Home Blog Page 584

Lebih Baik Berolahraga Sebelum atau Sesudah Makan untuk Menurunkan Berat Badan dan Mengontrol Gula Darah?

0

Jika banyak orang membakar lebih banyak lemak pada hari-hari mereka berolahraga sebelum makan, daripada sesudahnya, mengapa hal ini tidak berarti lebih banyak menurunkan berat badan?

Michael Greger

Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis tentang waktu olahraga untuk metabolisme lemak menemukan bahwa berolahraga dalam keadaan berpuasa mungkin berfungsi paling baik. Tim Jepang yang mempublikasikan beberapa penelitian penting di bidang ini bahkan menyatakan: “Jika olahraga adalah pil untuk membakar lemak tubuh, maka hanya akan efektif jika diminum sebelum sarapan.” Survei menunjukkan bahwa hanya sedikit orang yang berolahraga sebelum sarapan. Sebelum meminta orang untuk melakukan perubahan, kita perlu memastikan bahwa hasil yang menggiurkan selama 24 jam ini dapat menurunkan berat badan dalam jangka panjang. Ada dasar teori yang kuat, tapi Anda tidak akan tahu sampai Anda mengujinya.

Dalam sebuah penelitian tentang penambahan berat badan eksperimental, para sukarelawan diberi makan hingga 4.500 kalori per hari selama enam minggu sambil berolahraga dengan penuh semangat selama 300 menit seminggu, baik setelah puasa semalaman atau setelah makan. Kelompok kontrol yang tidak berolahraga sama sekali mengalami kenaikan berat badan sekitar 6,5 kilogram, dibandingkan dengan 3 kilogram pada kelompok yang berolahraga setelah makan. Kelompok olahraga sebelum makan berolahraga dalam jumlah yang sama, tetapi hanya bertambah sekitar setengahnya – 1,75 kilogram. Bagaimana dengan penurunan berat badan?

Dua puluh wanita muda diacak menjadi tiga jam seminggu untuk berolahraga sebelum atau sesudah makan. Diet yang sama, jumlah olahraga yang sama, dan, sayangnya, jumlah penurunan berat badan yang sama. Kelompok olahraga sebelum makan memang kehilangan sekitar satu pon ekstra lemak tubuh (total penurunan berat badan 3,5 pon berbanding 2,2 pon), tetapi ini tidak mencapai signifikansi statistik, yang berarti perbedaan sekecil itu mungkin saja terjadi secara kebetulan. Sebuah penelitian selama enam minggu dengan latihan interval berintensitas rendah dan bervolume tinggi sebelum atau sesudah makan juga tidak menunjukkan adanya perbedaan.

Salah satu penjelasan yang ditawarkan atas kegagalan ini adalah bahwa peningkatan kehilangan lemak selama latihan sebelum makan mungkin “dinetralisir” oleh termogenesis yang diinduksi oleh diet yang lebih rendah. Dengan kata lain, karena tubuh kita membutuhkan lebih sedikit kalori untuk memproses makanan jika kita makan setelah berolahraga, dibandingkan dengan sebelum berolahraga. Ketika kita berolahraga setelah makan, tubuh kita mendapatkan sinyal yang beragam. Olahraga adalah tentang memobilisasi cadangan energi untuk bahan bakar, sedangkan makan lebih kepada asimilasi dan penyimpanan, dan tantangan metabolisme yang ditimbulkan oleh “tarik-menarik hormon” yang terjadi setelahnya mungkin bertanggung jawab atas jumlah kalori yang lebih banyak, yaitu 15 hingga 40 persen.

Hal ini membuat beberapa orang menyarankan agar berolahraga setelah makan untuk memfasilitasi penurunan berat badan. Namun, jika Anda menghitungnya, tubuh kita sangat efisien dalam mencerna sehingga peningkatan 15 persen hingga 40 persen mungkin hanya menghasilkan tiga hingga 12 kalori. Perbedaan sekecil itu akan dengan mudah dikalahkan oleh perbedaan besar dalam kehilangan lemak, seperti yang dikonfirmasi oleh studi keseimbangan lemak 24 jam, yang menunjukkan perbedaan pembakaran lemak hingga 500 kalori.

Saya menawarkan penjelasan yang lebih masuk akal, yaitu bahwa defisit lemak tubuh yang jelas pada hari-hari sebelum berolahraga ditebus dengan penyimpanan lemak ekstra pada hari-hari tanpa olahraga. Tubuh Anda suka menyimpan lemak tubuh ekstra jika bisa, dan pada hari-hari Anda tidak berolahraga, tubuh Anda mungkin akan mencoba untuk menyeimbangkannya. Kedua studi penurunan berat badan yang gagal tersebut membuat orang berolahraga hanya tiga hari dalam seminggu. Jadi, tubuh mereka memiliki waktu hampir sepanjang minggu untuk mengimbanginya. Penelitian yang ingin saya lihat adalah olahraga sebelum makan versus setelah makan, pada semua atau setidaknya sebagian besar hari dalam seminggu, untuk melihat apakah kita bisa terus menurunkan cadangan lemak.

Namun, bagi mereka yang menderita diabetes, Anda ingin melakukan hal yang sebaliknya. Anda dapat membayangkan bagaimana efek penyedotan yang dilakukan otot terhadap kelebihan gula darah selama berolahraga dapat sangat baik bagi mereka yang menderita gula darah tinggi. Dan memang, berolahraga setelah makan dapat menurunkan gula darah seperti halnya obat penurun gula darah. Penderita diabetes tipe 2 secara random melakukan jalan santai selama 20 menit  sebelum makan malam dibandingkan dengan setelah makan malam, dan kelompok yang berolahraga setelah makan malam mengalami penurunan lonjakan gula darah sebesar 30 persen. Makanan yang sama, jumlah olahraga yang sama, tetapi efek yang signifikan pada kontrol gula darah berkat sedikit pengaturan waktu yang taktis. Bahkan hanya dengan berjalan kaki selama 10 menit setelah makan dapat membuat perbedaan. Jadi, bagi mereka yang memiliki masalah gula darah, lebih baik berolahraga setelah makan daripada sebelum makan.

Gula darah dari makanan mulai muncul dalam aliran darah 15 hingga 20 menit setelah gigitan pertama dan meningkat dalam 30 menit hingga mencapai puncaknya sekitar sejam sebelum menurun ke tingkat sebelum makan dalam beberapa jam. Jadi, untuk kontrol gula darah yang optimal, penderita pra-diabetes dan penderita diabetes harus mulai berolahraga 30 menit setelah makan, dan idealnya berolahraga selama sejam untuk mencapai puncak gula darah. Jika Anda harus memilih satu waktu makan untuk berolahraga, maka waktu yang paling tepat adalah makan malam, karena ritme sirkadian dari kontrol gula darah yang menurun sepanjang hari. Idealnya, sarapan adalah waktu makan terbesar dalam sehari, dan Anda berolahraga setelahnya, atau berolahraga setiap kali selesai makan.

Diterbitkan ulang dari NutritionFacts.org

Michael Greger, MD, FACLM, adalah seorang dokter, penulis buku terlaris di New York Times, dan pembicara profesional yang diakui secara internasional dalam sejumlah masalah kesehatan masyarakat yang penting. Dia telah memberikan kuliah di Conference on World Affairs, National Institutes of Health, dan International Bird Flu Summit, memberikan kesaksian di depan Kongres, tampil di “The Dr. Oz Show” dan “The Colbert Report”, dan diundang sebagai saksi ahli untuk membela Oprah Winfrey pada persidangan “pencemaran nama baik daging” yang terkenal itu. Artikel ini awalnya diterbitkan di NutritionFacts.org

Jokowi Berkunjung ke Australia, Menandatangani Serangkaian Perjanjian Ekonomi

0

NTD

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bertemu Presiden Jokowi pada  Selasa 4 Juli.   Dia mengundang Jokowi untuk mengunjungi Sydney Harbour menjelang pertemuan empat mata.

Kedua  pihak mengadakan serangkaian pembicaraan hari itu. Perdana Menteri Albanese mengatakan pada konferensi pers bersama bahwa Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan Australia Barat telah menandatangani rencana aksi tentang rantai pasokan mineral utama dan keterampilan pekerja.

PM Albanese berkata : “Australia percaya bahwa keberhasilan Indonesia sangat penting bagi keberhasilan kawasan kita. Kemakmuran, keamanan, dan stabilitas di Indonesia akan menjadikan kawasan Indo-Pasifik lebih makmur, aman, dan stabil.”

Kedua pihak juga melakukan diskusi mendalam tentang perdagangan dan investasi, infrastruktur, keamanan rantai pasokan dan regional, serta aspek lainnya.

Presiden Jokowi berkata : “Kami ingin kawasan Indo-Pasifik menjadi kawasan stabilitas, perdamaian, kolaborasi, dan kerja sama konkret.”

Kedua  pihak juga menandatangani perjanjian untuk memperpanjang visa bagi personel bisnis guna meningkatkan pertukaran personel antara kedua negara.

Albanese berkata : “Untuk mendukung perluasan hubungan bisnis dan komersial kami, orang Indonesia akan diberikan visa bisnis yang diperpanjang selama tiga sampai lima tahun.”

Jokowi juga mengatakan bahwa ia berharap dapat menandatangani kesepakatan dengan Australia tentang pengembangan kendaraan listrik dan memperluas impor sumber daya litium Australia. (Hui)

KTT Video SCO : Xi Jinping Menegaskan Kembali Sikap PKT yang Anti-Decoupling

0

oleh Zhang Ting

Pada 4 Juli 2023, KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (Shanghai Cooperation Organisation. SCO) diadakan dalam bentuk video pada 4 Juli 2023. Dalam kesempatan itu, Xi Jinping kembali menegaskan sikap PKT yang menentang “pemisahan dan pemutusan rantai.”

Dalam pidato videonya, Xi Jinping meminta anggota SCO untuk menolak “proteksionisme, sanksi sepihak, dan generalisasi konsep keamanan nasional”, juga menentang “membangun tembok guna membentengi diri” serta “pemutusan rantai pasokan”. Ini jelas merupakan kritik implisit terhadap Amerika Serikat dan sekutunya karena mengurangi perdagangan dan investasi dengan Tiongkok di bidang yang sensitif.

Pernyataan Xi Jinping tersebut disampaikan menjelang kunjungan Menteri Keuangan AS Janet Yellen ke Beijing dari Kamis 6 Juli hingga Minggu 9 Juli. Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengunjungi Tiongkok dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qin Gang, Direktur Kantor Urusan Luar Negeri Wang Yi dan Xi Jinping. Meskipun kedua  pihak sepakat tentang perlunya menstabilkan hubungan antara kedua negara, tetapi perbedaan inti antara kedua negara belum terselesaikan.

Akibat dalam beberapa tahun terakhir PKT semakin sewenang-wenang di Laut Tiongkok Selatan dan meningkatkan ancaman terhadap Taiwan, istilah “decoupling” semakin menjadi fokus diskusi negara-negara Barat. Meskipun Amerika Serikat dan Uni Eropa menyatakan bahwa mereka tidak berusaha memisahkan diri dari Tiongkok, kecuali menekankan perlunya “mengurangi risiko” (de-risking) Tiongkok, mengupayakan diversifikasi rantai pasokan, untuk mengurangi ketergantungan terhadap Tiongkok. Perusahaan besar seperti Apple telah mengalihkan beberapa produksinya dari Tiongkok ke tempat-tempat dengan risiko geopolitik yang lebih kecil, seperti India.

Strategi ini membuat PKT sangat resah. Pada 27 Juni, Perdana Menteri Li Qiang dalam pidatonya di Forum Davos di Tianjin, mengutuk promosi sensasional Barat tentang “mengurangi ketergantungan dan mengurangi risiko”, dengan mengatakan bahwa ini adalah suatu proposisi yang tidak tepat, dan bahwa Tiongkok “dengan tegas menentang politisasi terhadap masalah ekonomi dan perdagangan”.

Pada Oktober tahun lalu, Amerika Serikat telah memberlakukan pembatasan ekspor chip paling menyeluruh terhadap Tiongkok. Tujuannya tak lain adalah untuk membatasi perkembangan kekuatan militer Tiongkok. Setelah itu, Jepang dan Belanda juga ikut bergabung dengan gerakan AS untuk membatasi penjualan peralatan pembuatan chip ke Tiongkok, yang kemudian memicu protes dari rezim Beijing.

India memutuskan untuk mengadakan KTT SCO secara online, PKT tidak puas

SCO adalah aliansi politik, keamanan, dan perdagangan yang anggotanya mencakup Tiongkok, India, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Pakistan, Iran, Tajikistan, dan Uzbekistan.

KTT SCO kali ini diselenggarakan secara online oleh Perdana Menteri India Narendra Modi. Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyampaikan pidato melalui video. Ini adalah KTT multilateral pertama Putin sejak terjadi pembelotan tentara bayaran Rusia Wagner Group.

PM. Modi mengatakan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi momen kritis di tengah ketegangan global. Dia menekankan bahwa memastikan pasokan makanan, bahan bakar, dan pupuk yang memadai merupakan tantangan utama bagi semua negara.

Media “Nikkei News” melaporkan bahwa kehadiran Xi Jinping pada KTT SCO mendapat perhatian tersendiri. Pihak Tiongkok tampaknya tidak senang dengan keputusan India yang mengadakan KTT melalui video alih-alih pertemuan tatap muka. Media resmi Tiongkok telah menyindir India yang tidak hangat dalam memperlakukan SCO, jika dibandingkan dengan KTT SCO tahun lalu yang diadakan di Uzbekistan. Kehadiran Xi Jinping di KTT SCO saat itu merupakan perjalanan luar negeri pertamanya sejak COVID-19 merebak.

KTT tahun ini diselenggarakan oleh India. Pada bulan Mei tahun ini India mengumumkan rencananya untuk menyelenggarakan KTT SCO secara online. Dalam sebuah komentar yang diterbitkan oleh media PKT “Global Times” Juni disebutkan : Bahkan jika India bersikap dingin terhadap KTT SCO atau bertindak sebagai penghalang dalam isu-isu tertentu, Tiongkok dan negara anggota lainnya dapat dengan mudah mengeluarkan India dari kerja sama.

Mengapa PM. Modi memilih untuk mengadakan KTT secara online ?

Media AS “Washington Post” menyebutkan bahwa setidaknya bagi India, rasanya kurang ideal untuk menerima kunjungan Putin dan Xi Jinping dua minggu setelah Modi melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat dan menerima sambutan hangat dari Presiden Joe Biden.

Michael Kugelman, Direktur Institut Asia Selatan di Wilson Center mengatakan bahwa Modi menerima sambutan hangat dari para pemimpin Amerika selama kunjungannya baru-baru ini, “Jadi (bagi India) masih terlalu dini untuk menyambut para pemimpin Tiongkok dan Rusia”.

“Nikkei News” mengatakan bahwa dengan pertemuan online memungkinkan Modi menghindari potensi rasa malu. Modi baru saja sukses melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat belum lama ini. Amerika Serikat adalah musuh bebuyutan Rusia, sementara hubungan antara India dengan Tiongkok telah memburuk karena perebutan kepemimpinan regional dan konflik perbatasan Tiongkok – India. Tentara Tiongkok dan India terlibat dalam pertempuran tangan kosong yang mematikan di daerah perbatasan pada tahun 2020, dengan korban di kedua pihak. Dan, pada tahun 2021 dan 2022, konflik perbatasan juga berulang kali terjadi.

Pekan lalu, India juga bergabung dengan Filipina dalam upaya mendesak Tiongkok untuk mematuhi putusan arbitrase internasional 2016. Putusan itu menolak klaim kedaulatan Tiongkok atas sebagian besar Laut Tiongkok Selatan. Tetapi Tiongkok menolak untuk mengakui keputusan tersebut.

“Nikkei News” mengutip ucapan Harsh V. Pant, seorang profesor hubungan internasional di King’s College London dan wakil presiden penelitian dan kebijakan luar negeri di “Observer Research Foundation” di New Delhi, memberitakan bahwa mengingat adanya kontradiksi internal di SCO, India kemudian berpendapat menyelenggarakan KTT SCO secara on-line rasanya OK juga.

Ketegangan yang cukup tinggi juga terjadi antara India dengan Pakistan yang juga anggota SCO, kedua kekuatan nuklir itu telah lama berselisih mengenai wewenang kendali atas Kashmir.

Yogesh Gupta, seorang pejabat di kementerian luar negeri India dan mantan duta besar, mengatakan bahwa SCO “selalu dibatasi oleh perbedaan di antara negara-negara anggotanya”. Ini termasuk berbagai masalah praktis dan sejarah serta pertanyaan mendasar. Yogesh Gupta mengatakan bahwa, PKT ingin mendorong “lebih banyak tatanan global yang didominasi oleh Beijing”, sementara India lebih memilih dunia yang multipolar.

Pejabat India tersebut mengatakan, para pemimpin SCO berhasil mengadopsi “Deklarasi New Delhi” pada pertemuan Selasa (4 Juli) juga 2 pernyataan bersama lainnya. Yang satu tentang kerja sama dalam melawan radikalisasi yang mengarah pada separatisme, ekstremisme, dan terorisme, dan yang lainnya tentang bekerja sama demi mewujudkan transformasi digital. (sin)

Jet Tempur Rusia MiG-31  Jatuh di Pasifik, Nasib 2 Awak Belum Diketahui

The Associated Press

Sebuah jet tempur Rusia jatuh pada  Selasa 4 Juli dalam sebuah misi latihan di lepas pantai Pasifik dan nasib dua awaknya belum diketahui.

Militer Rusia mengatakan bahwa MiG-31 jatuh ke Teluk Avacha di pantai tenggara Semenanjung Kamchatka. Disebutkan bahwa tim penyelamat sedang mencari kedua awak pesawat.

Pihak militer mengatakan bahwa pesawat tersebut tidak membawa senjata. Pihak militer tak memberikan rincian lebih lanjut atau mengatakan apa yang menyebabkan kecelakaan itu.

MiG-31 adalah pesawat tempur supersonik bermesin ganda dengan dua kursi yang dirancang untuk mencegat pesawat musuh dan rudal jelajah dalam jarak jauh. Pesawat ini telah digunakan oleh angkatan udara Soviet dan Rusia sejak 1980-an.

MiG-31 lainnya jatuh di wilayah Murmansk, Kutub Utara, pada April lalu dan para awaknya berhasil menyelamatkan diri dengan selamat.

Angkatan udara Rusia telah mengalami serangkaian kecelakaan yang menurut beberapa pengamat disebabkan oleh meningkatnya jumlah penerbangan di tengah pertempuran di Ukraina dan ketegangan dengan Barat.

Sang Ayah Disandera Alien, Pria AS dari Menertawakan sampai Akhirnya Percaya

Chen Juncun

Pria asal Wyoming, AS, bernama David Riedel mengatakan, ayahnya beberapa kali menyatakan dirinya pernah disandera oleh mahluk luar angkasa alias alien, dan David selalu mengabaikan dengan menertawakannya. Namun demikian, setelah seorang mantan pejabat intelijen Kemenhan AS yakni David Grusch baru-baru ini mengungkap rahasia pesawat terbang milik alien yang ada di tangan pemerintah AS, ia pun teringat akan sang ayah yang telah meninggal dunia. Sekarang, dia tidak lagi berani menertawakan pernyataan mendiang ayahnya itu.

 Surat kabar HuffPost pada 26 Juni lalu menerbitkan artikel yang ditulis oleh Riedel. Dalam artikel itu, kejadian tentang ayahnya disandera oleh alien, Riedel menceritakan perubahan pemikirannya dari yang awalnya menertawakan sampai tidak lagi berani menertawakannya. Riedel menyatakan, dulu sang ayah yang bernama Patrick McGuire adalah seorang pemilik peternakan turun temurun sejak dari sang kakek, di sebuah kota kecil di Wyoming.

 Selama beberapa dekade, McGuire terus menerus secara terbuka menceritakan dirinya disandera oleh alien (ia menyebut mereka ‘Star People’), dan bersikukuh mengatakan dirinya dipilih oleh para alien itu. Riedel berkata, ayahnya pernah melihat benda terbang tak dikenal atau UFO. Tidak hanya satu atau satu kali saja, melainkan banyak UFO beterbangan di udara berkali-kali.

 Dalam acara “Eyewitness News” yang ditayangkan oleh stasiun televisi ABC pada 5 Maret 1980, McGuire menjelaskan sejumlah UFO mendarat sebanyak 25 hingga 30 kali di peternakannya. Seorang saksi mata lain mengatakan, mereka melihat dua – tiga unit UFO di antaranya mendarat pada waktu yang berbeda.

 Sedangkan dalam acara prime time dari stasiun televisi NBC yakni acara “That’s Incredible” pada 1981 diberitakan bahwa McGuire dihipnotis oleh seorang pakar UFO sekaligus psikolog bernama R. Leo Sprinkle, dalam kondisi terhipnotis itu McGuire menceritakan pengalamannya bertemu UFO. Ia mengatakan, ada sebuah pesawat luar angkasa mendarat di peternakannya, dan telah membunuh ternaknya.

 Ia bercerita, “Kami melihat seekor sapi yang mati. Mereka memotong hidung dan lidahnya, organ seksual sapi itu juga hilang.” 

Selain ternak yang menjadi korban, McGuire bersikukuh menyebutkan, dirinya juga pernah disandera oleh alien, juga menjadi korban. Selain itu, dalam kondisi terhipnotis McGuire mengatakan, alien itu meminta aktivitasnya bekerja-sama dengan program yang dijalankan alien terhadap manusia. Para alien juga memberitahunya, di kemudian hari akan terjadi suatu bencana iklim.

 Beberapa tahun setelah dihipnotis, McGuire jatuh miskin dan kehilangan rumahnya. Ia menyebut pihak militer yang telah membuatnya menjadi kondisi seperti ini karena apa yang dilihat dan dikatakannya. Ia akhirnya tutup usia pada 67 tahun akibat kanker pada 2009. Riedle mengatakan, saat ia masih kecil, karena pernyataan sang ayah tentang alien, ia kerap menjadi cemoohan para teman sekolahnya, lalu ia bahkan bergabung bersama teman-temannya, ikut menertawakan ayahnya.

 Dalam artikelnya itu Riedel menuliskan: “Ketika ayah kami membicarakan tentang (alien) menanamkan sebuah benda asing yang kemudian mendatangkan penderitaan baginya, saudara laki-lakiku dan aku pun tertawa. Saat ia mengatakan alien telah melakukan sesuatu padanya, sehingga ia hampir tidak bisa berjalan, kami tertawa. Saat ia mengatakan ia menggugat pemerintah yang telah merampas lahannya, menghancurkan kehidupannya dan kami sekeluarga, kami pun tertawa. Seluruh dunia menertawakannya.”

Riedel berkata :  “Saya tidak lagi tertawa, bukan karena saya tidak mengetahui berita utama itu adalah benar adanya dan segera akan terbukti, melainkan karena sejak awal saya tidak seharusnya menertawakannya. Sekarang, saya akan menghabiskan sisa hidup saya untuk memahami dirinya.” (sud//whs)

Dominasi Data yang Diperebutkan Sengit Antara Barat dan Beijing

Jiang Feng 

Dalam perjuangan hidup dan mati antara sistem politik Beijing dengan negara Barat, penguasa Beijing menjadikan perebutan data global sebagai salah satu mata rantai yang penting. Laporan teranyar dari wadah pemikir Washington menyebutkan, semua perusahaan teknologi tinggi di Tiongkok telah dipaksa berintegrasi dengan infrastruktur data nasional yang dikendalikan oleh partai, tujuannya adalah untuk melayani sasaran Beijing, yakni melakukan kompetisi strategis dengan Barat.

Peneliti tamu bernama Matthew Johnson dari Hoover Institution belum lama ini mempublikasikan laporan riset yang berjudul “China’s Grand Strategy for Data Dominance”. Dalam laporan disebutkan, Xi Jinping memandang data sebagai sumber daya yang terpenting dalam perjuangan hidup dan mati antara sistem perpolitikan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dengan negara Barat. 

Pada 2013 lalu, pada beberapa bulan pertama masa pemerintahannya, Xi Jinping membahas soal data dengan cara seperti Mao Zedong membahas soal metode produksi minyak bumi dalam negeri di era 1950-an abad ke-20, waktu itu Mao Zedong sedang mencari cara untuk melepaskan ketergantungan pada Rusia.

Pada Chinese Academy of Sciences Xi Jinping menyatakan, “Samudera data yang maha luas ini ibarat sumber daya minyak bumi bagi masyarakat industri, menyimpan produktivitas yang besar dan peluang bisnis, barang siapa yang menguasai teknologi data besar (Big Data, red.), maka dialah yang akan menguasai sumber daya yang berkembang berikut dominasinya.” 

Perang data PKT pertama-tama mengincar warga Tiongkok sendiri. Kantor Umum Dewan Negara RRT pada 2015, merilis sebuah dokumen, yang berjudul “Beberapa Opini Penggunaan Big Data Untuk Memperkuat Layanan dan Pengawasan Entitas Pasar”. 

Usulan utamanya meliputi penggunaan Big Data untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian oleh pemerintah, termasuk mempercepat pembangunan “sistem kredit sosial” untuk mengatur perilaku setiap individu masyarakat. 

Di tahun yang sama, Dewan Negara mengumumkan “kerangka kerja tindakan”, menginisiasi perencanaan penyatuan Big Data secara nasional. Pada 2016, Xi Jinping menuntut agar badan intelijen dan keamanan untuk mengambil sikap “siaga penuh segala arah keamanan internet”.

Perang Data PKT Meluas Hingga Luar Negeri

Beberapa tahun kemudian, perang data PKT telah meluas hingga ke luar negeri. Perusahaan internet maupun teknologi tinggi RRT berbondong-bondong menjangkau luar negeri, termasuk media sosial TikTok, e-commerce Temu, drone merek DJI, Beijing BGI Group, dan juga WuXi AppTec. Semua perusahaan itulah yang menjadi mata dan telinga bagi PKT di luar negeri. Mantan direktur operasional Pusat Intelijen Gabungan Hawaii dari USINDOPACOM yakni Carl Schuster pada tanggal 1 Juli lalu mengatakan pada surat kabar Epoch Times

Ia berkata, data yang terkumpul telah memberikan masukan dan informasi segala aspek yang sangat penting bagi upaya PKT melemahkan sekaligus menggantikan pengaruh AS dalam memimpin dunia. “Contohnya, data mengenai hiburan, produk, dan sumber informasi yang terkait warga AS sangat berguna bagi pengusaha, perdagangan, pejabat intelijen, serta analis perang politik Tiongkok. Dalam konflik, menguasai data drone yang digunakan AS, membuat pejabat komando militer RRT dapat lebih mudah memprediksi dan menjelaskan aksi dan rencana operasi militer AS.”

Laporan Hoover Institution menyebutkan, di bawah sistem data baru PKT itu semua perusahaan dipaksa untuk berasimilasi ke dalam infrastruktur data nasional yang tersentralisasi di bawah kendali partai, agar memudahkan melayani partai dalam kompetisi strategi melawan Barat. Sejak kurun waktu lama PKT mengharuskan perusahaan swasta untuk membentuk organisasi partai di dalam perusahaannya, dan menempuh jalur hukum juga cara-cara di luar hukum untuk memaksa perusahaan swasta agar mau tunduk. Perusahaan teknologi besar seperti Alibaba dan lain-lain adalah yang paling parah mengalami tekanan tersebut. Wakil Direktur Cyberspace Administration of China yakni Ren Xianliang mengatakan pada 2016, “Sejak berdirinya Kantor Dunia Siber ini, kami sangat memperhatikan kegiatan pendirian partai pada perusahaan internet. Ini adalah misi strategis dalam pengembangan industri internet.”

Laporan Hoover Institution menjelaskan, “Begitu luasnya pekerjaan pembangunan partai, bahkan perusahaan swasta Tiongkok yang paling sukses pun sekarang telah dipandang sebagai senjata yang efektif bagi partai dan negara.” 

Laporan menyebutkan, PKT tak hanya berencana sekedar mencuri informasi global secara simpel, sebaliknya PKT sedang membangun lingkungan operasional dan kerangka bisnis, yang bermisi memanfaatkan keterbukaan pada pasar di Barat, untuk memancing negara Barat agar dengan sukarela membuka aset datanya guna memudahkan pengumpulan data dan melakukan aksi mata-mata secara luas, sehingga dapat membuat sejumlah besar populasi dunia terpapar di bawah kendalinya.

Pendiri perusahaan Corr Analytics Inc. yakni Anders Corr yang juga selaku penerbit Journal of Political Risk pada 1 Juli lalu mengatakan kepada surat kabar The Epoch Times, “Dalam sistem modern ini, data adalah kunci bagi kekuasaan dan ekspansi negara, baik dalam hal ekonomi, politik, maupun militer. Sangat sedikit warga AS dan sekutunya yang menyadari hal ini, oleh sebab itu lewat berbagai cara pembelian perangkat lunak keamanan telekomunikasi dan internet, mereka telah menyerahkan data miliknya kepada negara musuh seperti rezim RRT dan juga Rusia.”

Menurut laporan riset Hoover Institution, perusahaan teknologi Tiongkok yang masuk ke negara lain telah berbaur menjadi satu dengan sistem penyimpanan dan pengolahan data, serta sistem pengendalian dan keamanan PKT. Lewat platform pengendalian data milik PKT, aplikasi, dan perusahaan, pengguna Barat akan masuk ke dalam ekosistem yang lengkap ini dan terlena di dalamnya, sehingga PKT dapat terus menerus mencuri data yang diinginkannya.

TikTok Yang Trendy di Eropa & AS Dikendalikan Oleh PKT

Aplikasi TikTok buatan perusahaan ByteDance Ltd. Tiongkok sangat populer di Eropa dan AS, ia dituding telah mengumpulkan data penggunanya bagi PKT.

Sampai dengan 2023, TikTok memiliki lebih dari 1,677 milyar pengguna, dan 106 juta pengguna di antaranya pengguna aktif bulanan. Di Amerika terdapat lebih dari 150 juta pengguna TikTok. Di TikTok terdapat lebih dari 5 juta perusahaan dan tak terhitung banyaknya UMKM. Video di TikTok yang disaksikan setiap harinya mencapai lebih dari 1 milyar yang dilihat.

Sedangkan TikTok dapat mengumpulkan banyak data dari penggunanya, termasuk nama, usia, nama akun, surel, sandi, nomor telepon, lokasi, isi pesan yang dikirimnya, teks di papan klip, foto dan video, nomor kartu pembayaran, rekening dan alamat pengiriman, IP address pengguna, kode pengenal biometric, seperti sidik jari dan sidik suara, dan lain sebagainya.

Padahal pemerintah RRT bisa memperoleh semua informasi tersebut. Pada Mei 2023 lalu, mantan eksekutif ByteDance wilayah AS yakni Yu Yintao menggugat ByteDance di Pengadilan San Francisco AS karena telah melakukan pemecatan tidak adil pada dirinya. Surat gugatannya mengungkapkan, di kantor ByteDance di Beijing telah khusus didirikan sebuah organisasi partai, yang bertanggung jawab mengawasi penerapan aplikasi perusahaan tersebut, dan “mengarahkan perusahaan tersebut tentang bagaimana mendorong nilai-nilai inti komunisme”, serta juga memiliki “kekuasaan menentukan hidup atau mati” yang bisa sewaktu-waktu menutup ByteDance secara tuntas.

Ia berkata, yang terpenting adalah, “Dewan komisi tersebut mempunyai wewenang tertinggi untuk mengakses seluruh data di perusahaan, bahkan data yang disimpan di AS”. 

Corr mengatakan kepada The Epoch Times, PKT bisa dengan mudahnya memperoleh data-data AS, adalah dikarenakan AS terlalu naif. “Dalam taraf tertentu ini adalah pilihan ideologi AS, pondasinya adalah semacam asumsi yang naïf, yakni semua negara, termasuk juga negara diktator, sedang mewujudkan liberalisasi ekonomi dan demokratisasi masyarakatnya, serta transparansi seluruh dunia melayani kemajuan proses ini. Faktanya, di saat PKT sedang memanfaatkan transparansi negara lain terhadapnya, bersamaan itu pula semakin lama semakin banyak mengendalikan datanya sendiri.”

Perusahaan Tiongkok lainnya yang menyerbu AS secara besar-besaran adalah DJI.

PKT Memanfaatkan DJI Untuk Mendominasi Pasar Drone Dunia

Menurut laporan dari lembaga konsultasi pasar pesawat nirawak (UAV) Jerman yakni Drone Industry Insights, pada 2022 pasar drone diperkirakan bernilai 30,6 milyar dolar AS, dan diprediksi akan tumbuh hingga mencapai 55,8 milyar dolar AS pada 2030. Walaupun pangsa pasar DJI pada 2021 turun 15%, namun secara global masih menguasai 54% pangsa pasar pesawat drone komersil.

DJI didirikan pada 2006, memproduksi model pesawat nirawak atau drone berikut suku cadangnya. DJI mampu mendominasi pasar drone komersil seluruh dunia, yang memainkan peran krusial adalah modal ventura di AS. Pada 2014, DJI memperoleh pembiayaan atau financing dari Sequoia China Investment Management LLP sebesar 30 juta dolar AS; pada 2015 DJI kembali mendapatkan pembiayaan senilai 75 juta dolar AS dari Accel Partners, hal ini membuat valuasinya melampaui 10 milyar dolar AS. Hanya dalam empat tahun dari 2011 hingga 2015 saja, pendapatan DJI telah tumbuh lebih dari seratus kali lipat.

Namun, walaupun DJI adalah perusahaan swasta, tapi sebenarnya DJI didanai oleh Komisi Pengawasan Aset BUMN RRT. Hubungan semacam ini diungkap pada 2022 oleh media massa AS. Dokumen menunjukkan, selama beberapa tahun terakhir ini, penguasa PKT memiliki empat perusahaan investasi yang berinvestasi pada DJI, di antaranya termasuk perusahaan pengelola aset milik negara RRT.

PKT memanfaatkan keunggulan mutlak perusahaan DJI yang menguasai pangsa pasar drone seluruh dunia, untuk mencuri data-data AS dengan leluasa. Pada 2016, DJI telah bekerjasama dengan pemadam kebakaran Wrightsville Beach, dengan memberikan secara cuma-cuma dua unit drone, namun syaratnya adalah DJI harus tetap bisa mengumpulkan data-data dari drone tersebut. Menurut laporan drone keamanan publik 2020 yang dipublikasikan oleh Bard College, sebanyak 1578 lembaga keamanan publik daerah maupun negara bagian di seluruh AS telah menggunakan drone atau pesawat nirawak. Di antara drone yang digunakan semua lembaga ini, drone dari DJI mencapai 90% banyaknya.

Menurut sebuah memo AD (Angkatan Darat) Amerika pada 2017, DJI dan pemerintah RRT saling berbagi data terkait infrastruktur dan penegakan hukum yang krusial. Pada 2019, Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS telah memperingatkan, drone buatan Tiongkok mungkin telah mengirimkan data penerbangan yang sensitif kepada pemerintah RRT.

Merebut Dominasi Data Adalah Bagian Dari Perjuangan Hidup Mati PKT dan Barat

Aksi PKT meperebutkan dominasi data, adalah bagian dari perjuangan hidup dan mati sistem politik PKT melawan sistem politik Barat.

Pada 6 Maret lalu, Xi Jinping mengkritik AS dengan menyebutkan, “Negara Barat yang dipimpin oleh AS telah melakukan halangan, kepungan, dan tekanan terhadap kami (PKT), sehingga menimbulkan tantangan serius yang belum pernah ada sebelumnya terhadap perkembangan negara kami (RRT).”

Dalam Rapat Pleno II Sidang Paripurna VI Konferensi Komite Pusat ke-19 pada Januari 2022 lalu, Xi Jinping menyebutkan, anggota partai PKT harus “berani bertarung”, dan menyebut sejarah PKT adalah sebuah sejarah “pertarungan” — “Berdiri di tengah pertumpahan darah, dan memulai pertarungan bersenjata”, serta partai komunis “mengandalkan pertarungan untuk menciptakan sejarah, harus lebih mengandalkan pertarungan untuk memenangkan masa depan”. 

Pada Oktober 2022, PKT merevisi konstitusi partai, dan memasukkan sebutan “berani bertarung” ke dalam konstitusi partai yang baru.

Dosen Sekolah Partai Pusat PKT (SPPPKT) yakni Han Qingxiang dalam interpretasinya melalui surat kabar corong PKT People’s Daily terhadap pernyataan Xi Jinping “pertarungan agung yang baru” mengatakan, yang dimaksud dengan pertarungan meliputi kompetisi sumber daya, kompetisi mata uang, kompetisi pasar, pertarungan ideologi, pertarungan wilayah kedaulatan, pertarungan anti korupsi, pertarungan dunia maya, dan pertarungan anti separatis. Han Qingxiang menyebutkan, “Sasaran dan wujud pertarungan sangat beraneka ragam, ‘ajang’ pertarungan mungkin bisa berada dimana saja.”

Mantan dosen hukum Peking University (Peking = Beijing, Red.) yakni Yuan Hongbing pernah berinteraksi akrab dengan Xi Jinping pada era 1980-an abad lalu selama sekitar delapan bulan. Waktu itu Xi Jinping mengungkapkan pemikirannya hendak membuat PKT menguasai dunia.

Dalam acara “Pinnacle View” di stasiun televisi NTDTV, Yuan Hongbing mengatakan, “Dia (Xi Jinping) berkata, Tiongkok membutuhkan 4 milyar orang berbakat baru bisa mengatur dunia ini. Ini adalah ingatan paling mendalam darinya pada saya, ketika berbincang mengenai komunisme, ia berkata, seluruh dunia harus mewujudkan komunisme, dan kita membutuhkan orang untuk mengaturnya.”

Corr menyatakan kepada The Epoch Times, pengendalian dan penggunaan terhadap data akan menjadi segenap inti dari yang disebut “pertarungan agung yang baru” dari pemerintahan Xi Jinping. Pada Maret 2021, di “Mencari Kebenaran”, media massa PKT, Xi Jinping menyebutkan: “Dunia sedang memasuki periode pertumbuhan ekonomi yang didominasi oleh industri informasi. Kita harus menguasai peluang bagus dalam digitalisasi, jaringan internet, dan pengembangan integrasi cerdas… harus mendorong integrasi yang mendalam dalam bidang internet, Big Data, dan AI bersama dengan entitas ekonomi, meluaskan dan menguatkan ekonomi digital.”

Schuster menyatakan, “Sistem internet dan informasi memiliki sekaligus memberikan pengaruh global. Oleh sebab itu, konflik intelektual apapun — ini adalah pondasi filosofi yang dikhawatirkan oleh Xi Jinping terhadap ‘teknologi inti’ — pada dasarnya bersifat global. Konflik ini akan menentukan hasil dari “pertarungan yang agung” yang disebut-sebut dan diharapkan oleh Xi Jinping bahwa pertarungan ini akan membentuk sistem internasional untuk sisa waktu abad ini.

Schuster menunjukkan, pemerintahan Xi Jinping sedang mendorong investasi krusial seperti AI, cip komputer yang lebih baik, lebih cepat, dan teknologi kuantum, serta metode yang digunakan untuk menyediakan dan menyerang telekomunikasi dan data komputer yang dienkripsi. “Sepuluh tahun ke depan akan menentukan hasilnya. Semangat wirausaha Barat apakah akan menang melawan inovasi peneliti Tiongkok yang dipaksa memproduksi oleh sentralisasi kekuasaan dan penindasan politik PKT? Investasi Barat dan standar kerjasama Barat kemungkinan akan menentukan jawabannya.”

Corr mengusulkan AS, terhadap perang perebutan data PKT harus dikeluarkan kebijakan untuk menghadapinya dengan melarang perusahaan dari negara otoriter untuk mengembangkan bisnis di AS, sekaligus berupaya membuat negara sekutu AS juga melakukan hal yang sama.

Corr juga mengatakan : “Berdasarkan perhitungan PDB nominal, dua badan ekonomi terbesar di dunia adalah AS dan Uni Eropa. Jika kedua badan ekonomi ini melarang perusahaan yang berasal dari Tiongkok dan Rusia, maka akan mengikis kekuatan dua lawan yang paling berbahaya ini, serta mendorong keduanya menuju demokratisasi, sehingga (membuat mereka) menjadi bagian dari dunia untuk menyelesaikan masalah, dan bukan menjadi sumber masalah terbesar bagi dunia.” (Sud/whs)

Macron Kritik TikTok karena Memicu Kerusuhan, Nenek Almarhum Nahel Merzouk Menyerukan Agar Kerusuhan Dihentikan

oleh Lin Yutang dan Li Yihong dari NTDTV Asia Pacific TV

Telah terjadi kerusuhan hebat di seluruh Prancis selama beberapa hari, pemicunya adalah seorang remaja ditembak mati oleh polisi beberapa hari yang lalu. Nenek almarhum mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa dia berharap kerusuhan akan berakhir, dia menuduh massa hanya menggunakan cucunya sebagai alasan untuk membuat kerusuhan. Selain itu, Presiden Prancis Macron mengkritik platform sosial seperti TikTok karena memicu kerusuhan

Seorang remaja Prancis berusia 17 tahun, Nahel Merzouk ditembak dan dibunuh oleh polisi pada 27 Juni karena menolak pemeriksaan lalu lintas. Insiden terkait memicu demonstrasi dan protes nasional di Prancis. Namun, banyak massa yang membakar kendaraan, menjarah toko, dan bahkan menyerang unit pemerintah selama periode ini. Terkait hal tersebut, nenek Naher, Nadia, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, berharap kerusuhan segera berakhir, dan mengutuk massa yang hanya menggunakan cucunya sebagai alasan untuk membuat onar.

Dalam sebuah wawancara, nenek dari almarhum mengatakan bahwa dia berharap kerusuhan akan berakhir, dan mengutuk massa karena menggunakan cucunya sebagai alasan untuk menimbulkan masalah. Selain itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengkritik platform media sosial seperti TikTok karena memicu kerusuhan.

Nenek Nahel

“Saya menyalahkan polisi yang membunuh cucu saya. Ini yang membuat saya marah. Kami punya polisi, untungnya kami punya polisi. Dan mereka yang merusak barang, saya beritahu mereka: BERHENTI “BERHENTI! Mereka menggunakan Nahel sebagai alasan untuk melakukan ini. Tidak! Orang-orang ini harus berhenti. Mereka tidak boleh merusak jendela toko, mereka tidak boleh menjarah sekolah,” ujar Nenek Nahel, Nadia.

Nadia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan TV Prancis bahwa dia tidak bisa memaafkan polisi yang membunuh cucunya, tetapi dia tidak akan menyalahkan polisi lainnya. Ia memiliki kepercayaan pada seluruh sistem peradilan, dan dia percaya kepada hukum dan keadilan. Ketika memikirkan cucunya yang terbunuh dan situasi putrinya yang menyakitkan, Nadia pernah tersedak dan tidak bisa berbicara.

 Nenek Nahel juga berkata : “Nahel sudah mati, dia sudah mati. Saya kehilangan dan  putri saya kehilangan putranya. Sudah berakhir, Putri saya kehilangan belahan jiwanya. Sudah berakhir dan saya bisa memahaminya . Jadi sebagai seorang nenek, saya kehilangan putri dan cucu saya. Keduanya hilang dan saya lelah dan saya tidak tahan lagi. Saya tidak bisa tidur lagi, saya mematikan TV, mematikan semuanya.”

Dan, Nadia juga menyerukan berulang kali kepadal massa untuk menghentikan vandalisme mereka.

Nenek Nahel, Nadia berucap : “Tolong jangan hancurkan mobilnya. Mobil itu tidak melakukan apapun kepadamu, sekolah tidak melakukan apapun padamu, bus tidak melakukan apapun kepadamu kamu, biarkan kami pergi!”

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan penyesalan atas penembakan beberapa hari  lalu, tetapi dia juga menyatakan kecaman tegas terhadap mereka yang mengambil kesempatan hingga menyebabkan kekacauan, dan menunjukkan bahwa platform sosial seperti TikTok berkontribusi kepada kerusuhan.

Presiden Prancis Macron pada 30 Juni berkata : “Platform media sosial telah memainkan peran penting dalam peristiwa beberapa hari terakhir. Di beberapa platform ini, Snapchat, TikTok, dan lainnya, kami telah melihat pengorganisasian demonstrasi kekerasan dan peniruan kekerasan, yang menciptakan rasa keterasingan bagi kaum muda.” (Hui)

India Berencana Memproduksi Chip Domestik Pertama dalam 18 Bulan ke Depan

oleh Chen Ting

Pejabat senior India mengatakan bahwa India bermaksud mendirikan sebuah pabrik perakitan semikonduktor pertama bulan depan, agar dapat mulai memproduksi semikonduktor buatan India pada akhir tahun 2024. 

Menurut Financial Times (link), Menteri Elektronik dan Teknologi Informasi India Ashwini Vaishnaw mengatakan bahwa dengan subsidi dari pemerintah India, perusahaan semikonduktor teknologi Amerika Serikat “Micron Technology” akan mulai membangun pabrik perakitan dan pengujian chip di Negara Bagian Gujarat, India. Proyek tersebut bernilai USD. 2,75 miliar.

Ashwini Vaishnaw mengatakan, bahwa “Misi Semikonduktor India”, yang dipimpin oleh pemerintah Modi, juga sedang melakukan banyak pekerjaan untuk memobilisasi dukungan dari mitra rantai pasokan lainnya, termasuk pemasok peralatan kimia, gas, dan manufaktur dan lainnya.

Kepada reporter media “Financial Times” Ashwini Vaishnaw mengatakan : “Ini adalah tingkat tercepat suatu negara dapat membangun sebuah industri baru”.

Ia berkata : “Saya tidak hanya berbicara mengenai mendirikan sebuah perusahaan baru, tetapi  tepatnya adalah membangun sebuah industri baru di dalam negeri. Delapan belas bulan adalah target kita, yaitu pada bulan Desember 2024, pabrik ini akan menghasilkan chip produksi dalam negeri pertama.”

Rencana ambisius semacam itu menetapkan jadwal yang menuntut bagi pemerintah Modi.

Dalam beberapa tahun terakhir, India telah berjuang untuk membangun kapasitas produksi smartphone, baterai, kendaraan listrik, dan elektronik lainnya. Untuk itu, New Delhi baru-baru ini memulai kembali penawaran kepada perusahaan India untuk bersaing dalam program produksi chip domestik dengan memperoleh subsidi senilai USD. 10 miliar.

Dalam hal ini India juga telah melonggarkan spesifikasinya, dengan tujuan untuk mendapatkan investasi dari pabrikan yang mampu memproduksi “simpul kematangan” di atas 40nm di India.

Ashwini Vaishnaw mengatakan bahwa pejabat pemerintah sedang dalam pembicaraan dengan lebih dari belasan pebisnis. “Dari 14 perusahaan yang kami ajak bicara, dua di antaranya benar-benar bagus dan seharusnya bisa berhasil.”

Tapi Menteri Ashwini menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Ashwini Vaishnaw mengatakan : “India memiliki lebih dari 50.000 perancang semikonduktor, dan pada kenyataannya, India sudah pernah ikut merancang hampir setiap chip kompleks yang dihasilkan di dunia”.

“Ekosistemnya sudah ada”, tambahnya. “Mendapatkan pabrik adalah langkah berikutnya, dan itulah yang sedang kita perhatikan. Keberhasilan dalam menjalin kerja sama dengan ‘Micron Technology’ merupakan sebuah prestasi yang sangat besar”.

Pakar : Kerja sama teknologi memperkuat hubungan keamanan AS – India

Amerika Serikat dan India sedang memperkuat kerja sama dalam bidang teknik, yang juga merupakan salah satu bagian penting dari kunjungan kenegaraan Modi ke Amerika Serikat bulan lalu. Selain jalinan kerja sama dengan “Micron”, pembuat peralatan chip AS “Applied Materials” juga telah mengumumkan rencana  menginvestasikan USD. 400 juta untuk mendirikan sebuah pusat teknik baru di Bengaluru, India.

Ved Shinde, rekan peneliti di Institut Kebijakan Masyarakat Asia di New Delhi, mengatakan bahwa ketidakpercayaan terhadap Beijing telah mengukuhkan peran India dalam strategi AS terhadap PKT. Membuat kerja sama geoekonomi dan teknologi menjadi kekuatan yang mempererat hubungan kedua negara.

Dalam sebuah artikel tinjauan (link ) Nikkei Asia pada Selasa (4 Juli), Ved Shinde mengungkapkan bahwa “taktik mengiris salami” (taktik mengiris salami, juga dikenal sebagai taktik memotong sosis) PKT demi merebut wilayah di perbatasan Tiongkok – India (taktik daerah perbatasan) ini memicu kemarahan di kalangan masyarakat India. Amerika Serikat kini menjadi mitra terpenting New Delhi dalam melawan superioritas militer Tiongkok.

Shinde mengatakan bahwa ketika Amerika Serikat memberlakukan kontrol teknologi terhadap komunis Tiongkok, India dipandang sebagai kekuatan penyeimbang yang penting.

“Washington bekerja sama dengan India dan negara-negara lain yang berpikiran sama untuk membentuk tatanan ekonomi baru berdasarkan teknologi canggih”, kata Shinde.

“Teknologi berpotensi untuk mendorong hubungan lebih erat antara AS dengan India di tahun-tahun mendatang, dan menciptakan peluang ekonomi yang sangat besar, meningkatkan keamanan nasional kedua negara, dan membentuk tatanan global geoekonomi baru”. (sin)

Banyak Warga Daratan Tiongkok Pergi ke Hong Kong untuk Menyimpan Dananya Dalam Mata Uang Dolar AS

0

oleh He Yating

Belakangan ini nilai mata uang Tiongkok renminbi terdepresiasi akibat pertumbuhan ekonomi yang merosot. Hal ini membuat banyak warga daratan Tiongkok semakin tidak percaya dengan prospek ekonomi Tiongkok, dan mereka berbondong-bondong pergi ke Hongkong untuk menyimpan dananya dalam mata uang dolar AS demi mempertahankan nilai.

Menurut media Hong kong “South China Morning Post”, pada pertengahan Juni tahun ini, penduduk Shenzhen David Yu menyembunyikan USD. 8.000,-  dalam ransel dan menyeret barang bawaannya melintasi perbatasan untuk pergi ke Hongkong, kemudian ia menyimpan dolar AS tersebut di Bank HSBC Hongkong. Karena pemerintah PKT menerapkan kontrol modal yang ketat, setiap penumpang hanya diperbolehkan membawa uang maksimal USD. 5.000,- tanpa deklarasi, sehingga tindakan David Yu tersebut berisiko dijatuhkan hukum karena melanggar hukum.

Dalam sebuah wawancara, David Yu mengatakan kepada reporter “South China Morning Post” bahwa ini karena suku bunga dolar AS telah berulang kali dinaikkan oleh The Fed, jadi merupakan kesempatan baik untuk menyimpannya di perbankan Hongkong. “Banyak orang berpikir lebih aman menyimpan uang di luar Tiongkok, karena perekonomian Tiongkok semakin tidak stabil.”

Menurut laporan, David Yu menghabiskan waktu sampai 40 menit lamanya untuk menunggu giliran dilayani oleh petugas sebuah kantor cabang HSBC di Hongkong saat ingin menyimpan dananya itu. Dia terpaksa menunggu di belakang orang-orang di depannya yang semuanya juga berbahasa Mandarin yang tujuannya sama, yakni menyimpan dananya di bank tersebut.

Memasuki kuartal kedua tahun ini, kemampuan pemerintah Tiongkok untuk memulihkan ekonomi terlihat semakin melemah, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi berkurang. Nilai tukar RMB yang merupakan indikator kepercayaan ekonomi turun 5,7% terhadap dolar AS di kuartal kedua tahun ini. Depresiasi nilai renminbi semakin memicu sentimen negatif terhadap perekonomian Tiongkok.

Baru-baru ini, sebagian besar bank investasi internasional telah menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari pertumbuhan rata-rata 4% pada kuartal pertama menjadi sekitar 1% atau malah lebih rendah pada kuartal kedua ini. Seiring dengan kemungkinan The Fed masih menaikkan suku bunga dolar AS, nilai renminbi diperkirakan akan semakin tergerus, kata laporan itu.

Laporan tersebut mengutip analis senior dari “Swissquote Bank” Ipek Ozkardeskaya yang mengatakan bahwa kinerja ekonomi Tiongkok tahun ini belum pulih seperti yang diharapkan, tetapi sebaliknya malah secara bertahap melambat. 

Ia berkata : “Jika pemerintah Tiongkok tidak mau menghadapi situasi ‘keburu tua sebelum kaya’, ia tidak punya pilihan lain kecuali mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat dan para investor.”

Faktanya, otoritas keuangan Tiongkok telah 2 kali berturut-turut dalam sebulan terakhir menurunkan suku bunga deposito dolar AS, dalam upayanya untuk mencegah nilai renminbi terus terdepresiasi.

Reuters mengutip informasi dari 7 orang sumber yang tahu masalah tetapi namanya tidak mau disebutkan, memberitakan bahwa 5 bank besar milik negara Tiongkok telah menurunkan suku bunga simpanan dalam dolar AS dari sebelumnya yang 4,3%pa. menjadi 2,8%pa.

Ini adalah kedua kalinya otoritas berwenang memangkas suku bunga deposito dolar dalam sebulan terakhir. Pada awal bulan Juni tahun ini, 5 bank BUMN terbesar telah memangkas suku bunga deposito sebesar 100 basis poin dari sebelumnya 5,3%.

Renminbi telah menjadi salah satu mata uang Asia dengan kinerja terburuk tahun ini. Renminbi telah kehilangan sekitar 5% dari nilainya karena pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat dan kesenjangan dalam hasil dolar dengan Amerika Serikat yang kian melebar.

Reuters yang mengutip laporan para trader dan analis menyebutkan, bahwa otoritas Tiongkok berharap dengan menurunkan suku bunga simpanan dalam dolar AS untuk memperkuat nilai renminbi demi mencegah nilainya terus menurun yang dapat menghambat investasi asing, terutama untuk mendukung ekonomi Tiongkok yang sedang menghadapi kelesuan.

People’s Bank of China tidak segera mengomentari laporan Reuters tersebut, sementara ICBC, Bank of China, Agricultural Bank of China, China Construction Bank dan Bank of Communications juga tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media. (sin)