Home Blog Page 8

Masuk Tiongkok Semakin Bahaya, Ponsel dan Laptop Dapat Diperiksa Aparat Penegak Hukum Mulai Juli 2024

oleh Chen Jie, Xiong Bin dan Zhou Tian

Baru-baru ini Kementerian Keamanan Nasional Tiongkok mengeluarkan peraturan pelaksanaan yang menyebutkan bahwa aparat penegak hukum telah diberikan wewenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap peralatan elektronik seperti ponsel dan laptop terhadap siapa saja yang berada dalam wilayah Tiongkok. Hal mana telah menarik perhatian masyarakat dalam dan luar negeri, terutama bagi orang-orang yang memasuki wilayah Tiongkok, karena keselamatan pribadi mereka akan semakin tidak terjamin.

“Peraturan tentang Tata Cara Penegakan Hukum Administratif Badan Keamanan Nasional” dan “Peraturan Prosedural Badan Keamanan Nasional dalam Menangani Kasus Pidana” yang diumumkan oleh Kementerian Keamanan Nasional Tiongkok pada 26 April memberikan kewenangan kepada aparat penegak hukum untuk memeriksa peralatan elektronik. Peraturan terkait akan diterapkan mulai 1 Juli 2024.

“Peraturan tentang Prosedur Penegakan Hukum Administratif Badan Keamanan Nasional” Pasal 40 menyebutkan : Setelah menerima persetujuan dan pemberitahuan pemeriksaan dari penanggung jawab badan keamanan nasional di atas tingkat kota, petugas badan keamanan nasional berhak melakukan pemeriksaan terhadap peralatan elektronik individu dan atau organisasi terkait. Sedangkan dalam apa yang disebut “situasi darurat”, petugas penegak hukum hanya perlu mendapatkan persetujuan dari penanggung jawab badan keamanan nasional di atas tingkat kota, sudah berhak melakukan pemeriksaan di tempat dengan menunjukkan kartu polisi atau sertifikat pengintaian.

Seorang warga Shanghai bermarga Zhou mengatakan, bahwa selama bertahun-tahun, PKT secara sewenang-wenang memeriksa ponsel warga, yang isinya hanya soal meneruskan berita terkait hal-hal kehidupan sehari-hari.

“Ponsel dirampas, melihat apa saja isinya. Padahal saya hanya meneruskan beberapa berita terkait mata pencaharian kepada beberapa orang. Mereka (petugas keamanan) meminta saya pergi ke kantor keamanan. Setelah itu petugas yang datang semakin banyak, dan saya mulai bertahan dengan pendirian saya, bahwa pertama-tama, tindak pemeriksaan itu ilegal, kedua, prosedurnya juga ilegal. Belakangan, dia mendatangkan lebih banyak petugas, memaksa saya untuk pergi bersama ke kantor keamanan, sebelum berangkat, dia menyelesaikan semua prosedur, meminta saya menandatanganinya, dan membuat catatan. Dia terus berbicara tentang isu politik, isu sensitif, dan energi negatif dan sebagainya. Jika saya tidak mau menandatanganinya, mereka dapat menahan diri saya, paling tidak selama 24 jam,” ujar Mr. Zhou.

Peraturan keamanan nasional baru yang dikeluarkan oleh Partai Komunis Tiongkok tidak menyatakan bahwa peraturan tersebut hanya menargetkan warga negara Tiongkok. Oleh karena itu, orang asing yang memasuki Tiongkok juga berisiko untuk dijadikan target pemeriksaan terhadap ponsel dan laptop yang mereka bawa.

“Ketika saya pergi ke daratan Tiongkok pada 2019, petugas keamanan hanya bertanya kepada saya tentang beberapa hal. Namun sekarang jika seseorang pergi ke daratan, ponselnya, laptopnya mungkin diperiksa. Saya tidak akan menginjakkan kaki lagi di Tiongkok sampai PKT jatuh. Bahkan Hongkong pun tidak. Karena jika saya pergi ke sana, mungkin saja diri saya dalam bahaya. Terakhir kali saya bisa meloloskan diri karena ada yang menjamin. Seperti dua atau tiga hari yang lalu, ada yang mengundang saya untuk pergi bermain ke Shanghai, saya bilang saya tidak ingin ke sana. Dia pikir saya terlalu khawatir dengan kejadian yang lalu. Saya bilang Anda benar-benar meremehkan jahatnya rezim komunis Tiongkok, mereka menggolongkan saya sebagai utusan khusus musuh, hanya karena saya memposting tulisan di Internet tentang berita penggunaan 2 bahasa Mandarin dan Inggris di Kota Tainan yang diumumkan oleh William Lai Ching-te. Karena itu saya dijadikan target pemantauan petugas keamanan Tiongkok,” ujar Mr. Wang, seorang wiraswastawan Taiwan. (sin)

83 Orang Tewas Akibat Hujan Lebat di Brasil Selatan, 6 Bendungan Terancam Runtuh Hingga Berdampak pada 850.000 Jiwa

NTD

Negara bagian Rio Grande do Sul di Brasil selatan dilanda hujan lebat dalam beberapa minggu terakhir,  pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan bahwa permukaan sungai terus meningkat dan enam bendungan terancam runtuh. Aparat setempat mendesak penduduk untuk mengungsi sesegera mungkin. Sedikitnya 83 orang tewas, 111 orang hilang dan 120.000 orang mengungsi akibat banjir. 

Banjir terbesar dalam sejarah terjadi di Porto Alegre, ibu kota Rio Grande do Sul. Ketinggian air di seberang Sungai Guaíba mencapai 5,19 meter pada Jumat (3/5/2024) melebihi rekor sejarah tahun 1941. Pada 6 Mei, ketinggian air naik menjadi 5,29 meter dan permukaan air terus meningkat.

Pemerintah Negara Bagian Grand River mengeluarkan peringatan pada 5 Mei bahwa enam bendungan berada dalam kondisi darurat dan dapat jebol kapan saja. Salah satu bendungan, yang terletak di antara kota penghasil anggur Bento Gonçalves dan Cotiporã, jebol sebagian tiga hari lalu.

Menurut data dari Departemen Pertahanan Sipil negara bagian Rio Grande do Sul, 345 dari 497 kota di negara bagian Rio Grande do Sul terkena dampak hujan deras. Beberapa sungai mengalami banjir terbesar dalam sejarah yang berdampak terhadap 850.000 jiwa.

Bandara Salgado Filho juga terendam banjir akibat hujan lebat. Pihak bandara mengeluarkan pernyataan pada 6 Mei bahwa keberangkatan dan pendaratan penerbangan akan ditangguhkan hingga 30 Mei.

Pemerintah Brazil menyatakan bahwa gelombang dingin diperkirakan akan melewati Rio Grande do Sul pada 8 Mei dan suhu di beberapa daerah akan turun hingga 10 derajat Celcius yang akan memperburuk kondisi evakuasi dan meningkatkan risiko hipotermia bagi para korban yang menunggu untuk penyelamatan di udara terbuka atau di tengah hujan. Oleh karena itu, sangat penting mempercepat bantuan.

Departemen Perlindungan Sipil Rio Grande do Sul juga memperingatkan bahwa akan terus ada risiko hujan lebat, banjir, hujan es, angin kencang, dan petir di wilayah metropolitan Porto Alegre, Rio Grande do Sul bagian utara dan timur laut.

Hujan mungkin sudah reda untuk sementara waktu, namun banjir terus melanda wilayah selatan. Dampaknya menyebabkan ratusan kota hancur dan menimbulkan kekhawatiran bahwa makanan dan air minum akan segera habis.

Eduardo Leite, gubernur Rio Grande do Sul, mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa situasi serius yang disebabkan oleh banjir di negara bagian tersebut memerlukan penerapan rencana bantuan rekonstruksi yang serupa dengan “Rencana Marshall” pasca-Perang Dunia II .

Leiter mengatakan bahwa korban bencana tidak bisa menjadi korban dari kurangnya bantuan dan birokrasi. “Rencana Marshall” versi Brazil juga perlu melibatkan strategi adaptasi iklim agar negara tersebut mampu bertahan terhadap iklim ekstrim global.

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva juga percaya bahwa tindakan dini harus diambil untuk mencegah tragedi tersebut setelah melakukan inspeksi ke lokasi bencana pada 5 Mei. Ia mengatakan pemerintah federal akan membantu memulihkan infrastruktur di negara bagian Rio Grande do Sul dan birokrasi negara bagian tidak akan mempengaruhi upaya rekonstruksi. (Hui)

‘Kolam Kematian’ Ditemukan di Dasar Laut yang Akan Membunuh Segalanya ‘Segera’

EtIndonesia. Kedalaman paling gelap di Laut Merah bisa menjelaskan asal usul kehidupan itu sendiri, berkat penemuan menakjubkan yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Sebuah tim peneliti di Universitas Miami menjelajahi dasar laut sempit, yang terletak antara Semenanjung Arab dan Afrika, dan bertemu dengan danau padat dan asin yang dikenal sebagai ‘kolam kematian’.

Nama yang menakutkan ini cocok mengingat ini adalah salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi.

Kolam langka yang terbentuk di dasar laut ini memiliki kadar garam yang sangat tinggi (sangat asin) dan tidak mengandung oksigen.

Memang benar, mereka sangat tidak ramah, sehingga hewan apa pun yang tersesat di perairan asin mereka akan langsung dipingsankan atau terbunuh.

Namun, terlepas dari semua hal tersebut, mereka masih dipenuhi dengan mikroba hidup – sebuah fakta yang dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan di planet kita dimulai, dan bagaimana makhluk hidup dapat berevolusi di dunia yang kaya air di luar dunia kita.

“Pemahaman kami saat ini adalah bahwa kehidupan berasal dari laut dalam, hampir pasti dalam kondisi anoksik – tanpa oksigen –,” kata Sam Purkis, profesor geosains kelautan di Universitas Miami, yang memimpin penelitian terhadap temuan tersebut, kepada Live Science.

“Kolam air asin di laut dalam adalah analogi yang bagus untuk masa awal Bumi dan, meskipun tidak memiliki oksigen dan hipersalin, namun kaya akan komunitas yang disebut mikroba ‘ekstremofil’.

“Mempelajari komunitas ini memungkinkan kita melihat sekilas kondisi di mana kehidupan pertama kali muncul di planet kita, dan mungkin memandu pencarian kehidupan di ‘dunia air’ lain di tata surya kita dan sekitarnya.”

Jika itu belum cukup, kolam tersebut juga dapat menghasilkan penemuan mikroba yang dapat mengarah pada pengembangan obat-obatan baru, tambah Purkis.

“Molekul dengan sifat antibakteri dan antikanker sebelumnya telah diisolasi dari mikroba laut dalam yang hidup di kolam air garam,” jelasnya.

Hanya beberapa lusin kolam air asin laut dalam yang telah ditemukan di seluruh dunia, dengan ukuran mulai dari beberapa ratus meter persegi hingga kira-kira 2,6 kilometer persegi, menurut Live Science.

Selain itu, hanya tiga perairan yang diketahui memiliki kolam langka ini: Teluk Meksiko, Laut Mediterania, dan Laut Merah.

Laut Merah memiliki jumlah danau terbanyak, yang diperkirakan berasal dari pelarutan kantong mineral yang disimpan selama zaman Miosen (sekitar 23 juta hingga 5,3 juta tahun yang lalu) ketika permukaan laut di wilayah tersebut lebih rendah dibandingkan saat ini.

Hingga tahun 2020, semua kolam air garam Laut Merah yang diketahui terletak setidaknya 25 kilometer lepas pantai.

Namun, pada tahun itu, Purkis dan rekan-rekannya menemukan kolam pertama di Teluk Aqaba, wilayah utara Laut Merah, yang terletak hanya dua kilometer dari pantai.

Penemuan inovatif ini dilakukan selama ekspedisi yang dilakukan oleh organisasi eksplorasi OceanX.

Perjalanan penelitian ini diluncurkan untuk menyelidiki garis pantai Laut Merah di Arab Saudi, “sebuah wilayah yang sejauh ini hanya mendapat sedikit perhatian,” kata Purkis.

Dengan menggunakan kendaraan bawah air yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV), ia dan rekan-rekannya menemukan kolam tersebut 1,77 kilometer di bawah permukaan Laut Merah, dan menamakannya NEOM Brine Pools, diambil dari nama perusahaan pengembangan Saudi yang mendanai penelitian tersebut.

Kolam terbesar berukuran diameter sekitar 10.000 meter persegi , sementara tiga kolam kecil berukuran diameter kurang dari 10 meter persegi.

“Pada kedalaman yang sangat dalam ini, biasanya tidak banyak kehidupan di dasar laut,” kata Purkis kepada Live Science.

“Namun, kolam air garam adalah oase kehidupan yang kaya. Lapisan mikroba yang tebal mendukung beragam jenis hewan.”

Dari jumlah tersebut, yang paling menarik “adalah ikan, udang, dan belut yang tampaknya menggunakan air garam untuk berburu,” kata Purkis.

Karena kekurangan oksigen dalam air garam, “hewan apa pun yang tersesat di dalamnya akan langsung dipingsankan atau dibunuh,” jelasnya. Predator yang mengintai di dekat air garam kemudian “memakan mereka yang tidak beruntung,” tambahnya.

Kedekatan kolam-kolam ini dengan pantai berarti bahwa kolam-kolam tersebut mungkin merupakan akumulasi limpasan dari daratan, yang berarti mineral-mineral terestrial dapat tercampur ke dalam susunan kimiawinya.

Artinya, temuan-temuan tersebut berpotensi menjadi arsip unik yang menyimpan jejak-jejak tsunami, banjir, dan gempa bumi di wilayah tersebut selama ribuan tahun.

Sampel inti sedimen yang dikumpulkan dari kolam air asin yang baru ditemukan “mewakili catatan curah hujan masa lalu yang tak terpecahkan di wilayah tersebut, yang berlangsung lebih dari 1.000 tahun, ditambah catatan gempa bumi dan tsunami,” kata Purkis.

Temuan timnya menunjukkan bahwa dalam 1.000 tahun terakhir, banjir besar akibat hujan deras “terjadi setiap 25 tahun sekali, dan tsunami [terjadi] setiap 100 tahun sekali”.

Kesimpulan mengenai risiko tsunami dan bencana alam lainnya ini mungkin menawarkan “pelajaran yang sangat penting bagi proyek infrastruktur besar-besaran yang saat ini sedang dibangun di garis pantai Teluk Aqaba,” Purkis mengungkapkan.

“Meskipun garis pantai Teluk Aqaba biasanya berpenduduk jarang, kini terjadi urbanisasi dengan kecepatan yang luar biasa.”

Di masa depan, “kami bertujuan untuk bekerja sama dengan negara-negara lain yang berbatasan dengan Teluk Aqaba untuk memperluas penilaian risiko gempa bumi dan tsunami,” kata Purkis.

Dia dan rekan-rekannya lebih lanjut berharap untuk kembali ke kolam air garam “dengan peralatan coring yang lebih canggih untuk mencoba memperpanjang rekonstruksi kita melampaui 1.000 tahun, lebih jauh ke zaman kuno.” (yn)

Sumber: indy100

Hamas Setuju dengan Kesepakatan Gencatan Senjata 3 Tahap, Israel Tolak Tekanan Terus Menerus

NTD

Kelompok bersenjata Hamas pada  Senin (6/5) menyatakan bahwa mereka telah menyetujui gencatan senjata tiga tahap dan perjanjian pertukaran tawanan, tetapi para pejabat Israel mengatakan bahwa persyaratan perjanjian tersebut telah “diperlunak” dan tidak dapat diterima oleh Israel. Pada saat yang sama, kabinet perang Israel menyetujui kelanjutan operasi militer di kota Rafah di Gaza selatan untuk memaksa pembebasan sandera Israel dan untuk mencapai tujuan perang Israel lainnya.

Central News Agency (CNA) melaporkan bahwa ketika perang antara Israel dan Hamas berlanjut selama hampir tujuh bulan, Hamas mengumumkan sebelumnya bahwa pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh telah menginformasikan kepada perdana menteri Qatar dan kepala intelijen Mesir bahwa Hamas telah menerima tawaran gencatan senjata dari kedua negara.

Khalil al-Hayya, seorang pejabat Hamas, mengatakan kepada media bahwa perjanjian tersebut mencakup rencana penarikan mundur Israel secara menyeluruh dari Jalur Gaza, kembalinya warga Palestina yang mengungsi akibat perang Israel-Hamas ke rumah-rumah mereka, serta pertukaran sandera dan tawanan, di antara tujuan-tujuan lainnya.

Menurut rincian yang dirilis sejauh ini oleh pejabat Hamas dan seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang perundingan tersebut, kesepakatan yang disetujui Hamas adalah sebagai berikut:

Tahap 1

Gencatan senjata selama 42 hari antara kedua belah pihak menghasilkan pembebasan 33 sandera Israel oleh Hamas, pertukaran sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, penarikan sejumlah pasukan Israel dari Gaza, dan pergerakan bebas warga Palestina dari selatan ke utara Gaza.

Tahap 2

Gencatan senjata selama 42 hari lebih lanjut antara kedua belah pihak akan berfokus pada pencapaian kesepakatan untuk memulihkan “periode ketenangan yang berkelanjutan” di Gaza, sebuah istilah yang menurut seorang pejabat yang diberi briefing singkat tentang perundingan tersebut telah disetujui oleh Hamas dan Israel sehingga tidak akan ada lagi diskusi lebih lanjut tentang “gencatan senjata permanen”. Selain itu, sebagian besar tentara Israel akan ditarik sepenuhnya dari Gaza, sementara Hamas akan membebaskan beberapa tentara cadangan dan tentara Israel dan menukar tahanan Palestina.

Tahap 3

Kedua belah pihak akan mengembalikan jasad korban tewas dan memulai rekonstruksi sesuai dengan rencana Qatar, Mesir, dan PBB yang diawasi, sekaligus mengakhiri blokade total Jalur Gaza.

AS yang bertindak sebagai mediator bersama dengan Qatar dan Mesir, telah mengevaluasi respon Hamas dan mendiskusikannya dengan para sekutunya di Timur Tengah.

Setelah mendengar bahwa Hamas telah menyetujui gencatan senjata dengan Israel, kerumunan orang menari dan bersorak-sorai di jalanan Rafah pada 6 Mei, menangis gembira, dan beberapa bahkan melepaskan tembakan ke udara.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 6 Mei : “Kabinet masa perang dengan suara bulat memutuskan bahwa Israel harus terus beroperasi di Rafah dan memberikan tekanan militer kepada Hamas. Pada saat yang sama, meskipun tawaran gencatan senjata (yang diterima) oleh Hamas masih jauh dari persyaratan penting Israel, Israel akan mengirim delegasi kerja ke negara-negara mediasi untuk menguras semua kemungkinan untuk mencapai kesepakatan dengan persyaratan yang dapat diterima oleh Israel,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

BBC News melaporkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengumumkan bahwa mereka saat ini sedang melakukan “serangan yang ditargetkan” terhadap sejumlah target Hamas di bagian timur kota Rafah. (hui)

Induk Anjing Dibuang Karena Melahirkan Terlalu Banyak Anak

EtIndonesia. Ketika One of A Kind Pet Rescue mendengar tentang kisah Violet, hati mereka hancur karenanya. Ibu anjing yang manis telah ditinggalkan setelah dia melahirkan banyak anak anjing – tepatnya 12 anak anjing. Itu jelas lebih dari apa yang bisa ditangani oleh keluarga anjing sebelumnya.

Jadi mereka melakukan hal yang tidak terpikirkan.

“Saya dihubungi oleh seorang wanita di Columbus yang merupakan teman putri saya,” Tanya Jonda, direktur eksekutif One of A Kind Pet Rescue, mengatakan kepada The Dodo. “Dia membawa ibu anjing dan anak-anaknya ke dalam rumah setelah dia melihat postingan di Facebook oleh seseorang yang mengklaim bahwa mereka dibuang di properti mereka.”

Jonda tahu ini akan menjadi tugas yang besar, tapi dia tidak bisa menolak Violet dan anak-anaknya yang besar, jadi dia langsung setuju untuk menerima semuanya.

Ketika Violet tiba, dia sangat kurus, satu matanya buta dan dipenuhi kutu. Meski begitu, dia adalah ibu yang luar biasa bagi 12 anak anjingnya dan tampak sangat bersyukur akhirnya mendapat bantuan untuk memastikan mereka semua aman.

“Mereka sangat sehat, dan kami menganggap Violet merawat mereka dengan sangat baik,” kata Jonda. “Kami memberi anak-anak anjing itu nama yang dimulai dengan ‘V.’ Karena ukurannya yang besar, mereka rukun dan selalu berkumpul saat tidur. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengabaian mereka dan kebutuhan akan kenyamanan.”

Sejak diselamatkan, anak-anak anjing tersebut berkembang dan tumbuh menjadi anjing yang sehat dan energik. Enam anak anjing telah diadopsi, sehingga separuh dari kelompok tersebut – dan induknya – masih mencari rumah.

“Violet adalah ibu yang cantik dengan karakter yang luar biasa,” kata Jonda. “Dia menyayangi semua orang dan anjing lainnya. Dia adalah ibu yang luar biasa dan dijadwalkan untuk menerima pemeriksaannya pada minggu pertama bulan Mei. Dia kemudian akan tersedia untuk diadopsi.”

Violet dan anak-anak anjingnya mengalami awal kehidupan yang sulit, namun sekarang mereka baik-baik saja dan tidak sabar untuk bersantai di rumah tercinta mereka selamanya.(yn)

Sumber: the dodo

Kunjungan Pemimpin Partai Komunis Tiongkok ke Prancis yang Canggung,  Analisis: Suasana di Eropa Telah Berubah Drastis

Luo Tingting/Wen Hui

Kunjungan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping ke Prancis baru-baru ini merupakan kunjungan yang canggung, dengan antrian “selamat datang” yang sedikit di jalanan dan kerumunan pengunjuk rasa yang memenuhi alun-alun. Beberapa analis mengatakan bahwa suasana di Eropa telah berubah secara dramatis sejak kunjungan Xi ke Prancis.

Perwakilan Taiwan di Prancis, Wu Zhizhong, mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook pada 5 Mei malam bahwa Xi Jinping  tiba di Paris pada sore hari, “kerumunan orang yang menyambutnya sangat sedikit! Dibandingkan dengan kunjungan pada 2019 sebelum Krisis Pneumonia Wuhan, suasana di seluruh Eropa telah berubah secara drastis!”

Sebuah foto yang dibagikan oleh Wu Zhizhong menunjukkan bahwa di jalan menuju Arc de Triomphe di Paris, hanya sedikit orang yang menyambut Xi, hanya ada sekitar selusin orang  yang memegang bendera bintang lima Partai Komunis Tiongkok dan beberapa orang lainnya yang membentangkan spanduk berisi pesan untuk menyambut kedatangan Xi di Prancis.

(Tangkapan layar dari Facebook)

Place de la Republique di dekatnya dipenuhi oleh orang-orang yang memprotes kunjungan Xi, memegang berbagai slogan anti-Xi dan berbicara atas nama warga Hong Kong, Tibet dan Uighur di Xinjiang, yang telah menderita akibat penindasan Partai Komunis.

Di jalan yang dilalui rombongan Xi, para pelajar yang tergabung dalam Students for a Free Tibet (SFT) membentangkan spanduk di sebuah jembatan dengan huruf-huruf hitam dengan latar belakang putih bertuliskan: “Bebaskan Tibet. Diktator Xi Jinping, waktumu sudah habis.”

Di Tiongkok, Xi Jinping mungkin bisa mengabaikan penderitaan rakyat Tibet, tapi di Prancis kami akan membongkar kebohongannya dan memastikan bahwa Xi Jinping tidak akan melupakan kami,” tulis organisasi ini di platform X.

Anouk Wear, seorang penasihat penelitian dan kebijakan di Hong Kong Watch, menulis di platform X: “Senang sekali melihat persatuan global antara warga Tibet, Uighur, Hong Kong, dan lainnya yang telah melarikan diri dari Partai Komunis Tiongkok untuk mencari kebebasan.”

Reporters Without Borders, dengan mengendarai truk bertuliskan nama-nama jurnalis yang ditahan di penjara Tiongkok, berparade di jalan-jalan Paris untuk mengecam penganiayaan pemerintah Tiongkok terhadap kebebasan pers dan jurnalis.

“Bahkan ketika Macron menyambut pemimpin Tiongkok Xi Jinping, lebih dari 100 wartawan ditahan oleh rezimnya,” tulis akun X Reporters Without Borders, “dan kebebasan pers tidak dapat diabaikan selama kunjungan kenegaraan ini.”

Pada 6 Mei 2024, Reporters Without Borders mengendarai truk yang memuat nama jurnalis yang dipenjara di penjara Tiongkok dan berparade di jalan-jalan Paris, ibu kota Prancis, untuk memprotes tirani Partai Komunis Tiongkok. (DIMITAR DILKOFF/AFP melalui Getty Images)

Reporters Without Borders yang berbasis di Paris merilis Indeks Kebebasan Pers Dunia tahun ini pada minggu lalu, yang menempatkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) di peringkat ke-173 dari 180 negara dan wilayah, dan peringkat pertama di dunia dalam hal jumlah wartawan yang dipenjara dengan 119 wartawan.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia termasuk Liga Hak Asasi Manusia Prancis (HRL) dan Amnesty International (AI) juga mengorganisir ratusan aksi protes, menyerukan kepada Presiden Prancis Macron untuk memprioritaskan hak asasi manusia dalam perundingan Tiongkok-Prancis.

Perlu dicatat bahwa media Partai Komunis mengklaim bahwa kerumunan massa yang menyambut kunjungan Xi ke Prancis adalah “spontan”, tetapi Yang Han, mantan staf kementerian luar negeri Partai Komunis yang sekarang tinggal di Australia, membantahnya di platform X: “Sebagai seseorang yang pernah terlibat dalam diplomasi Tiongkok, izinkan saya memberitahu Anda: itu tidak (spontan). Kedutaan dan berbagai lembaga yang dikendalikan oleh pemerintah Tiongkok telah bekerja keras untuk menyelenggarakan pertunjukan ini.”

“Target penontonnya bukan publik Prancis, tapi Xi Jinping, rombongannya, dan penonton Tiongkok di Tiongkok,” tulis Yang Han. Yang Han menulis.

Kunjungan Xi ke Prancis dimaksudkan untuk menggalang  Prancis dan memecah belah Uni Eropa. Sementara itu, Macron telah mengundang Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk bergabung dengannya untuk melakukan pembicaraan, dan ketiga pemimpin tersebut memiliki perbedaan besar dalam masalah perdagangan.

Macron menyerukan aturan perdagangan yang “adil”, sementara Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menekankan bahwa Uni Eropa akan berdiri teguh untuk “melindungi ekonomi dan keamanan Uni Eropa”. Xi, di sisi lain, membantah bahwa Tiongkok memiliki kelebihan kapasitas dan menutup diri terhadap keluhan dan kekhawatiran Macron dan von der Leyen. 

Sebelum Xi tiba di Prancis, surat kabar Prancis Le Monde menerbitkan editorial pada 4 Mei, mengingatkan pemerintah Prancis untuk tidak berilusi dan tidak menganggap Xi sebagai teman. (Hui)

Wanita Mengalami Reaksi Parah Terhadap Obat-obatan yang Dia Minum untuk Depresi, Obat Itu Membakar dari Dalam dan ke Luar Tubuhnya

EtIndonesia. Seorang wanita berusia 23 tahun asal Selandia Baru menceritakan reaksinya yang “mengerikan” terhadap obat-obatan yang diminumnya untuk mengatasi depresi, dan menyatakan bahwa obat tersebut “membakarnya dari dalam ke luar” dan hampir membunuhnya.

Charlotte Gilmour mengidap sindrom Stevens-Johnson (SJS), kelainan langka yang menyebabkan lepuh menyakitkan di kulit, mulut, dan kerongkongannya, lapor outlet Selandia Baru Stuff.

SJS dimulai dengan gejala mirip flu yang diikuti dengan ruam yang melepuh dan menyebar, menurut Mayo Clinic. Kondisi ini berakibat fatal pada 10% pasien.

Dokter percaya bahwa Gilmour mengalami reaksi parah, yang hanya menyerang satu dari satu juta orang di seluruh dunia, akibat lamotrigin. SJS adalah efek samping obat antiepilepsi yang diketahui namun jarang terjadi, yang juga digunakan untuk menghilangkan depresi.

Gilmour, dari Palmerston North, mengatakan dia menderita infeksi dada selama berminggu-minggu sebelum terbangun di suatu pagi dengan ruam yang menyakitkan di tubuhnya. Tidak jelas apakah infeksi dada ini berhubungan dengan SJS.

“Saya melihat ke cermin, dan saya langsung menangis. Saya pikir secara tidak sadar saya tahu itu adalah sesuatu yang cukup serius,” katanya kepada Stuff.

Dia berkata bahwa dia pergi ke rumah sakit, di mana sorang perawat dari Philipina mengenali ruam tersebut karena kasus serupa di Philipina tetapi staf medis tampaknya tidak yakin bagaimana cara mengobatinya.

“Saya kira itu menakutkan, mendengar… ‘Oke, tidak ada yang benar-benar tahu banyak tentang ini’,” kenang Gilmour.

“Bagian paling menakutkannya adalah hal itu membakar saya dari dalam ke luar. Jadi semua luka bakar di bagian luar itu karena bagian dalam tubuhku terbakar hingga mulai terlihat di bagian luar kulitku,” keluhnya.

Lepuh di saluran pencernaannya sangat parah sehingga dia harus dipasangi selang makanan.

Dokter awalnya memberinya steroid tetapi menghentikan pengobatannya karena tampaknya tidak membantu.

“Jadi mereka menghentikannya… dan kemudian keadaan menjadi semakin buruk hingga suatu malam saya hampir kehilangan penglihatan,” kenangnya.

Dia meminta untuk kembali mengonsumsi obat-obatan, yang “pada akhirnya pasti membantu,” katanya.

Dia keluar dari rumah sakit pada bulan November setelah 30 hari perawatan.

Dia mengatakan dia telah pulih tetapi beberapa gejala masih kadang-kadang muncul.

“Mata saya masih melepuh dan ruamnya kambuh, selalu di tempat yang sama dengan luka bakar terparah,” jelasnya.

Gilmour bukan satu-satunya warga Selandia Baru yang mengalami kondisi menyakitkan ini setelah mengonsumsi obat penstabil suasana hati.

Nicole Donald, seorang ibu muda, diberi resep berbagai pil untuk membantu menenangkan suasana hatinya setelah didiagnosis menderita gangguan bipolar pada tahun 2020.

Dua minggu kemudian, dia mulai merasa demam dan bibirnya mulai berdarah. Segera setelah itu, ruam merah menyebar ke seluruh tubuhnya. Dia juga menderita SJS.

“Itu sangat menyakitkan,” katanya kepada Jam Press tahun lalu. “Kulit saya terasa seperti terbakar sinar matahari, bibir dan bagian dalam mulut saya berdarah, dan mata saya terbakar.”

Dia menambahkan: “Penglihatan saya mulai menjadi kabur, saya tidak dapat menggunakan ponsel atau melihat keluarga saya. Saya tidak bisa makan atau minum karena mulut saya penuh dengan bisul dan perut saya sangat sakit.”

Untungnya, dia pulih dua bulan kemudian. (yn)

Sumber: nypost

Wanita 30 Tahun Jatuh Cinta dengan Miliarder Berusia 73 Tahun : “Uang tidak penting”

EtIndonesia. Elina Fernández, 30 tahun dari Argentina, menemukan cinta sejatinya dalam diri Eduardo Constantini, 73 tahun, yang memiliki kekayaan bernilai miliaran. Pasangan mencolok dengan perbedaan usia 43 tahun ini sekali lagi menunjukkan bahwa cinta tidak ada batasnya dan tidak bisa diukur dengan angka atau stratifikasi sosial. Kisah cinta mereka mendobrak batasan dan membuat kita merenungkan esensi cinta yang sebenarnya.

Percikan cinta yang acak

Elina, yang mencari nafkah di atas catwalk, berbagi kisah mengejutkan tentang bagaimana dia bertemu Eduardo dan bagaimana dia langsung jatuh cinta. Sepertinya alam semesta telah mempertemukan mereka pada saat itu dan menjungkirbalikkan kehidupan Elina.

Meskipun dia tidak aktif mencari cinta, dia tidak bisa mengabaikan perasaan kuat yang dia rasakan terhadap Eduardo. Tiba-tiba hidupnya berubah dan dia jatuh hati pada seseorang dari lingkungan kehidupan yang sama sekali berbeda.

Menikahlah meskipun ada banyak kritik

Meski menjadi pusat rumor, Elina dan Eduardo tidak membiarkan kritik atau komentar negatif menghentikan mereka. Mereka bertunangan dan menikah dalam waktu sembilan bulan setelah pertemuan pertama mereka. Pernikahan mereka merayakan fakta bahwa cinta tidak peduli dengan usia atau perbedaan finansial dan membuktikan bahwa perasaan tulus jauh lebih kuat daripada angka di atas kertas. Pasangan ini menunjukkan bahwa cinta melampaui segala perbedaan materi.

Kegembiraan tentang duo yang tidak biasa ini

Pembicaraan berlanjut seputar hubungan Elina dan Eduardo. Banyak yang bertanya-tanya apa sebenarnya niat Elina dan apakah uang bukan motivasi penting baginya. Orang sering kali meragukan apakah seorang wanita yang lebih muda benar-benar bisa jatuh cinta dengan seseorang yang jauh lebih tua. Namun Elina meyakinkan bahwa perasaannya terhadap Eduardo murni dan kekayaan tidak berperan dalam cinta mereka.

Cinta sejati versus keuntungan materi

Kisah cinta unik Elina menimbulkan pertanyaan penting tentang kekuatan cinta sejati. Bisakah cinta sejati mengatasi hambatan usia dan perbedaan finansial? Meski skeptis, Elina menegaskan bahwa cintanya pada Eduardo adalah nyata dan dia tidak mengincar kekayaannya.

Kisah istimewa Elina dan Eduardo ini menantang cara berpikir konvensional kita dan mengundang diskusi tentang berbagai bentuk cinta. Dia menekankan bahwa cinta tidak dipandu oleh prediktabilitas atau norma sosial. (yn)

Sumber: stimmung

Dalam Pertemuan dengan Xi Jinping, Presiden Uni Eropa Mendesak Tiongkok untuk Bersaing Secara Adil

Pada Senin (6 Mei), Presiden Prancis Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengadakan pembicaraan trilateral dengan Xi Jinping di Paris, yang difokuskan pada masalah ekspor kelebihan kapasitas industri Tiongkok dan penjualan produk-produk dumping ke Eropa

oleh Yu Liang dan Chi Xiao

Pada Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping yang datang berkunjung mengadakan pembicaraan trilateral di Istana Elysee, Paris. Mereka kembali berfokus pada masalah hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok – Uni Eropa.

“Ini adalah salah satu hubungan yang paling penting di dunia. Ia percaya bahwa jika kita bersaing dalam lingkungan yang adil, kita di Eropa akan memiliki lingkungan ekonomi yang makmur dan berkepanjangan yang dapat mendukung lebih banyak lapangan kerja,” ujar Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen.

Ursula von der Leyen mendesak otoritas Partai Komunis Tiongkok untuk mengelola hubungan dengan Eropa secara adil dan bertanggung jawab di tengah situasi internasional yang bergejolak, dan menghentikan subsidi pemerintah yang jahat yang berdampak pada Eropa dengan barang-barang murah, mendistorsi pasar, dan mengancam kelangsungan hidup perusahaan Eropa. 

Ia menuturkan, jika perlu, kami akan memanfaatkan alat pertahanan perdagangan kami. Misalnya, beberapa minggu lalu, kami meluncurkan alat pengadaan internasional untuk melakukan penyelidikan pertama. 

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menganjurkan Uni Eropa agar mengambil sikap yang lebih keras dengan meluncurkan penyelidikan terhadap berbagai industri Tiongkok seperti kendaraan listrik.

Ursula von der Leyen juga memperingatkan Xi Jinping bahwa mendukung invasi Rusia ke Ukraina akan mengancam keamanan Eropa dan merusak hubungan Uni Eropa – Tiongkok.

“Kami juga membahas soal Tiongkok tidak boleh memberikan peralatan mematikan apa pun kepada Rusia. Dan diperlukan lebih banyak upaya Tiongkok untuk mengurangi pengiriman material penggunaan sipil-militer ke Rusia, yang dapat dimanfaatkan di medan perang,” ujar Ursula von der Leyen. (sin)

Ketika Warga Sipil Rafah Mengevakuasi Diri, Hamas Menyatakan Kesediaan untuk Menerima Perjanjian Gencatan Senjata

Pada Senin (6 Mei), Israel mendesak warga sipil di sebelah timur Rafah sekitar 100.000 orang untuk mengungsi, kemudian melancarkan serangan udara terbatas ke daerah tersebut. Pada hari yang sama, Hamas menyatakan kesediaannya untuk menerima perjanjian gencatan senjata, namun Israel mengatakan perjanjian tersebut belum memenuhi persyaratan Israel

oleh Yi Jing – NTD

Pada Senin, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mendesak 100.000 warga sipil Palestina di timur kota Rafah untuk sementara waktu mengungsi ke daerah bantuan kemanusiaan terdekat.

“Kami menyampaikan informasi (evakuasi) kepada warga Gaza melalui selebaran, pesan teks, panggilan telepon dan siaran media dalam bahasa Arab,” ujar juru bicara pemerintah Israel David Mencer.

Rahmah Naser, warga yang mengungsi dari Rafah mengatakan ia pergi hanya dengan membawa baju ganti, tidak membawa yang lain”.

Beberapa jam setelah perintah evakuasi dikeluarkan, tentara Israel melancarkan serangan udara terbatas ke daerah Rafah timur. Militer Israel mengatakan bahwa serangan  menargetkan lokasi penembakan mortir Hamas.

Namun, tentara Israel belum mengkonfirmasi apakah evakuasi warga sipil di Rafah ini terkait dengan serangan darat yang akan datang.

Sehari sebelumnya, Hamas melancarkan serangan mortir terhadap penyeberangan Kerem Shalom di Gaza selatan dari lokasi yang dijadikan target serangan Israel hari Senin, menyebabkan 4 tentara Israel tewas dan melukai banyak orang lainnya, selain itu juga menyebabkan jalur utama untuk pengangkutan bantuan kemanusiaan ke Gaza terpaksa ditutup.

Pada Senin, Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka bersedia menerima proposal gencatan senjata Gaza yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar, namun tidak mengungkapkan rincian spesifik dari perjanjian tersebut.

Setelah kabar tersebut bocor, banyak warga Rafah turun ke jalan untuk merayakannya.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perjanjian yang diterima Hamas jauh dari memenuhi tuntutan Israel. Oleh karena itu Israel akan mengirimkan delegasi untuk perundingan lebih lanjut.

Seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Hamas menerima “versi lunak” dari proposal Mesir, yang mengandung unsur-unsur yang tidak dapat diterima oleh Israel. (sin)

Banjir Longsor Melanda Kabupaten Luwu: Akses Menuju Kecamatan Latimojong Putus, Warga Terisolir

BELOPA – Upaya pencarian dan pertolongan korban banjir dan tanah longsor yang melanda 13 Kecamatan di wilayah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan masih dilanjutkan hingga  Minggu (5/5). Kecamatan Latimojong merupakan kecamatan dengan dampak terparah, akses menuju lokasi terdampak putus, warga terisolir.

Keadaan di Kecamatan Latimojong pada Minggu (5/5) sore bertambah parah akibat hujan deras masih terus mengguyur wilayah ini. Keadaan ini menimbulkan titik longsoran baru, jalan menuju Latimojong ambles sepanjang 100 meter, beberapa jembatan penghubung desa putus.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu melaporkan untuk sementara penyaluran logistik kepada warga terdampak di 12 desa di Kecamatan Latimojong dilakukan dengan bantuan helikopter milik TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan.

Laporan termutakhir mencatat 12 orang meninggal dunia. Data ini diperbaharui setelah satu anak balita yang dilaporkan hilang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Rincian korban meninggal antara lain delapan orang warga Kecamatan Latimojong dan empat orang warga Desa Poringan, Kecamatan Suli Barat.

Upaya pencarian dan pertolongan korban terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan masih terus dilakukan oleh tim gabungan hingga Minggu (5/5). Foto: BPBD Kabupaten Luwu

Dampak Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu

Sebelumnya dilaporkan, banjir dan tanah longsor melanda Kecamatan Luwu, Sulawesi Selatan pada Jumat (3/5) pukul 01.17 WITA. Sebanyak 13 Kecamatan  di Kabupaten Luwu terdampak antara lain Kecamatan Suli, Kecamatan Latimojong, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa dan Kecamatan Belopa Utara. 

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (5/5) pukul 15.00 WIB, sebanyak  3.479 KK terdampak. Sebanyak 115 jiwa mengungsi di beberapa lokasi antara lain Masjid Pajang 60 pengungsi, Masjid Malela 30 orang pengungsi, Masjid Cimpu 25 pengungsi, dan sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat. 

Kerugian materil terdata kaji cepat antara lain sebanyak 211 unit rumah hanyut dan rusak berat, 3.268 rumah terendam. Beberapa pagar perkantoran rubuh antara lain pagar kantor KUA Kecamatan Suli, pagar SDN Lindajang di Kecamatan Suli Barat, pagar SDN Kecamatan Suli, dan pagar MTs Suli di Kecamatan Suli. Beberapa jalan dan jembatan ikut terputus akibat tergerus banjir dan longsor.

Upaya pencarian dan pertolongan korban terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan masih terus dilakukan oleh tim gabungan hingga Minggu (5/5). Foto: BPBD Kabupaten Luwu

BPBD Kabupaten Luwu, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dan tim gabungan hingga saat ini masih melakukan pendataan di lapangan serta evakuasi warga terdampak dan penyaluran bantuan logistik. 

Tim menghadapi kendala cuaca yang berubah-ubah dan masih sering turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. 

Kebutuhan mendesak saat ini berupa pemenuhan kebutuhan dasar dan permakanan, alat penerangan, serta alat berat untuk membersihkan material longsor.

Kepala BNPB Bertolak Ke Sulawesi Selatan

Menindaklanjuti kejadian bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di sebagian besar wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bertolak ke Sulawesi Selatan dari Manado pada Senin (6/5). 

Salah satu agenda Suharyanto pada esok hari adalah Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan laporan yang diterima Pusdalops BNPB beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan terdampak banjir dan longsor antara lain Kabupaten Luwu, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Sidenreng Rappang.

Kunjungan ini merupakan bentuk kehadiran negara untuk memastikan penanganan darurat dan pemenuhan dasar warga terdampak terpenuhi dengan baik. (bnpb/asr)

Seorang Pria di Taiwan ‘Membatu’ Saat Makan di Restoran, Terlihat Tak Bergerak dengan Sumpit di Tangannya

EtIndonesia. Seorang pria di Taiwan dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan ‘membatu’ saat makan di sebuah restoran.

Orang-orang di sekitar menjadi khawatir setelah pria yang dilaporkan bernama Jiang Nan itu terlihat tak bergerak dengan sumpit di tangannya dan mata terbuka lebar.

Kejadian tak biasa tersebut diduga disebabkan oleh rendahnya kadar gula darahnya.

Pada Minggu (5 Mei), China Times melaporkan bahwa insiden tersebut terjadi di sebuah restoran di Distrik Nantun Taiwan.

Menurut pemilik restoran, Jiang adalah pelanggan tetap dan sering mengunjungi restoran tersebut.

Namun kali ini, dia melihat sesuatu yang tidak biasa pada ekspresi wajah Jiang setelah dia memesan makanan.

Saat pemilik mengantarkan makanan kepada Jiang, dia memperhatikan bahwa tubuh Jiang menjadi kaku, tampak lumpuh saat dia memegang sepasang sumpit, bola matanya tidak bergerak meskipun matanya terbuka lebar.

Orang-orang yang melihat sikap Jiang yang tidak bergerak berusaha menarik perhatiannya dengan menepuk bahunya dan meneriakinya tetapi tidak berhasil.

Takut dengan keadaan Jiang yang menakutkan, pemilik restoran memanggil polisi dan petugas medis untuk meminta bantuan.

Petugas dari Departemen Kepolisian Kota Taichung segera dikerahkan ke restoran tersebut untuk menyelidiki kejadian tersebut.

China Times melaporkan Jiang masih dalam kondisi “seperti batu” ketika polisi dan paramedis tiba di lokasi kejadian.

Setelah pengujian awal, petugas medis menemukan bahwa kadar gula darah Jiang sangat rendah.

Ia segera diberikan pengobatan glukosa dan dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ketika Jiang tersadar dari kondisi “membatu”, dia memberi tahu rumah sakit bahwa dia kehilangan kesadaran saat makan dan tidak dapat mengingat apa pun dari kejadian tersebut.

Dia berterima kasih kepada restoran karena menunjukkan kepeduliannya dan berterima kasih kepada pihak berwenang karena telah menyelamatkan nyawanya. (yn)

Sumber: mustsharenews

Penangkapan dan Penggerebekan Praktisi Falun Gong di Rusia Dikecam, Nama Baiknya Diserukan Direhabilitasi dan Hak-haknya Dilindungi

JAKARTA –  Penggerebekan dan penangkapan yang dilakukan oleh aparat Rusia terhadap praktisi Falun Gong di Moskow menuai kecaman. Atas tindakan tersebut, Rusia diminta memulihkan nama baik  dan melindungi hak-hak praktisi Falun Gong. 

Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Global Human Right Efforts (GHURE) Fadjar Pratikto dalam siaran persnya, Selasa (7/5/2024). 

“Mengutuk keras tindakan pemerintah Rusia yang telah melakukan penggrebekan dan penangkapan terhadap praktisi Falun Gong yang tak bersalah di Moskow,” ujarnya.

Tak hanya itu,  pengadilan Rusia juga diminta untuk segera membebaskan para praktisi Falun Gong yang ditahan secara sewenang-wenang, dengan merehabilitasi nama baiknya dan melindungi hak-haknya. 

Lebih jauh lagi, pemerintah Rusia diserukan harus mencabut larangan terhadap Falun Gong dan materi belajarnya, dan mengizinkan praktisinya untuk menjalankan kultivasi/ keyakinan mereka secara bebas dengan menolak pengaruh dari Partai Komunis Tiongkok. 

“Mendesak pada pemerintah Rusia untuk menghormati hak-hak praktisi Falun Gong untuk menjalankan aktivitas di negaranya, dengan tidak menuruti kemauan atau intervensi PKT yang mengeskpor kebijakan penganiayaan terhadap pengikut Falun Gong,” tegasnya. 

BACA JUGA : Rusia Menahan Praktisi Falun Gong Selama Dua Bulan di Penjara

BACA JUGA : Di Tengah Hubungan yang Makin Erat dengan Partai Komunis Tiongkok, Rusia Gerebek Rumah Praktisi Falun Gong

Kepada kepada komunitas internasional, khususnya para pembela hak asasi manusia dan lembaga atau organisasinya dimohon untuk bersolidaritas dan menaruh perhatian pada masalah kebebasan berkeyakinan yang terjadi di Rusia ini, karena kalau itu dibiarkan bisa jadi preseden buruk bagi negara-negara lain yang selama ini bergantung secara ekonomi kepada Tiongkok. 

Sebelumnya, pada  3 Mei 2024 lalu, aparat Rusia  menggrebek rumah lima praktisi Falun Gong di Moskow dan menahan empat orang di antaranya, di bawah undang-undang kontroversial yang melarang “melakukan kegiatan organisasi yang tidak diinginkan.” Nataliya Minenkova, salah satu praktisi yang ditahan. Pihak berwenang juga menyita berbagai materi seperti buku dan brosur pengantar latihan sebagai barang bukti.  

Peristiwa penggerebekan terhadap pengikut Falun Dafa pada 3 Mei 2024 lalu dipublikasikan secara resmi oleh pihak berwenang Rusia di akun Telegram dan media milik negara. Dalam tindakan itu digambarkan proses penggrebekan terhadap praktisi Falun Gong, polisi menendang pintu apartemen dan menjegal seorang pemuda ke lantai dekat pintu kamar tidurnya. Lantas, media Rusia mengulangi propaganda disinformasi yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok tentang Falun Gong. 

Penggeledahan rumah dan penahanan yang dilakukan oleh polisi Moskow itu merupakan eskalasi terbaru dalam kampanye pemerintah Vladimir Putin, melawan kelompok spiritual yang berkembang cukup pesat di Rusia itu. Langkah represif pemerintah setempat meliputi pelarangan buku-buku, penyitaan literatur yang berkaitan dengan Falun Dafa, penganiayaan, dan interogasi terhadap para praktisinya. Alasan hukum yang digunakan sebagai dasar represi  adalah “melakukan kegiatan organisasi yang tidak diinginkan” dan biasa digunakan oleh pihak berwenang Rusia untuk menargetkan lebih dari 100 organisasi, wartawan dan aktivis HAM.   

Sejak dilarang dan dianiaya di Tiongkok karena ketakutan PKT yang berlebihan pada latihan meditasi ini, Falun Gong justru menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk di Rusia dan Indonesia. 

Sejauh ini, GHURE melihat aktivitas praktisi Falun Gong di seluruh dunia, termasuk di Rusia sangat bagus, berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat dan memperbaiki mortalitasnya. Hal itu disebabkan latihan kultivasi jiwa dan raga ini  berakar pada prinsip karakter alam semesta yakni Sejati-Baik-Sabar.  

Namun sejak tahun 2001, praktisi Falun Gong di Rusia mulai menghadapi masalah pelecehan dan penganiayaan. Polisi setempat pernah membubarkan kegiatan aksi damai mereka saat mengungkap kejahatan PKT di Moskow pada 19 Oktober 2007, dan sehari kemudian mengacaukan konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi  Falun Gong. Pada 2008, pengadilan Rusia melarang Falun Gong, dengan alasan kuatir mengenai dugaan dampak negatif latihan tersebut terhadap kesehatan masyarakat dan ketertiban sosial. Keputusan pengadilan didasarkan pada laporan ahli yang ditunjuk pemerintah yang menyimpulkan Falun Gong adalah “aliran sesat yang merusak.” 

Selain itu, pada Agustus 2008, pengadilan regional menyatakan beberapa materi yang berhubungan dengan Falun Gong sebagai “literatur ekstremis.” Itu termasuk buku Zhuan Falun, sebuah laporan penelitian tentang pengambilan organ praktisi Falun Gong, dan brosur lainnya. Sejak itu, di bawah tekanan pemerintah Rusia, beberapa pengadilan telah menolak permohonan banding untuk membatalkan keputusan tersebut. Implikasinya penerbit tidak boleh lagi melanjutkan pencetakan buku tersebut. Toko tidak boleh menjualnya. Mereka yang memilikinya berisiko ditangkap. Buku utama “Zhuan Falun” pun secara resmi dilarang di negara itu pada  2011. 

Pada Mei 2012, praktisi Falun Gong setempat—sebagian besar adalah penduduk asli Rusia—telah melaporkan mengalami peningkatan pelecehan dan pengawasan oleh pihak berwenang. Pada tanggal 27 Juli, polisi di Vladivostok menangkap empat orang praktisi Falun Gong ketika mereka mengambil brosur Falun Gong di sebuah percetakan, menyita buku-buku tersebut bersama dengan materi terkait Falun Gong lainnya.   

Meskipun ada larangan, praktisi Falun Gong di Rusia terus berlatih kultivasi jiwa dan raga itu. Mereka terus mengadakan protes dan demonstrasi menentang larangan tersebut, dan mereka telah mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan Rusia. Pada 2015, pengadilan Rusia memutuskan bahwa larangan terhadap Falun Gong adalah ilegal dan memerintahkan pemerintah untuk mencabut larangan itu. Namun, pemerintah mengajukan banding atas keputusan itu, dan larangan itu tetap berlaku. Keputusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa pada 2023 yang memvonis bahwa larangan Rusia terhadap materi Falun Gong adalah ilegal, pun tak digubris.  

Pada  Januari 2019, Pengadilan Kota St. Petersburg bahkan menguatkan keputusan Pengadilan Distrik Nevsky pada bulan Mei 2019 yang melarang distribusi buku Falun Gong dan “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis” di Rusia. Menurut SOVA Center, media nasional dan lokal terus menerbitkan dan menyiarkan materi yang memfitnah kelompok agama minoritas termasuk Falun Gong, sehingga telah membentuk persepsi publik bahwa kelompok agama tertentu berbahaya.   

Putin telah menyalahgunakan undang-undang antiterorisme dan anti-ekstremisme, serta langkah-langkah lain untuk menargetkan Falun Gong dan tujuh organisasi yang terkait dengannya. Banyak pengamat percaya bahwa pelarangan tersebut dilatarbelakangi oleh faktor politik. Lebih lagi, Tiongkok dan Rusia telah mencapai kesepakatan kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022 dan sejak saat itu kedua negara telah membuat serangkaian perjanjian untuk memajukan “kerja sama strategis” mereka. Pemerintah Tiongkok telah menekan negara-negara lain untuk membatasi Falun Gong, dan Rusia adalah sekutu dekat PKT. Selain itu, pemerintah Rusia pun mempunyai sejarah menekan perbedaan pendapat dan kebebasan beragama. 

Ketergantungan Kremlin yang semakin meningkat terhadap Beijing tampaknya mendorong tekanan yang semakin besar terhadap Falun Gong. Sebelumnya pada November 2023 lalu, polisi menggeledah rumah-rumah penganut Falun Gong di beberapa wilayah, termasuk Moskow. (asr) 

Wanita di Thailand dengan Kesulitan Bernapas Mengunjungi Rumah Sakit, Dokter Menemukan 100 Belatung di Rongga Hidungnya

EtIndonesia. Memiliki serangga yang bertelur di dalam diri Anda adalah mimpi buruk.

Namun itulah kenyataan mengerikan yang dialami oleh seorang wanita di Thailand yang harus mengeluarkan lebih dari 100 belatung dari rongga hidungnya.

Syukurlah, dia sekarang sehat dan bebas dari serangga.

Tinggal di Chiang Mai, wanita berusia 59 tahun ini awalnya mengaitkan kesulitan bernapasnya dengan polusi udara di kota tersebut.

Menurut BBC, Thailand sedang bergulat dengan lonjakan penyakit terkait polusi yang disebabkan oleh PM2.5.

PM2.5, jelasnya, merupakan mikropolutan yang dapat masuk ke aliran darah melalui paru-paru.

Paparan partikel kecil ini bisa menyebabkan batuk, dada sesak, mata terbakar, dan kulit gatal.

Setelah seminggu menderita hidung tersumbat dan nyeri pada wajah, wanita tersebut mulai mengalami mimisan.

Tapi itu bukan hanya darah – yang membuatnya ngeri, belatung kecil juga merangkak keluar dari kedua lubang hidungnya.

Saat itulah dia mencari perawatan di Rumah Sakit Nakornping.

Menurut postingan di halaman Facebook rumah sakit, dia menjalani rontgen dan endoskopi hidung, sebuah prosedur di mana kamera kecil dimasukkan ke dalam hidung Anda.

Saat itulah dokter menemukan bahwa wanita tersebut memiliki lebih dari 100 belatung di dalam rongga hidungnya.

Dia kemudian dipindahkan ke ruang operasi di mana tim dengan hati-hati mengeluarkan semua belatung dengan pinset.

Rumah sakit melaporkan bahwa dia saat ini dalam kondisi stabil.

Meskipun belatung yang bertelur di hidung atau laba-laba di telinga bukanlah kejadian sehari-hari, dokter menekankan pentingnya mencari pertolongan medis sejak dini setiap kali gejala yang mengganggu muncul.

Deteksi tepat waktu membantu dokter mengatasi komplikasi dengan lebih efektif dan mencegah gejala menyebar ke area lain di tubuh.

Dalam hal ini, dokter mencatat potensi belatung menyebar lebih jauh.

Seandainya belatung tersebut berpindah ke mata atau otak wanita tersebut, konsekuensinya bisa sangat parah, dan mungkin mengakibatkan kerusakan permanen. (yn)

Sumber: mustsharenews