Home Blog Page 363

PKT Memperluas Wajib Militer dan Merekrut Kembali Para Veteran, Apakah Sedang Bersiap Menghadapi Perang ?

0

 oleh Shang Yan dan Luo Ya 

Kegiatan perekrutan anggota militer Tiongkok tahun ini sudah mulai berlangsung. Seorang sumber yang dapat dipercaya mengungkapkan, bahwa target rekrutmen yang persyaratannya telah dilonggarkan bertujuan untuk menarget para mahasiswa. Selain itu, perekrutan juga menyasar para pensiunan tentara yang belum melampaui 5 tahun.  

Kegiatan perekrutan anggota militer Tiongkok tahun ini masih berfokus terhadap para lulusan mahasiswa dari perguruan tinggi dan universitas di semua tingkatan. Pihak berwenang mengklaim kegiatan tahun ini bertujuan untuk memberikan kepada militer lebih banyak generasi muda yang berkualitas tinggi.

Mr. Li, seorang sumber dari Provinsi Hebei, baru-baru ini mengungkapkan bahwa PKT sedang merekrut mahasiswa dan lulusan universitas tahun ini untuk mempersiapkan perang informasi di masa depan, sekaligus untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan bagi kaum muda yang sedang menganggur di kota-kota besar dan kecil. Selain itu, ia juga menemukan bahwa di Universitas Peking, mahasiswa yang ber-KTP pedesaan direkrut secara paksa.

“Saya baru saja bertanya kepada seseorang (mahasiswa). Dia berada di sebuah universitas di Beijing. Lalu dia memberitahu saya bahwa di dalam kelasnya ada banyak mahasiswa yang ber-KTP daerah pedesaan di Provinsi Hebei. Karena mahasiswa dari pedesaan yang diterima masuk universitas dapat memiliki kartu identitas diri sementara yang dikeluarkan oleh universitas dan biasanya dicabut kembali setelah mahasiswa bersangkutan lulus. Namun ketika tahun lalu mereka lulus dan mengurus pengembalian kartu identitas sementara untuk mengambil kembali KTP pedesaan mereka. Ternyata hal itu ditolak dengan alasan wajib masuk militer, namun tidak demikian bagi mahasiswa yang ber-KTP perkotaan,” kata Mr. Li. 

Mr. Li mengatakan bahwa hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.

“Jangan-jangan karena rekrumen tahun ini yang tidak mencapai target jadi terpaksa menggunakan cara paksaan, bahkan cukup banyak melonggarkan persyaratan masuk militer. Tahun ini, persyaratan usianya adalah 18 hingga 24 tahun. Padahal tahun lalu batasan usianya masih sangat ketat, artinya mahasiswa dapat masuk militer mulai 24 tahun. Bahkan remunerasi yang diberikan kepada mereka pun cukup baik. Aneh sekali ! ” kata Mr. Li

Mr. Li juga mengungkapkan bahwa PKT merekrut kembali pensiunan tentara yang belum melampaui 5 tahun, seperti yang terjadi pada suami seorang rekannya. Masyarakat tidak tahu apakah pihak berwenang sedang mempersiapkan perang atau karena militer kekurangan tenaga akibat tidak mencapai target perekrutan.

Mr. Li mengatakan : “Saya merasa ini adalah persiapan untuk perang. Saya telah bertanya kepada beberapa anak muda, dan kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mereka sangat khawatir jika perang lintas selat bisa terjadi, meskipun mereka sesungguhnya enggan berperang, tetapi tampaknya tidak mungkin untuk menolaknya. Karena beberapa waktu lalu, pemerintah Tiongkok sudah mengesahkan Undang-Undang Mobilisasi Darurat Pertahanan Nasional. Dan jika undang-undang itu digunakan, bahkan orang seperti saya pun bisa direkrut”.

Selain itu, pihak berwenang juga memperluas perekrutan tentara sampai ke daerah pedesaan. Dalam sebuah artikel tentang rekrutmen di situs web pemerintah Kotapraja Hebei di Kabupaten Qiqiharkeshan, diusulkan agar “pemuda yang telah pergi bekerja perlu dimobilisasi untuk kembali ke kampung halaman dan segera direkrut menjadi tentara”.

Profesor Yuan Hongbing, seorang sarjana hukum di Australia, berpendapat bahwa alasan PKT memperluas perekrutan sampai ke daerah pedesaan adalah untuk mempersiapkan operasi tempur berskala besar.

Yuan Hongbing mengatakan : “Populasi petani pedesaan adalah yang terbesar di Tiongkok, dan pedesaan bukanlah pusat ekonomi, politik dan budaya. Oleh karena itu, begitu perang terjadi dan korban-korbannya adalah tentara pedesaan, mereka tidak akan seperti tentara perkotaan yang akan dengan cepat memicu dampak besar terhadap politik dan ekonomi. Inilah alasan yang mendasari mengapa PKT sekarang dengan giat merekrut tentara pedesaan”.

Yuan Hongbing mengatakan bahwa PKT telah menyelesaikan pendataan dinas militer bagi semua warganya, hal ini merupakan ciri paling jelas dari persiapan perang.

“Kapan perang selat akan dikobarkan. Sudah kami jelaskan sebelumnya. Jadi PKT sekarang sedang menunggu hasil pemilu AS tahun 2024. Otoritas Xi Jinping memiliki penilaian dasar bahwa apa pun hasil pemilu AS, perpecahan sosial dan politik yang lebih serius itu akan terjadi dan bisa berlangsung selama beberapa tahun. Oleh karena itu, PKT yang menganggap periode ini sebagai periode jendela yang sangat cocok untuk menyelesaikan isu Taiwan. Jadi besar kemungkinan mereka akan menggunakan periode jendela yakni antara tahun 2025 – 2027 untuk meluncurkan serangan ke Taiwan,” kata Yan Hongbing.

Yu Maochun, Direktur China Center di Hudson Institute, sebuah lembaga pemikir Amerika Serikat mengungkapkan, bahwa jika Xi Jinping secara pragmatis mempertimbangkan soal “biaya, peluang, dan kemampuan”, maka kemungkinan PKT menyerang Taiwan tidaklah besar. Namun Yu Maochun memperingatkan bahwa Xi Jinping, yang dikenal sebagai pemberani dalam mengambil risiko, bisa jadi ia akan menggunakan Taiwan sebagai titik awal perang umum berikutnya.

Sheng Xue, seorang penulis Tionghoa-Kanada mengatakan : “Faktanya, Xi Jinping tidak hanya meniru Mao Zedong, bahkan berambisi untuk melampaui Mao Zedong. Oleh karena itu, besar kemungkinan dia akan mengambil risiko dan bertindak sembrono, karena dia sendiri tidak tahu kalau dia tidak punya visi dan kemampuan untuk itu, tidak juga punya kebijaksanaan kecuali ambisi saja. Jadi dengan ambisi seperti itu, termasuk hari ini saat PKT sedang mengalami berbagai kesulitan yang tidak terpecahkan, bisa jadi Xi akan membuat jalan terobosan denga mengambil risiko itu.”

Sheng Xue percaya bahwa semakin banyak negara yang menyadari bahwa jika terjadi masalah dengan Taiwan, berarti bermasalah bagi Asia, dan dunia. Jika PKT benar-benar akan menggunakan kekerasan terhadap Taiwan, maka rezim otoriter ini akan berakhir. (sin)

Empat Penunggang Kuda Kitab Wahyu Mulai Bergerak? Ini Prediksi Menggemparkan Orang Terkaya Roschild

0

Penunggang kuda pertama berada di atas kuda putih, membawa busur, dan diberi mahkota, tampil sebagai sosok Penakluk, ini melambangkan WabahPenunggang kuda kedua berada di atas kuda merah, membawa pedang, diinterpretasikan merupakan pencipta Perang.Penunggang kuda ketiga berada di atas kuda hitam, membawa timbangan, diinterpretasikan sebagai pedagang, dan juga melambangkan Kelaparan.

Labradoodle Menjadi Ayah Ketiga Kalinya di Hari Valentine Setelah Kehidupan ‘Cintanya’ Gagal

EtIndonesia. Seekor labradoodle akan menjadi ayah untuk ketiga kalinya dan mengharapkan anak-anak anjingnya lahir pada Hari Valentine, meskipun sebelumnya tidak berhasil dalam cinta.

Gershwin, seekor anjing pemandu berusia lima tahun dari Leamington Spa, Warwickshire, dianggap sebagai anjing pejantan di antara staf Guide Dogs, namun badan amal tersebut mengatakan bahwa ia kurang sukses dalam kehidupan cintanya.

Labradoodle, yang merupakan bagian dari program pembiakan Guide Dogs, berhasil menjalin hubungan asmara dengan rekan Labradornya, Bella, dan memperkirakan setidaknya 10 anak anjing akan lahir pada hari Rabu (14/2) – menandai kelahiran anak anjingnya yang ketiga.

Gershwin hanya menjalani tiga kencan yang sukses dalam empat tahun karirnya, lebih rendah dari yang diharapkan karena anjing pemandu rata-rata melahirkan tiga anak per tahun.

Labradoodle hanya berjumlah 2% dari populasi anjing pemandu yang bekerja, menurut Guide Dogs, dan saat ini ia merupakan satu-satunya labradoodle dalam program pembiakan.

Gershwin kini telah dipromosikan ke posisi pudel teratas setelah pudel sebelumnya dari badan amal tersebut pensiun, dan diharapkan labradoodle tersebut akan terus menghasilkan lebih banyak anak di masa mendatang.

Meski tidak segera menemukan cinta, ia tampaknya telah memikat hati para relawan Guide Dogs karena Lucy Parkes, relawan pembiakan anjing, mengatakan melihat Gershwin adalah “cinta pada pandangan pertama”.

Parkes, yang telah merawat labradoodle sejak ia berusia 18 bulan, berkata: “Gershwin sangat tampan, tapi saya tahu saya bias.

“Dia berbeda dengan anjing lain, karena dia unik. Saya belum pernah bertemu anjing lain seperti dia.”

Parkes juga berharap kehidupan cinta Gershwin membaik dan membantu menyediakan lebih banyak anak anjing untuk amal.

Dia berkata: “Dia tidak akan memiliki banyak peluang kawin karena tidak begitu banyak labradoodle yang diproduksi setiap tahunnya. Dia dirawat dengan sangat baik.

“Dia tinggal bersama saya secara permanen dan dia menjalani tes kesuburan rutin, pemindaian prostat, tes mata, dan sebagainya.

“Saya senang menjadi Relawan Pembibitan Anjing. Ini cara yang bagus untuk memelihara anjing karena semua dukungan luar biasa yang Anda miliki.

“Mudah-mudahan Gershwin memiliki masa depan yang panjang dan sukses dalam menyediakan anak anjing untuk membantu orang-orang yang kehilangan penglihatan.”

Gershwin bergabung dengan program pembiakan badan amal tersebut pada tahun 2020 setelah menjadi bagian dari sekolah anjing pemandu di Kanada.

Guide Dogs – yang biasanya melatih Labrador, Golden Retriever, German Shepherd, dan ras persilangan lainnya – melatih lebih banyak labradoodle dengan harapan menggabungkan kekuatan pudel dan Labrador akan menghasilkan anjing pemandu yang efektif. (yn)

Sumber: indy100

Para Ilmuwan Menemukan Kera Suka Menggoda Satu Sama Lain

EtIndonesia. Kera besar – sama seperti manusia – saling menggoda satu sama lain, demikian temuan para ilmuwan.

Sebuah tim peneliti internasional menganalisis video empat spesies: simpanse, bonobo, gorila, dan orangutan.

Kera-kera remaja ini terekam sedang menjambak rambut, menyodok, dan membanting tubuh anggota kelompok lainnya serta melambaikan benda berulang kali di depan wajah mereka.

Para peneliti mengatakan, sama seperti manusia, candaan terhadap kera juga dilakukan secara terus-menerus dan mengandung unsur kejutan dan permainan.

Mereka mengatakan temuan yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B Biological Sciences, menunjukkan bahwa lelucon dan candaan mungkin telah berevolusi pada nenek moyang manusia sekitar 13 juta tahun yang lalu.

Dr. Isabelle Laumer, seorang peneliti pascadoktoral di University of California Los Angeles (UCLA) di AS dan Max Planck Institute of Animal Behaviour ( (MPI-AB) di Jerman, mengatakan: “Kera besar adalah kandidat yang sangat baik untuk diejek sambil bercanda, karena mereka mempunyai hubungan dekat dengan kita, terlibat dalam permainan sosial, menunjukkan tawa dan menunjukkan pemahaman yang relatif canggih terhadap harapan orang lain.”

Dia menambahkan: “Dari sudut pandang evolusi, kehadiran olok-olok yang lucu pada keempat kera besar dan kesamaannya dengan olok-olok dan lelucon yang lucu pada bayi manusia menunjukkan bahwa olok-olok yang lucu dan prasyarat kognitifnya mungkin ada pada nenek moyang kita yang terakhir, setidaknya 13 juta tahun yang lalu.

“Kami berharap penelitian kami akan menginspirasi peneliti lain untuk mempelajari perilaku menggoda pada lebih banyak spesies untuk lebih memahami evolusi perilaku multi-segi ini.”

Perilaku menggoda dapat dilihat pada bayi manusia sejak usia delapan bulan, menurut para peneliti, dan sering dianggap sebagai “pendahulu kognitif” untuk bercanda.

Ahli primata asal Inggris, Dr. Jane Goodall dan peneliti lainnya di bidang ini dikatakan telah mengamati perilaku ini pada kera, namun para peneliti mengatakan penelitian mereka adalah yang pertama yang secara sistematis mendokumentasikan dan menganalisis ejekan main-main pada primata.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti menganalisis rekaman video berdurasi 75 jam yang melibatkan sembilan bonobo, empat orangutan, dan empat gorila di Kebun Binatang San Diego di California, AS, dan sekelompok 17 simpanse di Kebun Binatang Leipzig di Jerman.

Tim fokus pada empat remaja – satu dari setiap spesies – yang berusia sekitar tiga hingga lima tahun.

Para peneliti mengidentifikasi 284 peristiwa yang berpotensi menggoda, 129 di antaranya memenuhi kriteria perilaku main-main dan provokatif.

Tim menemukan 18 perilaku menggoda yang berbeda, termasuk membanting tubuh, menjambak rambut, memukul, menyodok, melambaikan benda di depan wajah, menggelitik, mencuri, dan melanggar ruang pribadi.

Para peneliti mengatakan bahwa candaan terutama terjadi ketika kera sedang santai, dan memiliki kesamaan dengan perilaku manusia.

Profesor Erica Cartmill, dari UCLA, yang merupakan penulis senior studi tersebut, mengatakan: “Adalah hal yang umum bagi penggoda untuk berulang kali melambaikan atau mengayunkan bagian tubuh atau objek di tengah bidang penglihatan target, memukul atau menyodoknya, menatap dari dekat di wajah mereka, mengganggu gerakan mereka, menarik rambut mereka atau melakukan perilaku lain yang sangat sulit untuk diabaikan oleh target.”

Para peneliti mengatakan temuan mereka memiliki implikasi “tidak hanya bagi para ahli primata dan antropolog biologi, namun juga untuk studi tentang emosi, humor, dan kepura-puraan secara lebih luas”. (yn)

Sumber: indy100

Evergrande Dibatalkan: Ini Masih Jauh dari Akhir

0

Milton Ezrati

Lebih dari dua tahun setelah pengembang properti besar Evergrande pertama kali mengakui bahwa mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya sebesar $300 miliar, pengadilan Hong Kong akhirnya menjatuhkan vonis likuidasi terhadap perusahaan tersebut. Tindakan ini menjadi berita utama di seluruh dunia, bersama dengan berbagai spekulasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Saham perusahaan di Hong Kong langsung turun 20 persen setelah mendengar berita tersebut. Secara praktis, jawaban atas pertanyaan apa yang akan terjadi selanjutnya cukup mudah: tidak banyak yang akan berubah. Apa yang diputuskan pengadilan Hong Kong tidak banyak berpengaruh pada apa yang akan terjadi di seluruh Tiongkok, tempat sebagian besar aset Evergrande berada. Hal ini juga tidak banyak berpengaruh pada yurisdiksi di luar negeri. Sementara itu, tidak ada satu pun dari intrik hukum yang dapat meringankan masalah ekonomi dan keuangan Tiongkok yang cukup besar terkait properti dan secara umum.

Setelah berbulan-bulan penundaan di mana manajemen dan pengacara Evergrande menjanjikan reorganisasi secara efektif, Hakim Linda Chan, yang berbicara di pengadilan Hong Kong pada 29 Januari, mengatakan, “Cukup sudah” dan memerintahkan likuidasi perusahaan.

Kini, likuidator sementara akan mengambil alih manajemen perusahaan di Hong Kong, mengambil alih aset-asetnya di yurisdiksi tersebut, dan memulai negosiasi dengan para kreditur perusahaan untuk restrukturisasi utang. Sebagaimana halnya dengan kebanyakan kebangkrutan, langkah ini akan menciptakan sedikit perubahan dalam kegiatan sehari-hari Evergrande. Urusan-urusan di luar negeri akan tetap tidak terselesaikan.

Sementara itu, sebagian besar aset Evergrande – sekitar 90 persen menurut perkiraan pengadilan Hong Kong – berada di daratan Tiongkok, di luar yurisdiksi Hong Kong. Disposisi aset-aset tersebut menunggu keputusan atas permohonan bantuan yang diajukan oleh likuidator Hong Kong di Shanghai, Shenzhen, dan Xiamen. Dengan kata lain, masih banyak hal yang belum terselesaikan.

Betapapun keputusan ini mungkin memuaskan para penuntut di Hong Kong yang kini memiliki kesempatan untuk mendapatkan setidaknya sebagian uang mereka kembali, sebagian besar kreditur dan pelanggan Evergrande, mereka yang menaruh uang di apartemen yang tak kunjung selesai dibangun oleh Evergrande, masih berada dalam ketidakpastian seperti yang mereka derita selama lebih dari dua tahun ini.

Dan, bahkan jika pengadilan di Tiongkok berhasil menyelesaikannya dengan cepat, kegagalan Evergrande akan terus membayangi sektor properti dan sektor keuangan Tiongkok secara keseluruhan. Mereka yang telah membayar untuk apartemen yang belum selesai akan terus berada dalam kondisi finansial yang sulit, dan sebagian besar utang Evergrande akan tetap tidak terbayar, seperti halnya utang pengembang properti lain yang telah mengikuti jejak Evergrande menuju kegagalan, salah satunya adalah Country Garden yang paling menonjol. 

Dikarenakan hal ini, Beijing akan terus menghadapi banyak permasalahan ekonomi dan keuangan. Prevalensi begitu banyak utang yang meragukan telah membatasi kemampuan keuangan Tiongkok untuk menawarkan dukungan yang pernah begitu besar bagi perekonomian, seperti yang pernah terjadi ketika pengembangan properti menyumbang hampir 30 persen dari seluruh aktivitas ekonomi.

Dan, ini bukan hanya utang para pengembang dan pelanggan mereka. Pemerintah daerah juga banyak terlibat dalam pembangunan properti dan kehilangan banyak pendapatan akibat keruntuhan ini. Konsekuensinya, mereka juga mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka sendiri, menambah beban utang yang meragukan sehingga membebani keuangan Tiongkok.

Selain itu, runtuhnya berbagai perusahaan pengembang dan nasib para pembeli yang telah membayar di muka untuk apartemen yang mungkin tidak akan pernah tersedia telah mematikan jutaan calon pembeli rumah di Tiongkok, yang selanjutnya menekan sektor yang dulunya pernah menjadi sektor vital ini. Menurut China Real Estate Information, 100 pengembang terbesar mengalami penurunan penjualan rumah sebesar 34% di bulan Januari dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. Sementara itu, nilai real estate terus turun. Karena adanya kontrol harga, angka resmi tidak terlihat terlalu buruk, namun di balik itu, pihak di Goldman Sachs yang dekat dengan situasi ini memperkirakan penurunan harga sebesar 20%. Hilangnya kekayaan bersih rumah tangga telah menghambat belanja konsumen.

Dengan beratnya permasalahan ini, respon Beijing sampai saat ini hanya bisa dibilang seadanya. Seandainya pihak berwenang bertindak dengan cepat – seperti memberikan pinjaman khusus untuk memungkinkan perusahaan menyelesaikan apartemen prabayar – untuk mengurangi dampak kegagalan ini ketika Evergrande pertama kali mengumumkan ketidakmampuannya untuk memenuhi kewajibannya, kekurangan keuangan mungkin tidak akan berkembang seperti sekarang ini. Namun Beijing tidak mau kalah.

Kini, di tahun 2024, setelah masalah ini memburuk selama bertahun-tahun, Beijing tampaknya tidak dapat menyusun program yang cukup kuat untuk menangani masalah yang semakin membesar untuk sementara waktu.  The People’s Bank of China telah memangkas suku bunga, tetapi tidak cukup untuk membuat banyak perbedaan. Penurunan suku bunga bahkan belum bisa mengimbangi deflasi yang mulai dialami oleh Tiongkok. 

Beijing telah mengatakan pada bank-bank milik negara agar meminjamkan dana kepada para pengembang untuk menyelesaikan pembangunan apartemen, namun para bankir jelas enggan. Pihak berwenang juga telah mengalokasikan dana setara dengan $49 miliar untuk membangun perumahan murah, yang tampaknya tidak cukup untuk membalikkan keadaan mengingat Evergrande saja gagal dengan komitmen sekitar $300 miliar.

Di luar real estate, ekonomi Tiongkok hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda perbaikan. Tanpa tindakan yang lebih tegas dari Beijing, diragukan bahwa ekonomi akan membaik dalam waktu dekat, terutama di sektor properti. Menyadari kenyataan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi riil di Tiongkok tahun ini menjadi 4,6%, turun dari 5,2% di tahun 2023 – dan banyak yang memperdebatkan angka tersebut. Bank Dunia telah mengurangi ekspektasinya menjadi 4,5 persen pertumbuhan riil tahun ini dan 4,3 persen tahun depan. Angka-angka ini mungkin terdengar optimis.

Milton Ezrati adalah editor kontributor di The National Interest, afiliasi dari Pusat Studi Sumber Daya Manusia di Universitas Buffalo (SUNY), dan kepala ekonom untuk Vested, sebuah perusahaan komunikasi yang berbasis di New York. Sebelum bergabung dengan Vested, dia menjabat sebagai kepala strategi pasar dan ekonom untuk Lord, Abbett & Co. Dia juga sering menulis untuk City Journal dan menulis blog secara teratur untuk Forbes. Buku terbarunya adalah “Thirty Tomorrows: The Next Three Decades of Globalization, Demographics, and How We Will Live.”

ANALISIS: Apa Arti Hubungan Lebih Dekat PNG-Beijing bagi Australia?

0

 Andrew Stacey

Januari 2024 adalah bulan yang penting bagi Papua Nugini, dengan kerusuhan mematikan yang mengancam lemahnya kekuasaan Perdana Menteri James Marape.

Pada 10 Januari, kerusuhan meletus di Port Moresby ketika 200 aparat kepolisian, militer, dan petugas lembaga pemasyarakatan meluncurkan pemogokan untuk berdemonstrasi menentang gangguan penggajian yang menyebabkan pemotongan gaji secara signifikan hingga 50 persen bagi pegawai negeri.

Demonstrasi ini menciptakan kekosongan keamanan, dan menyebabkan ratusan warga memanfaatkan aksi mogok polisi, yang berujung pada kerusuhan di jalanan dan penjarahan.

Diperkirakan kekacauan tersebut menyebabkan 22 orang kehilangan nyawa di seluruh negeri, dan akibatnya, Marape mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota. Masalah sosial yang mendasari tingginya pengangguran dan kemiskinan yang meluas  turut memicu kerusuhan ini.

Beijing Mengusulkan Pakta Keamanan

Di tengah kekacauan yang terjadi pada bulan tersebut, terungkap juga bahwa Beijing telah mengajukan tawaran kepada PNG untuk mengembangkan pakta keamanan dengan negara tersebut, meskipun PNG sudah memiliki pakta keamanan dengan Australia dan Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Justin Tkachenko mengatakan kepada Reuters pada 29 Januari bahwa Beijing telah menawarkan kesepakatan keamanan dan kepolisian kepada PNG pada September 2023.

Kesepakatan ini menunjukkan bahwa Beijing menawarkan bantuan kepada kepolisian PNG dengan pelatihan, peralatan, dan pengawasan, serupa dengan kesepakatan yang ditawarkan kepada Kepulauan Solomon setelah terjadinya kerusuhan di negara tersebut pada tahun 2022.

Kekuasaan Perdana Menteri Marape di Bawah Tekanan

Marape saat ini sedang bergulat dengan beberapa tantangan. Pertama, pembelotan 12 anggota parlemen dari pemerintahannya ke oposisi telah melemahkan posisinya, yang mengarah pada mosi tidak percaya terhadap kepemimpinannya yang diperkirakan akan terjadi pada 13 Februari 2024.

Pembelotan dan mosi tidak percaya ini dipicu oleh kekhawatiran atas distribusi sumber daya, dugaan keterlibatan dalam pembayaran yang kontroversial, dan ketidakpuasan atas kinerjanya secara keseluruhan.

Selama mosi tidak percaya, anggota Parlemen mana pun dapat meminta pemungutan suara untuk memberhentikan kepemimpinan saat ini, yang berpotensi menyebabkan pergantian perdana menteri.

Marape dipandang sebagai sekutu kuat Australia, dibuktikan dengan pidato bersejarahnya pada tanggal 8 Februari di Parlemen Australia, di mana ia menggambarkan hubungan antara kedua negara, “Yang satu terjebak dengan keluarga selamanya … kedua negara kita terjebak satu sama lain. Kami tidak punya pilihan selain akur.”

Namun dengan adanya mosi tidak percaya yang semakin dekat, Marape mungkin akan segera tidak lagi menjadi perdana menteri, atau bahkan jika ia tetap menjabat, basis kekuasaannya akan melemah dan akan membuka peluang bagi dirinya untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Di tengah ketidakstabilan politik ini, calon perdana menteri yang pro-Beijing dapat muncul dan berpotensi melemahkan hubungan kuat Australia-PNG.

Perlukah Australia Khawatir?

Iya dan tidak.

PNG hanya berjarak empat kilometer dari perbatasan paling utara Australia, Pulau Saibai di Queensland.

Jika PNG jatuh di bawah pengaruh Beijing, hal ini bisa menjadi situasi serupa di Kepulauan Solomon, yang berpotensi membuka jalan bagi kehadiran militer komunis lainnya di depan pintu Australia.

Kesepakatan Kepulauan Solomon memungkinkan Beijing untuk menempatkan pasukan, kapal angkatan laut, dan senjata di pulau tersebut—yang membandingkannya dengan situasi di sekitar Laut Tiongkok Selatan.

Pernyataan resmi dari menteri luar negeri PNG sejauh ini adalah, “Kami berurusan dengan Tiongkok pada tahap ini hanya pada tingkat ekonomi dan perdagangan. Mereka adalah salah satu mitra dagang terbesar kami, namun mereka telah menawarkan diri  membantu kepolisian dan keamanan kami di sisi keamanan internal.”

PNG juga mempertimbangkan apakah tawaran Beijing menduplikasi bantuan keamanan dan kepolisian yang sudah ditawarkan oleh Australia dan Amerika Serikat.

Perlu juga dicatat bahwa pemerintah PNG baru-baru ini menandatangani pakta keamanan dengan Australia pada  Desember 2023 dan mempertahankan Perjanjian Kerjasama Pertahanan dengan Amerika Serikat yang ditandatangani pada Mei 2023.

Namun, perjanjian keamanan apa pun antara PNG dan Beijing dapat berdampak pada perjanjian keamanan yang sudah ada.

Amerika Serikat telah mendesak PNG untuk menolak perjanjian keamanan PKT, dengan menekankan bahwa hal ini dapat menimbulkan konsekuensi dan kerugian.

Secara teori, pakta keamanan yang dimiliki PNG saat ini dengan Australia dan Amerika Serikat tampak kuat.

Namun ketidakstabilan politik yang sering melanda negara ini, serta korupsi endemik yang membuat para politisi terbuka terhadap suap sebagaimana dibuktikan dalam Indeks Persepsi Korupsi Transparency International, berpotensi membuat PNG rentan terhadap peningkatan kehadiran Beijing.

Andrew Stacey adalah reporter yang tinggal di Melbourne, Australia. Dia memiliki pengalaman luas dalam analisis pasar dan data

ANALISIS: AS Berhadapan dengan Pengaruh Iran di Timur Tengah, Mengidentifikasi Beijing Sebagai Saingan Strategis Utama

0

Jenny Li dan Sean Tseng

Sebagai upaya bersama melawan pengaruh Iran di Timur Tengah, Pentagon menggarisbawahi bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) merupakan musuh strategis utama Amerika Serikat. Para pejabat tinggi militer AS telah menunjukkan bahwa kawasan ini menjadi arena persaingan yang melibatkan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia.

Pada 2 Februari, Amerika Serikat melakukan operasi yang menargetkan 85 fasilitas di seluruh Irak dan Suriah yang terkait dengan militer Iran dan kelompok militan sekutunya. Serangan yang ditujukan pada pusat komando dan intelijen, serta depot roket, rudal, pesawat tak berawak, dan amunisi ini merupakan tindakan balasan atas kematian tiga tentara Amerika baru-baru ini di Yordania, yang dikaitkan dengan tindakan militan.

Upaya pencegahan ini difokuskan pada basis-basis yang terletak di wilayah terpencil Irak dan Suriah, dengan sengaja menghindari wilayah Iran untuk meminimalkan risiko eskalasi. Amerika Serikat juga mengambil tindakan untuk memberikan peringatan dini, yang berpotensi mengurangi korban dari pihak Iran.

Presiden Joe Biden mengatakan, “Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia.” Menggaungkan sentimen ini, Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyatakan, “Kami akan terus bekerja untuk menghindari konflik yang lebih luas di suatu wilayah.”

Partai Komunis Tiongkok (PKT): Penantang Strategis Terbesar Amerika Serikat

Sejalan dengan pengeboman milisi yang didukung Iran, Scott Berrier, direktur Badan Intelijen Pertahanan yang akan segera pensiun, menyoroti persaingan strategis yang ditimbulkan oleh Tiongkok dalam pidato perpisahannya. Dia menyebut PKT sebagai pesaing strategis “nomor satu dan satu-satunya pesaing strategis kami”.

Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, menguraikan sudut pandang ini dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times.

Ia menjelaskan : “Tiongkok adalah pesaing strategis utama Amerika. Tiongkok memiliki kekuatan diplomatik, ekonomi, dan militer yang lebih besar daripada yang pernah diimpikan oleh Uni Soviet. Tiongkok juga jauh lebih kuat daripada Rusia. Rusia dan Iran merupakan ancaman strategis langsung. Artinya, mereka secara aktif dan secara fisik menantang kepentingan AS saat ini.”

“Tiongkok sedang mempersiapkan diri menghadapi hari di mana mereka dapat mengancam kita secara fisik, tetapi Beijing akan menunggu hingga kekuatan diplomatik, ekonomi, dan politik dalam negeri Amerika semakin menurun sebelum benar-benar melakukannya.”

Schuster mengungkapkan bahwa PKT terlibat dalam konfrontasi tidak langsung dengan Amerika Serikat, yang bertujuan untuk membongkar tatanan internasional saat ini tanpa menggunakan konflik militer. Strategi ini melibatkan perluasan dukungan kepada negara-negara seperti Iran, Korea Utara, dan Rusia, sehingga membebani sumber daya AS dan secara tidak langsung mengancam pengaruh AS.

Dukungan Strategis PKT untuk Rusia, Iran, dan Korea Utara

Dalam sebuah demonstrasi aliansi geopolitik, Menteri Pertahanan Tiongkok, Dong Jun, menjanjikan dukungan yang tak tergoyahkan bagi Rusia di tengah-tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Kepastian ini disampaikan dalam sebuah dialog dengan mitranya dari Rusia, Sergei Shoigu, yang dibuktikan dengan sebuah video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 5 Februari.

Meskipun menghadapi tantangan dari Amerika Serikat dan Eropa, Dong menekankan bahwa PKT akan tetap memegang teguh kebijakannya terkait Ukraina, dan menegaskan bahwa tekanan dari luar tidak akan menghalangi kerja sama Tiongkok-Rusia.

Dukungan PKT meluas hingga ke Rusia dan mencakup Korea Utara, yang memiliki perbatasan signifikan dengan Tiongkok dan memiliki sejarah keterlibatan ekonomi yang meningkat. Dari 2000 hingga 2015, perdagangan antara Tiongkok dan Korea Utara berkembang secara dramatis. Peresmian rute pelayaran pada 2015, yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor batu bara Korea Utara ke Tiongkok, menandai puncak perdagangan bilateral.

Hubungan Iran dengan PKT mencerminkan kemitraan strategis, terutama dalam menghadapi sanksi Barat yang bertujuan membatasi ambisi nuklir Iran. Tiongkok telah muncul sebagai pembeli minyak utama Iran dan sekutu perdagangan utama, memfasilitasi kemajuan militer melalui pertukaran teknologi militer dan persenjataan. Kerja sama ini telah memungkinkan Iran untuk mendukung kelompok milisi di Timur Tengah, yang semakin memperumit dinamika keamanan regional.

Dampak dari aliansi ini terlihat nyata dalam meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Manifestasi nyata dari konflik ini adalah serangan drone yang dilakukan oleh milisi dukungan Iran terhadap pasukan AS di Yordania pada 28 Januari, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka di antara personel militer Amerika.

Insiden ini menggarisbawahi jaringan hubungan internasional yang rumit dan sikap strategis PKT dalam mendukung negara-negara yang menantang kepentingan dan pengaruh AS di panggung global.

Berbicara kepada jurnalis pertahanan pada  Oktober lalu, Letnan Jenderal Grynkewich menekankan pentingnya Timur Tengah bagi Tiongkok, dengan mencatat bahwa kawasan ini memasok sekitar setengah dari minyak dan sebagian besar gas alam Tiongkok. Konsumsi energi ini sangat penting dalam mendorong peningkatan status global Tiongkok.

 Grynkewich menyatakan keprihatinannya atas upaya PKT dalam mengurangi pengaruh Amerika Serikat yang telah berlangsung lama di Timur Tengah. Saat ini, strategi Tiongkok melibatkan peningkatan pengaruh ekonomi dan inisiatif ” Belt and Road ” yang luas, dengan tujuan mendanai proyek-proyek infrastruktur di seluruh dunia. Namun, keterlibatan finansial ini sering kali disertai dengan ikatan yang merugikan bagi negara-negara penerima, yang mengarah kepada potensi jebakan utang.

Menyoroti perkembangan natural dari kepentingan ekonomi ke militer, Letnan Jenderal Grynkewich memperingatkan potensi PKT dalam meningkatkan jejak militernya di Timur Tengah untuk melindungi kepentingan ekonominya yang sedang berkembang.

Spekulasi ini memiliki beberapa dasar dalam perkembangan terakhir, dengan media Iran dan Rusia melaporkan bahwa Tiongkok akan melakukan latihan angkatan laut bersama dengan Iran dan Rusia, yang semakin memperkuat kolaborasi militer tripartit ini. Manuver tersebut mengikuti latihan bersama sebelumnya di Teluk Oman, menggarisbawahi persahabatan militer yang berkembang di antara negara-negara ini.

Schuster menguraikan signifikansi geostrategis Timur Tengah. Peran kawasan ini sebagai penyedia minyak dan gas alam utama menempatkannya sebagai perhatian penting bagi kekuatan global, termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan Asia, terutama dua kawasan terakhir.

” Tiongkok sedang bekerja keras untuk menantang, jika tidak mengatasi, pengaruh dan kekuatan Amerika di Timur Tengah. Itulah salah satu alasan mengapa Tiongkok mendukung Iran, berinvestasi besar-besaran di Irak, dan mencoba merayu sekutu tradisional Amerika di Timur Tengah, yaitu Mesir, Arab Saudi, dan Kuwait,” ujarnya.

Postur strategis Tiongkok ini menunjukkan ambisinya yang lebih luas untuk menyelaraskan kembali dinamika kekuatan global yang menguntungkannya, dengan memanfaatkan Timur Tengah sebagai pemicu utama dalam kalibrasi ulang geopolitik ini.

Kota Kuno Eksotis dan “Aksara Tulang Orakel” ditemukan di Xinjiang

Sebuah legend urban tentang hilangnya sebuah kota kuno. Legenda ini sebanding dengan Kebudayaan Lembah Sungai Indus – “Mohenzo-daro.” Legenda “Mohenzo-daro” adalah sebuah kota kuno yang hilang karena “ledakan nuklir prasejarah”. Namun di Gurun Taklimakan, Xinjiang, Tiongkok, hilangnya sebuah “kota kuno yang eksotis” lebih aneh lagi.

Isu Ekonomi Tiongkok yang Semakin Serius Bisa Menyulut Kobaran Api Revolusi Politik 

0

oleh Tang Rui dan Luo Ya

Dengan adanya penarikan besar-besaran investasi asing dari Tiongkok, serta mangkraknya sejumlah besar bangunan real estat, dan anjloknya pasar saham Tiongkok, mantan diplomat Inggris yang pernah bertugas di Tiongkok memperingatkan, bahwa Tiongkok berpotensi menghadapi risiko revolusi politik.

Roger Garside, mantan diplomat Inggris tersebut dengan mengutip laporan Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini menyebutkan dalam artikelnya yang diterbitkan oleh “Epoch Times” pada 9 Februari, bahwa perekonomian Tiongkok sedang menghadapi masalah serius, terutama krisis pendanaan yang dihadapi pemerintah daerah. 

Roger Garside mengatakan bahwa ketika krisis semakin parah, Tiongkok berpotensi menghadapi risiko revolusi politik, karena orang-orang yang kehilangan mata pencaharian dan kekayaan akan memberontak.

Sementara itu, pakar keuangan Taiwan Edward Huang memaparkan : “Tentu saja (protes) pasti akan lebih sering terjadi, yang terdiri dari berbagai macam kelompok. Karena kebijakan dan kondisi keuangan (pemda) saat ini, kelompok pengunjuk rasa tentu saja akan semakin besar dan banyak”.

Rekaman video yang diunggah secara online menunjukkan bahwa selama Tahun Baru Imlek, kasus menuntut pembayaran upah terus terjadi pada berbagai tempat di Tiongkok. Pada Malam Tahun Baru (9 Februari), di luar Gerbang Pemerintah Kabupaten Anxiang di Changde, Provinsi Hunan, para pekerja yang marah memblokir pintu gerbang pemerintah karena mereka gagal mendapatkan bayaran, tetapi pihak berwenang mengirimkan beberapa mobil polisi untuk “menjaga stabilitas”.

Warga sipil mengatakan bahwa kasus seperti itu terlalu banyak terjadi, namun informasinya diblokir oleh pihak berwenang.

Sebuah artikel dalam media Inggris “Economist” pada 8 Februari menyebutkan, bahwa krisis di industri real estate telah menyeret perekonomian Tiongkok ke dalam deflasi. Tidak hanya investor asing yang menarik diri dari pasar Tiongkok, tetapi kredibilitas terhadap investor domestik Tiongkok pun jatuh.

Edward Huang mengatakan : “Seluruh real estat Tiongkok, pasar saham Tiongkok, obligasi lokal serta produk keuangan Tiongkok semuanya berada dalam tren menurun, bahkan nilai RMB pun terdepresiasi”.

Data Biro Statistik Nasional Tiongkok yang baru dirilis menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) bulan Januari tahun ini turun 0,8% yoy. Angka penurunan ini jauh lebih besar dari perkiraan, juga merupakan penurunan yang berlangsung selama 4 bulan berturut-turut. Sementara itu Indeks Harga Produsen Industri (PPI) bulan Januari juga turun, tetapi angkanya tidak dilaporkan. Konon ada kabar bahwa situasi yang terjadi lebih buruk daripada sebelumnya.

Namun, pada hari pertama Tahun Baru Imlek (10 Februari), media corong Partai Komunis Tiongkok “Guangming Daily” justru mempromosikan kinerja ekonomi Tiongkok yang terus menanjak. Ia mengklaim bahwa meski perekonomian internasional lesu, tetapi Tiongkok masih patut disebut sebagai satu-satunya negara yang “sangat menawan”. Jelas saja tulisan tersebut memicu ejekan masyarakat dari semua lapisan, khususnya para netizen Tiongkok.

Kolumnis keuangan senior Taiwan Lin Hungwen mengatakan : “Yang pasti itu berbau propaganda, karena pasar saham Tiongkok adalah cerminan dari perekonomian negara tersebut. Coba saja kalian lihat kondisi pasar saham Tiongkok saat ini ? Harga saham-saham jatuh, real estate jatuh, bukan ?! Jadi mereka perlu berpropaganda, mengeluarkan kata-kata yang menyejukkan hati dan membawa harapan. Namun pada kenyataannya, masalah yang dihadapi (Beijing) sangat besar. Semua investasi asing menarik diri,  rasa perekonomian Tiongkok tidak membaik setidaknya dalam 3 hingga 5 tahun mendatang. Bagaimana ini bisa disebut kondisinya sangat menawan ? Semua orang menganggapnya lucu ketika mendengarnya.” (sin)

DPR-AS Memakzulkan Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas

0

Pada Selasa (13 Februari) Dewan Perwakilan Rakyat AS meloloskan pemakzulan terhadap Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas melalui pemungutan suara yang berselisih tipis yakni 214 : 213.  Hal ini menjadikan Alejandro Mayorkas menteri kabinet pertama yang dimakzulkan dalam sejarah AS

NTD

Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Selasa (13/2) yang dikuasai Partai Republik melakukan pemungutan suara untuk memakzulkan Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas karena kebijakan perbatasannya yang longgar telah mendorong kenaikan jumlah imigrasi ilegal.

Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan dua pasal pemakzulan dengan suara 214 berbanding 213, menuduh Mayorkas gagal menerapkan undang-undang imigrasi AS dan membuat pernyataan palsu kepada Kongres. Mayorkas adalah pejabat Kabinet AS pertama yang dimakzulkan sejak tahun 1870an.

Seminggu yang lalu, Ketua DPR Mike Johnson mendorong pemungutan suara serupa tetapi gagal untuk mengabulkan pemakzulan karena Steve Scalise, anggota Partai Republik Steve Scalise yang sedang menjalani pengobatan kanker tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara. Namun ia kembali ke Washington minggu ini untuk memberikan suara penentu.

Namun, sangat kecil kemungkinan Senat yang didominasi Partai Demokrat akan meloloskan pasal-pasal pemakzulan tersebut.

Ketua DPR-AS Mike Johnson dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara menuturkan, Alejandro Mayorkas harus dimakzulkan, dan Kongres memiliki kewajiban konstitusional untuk melakukan hal tersebut. 

Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut “tidak memiliki bukti atau dasar konstitusional yang sah”.

Sejak Biden menjabat sebagai presiden pada tahun 2021, jumlah imigran ilegal yang melintasi perbatasan selatan telah mencapai rekor tertinggi. Mantan Presiden Trump menjadikan hal ini sebagai fokus kritik kampanyenya terhadap pemerintahan Biden.

Anggota DPR dari Partai Republik berpendapat bahwa Alejandro Mayorkas melalui penerapan program kemanusiaan yang bersyarat telah meloloskan banyak imigran gelap masuk ke AS. Partai Republik mengkritik rencana tersebut sebagai upaya untuk menghindari persetujuan Kongres yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran undang-undang imigrasi, mengizinkan orang-orang yang tidak memenuhi syarat untuk memasuki Amerika Serikat. Partai Republik juga menuduh Mayorkas membohongi Kongres soal keamanan perbatasan.

Partai Republik juga mengatakan bahwa kebijakan perbatasan yang longgar telah memungkinkan sejumlah besar fentanil mengalir masuk ke Amerika Serikat yang menyebabkan kematian banyak orang warga Amerika Serikat.

Namun Alejandro Mayorkas mengatakan bahwa bukan tindakan pemerintah yang menarik migran ke perbatasan selatan AS, melainkan bagian dari fenomena migrasi global yang didorong oleh ketidakstabilan politik, ekonomi, dan iklim. Hal ini yang mendorong orang-orang tersebut memilih untuk melakukan perjalanan yang mengancam nyawa demi kehidupan yang lebih baik.

Mayorkas juga menyalahkan situasi di perbatasan karena kegagalan Kongres dalam menyempurnakan sistem imigrasi AS.

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan pada hari Selasa bahwa jumlah imigran gelap yang melintasi perbatasan selatan di bulan Januari tahun ini telah menurun 50% dari angka tertingginya pada bulan Desember tahun lalu, karena tren yang terjadi secara musiman dan peningkatan penegakan hukum oleh AS bersama negara-negara tetangga.

Tiga orang anggota Kongres dari Partai Republik memberikan suara menentang, yakni anggota DPR Mike Gallagher, yang pada akhir pekan mengumumkan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri kembali, serta anggota DPR Ken Buck dan Tom McClintock.

Ketiga orang tersebut mengatakan bahwa kinerja Alejandro Mayorkas tidak merupakan tindak kejahatan, sehingga khawatir kasus pemakzulan justru melanggar standar konstitusi.

“Salah urus atau ketidakmampuan tidak mencapai tingkat pelanggaran yang dapat dimakzulkan seperti yang dianggap oleh para Founding Fathers”, tulis anggota DPR Ken Buck  dalam sebuah kolom opini pekan lalu.

Mike Gallagher juga menulis di Wall Street Journal bahwa pemakzulan Mayorkas selain tidak akan menyelesaikan krisis perbatasan yang dihadapi pemerintahan Biden, tetapi juga akan menjadi preseden baru berbahaya yang dapat digunakan oleh Partai Demokrat terhadap pemerintahan Partai Republik di kemudian hari.

Gallagher percaya bahwa artikel pemakzulan Partai Republik yang menuduh Mayorkas “tidak kompeten” itu belum cukup mencapai tingkat “pelanggaran pidana”. Pada saat yang sama, bahkan jika Mayorkas “dinilai gagal total dalam menegakkan hukum” untuk melindungi keamanan perbatasan, hal ini pun tidak dapat membuatnya dimakzulkan, sebab, jika dianalogikan, maka hampir semua menteri berpotensi dimakzulkan.

Dia juga mengatakan bahwa akar penyebab krisis perbatasan AS – Meksiko bukan Menteri Keamanan Dalam Negeri, tetapi terletak pada presiden. Mengganti Menteri Keamanan Dalam Negeri baru pun ia akan tetap menjalankan kebijakan Joe Biden. (sin)

Bocah 3 Tahun yang Katai ‘Jahe dan Jelek’ oleh Para Pengganggu, Tunjukkan Respon yang Menyayat Hati

EtIndonesia. Penindasan masih menjadi tantangan besar di dunia saat ini, tidak hanya berdampak pada anak sekolah namun juga orang dewasa di lingkungan profesional dan keluarga. Seringkali, sebuah cerita muncul yang menyoroti betapa gawatnya masalah ini dan membuat kita merenung.

Sebuah insiden yang sangat mengharukan melibatkan seorang anak laki-laki berusia tiga tahun yang menjadi bahan ejekan karena warna rambutnya. Anak laki-laki itu, Noah Gilbert, mengungkapkan kepada ibunya, Lauren Russell, tentang perasaan tertekan atas rambut merahnya yang “mengerikan”, setelah dia diejek karena memiliki rambut berwarna jahe.

Lauren, seorang ibu berusia 28 tahun dari Southampton, menceritakan bagaimana remaja di dalam bus mengejak rambut jahe Noah dengan komentar kejam seperti: “Saya benci anak saya menjadi jahe, saya akan membunuhnya” dan “semua anak dengan rambut jahe harus langsung ke layanan sosial.” Kisah ini telah menarik perhatian luas secara online.

Meski baru berusia tiga tahun, Noah memahami sisi negatif dari komentar tersebut dan kemudian mengungkapkan kesedihannya kepada ibunya.

Dia tidak mengerti mengapa rambutnya tidak pirang seperti milik saudaranya Charlie. Karena tertekan, dia bertanya kepada saudaranya tentang mengapa rambutnya dianggap “mengerikan”, yang ditanggapi Charlie, menegaskan bahwa rambut Noah tidak jelek sama sekali tetapi memang indah.

Bingung dengan kejadian tersebut, sang ibu membagikan cobaan tersebut di media sosial, mengungkapkan rasa frustrasinya.

Dia mengatakan: “Dia tidak berhenti bertanya padaku mengapa orang tidak menyukai rambutnya. Dia bertanya padaku apakah aku bisa mengubahnya untuknya sehingga orang-orang akan menyukainya. Aku bisa merasakan hatiku hancur setiap kali dia bertanya padaku. Itu tidak benar. Tidak apa-apa menindas seseorang karena warna rambutnya, tidak sekarang. Tidak selamanya.”

Postingan tersebut disukai banyak orang, mendapatkan lebih dari 18.000 suka dan dibanjiri komentar yang menunjukkan solidaritas, menampilkan gambar anak-anak berambut merah. Beberapa komentator bahkan membandingkan penampilan Noah dengan selebriti seperti Ed Sheeran, Damien Lewis, atau Pangeran Harry.

Dampaknya terhadap Noah sangat besar, seperti yang digambarkan oleh ibunya: “Hal ini berdampak besar pada Noah, ini tidak adil. Saya juga memiliki rambut berwarna jahe dan saya ingat pernah diintimidasi saat tumbuh dewasa, tetapi tidak pada usia tiga tahun.”

Sekarang, Noah sangat menyadari warna rambutnya, mempertanyakan mengapa dia tidak berbagi rambut pirang dengan saudara-saudaranya. “Saya tidak percaya para remaja pendendam ini bisa membuat anak saya kesal seperti itu,” keluhnya.

Dia melanjutkan: “Sejak berbagi apa yang terjadi di Facebook, ratusan orang mengirimi saya pesan dari Inggris, semuanya menunjukkan dukungan dan mengatakan betapa cantiknya Noah. Saat saya membaca semua komentar baik untuknya, wajahnya tak ternilai harganya.”

“Kuharap dia bisa melupakan ucapan buruknya sekarang, tapi aku tetap ingin permintaan maaf dari remaja laki-laki itu. Aku sudah menghubungi SMA tempat dia bersekolah agar dia bisa meminta maaf pada Noah secara langsung.”

Lauren, ibu dari empat anak, termasuk Noah yang berusia tiga tahun, Charlie yang berusia lima tahun, dan si kembar berusia tujuh bulan Zachary dan Jacob, berbagi kesedihannya atas penindasan yang dihadapi oleh Noah karena rambut jahenya. Semua anaknya memiliki rambut berwarna terang, namun rambut ‘oranye’ unik Noah tidak pernah menjadi masalah hingga saat ini.

Dalam postingan media sosial yang sangat mengharukan, Lauren menceritakan pengalaman menyakitkan tersebut:

“Hari ini hatiku hancur menjadi dua.”

“Saat bepergian dengan bus umum nomor 12, saya menyaksikan perilaku kejam terhadap putra saya yang berusia 3 tahun dari seorang anak laki-laki berpikiran sempit yang usianya tidak lebih dari 13 tahun. Sayangnya ini bukan pertama kalinya dan saya tahu itu menang, jangan menjadi yang terakhir.”

“Dia menjadi sasaran orang-orang dari segala usia.”

“Dan untuk apa? Karena dia berambut jahe. Anak laki-lakiku yang cantik diberitahu bahwa dinas sosial seharusnya membawanya pergi karena warna rambutnya menjijikkan.”

“Anak laki-laki itu kemudian menoleh ke temannya dan berkata jika dia punya anak jahe dia akan membunuhnya.”

“Sekarang anak laki-laki saya baru berusia 3 tahun dan sangat bingung. Saya merasa hancur karena saya juga memiliki rambut berwarna jahe dan [tahu] dengan baik bagaimana rasanya menjadi orang yang diasingkan/ menjadi sasaran para penindas seperti itu.”

“Dia tidak berhenti bertanya padaku mengapa orang tidak menyukai rambutnya.”

“Dia bertanya padaku apakah aku bisa mengubahnya agar orang-orang menyukainya. Dia bertanya padaku apakah dia bisa seperti kakaknya yang tidak memiliki rambut berwarna jahe.”

“Aku bisa merasakan hatiku hancur setiap kali dia bertanya padaku.”

“Anak laki-laki saya terlihat sangat sedih dan saya ingin memperbaikinya. Alasan saya mencoba mengumumkan hal ini kepada publik adalah karena saya tahu para pelaku intimidasi kejam ini adalah minoritas.”

“Saya ingin menunjukkan kepada anak saya bahwa ada lebih banyak kebaikan di dunia ini daripada keburukan.”

“Ada orang-orang baik hati dan penuh perhatian yang tidak menghakimi yang tidak akan pernah memilihnya. Saya meminta Anda semua untuk membagikan ini dan menunjukkan kepada anak saya betapa cantiknya dia.”

Saya ingin menunjukkan padanya hal-hal baik di dunia ini dengan kekuatan Facebook.

“Tidak boleh menindas seseorang karena warna rambutnya, tidak sekarang. Tidak selamanya. Terima kasih.” (yn)

Sumber: thoughtnova

Pria Alaska Tercatat Orang Pertama yang Meninggal Karena Virus Ini

EtIndonesia. Seorang pria menjadi orang pertama yang meninggal karena cacar Alaska (Alaskapox) , tapi apa virus langka itu?

Di Alaska, seorang pria lanjut usia dengan sistem kekebalan tubuh lemah menjadi orang pertama yang tercatat meninggal akibat virus cacar Alaska (Alaskapox) pada bulan Januari. Nama virus ini diambil dari nama negara bagian Amerika tempat virus tersebut ditemukan.

Departemen kesehatan negara bagian tersebut merilis buletin pada tanggal 9 Februari, yang menjelaskan bahwa pria yang tidak disebutkan namanya itu tinggal sendirian di kawasan hutan di Semenanjung Kenai dan merawat seekor kucing liar di rumahnya.

Mereka melaporkan bahwa pria tersebut sering dicakar oleh kucing liar, yang sedang berburu binatang kecil. Namun, kucing tersebut telah dites virus atau antibodinya – keduanya hasilnya negatif.

Para ahli masih belum mengetahui secara pasti di mana pria tersebut tertular virus, namun belum sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan adanya cakaran kucing.

Gejalanya dimulai pada pertengahan September 2023 setelah ia mengalami benjolan merah pada kulit di area ketiak kanannya.

Pria tersebut diberi resep antibiotik dan menjalani biopsi, namun rasa sakit di sekitar area tersebut terus meningkat dan ia mengalami kelelahan.

Dia dirawat di rumah sakit pada 17 November dan dipindahkan ke rumah sakit di Anchorage – kota terbesar di Alaska. Berbagai tes dilakukan ketika pria tersebut terus mengeluhkan nyeri terbakar yang parah.

Akhirnya, tes mengkonfirmasi bahwa penyakitnya konsisten dengan Alaskapox, namun menunjukkan bahwa penyakit tersebut berbeda dari kasus-kasus sebelumnya yang ditemukan di Fairbanks.

Tanda-tanda awal dari pengobatan menunjukkan kondisinya membaik, namun luka-lukanya tampaknya tidak kunjung sembuh, dan ia mengalami tanda-tanda malnutrisi, gagal ginjal akut, dan gagal napas.

Dia meninggal pada Januari 2024 dan diyakini sistem kekebalan tubuhnya yang lemah berkontribusi terhadap parahnya penyakitnya.

Hanya tujuh orang yang pernah dipastikan mengidap Alaskapox, semuanya sebelumnya berada di Fairbanks. Sampai saat ini belum ada seorang pun yang meninggal akibat virus tersebut, yang diketahui ditemukan pada tikus dan tikus punggung merah di Fairbanks.

Para ahli masih belum mengetahui secara pasti bagaimana virus ini menyebar dari mamalia kecil ke manusia, namun mereka yakin bahwa sumber potensialnya mungkin berasal dari kontak dengan hewan peliharaan yang pernah melakukan kontak dengan mamalia kecil. (yn)

Sumber: indy100

“GULA” Pembunuh dalam Senyap Paling Manis, Disukai Banyak Orang, Picu Berbagai Penyakit, Mengapa..?

0

Puluhan tahun lalu, seorang guru biokimia pernah menceritakan sebuah kisah tentang hantu. Ia mengatakan bahwa gula rafinasi atau gula kristal putih dalam makanan jauh lebih beracun daripada alkohol. Alkohol akan meresap ke otak, kemudian membuat Anda pusing, mata berkunang-kunang, membuat Anda seakan dibius. Pada saat itu, otak akan segera memberitahu Anda untuk berhenti mengonsumsi racun ini, dan akan merangsang mekanisme mual untuk memuntahkan racun-racun ini.Karakter alkohol itu berbeda dengan gula. Gula tidak meresap ke otak, tapi gula akan menipu otak, memberi tahu otak tubuh terasa nyaman, saat itu gula darah pun melonjak, dan segera memerintahkan untuk makan sepuasnya.

Penanak Nasi Berbahan Bakar Koran Terbukti Sangat Berharga Saat Gempa Bumi

EtIndonesia. Penanak nasi pintar yang dirancang untuk digunakan dengan gulungan koran sebagai sumber energinya sebagai pengganti gas atau listrik telah terbukti sangat berguna selama gempa bumi yang melanda Jepang baru-baru ini.

Tiger KMD-A100, alias ‘Tiger Kamado’ dulunya diejek oleh orang-orang yang tidak percaya pada premis bahwa Anda bisa memasak nasi yang lembut dan empuk hanya dengan beberapa halaman koran sebagai sumber listriknya. Namun masyarakat Jepang tidak main-main dalam hal beras, dan gempa bumi yang mengguncang Jepang pada tanggal 1 Januari membuktikan betapa efisien dan efektifnya Tiger Kamado.

Seorang pria Jepang dari Semenanjung Noto yang terkena dampak gempa baru-baru ini melalui X (Twitter) memuji penanak nasi yang dimarahi keluarganya karena dibelinya musim panas lalu, mengklaim bahwa penanak nasi tersebut memberi mereka semua makanan hangat pada saat gas dan listrik tidak tersedia.

Pria tersebut menulis bahwa dia sering tertarik pada produk-produk aneh, jadi ketika dia membaca tentang penanak nasi yang bisa memasak beberapa cangkir nasi hanya dengan beberapa halaman koran, dia tahu dia harus membelinya. Namun ketika Tiger KMD-A100 akhirnya tiba, keluarganya memarahinya karena membeli produk yang berat dan tidak berguna yang tidak berfungsi seperti yang diiklankan. Namun kesan mereka berubah drastis setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,6 melanda Semenanjung Noto pada tanggal 1 Januari.

“Keluarga saya berhenti memarahi saya,” kata pria tersebut, seraya menambahkan bahwa mereka termasuk di antara 20.000 orang yang tinggal di tempat penampungan sementara tanpa listrik. Tiger Kamado bekerja sebagaimana mestinya, menghasilkan nasi yang dimasak hampir sempurna untuk seluruh keluarga.

Postingan pria tersebut menjadi viral, dan kemanjuran penanak nasi tersebut dikonfirmasi oleh lusinan pengguna lain yang bersumpah demi Tiger Kamado selama instruksi dari pabriknya diikuti dengan benar. Ini dapat menampung antara 1 dan 5 cangkir beras dan memerlukan jumlah halaman koran tertentu tergantung pada jumlah beras yang dimasak.

Tiger KMD-A100 terdiri dari panci logam untuk tempat nasi dan kompartemen pembakaran dengan dua lubang besar di bawah panci. Pengguna harus terlebih dahulu melipat halaman koran dengan cara tertentu dan kemudian memasukkannya ke dalam kompor secara bergantian, pada interval tertentu untuk mendapatkan nasi yang matang sempurna. Betapapun anehnya penanak nasi bertenaga koran, jelas bahwa banyak pekerjaan dan pengujian yang dilakukan pada Tiger Kamado.

Untuk memasak tiga cangkir beras, Anda membutuhkan 9 halaman koran. Namun Anda tidak bisa begitu saja memasukkannya ke dalam kompartemen yang terbakar dan membakarnya. Pertama, Anda perlu melipat halaman secara diagonal, lalu menggulungnya menjadi bentuk silinder yang cukup tebal agar bisa masuk melalui kedua lubang. Menggulung kertas terlalu kencang rupanya memengaruhi cara kertas terbakar dan bisa menyebabkan nasi tidak matang dengan baik.

Setelah mememasukkan beras dan air ke dalam panci Tiger KMD-A100, masukkan salah satu halaman koran yang sudah digulung melalui salah satu dari dua lubang pembakar dan bakar. Segera setelah mulai gosong, Anda perlu menunggu 1,5 menit sebelum memasukkan halaman koran lain melalui lubang lainnya dan membakarnya. Setelah sembilan menit berlalu, turunkan interval antar halaman menjadi 1 menit. Jika Anda hanya memiliki satu halaman koran yang tergulung, tunggu 10 menit, lalu masukkan ke dalam kompor dan bakar. Tunggu lima menit lagi dan selesai.

Seperti yang dikonfirmasi oleh orang-orang di Gigazine, Tiger KMD-A100 menghasilkan nasi yang dimasak dengan sangat baik, mengingat kegunaannya untuk pemanas. Ini adalah barang bagus untuk dimiliki saat Anda bepergian, seperti saat berkemah, atau dalam situasi darurat ketika gas dan listrik tidak tersedia. Ini tersedia di toko online Tiger seharga #19,800 yen (sekitar Rp 2 juta). (yn)

Sumber: odditycentral

25 Selebriti Sastra dan Seni Terkemuka Meninggal Dunia di Tiongkok dalam Waktu Kurang dari 40 Hari

0

Shawn Jiang dan Olivia Li

Selama waktu kurang dari 40 hari sejak awal 2024, setidaknya 25 tokoh terkemuka di sektor seni dan budaya Tiongkok meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan. Sembilan orang berusia di bawah 60 tahun.

Di antara yang  meninggal dunia adalah Shi Yu, 53, editor senior Grup Surat Kabar Harian Henan; Cheng Xue Li, 51 tahun, ketua Asosiasi Penulis Kota Shijiazhuang; Wang Zhichao, mantan direktur Harbin Repertory Theatre; Zhao Fu, mantan ketua partai di Surat Kabar Harian Liaoning; Guo Jie, mantan wakil pemimpin redaksi dan ketua partai di Surat Kabar Harian Guangzhou; dan Shen Rong, seorang penulis wanita terkenal dan anggota Federasi Sastra dan Seni Beijing.

Kebanyakan dari mereka terlibat dalam produksi atau pertunjukan karya-karya partai komunis. Penulis dan penyusun skenario Liu Jianhua memproduksi film komunis yang memuji polisi Tiongkok, sementara penulis Zhu Yueyu memproduksi drama TV dengan topik yang sama. Fan Xiangyang ikut mendirikan situs web China Red Flag pada tahun 2012 dan menjadi pemimpin redaksi. Wang Zhichao telah menyutradarai banyak drama komunis, salah satunya diproduksi dan dipersembahkan secara khusus untuk peringatan 80 tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Lima Orang berusia 50-an

Shi Yu, editor senior Grup Surat Kabar Harian Henan, meninggal dunia di Zhengzhou pada 8 Februari pukul 53 karena sakit mendadak.

Ia juga menjabat sebagai pengajar master di Fakultas Jurnalisme dan Komunikasi Universitas Henan dan profesor tamu di Universitas Keuangan dan Ekonomi Guangdong.

Shi telah menerima penghargaan seperti “Jurnalis Luar Biasa Provinsi Henan” dan “Penghargaan Kontribusi Luar Biasa dari Sektor Berkala Provinsi” dari otoritas Tiongkok dan lebih dari 130 penghargaan di tingkat provinsi. Artikel-artikelnya telah diterbitkan ulang atau diarsipkan di Xinhua Digest, China Publishing Almanak, dan Jurnalisme dan Komunikasi.

Cheng Xue Li, presiden Asosiasi Penulis Kota Shijiazhuang dan seorang penulis terkenal, meninggal dunia pada 7 Februari di usia 51 tahun.

Seorang teman dekat Cheng mengungkapkan bahwa Cheng mengalami kecelakaan mobil pada 16 Januari dan menderita koma sejak saat itu, ia bergantung pada alat bantu pernapasan untuk menjaganya tetap hidup. Dia meninggal dunia setelah 20 hari.

Dia menulis beberapa karya merah yang memuji militer PKT dan dianugerahi gelar “Sepuluh Penulis Muda Terbaik” di Provinsi Hebei pada  2018.

Eric Cheng Kai-tai, seorang aktor Hong Kong, pembawa acara televisi, dan pembawa acara, dikirim ke rumah sakit  3 Februari dini hari karena diare dan kram kaki. Meskipun gejala awalnya menunjukkan bahwa penyakitnya hanya penyakit ringan, dia meninggal dunia pada malam yang sama di usia 56 tahun.

Penyanyi rock dan penulis lagu Xia Hui meninggal dunia secara mendadak pada 13 Januari di usia 50 tahun. Dia adalah juara kompetisi menyanyi di lima provinsi dan dinobatkan sebagai salah satu dari “Sepuluh Penyanyi Merah Terbaik Shenzhen” pada tahun 1996.

 Xia dan bandnya berpartisipasi dalam Gala Tahun Baru Imlek Industri Seni Pertunjukan Tiongkok pada tahun 2020 sebagai direktur musik.

Yan Jianping, anggota Asosiasi Penulis Provinsi Zhejiang, meninggal dunia karena sakit pada 20 Januari di usia 51 tahun.

Gang Yi, seorang penyanyi Tibet, meninggal dunia karena sakit pada 2 Januari di usia 50 tahun. Dia pernah bernyanyi di panggung China Central Television pada tahun-tahun awalnya.

Tiga Orang di Bawah 45 Tahun

Song Zhenxi, seorang kurator terkenal Tiongkok, meninggal dunia mendadak pada 5 Februari, pada usia 39 tahun, saat bepergian di Malaysia.  Song adalah seorang peneliti di Pusat Penelitian Budaya Pameran di Akademi Seni Tiongkok dan direktur Departemen Kuratorial di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kota Media di Akademi Seni Tiongkok.

Zhang Lan, mantan reporter Majalah Keuangan dan Caixin Media, meninggal dunia di Beijing pada 27 Januari pada usia 41 tahun setelah upaya medis gagal untuk menyelamatkannya. Dia terkenal karena melakukan wawancara lapangan setelah gempa bumi Sichuan tahun 2008.

Zhao Zheng, seorang tokoh media veteran, meninggal dunia di Beijing pada 19 Januari pada usia 44 tahun. Dia menderita serangan jantung pada  13 Januari sore dan dilarikan ke rumah sakit, di mana dia menerima perawatan darurat selama tujuh hari.

Pada awal karirnya, Zhao adalah kepala departemen di Beijing Times dan Legal Evening News. Dia kemudian mendirikan perusahaan medianya sendiri.