Home Blog Page 1904

Meksiko Siap Bantu Keluarga Kunjungi Raja Kartel Yang Dipenjara Amerika

0

EpochTimesId — Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan sudah menginstruksikan jajaran pemerintahnya untuk membantu keluarga Joaquin ‘El Chapo’ Guzman dalam mendapatkan visa kemanusiaan. Keluarga raja kartel sinaloa itu membutuhkan visa kemanusiaan dari AS, agar dapat mengunjungi penyelundup narkoba ke Amerika Serikat tersebut.

Selama kunjungan minggu lalu ke kota kelahiran Guzman, Badiraguato di negara bagian Sinaloa, seorang pengacara memberikan surat kepada Lopez Obrador. Surat itu ditulis oleh ibu Guzman. Lopez Obrador berada di Sinaloa minggu lalu untuk mengumumkan proyek pembangunan jalan raya di daerah tersebut.

“Seperti layaknya seorang ibu mana pun di dunia, yang meminta dukungan untuk dapat menemui putranya,” kata Lopez Obrador.

Kemudian pada sore hari, presiden menerbitkan surat Consuelo Loera di Twitter. Sang Ibu itu meminta bantuan Lopez Obrador, agar dapat memperoleh visa kemanusiaan untuk dirinya sendiri dan dua putrinya.

Dalam surat tertanggal 14 Februari 2019, Loera menggambarkan dirinya sebagai ibu yang ‘menderita dan putus asa’. Dia menulis bahwa dirinya belum melihat putranya lebih dari lima tahun. Dia menyebut ekstradisi anaknya ilegal, dan meminta agar Guzman dipulangkan ke Meksiko.

Lopez Obrador mengatakan pertanyaan hukum harus ditangani oleh Kementerian Dalam Negeri Meksiko, Kantor Kejaksaan Agung dan pengadilan.

Dukungan AS untuk permintaan seperti itu akan sangat tidak mungkin, mengingat Guzman telah melarikan diri dari dua penjara Meksiko.

Akan tetapi di bidang kemanusiaan, Lopez Obrador mengatakan, “Saya memberikan instruksi bahwa mereka memfasilitasi (meminta visa) dan bahwa ‘para suster’ dapat pergi ke Amerika Serikat dan membantu mereka sesuai dengan hukum, peraturan yang dimiliki negara, sehingga mereka dapat mengunjunginya atau berkomunikasi.”

Menurut Badan Kewarganegaraan dan Layanan Imigrasi AS, izin tersebut, yang dikenal sebagai pembebasan bersyarat kemanusiaan, dimungkinkan untuk orang-orang dengan keadaan darurat yang mendesak. Akan tetapi, siapa pun dapat mengajukan permohonan. Mereka yang dapat dianggap memenuhi syarat harus memiliki ‘alasan kemanusiaan yang kuat’ atau ‘manfaat publik yang signifikan’ untuk dapat memasuki wilayah AS.

Aplikasi permohonan visa akan dipertimbangkan berdasarkan permasalahan ‘kasus per kasus’.

Guzman alias El Chapo divonis oleh pengadilan AS di New York atas dakwaan gelombang beberapa perdagangan narkoba dan konspirasi pada 12 Februari 2019. Dia berpotensi menghabiskan seluruh masa hidupnya di dalam penjara Amerika. Pada hari Jumat, tim pembelanya mengatakan ingin pengadilan ulang, karena ada pelanggaran kode etik dan kesalahan oleh beberapa juri.

Hakim Brian Cogan (kanan atas), memberikan instruksi kepada juri dalam persidangan raja kartel narkoba, Joaquin ‘El Chapo’ Guzman di New York, pada 20 Februari 2019. (Foto : Elizabeth Williams/AP/The Epoch Times)

Pengacara Eduardo Balarezo mengatakan dalam pengajuan pengadilan, bahwa Dia bermaksud untuk meminta Hakim Distrik A. Brian Cogan untuk melakukan pemeriksaan pembuktian, untuk menentukan sejauh mana pelanggaran juri tersebut.

Pengajuan itu dilakukan dua hari setelah VICE News melaporkan bahwa setidaknya lima anggota juri mengikuti laporan media dan umpan Twitter selama proses persidangan yang berlangsung dalam tiga bulan. Juri diduga membaca dan mengetahui materi yang berpotensi merugikan terdakwa, yang tidak diadili dalam proses persidangan.

Seorang anggota juri secara anonim mengatakan kepada VICE News bahwa lima anggota juri dan dua orang juri alternatif mendengar berita tentang tuduhan pemerkosaan pada anak oleh Guzman. Berita itu diliput oleh media berita tetapi tidak diajukan sebagai bukti di persidangan. Juri itu juga mengatakan bahwa anggota panel yang lain menggunakan jam tangan pintar untuk mencari berita selama persidangan berlangsung.

“Jelas kami harus membawa mereka kembali ke pengadilan dan mendapatkan beberapa jawaban tentang beberapa kesalahan besar,” kata pengacara Guzman, Jeffrey Lichtman kepada The Associated Press pekan lalu. “Kami berharap itu akan menyebabkan Joaquin Guzman mendapatkan persidangan (ulang) yang adil yang layak Dia dapatkan.”

Anak El Chapo Tersangka Baru
Pengumuman tim pembela datang sehari setelah dua putra raja obat bius yang terkenal, didakwa dengan tuduhan konspirasi narkoba, menurut pernyataan pada 21 Februari 2019 oleh Departemen Kehakiman AS.

Joaquin Guzman Lopez, 34, dan Ovidio Guzman Lopez, 28, telah didakwa dengan dakwaan tunggal yang belum dapat disidangkan seminggu sebelumnya di Washington.

Jaksa menuduh kedua saudara bersekongkol untuk mendistribusikan kokain, metamfetamin, dan ganja ke AS dari Meksiko dan tempat lain di dunia. Kejahatan itu diduga dilakukan dari 2008 hingga 2018. Mereka berdua diyakini tinggal di Meksiko dan kini masih buron. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Warga Rusia Protes Pabrik Pembotolan Air Tiongkok Setempat tentang Masalah Lingkungan

0

Sebuah pabrik pembotolan air Tiongkok sedang dibangun di Rusia memicu protes dari penduduk setempat yang takut akan efek berbahaya terhadap ekosistem.

Pabrik pembotolan (kemasan) air tersebut sedang dibangun di Distrik Slyudyansky, yang terletak di Oblast Irkutsk di Siberia tenggara di bawah pengawasan Federal. Danau terdekat adalah Danau Baikal, danau air tawar terbesar di dunia berdasarkan volume, yang akan menjadi sumber air kemasannya.

Menurut media Rusia, pembangunannya diharapkan akan selesai pada tahun 2021, dengan kapasitas produksi 132 meter kubik (sekitar 132.000 liter) air kemasan per hari, yang akan dijual ke Tiongkok. Perusahaan AquaSib yang berbasis di Rusia sedang membangun pabrik tersebut. Investor utama perusahaan adalah Daqing Water Supply Co. yang dikelola pemerintah, yang berbasis di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok.

Warga setempat segera membuat petisi online di Change.org, menyerukan agar pembangunan pabrik itu dihentikan. Pada saat penulisan, lebih dari 652.000 orang telah menandatanganinya.

Petisi tersebut menyatakan bahwa danau ini dikenal sebagai ekosistem unik untuk burung-burung yang bermigrasi dan spesies hidup lainnya. Selain itu, pembangunan pabrik itu berarti akan membuat jaringan pipa-pipa untuk menguras air yang membentang lebih dari 3 kilometer di atas danau yang akan mencegah penduduk setempat untuk dapat menangkap ikan. Dikarenakan hal ini, petisi tersebut menunjukkan bahwa situs tersebut layak dilindungi dan bukan untuk pembangunan industri.

Warga Kultuk, sebuah desa di Distrik Slyudyansky, bersama dengan para aktivis lingkungan dari organisasi setempat yang diberi nama Perlindungan Lingkungan 365 (Environmental Protection 365), juga baru-baru ini mengadakan konferensi lokal, menurut sebuah artikel pada 22 Februari oleh kantor berita Rusia, Agency of Social Information (ASI).

Menurut ASI, penduduk setempat khawatir bahwa setelah penyelesaian pabrik tersebut, pabrik-pabrik yang lain akan segera dibangun, yang akan menyebabkan “kerusakan yang tidak dapat diperbaiki untuk lanskap dan perairan Danau Baikal.”

Stanislav Filippov, warga setempat, menyerukan referendum nasional tentang pabrik itu. Dia menyatakan keprihatinan bahwa penduduk setempat mungkin harus menyerahkan rencana-rencana kebun sayur mereka karena kedekatan dan relevansinya dengan pabrik tersebut.

KRISIS AIR TIONGKOK

Kekurangan air minum bersih Tiongkok telah mendorong negara itu untuk menemukan sumber air di luar perbatasan wilayahnya.

Air tanah memasok air minum untuk sekitar 70 persen dari 1,3 miliar penduduk Tiongkok.

Namun menurut Kementerian Sumber Daya Air Tiongkok, dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada tahun 2016, sebanyak 80 persen air tanah negara tersebut tidak layak untuk diminum atau digunakan sehari-hari, karena kontaminasi dan polusi dari air yang dibuang oleh pabrik-pabrik industri dan unit-unit pertanian.

Selain kurangnya air minum bersih, kekurangan air masih terus melanda provinsi-provinsi Tiongkok utara.

Charles Parton, rekan sejawat dari lembaga think tank Royal United Services Institute yang berbasis di London dan wakil organisasi nirlaba Chinadialogue, merinci krisis tersebut dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada April 2018.

Masalahnya adalah bahwa sekitar 80 persen sumber air Tiongkok terletak di Tiongkok selatan. Ini berarti delapan provinsi Tiongkok; Tianjin, Ningxia, Beijing, Shandong, Shanghai, Hebei, Henan, dan Shanxi, menghadapi kelangkaan air yang parah, sementara empat yang lain; Gansu, Shaanxi, Liaoning, dan Jiangsu, menderita kelangkaan air.

Kurangnya air di wilayah utara-tengah ini dianggap serius karena 12 kota dan provinsi-provinsi di atas menyumbang 38 persen pertanian Tiongkok, 46 persen industri, dan 50 persen pembangkit listriknya, sementara menjadi rumah bagi 41 persen dari Populasi Tiongkok, menurut laporan.

Tiongkok juga sangat bergantung pada energi batubara dan nuklir untuk pembangkit listrik. Pembangkit listrik termal yang beroperasi pada kedua sumber energi tersebut membutuhkan air dalam jumlah besar, baik dalam bentuk uap untuk menggerakkan turbin untuk pembangkit listrik atau untuk tujuan pendinginan.

Selain itu, laporan tersebut meramalkan bahwa solusi yang diusulkan rezim Tiongkok, sebuah proyek pengalihan air yang diprakarsai oleh mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Jiang Zemin yang disebut Proyek Pemindahan Air Selatan-Utara, South-North Water Transfer Project (SNWTP), tidak akan menyelesaikan krisis air tersebut.

Bahkan jika SNWTP mencapai target operasinya mengirimkan 20,9 miliar meter kubik air ke daerah Beijing, Tianjin, dan Hebei, “itu hanya akan meningkatkan air per kapita menjadi sekitar dua pertiga dari kelangkaan air akut,” kata laporan itu.

Pemerintah kota untuk Kota Lanzhou, ibukota Provinsi Gansu, telah mengusulkan pembangunan saluran pipa yang akan membentang lebih dari 965 kilometer dan akan mengalirkan air dari Danau Baikal ke kota tersebut, menurut artikel Global Times bulan Maret 2017. (ran)

Video pilihan:

Kasihan Bayinya Terinfeksi HIV Karena Cairan Imunisasi

https://www.youtube.com/watch?v=0GXP5qUWxPk&t=381s

Wapres Amerika Tegaskan Sosialisme Sekarat Era Baru Bagi Amerika Latin

0

EpochTimesId – Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence bergabung dengan para pemimpin regional dari seluruh Amerika Latin dan Kanada pada 25 Februari 2019. Mereka berkumpul untuk mengecam pemblokiran bantuan kemanusiaan internasional ke Venezuela dan mengumumkan sanksi baru terhadap pemimpin rezim otoriter sosialis Nicolas Maduro.

Pertemuan ‘Kelompok Lima’, negara yang dibentuk untuk menyelesaikan krisis Venezuela, ini adalah yang pertama sejak upaya yang gagal untuk memasukkan bantuan yang disumbangkan AS ke Venezuela. Upaya gagal yang mengakibatkan truk-truk bantuan dihalau kembali dan dibakar oleh militer Venezuela dan kelompok kriminal yang pro Maduro.

Hampir 300 orang terluka pada akhir pekan lalu, ketika orang-orang yang berusaha mengirimkan bantuan itu, bentrok dengan Garda Nasional Venezuela dan kelompok-kelompok sipil yang setia kepada Maduro. Lima orang, termasuk dua yang merupakan penduduk asli daerah perbatasan di selatan Venezuela dengan Brasil, meregang nyawa.

Setelah Juan Guaido mengheningkan cipta satu menit untuk lima orang yang kehilangan nyawa mereka dalam prakarsa bantuan, Pence mengatakan kepada pers internasional dan presiden dari seluruh Amerika Latin bahwa, “Tidak masuk akal bahwa Maduro memblokir ratusan ton bantuan untuk sampai kepada rakyat miskin.”

Dia berulang kali mengecam bahwa diktator itu bersuka-cita ketika truk-truk penuh bantuan dan obat-obatan terbakar. Guaido diakui oleh Washington dan puluhan negara demokratis lain sebagai presiden sementara Venezuela yang sah.

“Sosialisme sedang sekarat, kebebasan dan kemakmuran dilahirkan kembali di depan mata kita,” kata Pence. “Terlepas dari kebrutalan yang disaksikan dunia akhir pekan ini, era baru akan tiba di Amerika Latin.”

Dia meminta agar anggota Grup Lima lainnya membekukan semua aset perusahaan minyak nasional Venezuela, PDSVA. Dia juga meminta mentransfer kepemilikan aset Venezuela dari Maduro ke Guaido, dan memperkenalkan pembatasan visa kepada siapa pun di lingkaran dalam tirani Maduro.

“Dalam beberapa hari ke depan. Amerika Serikat akan mengumumkan sanksi yang lebih kuat pada jaringan keuangan rezim korup,” kata Pence.

Dia juga menegaskan kembali seruan Presiden Donald Trump kepada militer Venezuela untuk membelot. Agar mereka menyusul lebih dari 100 tentara yang telah melarikan diri dari Venezuela ke Kolombia, pada akhir pekan. Meletakkan senjata mereka dan meminta perlindungan.

Dalam sebuah tweet pada 23 Februari, Guaido mengatakan dia akan secara resmi meminta kepada masyarakat internasional agar memberikan semua opsi dukungan untuk mencapai kemerdekaan rakyat Venezuela. Gayung bersambut, Pence juga tidak mengesampingkan opsi intervensi militer. Dia menekankan bahwa Trump telah menegaskan, bahwa semua opsi ada di mejanya, guna mengakhiri rezim diktator di Venezuela.

Beberapa negara, termasuk Brasil dan Chili, sejauh ini mengesampingkan intervensi militer.

Lebih dari tiga juta rakyat Venezuela telah melarikan diri dari krisis sosial dan politik yang menghasilkan kekurangan pangan dan obat-obatan, serta hiperinflasi yang meluas. Krisis parah bahkan membuat barang-barang paling mendasar tidak dapat terjangkau oleh jutaan rakyat miskin. Selain itu, semakin banyak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh negara terhadap rakyat.

Pence juga mengatakan bahwa koalisi yang mendukung oposisi Venezuela akan terus mencari titik alternatif di Amerika Latin, guna menerobos perbatasan venezuela demi mengantarkan kebutuhan pokok untuk rakyat Venezuela yang kelaparan.

Presiden Kolombia, Ivan Duque, sekutu regional yang kuat untuk Trump dan Guaido, menyarankan titik masuk itu bisa datang dari Kolombia. Dia mengumumkan bahwa negaranya akan terus mengumpulkan bantuan dari Amerika Serikat. (LUKE TAYLOR/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Ayah Pengantin ISIS Katakan Anaknya Harus Dijinkannya Kembali Oleh Pemerintah Inggris

0

EpochTimesId – Ayah dari Shamima Begum, anak SMA London yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, mengatakan bahwa Pemerintah Inggris berkewajiban untuk memungkinkan sang anak kembali ke Inggris dari Suriah. Ahmed Ali juga menegaskan bahwa anaknya harus menghadapi proses hukum atas kejahatan yang dia lakukan.

Pernyataan terakhirnya, dalam sebuah wawancara dengan AFP pada 25 Februari 2019, bertentangan dengan pernyataannya seperti yang dilaporkan oleh Daily Mail sehari sebelumnya. Dia mengatakan pernyataannya disalahtafsirkan.

Begum, yang sekarang berusia 19 tahun, baru-baru ini melakukan serangkaian wawancara yang menyatakan keinginannya untuk kembali. Namun, dia tidak menunjukkan penyesalan, yang membangkitkan perhatian publik dan mendorong menteri dalam negeri Inggris mengumumkan pada minggu lalu, bahwa kewarganegaraannya telah dicabut.

“Saya tidak berpikir bahwa mencabut kewarganegaraan Begum adalah hal yang benar untuk dilakukan,” kata Ahmed Ali, yang tinggal di Bangladesh dengan istri keduanya.

“Melakukan kesalahan adalah manusiawi. Anda dan saya bisa membuat kesalahan. Boleh-boleh saja melakukan kesalahan, semua manusia melakukan itu. Seseorang merasa sedih jika seorang anak melakukan kesalahan,” sambungnya kepada AFP.

Komentar terbaru Ali kini sama dengan anggota keluarga Begum lainnya, yang tinggal di Inggris.

Hanya sehari sebelumnya, Ali dikutip oleh Daily Mail mengatakan bahwa, “Saya tahu mereka [pemerintah Inggris] tidak ingin membawanya kembali, dan dalam hal ini, saya tidak punya masalah. Saya tahu dia terjebak di sana [di Suriah] tetapi itu karena dia telah melakukan tindakan yang membuatnya terjebak seperti ini.”

“Saya tidak bisa mengatakan apakah itu benar atau salah. Jika hukum negara mengatakan bahwa itu benar untuk membatalkan kewarganegaraannya, maka saya setuju.”

Ali mengatakan pernyataan itu salah kutip, menurut AFP. Sebab tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai maksud pernyataannya tersebut.

Sementara itu, Begum berbicara kepada The Sunday Telegraph di kamp al-Hol di Suriah di mana dia tinggal bersama putranya yang baru lahir. “Mereka membuat contoh tentang saya. Saya menyesal berbicara kepada media. Saya berharap saya tetap merendah dan menemukan cara berbeda untuk menghubungi keluarga saya. Itu sebabnya saya berbicara dengan surat kabar,” ujar Begum.

Dia mengakui, bagaimanapun, bahwa dia mendapat manfaat dari perawatan luar biasa di kamp pengungsian karena bantuan dan keterlibatan pihak internasional.

“Mereka memberi saya tenda saya sendiri. Mereka agak baik pada saya sekarang karena saya sudah mengetahui semua berita.”

Pengantin ISIS Alabama
Wilayah ISIS terjepit hingga sangat kecil oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir. Keinginan ‘pengantin ISIS’ yang melakukan perjalanan dari Barat dan sekarang terakumulasi di kamp-kamp pengungsi di Suriah untuk bertahan menjadi sirna. Mereka ingin kembali ke negara barat yang sebelumnya menjadi tempat menyambung hidup.

Begum melakukan perjalanan ke Suriah ketika masih SMA, dan baru berusia 15 tahun. Dia kabur dari rumah orangtuanya di London, untuk bergabung dengan apa yang disebut kekhalifahan. Dia melahirkan anak ke-tiga-nya beberapa hari lalu di sebuah kamp pengungsi Kurdi, setelah memicu kontroversi dengan sejumlah wawancara. Dua anak sebelumnya telah meninggal dunia.

Kamp pengungsian itu terdiri dari 40.000 orang. Diperkirakan sebanyak 1.500 orang diantaranya yang melakukan perjalanan dari negara-negara Barat, terutama Eropa, untuk bergabung dengan ISIS.

Hoda Muthana, sekarang berusia 24 tahun, dalam gambar yang dirilis sekitar tahun 2012. (Foto : SMA Hoover/The Epoch Times)

Menurut Guardian, hanya ada satu orang di kamp yang melakukan perjalanan dari Amerika Serikat untuk bergabung dengan ISI, dia adalah Hoda Muthana. Seperti Begum, dia melakukan perjalanan ke Suriah untuk menjadi ‘pengantin ISIS’.

Muthana, 24, diduga telah menjadi agitator online terkemuka untuk ISIS. Dia menikahi tiga anggota organisasi teroris setelah melakukan perjalanan ke Suriah pada 2014.

Dilacak oleh media di sebuah kamp pengungsi beberapa hari yang lalu, dia sekarang memiliki seorang putra berusia 18 bulan. Dia mengaku ingin kembali ke Amerika Serikat.

Atas permintaan Presiden Trump, Sekretaris Negara Mike Pompeo mengatakan bahwa dia akan diblokir (dicekal) untuk kembali.

“Hoda Muthana bukan warga negara AS dan tidak akan diterima di Amerika Serikat. Dia tidak memiliki dasar hukum, tidak ada paspor AS yang sah, tidak ada hak untuk paspor, atau visa untuk bepergian ke Amerika Serikat,” kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.

Ayah Muthana telah mengajukan gugatan perdata yang menggugat sikap pemerintah AS.

Kekhalifahan ISIS yang pernah meluas di sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, sekarang terbatas hanya di Baghouz, sebuah kota di Suriah timur.

Pada 20 Februari, ISIS tampak nyaris kalah dalam kantong terakhirnya di Suriah timur ketika warga sipil tumpah ruah melarikan diri. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS mengatakan jihadis yang tersisa ingin bertempur sampai mati, menurut catatan Reuters. (SIMON VEAZEY dan Tom Ozimek/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Sistem Speaker Besar ala Revolusi Kebudayaan Kembali Dipopulerkan Komunis Tiongkok

0

Epochtimes.com

Komunis Tiongkok terus memperketat kontrol terhadap ideologi para petani Tiongkok, dan sekali lagi mempromosikan cusi otak tanpa terputus melalui sistem penyiaran speaker besar ala Revolusi Kebudayaan di masa lalu. Kini berulang kali menanamkan ideologi ateis, menyanyikan lagu-lagu merah komunis kepada sejumlah besar penduduk desa.

Baru-baru ini, majalah ‘Bitter Winter’ mendapatkan surat edaran dari Pemkot Shangqiu, Henan yang berjudul ‘Pemberitahuan Pelaksanaan Kampanye Selamat Hari Minggu’ di Distrik Xiangyang.

Surat edaran ini dengan tema membatasi kepercayaan agama sebagai topik untuk menggalakkan penggunaan sistem penyiaran speaker besar ala Revolusi Kebudayaan kepada rakyat pedesaan dengan tujuan mempromosikan kebijakan agama Partai Komunis Tiongkok yang ateis dan ideologi Karl Marx.

Sistem speaker besar merupakan salah satu alat ikon Revolusi Kebudayaan dan alat “pencerahan” penting bagi PKT pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Alat-alat itu dapat dilihat di mana-mana baik di pinggir jalan tau digantungkan di atas tiang listrik untuk menyiarkan lagu-lagu komunisme, lagu pujaan terhadap Mao Zedong, dan mempromosikan kebijakan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Akhir-akhir ini speaker besar itu kembali banyak digunakan di daerah pedesaan. Setiap hari pukul 7:00 pagi, dengan diiring lagu merah yang berjudul ‘Tiongkok Baru Tidak Akan Lahir Tanpa Partai Komunis’, stasiun radio ‘Suara PKT Cabang Jiangkouzhen’ di Propinsi Henan memulai siarannya.

Tugas resmi stasiun radio ini adalah mempromosikan tradisi revolusioner PKT, membentuk kembali cita-cita revolusioner, kepercayaan, dan moral PKT, dengan tujuan agar masyarakat mencintai partai, merasakan rahmat yang didapat dari partai, dan sejalan dengan partai.

Menurut laporan media corong PKT ‘Global Times’ bahwa pada akhir bulan Desember tahun lalu, lebih dari 200 kota dan kabupaten di daratan Tiongkok telah bergabung dengan apa yang disebut ‘proyek speaker besar pedesaan baru’.

Gerakan yang dipimpin oleh PKT  ini menghendaki setiap hari pagi, siang dan malam bersiaran sebanyak 3 kali. Dari 2019 hingga 2020, proyek ini diharapkan mencakup 300.000 desa di 14 provinsi.

Cuci otak secara paksa

Sistem speaker besar yang diam-diam dimunculkan kembali di wilayah pedesaan Tiongkok telah menarik perhatian banyak pihak. Zhang Lifan, seorang sejarawan Akademi Ilmu Sosial Tiongkok mengatakan bahwa kembalinya speaker ala Revolusi Kebudayaan itu berarti bahwa PKT mencoba untuk memaksakan kehendaknya sendiri kepada rakyat, tidak peduli apakah mereka ingin mendengarnya, pokoknya harus !

Beberapa komentator dunia maya menyamakan proyek speaker besar tersebut sebagai  propaganda yang dilakukan oleh menteri propaganda Nazi Jerman Joseph Goebbels yang membagikan radio kepada setiap keluarga Jerman, memaksa mereka untuk mendengarkan propaganda Nazi setiap hari. Tapi speaker besar yang dipasang PKT sekarang ini “tidak bisa dimatikan”.

Seorang warganet daratan Tiongkok berkomentar bahwa karena suara yang keluar dari speaker besar itu keras dan berisik, beberapa anak muda yang kembali ke rumah untuk bertahun baru Imlek sampai ingin membongkar speaker, tetapi diperingatkan bahwa mereka berisiko masuk penjara.

Beberapa orang berpikir bahwa dampak dari speaker besar itu terhadap perilaku orang adalah sama dengan pencucian otak secara paksa.

Seorang warga Tiongkok berkomentar : “Ini (speaker besar di pedesaan) adalah bagian dari kenangan masa kecil saya. Di depan rumah nenek saya ada digantung satu speaker. Karena tidak bisa dimatikan saya terpaksa mendengarkan setiap hari. Tidak ada lagi cara yang lebih efektif daripada ini.”

Dalam buku ‘Tujuan Akhir Komunisme’ yang diterbitkan oleh The Epoch Times telah jelas disebutkan bahwa, Partai Komunis menyebut cuci otak sebagai transformasi pemikiran. Transformasi ideologis semacam ini harus disertai dengan cara-cara paksaan, sehingga orang tidak dapat secara aktif melarikan diri dari sana. Selain itu juga dibarengi dengan penyiksaan spiritual yang kejam, memaksa orang untuk tunduk.

Li Yan, mantan guru asal Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat pernah mengatakan : “PKT menggunakan cara ini untuk memaksa seluruh masyarakat menanggalkan kepercayaan agama mereka, dengan cara seperti itu supaya tujuan roh-roh jahat komunisme mengendalikan manusia dapat terwujud. Yang akhirnya menghancurkan kehidupan.” (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=YFI5lluIbzs

Atau Anda Menyukai Video Ini : 

https://www.youtube.com/watch?v=CJmtVKz1BS0

Pemilu Parlemen Moldova Tidak Menghasilkan Pemenang Mutlak

0

EpochTimesId — Sebuah pemilihan di Moldova menghasilkan suara parlemen yang tergantung, dengan tidak adanya pemenang mutlak. Perolehan suara antara partai pro-Barat dan pro-Rusia berlangsung sengit, ketika hubungan republik bekas Soviet itu dengan Uni Eropa sedang memburuk.

Hasilnya berpotensi menetapkan panggung koalisi canggung, atau mungkin saja memaksa digelarnya pemilihan umum baru. Kondisi yang sama pernah dialami negara itu, ketika pulih dari krisis politik dan ekonomi setelah skandal perbankan $ 1 miliar pada tahun 2014 dan 2015.

Kondisi ini menambah ketidakpastian. Dengan para pemimpin oposisi mengancam protes jalanan setelah meningkatkan kecurigaan pembelian suara pada proses pemilihan umum.

Oposisi Sosialis, yang lebih menyukai hubungan dekat dengan Moskow, muncul sebagai partai terbesar dengan 35 dari 101 kursi berdasarkan perkiraan sementara. Penghitungan ulang mungkin akan dilakukan di beberapa daerah pemilihan.

Partai Demokrat yang berkuasa, yang menginginkan integrasi lebih dekat dengan UE, berada di urutan kedua dengan 30 kursi. Sementara itu, sebuah blok oposisi yang disebut ACUM, yang berkampanye untuk memerangi korupsi, berada di urutan ketiga dengan 26 kursi.

Pemimpin Demokrat, Vladimir Plahotniuc mengatakan partainya siap untuk bernegosiasi dalam membentuk koalisi mayoritas dan menyetujui pemerintahan baru. “Saya berharap negosiasi semacam itu terjadi sesegera mungkin,” ujar Plahotniuc.

Skandal korupsi dan kekhawatiran tentang kesehatan demokrasi melanda Moldova, yang terjepit di antara Ukraina dan anggota UE, Rumania. Moldova juga merupakan salah satu negara termiskin di Eropa, sehingga mencoreng citra negara itu dan melemahkan daya tarik kelas politik pro-Barat.

Partai Sosialis mengatakan pengacara mereka sedang mempelajari pelanggaran pemilu yang dilaporkan. Mereka menyatakan bahwa ada kemungkinan untuk tidak mengakui hasil pemilu.

Sementara itu pemimpin ACUM, Maia Sandu mengatakan bloknya tidak mengakui pemilu itu sebagai pemilihan yang bebas dan demokratis.

Pemantau pemilu, The Organization for Security and Co-operation in Europe, mengatakan pemilihan umum tersebut pada umumnya berjalan dengan baik. Akan tetapi pemilu ternoda oleh tuduhan tekanan pada aparatur negara, indikasi kuat pembelian suara, dan penyalahgunaan sumber daya negara.

Presiden Igor Dodon, mantan ketua Partai Sosialis, pada 23 Februari 2019 menyebut kampanye pemilu kali ini adalah salah satu yang paling kotor di sepanjang sejarah Moldova. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Kim Jong-Un Sudah Tiba di Vietnam, Trump Masih Dalam Perjalanan

0

The Epoch Times News Room

Epochtimes.id- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah tiba di Vietnam pada, Selasa (26/2/2019) untuk pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di mana mereka akan mencoba mencapai kesepakatan tentang perjanjian  Korea Utara untuk menyerahkan program senjata nuklirnya .

Trump dijadwalkan tiba di ibukota Vietnam, Hanoi, pada Rabu (26/2/2019) malam.

Gedung Putih mengatakan Trump akan bertemu Kim untuk pembicaraan empat mata pada Rabu malam, diikuti dengan makan malam, di mana mereka masing-masing akan ditemani oleh dua tamu dan penerjemah. Setelah itu, akan digelar lebih banyak pertemuan antara kedua pemimpin pada Kamis lusa.

Pembicaraan mereka digelar setelah delapan pertemuan di Singapura, sebagai agenda pertama kalinya antara presiden ASdan seorang pemimpin Korea Utara.

Pertemuan tersebut diharapkan mengarah kepada deklarasi bahwa Perang Korea 1950-53 secara resmi berakhir.

Amerika Serikat berharap langkah signifikan Kim terhadap denuklirisasi sebagai imbalannya.

Di Singapura, Kim berjanji untuk bekerjasama menuju denuklirisasi total semenanjung Korea, tetapi perjanjian tersebut telah menghasilkan beberapa hasil nyata. Senator dan pejabat keamanan Demokrat AS telah memperingatkan Trump agar tidak membuat kesepakatan yang tidak akan banyak membantu mengekang ambisi nuklir Korea Utara.

Kim , yang melakukan perjalanan dari ibukota Korea Utara dengan kereta api, tiba di stasiun di kota Dong Dang di Vietnam setelah menyeberang perbatasan dari Tiongkok.

Sejumlah pejabat Vietnam siap menyambutnya di stasiun kereta dengan karpet merah termasuk penjaga kehormatan dan kibaran bendera Korea Utara dan Vietnam.

Kim terlihat meninggalkan kereta di Dong Dang dan masuk ke kendaraan Mercedes Benz untuk menempuh perjalanan 105 mil ke ibukota, Hanoi, dengan mobil.

Sebelum berangkat, dia melambai dari mobil kepada pemuda yang berbaris di jalanan sambil mengibarkan bendera Vietnam dan Korea Utara.

Sebanyak belasan penjaga berlari di samping mobilnya ketika ia berangkat. Kim dan Trump juga akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan para pemimpin Vietnam.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga tiba di Hanoi, Selasa (26/2/2019) seperti diungkapkan seorang wartawan yang bepergian bersamanya.

Pompeo telah menjadi utusan utama Trump dalam upayanya untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara yang tertutup. Pompeo telah melakukan sejumlah perjalanan ke Pyongyang untuk menegosiasikan langkah-langkah menuju mengakhiri program nuklir korut.

Optimisme Menjelang KTT AS-Korea Utara

Menjelang pertemuan puncak keduanya dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akhir bulan ini di Vietnam, Presiden Donald Trump menyuarakan optimisme dengan mengatakan bahwa pertemuan itu akan “menjadi pertemuan yang sangat sukses.”

“Saya harap kita memiliki keberuntungan yang sama dengan yang kita miliki di KTT pertama. Banyak yang telah dilakukan dalam KTT pertama, “kata Trump pada konferensi pers di Gedung Putih pada 15 Februari 2019.

“Tidak ada lagi roket yang terbang. Tidak ada lagi rudal yang meluncur. Tidak ada lagi pengujian nuklir. Kembali sisa-sisa jasad kami, pahlawan besar kita dari Perang Korea. Dan kembalikan sandera.”

Administrasi Trump ingin “melangkah sejauh mungkin,” kata Sekretaris Negara Mike Pompeo pada konferensi pers di Warsawa pada 14 Februari. Washington bertujuan untuk memetakan serangkaian hasil kongkret termasuk proses denuklirisasi.

Pakar di Cato Institute, Doug Bandow menilai engumuman KTT kedua adalah perkembangan positif meskipun ada beberapa pihak khawatir.

Sejumlah kritikus berpendapat bahwa tidak ada tanda-tanda kemajuan menuju denuklirisasi Semenanjung Korea, tujuan utama yang ditetapkan dalam KTT Singapura tahun lalu.

Namun, menurut Bandow, tidak realistis untuk mengharapkan denuklirisasi Korea Utara yang penuh dan segera.

Menurut dia, denuklirisasi adalah tujuan yang bermanfaat tetapi tidak penting bagi Amerika Serikat.

“Ini sedikit berbeda dari ketakutan Uni Soviet memiliki senjata nuklir,” katanya, seraya menambahkan bahwa Korea Utara bukan ancaman signifikan bagi Amerika Serikat.

Bandow menekankan pentingnya menetapkan mekanisme dan proses yang akan membantu menciptakan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Semenanjung Korea.

“Saya pikir harapannya mungkin berlebihan. Namun demikian, presiden ini telah melakukan sesuatu yang saya pikir tidak akan dilakukan oleh presiden lain. Dan saya pikir dia layak mendapatkan pujian untuk itu,” kata Bandow.

“Karena kita memiliki peluang hari ini untuk penyelesaian masalah yang lebih baik di Korea daripada yang kita miliki di tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya. (asr)

Oleh Khanh Vu dan Jeff Mason

Jurnalis Epoch Times, Emel Akan berkontribusi pada artikel ini

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=1rXizO3ZGSc

Khawatir Tentang Uighur, Turki Desak Tiongkok Lindungi Kebebasan Beragama di Xinjiang

0

GENEVA — Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyuarakan keprihatinan pada 25 Februari atas tuduhan penganiayaan terhadap Uighur dan Muslim lainnya di wilayah Xinjiang Tiongkok dan menyerukan Beijing untuk melindungi kebebasan beragama dan identitas budaya.

Dewan HAM PBB telah membuka sidang empat minggu tahunan utamanya dan para diplomat dan aktivis mengatakan Tiongkok telah dilobi keras untuk menghindari menggunakan pengawasan atas kebijakan-kebijakannya di Xinjiang dan masalah hak asasi lainnya.

Negara-negara Barat mengalihkan pandangan pada Turki dan anggota-anggota lain dari Organisasi Kerjasama Islam, Organization of Islamic Cooperation (OKI), untuk menyoroti apa yang disebut Tiongkok sebagai fasilitas pendidikan dan pelatihan di Xinjiang.

Para pakar dan aktivis PBB mengatakan kamp-kamp tersebut menampung sejuta orang Uighur, yang berbicara dalam bahasa Turki, dan Muslim lainnya. Tiongkok telah membantah tuduhan-tuduhan penganiayaan dan menganggap kritik di dewan PBB sebagai gangguan dalam kedaulatannya.

Cavuslogu tidak secara khusus menyebutkan kamp-kamp penahanan massal di wilayah barat terpencil Tiongkok. Namun dia mengatakan kepada forum Jenewa bahwa laporan pelanggaran HAM terhadap Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang adalah alasan serius untuk dikhawatirkan.

Perbedaan harus dibuat antara “teroris dan orang-orang tak bersalah,” tambah Cavusoglu.

“Kami mendorong otoritas-otoritas Tiongkok dan berharap bahwa hak asasi manusia universal, termasuk kebebasan beragama, untuk dihormati dan perlindungan penuh terhadap identitas budaya Uighur dan Muslim lainnya dijamin,” kata Cavusoglu.

Para pejabat Partai Komunis Tiongkok mengatakan penahanan massal di kalangan penduduk Uighur, yang mayoritasnya mempraktikkan Islam, adalah bagian dari langkah-langkah untuk menindak terorisme, ekstremisme agama, dan separatisme di negara tersebut. PKT telah menggunakan alasan potensi “ancaman ekstremis” untuk membenarkan pengawasan ketat dan tindakan keras terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya di wilayahnya.

Bekas orang-orang tahanan mengatakan kepada The Epoch Times bahwa warga Uighur disiksa, diperkosa, dan dibunuh di kamp-kamp rahasia “pendidikan-politik”.

Warga Uighur dan Muslim lainnya yang ditahan di fasilitas seperti kamp-kamp konsentrasi dilarang menggunakan sapaan Islam, harus belajar bahasa Mandarin, dan menyanyikan lagu-lagu propaganda, menurut laporan oleh Human Rights Watch.

Tiongkok, anggota dari Dewan HAM yang beranggotakan 47 negara, tidak segera menanggapi pada pernyataannya, tetapi para delegasi akan bebas untuk menjawab tuduhan-tuduhan di kemudian hari dalam sidang tersebut. (ran)

Video pilihan:

Sejuta Lebih Muslim Uighur Hilang Keberadaannya

https://www.youtube.com/watch?v=eK8IDM3hHyU

Kutukan Keras Turki Terhadap Penindasan Uighur dan Bantahan Komunis Tiongkok yang Kehilangan Kreadibilitas

0

Zhou Xiaohui

Pada awal bulan ini, juru bicara Kemenlu Turki yakni Hami Aksoy mendadak mengeluarkan pernyataan keras yang menyebutkan, ‘kamp re-edukasi’ yang dibangun oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT)  bagi etnis minoritas muslim di Xinjiang dan penerapan kebijakan asimilasi di wilayah Xinjiang, adalah pelanggaran HAM terhadap suku Uighur dan kaum muslim (etnis) Turki lainnya dan ‘sudah bukan rahasia lagi’, ‘Kamp Re-edukasi itu sama saja dengan kamp konsentrasi” dan “merupakan aksi berencana pembersihan etnis terhadap kaum Uighur”, mereka “tidak dapat berkomunikasi dengan keluarganya”, dan ini adalah “pelecehan serius terhadap kemanusiaan”.

Pernyataan itu juga mengemukakan, pihak Turki telah mendapat kabar bahwa seorang musisi dan sastrawan Uighur yang bernama Abdurehim Heyit tewas di dalam penjara di RRT. Heyit divonis 8 tahun penjara hanya gara-gara lagu ciptaannya yang berjudul “Ayah”. Untuk itu, Aksoy menghimbau masyarakat internasional dan Sekjend PBB agar mengambil tindakan kongkrit untuk menghentikan “tragedi kemanusiaan” ini.

Terkait dengan lebih dari 1 juta warga Uighur yang dipenjara di berbagai ‘Kamp Re-edukasi’ di Xinjiang dan mengalami penyiksaan serta cuci otak oleh PKT, sebelum ini telah banyak diberitakan oleh berbagai media massa luar negeri, kecaman dari berbagai negara Barat dan ormas HAM internasional pun mengalir bertubi-tubi.

Pada 4 Februari lalu ormas HAM seperti Human Rights Watch, Amnesty International, International Human Rights Service dan juga World Uighur Congress telah menyampaikan pernyataan bersama, yang menghimbau Dewan HAM PBB meloloskan resolusi untuk membentuk suatu tim investigasi dan pencarian fakta internasional, yang akan bertugas menyelidiki masalah penahanan ilegal kaum muslim Xinjiang ini.

Akan tetapi, ironisnya adalah negara-negara muslim yang selama ini terhubung erat secara ras, budaya dan agama dengan suku Uighur di Xinjiang, justru diam membisu. Seperti November tahun lalu, ketika Dewan HAM PBB melakukan tinjauan periodik universal terhadap RRT, sebanyak 13 negara menuntut agar PKT menutup kamp konsentrasinya, sedangkan negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam) tidak ada satu pun (termasuk Indonesia) yang secara terbuka mengecam PKT.

Sebagai salah 1 negara anggota OKI, waktu itu Turki hanya mengakui telah terjadinya “penahanan orang tanpa dasar hukum”, namun tidak secara konkrit menyebut Xinjiang.

Namun hanya tiga bulan berlalu, sikap Turki mendadak berubah, serangan pun langsung ditujukan pada Beijing. Apakah karena tekanan kaum muslim dari dalam negeri Turki sendiri? Atau karena mengikuti arus tren dunia?

Perlu diketahui, hubungan diplomatik Turki-RRT saat ini dipandang sebagai periode terbaik sepanjang sejarah. Di satu sisi karena perusahaan RRT dikontrak untuk membangun proyek KA cepat periode kedua sepanjang 158 km dari Ankara sampai ke Istanbul, ini adalah salah satu dari segelintir proyek KA cepat RRT yang benar-benar terealisasi di negara lain.

Di sisi lain, mesin pembangkit listrik terbesar Turki adalah buatan RRT, lalu ZTE dan Huawei juga menguasai lebih dari separuh pangsa pasar telekomunikasi di Turki. Tahun 2017 perdagangan kedua negara mencapai USD 26 milyar (367 triliun Rupiah), turis RRT yang melancong ke Turki dari 50.000 orang di tahun 2008 telah meningkat menjadi 250.000 orang tahun lalu. Para petinggi Turki tidak mungkin tidak tahu, akibat yang mungkin akan ditimbulkan bila menyerang Beijing.

Terhadap tudingan Turki, keesokan harinya Kedubes RRT di Turki menanggapi, pernyataan yang disampaikan oleh Turki sangat bertentangan dengan fakta, dan “sangat mengada-ada serta memutar-balikkan fakta”, pihak RRT menyatakan tentangannya atas hal tersebut.

Juru bicara pers Kedubes RRT menyebut istilah kamp penahanan tersebut dengan istilah ‘Pusat Pendidikan & Pelatihan’ dan mengatakan bahwa kamp tersebut ‘sama sekali bukan “kamp konsentrasi” seperti yang telah disebut oleh pihak Turki’, suku Uighur di dalamnya belajar bahasa nasional, belajar hukum, belajar ketrampilan, dan de-ekstrimisasi, sedangkan tentang Heyit belum meninggal, ‘Heyit ditahan karena terlibat aktivitas membahayakan keamanan negara, saat ini kondisinya sehat walafiat’. PKT bahkan menunjukkan sepenggal video yang memperlihatkan Heyit masih hidup.

Bantahan PKT yang sama sekali sudah kehilangan kredibiltasnya, selain rakyat Tiongkok sendiri yang terus dicuci otaknya oleh PKT, sebagian besar orang mana ada yang percaya? Logikanya sederhana: jika ada pilihan, tidak akan ada orang etnis Uighur yang akan memilih untuk belajar di lingkungan yang tidak memiliki kebebasan semacam “Pusat Pelatihan & Pendidikan” bentukan PKT itu, karena memiliki kebebasan adalah sifat dasar manusia.

Jadi penjelasan PKT itu sesungguhnya hanya memutar-balikkan fakta, dan sangat memalukan, apalagi di era teknologi modern seperti sekarang ini, membuat sepenggal video (manipulatif) bukanlah hal sulit.

Kesimpulan yang rasional adalah, memerintahkan untuk melakukan tindakan keras terhadap suku Uighur seharusnya telah mendapat persetujuan dari pemimpin tertinggi PKT. Yang dimaksud dengan “aksi terorisme bukan masalah suku dan agama, melainkan musuh bersama semua suku”, terhadap terorisme harus “dengan pola tekanan tinggi”, dan masih jelas dalam ingatannya ledakan di Xinjiang tahun 2014 saat ia baru menyelesaikan kunjungannya ke Xinjiang, dipandang sebagai tantangan terhadap dirinya, bahkan pada Rapat Politik Hukum Pusat bulan Januari lalu masih mengungkit hal ini, menyampaikan sikap yang keras atas hal ini. Jelas, penanggung jawab Xinjiang yakni Chen Quanguo melaksanakan tuntas segala perintahnya.

Aksi teror di Xinjiang memiliki latar belakang yang sangat rumit, dan juga terkait erat dengan gagalnya kebijakan PKT. Dan bukan tidak mungkin pula pemimpin tertinggi PKT hanya mendapat informasi yang bias/subyektif saja. Tapi bisa dipastikan, kebijakan pembersihan yang dilakukan di Xinjiang, PKT yang tengah dalam perang dagang dengan AS dan dari ‘negara hebat’ sedang dikembalikan ke wujud aslinya, telah diwaspadai oleh semua negara Barat yang pernah disusupinya, menuai semakin banyak antipasti dari negara lain yang semakin mengenali sifat asli PKT yang bengis. Di saat yang sama negara Arab juga merupakan sasaran penyusupan PKT, Turki yang mengeluarkan pernyataan itu adalah salah satu pertandanya.

Apa pun alasan di balik pernyataan Turki tersebut, mungkin ada intervensi AS di baliknya. Namun dari perubahan sikapnya terhadap Beijing pasti bukan kabar baik, terlebih lagi bagi Huawei yang telah ditolak banyak negara bukanlah suatu kabar baik.

Sudah sejak tahun 2002, Huawei yang berlatar belakang militer dan keamanan nasional PKT telah memulai bisnisnya di Turki, dan memiliki kantor perwakilan di Ankara dan Istanbul. Hingga saat ini Huawei (Turki) memiliki 1.500 karyawan, sebanyak 85% di antaranya adalah WN Turki. Kantor Huawei (Turki) di Istanbul menyediakan tiga layanan utama: pusat riset, pusat pelatihan dan pusat layanan konsumen serta pusat pengalaman terpadu. Di Turki Huawei telah membangun infrastruktur 4.5G yang telah dioperasikan sejak bulan April 2016.

Setelah serangkaian skandal di Huawei terungkap, pemerintah Turki mau tidak mau menjadi ekstra hati-hati, khususnya baru-baru ini Dubes AS untuk Uni Eropa yakni Gordon Sondland berkata, negara Barat mana pun yang mengijinkan Huawei atau perusahaan RRT lainnya dalam proyek infrastrukturnya akan menghadapi kontra-tindakan dari AS, akan diperlakukan lebih hati-hati oleh AS dalam hal berbagi informasi dan hubungan bisnis.

Apalagi Turki pada dasarnya pro-Barat, hubungannya dengan Uni Eropa dan Amerika adalah titik berat diplomatik Turki. Tahun lalu saat Erdogan mendapat tekanan dari AS, akhirnya membebaskan pendeta AS, adalah salah satu contohnya.

Setelah terang-terangan mengutuk PKT atas kejahatan pembersihan suku Uighur, Turki akan mengikuti jejak AS dan Eropa untuk menjauhi PKT, dan bukan tidak mungkin pula akan mendepak Huawei keluar dari pasar 5G-nya dan bagi Beijing ini adalah tamparan keras.

Serangan Turki terhadap Beijing, apakah akan memicu reaksi negara Arab lainnya, patut untuk dinantikan perkembangannya, namun setidaknya semakin kejahatan PKT ini menyebar luas di kalangan negara Arab, maka reputasinya pun akan semakin tergerus. (SUD/WHS/asr)

Video Rekomendasi : 

Atau anda menyukai video ini :

https://www.youtube.com/watch?v=9xvcoArjaB0

Trump Terbang ke Vietnam untuk Hadiri KTT dengan Kim Jong-un

0

oleh Xia Yu

Presiden Trump pada Senin (25/2/2019) siang berangkat menuju Vietnam untuk menghadiri KTT kedua dengan Kim Jong-un yang dijadwalkan menggelar pertemuan empat mata pada Rabu malam.

Trump menekankan bahwa Kim Jong-un dapat membawa manfaat bagi Pyongyang bila ia bersedia meninggalkan senjata nuklir. Trump mengatakan bahwa ia tidak ingin terburu-buru dalam menangani masalah ini, tetapi sanksi terhadap Korea Utara belum bisa dicabut sebelum DPRK mencapai denuklirisasi penuh.

KTT Trump – Kim kedua akan diadakan di Hanoi, Vietnam pada Rabu dan Kamis waktu setempat. KTT ini adalah pertemuan kedua kedua kepala negara setelah pertemuan puncak bersejarah pertama mereka di Singapura 8 bulan silam.

Pertemuan 4 mata pada  Rabu malam

Trump melakukan perjalanan ke Vietnam dari Air Force One di Andrews United Base di pinggiran Washington pada pukul 12:30 ET pada hari Senin, dan akan tiba di Hanoi pada Selasa malam waktu setempat.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan kepada wartawan di pangkalan udara Air Force One bahwa Presiden Trump akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Vietnam pada Rabu malam dan kemudian makan malam bersama konsultan.

Pada hari Rabu pagi, sebelum dimulainya KTT, Trump akan bertemu dengan pemimpin Vietnam. Pertemuan lanjutan dengan Kim Jong-un akan diadakan pada hari Kamis.

Dalam masalah senjata nuklir, kemungkinan KTT AS – Korut kedua mencapai kesepakatan denuklirisasi akhir tidak besar, tetapi masih ada harapan untuk menyatakan secara resmi berakhirnya Perang Korea yang telah berlangsung dari tahun 1950 hingga 1953. Sampai saat ini Perang Korea hanya berstatus gencatan senjata.

Dalam pesannya di Twitter Trump menyebutkan bahwa ia sekali lagi menekankan Kim Jong-un untuk meninggalkan senjata nuklir. Dengan denuklirisasi lengkap, Korea Utara akan dengan cepat berubah menjadi kekuatan ekonomi. Ketua Kim akan membuat keputusan yang bijak !

Kim Jong-un telah melakukan perjalanan ke Vietnam dengan kereta api khusus kepresidenan yang berlapis baja. Media nasional Korea Utara telah menerbitkan foto-foto perjalanan kereta api yang membawa Kim Jong-un, pertama kali media negara itu melaporkan pertemuan puncak.

Permusuhan teknis di Semenanjung Korea bisa diakhiri

Reuters melaporkan bahwa masyarakat internasional memperkirakan bahwa sikap terbuka administrasi Trump terhadap perjanjian puncak terbatas, hal ini dapat meningkatkan harapan bahwa kedua belah pihak pada akhirnya akan mengumumkan secara resmi pengakhiran dari keadaan bermusuhan teknis selama ini di Semenanjung Korea.

Seorang juru bicara kepresidenan Korea Selatan mengatakan kepada wartawan di Seoul bahwa kedua pihak dapat mencapai kesepakatan tentang berakhirnya Perang Korea secara resmi.

Para analis mengatakan bahwa sebagai balasannya, Korea Utara dapat mengizinkan inspektur internasional untuk meninjau pembongkaran reaktor nuklirnya di Yongbyon.

Jika Korea Utara menerapkan denuklirisasi secara bertahap, Amerika Serikat juga mungkin setuju untuk membuka kantor penghubung AS-Korut dan mengizinkan beberapa proyek kerja sama antara Korut dan Korsel.

Sebelum denuklirisasi penuh sanksi masih terus berjalan

Dalam pidatonya di Ball’s Governor pada Minggu malam Trump mengatakan : “Kami akan melakukan perjalanan ke Hanoi, Vietnam, dan kami akan bertemu Kim Jong-un. Ini adalah hal yang sangat menarik, tetapi saya telah membangun hubungan yang sangat, sangat baik dengan Kim Jong-un.”

“Kami tidak menyerah. Sanksi masih berjalan. Semuanya ada di sana,” katanya.

“Saya tidak mengejar kemajuan. Kami juga tidak mencabut sanksi. Dua setengah hari di Vietnam nanti akan sangat menarik. Kami memiliki kesempatan untuk melakukan denuklirisasi sepenuhnya di tempat yang sangat berbahaya di dunia”, tambahnya.

Menlu AS Mike Pompeo pada MInggu memberitahu CNN, bahwa sanksi ekonomi inti yang akan mencegah negara-negara melakukan perdagangan dengan Korea Utara dan menciptakan kekayaan bagi Korea Utara tentu masih akan berlanjut sampai terpenuhinya denuklirisasi lengkap.

Namun, ia mengatakan bahwa beberapa konsesi diberikan kepada DPRK mungkin saja bisa dilakukan, seperti pertukaran penduduk, ada banyak cara lain … jika kita mengambil langkah substantif (denuklirisasi).

Trump juga mengatakan pada Minggu malam : “Saya tidak terburu-buru. Saya tidak ingin terburu-buru mendesak siapa pun”, “Saya hanya tidak ingin ada pengujian (misil). Selama tidak ada pengujian, kami cukup senang”.

Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklir terakhir pada bulan September 2017 dan peluncuran rudal balistik antar benua pada bulan Nopember 2017. Sejak itu, Korea Utara tidak melakukan uji coba lagi.  (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=ve5aII41PCM

Atau Anda Menyukai Video Ini : 

https://www.youtube.com/watch?v=9xvcoArjaB0

Suami Perwira Militer Tiongkok Unjuk Rasa Saat Kunjungan Wakil Perdana Menteri Tiongkok di Amerika

0

Ketika Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He berada di Washington untuk perundingan perdagangan pada akhir Januari, beberapa pemohon petisi Tiongkok berusaha menghentikan mobilnya untuk menyerahkan surat-surat keluhan.

Bai Jiemin adalah salah satu dari orang-orang itu. Sebagai hasil dari protesnya, dia ditangkap dan sekarang keluar dengan jaminan.

Pemohon petisi tersebut mengatakan pada Epoch Times berbahasa Mandarin bahwa ia diberi suaka di Amerika Serikat setelah menderita penganiayaan politik di Tiongkok.

DICURIGAI MATA-MATA

Bai adalah mantan pengusaha Shanghai dan istrinya adalah seorang perwira militer tingkat tinggi di departemen rahasia angkatan udara Tiongkok.

Menurut Bai, otoritas komunis Tiongkok curiga bahwa ia adalah mata-mata. Karena itu ia diawasi dengan ketat, katanya, menyebabkan kliennya terlalu takut untuk bertemu dengannya. Akibatnya, ia menderita kerugian finansial yang sangat besar.

Bai percaya dia membangkitkan kecurigaan otoritas komunis karena dia tidak memiliki latar belakang politik yang “benar” di mata mereka.

Kakeknya adalah seorang kepala desa di bawah pemerintahan Kuomintang dan menjadi sasaran kontra-revolusioner setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) merebut kekuasaan pada tahun 1949.

Bai juga tinggal di Jepang selama beberapa tahun dan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri hampir setiap tahun.

Menurut Bai, otoritas Tiongkok curigai bahwa ia menggunakan pernikahannya dengan seorang perwira angkatan udara untuk mencuri rahasia militer. Bai mengatakan bahwa seringnya dia bepergian ke luar negeri hanya memperdalam kecurigaan mereka.

KEUANGAN HANCUR

Bai mengatakan serangkaian peristiwa telah menunjukkan bahwa ia berada di bawah pengawasan otoritas Tiongkok.

Pada tahun 2010, Bai dijadwalkan menghadiri World Expo di Shanghai untuk urusan bisnis. Namun, suatu pagi ketika mengganti oli di tempat cuci mobil di pinggir jalan, dia menemukan tas di mobilnya telah hilang, katanya. Di dalam kopernya ada bahan-bahan untuk kesepakatan-kesepakatan prospektif di acara pameran: kontrak bisnis, uang untuk pembayaran setoran, dan informasi bisnis rahasia.

Hilangnya uang ini merupakan pukulan berat bagi Bai.

Tidak lama setelah insiden ini, Bai mengatakan dia sedang berbicara dengan seseorang di “sudut demokratis” setempat ketika seorang pria berlari ke arahnya dan tampak aneh. Bai curiga pria ini bekerja dengan polisi.

“Sudut Demokratik” adalah bahasa sehari-hari untuk tempat pertemuan, biasanya terletak di taman, di mana orang berkumpul untuk membahas keluhan mereka dan berbagi pandangan terbuka mereka tentang PKT. Polisi berpakaian sipil sering mengunjungi tempat-tempat ini.

Bai, yang memiliki sejumlah properti investasi, mengatakan pihak berwenang juga mengganggu penjualan vila yang dimilikinya di Shanghai. Ketika nilai pasar rumah itu adalah 4 juta yuan (US$600.000) pada saat itu, ia terpaksa menjual properti tersebut dengan harga 1,8 juta yuan (US$270.000) karena dicurigai melakukan pelanggaran.

Sejak itu, Bai telah menjadi salah satu dari ribuan pemohon petisi di Tiongkok. Akibatnya, ia telah ditargetkan sebagai bagian dari upaya rezim untuk menindak perbedaan pendapat, meskipun orang-orang Tiongkok memiliki hak untuk mengajukan petisi.

DUGAAN DIRACUN

Bai mengatakan bukan hanya polisi yang melecehkannya.

“Dalam kasus saya, pengawasan dan penganiayaan tidak hanya berasal dari sistem keamanan publik setempat, tetapi juga dari departemen keamanan militer. Bagaimana saya bisa menanggungnya sendiri? ”Katanya.

Pada musim panas 2013, Bai mengatakan dia minum dari secangkir air yang dia tinggalkan di mobilnya setelah dia selesai bekerja. Tidak lama kemudian, dia mulai muntah dan diare sampai dia tidak bisa berjalan.

Untungnya, istrinya kembali tepat pada waktunya untuk membawanya ke rumah sakit, katanya. Dokter memberi tahu Bai bahwa dia akan mati jika dia tiba di rumah sakit jika telat 10 menit saja.

Bai datang ke Amerika Serikat pada tahun 2016. Ketika Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengunjungi negara tersebut pada tahun itu, Bai juga mencoba mencegat kendaraannya untuk mengajukan surat banding. Segera setelah itu, ia kehilangan kontak dengan istri dan putranya di Tiongkok.

Pada tahun 2018, pejabat imigrasi AS menyetujui permohonan suaka Bai.

Sekarang menjadi pengungsi politik, Bai yang berbasis di New York pergi ke markas besar PBB setiap hari untuk memprotes rezim komunis. Dia memegang spanduk bertuliskan: “Hancur bersama kejahatan, PKT yang jahat dan menyimpang. Usir PKT dari PBB.” (ran)

Video pilihan:

Benarkah Tahun 2019 Banyak Gejolak? Ini Prediksinya

https://www.youtube.com/watch?v=7pCBx47tmG0

Universitas Leiden Mengumumkan Menutup Institut Konfusius

0

oleh An Qi

Universitas Leiden yang merupakan universitas tertua di Belanda pada Selasa (19/2/2019) mengumumkan rencananya untuk menutup Institut Konfusius di tempatnya.

Menurut pernyataan universitas yang disampaikan lewat situs webnya bahwa, Universitas Leiden akan mengakhiri kerjasamanya dengan Institut Konfusius setelah kontrak berakhir pada 31 Agustus 2019 dan tidak akan memperbarui kontraknya.

Institut Konfusius komunis Tiongkok mendirikan kantor cabang di Universitas Leiden pada tahun 2007.

Universitas Leiden dalam pernyataannya menyebutkan : “Karena kegiatan lembaga tersebut sudah tidak lagi sejalan dengan strategi Tiongkok universitas dan arahan yang ditetapkan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga dipandang perlu untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Institut Konfusius”. Di bawah strategi di atas, penelitian Universitas Leiden dan lembaga mitranya di Tiongkok merupakan dasar dari pertimbangan pemutusan.

Menurut surat kabar Universitas Minnesota, AS bahwa Universitas Minnesota pada Kamis (21 Februari) juga telah mengumumkan rencana penutupan Institut Konfusius pada akhir semester nanti. Laporan itu menyebutkan bahwa menurut manajemen universitas penutupan Institut Konfusius didasarkan pada urutan prioritas dan perubahan dalam kebijakan pemerintahan federal AS.

Institut Konfusius dikelola oleh Kantor Tim Nasional Pengarah Promosi Internasional Bahasa Mandarin (selanjutnya disebut sebagai Kantor Bahasa Mandarin) yang berada di bawah Kementerian Pendidikan komunis Tiongkok. Kantor pusatnya berada di Beijing dengan sejumlah Institut Konfusius di luar Tiongkok yang menjadi cabangnya.

Laporan Harian Minnesota menyebutkan bahwa Institut Konfusius memberikan pengajaran budaya dan bahasa Mandarin ke universitas-universitas kerjasamanya. Meskipun mereka mengklaim bahwa kebebasan berbicara tidak dibatasi, tetapi pada kenyataannya Institusi Konfusius di seluruh negeri di Amerika Serikat telah menarik perhatian legislator, organisasi domestik dan Biro Investigasi Federal karena diduga merusak kebebasan akademik.

Institut Konfusius di Universitas Minnesota mengakui bahwa sejak tahun 2014 hingga 2018, mereka telah menerima dana total lebih dari USD. 1,2 juta dari Kantor Bahasa Mandarin. Angka tersebut kira-kira 40% dari dana perguruan tinggi, dan sisanya yang 60 % didapat dari internal universitas dan kiriman pemerintah federal.

Menurut data bulan Januari dari National Association of scholars,NAS bahwa kini ada 105 unit Institut Konfusius di AS, 13 di antaranya telah menutup atau memutuskan akan menutup kerjasama dengan Institut Konfusius. Universitas Minnesota adalah yang ke-14.

Selama 5 tahun terakhir, selain di Amerika Serikat, sejumlah universitas di Kanada, Prancis, Swedia dan lainnya juga telah menutup Institut Konfusius.

Universitas Leiden yang didirikan pada tahun 1575  merupakan universitas tertua di Belanda.

Universitas Leiden adalah anggota dari Aliansi Universitas Grup Coimbra (CG), Aliansi Universitas Eropa dan Aliansi Universitas Riset Eropa dan menikmati reputasi internasional yang sangat tinggi.

Universitas ini dibangun oleh Pangeran William, pemimpin revolusioner Belanda pada 80 tahun silam, dan masih terkait erat dengan Keluarga Kerajaan Oranye. Ratu Wilhelmina, Ratu Juliana, Ratu Beatrix dan Raja Alexander juga pernah belajar di Universitas Leiden.

Saat ini, Universitas Leiden memiliki 6 perguruan tinggi, lebih dari 50 fakultas dengan lebih dari 150 program pendidikan. Lebih dari 40 lembaga penelitian nasional atau internasional didirikan di universitas tersebut. Hingga tahun 2017, ada 16 alumni dan anggota fakultas telah memenangkan Hadiah Nobel. (Sin/asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=6odrMUJvIOM

Atau Anda Menyukai ini: 

https://www.youtube.com/watch?v=0uBi3__bt6c

 

Aneh ! Bagaimana Ikan Paus Bungkuk Sepanjang 11 Meter Berada di Hutan Amazon

0

oleh Chen Juncun

Hari Jumat (22 Februari), seekor ikan paus bungkuk sepanjang 11 meter ditemukan mati di dalam semak belukar Amazon, Brazil. Karena daerah ini berjarak sekitar 15 meter dari laut dan paus bungkuk seharusnya tidak muncul di perairan Brazil musim ini. Para ilmuwan bingung mengapa ikan itu muncul di sana.

Badan ikan tersebut tidak terlihat ada luka, tetapi tergeletak di semak belukar di Pulau Marajo yang berpenduduk. Pulau ini berada di mulut muara Sungai Amazon yang dikelilingi oleh air.

Dengan panjang 11 meter, lebar 6 meter dengan berat kira-kira 10 ton. Ikan tersebut diyakini sebagai paus bayi berusia 12 bulan. Orang-orang menemukannya karena mereka melihat beberapa elang botak melayang di atas tubuhnya.

https://www.youtube.com/watch?v=YndzqTgs-N8

Sepuluh orang ahli biologi dari LSM Marajo Bicho D’agua bergegas ke tempat penemuan untuk menyelidiki sampel dan informasi terkait, berharap dapat membuka misteri mengapa ikan berbadan besar ini dapat berada dalam semak-semak yang berjarak agak jauh dari pantai ?

Ada media yang berspekulasi bahwa paus bungkuk itu mungkin telah mati karena menelan produk plastik di laut, kemudian terdorong ombak naik ke pantai. Ahli biologi Bicho D’agua percaya bahwa ikan itu terdorong ombak besar ke pantai lalu terseret ke dalam belukar yang masih tergolong bakau ini.

Renata Emin, Ahli biologi dari organisasi itu mengatakan : “Kami masih tidak yakin bagaimana ikan ini bisa tiba di sini, tetapi kami menduga bahwa makhluk besar itu dibawa oleh gelombang pasang, karena gelombang pada beberapa hari terakhir ini cukup besar.”

Namun, Renata Emin juga menyebutkan bahwa mereka masih bingung mengapa paus bungkuk ini bisa muncul di pantai utara Brazil pada bulan Februari karena sangat jarang.

Mereka biasanya berkembang biak di laut luar Bahia dari bulan Agustus hingga November dan kemudian menuju Antartika untuk mencari mangsa.

Emin mengatakan, mereka percaya bahwa bayi paus mungkin bermigrasi dengan ibunya, tetapi kemudian berpisah atau tersesat. Belum diketahui mengapa ia mati, hanya melalui pembedahan baru bisa menentukan penyebab kematiannya.

Paus bungkuk ini diyakini telah terdampar selama beberapa hari sebelum ditemukan. Karena tubuhnya yang sangat besar, berat, dan tidak mudah dijangkau, ahli biologi tidak ingin memindahkannya sekarang. Mereka berniat untuk mengubur sebagian besar tubuhnya dan mengirim tulangnya ke museum untuk bahan penelitian. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=7pCBx47tmG0

Pasar Seni Tiongkok Penuh dengan Suap dan Korupsi

0

ANALISIS BERITA

Posisi seorang seniman di Tiongkok tidak hanya didasarkan pada kualitas seninya, seseorang dengan koneksi politik yang tepat akan melihat karyanya melonjak nilainya jika ia menjadi seorang pejabat di dalam rezim komunis Tiongkok.

Pasar lukisan dan kaligrafi Tiongkok menjadi kacau baru-baru ini setelah Asosiasi Seniman Tiongkok, China Artists Association (CAA), mengubah anggota dewannya untuk masa jabatan baru yang dimulai pada 23 Desember 2018.

Meskipun CAA dan Asosiasi Kaligrafer Tiongkok, China Calligraphers Association (CCA), dianggap sebagai organisasi perdagangan non-pemerintah di atas kertas, mereka, pada kenyataannya, berada di bawah pengawasan langsung Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, sebuah badan penasihat untuk kepemimpinan Partai.

“Harga karya seni oleh mantan ketua CAA dan mantan wakil ketua telah turun 65 hingga 75 persen, sementara harga untuk para seniman di dewan yang baru dibuat tersebut telah meningkat secara dramatis,” China Times melaporkan pada 11 Februari. “Harga karya seni para seniman lebih tinggi jika posisinya lebih tinggi.” China Times adalah kantor berita yang dikelola pemerintah.

Lonjakan harga terbesar terjadi ketika seorang seniman menjadi ketua CAA. Laporan tersebut mengutip Xiao Yunru, seorang konsultan dari CCA cabang Provinsi Shaanxi, yang mengatakan: “Untuk satu periode, yaitu lima tahun, nilainya akan meroket. Penghasilan dari menjual karya seninya akan menjadi seratus kali lipat dari gajinya.”

Sementara itu, Liu Yi, seorang pedagang seni Beijing mengatakan kepada China Times, “Saya punya dua lukisan mantan wakil ketua CAA. Saya membelinya untuk seorang teman [ketika pelukisnya adalah wakil ketua]. Sekarang teman saya meminta saya untuk menjual lukisan-lukisan tersebut, tetapi saya tidak dapat menemukan pembeli bahkan dengan diskon 50 persen.”

Liu menambahkan bahwa pembeli hanya menghargai judul dan posisi pelukis, bukan karya lukisan itu sendiri.

Media yang dikelola pemerintah, China Economic, melaporkan pada 18 Februari bahwa nilai karya seni dapat dikategorikan ke dalam tingkat yang berbeda berdasarkan posisi para seniman di dalam CAA dan CCA. Laporan itu juga mencatat bahwa di pasar seni, hanya sedikit orang yang membeli karya seni dari seniman yang bukan pejabat CAA atau CCA, sehingga para seniman berusaha keras untuk mencapai posisi yang diidamkan tersebut.

Beberapa seniman bersedia untuk menyuap atasan agar menjadi pejabat dan menghasilkan nilai lebih untuk hasil karya mereka. Untuk memenuhi permintaan suap seperti itu, “satu CCA provinsi memiliki 64 wakil ketua,” kata laporan tersebut.

China Times sebelumnya melaporkan pada Februari 2013 bahwa posisi itu tidak gratis, dengan menyatakan, “Seniman harus membayar biaya sponsor ke galeri nasional setelah ditunjuk menjadi wakil ketua atau posisi yang lebih tinggi.” Galeri ini, yang dimiliki oleh Kementerian Kebudayaan Tiongkok dan Pariwisata, berlokasi di seluruh negeri.

Otoritas anti-korupsi rezim Tiongkok telah memperhatikan fenomena ini. Dalam laporan Juni 2015, China Economic telah mengutip Komisi Pusat Inspeksi Kedisiplinan (CCDI), yang saat itu ketua pengawas anti-korupsi Partai Komunis Tiongkok, mengatakan: “Setiap ketua CCA dan CAA adalah miliarder, yang telah merusak citra integritas dan kejujuran [Partai] yang telah diciptakan oleh gerakan anti-korupsi. Ini telah memperdalam kesenjangan antara si kaya dan si miskin, dan memperbesar masalah-masalah sosial.”

Tahun itu, CCDI menerbitkan beberapa artikel tentang masalah dalam birokrasi CCA dan CAA, tetapi tidak menangkap atau menghukum pejabat mana pun.

Zhang Xiaogang telah menjadi salah satu pelukis minyak paling terkenal dan terkaya di Tiongkok sejak tahun 1990-an. Total pendapatan karya seninya mencapai 170 juta yuan (US$25,12 juta) pada tahun 2006.

Zhu Qi, seorang kritikus seni dan kurator independen, mengatakan pada China Times pada tahun 2013: “Walaupun begitu pendapatan tahunan Zhang Xiaogang jauh lebih kecil daripada beberapa pelukis Tiongkok. Banyak pejabat pelukis Tiongkok menghasilkan puluhan juta, bahkan ribuan juta yuan per tahun. Mereka adalah para ketua CAA tingkat provinsi atau lebih tinggi dan presiden-presiden galeri. ”

Liu Dawei, ketua CAA dari bulan Desember 2008 hingga Desember 2018, termasuk di dalam daftar majalah Hurun (mirip dengan Forbes) tentang Seniman Tiongkok Paling Sukses yang Aktif Sampai Sekarang Sejak Tahun 2009.

Liu pertama kali masuk dalam daftar tersebut di urutan ke-31, dengan pendapatan tahunan 14,55 juta yuan (US$2,15 juta). Pada tahun 2015, ia menduduki peringkat ke-4 dengan pendapatan tahunan 248,8 juta yuan (US$36,77 juta). Pada tahun 2018, Liu memperoleh 20,46 juta yuan (US$3 juta) dan berada di peringkat ke-36. (ran)

Video pilihan:

Penuh Misteri, Fisikiawan Stanford Yang Akan Terima Hadiah Noble Bunuh Diri

https://www.youtube.com/watch?v=rCvX2ibghGY&t=97s

Parlemen Australia Serukan Victoria Menindak Perdagangan Organ Manusia

0

MELBOURNE, Australia — Anggota Parlemen Victoria, Bernie Finn, telah meminta jaksa agung bekerja sama dengan pemerintah federal untuk menghentikan praktik perdagangan organ manusia.

Dalam pidato di hadapan Parlemen Victoria pada 21 Februari, Finn, anggota Partai Liberal yang juga merupakan bagian dari Dewan Legislatif Victoria, mengatakan bahwa 3 dari 12 rekomendasi dalam laporan oleh Sub-Komite Hak Asasi Manusia menyarakankan untuk melakukan penyelidikan tentang Perdagangan Organ Manusia dan Wisata Transplantasi Organ yang barangkali telah diterapkan di Victoria.

“Ini mungkin tidak tampak seperti masalah negara sama sekali, tetapi sebenarnya hal itu benar-benar memburuhkan keterlibatan negara … dari 12 rekomendasi yang dibuat oleh subkomite, tiga di antaranya membutuhkan keterlibatan negara yang sangat kuat,” kata Finn.

Laporan tersebut berjudul “Compassion, Not Commerce: An inquiry into human organ trafficking and organ transplant tourism” (Belas Kasih, Bukan Perdagangan: Penyelidikan tentang Perdagangan Organ Manusia dan Wisata Transplantasi Organ), telah dirilis pada 3 Desember 2018 dan mempertimbangkan apakah undang-undang perdagangan organ Australia harus diperluas untuk melarang warga negara bepergian ke luar negeri untuk transplantasi yang tidak etis, dan apakah Australia seharusnya ikut mendukung Konvensi Dewan Eropa Menentang Perdagangan Organ Manusia (Council of Europe Convention against Trafficking in Human Organs), yang berlaku 1 Maret 2018.

https://twitter.com/DAFOH_org/status/1098772543341846532

Finn menjabarkan tiga rekomendasi dari laporan tersebut.

Rekomendasi lima terkait dengan protokol pelaporan wajib oleh dokter yang merawat pasien yang diduga telah menerima transplantasi komersial.

Rekomendasi enam terkait dengan proses pidana, di bawah Konvensi Dewan Eropa menentang Perdagangan Manusia, menentang pengambilan organ manusia secara ilegal dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal.

Rekomendasi 12, terkait dengan pameran jaringan tubuh manusia secara komersial di mana “dokumentasi yang dapat diverifikasi tentang persetujuan dari pendonor atau keluarga terdekatnya” harus ditunjukkan.

SUMBER ORGAN MANUSIA

Laporan tersebut memahami kekhawatiran-kekhawatiran para ahli bahwa organ-organ yang digunakan dalam transplantasi di Tiongkok diduga bersumber dari para tahanan politik, tahanan nurani, dan tahanan yang dieksekusi.

“Saya telah khawatir dan telah menyatakan menentang selama beberapa tahun, dan itu adalah praktik Pemerintah Tiongkok, untuk bertahan menggunakan pengambilan organ secara paksa, berikutnya perdagangan organ manusia, dan wisata organ,” kata Finn.

Selama penyelidikan yang dimulai pada tahun 2017, para ahli telah memberikan bukti tentang kasus-kasus penyalahgunaan transplantasi yang telah dilaporkan terjadi di Tiongkok serta di seluruh wilayah Asia-Pasifik.

Komite mengatakan mereka tidak dalam posisi untuk memutuskan kebenaran tentang dugaan-dugaan terhadap rezim Tiongkok tetapi “cenderung menyimpulkan bahwa perdagangan organ telah terjadi di Tiongkok dan kemungkinan masih terus terjadi, meskipun pada skala yang lebih rendah.” Mengingat Kedutaan Besar membungkam tentang tuduhan-tuduhan tersebut, sub-komite merekomendasikan agar pemerintah Australia memantau dan mengungkapkan keprihatinan tentang praktik-praktik transplantasi Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Menurut investigasi mendalam oleh mantan Sekretaris Negara Kanada, David Kilgour, dan pengacara HAM, David Matas, Tiongkok telah mengambil organ dari para tahanan nurani dalam skala besar, terutama dari praktisi Falun Dafa, telah menghasilkan jutaan dolar dari bisnis tersebut yang menguntungkan para pejabat PKT. Falun Dafa, atau Falun Gong, adalah latihan meditasi spiritual tradisional yang banyak dianiaya di Tiongkok.

“Tanggungjawab itu berada di pihak-pihak berwenang Tiongkok untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tidak mengatur atau mengizinkan praktik pengambilan organ dari para tahanan yang dieksekusi tanpa sepengetahuan dan persetujuan pemilik organ tanpa paksaan. Dengan tidak adanya tindakan menunjukkan kebenaran seperti itu oleh otoritas Tiongkok, dunia berhak mempertanyakan pernyataan-pernyataan tegas tentang klaim-klaim yang bertentangan,” laporan Australia menyatakan.

LANGKAH AWAL PENTING UNTUK NEGARA VICTORIA

Juru bicara organisasi para dokter yang menentang pengambilan organ paksa, Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH), sebuah organisasi yang didirikan oleh dokter-dokter medis yang memberikan temuan-temuan obyektif tentang pengambilan organ secara tidak etis dan ilegal, Dr. Liza Lau, mengatakan bahwa pidato Finn di Parlemen Victoria adalah langkah pertama yang penting dalam menangani masalah pengambilan organ paksa oleh PKT.

“Kami memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa [praktik pengambilan organ paksa] oleh pemerintah Tiongkok masih terus terjadi, dan akan sangat penting bagi pemerintah negara untuk mengambil tindakan berdasarkan rekomendasi ringkasan yang baru-baru ini dikeluarkan dari sub komite hak asasi manusia.

“Saya merasa bahwa orang-orang yang tidak dapat berbicara untuk dirinya sendiri akhirnya akan mendapatkan suara dari orang-orang seperti Bernie Finn yang berbicara untuk mereka,” kata Lau.

Laporan itu juga merekomendasikan bahwa Australia seharusnya ikut mendukung Konvensi Dewan Eropa tersebut.

“Australia memiliki kewajiban untuk menunjukkan kepemimpinan sebagai yurisdiksi impor organ yang penting, dan sekarang memiliki kesempatan untuk melakukannya melalui aksesi (menjadi negara anggota) pada konvensi itu,” katanya.

Finn menyatakan bahwa bagian penting dari laporan tersebut harus dilakukan oleh negara.

“Jadi yang saya minta pada jaksa agung untuk dilakukan adalah bekerja sama dengan pemerintah federal dalam upayanya untuk memberantas transplantasi organ manusia, dan perdagangan organ manusia, dan memastikan bahwa Victoria memainkan perannya dalam menghentikan apa yang merupakan praktik yang menjijikkan dan tercela.” (ran)

Video pilihan:

Dokter Ungkap Kejahatan Pengambilan Organ Tubuh di Tiongkok