Home Blog Page 1937

WTO-IMF-Bank Dunia Menyepakati Reformasi Sistem Perdagangan Dunia

0

oleh Qin Yufei

Terjadi penarikan AS dari sejumlah perjanjian perdagangan sebelumnya, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada Minggu (30/09/2018) menyerukan perlunya segera melakukan reformasi sistem perdagangan multilateral.

Tantangan mendesak yang dihadapi saat ini adalah bahwa keunggulan unik dari WTO sedang disalahgunakan, tulis dalam laporan bersama ketiga lembaga tersebut.

Sejak tahun 2000 laju reformasi berjalan lamban. Perubahan mendasar dalam ekonomi modern yang saling berhubungan dan risiko pembalikan kebijakan perdagangan sudah mendesak kami untuk menghidupkan kembali reformasi kebijakan perdagangan.

Presiden Trump memberikan pidato di Majelis Umum PBB di New York pada 25 September, ia dengan jelas menunjukkan bahwa sistem perdagangan dunia sangat membutuhkan perubahan, dan Amerika Serikat tidak akan lagi menoleransi Tiongkok komunis mendistorsi pasar.

Trump mengatakan, “Banyak perwakilan dari negara yang berkumpul dalam aula ini akan setuju bahwa sistem perdagangan dunia sangat membutuhkan perubahan”.

Kanada dan Uni Eropa mempromosikan perubahan aturan WTO

Menyadari akan situasi WTO yang suram, negara-negara seperti Kanada dan Uni Eropa sedang mempersiapkan untuk memperbarui peraturan WTO yang telah ada selama 23 tahun.

Pada hari yang sama ketika Trump berpidato, AS, Jepang dan Eropa mengadakan pembicaraan tingkat menteri dan sepakat untuk bersama-sama mempromosikan reformasi sistem perdagangan WTO.

Laporan gabungan dari ketiga lembaga tersebut menguraikan langkah-langkah spesifik yang bertujuan untuk memodernisasi aturan WTO, termasuk berfokus pada peningkatan akses pasar untuk e-commerce, membuat struktur negosiasi lebih fleksibel dan membuat kebijakan perdagangan pemerintah lebih transparan.

WTO , IMF, dan Bank Dunia secara bersama – sama menghimbau pembentukan peraturan baru untuk mengatasi perluasan peran perdagangan elektronik, investasi dan perdagangan yang berorientasi layanan pada abad ke-21.

Peluang yang disajikan oleh teknologi informasi dan perubahan yang mendasar lainnya dalam ekonomi global belum tercermin dalam ranah modern kebijakan perdagangan, demikian tulis dalam laporan itu.

Lembaga arbitrase WTO menghadapi pembubaran

Laporan gabungan mendesak anggota WTO bekerja sama untuk menyelesaikan kebuntuan dalam sistem resolusi perselisihan WTO. Sistem ini mungkin menjadi lumpuh karena penolakan administrasi Trump untuk menunjuk anggota Badan Banding.

Pada tahun lalu, Amerika Serikat telah mencegah pengangkatan para ahli ke Badan Banding dengan alasan bahwa WTO memiliki kekuatan yang berlebihan. Badan Banding yang memiliki hak untuk mengambil keputusan akhir dalam perselisihan WTO.

Masa jabatan Hakim Besar WTO Shree Baboo Chekitan Servansingir berakhir pD 30 September. Dan Amerika Serikat menentang terpilihnya kembali. Dengan demikian setelah hari Minggu, komite tujuh orang anggota sekarang tinggal 3 yang tersisa, yang merupakan jumlah minimum yang diperlukan untuk menandatangani putusan. Jika tiga hakim tersebut perlu menghindari kecurigaan dalam kasus tertentu, maka seluruh mekanisme arbitrase akan berhenti.

Presiden Trump menentang pengangkatan hakim-hakim ini yang memiliki kekuatan arbitrase final atas sengketa perdagangan. Duta besar AS untuk WTO, Dennis Shea menuduh mereka memiliki terlalu banyak hak istimewa, melanggar aturan WTO dan mencampuri undang-undang AS.

Seorang pejabat AS menjelaskan alasan mengapa Amerika Serikat menolak hakim tersebut terpilih kembali : “Kami percaya bahwa masalah sistemik dari WTO masih belum terselesaikan”

WTO tidak mampu mengatasi praktik-praktik tidak adil dalam perdagangan Tiongkok

Pemerintahan Trump pernah menyatakan bahwa karena mekanisme penyelesaian sengketa di WTO telah rusak sehingga sengketa perdagangan tidak dapat lagi ditangani secara adil.

Ekonomi utama dunia yang dipimpin oleh Amerika Serikat mendirikan Organisasi Perdagangan Dunia di Jenewa pada tahun 1994 adalah demi membangun platform dan mekanisme pemrosesan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan. Pada tahun 2001, organisasi ini menerima keanggotaan Tiongkok komunis dalam ekonomi non-pasar.

Dalam 20 tahun terakhir Tiongkok komunis telah menjadi target dari sebagian besar tuduhan dumping. Perusahaan milik negara Tiongkok dapat memperoleh tanah milik negara dengan harga rendah, mendapatkan pinjaman bunga rendah dari bank, dan menerima berbagai fasilitas dari pemerintah.

WTO tidak berdaya menghadapi tindakan Tiongkok komunis tersebut karena mereka tidak secara eksplisit tercakup dalam peraturan. Mark Wu, seorang profesor di Universitas Harvard menunjukkan bahwa struktur WTO saat ini tidak dapat mengatasi ekonomi yang digerakkan oleh negara seperti Tiongkok komunis ini. Sama seperti  menyamakan fungsi pagar sebagai dinding, itu hanya untuk membatasi gerakan orang baik-baik, tetapi tidak bisa digunakan untuk menghalangi perbuatan orang yang tidak bermoral.

Di bawah kebijakan perdagangan yang tidak adil dan tidak etis, Tiongkok komunis telah menciptakan surplus perdagangan besar dengan semua anggota WTO. Tahun lalu saja, surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat mencapai USD. 375,2 miliar. Dalam 20 tahun terakhir, jumlah surplus yang terkumpul telah mencapai USD. 13 triliun yang tak pernah terjadi dalam sejarah umat manusia.

Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan bahwa WTO tidak mampu menargetkan model ekonomi non-pasar seperti Tiongkok komunis. Dia juga mengatakan bahwa itu adalah sebuah kesalahan besar bagi WTO yang mengizinkan Tiongkok komunis  bergabung dalam WTO. (sin/asr)

Amerika Punya Bukti Tiongkok komunis Campuri Pemilu Amerika

0

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dalam pidato di Majelis Umum PBB mengutuk intervensi Tiongkok komuis dalam pemilihan umum (pemilu) paruh waktu AS. Media AS mengatakan bahwa ada bukti bahwa Tiongkok komunis sedang bersiap untuk menyerang pemilu AS.

Suara Amerika pada 29 September 2018 memberitakan bahwa perusahaan keamanan jaringan pribadi ‘FireEye’ AS telah menemukan bukti bahwa pihak Tiongkok komunis mengirim beberapa email phising untuk menyerang beberapa komite aksi politik. Berbagai lembaga think tank di Amerika Serikat juga turut menjadi target serangan, kondisi yang mengingatkan pada kasus intervensi Rusia dalam pemilihan presiden AS pada tahun 2016.

Menurut perusahaan FireEye, tindakan ini bahkan lebih mengkhawatirkan, karena Tiongkok komunis sudah tidak lagi puas dengan pencurian intelijen untuk menguntungkan perusahaan teknologi tinggi mereka atau untuk keperluan militer. Mereka mungkin menargetkan tujuan strategis yang lebih besar.

Pada hari Rabu, Trump dalam pidato di Majelis Umum PBB mengatakan bahwa Tiongkok komunis berusaha untuk melakukan campur tangan dalam pemilihan paruh waktu AS yang akan berlangsung pada 6 November 2018 nanti.

“Mereka berharap saya kalah karena mereka tidak pernah menerima tantangan seperti ini sebelumnya,” ujar Trump.

Pernyataan Trump mengacu pada ketidakpuasan Tiongkok komunis terhadap kenaikan tarif senilai 200 miliar dolar AS atas produk Tiongkok.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan, “Tiongkok komunis telah mengadopsi berbagai metode untuk mencoba mengubah kebijakan kami.”

Meskipun pihak berwenang Tiongkok masih secara terbuka menyangkal tuduhan Trump, pemerintah AS telah lama meyakini bahwa Tiongkok komunis adalah pihak yang berada di balik layar yang melakukan serangan terhadap database internet milik pemerintah dan perusahaan AS.

Para pejabat intelijen dan pertahanan AS selalu mengatakan bahwa masalahnya bukan apakah Tiongkok komunis mengintervensi. Akan tetapi metode apa yang ingin mereka gunakan.

Meskipun Trump dan Gedung Putih belum mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang upaya campur tangan Tiongkok komunis dalam pemilihan AS, tetapi situs berita AS ‘Axios’ mengutip sumber asal Gedung Putih pada 24 September 2018. Sumber itu mengatakan bahwa AS telah mengumpulkan “puluhan ton bukti” yang dapat digunakan untuk menuding Tiongkok melakukan tindakan jahat.

Serangan itu berupa serangan cyber, intervensi pemilihan di Amerika Serikat, pencurian kekayaan intelektual dan kejahatan lainnya.

Berita itu juga menyebutkan bahwa pemerintahan Trump akan meluncurkan langkah-langkah nyata anti-Tiongkok komunis dalam beberapa minggu ke depan. Langkah yang melibatkan sejumlah besar kementerian, termasuk kementerian keamanan nasional, Kementerian Pertahanan Nasional, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perdagangan.

Sebelumnya, Presiden Trump menandatangani strategi cybersecurity nasional pertama setelah dia menjabat. Strategi tersebut mencakup empat pilar, 42 buah aksi prioritas, dan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada beberapa kementerian AS, dan mengambil inisiatif untuk membersihkan ancaman cyber dari pasukan luar negeri seperti Tiongkok komunis.

Suara Amerika juga melaporkan bahwa pejabat intelijen AS baru-baru ini terus mengisyaratkan bahwa Tiongkok komunis akan mengambil tindakan yang lebih drastis terhadap pemilihan paruh waktu AS. Direktur Intelijen Nasional AS Dan Coats mengatakan dalam sebuah acara di pekan lalu bahwa Tiongkok komunis menerapkan strategi nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia maya.

“Tiongkok komunis menggunakan masyarakat kita yang transparan dan terbuka, dan mereka juga menargetkan pejabat-pejabat pemerintah termasuk negara bagian dan kabupaten AS. Mereka mencoba untuk mengambil keuntungan dari setiap perbedaan antara kebijakan federal dan lokal,” ujarnya.

Wakil direktur Biro Investigasi Federal (FBI) AS bahkan lebih blak-blakan mengatakan bahwa Tiongkok komunis adalah ancaman nomor satu terhadap pekerjaan anti-spionase AS.

“Tiongkok komunis sedang memperluas operasinya, dan orang-orang kita yang berada di mana pun dihubungi mereka,” katanya. (Hong Mei/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Tujuh Napi Tewas dalam Kerusuhan di Penjara Keamanan Maksimum Guatemala

0

EpochTimesId – Setidaknya tujuh narapidana ditembak mati dan empat orang terluka dalam kerusuhan pada penjara di Guatemala, 30 September 2018. Pemerintah setempat mengatakan mereka telah mengambil kendali kembali pada 1 Oktober 2018.

“Kerusuhan itu muncul dari keributan di antara para tahanan di penjara keamanan maksimum Pavoncito,” kata juru bicara penjara Rudy Esquivel.

Petugas pemadam kebakaran melaporkan bahwa empat orang dipindahkan ke rumah sakit dan setidaknya tujuh narapidana meninggal karena luka tembak, menurut surat kabar lokal, Prensa Libre.

Suasana Pusat Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial pertama dari model sistem Lembaga Pemasyarakatan Guatemala yang baru di Fraijanes, Guatemala City, pada tanggal 6 Maret 2017. (Johan Ordonez/AFP/Getty Images)

“Insiden itu terjadi di daerah (blok) isolasi. Tidak ada penjaga yang terluka atau meninggal,” kata Esquivel kepada media setempat.

“Pihak berwenang sejak itu telah merebut kembali kendali,” tambahnya.

Sebelumnya juga ada 12 narapidana tewas dalam kerusuhan pada Juli 2013. Kerusuhan itu terjadi di penjara yang sama, di kota Fraijanes, sekitar 12 mil dari ibukota Guatemala.

Alasan perkelahian dan nama-nama korban belum di rilis. Petugas masih terus melakukan identifikasi jenasah. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Tingkat Utang Rumah Tangga Tiongkok Mencapai Rekor Tertinggi

0

Utang rumah tangga di Tiongkok naik ke rekor tertinggi pada tahun 2017, membuat lubang lain di baju besi ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Data tersebut mendukung kebijakan resmi Beijing tahun ini, yang bertujuan untuk melakukan pengurangan utang (deleverage) pada semua fase ekonomi dan menstabilkan harga realestat.

Sementara kekayaan rumah tangga secara keseluruhan telah meningkat, rasio utang rumah tangga terhadap PDB Tiongkok mencapai rekor tertinggi 49,1 persen pada tahun 2017, menurut laporan baru tentang kekayaan global oleh raksasa asuransi Jerman, Allianz. Sejak awal tahun 2008 hingga akhir tahun lalu, utang rumah tangga Tiongkok melonjak rata-rata 27 persen setiap tahun, menurut data terpisah tetapi menguatkan dari Bank of International Settlements.

Transformasi cepat ekonomi Tiongkok selama dekade terakhir telah berkontribusi pada peningkatan utang rumah tangga di Tiongkok, di mana, secara tradisional, beberapa individu telah berutang.

HIPOTEK DAN PINJAMAN P2P

Secara historis, kekhawatiran terbesar Tiongkok adalah utang pemerintah dan perusahaan, tetapi baru-baru ini peningkatan tajam harga realestat telah menyebabkan peningkatan drastis dalam utang rumah tangga dalam bentuk pinjaman-pinjaman hipotek.

Ini menjadi isu kebijakan penting yang pada Kongres Nasional lima tahunan tahun lalu, pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping mengatakan kepada mereka yang berkumpul bahwa “rumah-rumah adalah untuk dijadikan tempat tinggal, bukan untuk spekulasi.” Itu diikuti oleh sesi pers di mana mantan Kepala Bank Rakyat Tiongkok, Zhou Xiaochuan mengatakan bahwa kegembiraan luar biasa di pasar realestat Tiongkok dapat mengarah pada “apa yang disebut momen Minsky.”

Momen Minsky, dinamai menurut ekonom Amerika, Hyman Minsky, mengacu pada runtuhnya nilai-nilai aset yang tiba-tiba, tak terduga, dan menghancurkan, yang mengikuti periode kenaikan utang yang panjang.

Tiongkok telah menerapkan langkah-langkah tertentu untuk menstabilkan pasar realestat dengan membatasi jumlah properti yang dapat dibeli seseorang, dan menetapkan jumlah tahun minimum sebuah properti harus dipertahankan sebelum dijual kembali.

Namun para pengembang real estat Tiongkok tidak ingin membantu masalah.

Pengembang properti secara agresif meningkatkan upaya pemasaran untuk menjual lebih banyak apartemen untuk meningkatkan lini bawah karena pasar real estat di kota-kota Tier-1 mulai dingin. Menjelang liburan “Hari Nasional” 1 Oktober, pengembang memperkenalkan “kupon untuk diskon sebesar ratusan dan ribuan yuan, skema rujukan dimana pembeli mendapat diskon karena memperkenalkan pembeli yang lain, dan pemotongan harga untuk melemahkan pasar,” menurut South China Morning Post.

Ada konsensus yang berkembang di antara para pengembang properti bahwa pasar akan berkontraksi pada sisa tahun ini dan tahun depan, setelah pembuat kebijakan Beijing menegaskan kembali selama pertemuan Politburo bulan Juli tentang pengendalian harga realestat akan menjadi fokus utama rezim tersebut.

Pinjaman peer-to-peer (P2P) adalah faktor lain yang berkontribusi. Keruntuhan-keruntuhan yang mengundang perhatian tentang para pemberi pinjaman P2P telah menghasilkan liputan pers yang dramatis, tetapi itu lebih merupakan masalah sosial daripada masalah ekonomi.

Pinjaman P2P, mengesampingkan cakupannya, tampak kurang penting dalam istilah ekonomi dibandingkan dengan utang hipotek. Tetapi tidak seperti utang hipotek, yang dijamin oleh apartemen atau rumah, utang P2P tidak memiliki jaminan dan sebagian besar kerugian ditanggung oleh konsumen-konsumen yang lain.

KEKHAWATIRAN LAYANAN UTANG

Temuan-temuan Allianz terkonfirmasi oleh laporan awal September tentang leverage global dari Standard Chartered. Bank Inggris tersebut telah menyoroti Tiongkok sebagai salah satu dari tiga negara “berisiko tinggi”, dan memperkirakan rasio total utang terhadap PDB Tiongkok, yang mencakup utang pemerintah, perusahaan, dan rumah tangga, akan melesat 290 persen pada tahun 2020.

Selain itu, rasio utang terhadap pendapatan rumah tangga Tiongkok telah meningkat menjadi 104 persen. Angka itu setara dengan Amerika Serikat, dengan satu-satunya perbedaan adalah bahwa tingkat utang rumah tangga AS telah menurun atau datar dalam beberapa tahun terakhir.

Faktor itu sendiri tidak memprihatinkan, namun sifat ekonomi Tiongkok saat ini menyulitkan konsumen untuk membayar utang-utang mereka.

Meskipun pertumbuhan PDB Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir sangat mengesankan, sebagian besar pendapatan tersebut tidak masuk ke rumah tangga.

“Sejak tahun 2007, andil output nasional Tiongkok ke rumah tangga berkisar dari 46 persen hingga serendah 42 persen dari PDB,” tulis Financial Times awal tahun ini. “Sisa pendapatan nasional Tiongkok sebagian besar diambil oleh perusahaan yang dikendalikan pemerintah dan manajer elit mereka.”

Sebagai perbandingan, rumah tangga AS mengendalikan sekitar 75 persen PDB AS pada kuartal kedua 2018, menurut cabang Federal Reserve St. Louis.

Pada waktunya, Beijing berharap transformasi ekonomi yang direncanakannya akan memungkinkan konsumen untuk memainkan peran yang lebih besar dalam perekonomiannya dibandingkan dengan perusahaan milik negara. Namun hingga saat itu, ia harus memainkan tindakan penyeimbangan yang tinggi antara pertumbuhan dan utang. (ran)

Video: Etnis Tionghoa Rantau Mengapa Kita Tidak Mendukung Made in China 2025

https://www.youtube.com/watch?v=LPpbJxvOox4

Mantan Perwira Tinggi Militer Taiwan Ungkap Seberapa Luas Kegiatan Mata-mata Beijing

0

Setidaknya tiga organisasi intelijen Tiongkok yang terpisah sedang mengumpulkan informasi tentang perwira militer Taiwan, menurut sebuah buku baru oleh mantan pejabat intelijen militer Taiwan yang mengungkapkan seberapa luas Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah melakukan spionase.

Letnan Jenderal Weng Yen-ching, mantan wakil direktur Biro Intelijen Militer Taiwan, mengatakan dalam bukunya, “The Chinese Communist Party’s Intelligence Organizations and Espionage Activities”, yang diterbitkan 25 September, bahwa satu departemen militer Tiongkok secara khusus ditugaskan untuk memantau panggilan telepon, dengan peralatan yang mendeteksi kata-kata kunci dan segera menandai semua percakapan telepon yang mengandung kata kunci tersebut.

Weng, yang telah melakukan kerja intelijen selama 35 tahun, juga menulis bahwa PKT datang untuk menguasai Tiongkok daratan dengan cara menyusup masuk ke posisi-posisi kunci pemerintah dan militer Taiwan. Dia berharap bukunya tentang kegiatan mata-mata PKT tersebut dapat membantu pemerintah Taiwan memperkuat pertahanannya.

Selama perang saudara Tiongkok, PKT telah mengalahkan Kuomintang, yang menyebabkannya melarikan diri ke pulau Taiwan. Pulau tersebut sejak itu menjadi negara demokrasi, dengan konstitusi, militer, dan mata uang sendiri. Namun, Beijing menganggapnya sebagai provinsi pemberontak yang harus bersatu kembali dengan daratan suatu hari, dengan kekuatan militer jika diperlukan. Beijing sejak itu mencari upaya-upaya militer, diplomatik, dan propaganda untuk melemahkan Taiwan.

Weng mengungkapkan bahwa pada akhir 2015, rezim Tiongkok telah mendirikan departemen militer baru yang disebut “pasukan pendukung strategis,” merupakan sebuah cabang militer independen yang ditempatkan di Divisi Keenam Kota Wuhan di Provinsi Hubei, Tiongkok tengah, yang bertugas mengumpulkan dan menganalisis intelijen teknis dari Taiwan, termasuk satelit dan pengawasan ketinggian; intersepsi telekomunikasi; dan mengumpulkan data intelijen dari panggilan-panggilan telepon internasional, faks, komunikasi telepon seluler, dan data internet.

Bagian dari Divisi Keenam tersebut tersembunyi di dalam Universitas Wuhan dengan nama pusat penelitian dan laboratorium komunikasi, kata Weng. Divisi ini telah mengerahkan setidaknya tiga stasiun pemantauan sinyal raksasa di Provinsi Fujian, sebuah provinsi tenggara tepat di seberang selat dari Taiwan, untuk memantau sinyal-sinyal radio.

Sementara itu, biro investigasi di bawah Departemen Pekerjaan Politik dari Komisi Militer Pusat (CMC) adalah unit utama yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan intelijen di ranah politik Taiwan. CMC adalah agensi kuat yang mengawasi kekuatan militer Tiongkok, dengan pemimpin Partai Xi Jinping sebagai ketuanya.

Cabang Shanghai dari agensi ini berfokus pada tentara nasional Taiwan, sementara Departemen Penghubung untuk Departemen Politik Umum di bawah Tentara Pembebasan Rakyat (nama resmi militer Tiongkok) telah membuat database yang berisi informasi pribadi tentang semua perwira militer Taiwan dengan posisi di atas kolonel, termasuk alamat rumah mereka, latar belakang akademis, dan data lain tentang kehidupan pribadi mereka.

Selain latar belakangnya di bidang intelijen, Weng juga telah mengabdi sebagai penerbit dan presiden dari majalah bulanan yang mempelajari Partai Komunis Tiongkok, serta ketua Cheng Sheng Broadcasting Corp., perusahaan media swasta Taiwan yang terkenal yang didirikan tahun 1950. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=o_tupgGXrp4

Teleskop NASA Temukan Dua Planet Baru Lima Bulan Usai Diluncurkan

0

EpochTimesId – Sebuah teleskop orbital yang sedang berburu planet dirancang untuk mendeteksi dunia di luar tata surya. ‘The Transiting Exoplanet Survey Satellite’ (TESS) menemukan dua planet yang jauh pada pekan ini, hanya lima bulan setelah peluncurannya dari Cape Canaveral, Florida.

Teleskop TESS, membuat penemuan awal planet ‘Bumi super’ dan ‘bumi panas’ dalam sebuah sistem tata surya yang paling tidak berjarak sekitar 49 tahun cahaya, menandai penemuan pertama satelit sejak peluncuran April lalu. TESS sedang dalam rencana misi dua tahun, untuk memperluas katalog yang kini diketahui astronom dari apa yang disebut exoplanet, dunia yang mengelilingi bintang yang jauh.

Dua planet yang ditemukan oleh satelit senilai 337 juta dolar itu, memang terlalu panas untuk mendukung kehidupan. Namun, Wakil Direktur Sains TESS, Sara Seager mengharapkan akan lebih banyak penemuan seperti itu.

“Kami harus menunggu dan melihat apa lagi yang ditemukan TESS,” kata Seager kepada Reuters. “Kami tahu bahwa planet-planet ada di luar sana, menghiasi langit malam, hanya menunggu untuk ditemukan.”

TESS dirancang untuk membangun karya pendahulunya, teleskop ruang angkasa Kepler, yang menemukan sebagian besar dari 3.700 eksoplanet yang didokumentasikan selama 20 tahun terakhir. Satelit itu sudah kehabisan bahan bakar.

NASA mengharapkan untuk mengidentifikasi ribuan dunia yang sebelumnya tidak diketahui, mungkin ratusan dari mereka berukuran hampir besar dengan Bumi atau berukuran jauh lebih besar dari Bumi, tapi tidak lebih besar dari dua kali lipat (super-Earth).

Mereka diyakini yang paling mungkin untuk menampilkan permukaan berbatu atau lautan, dan dengan demikian dianggap sebagai kandidat terbaik bagi kehidupan untuk berevolusi. Para ilmuwan telah mengatakan mereka berharap TESS pada akhirnya akan membantu katalog setidaknya 100 planet ekstrasurya yang lebih berbatu untuk studi lebih lanjut dalam apa yang telah menjadi salah satu bidang eksplorasi terbaru astronomi.

Peneliti MIT mengumumkan penemuan Pi Mensae c, planet ‘super-Earth” pada 19 September 2018, pada jarak 60 tahun cahaya yang mengorbit bintang setiap 6,3 hari. Kemudian penemuan LHS 3844 b, sebuah planet ‘bumi panaS’ yang berjarak 49 tahun cahaya yang mengorbit matahari setiap 11 jam, diumumkan pada 20 September 2018.

“Pi Mensae c berpotensi memiliki permukaan padat atau menjadi dunia yang mengandung air, karena komposisi planet-planet tersebut adalah kantong-campuran,” Martin Spill, ilmuwan program NASA untuk TESS, mengatakan dalam sebuah wawancara telepon.

“Dua planet terbaru, yang masih perlu ditinjau oleh peneliti lain, menawarkan kesempatan untuk studi lanjutan,” kata para pejabat.

“Itu, tentu saja, adalah tujuan terakhir TESS, untuk menemukan planet-planet di sekitar bintang-bintang terdekat yang paling dekat untuk melakukan karakterisasi yang sangat rinci ini,” kata Spill.

Dengan empat kamera khusus, TESS menggunakan metode deteksi yang disebut fotometri transit. Metode yang mencari dan mendalami secara periodik suatu ‘cahaya-bintang’ yang disebabkan oleh planet yang lewat, atau transit, di depan mereka. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Calon Presiden Brasil Yang Ditikam Tinggalkan Rumah Sakit Sao Paulo

0

EpochTimesId — Calon presiden Brazil, Jair Bolsonaro, diperbolehkan pulang dari rumah sakit Sao Paulo. Anggota kongres sayap kanan itu mendapat perawatan setelah ditikam dengan pisau selama kampanye pada 6 September 2018.

Pada 29 September 2018, setelah terbang pulang ke Rio de Janeiro, Bolsonaro men-tweet bahwa dia merasa sangat sehat. “Tidak ada perasaan yang lebih baik, daripada dekat dengan keluarga,” kicau Bolsonaro.

Konvoi kelompok pendukung membanjiri jalan dan alun-alun kota Sao Paulo, Rio de Janeiro, Brasilia, kota-kota lain di seluruh negara itu. Capres Bolsonaro bahkan menarik perhatian internasional sebagai contoh tren di banyak negara terhadap nasionalisme dan politik anti-globalis.

Bolsonaro saat ini memimpin survei dengan mengantongi sekitar 28 persen dukungan di antara pemilih yang disurvei. Dia menuding lawan-lawan politiknya akan melakukan kecurangan untuk mengalahkannya pada hari pemungutan suara. Jika Bolsonaro tidak dapat memenangkan suara mayoritas suara pada 7 Oktober, pemilihan presiden akan digelar dalam dua putaran.

Brasil saat ini mengalami periode reshuffle politik yang kuat setelah beberapa tahun yang penuh gejolak. Negara itu telah mengalami resesi yang dalam dan berkepanjangan, investigasi korupsi yang menghancurkan kelas politiknya, serta impeachment dan pemecatan dari jabatan presiden wanita pertama negara itu, Dilma Vana Rousseff.

Sikap ‘katakanlah seperti itu’ dari Bolsonaro memperoleh daya tarik di kalangan pemilih yang marah pada situasi politik. Meskipun sudah berpuluh-puluh tahun di Kongres, mereka melihatnya sebagai orang luar biasa yang bisa menyingkirkan korupsi dan tingkat kejahatan yang tinggi di Brasil.

Dia secara khusus menarik dukungan di antara orang-orang yang merasa jijik dengan Partai Buruh yang berhaluan kiri, yang memerintah negara ini selama satu dekade terakhir. Bolsonaro ingin mencegah kembalinya kekuasaan sosialis dengan segala cara.

Dia juga mendapatkan momentum dengan berdiri teguh untuk nilai-nilai keluarga tradisional dalam menghadapi perang budaya-politik dari aliran-kiri. (AP/The Epoch Times/waa)

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Perang Perdagangan AS-Tiongkok Mengacaukan Rantai Pasokan Makanan Laut

0

NEW YORK / MONTREAL — Perang perdagangan AS-Tiongkok telah memicu perombakan rantai pasokan makanan laut, dengan para importir AS berebut untuk menimbun cumi dan nila beku Tiongkok menjelang kenaikan harga yang menjulang sementara Kanada mengekspor lebih banyak lobster ke Tiongkok.

Serangkaian tarif pembalasan antara Beijing dan Washington telah menyebabkan pergeseran dalam perdagangan global, menciptakan pemenang dan pecundang dalam penjualan komoditas dari kedelai ke makanan laut hingga daging babi.

Sekitar $3 miliar makanan laut Tiongkok yang diimpor ke Amerika Serikat sekarang dikenakan tarif 10 persen yang dimulai minggu ini, dengan retribusi meningkat hingga 25 persen pada 1 Januari. Pada bulan Juli, Tiongkok memberlakukan tarif 25 persen pada makanan laut AS, memukul lobster, makanan lezat untuk kelas menengah yang sedang berkembang di negara Asia tersebut.

Akibatnya, permintaan Tiongkok untuk lobster dari Kanada meningkat, dengan bandara di provinsi timur negara itu menambahkan penerbangan kargo untuk mengakomodasi ekspor yang lebih tinggi.

Di Bandara Internasional Halifax Stanfield, total kargo melonjak 42 persen pada bulan Juli, dan 55 persen pada bulan Agustus, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh permintaan Tiongkok untuk makanan laut, kata Glen Boone, direktur kargo dan real estate bandara.

Pengiriman Kanada untuk lobster hidup atau segar ke Tiongkok hampir dua kali lipat menjadi 2,76 juta pon (1,25 juta kilogram) pada bulan Juli, tingkat tertinggi mereka dalam setidaknya enam tahun, menurut data dari Statistik Kanada. Pada tahun 2017, Kanada mengekspor lobster hidup atau segar senilai $134,6 juta ($134,06 juta) ke Tiongkok.

Stewart Lamont, managing director eksportir Tangier Lobster di Nova Scotia, mengatakan penjualan Tiongkoknya naik 30 persen sejak Juli secara tahunan.

“Faktor tarif benar-benar mengalihkan bisnis ke Kanada,” katanya.

Untuk para importir makanan laut AS, alternatif lebih mahal dan lebih sulit diperoleh.

Perusahaan-perusahaan AS telah menimbun makanan laut Tiongkok sebelum tarif diberlakukan. Karena Tiongkok adalah sumber dari banyak makanan laut yang ditemukan dalam produk-produk beku berharga murah dijual oleh para penjual pemberi diskon seperti Walmart, dan persediaan bisa segera menjadi turun.

Pengimpor AS membeli 6 persen lebih banyak ikan nila beku dari Tiongkok, impor makanan laut terbesar dari negara itu, berdasarkan nilai dolar pada bulan Juni dan Juli 2018 dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2017, menurut data IHS Markit terbaru yang tersedia.

Impor salmon beku, impor utama Tiongkok lainnya, melonjak 20 persen dalam nilai dolar.

Pacific American Fish Company Inc mengimpor sekitar 20 persen lebih banyak kerang dan calamari dalam beberapa bulan terakhir untuk persediaan sebelum tarif baru tersebut diberlakukan, kata Chief Executive Peter Huh. Importir dan distributor hasil laut dapat menambah stok untuk memotong tarif tambahan 15 persen yang akan datang tahun depan, katanya.

“Itu satu-satunya pilihan yang kami miliki,” kata Huh, menjelaskan mengapa dia menimbun produk bernilai lebih tinggi untuk memaksimalkan penghematannya.

Empat importir makanan laut lainnya mengatakan bahwa mereka juga membeli pembelian mereka sebelumnya. Jim Heston dari Great Fish Company mengatakan, importir Winter Haven, Florida, menambah persediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan yang berharap membeli lebih awal, takut akan harga-harga baru.

Sengketa tarif juga telah mengirimkan beberapa kejutan rantai pasokan, dengan meningkatnya permintaan Kanada untuk lobster dari negara bagian Maine, pemanen crustacea (hewan air bercangkang) terbesar AS, menurut kelompok industri, pedagang besar dan eksportir di kedua sisi perbatasan.

Stephanie Nadeau, pemilik The Lobster Co, distributor grosir Maine, telah mengalami penurunan 40 persen dalam keseluruhan penjualannya pada September karena para pembeli Tiongkok melihat ke Kanada untuk memenuhi permintaan crustacea-nya.

Namun harga tetap stabil di Maine untuk para pemanen lobster, katanya, karena permintaan dari utara perbatasan.

“Orang Kanada telah melangkah masuk,” kata Nadeau. (ran)

93 Warga Tiongkok, 6 Warga Malaysia Ditangkap karena Penipuan Telepon

0

KUALA LUMPUR, Malaysia – Polisi mengatakan pada 28 September bahwa 93 warga Tiongkok dan enam orang Malaysia telah ditahan karena dicurigai terlibat dalam penipuan uang dari orang-orang di Tiongkok melalui penipuan telepon.

Penangkapan, yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir, dilakukan pada 26 September saat serangan polisi di sebuah pusat panggilan di daerah kantor mewah di Kuala Lumpur, kata kepala investigasi kejahatan komersial Amar Singh. Dia mengatakan orang-orang yang ditahan termasuk seorang warga Malaysia berusia 14 tahun.

Polisi juga menyita 169 ponsel dan 114 laptop dari sindikat tersebut yang diyakini menghasilkan jutaan ringgit sebulan.

Polisi Malaysia bekerja dengan rekan-rekan Tiongkok mereka untuk menentukan jumlah pasti kerugian dan bagaimana menangani para penipu karena semua korban mereka adalah orang Tiongkok, kata Singh. Dalam kasus-kasus sebelumnya, Malaysia telah mendeportasi para penipu Tiongkok tersebut kembali ke negara mereka sendiri untuk dituntut.

Semakin banyak pusat panggilan yang muncul di Malaysia, bersama polisi menghantam dua sindikat serupa lainnya di negara bagian Johor selatan dalam beberapa pekan terakhir, katanya.

Singh mengatakan para pejabatnya telah bertemu baru-baru ini dengan rekan-rekan mereka di Singapura dan Hong Kong untuk menekan kejahatan cyber tersebut. Pihak berwenang di Hong Kong melaporkan satu kasus tunggal yang melibatkan kerugian 95 juta ringgit ($23 juta) terhadap para pelaku penipuan telepon Nigeria yang berbasis di Malaysia, katanya. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=rvIS2eUnc7M&t=3s

Ekonomi Pesisir Tiongkok Berjuang Keras di Bawah Dominasi Negara dan Tarif AS

0

Provinsi dan kota pesisir Tiongkok, penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara tersebut, sedang berusaha untuk mengatasi tekanan-tekanan beruntun dari sektor negara yang suka memaksa dan kenaikan tarif yang dikenakan oleh pemerintahan Trump.

Sektor swasta di sepanjang pantai makmur Tiongkok telah lama diperas untuk mendapatkan keuntungan dan pasar-pasar dengan jangkauan luas untuk perusahaan- perusahaan milik negara (BUMN) yang tidak efisien dan korup. Perubahan pajak yang ditetapkan berlaku pada tahun 2019 akan melumpuhkan perusahaan dan pekerja dengan tambahan $300 miliar dalam pajak setiap tahun.

KRISIS PERDAGANGAN PESISIR

Provinsi-provinsi yang makmur di Guangdong, Jiangsu, dan Zhejiang, serta kota Shanghai yang dikelola secara langsung, tidak hanya memainkan peran penting dalam ekonomi Tiongkok tetapi juga merupakan sumber dari surplus perdagangan senilai $500 miliar dengan Amerika Serikat yang Washington targetkan dengan tarif saat ini dan yang sedang diusulkan.

Pada 24 September, Amerika Serikat telah menetapkan tarif untuk eksor-ekspor Tiongkok senilai $200 miliar yang dimulai sebesar 10 persen dan dapat ditingkatkan hingga 25 persen tahun depan. Rezim Tiongkok segera merespon, telah menerapkan tarif $60 miliar untuk barang-barang AS.

Pada tahun 2017, ekspor dari tiga provinsi makmur tersebut telah menyumbang hampir setengah dari total nasional, dan mengimpor 56 persen semua barang dari luar negeri. Surplus perdagangan Tiongkok hampir seluruhnya berasal dari ketiga provinsi ini dan Shanghai.

Sebagai akibat dari konflik perdagangan Tiongkok-AS, bagaimanapun, surplus perdagangan Tiongkok telah menyusut hampir sepertiga sejak tahun lalu.

Provinsi Guangdong adalah eksportir terbesar Tiongkok. Menurut data bea cukai Tiongkok, dalam delapan bulan pertama tahun 2018, ekspornya menurun dan impor naik, memotong surplus perdagangan hingga seperempatnya sejak tahun lalu. Data perdagangan dari Jiangsu dan Zhejiang menunjukkan tren serupa.

“KEMAJUAN NEGARA, KEMUNDURAN SEKTOR SWASTA”

Di Tiongkok, industri-industri utama sangat didominasi oleh perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN), yang memberi Partai Komunis Tiongkok (PKT) kendali lebih besar atas ekonomi, pada biaya-biaya inovasi dan profitabilitas.

Sejak penerapan langkah-langkah intervensi ekonomi yang luas yang dilakukan oleh PKT, perusahaan-perusahaan yang dikelola secara pribadi telah berjuang dengan susah payah untuk memenuhi peraturan pemerintah, berdampak pada tiga provinsi pesisir yang menjadi tuan rumah bagi banyak aktivitas ekonomi swasta Tiongkok.

Provinsi Guangdong, menjadi cerita kesuksesan selama era reformasi ekonomi Tiongkok yang dimulai pada 1980-an, sekarang melaporkan kerugian serius di sektor manufaktur karena negara mengambil kendali yang lebih besar atas industri.

Menurut statistik resmi di Provinsi Jiangsu, 2.461 perusahaan telah diturunkan dari daftar tentang “perusahaan yang ditunjuk”, perusahaan dengan pendapatan yang mencapai 20 juta yuan (sekitar $3 juta), menunjukkan 5 persen dari jumlah total perusahaan tersebut. Investasi swasta, serta pendapatan industri, telah menurun.

Dalam enam bulan pertama tahun ini, investasi di sektor swasta Jiangsu turun menjadi 765,6 miliar yuan ($111,30 miliar) dari 976,5 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.

Sektor swasta Tiongkok yang tumbuh dengan penuh semangat dalam beberapa dekade terakhir sekarang berada di ambang kehancuran, korban yang sedang diperas demi keuntungan oleh PKT, dan ketika Partai menggandakan posisinya dalam perang dagang Tiongkok-AS. Tarif-tarif AS yang baru akan menargetkan ekspor-ekspor konsumen dan manufaktur tingkat tinggi Tiongkok, dan diperluas untuk mencakup semua barang yang diimpor dari Tiongkok.

Dalam beberapa tahun terakhir, sebagai bagian dari reformasi dan deleveraging sisi penawaran, rezim Tiongkok telah menggeser utang besar-besaran dari BUMN ke sektor swasta. Sementara itu, Partai telah menerapkan pajak dan rencana jaminan sosial senilai $ 300 miliar yang bertujuan untuk menghasilkan dana bagi pemerintah daerah yang dikuasai defisit, juga dengan biaya-biaya dari sektor swasta dan masyarakat umum.

Baru-baru ini, rezim meluncurkan kebijakan-kebijakan baru untuk mengizinkan jatuhnya platform-platform pembiayaan berskala kecil, sebagaimana tercermin melalui meledaknya peminjaman dana P2P, dan memperkuat kewajiban-kewajiban utang yang dimiliki negara. Pihak berwenang telah mengarahkan perusahaan-perusahaan milik pemerintah pusat dan daerah untuk menutup utang-utang mereka terutama dengan mengambil alih modal swasta. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=SlItbbEmYUY

Mobil Meledak Tewaskan Tiga Orang Jasad Korban Berserakan di Amerika

0

EpochTimesId – Sebuah mobil meledak di sebuah jalan raya di pusat kota Allentown, negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat. Ledakan dikabarkan menewaskan tiga orang, yang diduga pelaku peledakan dan korban.

Pihak berwenang menyebut ada latar belakang kejahatan atau insiden kriminal dalam ledakan itu. Namun, para pihak kriminal yang terlibat tidak menargetkan atau pun membahayakan warga di sekitarnya. Penyelidikan oleh pemerintah federal, negara bagian dan otoritas lokal sedang berlangsung.

Ledakan di Allentown itu terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 9:30. “Tiga korban mati laki-laki,” ujar pejabat Koroner Lehigh County, Scott Grim, Minggu (30/9/2018) sore waktu setempat. Otopsi direncanakan Senin, dan Grim mengatakan nama para korban akan dirilis setelah identitas mereka dikonfirmasi dan keluarga mereka diberitahu.

Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak federal memimpin penyelidikan bersama dengan FBI. Mereka dibantu polisi negara bagian, dan pemerintah kota serta pemerintah county. Para pejabat mengatakan ledakan itu diyakini merupakan insiden terpisah tanpa ancaman yang sedang berlangsung kepada publik.

“Kita tahu ada insiden kriminal,” Jaksa Distrik James Martin mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers hari Minggu. “Kami memiliki tingkat keyakinan yang tinggi bahwa pelaku mungkin terbunuh dalam insiden itu.”

Pihak berwenang tidak mengeluarkan informasi tentang kemungkinan penyebab ledakan itu. Akan tetapi, Martin mengatakan banyak sejumlah organisasi penegakan hukum sepakat bahwa ini adalah insiden terisolasi dan tidak ada ancaman yang beberlanjutan terhadap warga sekitar.

Penduduk Carlos Perodin mengatakan kepada The Morning Call of Allentown bahwa dia sedang menonton film bersama istrinya ketika mendengar ledakan keras. Dia kemudian pergi ke tempat kejadian.

“Ledakan itu gila,” katanya. “Mobil itu cukup parah, banyak bagiannya terbelah dua.”

Saksi lain yang datang setelah ledakan, Stephanie Connelly, mengatakan kepada The Morning Call bahwa dia melihat bagian tubuh korban berserakan di seberang jalan.

“Ini adalah kehidupan nyata dan saya gemetar dan panik saat saya berlari,” kata Connelly.

Sebuah terminal bus diubah menjadi pusat komando darurat di kawasan terdekat. Pusat komando itu dilengkapi dengan kendaraan lapis baja, puluhan mobil polisi, unit komando bergerak dan bahkan kamar mandi portabel, seperti dikabarkan media setempat. Beberapa tenda portabel juga didirikan untuk lokasi pemrosesan alat bukti.

Warga diminta untuk menghindari daerah tersebut, dan orang-orang yang tinggal di dekatnya diminta untuk berlindung di rumah masing-masing. Sebuah penampungan didirikan di sebuah sekolah dasar.

FBI sebelumnya mengatakan pihaknya bekerja dengan lembaga lain. Mereka bekerja untuk menganalisa situasi dan menentukan penyebabnya, dengan keselamatan publik sebagai prioritas tertinggi biro. Petugas meminta kepada siapa saja yang menyaksikan ledakan itu atau memiliki informasi tentang peristiwa itu, untuk menghubungi penyelidik. (AP/the Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Mampukah Beijing Bertahan 10 Tahun dalam Perang Dagang Melawan AS?

0

Zhou Xiaohui

Ma Yun (yang lebih dikenal dengan nama: Jack Ma) ketua dewan komisaris Alibaba dalam pidatonya pada 18 September lalu mengatakan bahwa perang dagang AS-RRT “akan berlangsung untuk waktu yang lama dan akan terjadi kekacauan”, boleh jadi akan berkobar selama 20 tahun, bahkan pasca pemerintahan Trump juga masih tetap akan berlanjut. Itu sebabnya dia mendesak para pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk mengubah kebijakan perdagangan dan membuka pasar Tiongkok serta memanfaatkan kesempatan Trump menaikkan tariff untuk melakukan ‘peningkatan level’.

Yang patut diperhatikan adalah, beberapa jam sebelum ia berpidato, Presiden Trump mengumumkan mulai mengenakan tarif pada barang-barang import dari RRT senilai 200 miliar USD.

Kata-kata Ma Yun sebagai seorang pengusaha besar dipenuhi dengan rasa khawatir dan penilaiannya tentang ‘berkobar selama 20 tahun’ itu, lain orang lain pula pendapatnya, lantas resep/solusi yang ia berikan apakah akan diterima oleh petinggi Beijing, juga masih diragukan.

Kebetulan, beberapa hari sebelumnya, media PKT menerbitkan sebuah artikel yang ditulis bareng oleh 5 guru besar dari Sekolah Partai Pusat, melalui pembandingan sejarah, menggambarkan perang dagang RRT-AS sebagai periode sejarah khusus, di mana negara yang baru bangkit dan berkembang pasti akan ditekan oleh negara kuat nomor satu dan masa itu akan berlangsung selama 10 tahun.

Segera ada analisis media Hong Kong yang menunjukkan bahwa ini seharusnya bukan pendapat dari beberapa pihak saja, melainkan gagasan yang sudah direstui oleh pimpinan tertinggi PKT. Hal ini menunjukkan bahwa Beijing sedang menggagas “Perencanaan besar melawan AS selama 10 tahun” dan ia dalam jangka waktu pendek tidak akan mengalah dengan mudah.

Jelas, tak peduli kalangan elit Zhongnanhai (kantor pusat partai dan pemerintahan di Beijing) atau pebisnis Jack Ma sudah siap mental melawan Amerika Serikat, sedikitnya untuk 10 tahun kedepan bahkan lebih lama lagi, itulah yang disebut “perang berkepanjangan (Perang Tahan Lama)”. Dengan kata lain, akan berperang sambil berunding dengan Amerika dan bakal mengulur waktu selama mungkin.

Membicarakan Perang Tahan Lama, membuat orang mau tidak mau teringat akan pasukan pemerintah Republik of China (Pasukan Kuo Min Tang) pada beberapa abad lalu (1932), di bawah kepemimpinan “Perang Tahan Lama” dari Chiang Kai-shek (penerus Sun Yat Sen dan presiden ROC waktu itu), mulai bertempur dengan penuh pengorbanan, berhasil melewati 8 tahun perlawanan total dan mencapai kemenangan akhir (1945).

Adapun yang di gembar-gemborkan oleh PKT yakni “Teori Perang Tahan Lama Mao Zedong dan strategi perang yang tepat telah memimpin perang komprehensif melawan Jepang”, ini tidak hanya arogan tetapi juga penuh dusta, karena Mao mempublikasikan “On Protracted War (Tentang Perang Tahan Lama)” di Yan-an (ibu kota pasukan PKT pada PD-II) baru pada tahun 1938.

Alasan mendasar mengapa perang melawan Jepang mencapai kemenangan, adalah dikarenakan perang itu adalah perang melawan agresor, perang antara keadilan melawan ketidak-adilan, Meskipun kekuatan ekonomi dan militer Tiongkok kala itu (sebelum komunis merebut kekuasaan pada 1949) jauh dibawah Jepang, namun berkat kehendak Ilahi, hati rakyat dan dukungan komunitas internasional pada saat itu, semuanya berada di pihak Tiongkok.

Sebaliknya menilik “Perang Tahan Lama” melawan Amerika Serikat yang hendak dilancarkan oleh PKT, kekalahan sudah ditakdirkan, perlu diketahui bahwa hakikat dari perang dagang AS-RRT adalah serangan balik Amerika Serikat yang ditujukan kepada PKT yang selama bertahun-tahun ini telah menggunakan praktik perdagangan yang tidak adil untuk merusak aturan WTO dan mencuri hak kekayaan intelektual dalam skala besar serta model ekonomi predator yang lain.

Melaksanakan proteksionisme perdagangan, tidak memenuhi komitmen ketika bergabung dengan WTO, otoritas Beijing yang berulang-ulang merusak aturan perdagangan yang normal, tidak hanya kehendak Tuhan tidak berada dipihaknya, juga sudah kehilangan simpati rakyat, komunitas internasional dari banyak negara juga tidak puas dengan perilaku PKT.

Ajaran kuno “air dapat menopang perahu sekaligus dapat membalikkannya” seharusnya juga diperhitungkan oleh pihak level atas Beijing. PKT yang telah menggerakkan aksi yang tak terhitung jumlahnya untuk menindas rakyatnya sendiri, setelah memberlakukan policy reformasi dan keterbukaan telah memperlambat ritme kemusnahan dirinya.

Namun, setelah Jiang Zemin memerintah dengan KKN dan mulai menindas gerakan Sejati – Baik – Sabar (1999), moralitas masyarakat di daratan Tiongkok telah merosot dengan drastis. Palsu – Jahat – Murka telah merajarela dan semua orang sangat materialistis.

Setelah Xi Jinping yang pernah memberi asa kepada orang Tiongkok, memegang pemerintahan, program intensif aksi ganyang koruptornya, benar-benar membuat orang merasakan suatu harapan baru, itu sebabnya dia mendapatkan banyak dukungan dari khalayak dan merebut kembali hati sebagian rakyatnya.

Namun setelah Kongres Nasional ke 19 PKT, demi menjaga rezim PKT dan mempertahankan kekuasaan, otoritas Beijing mempropagandakan Marxisme-Leninisme dan “pemikiran Xi Jinping”, slogan “supremasi hukum” sudah hampir tidak ada gaungnya, serta telah memulai pengendalian menyeluruh terhadap seluruh masyarakat.

Penganiayaan berkelanjutannya terhadap para pengacara HAM, pemohon petisi, praktisi Falun Gong dan masyarakat Uighur Xinjiang, serta sejumlah kasus vaksin palsu, P2P dan lain-lain kasus kejahatan yang meledak ditambah lagi dengan perang dagang RRT-AS serta penanganan ekonomi internal dan aspek lainnya yang keliru, telah membuat Beijing kehilangan simpati rakyat dan suara ketidakpuasan terdengar di seantero negeri.

Mengamati situasi komunitas internasional. Upaya Beijing menggandeng Uni Eropa, Jepang, Kanada dan negara-negara lain untuk melawan Amerika Serikat telah buyar, karena negara-negara itu juga tercederai oleh merkantilisme PKT, laporan revisi peraturan WTO Uni Eropa terbaru juga adalah sebuah pukulan berat bagi Beijing.

Meskipun otoritas Beijing menampakkan ‘arogansi’ seolah tanpa pasar Amerika Serikat, masih ada pasar Afrika dan Amerika Latin sebagai pengganti, namun banyak kelemahannya sudah terlihat di permukaan. Program ambisius “One Belt One Road” PKT mengalami pembatalan atau penundaan kontrak dari banyak negara juga merupakan pukulan telak bagi Beijing.

Sejak Amerika Serikat dan RRT saling menaikkan tarif, guncangan yang dirasakan Beijing jauh lebih besar daripada AS.

Dampak yang jauh dan dalam adalah penurunan kepercayaan investor di pasar saham dan pasar valuta asing, penurunan kepercayaan investasi asing, penurunan kepercayaan perusahaan swasta terhadap lingkungan hidup, penurunan kepercayaan publik terhadap kehidupan mereka di masa depan dan penurunan kepercayaan ini mengakibatkan perlambatan investasi dan penurunan ekspor, pelarian dana yang dipercepat, perusahaan-perusahaan pindah ke luar negeri atau bangkrut, jumlah pengangguran melonjak secara drastis, dan konsumsi konsumen turun kelas …….

Begitu semua produk yang diekspor ke Amerika Serikat dikenakan pajak lebih tinggi, gejolak apakah yang dapat terjadi di Tiongkok, membuat orang merasa ngeri. Apakah Beijing benar-benar bernyali dan mampu melakukan Perang Tahan Lama selama 10 tahun? Hanyalah bualan kosong di siang hari bolong. (LIN/WHS/asr)

BNPB : Korban Meninggal Dunia Gempa dan Tsunami Palu-Donggala, Sulawesi Tengah Menjadi 832 Jiwa

0

Epochtimes.id- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis korban meninggal dunia akibat dampak tsunami dan gempa di Donggala 11 jiwa dan Palu 821 jiwa. Total koban bertambah menjadi 832 jiwa.

“Hingga pukul 13.00 WIB  siang ini 832 orang meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).

Menurut Sutopo, korban luka berat berjumlah 540 jiwa di rumah sakit. Adapun pengungsi masih berjumlah 16.732 jiwa yang tersebar di 24 titik.

Dia mengatakan meskipun sebelum terkendala akses di kabupaten Donggala, BNPB mendapatkan laporan dari PMI Pusat.

Adapun korban meninggal dunia, kata Sutopo,  tertimpa bangunan yang roboh roboh saat gempa kemudian diterjang oleh tsunami.

Selanjutnya, kata Sutopo, ratusan korban meninggal dunia langsung dimakamkan secara massal dan layak karena perrtimbbangan  kesehatan. Sebelumnya, korban meninggal ini diidnetifikasi oleh Polda Sulawesi Tengah.

Menurut Sutopo, jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah dikarenakan masih ada jenazah-jenzah yang belum diidentifikasi.

Tak hanya itu, korban  yang masih diduga tertimbun di runtuhan bangunan masih banyak berada daerah-daerah yang dijangkau oleh tim sar gabungan.

“Jadi, jumlah korban akan terus bertambah, sejak tadi malam bantuan personil dan perlengkapan berdatangan ke kota Palu melalui jalur udara dan darat serta tim sar gabungan,” ujar Sutopo.

Gempa dan Tsunami menerjang di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Tsunami terjadi setelah gempabumi dengan kekuatan Magnitude 7,7 yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 7,4, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02 WIB. (asr)

Perjanjian Vatikan dengan Tiongkok Menarik Perhatian di Tengah Kekacauan

0

BEIJING — Kesepakatan terobosan Vatikan untuk memberi Tiongkok beberapa kekuasaan untuk membuat keputusan atas penunjukan uskup telah menuai kritik yang menuduh gereja tersebut telah menyerah pada Partai Komunis yang berkuasa sama saja artinya ia sedang melakukan tindakan keras terhadap agama.

Kesepakatan tersebut adalah langkah untuk menyampaikan pesan tentang harapan yang telah lama tersimpan di hati untuk menyatukan 12 juta umat Katolik Tiongkok yang telah terpecah antara mereka yang beribadah di gereja-gereja yang direstui negara dengan para imam bawah tanah serta umat paroki yang setia kepada paus, yang sering ditahan dan dilecehkan.

Spesifikasi tentang kesepakatan yang telah diumumkan akhir pekan ini belum terselesaikan. Paus Francis mengatakan pekan ini bahwa perjanjian tersebut memungkinkan dilakukannya diskusi dengan Tiongkok tentang pengajuan nama-nama uskup, tetapi akhirnya paus yang akan memutuskan. “Hal itu dilakukan dalam dialog,” katanya. “Kecuali nama-nama Roma. Nama-nama paus. Ini jelas.”

Meskipun Vatikan akan mempertahankan kekuasaan untuk mengajukan kandidat, Beijing kemungkinan akan diberikan hak untuk menolak mereka, kata Anthony Lam, seorang ahli gereja Tiongkok di Pusat Studi Roh Kudus (Holy Spirit Study Center) di Hong Kong.

“Saya sendiri percaya bahwa dalam prosesnya, Takhta Suci akan setuju untuk memberikan hak veto kepada pemerintah Beijing,” kata Lam, seraya menambahkan bahwa Vatikan tidak punya banyak pilihan selain menerima syarat-syarat Tiongkok.

Perjanjian tersebut menyerukan kepada Vatikan untuk mengakui tujuh uskup yang telah ditunjuk oleh Beijing tanpa persetujuan kepausan dan pada saat yang sama juga membuat pengaturan untuk dua uskup yang sah yang tetap setia kepada Roma untuk mengundurkan diri.

Langkah tersebut dipandang sebagai konsesi (pemberian hak izin) di pihak Vatikan dalam menghadapi pernyataan Beijing bahwa ia tidak akan mengizinkan “kekuatan-kekuatan asing” untuk mengatur kelompok-kelompok agama negara.

Vatikan telah membuat “kompromi yang tidak biasa untuk mencapai kesepakatan ini, sementara Tiongkok tidak memberikan sediki pun, hampir tidak ada apa pun, hingga saat ini,” kata Fenggang Yang, direktur Center on Religion and Chinese Society di Universitas Purdue. Para atheis militan yang melakukan posting online menyamakan langkah Vatikan tersebut dengan menyerahnya Jepang pada akhir Perang Dunia II yang mana Partai Komunis menerima pujian, katanya.

Namun, segera sesudahnya, Vatikan mengatakan semua uskup di Tiongkok sekarang bersekutu dengan Roma. Vatikan mengatakan perjanjian itu bersifat sementara, mengisyaratkan dapat ditinjau kembali secara berkala.

Dalam sebuah surat untuk orang-orang Tiongkok yang setia pada 26 September, paus mendesak umat Katolik Tiongkok untuk mempercayainya. Tampaknya itu ditujukan untuk mengakui keberatan-keberatan yang mendalam dari beberapa kelompok bawah tanah yang setia, yang bagi mereka perjanjian tersebut merupakan pengkhianatan terhadap prinsip demi pemerintah Komunis dan pengkhianatan terhadap kesetiaan mereka selama puluhan tahun kepada paus.

Fransiskus mengakui bahwa orang-orang Tiongkok ini “merasa diri mereka sendiri bagaimanapun juga merasa ditinggalkan” dan menyatakan “kekaguman yang tulus” atas kesetiaan mereka selama bertahun-tahun. Tujuan dari kesepakatan tersebut, katanya, adalah memulai suatu proses untuk pertama kalinya bahwa “kita berharap akan membantu menyembuhkan luka-luka masa lalu, memulihkan persekutuan penuh di antara semua umat Katolik Tiongkok, dan mengarah ke fase kerjasama persaudaraan yang lebih besar.”

Apakah kesepakatan tersebut bertahan tergantung pada banyak faktor, termasuk tingkat kecurigaan pemerintah dan seberapa besar keinginan gereja bawah tanah untuk bekerja sama.

Kardinal Joseph Zen dari Hong Kong, di antara kritikus paling sengit tentang kedekatan Vatikan dengan Beijing, telah mengecam perjanjian itu sebagai sebuah pengkhianatan terhadap klerus bawah tanah dan para jemaatnya yang sering dianiaya karena ketidakpatuhan mereka terhadap negara.

Tiongkok telah memperketat kontrol pada semua agama, terutama agama Kristen dan Islam yang dipandang sebagai impor asing dan para penantang potensial bagi otoritas Komunis.

Pihak berwenang telah menurunkan atau menghancurkan salib-salib dari gereja-gereja yang bahkan telah disetujui secara resmi, telah menutup gereja-gereja, dan setidaknya di satu kotapraja, telah mengganti poster Yesus Kristus dengan potret pemimpin Tiongkok Xi Jinping dalam apa yang disebut kampanye anti-agama paling keras sejak tahun 1966-1976 Revolusi Kebudayaan.

Pendeta Bernardo Cervellera, yang memiliki agensi AsiaNews secara dekat telah meliput perundingan antara Vatikan dan Tiongkok tersebut, mengatakan departemen partai yang bertanggung jawab untuk urusan agama semuanya tidak mau kehilangan kekuasaan absolutnya atas gereja dan mungkin mencoba untuk merusak perjanjian, seperti yang mereka lakukan dengan kesepakatan-kesepakatan masa lalu.

Kedua belah pihak mungkin telah mempercepat kesepakatan itu sehingga mereka memiliki sesuatu untuk ditunjukkan dari dialog selama tiga tahun, kata Cervellera.

Tidak jelas apa yang akan terjadi pada sekitar 30 uskup bawah tanah yang sekarang diharapkan untuk memperhatikan pemerintah dan bergabung dengan Asosiasi Patriotik Katolik Tiongkok yang resmi, sesuatu yang banyak keengganan untuk dilakukan. Uskup Shanghai Thaddeus Ma Daqin telah dibawa pergi ke tahanan rumah tidak lama setelah mengundurkan diri dari keanggotaannya di asosiasi tersebut. Enam tahun kemudian, dia belum muncul di depan khalayak umum lagi.

Tiongkok juga mempertahankan permintaan lama agar Takhta Suci (Holy See) memutuskan hubungan dengan Taiwan sebelum ia dapat menormalkan hubungan diplomatik dengan Beijing yang terputus hampir 70 tahun yang lalu. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=j8LVdlpJRoI&t=313s

Di PBB, Praktisi Falun Dafa Menuntut Dihentikannya Penganiayaan 19 Tahun

0

NEW YORK – Sekelompok praktisi Falun Dafa dari seluruh wilayah New York yang lebih besar berkumpul di luar markas besar PBB pada 25 September, untuk meminta pengakhiran penganiayaan barbar terhadap para praktisi yang terjadi di Tiongkok.

Tahun ini menandai peringatan ke-19 tentang Partai Komunis Tiongkok (PKT) memulai kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya memerangi komunitas spiritual yang damai tersebut; minggu ini, menteri luar negeri rezim, Wang Yi, menghadiri Majelis Umum PBB.

“Kami berkumpul di sini hari ini untuk memperjuangkan latihan spiritual tersebut, membela apa yang benar,” kata He Yingsheng, yang berasal dari Tiongkok. “Kami ingin Partai Komunis Tiongkok segera mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Gong dan membebaskan mereka semua.”

He juga menyerukan mantan pemimpin PKT Jiang Zemin, yang memulai penganiayaan pada tahun 1999, untuk “dibawa ke pengadilan.”

praktisi Falun Dafa
He Yingsheng menghadiri protes menentang penganiayaan terhadap Falun Gong di PBB di New York, pada 25 September 2018. (Samira Bouaou / The Epoch Times)

Sesi Majelis Umum tahun ini secara resmi dimulai pada 25 September.

Falun Dafa, juga dikenal sebagai Falun Gong, adalah latihan lima gerakan meditasi dan, pada intinya, berdasarkan pada tiga prinsip sejati, baik, dan sabar. Sampai hari ini, ia dipraktikkan oleh puluhan juta orang di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.

“PKT sangat takut bahwasanya lebih banyak orang percaya pada sejati, baik dan sabar daripada orang-orang yang percaya pada komunisme, itulah alasan mengapa mereka memulai penganiayaan,” kata Rong Yi, juru bicara Asosiasi Falun Dafa New York.

“Tidak ada kebebasan berkeyakinan. PKT ingin mengendalikan semuanya,” jelasnya.

Praktisi lain di pertemuan massal tersebut mengatakan dia melakukan perjalanan, meskipun cuaca basah, untuk meningkatkan kesadaran akan sejarah pelanggaran hak asasi manusia Tiongkok. Qi meminta agar fotonya tidak diterbitkan karena takut akan adanya reaksi, karena beberapa kerabatnya (yang berlatih Falun Gong) masih tinggal di Tiongkok.

“Saya ingin orang-orang Amerika [dan] wisatawan Tiongkok mendengar permohonan kami, bahwa Tiongkok masih menganiaya praktisi Falun Gong dan orang-orang beriman lainnya,” kata Qi, yang mempelajari latihan ini dari orang tuanya.

“Praktisi Falun Gong semuanya adalah orang-orang yang sangat baik. Tetapi karena ada begitu banyak di Tiongkok, PKT menjadi takut kehilangan kekuasaan.”

PERMOHONAN INTERNASIONAL

Sampai hari ini, Partai Komunis Tiongkok masih terus menganiaya kelompok spiritual tersebut, termasuk orang-orang Kristen, Tibet, dan Uighur, di antara yang lainnya. Pada bulan Agustus, panel hak asasi manusia AS mengatakan menerima laporan-laporan yang dapat dipercaya bahwa 1 juta orang etnis Uighur di Tiongkok ditahan dalam apa yang menyerupai “kamp penngasingan besar yang diselimuti kerahasiaan.”

Seorang anggota komite PBB memperkirakan bahwa 2 juta warga Uighur dan anggota minoritas Muslim dipaksa masuk ke “kamp-kamp politik untuk indoktrinasi” di wilayah otonomi Xinjiang barat.

serukan pelanggaran HAM cina tiongkok di PBB
Rong Yi menghadiri protes menentang penganiayaan Falun Gong di PBB di New York, pada 25 September 2018. (Samira Bouaou / The Epoch Times)

Laporan tahun 2016 tersebut memaparkan secara detail praktik-praktik pengambilan organ yang menguntungkan Tiongkok dari para tahanan hati nurani. Para penulis laporannya, David Kilgour, mantan Menteri Luar Negeri Kanada (Asia / Pasifik) dan seorang pengacara yang mewakili pemerintah dalam penuntutan pidana; David Matas, penasihat hukum senior dari B’nai Brith Canada dan pengacara hak asasi manusia; dan wartawan investigasi Ethan Gutmann, menjelaskan bagaimana para pasien transplantasi dapat pergi ke Tiongkok dan mendapatkan organ dalam beberapa hari atau bahkan beberapa jam jika mereka dapat membayarnya.

Sebaliknya, pasien di negara lain dapat terjebak dalam daftar tunggu selama bertahun-tahun.

Dari tahun 2000 hingga 2015, rezim Tiongkok diperkirakan telah melakukan 60.000 hingga 100.000 transplantasi setiap tahun, dimana sebagian besar dari organ-organ yang diambil tersebut berasal dari praktisi Falun Gong, menurut laporan 700 halaman. Ratusan ribu praktisi yang ditahan di kamp-kamp kerja paksa di seluruh Tiongkok sangat rentan untuk dimasukkan dalam daftar pengambilan organ paksa.

“Praktisi di Tiongkok masih dalam penganiayaan berat,” kata Rong. “Kami harus menggunakan setiap kesempatan, terutama ketika Wang ada di sini untuk keluar, kami menginginkan hak asasi manusia dan kami ingin komunitas internasional untuk membantu kami menghentikan penganiayaan ini.”

“Tidak ada yang salah dalam keyakinan tentang sejati, baik, dan sabar,” lanjutnya. “Ini seharusnya, secara nyata, dilindungi. Kami membutuhkan kebebasan berkeyakinan.” (ran)