Home Blog Page 415

Aktor Russell Brand Mengungkapkan Bagaimana Imannya Telah Membantu Perjuangannya Mengatasi Kecanduan

ELIZABETH DOWELL

Aktor dan komedian Russell Brand telah berjuang melawan kecanduan narkoba.  Dia  bermain di beberapa film utamanya seperti St. Trinian’s, Penelope, Forgeting Sarah Marshall dan masih banyak lagi. Dia memuji Tuhan karena telah membantunya melewati masa-masa yang paling sulit.

Dia baru-baru diundang sebagai bintang tamu oleh Tucker Carlson dari Fox News di “Tucker Carlson Today” untuk membahas bagaimana dia menjadi pria seperti sekarang ini, menekankan bahwa iman adalah satu hal yang membuatnya bertahan. 

“Seperti banyakan orang yang putus asa, saya membutuhkan  spiritualitas,” lanjutnya.    “Saya membutuhkan Tuhan, atau saya tidak dapat meng atasinya di dunia ini. Saya harus percaya pada kebaikan dari orang-orang.”

“Saya perlu percaya bahwa ada aliansi baru, cara baru kita berkomunikasi, karena saya melihat sistem yang atrofi dan korup memberikan lebih banyak kesengsaraan kepada banyak orang, dan saya pikir semakin penting bagi kita untuk menemukan cara baru untuk memaknai percakapan dan melihat ke dalam hati kita ketika kita sedang berbicara.”

Mereka membahas kebutuhan akan perubahan, agar orang menilai sendiri niat mereka saat berinteraksi dengan orang lain, dan untuk mengatasi masalah yang menciptakan masalah bagi masyarakat dan memfasilitasi perubahan yang diperlukan. “Apakah kita  bersikap  baik?  Apakah  kita  sedang berbelas kasih? Apakah kita menjadi yang terbaik yang kita bisa? Atas nama siapa kita berbicara? Dan apa niat saya, dari waktu ke waktu? Apakah saya melakukan ini untuk pemuliaan diri sendiri? Apakah saya melakukan ini karena saya memiliki kewajiban untuk mengguncang platform tempat saya berada? Atau apakah saya melakukan ini karena saya benar-benar percaya bahwa dunia

yang lebih baik itu mungkin dan dunia itu lahir secara individual di dalam diri kita masing-masing, dari waktu ke waktu? Dan itu mungkin untuk berubah?”

“Saya benar-benar percaya pada perubahan,” katanya.

Mereka optimis tentang masa depan dan berusaha menemukan titik temu di antara perbedaan kita.

“Saya optimis tentang negara Anda, dan saya optimis tentang negara saya, dan saya optimis tentang dunia,” katanya. “Tapi saya pikir harga dari optimisme itu adalah tingkat alasan tertentu dan penerimaan bahwa banyak orang melihat dunia dengan sangat, sangat, berbeda.”

Russell Brand berusia 47 tahun itu memberi tahu Carlson bahwa dia menemani orang lain yang pulih demi “kesehatan” -nya sendiri, “kesejahteraan spiritual”, dan pertumbuhan dari masanya sebagai pecandu narkoba hingga sekarang, fokus pada filosofi perbaikan diri, kebaikan, dan penerimaan orang lain dan pendapat mereka.

“Di satu sisi, saya tetap terhubung dengan kondisi asal saya. Saya seorang pecandu alkohol dan narkoba yang sedang dalam masa pemulihan… dan itu artinya, ke mana pun saya pergi, saya harus menghabiskan waktu di antara orang lain yang dalam pemulihan untuk kesehatan saya sendiri, untuk kesejahteraan spiritual saya sendiri,” katanya.

“Sebisa  mungkin  saya  menikmati  perasaan hak istimewa dan kemewahan … saya ingat apa itu kenyataan. Saya ingat bahwa kesehatan saya bergantung pada hubungan spiritual, pada nilai dan prinsip tertentu, dan itu melibatkan pengorbanan

dan pemeriksaan diri tentang perilaku dan perilaku saya sendiri, yang seringkali gagal, dan saya sedang berusaha untuk memperbaiki diri saya sendiri,” tambahnya.

Russell Brand mengkritik industri farmasi dan sains modern karena berkontribusi terhadap ketergantungan obat dan menawarkan obat-obatan yang diduga berbahaya untuk mendapatkan keuntungan, mengaitkan kiasan bahwa perusahaan memiliki otoritas lebih dari pemerintah itu sendiri dan keduanya menggunakan pandemi COVID-19 untuk “secara oportunistik” meningkatkan regu- lasi dan kontrol atas orang lain.

“Saya pikir COVID memberikan lensa kepada kita, yang melaluinya kita dapat meneliti mesin kekuasaan dan bagaimana niat dan agenda kekuasaan dapat dimainkan, bersatu dan berkonspirasi ketika krisis terjadi,” katanya.

Russell Brand juga berbicara panjang lebar tentang transformasinya sebagai pemikir bebas, dan kemarahan yang terjadi setelah wawancara selama satu dekade dengan jurnalis Inggris, Jeremy Paxman, di mana dia mengklaim “pembentukan liberal” merupakan serangan yang menjatuhkannya.

“Saya merasa cukup berkomitmen dengan apa yang saya lakukan sekarang. Saya tidak pernah merasa sejalan dengan keyakinan dan prinsip saya seperti yang saya lakukan sekarang… Saya percaya pada kebenaran dan kebebasan serta kemampuan untuk mengekspresikan diri,” katanya.

Desember lalu, Russell Brand merayakan 20 tahun ketenangan dan kebebasan dari kecanduan. 

“Karena apa yang telah diajarkan dan diperlihatkan kepada saya adalah bahwa tidak mungkin bagi orang seperti saya untuk tidak minum dan menggunakan narkoba kecuali saya mendapat dukungan berkelanjutan yang cukup dari orang-orang yang mengerti bagaimana rasanya merasakan narkoba atau alkohol, atau, Anda tahu, perilaku tertentu diperlukan agar merasa baik-baik saja,” katanya. (awp) 

Lee Min Ho Dianugerahi Bintang Hallyu Favorit No. 1 di Dunia 5 Tahun Berturut-turut

0

LE HUIXUAN

Pada 10 Maret lalu, Badan Promosi Pertukaran Budaya Korea dan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata bersama- sama merilis “Laporan Survei Fakta Hallyu Global 2023”. Menurut hasil Hallyu Star Ranking (baseline 2022), aktor Lee Min Ho menduduki peringkat pertama aktor Korea favorit dunia selama 5 tahun berturut-turut.

Laporan Survei Fakta Hallyu Global 2023 ditujukan untuk konsumen Hallyu di luar negeri guna memahami pemahaman konsumen konten Hallyu di  berbagai  negara, tren pola konsumsi, dan tingkat difusi konten Hallyu sebagai indikator objektif. Sebanyak 25.000 konsumen berusia 15 hingga 59 tahun yang telah merasakan budaya Korea dari 26 negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Tiongkok, Indonesia, dan Jepang, berpartisipasi dalam survei tersebut.

Dalam “Peringkat Bintang Hallyu Favorit”, 9,1% konsumen memilih Lee Min Ho, Gong Yoo menyumbang 2,7%, Hyun Bin menyumbang 2,4%, Song Hye Kyo dan Lee Jong Suk masing-masing menyumbang 2,0% dan 1,5.

Dari 2018 hingga 2022, Lee Min Ho telah menempati urutan teratas sebagai bintang Hallyu favorit dunia. Dia menjadi bintang Hallyu dengan drama “Boys Over Flowers”, dan kemudian membintangi “The Heirs”, “Legend of the Blue Ocean”, “The King: Eternal Monarch”, “Pachinko”, dan banyak karya lainnya. Karya-karyanya sangat dicintai oleh penonton di luar negeri. Secara khusus, “Pachinko” telah menerima pengakuan universal di seluruh dunia, dan popularitas internasional Lee Min Ho juga meningkat secara signifikan melalui drama ini.

Tidak hanya itu, popularitas global Lee Min Ho juga telah diverifikasi di media sosial. Dia memiliki lebih dari 99 juta pengikut di Instagram, YouTube, Facebook, dan media sosial lainnya, menempati peringkat pertama di antara aktor Korea. Lee Min Ho saat ini sedang syuting “Pachinko” season kedua di Toronto, Kanada. (zzr)

Perdagangan Satwa Liar yang Terorganisir dan Masif

0

AMELIA WULAN

Indonesia merupakan negara dengan memiliki kekayaan alam yang luar biasa termasuk satwanya yang khas. Namun sayang beberapa satwa khas tersebut mengalami kepunahan atau yang rentan punah. Hal ini bisa dikarenakan ekosistem yang dirusak, pemburuan liar  yang tak kalah ganasnya adalah perdagangan satwa.

Asia adalah pusat perdagangan beragam satwa liar yang dilindungi secara global sebagai sumber, jalur transit, dan pasar penjualan satwa liar yang terancam punah dan bernilai tinggi. Menurut International Enforcement Agency, tindak  kejahatan ini pasalnya berada di peringkat keempat sebagai kejahatan transnasional terorganisir, setelah perdagangan narkotika, perdagangan manusia, dan perdagangan senjata. Indonesia masih menjadi salah satu negara tertinggi dalam hal perdagangan satwa liar. Beberapa pasar ekspor utama  antara lain adalah Eropa, Amerika Serikat, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam  buku  Potret  Perdagangan  Satwa  Liar di Indonesia (2016) yang ditulis Arief Santosa dan kawan kawan, menyebutkan bahwa perputaran uang terhadap perdagangan ilegal satwa liar di pasar gelap diperkirakan mencapai nilai AS $ 7,8 – 19 miliar setiap tahunnya. 

Pemerintahan Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam menyatakan bahwa nilai kerugian Negara akibat tindak kejahatan ini mencapai lebih dari 9 triliun per tahun (PHKA, 2009). Bisnis jutaan dolar ini mengancam keberlangsungan kehidupan satwa panji seperti harimau, gajah, semua jenis badak, dan satwa lain yang memiliki fungsi kunci bagi ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Penyebab utama maraknya perdagangan satwa dilindungi adalah  masih  tingginya  permintaan dari masyarakat akan konsumsi satwa liar, baik yang masih hidup maupun bagian tubuhnya.  Tidak dapat dipungkiri bahwa kepercayaan memelihara satwa liar atau mengonsumsi bagian tubuh satwa liar, baik dimakan, mengoleksi, atau pun menjadikannya pajangan masih dianggap sebagai sesuatu yang dapat dibanggakan dan menjadi bagian dari gaya hidup berkelas. 

Bagian tubuh satwa liar juga banyak dipercaya sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, padahal tidak terbukti secara klinis. Tidak hanya itu, permintaan bagian tubuh satwa juga kerap muncul untuk kebutuhan hal-hal magis dan berkaitan dengan ilmu hitam.

Penyelundupan satwa yang dilindungi disinyalir tersistematisasi yang melibatkan pihak-pihak berwenang  dan  merugikan  negara  hingga   angka miliaran rupiah.  Seperti  yang  dikemukakan oleh Singky Soewadji,  Koordinator  Aliansi  Pecinta Satwa  Liar  Indonesia  (APECSI)  dan  Pemerhati Satwa Liar, saat wawancara dengan koran The Epoch times.

“Jika Anda mendengar soal perdagangan satwa itu sebenarnya masih belum seberapa. Namun coba perhatikan, ada perdagangan liar yang lebih besar. Anda tahu kan komodo satwa khas Indonesia, lalu koala satwa khas Australia dan panda satwa khas Tiongkok. Pada 6 -7 tahun lalu Indonesia meminjam sepasang Panda dari Tiongkok untuk 10 tahun diletakkan di Taman Safari,” ujarnya.

“Proses peminjaman tersebut memakan waktu 4 tahun. Biaya peminjaman untuk 10 tahun itu kita harus membayar kepada pihak Tiongkok sebesar 150 miliar rupiah. Selama proses kita juga perlu menyiapkan tempat yang cocok dengan panda tersebut, menghabiskan dana kurang lebih sebesar 100 miliar. Sekarang Anda bandingkan dengan komodo yang saat ini juga ada di beberapa kebun binatang di beberapa kota besar di dunia. Bagaimana prosesnya? Apakah sama dengan panda tersebut? Yang tentunya tanpa izin resmi dari negera tidak bisa dilaksanakan,” katanya.

Singky juga menyoroti pertukaran satwa antar lembaga konservasi baik dalam maupun luar negeri, “Satwa yang dipertukarkan antar lembaga konservasi baik dalam dan luar negeri tanpa izin kementerian KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) tentu tidak dapat dilakukan. Seperti 5 atau 6 tahun yang lalu Taman Safari me ngirim gajah ke Australia. Atau kebun binatang Surabaya yang grade C dimana aturannya tidak boleh melakukan pertukaran satwa. Tapi kemudian kebun binatang Surabaya over populasi, lalu bagaimana? Maka saya katakan terjadinya pertukaran satwa terjadi merupakan pelanggaran aturan yang dilakukan oleh lembaga konservasi dibantu oleh instansi terkait.”

Sanksi hukum

Meskipun sudah ada Undang-Undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (UU KSDAHE), tetapi pada kenyataanya tetap saja masih banyak satwa dilindungi yang di- tangkap, dibunuh, dipelihara (tanpa izin), dikem- bangbiakkan dan bahkan diperjualbelikan. Hal ini sudah sangat jelas merupakan kegiatan melanggar hukum yang dapat mengakibatkan kepunahan pada satwa-satwa tertentu, sehingga harus segera ditindaklanjuti.

Di dalam UU KSDAHE sudah tercantum peraturan secara tegas mengenai sanksi pidana terkait dengan perdagangan satwa ilegal. Ketentuan sanksi pidana perdagangan satwa ilegal tersebut dapat di- lihat pada undang-undang dalam BAB XII tentang Ketentuan Pidana yang terdapat pada Pasal 40 UU KSDAHE. Dalam pasal 40 Ayat (2) UU KSDAHE disebutkan bahwa hukuman pidana bagi pihak-pihak yang memperjualbelikan satwa dilindungi secara ilegal dijatuhi hukuman kurungan penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak 100 juta rupiah. Sanksi tersebut cukup untuk memberikan efek jera bagi para pelanggar hukum  khususnya para pedagang dan pemburu liar.

Kasus perdagangan satwa ilegal merupakan kejahatan yang hanya bisa diselesaikan dengan pendekatan-pendekatan strategis karena kasus perdagangan satwa ilegal merupakan kejahatan yang terindikasi. Artinya, meskipun perdagangan ilegal tersebut terlihat jelas di depan mata, akan tetapi tidak mudah untuk menjerat dan memberikan sanksi hukuman kepada pedagang karena terlalu banyak yang berjualan baik itu secara langsung ataupun melalui pasar online.

Elon Musk: Anak-anak Disuapi Propaganda Transgender oleh Orang Dewasa

0

Samantha Flom

Pendiri Tesla dan CEO Twitter, Elon Musk mengkritik gagasan mengizinkan anak di bawah umur menjalani prosedur transisi gender pada 16 Maret, berpendapat bahwa anak-anak disuapi “propaganda” untuk meyakinkan mereka menjalani perawatan “berat” semacam itu.

Pengungkapan pendapat Musk tentang masalah ini muncul sebagai tanggapan atas video yang diunggah ke Twitter pada 9 Maret dari Letnan Gubernur Minnesota, Penny Flanagan, dari Partai Demokrat, mempromosikan prosedur seperti “perawatan kesehatan yang menguatkan dan menyelamatkan jiwa.”

“Ketika anak-anak kita memberitahu kita siapa mereka, tugas kita sebagai orang dewasa adalah mendengarkan dan mempercayai mereka,” kata Flanagan. “Itulah artinya menjadi orang tua yang baik.”

Tidak setuju dengan penilaian itu, Musk menjawab pada Kamis (16/3): “Tidak ketika mereka diberi propaganda oleh orang dewasa. Selain itu, setiap anak mengalami krisis identitas sebelum kepribadian/identitasnya terbentuk. Oleh karena itu, kita tidak boleh membiarkan pembiaran yang parah dan tidak dapat diubah atau mensterilkan gaya hidup yang mungkin mereka sesali hingga setidaknya usia 18 tahun.”

Komentar Flanagan dibuat pada konferensi pers 8 Maret, di mana Gubernur Minnesota, Tim Walz menandatangani perintah eksekutif yang mendukung perawatan untuk menegaskan gender di negara bagiannya.

tersebut mengarahkan lembaga negara untuk berkoordinasi guna “melindungi orang atau entitas yang menyediakan, membantu, mencari, atau memperoleh” layanan kesehatan yang menegaskan gender, termasuk “semua layanan medis, bedah, konseling, atau rujukan, termasuk layanan telehealth” yang mungkin dilakukan individu yang berusaha untuk menegaskan identitas gender mereka.

Arahan tersebut melarang negara untuk membantu penyelidikan penegakan hukum negara bagian lain terhadap individu yang mencari layanan tersebut sementara juga menginstruksikan lembaga negara untuk menyelidiki dan mengambil “tindakan administratif” terhadap “praktik yang tidak adil atau menipu” terkait dengan perawatan yang menegaskan gender.

Saat negara bagian di seluruh negeri bergerak untuk melarang akses ke perawatan yang menegaskan gender, kami ingin LGBTQ di Minnesota mengetahui bahwa mereka akan terus aman, terlindungi, dan diterima di Minnesota,” kata Walz dalam sebuah pernyataan. “Di Minnesota, Anda tidak akan dihukum karena mencari atau memberikan perawatan medis. Perintah Eksekutif ini memberikan tindakan mendesak yang layak diterima oleh LGBTQ Minnesota.”

Perintah eksekutif bertepatan dengan dorongan nasional baru-baru ini untuk mengizinkan anak di bawah umur yang terluka oleh profesional perawatan kesehatan yang melakukan prosedur transisi gender pada mereka untuk menuntut malpraktik medis.

Di Arkansas, Gubernur dari Partai Republik, Sarah Huckabee Sanders menandatangani undang-undang yang berlaku pada Senin (13/3), memberikan anak di bawah umur hingga 15 tahun setelah mereka berusia 18 tahun untuk mengajukan gugatan.

Undang-undang serupa diperkenalkan tahun lalu di Senat AS oleh Senator Tom Cotton (R-Ark.) dan di DPR oleh Rep. Mar- jorie Taylor Greene (R-Ga.), meskipun tidak ada RUU yang diajukan untuk pemungutan suara.

Sementara itu, beberapa mantan transgender, seperti Chloe Cole, sudah mulai mencari jalur hukum.

“Orang dewasa yang seharusnya menjaga dan membimbing saya sebagai seorang anak gagal melakukannya dan mereka akan bertanggung jawab untuk itu,” kata Cole kepada The Epoch Times pada November setelah mengajukan tuntutan hukum terhadap Kaiser Permanente. “Orang tua saya menjual kebohongan, sama seperti saya.”

Cole diberi resep penghambat pubertas dan hormon lintas jenis kelamin dan payudaranya diangkat pada usia 15 tahun oleh profesional medis Kaiser Permanente. Sekarang ia berusia 18 tahun, dan baru- baru ini mendirikan grup Detrans United untuk mendukung “detransitioner” lain seperti dirinya, yang ingin membalikkan prosedur yang dilakukan pada mereka.

“Kehidupan remaja saya telah menjadi puncak dari rasa sakit yang luar biasa, penyesalan, dan yang terpenting, ketidakadilan,” kata Cole dalam pernyataan pada 10 November lalu. “Yang lebih buruk adalah, saya tidak sendirian dalam rasa sakit saya. Saya akan memastikan bahwa darah dan air mata para detransisi seperti saya tidak akan sia-sia. Tidak mungkin bagi saya untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang, tetapi saya akan (memastikan) tidak ada anak yang akan dirugikan di tangan para pembohong dan pemutilasi ini.” (zzr)

Aksi Protes Membara Menolak Reformasi Pensiun Pecah di Prancis, Aparat Bersiap Menghadapi Kekerasan

The Associated Press

Aksi protes dan pemogokan menentang reformasi pensiun kembali terjadi di Perancis pada Selasa 28 Maret, dengan ribuan orang turun ke jalan, Menara Eiffel ditutup, dan polisi meningkatkan keamanan di tengah-tengah peringatan pemerintah bahwa para demonstran radikal berniat “merusak, melukai, dan membunuh.”

Kekhawatiran akan terjadinya kekerasan dalam demonstrasi besar tersebut mendorong Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin  mengerahkan 13.000 petugas yang belum pernah terjadi sebelumnya, hampir separuhnya terkonsentrasi di ibukota Prancis.

Setelah berbulan-bulan bergejolak, jalan keluar dari badai protes yang dipicu oleh perubahan Presiden Emmanuel Macron terhadap sistem pensiun Prancis tampak jauh dari harapan. Meskipun serikat pekerja baru meminta agar pemerintah menghentikan sementara upaya yang diperdebatkan dengan sengit untuk menaikkan usia pensiun resmi Prancis dari 62 menjadi 64 tahun, Macron tampaknya tetap bersikukuh pada kebijakan tersebut.

Pemimpin Prancis ini sebelumnya menggunakan kekuatan konstitusional khusus untuk memaksakan reformasi tersebut kepada para legislator tanpa memberikan mereka kesempatan untuk memilih. Langkahnya bulan ini semakin memicu gerakan protes. Aksi kekerasan telah berkobar dan ribuan ton sampah busuk menumpuk di jalan-jalan Paris karena para pekerja kebersihan melakukan pemogokan.

Situs web Menara Eiffel mengumumkan bahwa para pemogok kerja telah menutup objek wisata yang terkenal di dunia tersebut. Museum Louvre juga mengalami pemogokan yang sama pada Senin 27 Maret.

“Semua orang semakin marah,” kata Clement Saild, seorang penumpang kereta api di stasiun kereta api Gare de Lyon di Paris, di mana rel kereta api untuk sementara diserbu dan diblokir pada Selasa oleh para pekerja yang berunjuk rasa.

Ia mengatakan dirinya mendukung pemogokan tersebut meskipun berdampak pada transportasi dan layanan lainnya.

“Saya berusia 26 tahun, dan saya bertanya-tanya apakah saya akan pensiun,” katanya.

Penumpang lainnya, Helene Cogan, 70 tahun, mengatakan: “Orang-orang Prancis keras kepala dan keadaan semakin tidak terkendali.”

Gelombang aksi protes pada  Selasa 28 Maret menandai yang ke-10 kalinya sejak Januari ketika serikat pekerja menyerukan para pekerja untuk mogok kerja dan para demonstran membanjiri jalan-jalan di negara tersebut untuk menentang perubahan pensiun Macron, yang merupakan prioritas utama dari masa jabatan keduanya sebagai presiden.

Pemerintah Macron berargumen bahwa sistem pensiun Prancis akan mengalami defisit tanpa reformasi, karena tingkat kelahiran  rendah dan harapan hidup yang lebih panjang di banyak negara kaya. Para penentang Macron mengatakan bahwa dana tambahan untuk pensiun dapat berasal dari sumber-sumber lain, tanpa harus membuat para pekerja pensiun nantinya.

Demonstrasi berlangsung damai pada Selasa pagi, dengan kerumunan besar di beberapa kota. Namun polisi melaporkan dilempari benda-benda dan membalas dengan gas air mata untuk membubarkan para demonstran di kota barat Nantes dan bersiap-siap menghadapi kekerasan di tempat lain.

Menteri Dalam Negeri Prancis mengatakan lebih dari 1.000 pengacau “radikal”, beberapa dari luar negeri, dapat bergabung dalam demonstrasi di Paris dan kota-kota lain.

“Mereka datang untuk menghancurkan, melukai dan membunuh polisi dan Gendarmeri Nasional (Polisi Militer). Tujuan mereka tidak ada hubungannya dengan reformasi pensiun. Tujuan mereka adalah untuk mengacaukan lembaga-lembaga republik kita dan membawa darah dan api ke Prancis,” kata menteri pada Senin dalam merinci kepolisian.

Beberapa pengunjuk rasa, pegiat hak asasi manusia, dan lawan-lawan politik Macron menuduh  polisi telah menggunakan kekuatan yang berlebihan terhadap para demonstran. Sebuah badan pengawas polisi sedang menyelidiki beberapa klaim kesalahan yang dilakukan oleh para petugas.

Para pekerja kereta api yang mogok di luar Gare de Lyon berbaris di belakang spanduk yang menuduh: “Polisi memutilasi. Kami tidak memaafkan!”

Lucie Henry, seorang pengunjuk rasa berusia 36 tahun, mengatakan bahwa dengan melangkahi parlemen untuk memaksakan reformasinya, Macron “telah membakar semua orang.”

“Apa yang menambah bahan bakar ke dalam api adalah perilaku pemerintah, khususnya kekerasan polisi,” katanya.

Para penentang Macron mendesaknya untuk mendinginkan suasana dengan mundur. Pemimpin serikat pekerja Laurent Berger pada  Selasa memohon jeda dalam menerapkan reformasi pensiun dan untuk mediasi.

“Jika kita ingin menghindari ketegangan – dan saya ingin menghindarinya – apa yang diusulkan oleh serikat pekerja adalah sebuah isyarat untuk menenangkan keadaan,” katanya. “Ini harus diterima.”

Namun juru bicara pemerintah Olivier Veran mengatakan bahwa mediasi tidak diperlukan agar serikat pekerja dan pemerintah dapat berbicara satu sama lain.

Putaran protes terbaru mendorong Macron untuk menunda kunjungan kenegaraan yang direncanakan minggu ini oleh Raja Charles III.

Namun, Veran bersikeras bahwa Prancis tetap menjadi tempat yang ramah bagi semua pengunjung non-kerajaan.

“Hidup terus berjalan,” katanya.

oleh Nicolas Garriga dan John Leicester

Indonesia Dicoret FIFA dari Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Erick Thohir : Saya Sudah Berjuang Maksimal

0

ETIndonesia- Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi mencoret Indonesia selaku  tuan rumah Piala Dunia U-20. Oleh karena itu, Ketua umum  Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menyatakan sudah berjuang maksimal.

“Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu,” ujar Erick Thohir dari Doha, Qatar dikutip dari situs PSSI, Rabu (29/3/2023).

Ia menemui Presiden FIFA, Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3).  Meski demikian, posisi Indonesia yang menjadi salah satu anggotanya, menurut Erick harus tunduk pada kewenangan dan keputusan yang mencopot Indonesia selaku tuan rumah.

Ia menambahkan, keputusan yang merupakan kewenangan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa ditolak lagi.

Erick  menyatakan harus mengambil hikmah dari insiden yang melanda dunia sepak bola Indonesia di mata dunia.

“Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepakbola tetap berkepala tegak atas keputusan berat FIFA ini. Sebab saya berpendirian, karena itu, ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepak bola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi,”katanya.

Pencopotan Indonesia selaku tuan rumah Piala Dunia U-20 bersamaan dengan penolakan sejumlah pihak atas keikutsertaan Israel dalam ajang tersebut. Hingga kemudian, FIFA pada akhirnya membatalkan drawing Piala Dunia U20 yang sebelumnya direncanakan digelar di Bali. (asr)

Negara-Negara Asia Tenggara Ragu dengan ‘OBOR’ nya Xi Jinping, Takut Digiring Masuk Perangkap Utang

0

oleh Lan Caixiang

Kini negara-negara Asia Tenggara semakin ragu terhadap investasi yang diberikan Tiongkok lewat inisiatif Sabuk dan Jalan (One Belt One Road. OBOR) yang digalakkan Xi Jinping. Beberapa waktu lalu, pakar ekonomi merilis sebuah laporan yang menyebutkan bahwa negara-negara Asia Tenggara ini takut dengan investasi yang dapat menggiring negara masuk dalam perangkap utang Tiongkok.

Jelang 10 tahun berjalannya Inisiatif OBOR, ekonom Maybank Malaysia merilis sebuah laporan yang memperkirakan, pemulihan ekonomi di era pasca-epidemi ini tidak akan sebesar yang diharapkan.

Laporan itu menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok akan meningkatkan upayanya dalam  membangun infrastruktur utama dan menciptakan investasinya di Asia Tenggara, tetapi ekonom di Maybank memperingatkan bahwa hal-hal yang tidak menguntungkan negara penerima investasi dari proyek OBOR secara bertahap muncul.

Negara-negara Asia Tenggara menjadi semakin ragu-ragu untuk menerima bantuan keuangan dari pemerintah Tiongkok, karena mereka lebih khawatir dengan membuka kesempatan bagi PKT untuk meningkatkan ekspansi kekuatan dan pengaruhnya di Asia Tenggara.

Pada Februari tahun ini, survei think tank Singapura menunjukkan bahwa 64,5% responden di negara-negara Asia Tenggara, terutama Vietnam, Thailand, dan Filipina, semakin khawatir dengan ekspansi kekuatan PKT di negara mereka.

Laporan tersebut juga menyinggung soal adanya sengketa wilayah pemerintah Tiongkok dengan beberapa negara Asia Tenggara. Sehingga Vietnam sekarang bersikap “Sedapat mungkin hindari berurusan dengan Tiongkok” ketika ditanya tentang proyek OBOR. Ini merupakan “alasan krusial” yang efek menghambatnya tidak kecil.

Di negara-negara seperti Kamboja dan Laos, rakyat protes karena banyak desa dan kota terpencil dihancurkan secara paksa demi proyek OBOR.

Selain itu, kenaikan suku bunga yang tinggi dan kenaikan inflasi telah menjerumuskan banyak negara Asia Tenggara ke dalam krisis utang yang lebih parah, yang dapat membahayakan investasi Tiongkok di wilayah tersebut.

Data menunjukkan bahwa 5% dari negara-negara yang menerima pinjaman luar negeri dari pemerintah Tiongkok pada tahun 2010 telah mengalami kesulitan keuangan. Saat ini proporsi ini telah mencapai hampir 60%. Ambil contoh Laos, hanya utang publik dan jaminan publik negara itu kepada Tiongkok saja telah mencapai 27,8% dari PDB Laos tahun 2021.

Su Yue, seorang analis senior dari Economist Intelligence Agency, menunjukkan bahwa lingkungan geopolitik yang memburuk saat ini telah membuat otoritas Beijing mulai mempertimbangkan untuk menghindari risiko, sehingga investasi terhadap proyek OBOR mereka di Asia Tenggara diperkirakan tidak akan mencapai skala sebelum epidemi.

Selain itu, beberapa peneliti di Johns Hopkins School of Advanced International Studies di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa banyak negara Afrika telah terperangkap dalam  utang proyek OBOR yang sulit mereka lunasi.

Menurut “Inisiatif Penangguhan Utang” yang dibentuk oleh Kelompok 20 (G20) karena pandemi, bahwa hanya kedua bank ini, yakni Bank Ekspor-Impor Tiongkok dan Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Tiongkok, telah mengurangi utang dari 16 negara Afrika yang jumlahnya mencapai lebih dari USD. 1,3 miliar.

Dari data yang terkumpul oleh Johns Hopkins School of Advanced International Studies, kita dapat mengetahui bahwa pemerintah Tiongkok telah membebaskan utang Zimbabwe sebesar USD.110 juta, utang Maladewa sebesar USD.25 juta, dan utang Kenya sebesar USD.378 juta. (sin)

DPR AS Loloskan Rancangan Undang-Undang Pertama di AS untuk Menghukum Pengambilan Organ Secara Paksa PKT

Eva Fu

The House of Representatives  atau Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada  27 Maret dengan suara  besar meloloskan rancangan undang-undang untuk menghukum partai komunis Tiongkok atas pengambilan organ secara paksa dari para tahanan hati nurani. Hal demikian menandai langkah legislatif nonsimbolis yang pertama di Amerika Serikat untuk melawan kekejaman tersebut.

H.R. 1154, yang dijuluki sebagai Stop Forced Organ Harvesting Act of 2023 atau Undang-Undang Penghentian Pengambilan Organ Paksa Tahun 2023, disahkan dengan suara 413-2. 

Undang-undang ini akan memberikan sanksi kepada siapa pun yang terlibat dalam tindakan tersebut dan mewajibkan pelaporan tahunan oleh pemerintah mengenai kegiatan-kegiatan semacam itu yang terjadi di luar negeri. 

Anggota kongres AS Tom Cotton (R-Ark.) dan Chris Coons (D-Del.) termasuk di antara lebih dari puluhan anggota parlemen yang memimpin versi pendamping undang-undang tersebut di Senat.

Anggota Kongres AS, Chris Smith (R-N.J.), sponsor utama RUU tersebut, meminta perhatian pada hukuman dalam RUU tersebut bagi mereka yang terbukti terlibat dalam pengambilan organ secara paksa: hukuman perdata hingga $ 250.000 dan hukuman pidana hingga $1 juta dan kurungan 20 tahun penjara.

Anggota Kongres AS Chris Smith (R-N.J.) di Forum Kebijakan tentang Pengadaan Organ dan Eksekusi Ekstrayudisial di Tiongkok di Capitol Hill pada tanggal 10 Maret 2020. (Samira Bouaou / The Epoch Times)

“Ini benar-benar serius. Kami tidak bercanda,” kata Smith kepada The Epoch Times menjelang pemungutan suara. 

“Ini adalah kekejaman, ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, dan ini adalah kejahatan perang, karena ini adalah perang terhadap orang-orang yang tidak bersalah di Tiongkok, dan [pemimpin Tiongkok] Xi Jinping secara langsung bertanggung jawab. Mereka yang secara sukarela terlibat dalam hal ini akan bertanggung jawab,” ujarnya. 

Di Gedung DPR AS, anggota kongre Susan Wild (D-Pa.) menyoroti persyaratan pelaporan tahunan dalam RUU tersebut, yang menurutnya akan memastikan bahwa Amerika Serikat membuat “penilaian yang tepat mengenai besarnya dan prevalensi masalah ini.”

“Mengingat genosida yang sedang berlangsung, kita tidak bisa percaya begitu saja pada kata-kata Beijing tentang apa yang sedang dan tidak dilakukannya. Kita perlu menyelidiki dan kita perlu memverifikasi,” tegasnya.

“Kita tidak boleh berpaling dari ketidakadilan dan penindasan di mana pun itu terjadi,” ujarnya. 

Kenangan yang Menghantui

Berita pengesahan RUU tersebut sangat menggembirakan bagi banyak penyintas penganiayaan rezim yang telah melarikan diri ke Amerika Serikat untuk mencari perlindungan, seperti dalam kasus Han Yu, seorang pengikut Falun Gong. Praktisi dari disiplin spiritual in disebut sebagai korban utama dari perdagangan organ tubuh ilegal rezim.

Latihan spiritual, yang mencakup ajaran moral berdasarkan prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar, bersama dengan lima latihan meditasi, meraih popularitas secara signifikan untuk manfaat kesehatan dan moral di Tiongkok pada tahun 1990-an, yang akhirnya mengundang sekitar 70 juta hingga 100 juta praktisi pada akhir dekade tersebut.

Praktisi Falun Gong di Wina, Austria, menggelar demonstrasi pengambilan organ praktisi yang dipenjara di Tiongkok selama protes terhadap impor organ manusia dari Tiongkok ke Austria, pada 1 Oktober 2018. (Joe Klamar/AFP via Getty Images)

Melihat popularitas ini sebagai ancaman terhadap kekuasaannya, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memulai kampanye pemberantasan pada 1999, yang mengakibatkan jutaan pengikutnya ditahan dan jumlah kematian yang tidak diketahui akibat kerja paksa, penyiksaan, dan pelanggaran lainnya selama 23 tahun terakhir.

Pada 2019, sebuah pengadilan independen di London menyimpulkan, setelah penyelidikan selama setahun, bahwa pengambilan organ secara paksa telah terjadi di Tiongkok selama bertahun-tahun “dalam skala signifikan,” dengan praktisi Falun Gong yang ditahan sebagai sumber utama pengambilan organ. Keputusan akhir yang dirilis pada Maret 2020 dan mencakup 300 halaman kesaksian saksi dan bukti-bukti yang diajukan, menemukan “tidak ada bukti bahwa praktik tersebut telah dihentikan.”

Berasal dari Beijing, Han berusia 19 tahun ketika ia kehilangan ayahnya karena penganiayaan pada tahun 2004, dua tahun sebelum laporan pertama tentang industri perdagangan organ tubuh yang dilakukan secara diam-diam oleh rezim. Lebih dari satu dekade berlalu sebelum masalah ini diketahui secara luas.

Han Yu pada rapat umum Falun Gong di United Nations Plaza pada 24 September 2019. (Eva Fu/The Epoch Times)

Bayangan terakhir yang ia miliki tentang ayahnya, Han Junqing – yang meninggal hanya sedikit lebih dari dua bulan setelah ditangkap karena berlatih Falun Gong – masih menghantuinya hingga hari ini.

Nafas Han Yu menjadi lebih berat ketika dia menceritakan kenangan dari hampir dua dekade yang lalu. Dengan tubuh yang kurus, wajah memar kehijauan dan ungu, tubuh ayahnya terbaring kaku di sebuah ruang forensik yang dikelilingi oleh puluhan petugas berseragam.

Ada semacam  yang hilang dari bawah mata kiri pria itu. Sebuah sayatan pisau panjang, yang dijahit dengan benang hitam, menjulur ke bawah dari tenggorokannya. Polisi memaksanya keluar ketika ia mencoba membuka kancing kemejanya untuk melihat di mana jahitan itu berakhir.

Kemudian, bibi dan paman Han merobek bajunya sebelum polisi bisa menghentikan mereka. Mereka menemukan bahwa sayatan sampai ke perutnya. Tidak ada organ di dalamnya, hanya ada bongkahan es.

Kejahatan yang Belum Pernah Terlihat Sebelumnya’ 

Han untuk waktu yang lama berjuang untuk merelakan kepergian ayahnya. Dia sering memimpikannya dan akan terjaga dengan air mata, katanya kepada The Epoch Times.

Pada 2006, beberapa whistleblower datang ke The Epoch Times untuk menjelaskan skema gelap tersebut. Pada  2007, saat menjelajahi media sosial, dia menemukan sebuah artikel yang menjelaskan tentang pengambilan organ secara paksa, dan apa yang terjadi pada ayahnya sesuai dengan deskripsi tersebut.

Malam itu, Han menangis berjam-jam.

Kisah Jiang Li, putri dari seorang korban penganiayaan di Kamp Kerja Paksa Xishanping di barat daya Tiongkok, juga serupa.

Ayahnya, Jiang Xiqing, seorang pensiunan pejabat di biro pajak lokal di kota besar Chongqing, ditangkap setelah penggerebekan di rumahnya pada Mei 2008 – tiga bulan sebelum Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade pertamanya – dan dijatuhi hukuman setahun di kamp kerja paksa tanpa proses pengadilan.

Jiang Li di Flushing di Queens, N.Y., pada 1 November 2015, memegang foto ayahnya, yang dibunuh oleh Partai Komunis Tiongkok di Tiongkok karena berlatih Falun Gong. (Benjamin Chasteen/The Epoch Times)

Dia tewas pada akhir Januari tahun berikutnya, kurang dari 24 jam setelah kunjungan keluarga di mana dia tampak sehat.

Setelah tujuh jam berada di  lemari pendingin, wajah dan dada pria itu masih hangat, tetapi ketika Jiang Li dan anggota keluarga lainnya mencoba untuk meminta perhatian atas masalah ini, polisi mengusir mereka dari kamar mayat. Polisi mengkremasi mayat tersebut beberapa hari kemudian dan mengancam serta melecehkan keluarga ketika mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah ini, pada satu titik mengatakan kepada Jiang Li untuk “menyebutkan harga berapapun” untuk menyelesaikan kasus ini. Seorang pejabat kejaksaan Chongqing, Zhou Bailin, mengatakan kepada mereka bahwa semua organ tubuh Jiang Xiqing telah “diambil dan dijadikan spesimen medis.”

Mereka tidak pernah meminta persetujuan keluarga Jiang, dan juga tidak ada penjelasan apapun.

“Mengambil organ tubuh dari orang yang masih hidup adalah kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di planet ini, dan itu masih terjadi,” kata Jiang Li, yang sekarang tinggal di New York, kepada The Epoch Times. Harapannya adalah untuk melihat pemerintah AS membantu “segera menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan, meminta pertanggungjawaban Partai Komunis Tiongkok dan semua pelaku, dan membersihkan mesin  dikelola negara yang masih melakukan kejahatan tersebut.”

Praktisi Falun Gong berjalan dalam pawai yang menyoroti penganiayaan rezim Tiongkok terhadap keyakinan mereka, di Brooklyn, N.Y., pada 26 Februari 2023. (Larry Dye/The Epoch Times)

‘Sebuah Langkah Besar ke Depan’

Torsten Trey, direktur eksekutif kelompok etika medis, Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH) menyambut baik RUU tersebut sebagai “langkah maju besar” dalam membantu “meningkatkan kesadaran kritis” tentang pengambilan organ secara paksa, tetapi ia percaya bahwa lebih banyak tindakan diperlukan untuk mengekang pariwisata medis ke Tiongkok.

“RUU tersebut mengambil keuntungan dari sistem perundangan kita dan menerapkan mekanisme yang ada untuk mendemonetisasi atau melarang mereka yang berpartisipasi dalam kejahatan terhadap kemanusiaan ini,” katanya kepada The Epoch Times melalui email.

Apa yang hilang, tulisnya, adalah persyaratan bagi semua orang yang masuk ke Amerika Serikat – baik imigran maupun warga negara AS – untuk menjawab apakah mereka telah ‘mengimpor’ organ yang baru ditransplantasikan dari negara-negara yang diketahui mendapatkan organ melalui pengambilan organ secara paksa” dan jumlah uang yang dibayarkan untuk organ tersebut.

“Pengambilan organ adalah sebuah kejahatan,” tulisnya. Meskipun pasien memiliki hak privasi, namun privasi tersebut “harus berakhir pada kejahatan pengambilan organ secara paksa: Jika praktisi Falun Gong atau tahanan hati nurani lainnya telah dibunuh untuk diambil organnya di Tiongkok, kita tidak boleh menutupi kejahatan ini di bawah payung privasi perawatan kesehatan.”

Smith, anggota Kongres New Jersey, mengatakan bahwa RUU tersebut dapat mencakup siapa saja yang berpartisipasi dalam pengambilan organ secara paksa, termasuk pasien yang menerima organ tersebut.

“Jika ada pengetahuan disengaja yang dicuri dari seorang praktisi Falun Gong, atau siapa pun, maka mereka dapat dimintai pertanggungjawaban pidana dan perdata,” katanya.

“Bagaimana Anda tahu pada tanggal tertentu, Anda akan memiliki hati yang siap digunakan? Itu karena mereka membunuh individu untuk mendapatkannya. Mereka membunuhnya,” tambahnya, merujuk pada contoh rumah sakit di Tiongkok yang menjanjikan untuk memberikan organ vital pada tanggal tertentu-sesuatu yang tidak mungkin terjadi dalam sistem donor organ sukarela.

Smith menekankan bahwa ada juga tanggung jawab moral bagi warga Amerika yang pergi ke Tiongkok untuk transplantasi organ agar mencari tahu lebih banyak tentang sumber organ tersebut.

Israel, Taiwan, Italia, dan Spanyol telah melarang pariwisata transplantasi organ.

Parlemen Eropa, Kongres AS, dan berbagai badan lokal juga secara terbuka mengecam pengambilan organ secara paksa oleh rezim, namun belum mengambil langkah legislatif.

Namun, jika Stop Forced Organ Harvesting Act of 2023 menjadi undang-undang, itu akan menjadi salah satu langkah menuju perubahan tersebut, menurut Levi Browde, direktur eksekutif Falun Dafa Information Center.

“Dengan RUU ini, Kongres kami bergabung dengan anggota parlemen dari beberapa negara lain yang telah mengesahkan undang-undang bertujuan untuk menghentikan praktik mengerikan membunuh orang yang tidak bersalah untuk diambil organnya, dan menghukum mereka yang terus melakukannya,” kata Browde dalam sebuah pernyataan kepada The Epoch Times.

Dia mendesak Senat AS untuk mengesahkan undang-undang tersebut.

“Terlepas dari semua tekanan ekonomi dan politik yang diberikan oleh PKT selama bertahun-tahun, melalui undang-undang ini, pemerintah AS secara resmi, di panggung dunia, mengecam PKT yang membunuh orang untuk diambil organnya,” katanya. (asr)

FIFA Resmi Coret  Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Sanksi Siap Menanti

ETIndonesia – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Sebelumnya pelaksanaan drawing  yang sempat dijadwalkan bakal dilaksanakan di Bali pada 31 Maret 2023 juga akhirnya dibatalkan. Itu setelah adanya penolakan dari Gubernur Bali I Wayan Koster, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta sejumlah tokoh lainnya hingga dari partai politik  terkait keikutsertaan Tim Nasional Israel.

Pihak FIFA menyebutkan adanya pembicaraan antara Presiden PSSI Erick Thohir. Sebelumnya Presiden Jokowi mengutus langsung Erick Thohir untuk bertandang secara langsung menemui Presiden FIFA.

“Menyusul rapat hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena situasi yang ada saat ini, untuk mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 2023,” demikian pengumuman FIFA yang dikutip dari situs resminya, Rabu (29/3/2023).

FIFA juga menyampaikan tuan rumah baru yang mana akan menggantikan Indonesia pada perhelatan ajang dunia itu akan diumumkan secepat mungkin.

“Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal penyelenggaraan turnamen yang saat ini masih belum berubah,” tambahnya.

Tak hanya itu, Indonesia harus Bersiap menghadapi sanksi yang mana akan dijatuhkan oleh FIFA. Akan tetapi, FIFA tak merinci sanksi seperti apa yang mana nantinya akan diterima oleh Indonesia.

“Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya,” imbuhnya.

Meski demikian, FIFA justru mengungkit tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada Oktober 2022 yang memakan banyak korban jiwa.

“FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan ini, FIFA tetap berkomitmen untuk secara aktif membantu PSSI, melalui kerja sama yang erat dan dengan dukungan dari pemerintah Presiden Jokowi, dalam proses transformasi sepak bola Indonesia setelah tragedi yang terjadi pada Oktober 2022,” tulis FIFA.

“Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Ketum Thohir. Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Ketum PSSI untuk pembicaraan lebih lanjut akan segera dijadwalkan,” lanjut FIFA.

Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia sebelumnya dijadwalkan mulai 20 Mei – 11 Juni 2023. Logo resmi Piala Dunia U-20 2023 juga sempat diluncurkan secara resmi bertepatan dengan HUT Ke-77 RI. (asr)

Pendeta Korea : Artikel ‘Mengapa Ada Umat Manusia’ Dapat Memandu Jalan Menuju Surga

0

oleh Lee Yun-Jeong – Epoch Times Korea Selatan

Seorang pendeta Korea mengatakan bahwa artikel pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi, yang berjudul “Mengapa Ada Umat Manusia” dapat menjadi panduan menuju surga.

Pada Rabu (8/3/2023), The Epoch Times bertemu dengan Pendeta Kang Seok-jeong di sebuah kafe di Myeongdong, pusat kota Seoul, Korea Selatan.

Pendeta Kang adalah kepala cabang regional tenggara dari Citizens for Unveiling Confucius Institutes (CUCI). Pendeta Kang telah mendonorkan darahnya lebih dari 500 kali selama 60 tahun, terlihat muda dan energik meskipun usianya telah menginjak 78 tahun.

“Empat tokoh suci besar umat manusia adalah Sakyamuni, Konfusius, Yesus, dan Socrates, tetapi jika saya harus menambahkan satu lagi, saya pikir itu adalah Master Li Hongzhi,” kata Pendeta Kang ketika ditanya tentang kesan keseluruhannya terhadap artikel Li.

“Judul artikelnya adalah ‘Mengapa Ada Umat Manusia,’ dan jawabannya adalah bahwa kita hanya bisa diselamatkan dengan kembali ke tujuan awal Tuhan menciptakan kita,” katanya.

Kembali ke Tujuan Tuhan Menciptakan Manusia

Sebagai seorang pendeta Kristen, Kang berkata: “Saya bersimpati dengan ungkapan Master Li bahwa Sang Pencipta membuat bentangan yang lebih luas di luar bumi. Saya pikir itu berarti hal yang sama dengan sisi timur Taman Eden dalam agama Kristen.”

“Seluruh alam semesta diciptakan secara misterius sehingga persepsi dan kebijaksanaan manusia tidak dapat mengetahui semuanya, dan ada batas-batas untuk apa yang dapat diungkapkan.”

Kang mengatakan bahwa penggunaan istilah “surga”, “kerajaan Tuhan”, dan frasa “manusia diciptakan oleh Tuhan dari tanah” oleh Mr Li juga mirip dengan agama Kristen.

“Dalam artikelnya, Li menyiratkan bahwa kita harus kembali ke tujuan awal Sang Pencipta memerintahkan makhluk-makhluk ilahi untuk menciptakan manusia dari debu,” katanya. 

“Kita tampaknya menjalani hidup untuk diri kita sendiri, tetapi pada akhirnya, ini adalah hidup untuk Tuhan, dan kita telah melupakan hal itu,” tambahnya.

Ia menambahkan, “Masing-masing dari kita memiliki keluarga sendiri, negara sendiri, rakyat sendiri, dan lain-lain., tetapi dalam masalah umum umat manusia, jika kita kembali ke tujuan mendasar yang mana Sang Pencipta menciptakan kita, hati kita akan merasa tenang dan kita tidak lagi cemas.”

Mengenai reinkarnasi: “Pada hakikatnya Iman Kristen kita, kita mati untuk hidup selamanya. Ini adalah tentang masuk surga dan hidup selamanya,” katanya. 

“Cara untuk hidup selamanya adalah dengan kembali ke tujuan awal Sang Pencipta atau Tuhan menciptakan kita,” kata Kang, “dan semua orang seperti itu dapat diselamatkan.”

Melepaskan Keserakahan

Kang juga menyuarakan gagasan tentang mengapa hidup terasa sulit dan bagaimana cara menghadapinya. “Sering kali kita mengalami kesulitan di dunia ini karena kita serakah,” katanya. “Melalui artikel ini, saya menyadari bahwa jika kita melepaskan keserakahan dan mengosongkan pikiran, tidak ada yang sulit.”

“Ajaran Mr Li membuat saya merenungkan kehidupan saya sendiri,” katanya. 

“Hal ini memperkuat keyakinan saya bahwa orang harus berpikir dan bertindak lebih hati-hati agar tidak melakukan kesalahan dan kekeliruan dalam hidup. Jika saya memikirkan apakah saya melakukan ini untuk orang lain, dan memikirkan orang lain, saya tidak perlu bersusah payah, dan sukacita saya akan berlipat ganda.”

“Saya memahaminya sebagai ajaran yang membuat kita berpikir bahwa dunia ini seluas langit dan kedalaman kehidupan lebih dalam dari lautan,” kata Kang, “dan hanya dengan hidup seperti itu, kita dapat merasakan kehidupan yang indah.”

Kang, yang telah membaca tulisan Mr Li lebih dari lima kali, berkata: “Anda mungkin tidak memahami artikel ini setelah membacanya sekali atau dua kali, tetapi setelah membacanya berulang kali untuk ketiga dan keempat kalinya, saya merasa seperti seorang Taois hanya dengan membacanya, dan ada perasaan terharu … tersentuh.”

Falun Gong Membawa Kedamaian Batin dan Bermanfaat bagi Masyarakat

Kang juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Falun Gong melalui artikel tersebut.

Falun Gong, yang juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang melibatkan latihan meditasi dan ajaran moral yang didasarkan pada Sejati-Baik-Sabar.

Sejak Juli 1999, rezim Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menganiaya Falun Gong dengan kejam, dengan ratusan ribu pengikutnya ditahan di penjara, kamp kerja paksa, dan pusat-pusat pencucian otak, sering kali juga disiksa. Ribuan orang tewas, menurut Falun Dafa Information Center, meskipun jumlah  sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.

“PKT menganiaya Falun Gong karena mereka pikir itu akan memperluas kekuasaannya dan mengendalikan PKT, tetapi menurut pendapat saya, tidak ada hubungannya,” katanya, seraya menambahkan, “Ini dapat menenangkan hati orang-orang dan membuat mereka merasa damai dan stabil, yang sebenarnya dapat membuat mereka lebih setia kepada tanah air dan negara.”

“Tidak peduli seberapa besar penganiayaan yang dilakukan oleh PKT, Falun Gong tidak akan lenyap, tetapi akan menyebar,” kata Kang, mengacu pada penganiayaan yang dilakukan oleh PKT selama 24 tahun terhadap Falun Gong sejak tahun 1999. “Api yang menyala di dalam hati kita tidak dapat dipadamkan oleh manusia, hanya oleh Tuhan,” katanya.

‘Saya Berharap ini Akan Dibagikan Secara Luas’

Kang juga mengatakan bahwa jika tulisan ini dibagikan secara luas, maka akan menginspirasi orang-orang untuk menata hati mereka sendiri.

“Ini adalah tulisan yang menginspirasi yang membuat Anda berpikir tentang bagaimana hidup di dunia dan memberi Anda pelajaran untuk menata hati Anda sendiri,” katanya. 

“Saya pikir semakin banyak tulisan ini disebarkan, semakin banyak orang membacanya, semakin banyak orang yang tergerak untuk mengendalikan dan menata hati mereka sendiri,” katanya.

“Saya ingin semua orang membacanya, tetapi saya ingin merekomendasikannya kepada para politisi dan profesor yang pertama,” katanya, menjelaskan bahwa “jika para intelektual membacanya terlebih dahulu dan mengosongkan pikiran mereka, mereka dapat menjadi perintis yang baik untuk apa yang disebut sebagai gerakan ‘reformasi pikiran’.”

Kang berkata: “Dunia telah menjadi begitu tercemar dan kehilangan esensinya. Fondasi telah memudar, dan moralitas  benar-benar telah runtuh. Saya berharap banyak orang akan membaca karya ini sebagai textbook untuk pendidikan karakter atau dalam forum dan pelajaran.” (asr)

Peneliti Ungkap Orang-orang Mungkin Memiliki Kemampuan Telepati untuk Mengantisipasi Panggilan Telepon, Pesan Teks Hingga Email

0

Tara MacIsaac 

Sebuah penelitian oleh Dr. Rupert Sheldrake menunjukkan bahwa bentuk komunikasi modern mungkin terkait dengan bentuk komunikasi yang lebih purba yakni telepati.

Dia menguji sekelompok orang dengan meminta mereka menebak siapa yang menelepon ketika telepon mereka berdering. Masing-masing diberi empat penelepon potensial untuk dipilih. 

“Nilai rata-rata sangat jauh di atas tingkat ketepatan 25 persen yang diharapkan secara kebetulan,” tulis Sheldrake dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Institute of Noetic Science. Sheldrake memiliki gelar Ph.D. di bidang biokimia dari Universitas Cambridge dan ia belajar filsafat dan sejarah sains di Universitas Harvard.

Hasil serupa  direplikasi secara independen di University of Amsterdam di Belanda dan University of Freiburg di Jerman. Hasil yang signifikan secara statistik juga menunjukkan hubungan positif antara telepati dan pesan teks atau berbagai bentuk komunikasi Internet, menurut Dr.Sheldrake.

Kemampuan telepati tampaknya terlihat paling jelas dalam hubungannya dengan orang-orang yang memiliki ikatan emosional yang kuat dengan subjek.

Dr. Sheldrake mengantisipasi kritik bahwa seorang teman dekat atau anggota keluarga sangat mungkin berada dalam pikiran seseorang dan menelepon orang tersebut, dengan demikian kemungkinan kedua peristiwa itu terjadi pada saat yang sama adalah besar.

“Satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah dengan melakukan tes eksperimental yang dapat dievaluasi secara statistik,” katanya. Merujuk pada eksperimen yang  dilakukannya selama ini, ia menambahkan, “Tes-tes ini memberikan hasil yang positif dan signifikan secara statistik.”

Serangkaian uji coba awal, 63 orang mendapatkan tingkat keberhasilan rata-rata sebesar 40 persen, jauh di atas tingkat keberhasilan 25 persen yang ditentukan secara kebetulan. Selama ratusan tes, Sheldrake telah mendengar dari beberapa subjek bahwa mereka lebih sering tepat ketika mereka merasa yakin dengan tebakan mereka, sepertinya intuisi mereka telah bekerja.

Sheldrake juga mulai bertanya kepada subjek seberapa yakin mereka dengan tebakan mereka. Dia memberi contoh seorang subjek wanita yang memiliki tingkat ketepatan 85 persen ketika dia merasa percaya diri dan tingkat ketepatan hanya 34 persen ketika dia tidak terlalu percaya diri. Dia memiliki tingkat ketepatan hanya 28 persen ketika dia hanya menebak tanpa perasaan intuisi sama sekali.

Pam Smart, kolega Sheldrake, melakukan eksperimen untuk membandingkan hubungan telepati antara orang yang dicintai dengan orang asing. Dia menemukan tingkat keberhasilan sebesar 50 persen dengan penelepon yang sudah dikenal dibandingkan dengan tingkat keberhasilan yang mendekati tingkat kemungkinan 25 persen dengan orang asing.

Eksperimen untuk menguji prekognisi dan potensi persepsi ekstra-sensorik lainnya kembali dengan hasil negatif, yang menunjukkan adanya hubungan secara khusus dengan kemampuan telepati.

Jadi, apakah kita membentuk ikatan telepati dengan orang yang kita cintai?

Bernard Beitman dari University of Virginia menemukan dalam studinya tentang kebetulan bahwa orang-orang dengan ikatan yang erat terkadang dapat mengalami hal yang sama pada saat yang sama, terutama kesusahan, bahkan ketika mereka terpisah jarak yang sangat jauh. Ia menyebut fenomena ini sebagai simulpatisitas. 

Beitman memiliki pengalaman pribadi tentang simulpatisitas yang mendorongnya untuk mempelajarinya. Ketika ayahnya berada di ranjang kematian yang berjarak ribuan mil jauhnya, Beitman mulai tersedak, tampaknya tanpa sebab. Dia kemudian mengetahui bahwa ayahnya juga tersedak pada waktu yang kurang lebih sama.

Fenomena ini telah diketahui terjadi di antara anak kembar dan orang lain yang memiliki ikatan yang erat. (asr)

Asteroid yang Mampu Menghancurkan Seluruh Kota Melintas di Antara Bumi dan Bulan dalam Kejadian Langka

0

Kos Temenes

Sebuah asteroid berukuran besar yang mampu meluluhlantakkan sebuah kota melintas di antara Bumi dan Bulan pada  25 Maret. The European Space Agency (ESA) atau Badan Antariksa Eropa mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan peristiwa sekali dalam satu dekade ini sebagai latihan untuk pertahanan planet.

Asteroid tersebut,  menurut ESA berukuran antara 39 meter dan 70 meter, diberi nama 2023 DZ2. Asteroid ini tidak menimbulkan ancaman dan melintas pada jarak yang aman dari Bumi.

“Pada pukul 19:49 GMT Sabtu (25 Maret), asteroid ini akan berada dalam jarak sepertiga jarak Bumi ke Bulan. Meskipun jaraknya “sangat dekat”, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kata Richard Moissl, kepala kantor pertahanan planet ESA kepada kantor berita Prancis AFP.

“Asteroid kecil melintas setiap hari, tapi asteroid sebesar ini yang sangat dekat dengan Bumi hanya terjadi sekali dalam 10 tahun,” jelas Moissl.

Dalam peristiwa yang langka ini, asteroid tersebut melewati Bumi dengan kecepatan lebih dari 17.000 mil per jam. Jaraknya dari Bumi hampir 110.000 mil, sementara jaraknya dengan Bulan sekitar 240.000 mil. Asteroid ini pertama kali terlihat pada akhir Februari dari sebuah observatorium di La Palma, salah satu pulau Canary di Spanyol.

Menurut Moissl, International Asteroid Warning Network yang didukung PBB sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan kesempatan ini untuk mempelajari asteroid tersebut dan melakukan “karakterisasi cepat,” yang berarti asteroid tersebut akan dianalisis oleh para astronom di seluruh dunia dengan menggunakan berbagai instrumen, seperti spektrometer dan radar.

Tujuannya, lanjut Moissl, adalah untuk menentukan seberapa banyak informasi yang dapat diperoleh tentang asteroid tersebut dalam waktu singkat, serta mempersiapkan para ilmuwan untuk menghadapi kemungkinan ancaman di masa depan dari satelit ruang angkasa lainnya.

“Ini juga akan berfungsi sebagai pelatihan untuk bagaimana jaringan “akan bereaksi terhadap ancaman” yang mungkin menuju ke arah kita di masa depan,” kata Moissl.

Menurut Moissl, data awal mengidentifikasi 023 DZ2 sebagai objek yang menarik secara ilmiah. Hal ini mengindikasikan bahwa asteroid tersebut memiliki komposisi yang tidak biasa, namun masih dibutuhkan lebih banyak data untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

Asteroid ini akan kembali melintasi Bumi pada  2026. Meskipun pada awalnya diyakini sebagai ancaman pada saat itu, para ilmuwan kemudian menetapkan bahwa tidak akan ada ancaman tabrakan setidaknya selama 100 tahun ke depan.

Sebuah asteroid dengan ukuran yang sama, bernama 2023 DW, dilaporkan memiliki peluang satu banding 432 untuk menabrak Bumi pada Hari Valentine 2046, awal bulan ini.

Namun, perhitungan lebih lanjut, menghilangkan peluang terjadinya tabrakan, sebuah kesimpulan yang biasa terjadi pada asteroid yang baru ditemukan.

Menurut Moissl, 2023 DW diperkirakan akan meleset dari Bumi sejauh 4,3 juta kilometer, seperti yang dilaporkan oleh Phys.org.

Kabar baiknya, jika terjadi tabrakan dengan Bumi di masa depan, planet kita tidak lagi tak berdaya.

Pada  2022, sebuah pesawat ruang angkasa NASA yang dikenal sebagai DART (Double Asteroid Redirection Test), dengan sengaja bertabrakan dengan Dimorphos, asteroid seukuran piramida. DART berhasil membelokkan objek tersebut dari jalurnya secara signifikan dalam uji coba pertama semacam ini.

Sebelum tabrakan, Dimorphos membutuhkan waktu kurang dari 12 jam untuk menyelesaikan satu orbit asteroid induknya yang lebih besar, Didymos, demikian dilaporkan BBC. (asr)

Credit Suisse yang Bermasalah Memiliki Anggota Dewan Direksi Terkait dengan Partai Komunis Tiongkok di Komite Risikonya

0

Dave Ruo

Credit Suisse adalah salah satu lembaga keuangan terbesar di dunia.Kini sedang menghadapi krisis besar-besaran, dan salah satu dewan direksi dan tim manajemen risikonya adalah anggota Komite Nasional Partai Komunis Tiongkok dari Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok.

Kapitalisasi pasar Credit Suisse merosot hampir 30% pada Rabu (15/3), sehingga memaksa pemberhentian perdagangan secara mendadak pada tengah hari. Hal demikian terjadi  setelah perusahaan mengakui dalam laporan tahunannya bahwa mereka memiliki “kelemahan mendasar”. Selain itu,  investor terbesarnya, Bank Nasional Saudi menyatakan tidak akan memberikan bantuan tambahan.

Credit Suisse menyatakan pada Kamis (16/3) bahwa mereka berniat meminjam US$54 miliar dari Swiss National Bank sebagai likuiditas tambahan.

Menurut situs web Credit Suisse, Li Shan, yang memiliki hubungan dekat dan luas dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT), telah menjadi anggota dewan global bank tersebut sejak 2019 dan memegang posisi senior dalam tim manajemen risiko, Dewan Penasihat Asia, dan komite remunerasi.

Situs web Credit Suisse juga membanggakan pengalaman Li yang luas dengan anak perusahaan pemerintah Tiongkok. Sebagai contoh, ia adalah anggota dewan dan CEO Silk Road Financial Corporation, yang dirancang untuk mempromosikan kampanye pengaruh inisiatif “Belt and Road Initiative (BRI), dan telah menduduki posisi kunci di dua bank yakni  China Development Bank  dan Bank of China.

Laman profil Li juga menunjukkan bahwa ia adalah anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok atau Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC)  Partai Komunis Tiongkok (PKT), sebuah komponen kunci dari aparat kampanye pengaruh ‘Front Persatuan’ PKT. Menurut laporan pemerintah AS tahun 2018, CPPCC adalah ‘badan koordinasi penting’ yang menyatukan perwakilan kepentingan PKT dan dipimpin oleh Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral PKT.

Menurut situs web Hong Kong Investment Funds Association  (HKIFA), anggota dewan direksi Li Shan “adalah anggota Komite Nasional ke-13 dari Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok”.

Fox News Digital melaporkan bahwa sebuah laporan yang disusun oleh Komisi Peninjauan Ekonomi dan Keamanan AS-Tiongkok mengatakan bahwa CPPCC “adalah komite penasihat ‘di bawah kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok’ dan merupakan entitas tingkat tertinggi yang mengawasi sistem United Front”.

Laporan itu menambahkan: “Strategi persatuan (PKT) menggunakan berbagai metode untuk memengaruhi komunitas Tionghoa di luar negeri, pemerintah asing, dan aktor lain untuk mengambil tindakan atau posisi yang mendukung kebijakan utama Beijing.” 

“United Front Work Department (Departemen Front Persatuan) termasuk pemerintah Tiongkok dan organisasi militer, mengarahkan banyak entitas resmi dan semu dalam kegiatan mereka di luar negeri.”

CPPCC juga telah menunjukkan adanya tanda-tanda infiltrasi ke dalam organisasi-organisasi lain di AS. Kepala eksekutif sebuah perusahaan teknologi besar di Tiongkok, yang juga merupakan anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, membuat kesepakatan penting bulan lalu untuk membantu Ford Motor Company memproduksi baterai untuk mobil listriknya.

Pada saat yang sama, hampir bangkrutnya Credit Suisse dengan bangkrutnya Silicon Valley Bank yang berbasis di California memicu kekhawatiran akan terjadinya krisis perbankan global yang besar dan menimbulkan pertanyaan tentang keamanan sistem perbankan global.

Dewan Stabilitas Keuangan Internasional, yang memantau sistem keuangan global, memilih Credit Suisse sebagai salah satu dari 30 institusi yang memiliki “tingkat kepentingan sistemik.”

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Credit Suisse telah mengalami beberapa skandal dan berjanji untuk merombak bisnis manajemen risikonya.

Pada Juni 2022, Credit Suisse mengumumkan bahwa mereka akan melakukan reformasi secara besar-besaran karena bergulat dengan biaya litigasi terkait runtuhnya Archegos Capital Management di New York City, demikian CNBC melaporkan.

Saat ini Credit Suisse sedang menghadapi tuntutan hukum dari para pemegang saham AS yang menuduh bank asal Swiss ini gagal mengungkapkan masalah keuangannya dan melanggar undang-undang sekuritas.

Gugatan class action telah diajukan terhadap Credit Suisse di pengadilan federal AS yang menuduh bahwa bank tersebut membuat pernyataan yang menyesatkan atau palsu tentang kondisi keuangannya dan gagal mengungkapkan secara memadai peningkatan arus keluar nasabah yang “signifikan” pada akhir 2022.

Gugatan baru telah diajukan yang mencakup klaim-klaim ini serta klaim-klaim yang berkaitan dengan kelemahan mendasar dalam kontrol keuangan internal Credit Suisse. (hui)

Pakar: Pertemuan Xi dengan Putin Secara Terselubung Bertujuan Perpanjang Perang Ukraina untuk Lemahkan AS

VENUS UPADHAYAYA

Pertemuan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin bertujuan untuk memajukan rancangan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Amerika Serikat, menurut para analis.

Kunjungan Xi pada 20 Maret hingga 23 Maret ke Moskow adalah yang pertama ke negara itu sejak invasi Putin ke Ukraina pada Februari 2022 dan terjadi setelah Beijing menengahi dimulainya kembali hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi. Beberapa minggu sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Xi dan Putin mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas”, dan hubungan antara kedua negara semakin dalam sejak saat itu.

Pertemuan itu diumumkan pada Jumat (17/3), kebetulan tak lama setelah Mahkamah Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin atas kejahatan perang.

Waktu kunjungan sangat penting bagi Xi dan Putin, kata para ahli. “Saya pikir Beijing—seperti kebanyakan negara lain di dunia— khawatir konflik akan meningkat menjadi perang nuklir yang akan merusak rencana mereka sendiri seperti halnya orang lain,” kata Brandon Weichert, seorang analis dan penulis geopolitik yang berbasis di Amerika Serikat dari buku Winning Space: How America Remains a Superpower.

Namun, pada saat yang sama, Beijing tidak keberatan melihat dua pesaing terbesar mereka, Rusia dan AS, saling berdarah di Eropa sementara Tiongkok memiliki pemerintahan bebas di Indo-Pasifik,” katanya kepada The Epoch Times.

Pemilihan Waktu

Pertemuan itu terjadi saat Rusia perlahan membuat kemajuan dalam operasinya selama berbulan-bulan untuk merebut Kota Bakhmut di Ukraina timur. Pertempuran berdarah tersebut telah menyebabkan kerugian besar di kedua sisi, terutama pihak Rusia.

Madhav Nalapat, seorang analis urusan strategis dan wakil ketua Manipal Advanced Research Group yang berbasis di India mengatakan bahwa Xi dan Putin bertemu pada saat perang di Ukraina  memasuki tahap di mana perang dapat berakhir secara meyakinkan atau dapat berlarut-larut menemui jalan buntu.

“Putin berada di bawah tekanan dari para komandannya untuk melepaskan amukan penuh senjata Rusia melawan Ukraina daripada memperpanjang perang,” kata Nalapat kepada  The  Epoch  Times.

“Xi jelas ingin tahu apakah Putin akan berusaha sekuat tenaga atau melanjutkan taktik saat ini,” tambahnya.

Bagi Frank Lehberger, seorang Sinolog yang berbasis di Jerman, “pengaturan tergesa-gesa dan pertemuan rahasia” Xi dan Putin adalah karena militer Rusia berada di “ambang kehancuran” di Ukraina.

“Xi Jinping, yang sejak minggu lalu adalah satu-satunya otokrat Tiongkok, sangat ingin untuk tidak membiarkan ini terjadi, karena kekalahan militer tentara Rusia di Ukraina akan menjadi akhir dari rezim otokratis dan anti-Barat Putin di Rusia,” kata Lehberger kepada The Epoch Times dalam email. 

Tentara Rusia telah kehilangan hampir 200.000 personel dalam perang, menurut pejabat Barat, dan setidaknya 500.000 orang Rusia telah meninggalkan negara itu sejak perang dimulai. Lehberger mengatakan bahwa elite Rusia dan garis keras nasionalis marah kepada Putin dan meminta pertanggungjawabannya atas situasi tersebut, menginginkan diakhirinya impian Putin untuk menciptakan kembali kekaisaran Rusia di Eropa.

“Putin sangat membutuhkan Xi untuk datang sekarang dan menjanjikan bantuannya, atau akan terlambat bagi Putin dan impiannya akan kerajaan otokratis,” kata Lehberger.

“Xi mengetahui semua ini, dan dia juga sangat membutuhkan Rusia untuk terus berjuang….tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga melalui asosiasi melawan seluruh Barat yang demokratis atau NATO, yang merupakan musuh eksistensial PKT.”

Nalapat mengatakan bahwa Rusia yang kalah perang melawan Ukraina akan melemahkan posisi Tiongkok secara signifikan dalam tatanan internasional dan waktu pertemuan harus memperhatikan hal itu.

Senjata Mematikan untuk Rusia

Beberapa bulan terakhir telah terlihat meningkatnya kekhawatiran tentang Tiongkok yang memasok bantuan militer ke Rusia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken mengatakan bulan lalu bahwa Tiongkok telah menyediakan senjata “tidak mematikan” ke Rusia selama perang dan sedang mempertimbangkan untuk memasok yang mematikan. Beijing membantah klaim ini.

Sementara banyak yang telah dibuat tentang peran Xi yang diklaim sebagai pembawa damai dalam konflik tersebut, para ahli mengatakan bahwa ini hanyalah “sandiwara”, menunjuk pada pasokan peralatan Beijing ke Moskow yang membantu upaya militer Rusia.

Weichert mengatakan bahwa Tiongkok telah lama memberikan “dukungan dan pasokan vital” ke Rusia.

“Pemerintahan Biden tahu betul bahwa ada ‘teknisi’ Tiongkok yang bekerja bersama unit Wagner Group di Bakhmut, membantu mereka mempertahankan armada drone yang telah dijual pembuat drone Tiongkok ke Rusia,” katanya, merujuk pada kelompok tentara bayaran swasta.

Grup Wagner membeli lebih dari 2.500 drone Tiongkok dalam kesepakatan antara kelompok tentara bayaran dan intelijen Rusia dan Tiongkok, lapor media Inggris, Daily Mirror, mengutip laporan intelijen Inggris.

Nalapat mengatakan bahwa menyesatkan musuh adalah “prosedur operasi standar” untuk PKT, mencatat bahwa rezim memasok senjata ke Rusia melalui saluran terpisah.

“Apakah Anda percaya bahwa banjir senjata, banyak yang canggih, yang datang ke Rusia dari Korea Utara dan Iran semuanya dibuat di kedua negara itu?”tanyanya.

Menurut laporan Politico baru- baru ini yang mengutip data bea cukai, perusahaan Tiongkok telah mengekspor 1.000 senapan serbu dan peralatan lain ke Moskow yang dapat digunakan dalam konflik tersebut.

Pada Juni 2022, misalnya, perusahaan Rusia, Tekhkrim mengimpor senapan dari China North Industries Group Corporation Limited, kontraktor pertahanan besar milik negara. Data tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan Rusia menerima 12 pengiriman suku cadang drone dan lebih dari 12 ton pelindung tubuh dari Tiongkok melalui Turki pada akhir 2022. 

Menanggapi laporan ini, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan kepada The Epoch Times bahwa pemerintah tidak dapat memastikan bahwa Tiongkok sebenarnya telah memberikan bantuan mematikan ke Rusia.

Lehberger mengatakan: “Semua kegiatan ini bertentangan dengan sanksi internasional saat ini,” sembari menambahkan bahwa upaya yang dilaporkan hanyalah puncak gunung es.

Selain Iran dan Korea Utara, Tiongkok juga mengirimkan senjata ke Rusia melalui negara lain seperti Myanmar, Serbia, Turki, dan sekutu setia Rusia di Eropa, Belarusia, menurut Lehberger.

Setelah pertemuan puncaknya dengan Putin, Xi akan berbicara melalui sambungan satelit dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelinsky, pertama kali sejak invasi. Lehberger menyebut ini sebagai “misi perdamaian khayalan” Xi.

Menurut sang pakar, Xi akan mengincar gencatan senjata se- mentara untuk mendapatkan waktu pemulihan bagi pasukan Putin yang terkuras dan Rusia akan “di lain waktu” menyerang Ukraina dengan lebih ganas.

Lehberger mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) akan terus memasok senjata ke Rusia setidaknya selama dua tahun lagi, karena dia percaya bahwa Xi memiliki rencana untuk mengambil alih Taiwan pada 2025 dan dengan demikian ingin menggunakan konflik Ukraina-Rusia yang berkepanjangan untuk mengejutkan atau melemahkan Amerika Serikat, dan kekuatan Barat lainnya. (osc)