tanpa hukuman.
Dengan perintah eksekutif Trump menunjukkan kepada dunia bahwa “America First” tidak berarti bahwa Amerika tidak peduli dengan apa yang terjadi di seluruh dunia. Dengan Trump di kantor, Amerika telah kembali ke posisi menjadi pemimpin moral di dunia.
Salah satu yang terbesar, dan dalam banyak hal diabaikan, pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi saat ini adalah penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok.
Praktik meditasi damai menjadi sangat populer di Tiongkok pada tahun 1990-an, sampai pada titik yang diperkirakan 100 juta orang Tiongkok mempraktekkannya.
Rejim komunis Tiongkok dan pemimpin partainya Jiang Zemin tidak tahan dengan popularitas praktik tersebut, yang beroperasi di luar kontrol ideologis partai komunis.
Sejak Juli 1999, lebih dari 4.000 praktisi Falun Gong telah didokumentasikan terbunuh sebagai akibat dari kampanye penganiayaan kejam yang diluncurkan oleh Jiang. Jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi, disebabkan oleh sulitnya mendapatkan informasi sensitif dari Tiongkok.
Dalam meluncurkan penganiayaan tersebut, Jiang memberi perintah untuk “menghancurkan reputasi mereka, membuat mereka bangkrut secara finansial, dan menghancurkannya secara fisik.” Dia menggunakan sumber daya Tiongkok yang luas, termasuk media negaranya, militer, kepolisian, sistem pendidikannya, dan bahkan sistem kesehatan, untuk meluncurkan kampanye penganiayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kelompok meditasi yang damai.
Menurut Departemen Luar Negeri A.S. dalam laporan Kebebasan Beragama Internasional tahun 2016, rezim Tiongkok mempertahankan sampai hari ini “sebuah alat keamanan ekstralegal, partai yang dikelola untuk menghapus pergerakan Falun Gong.”
Sumber Falun Gong memperkirakan bahwa jutaan praktisi telah ditahan secara tidak sah di kamp kerja paksa, penjara, penjara hitam, pusat penahanan Tiongkok, dan seterusnya, sejak tahun 1999.
Namun kekejaman Tiongkok telah berkembang melampaui penyiksaan dan pembunuhan terhadap para tahanan nurani tersebut.
Sejak tahun 2006 ada banyak tuduhan yang kredibel bahwa rezim Tiongkok membentuk sistem transplantasi organ paksa yang didukung oleh negara, dengan sumber utama organ-organ tersebut berasal dari praktisi Falun Gong.
Tuduhan tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Epoch Times pada bulan Maret 2006. Sebagai tanggapan atas undangan dari Komite untuk Menyelidiki Penganiayaan terhadap Falun Gong pada bulan Mei 2006, David Kilgour, mantan sekretaris negara Kanada untuk Asia-Pasifik, dan pengacara hak asasi manusia internasional David Mattis, meneliti dan merinci klaim-klain tentang pengambilan organ paksa.
Dalam laporan investigasi awal mereka yang dipublikasikan pada bulan Juli 2006, para periset menemukan ketersediaan organ praktisi Falun Gong yang tersebar luas untuk dijual di rumah sakit Tiongkok. Kilgour dan Mattis menyimpulkan dalam penelitian mereka bahwa praktisi Falun Gong terbunuh karena organ tubuh mereka saat ditahan.
Organ-organ itu dijual ke orang Tiongkok dan orang asing kaya yang bisa meminta transplantasi dalam jangka waktu singkat dalam hitungan hari. Sementara rezim Tiongkok selalu membantah tuduhan tersebut, namun belum dapat menjelaskan tentang peningkatan besar dalam transplantasi organ yang terjadi di Tiongkok sejak penganiayaan Falun Gong dimulai.
Dugaan-dugaan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran di tingkat tertinggi pemerintahan di Amerika Serikat. Pada bulan Juni 2016, Dewan Perwakilan Rakyat telah mengadopsi sebuah resolusi yang mengungkapkan keprihatinannya “mengenai laporan gigih dan kredibel mengenai pengambilan organ tubuh sistematis dan didukung negara dari para tahanan nurani tanpa persetujuan yang berada di Republik Rakyat Tiongkok, termasuk sejumlah besar praktisi Falun Gong dan anggota kelompok minoritas agama dan etnis lainnya.”
Di samping perintah eksekutif Trump, 13 orang telah menjadi target Departemen Keuangan. Di antaranya adalah Gao Yan, direktur Biro Keamanan Umum Beijing kantor cabang Chaoyang, atas kematian seorang aktivis hak asasi manusia yang ditahan pada Maret 2014. Sebagai direktur, Gao bertanggung jawab untuk menegakkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Pejabat Kementerian Luar Negeri Chen Youbang telah menggugat kantor cabang Chaoyang untuk penahanan dan penyiksaan yang tidak sah yang dideritanya pada tahun 2012 karena latihan Falun Gong.
Daftar perintah eksekutif tersebut juga menargetkan Mukhtar Hamid Shah, seorang ahli bedah Pakistan yang mengkhususkan diri dalam transplantasi ginjal yang oleh polisi Pakistan percaya terlibat dalam penculikan, dan penghilangan serta perdagangan organ manusia.
Dua contoh ini menunjukkan bahwa mereka yang terlibat atau membiarkan penyiksaan dan pembunuhan warga tak berdosa, atau pengambilan organ secara tidak disengaja dari orang-orang, seperti praktisi Falun Gong, dapat segera ditargetkan di bawah keadaan darurat Trump. (ran)