Home Blog Page 974

10 Penyebab Utama Sembelit dan 7 Kebiasaan Makan yang Harus Dihindari

0

Amber Yang dan Alice Zhu

Cuaca yang kering dan dingin dapat menjadi faktor penyebab konstipasi atau sembelit, menurut pengobatan tradisional Tiongkok. Selain memperburuk aktivitas sehari-hari, sembelit juga dapat memicu berbagai penyakit.

Teng Cheng Liang, pengawas Klinik Medis Chi Teh dan Klinik Medis Cheng-Liang di Taipei, Taiwan, menjelaskan berbagai penyebab sembelit dan memperkenalkan metode terapi makanan dan pijat titik akupuntur untuk menstimulasi pergerakan usus yang sehat.

Teng mengatakan bahwa menurut definisi medis, buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu dianggap sebagai sembelit dan dapat berdampak besar pada kesehatan seseorang.

Sembelit kronis menyebabkan penumpukan toksin dalam usus dan kelebihan karsinogen yang diserap tubuh. Hal ini juga meningkatkan risiko berbagai kondisi lain, seperti jerawat, depresi, dan peningkatan risiko penyakit jantung.

Orang yang mengalami sembelit lebih rentan mengalami wasir, fisura anus, inkontinensia urin akibat stres, divertikulitis, dan penyakit lainnya. Divertikulum adalah jaringan tonjolan pada dinding usus. Jika tinja jatuh ke dalam divertikulum, maka dapat menyebabkan peradangan pada divertikulum, yang mengakibatkan sepsis-penyakit yang mengancam jiwa.

Beberapa orang khawatir tidak bisa buang air besar selama satu atau dua hari. Teng menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia, gerakan peristaltik dan kekuatan penyerapan lambung dan usus akan melemah, sehingga menyebabkan kesulitan dalam pembuangan. Dia merekomendasikan agar orang-orang tetap rileks saat mencoba untuk buang air besar, dan tidak perlu minum obat untuk melewatkan satu atau dua hari saja. Mengandalkan obat-obatan atau obat pencahar dapat menyebabkan reaksi ekstrem seperti diare dan sembelit yang bergantian.

Penyebab Utama Sembelit

Teng menunjukkan bahwa penyebab utama sembelit adalah gerakan peristaltik yang lambat. Usus kecil menyerap nutrisi dan usus besar menyerap air. Ketika gerakan usus terlalu lambat dan makanan tinggal di usus besar terlalu lama, feses menjadi kering, keras, dan sulit untuk dikeluarkan.

Selain itu, ketika usus menyerap air terlalu cepat, sembelit dapat terjadi.

Sembelit juga berkaitan erat dengan fungsi sistem saraf perifer. Kecepatan gerak peristaltik berhubungan dengan sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf simpatis membuat gerakan peristaltik lebih lambat, dan sistem saraf parasimpatis membuat gerakan peristaltik lebih cepat.

Sebagai contoh, sistem saraf simpatis pasien dapat diaktifkan karena kecemasan saat menjalani pemeriksaan medis, dan akibatnya mereka dapat mengalami sembelit. Setelah pemeriksaan selesai, sistem akan kembali normal. Kegembiraan emosional, seperti saat bepergian, juga mengaktifkan sistem saraf simpatik, sehingga menambah kemungkinan terjadinya sembelit.

Penyebab Sembelit bagi Pasien Parkinson

Teng mengatakan bahwa pasien dengan penyakit neurologis, seperti Parkinson rentan terhadap sembelit, dengan beberapa pasien hanya buang air besar setiap tujuh hingga sepuluh hari sekali. Dia mengatakan bahwa ada dua alasan utama mengapa pasien Parkinson rentan mengalami sembelit:

1- Kekakuan seluruh otot tubuh, termasuk kekakuan gerak peristaltik saluran cerna.

2- Pasien harus mengonsumsi Levodopa untuk mengatasi tremor tangan, yang menghambat gerak peristaltik otot polos dan membuat sembelit semakin parah.

Secara klinis, semakin parah sembelit yang dialami pasien, semakin parah pula tremor yang diderita pasien.

Dokter pengobatan Barat biasanya meresepkan obat pencahar untuk mengobati sembelit, tetapi efek sampingnya adalah diare, yang membuat orang merasa lelah, Sedangkan tujuan TCM adalah meningkatkan gerakan peristaltik untuk membantu pengeluaran toksin.

Kebiasaan Makan untuk Mengurangi Sembelit

Selain sembelit yang disebabkan oleh penyakit, penyebab lain dari gerakan peristaltik yang lambat dapat dikaitkan dengan pola makan, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan kurang serat. Selain itu, alkohol juga memperlambat gerakan peristaltik.

Teng menunjukkan bahwa penderita sembelit harus membudayakan tujuh kebiasaan berikut ini:

1-Minum air yang cukup.

2- Kurangi konsumsi minuman berkafein.

3- Hindari minuman beralkohol.

4- Makan lebih banyak buah dan sayuran.

5- Makan lebih banyak makanan berserat tinggi.

6- Kurangi makanan berlemak tinggi, seperti susu.

7- Kurangi konsumsi makanan berprotein tinggi, seperti daging, telur, dan keju.

Untuk menghindari sembelit, Anda perlu mengonsumsi lebih banyak makanan yang dapat membantu pembuangan yang sehat. Makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan berserat tinggi, seperti apel, stroberi, biji-bijian berserat tinggi, kacang-kacangan, dan sebagainya, dapat membantu tinja melewati usus besar dengan cepat. Minum setidaknya delapan gelas air per hari juga akan membantu pembuangan yang sehat.

Terapi makanan TCM untuk mengobati sembelit:

Wu Ren Wan (pil teh): Obat herbal TCM untuk menghilangkan panas, melumasi usus, dan menyegarkan darah.

Teh Rehmannia: Rehmannia bersifat mendinginkan, melembabkan, dan menyegarkan ginjal. Selain meredakan sembelit, teh ini juga bermanfaat untuk mengatasi insomnia dan gula darah tinggi.

Teh Cassia: Menekan nafsu makan, mengurangi panas pencernaan, dan membantu menurunkan berat badan.

Pijat Titik Akupuntur untuk Mencegah Sembelit

Teng juga menyarankan agar orang yang menderita sembelit sebaiknya memijat titik-titik akupuntur yang berhubungan dengan perut, seperti Titik Poros Bumi dan Titik Kaki Tiga Li di betis, serta Titik Lembah Bergabung di tangan, yang dapat membantu pembuangan.

Titik-titik sembelit (Shutterstock/The Epoch Times

Waktu Terbaik untuk Buang Air Besar

TCM percaya bahwa 12 sistem meridian tubuh sesuai dengan dua belas periode dua jam (sistem pengukuran waktu kuno di Tiongkok). Meridian usus besar bersirkulasi dari jam 5 pagi sampai jam 9 pagi; meridian lambung bersirkulasi dari jam 7 pagi sampai jam 9 pagi; meridian limpa bersirkulasi dari jam 9 pagi sampai jam 11 pagi.

Teng menunjukkan bahwa di pagi hari, qi dan darah terkonsentrasi pada sistem pencernaan dan motilitas pencernaan, oleh karena itu merupakan waktu terbaik untuk pergi ke toilet.

Mitos Angka Kematian Akibat COVID di Tiongkok

0

Peter Zhang 

Novelis dan Kritikus George Bernard Shaw pernah berkata, “Pembunuhan adalah perwujudan ekstrem dari sensor.” Dia tidak melebih-lebihkan sedikit pun. Berakhirnya kebijakan nol-COVID Beijing dengan segera membawa angka COVID-19 yang dilaporkan di Tiongkok lebih dekat dengan kenyataan, tetapi angka-angka itu masih jauh dari kenyataan.

Bahkan Hu Xijin, seorang propagandis pro-Beijing yang sering diejek karena sikapnya yang suka menjilat, mengakui melalui akun Twitter-nya pada 16 Januari bahwa “jumlah kematian COVID-19 yang sebenarnya di Tiongkok sejak awal Desember pasti lebih dari 60.000 karena data resmi hanya menghitung kematian di rumah sakit.”

Mungkin bukan kebetulan, pada hari yang sama, Bloomberg menerbitkan sebuah berita, “Data Kematian COVID Rumah Sakit Tiongkok Hanya Sepersepuluh dari Total Korban.” Dengan berakhirnya kebijakan nol-COVID secara tiba-tiba pada awal Desember 2022, Tiongkok mengalami wabah infeksi Omicron di seluruh negeri, menginfeksi setidaknya sekitar 900 juta orang – 80 persen diantaranya memiliki gejala yang parah – menurut sebuah studi baru-baru ini di Universitas Peking. Tak mengherankan, penelitian ini disensor oleh otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan kemudian dihapus dari semua platform media sosial.

Sebuah laporan oleh perusahaan analitik yang berbasis di Inggris, Airfinity, memperkirakan 3,7 juta infeksi COVID dan 25.000 kematian akibat COVID dalam sehari pada 13 Januari, sehingga total korban tewas menjadi 584.000 sejak 7 Desember 2022.

Data di atas, para ahli khawatir, hanyalah puncak gunung es. Beberapa memperkirakan bahwa jumlah korban tewas bisa mencapai 200 juta hingga 400 juta, mengingat tingkat infeksi yang terus meningkat. Zeng Guang, mantan kepala ilmuwan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok, mengatakan pada 12 Januari bahwa pandemi ini berkecamuk di Beijing, diikuti oleh Guangzhou, Chengdu, dan Chongqing, tetapi puncaknya yang paling mematikan belum tiba. Pencarian “kasus COVID Tiongkok” di Twitter menghasilkan gambar-gambar rumah sakit yang penuh sesak dengan pasien COVID-19 dan rumah duka yang penuh dengan peti mati. Zeng Guang memprediksi pandemi akan berlanjut setidaknya selama dua hingga tiga bulan.

Mengingat Tiongkok mempersempit definisi kematian akibat COVID-19 hanya bagi mereka yang meninggal karena gagal napas setelah tertular virus, jumlah kematian yang sebenarnya masih menjadi misteri. Reuters melaporkan pada 17 Januari bahwa reporternya telah menyaksikan pemberitahuan pemerintah yang dicetak di unit gawat darurat rumah sakit di Beijing, yang menyatakan bahwa dokter harus “mencoba untuk tidak” menulis kegagalan pernapasan akibat COVID pada sertifikat kematian.

Laporan Reuters yang sama mengutip seorang dokter di sebuah rumah sakit umum besar di Shanghai yang mengatakan, “Kami telah berhenti mengklasifikasikan kematian akibat COVID-19 sejak dibukanya kembali pada  Desember. … Tidak ada gunanya melakukan itu karena hampir semua orang positif.”

Menurut Pew Research Center, penduduk Tiongkok telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, menyerahkan gelar negara terpadat di dunia kepada India. Tingkat kelahiran yang rendah, ditambah dengan kematian besar-besaran akibat pandemi SARS dan COVID-19, telah menurunkan penduduk Tiongkok.

Untuk menebus penurunan populasi yang tajam ini, Beijing, dalam beberapa tahun terakhir, telah mendorong kebijakan dua anak dan sekarang bahkan kebijakan tiga anak sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan populasinya. Kebijakan satu anak yang pernah didukung secara resmi ditinggalkan pada akhir tahun 2015. Beijing mengakui pada 17 Januari bahwa 9,56 juta orang lahir di Tiongkok pada tahun 2022, sementara 10,41 juta orang meninggal dunia. Dengan kata lain, pihak berwenang mengakui bahwa Tiongkok memiliki 850.000 orang lebih sedikit pada akhir tahun 2022 daripada tahun sebelumnya – pengurangan pertama yang dilaporkan dalam enam dekade.

Sejarawan telah mencatat bahwa pandemi besar dan mematikan seperti COVID-19 bukanlah hal baru atau unik mengingat sejarah panjang Tiongkok. Seringkali, pandemi terjadi bersamaan dengan pergantian dinasti. Sekitar 290 epidemi serius tercatat antara tahun 243 SM dan 1911. Setidaknya 700 kasus penyakit menular yang meluas telah diidentifikasi dari abad ke-7 SM hingga akhir abad ke-20 di Tiongkok.

Dari perspektif budaya, baik Buddhisme dan Taoisme cenderung menawarkan interpretasi spiritual dari bencana pandemi sebagai pembalasan karma. Secara tradisional, orang-orang di Tiongkok selalu memperlakukan bencana alam sebagai bentuk hukuman langit dan teguran atas penyakit masyarakat. Ini sangat mirip dengan kepercayaan Kristen: Anda menuai apa yang Anda tabur.

Revolusi Kertas Putih baru-baru ini di Tiongkok telah menunjukkan bahwa rakyat sudah muak dengan penyembunyian dan kebohongan PKT, serta kebijakan nol-COVID yang tak manusiawi, yang beberapa orang katakan telah menyebabkan lebih banyak kematian daripada pandemi itu sendiri.

Pada 11 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan kembali bahwa Tiongkok harus lebih transparan tentang situasi COVID-19-nya. Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis untuk respons COVID-19 WHO, mengatakan, “Ada beberapa kesenjangan informasi sangat penting yang kami kerjakan dengan Tiongkok untuk diisi.” Tetapi seruan WHO paling lemah di mata Beijing.

Seperti dilansir Radio Free Asia, Jiang Yunzhong, sekretaris Partai Komunis untuk perpustakaan Universitas Qinghua yang bergengsi, menulis di platform media sosialnya: “Apa masalahnya dengan beberapa juta kematian? Pada tahun 2021 Tiongkok memiliki 10 juta kematian; 5 juta kematian lainnya hanyalah angka kematian 50 persen.”

Ketidakpeduliannya terhadap korban COVID-19 telah menyebabkan kemarahan publik di media sosial Tiongkok. Sikap kasar dan tidak berperasaan seperti itu, dalam banyak hal, mencerminkan sikap kepemimpinan PKT terhadap nilai-nilai kehidupan manusia.

Yang penting bagi PKT adalah mempertahankan kekuasaan politiknya – dengan segala cara. Ketua Mao Zedong pernah mengatakannya secara terang-terangan, “Komunisme bukanlah tentang cinta.”

Peter Zhang adalah seorang peneliti ekonomi politik di Tiongkok dan Asia Timur. Ia berfokus pada isu-isu perdagangan, diplomasi, dan hak asasi manusia Tiongkok dan berafiliasi dengan Studi Global dan Internasional di Universitas Salamanca. Peter adalah lulusan Harvard Kennedy School sebagai Mason fellow.

900 Juta Infeksi COVID di Tiongkok-Apakah Ini Tanda ‘Lompatan Besar ke Depan’ Berikutnya?

0

Zhang Tianliang

Dua bulan setelah pemimpin partai komunis Tiongkok Xi Jinping mengamankan masa jabatan ketiganya di Kongres Nasional ke-20 pada bulan Oktober tahun lalu, dia tiba-tiba meninggalkan kebijakan ” nol-COVID” nya. Putar balik ini mengejutkan banyak orang, tetapi mungkin hanya beberapa orang yang memperhatikan bahwa Xi membuat perubahan kebijakan serupa di dua bidang utama lainnya: ekonomi dan urusan luar negeri. Jika kita mencermati ketiga penyesuaian besar ini, alasan yang mendasarinya adalah ekonomi.

Untuk meningkatkan ekonomi dengan cepat, yaitu, untuk melanjutkan manufaktur dan produk impor/ekspor sesegera mungkin, Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara tiba-tiba mencabut semua pembatasan COVID-19 dan membiarkan penyakit itu menerjang Tiongkok seperti tsunami.

Menurut laporan 13 Januari oleh outlet media Tiongkok, Economic Observer, sebuah kelompok penelitian yang dipimpin oleh profesor Ma Jingjing dari Sekolah Pembangunan Nasional di Universitas Peking mengklaim dalam sebuah penelitian baru-baru ini bahwa pada 11 Januari, sekitar 64 persen dari 1,4 miliar populasi Tiongkok – atau 900 juta orang – telah terinfeksi COVID-19, dan epidemi mencapai puncaknya di banyak bagian negara itu pada 20 Desember 2022.

Fakta bahwa 64 persen populasi telah terinfeksi menunjukkan bahwa Tiongkok telah membentuk penghalang kekebalan. Kita akan melihat dimulainya kembali produksi secara penuh di mana-mana setelah Tahun Baru Imlek, dengan biaya 900.000 kematian dari 900 juta infeksi, bahkan pada tingkat kematian 0,1 persen. Namun, tingkat kematian yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, dan beberapa ahli percaya bahwa puncaknya belum tiba.

Hanya PKT yang berani mencabut sepenuhnya semua pembatasan tanpa rencana dan persiapan apa pun, menyebabkan 900 juta kasus COVID-19 dalam sebulan.

Mengapa?

Menurut Bloomberg, “rencana pemerintah tampaknya untuk mengatasi gelombang pembukaan kembali awal dengan cepat, dan membuat ekonomi – yang dirusak oleh lockdown yang melumpuhkan selama berbulan-bulan, karantina wajib, dan tes – kembali ke pertumbuhan yang konsisten.” Saya setuju dengan penilaian ini.

Xi bahkan telah melangkah lebih jauh dengan membalikkan kebijakan ekonomi andalannya untuk menghidupkan kembali perekonomian. Kebijakan-kebijakan ini dapat dibagi menjadi tiga kategori besar: teknologi tinggi, pendidikan dan pelatihan, dan real estate.

Setiap kali sebuah perusahaan menghadapi krisis, perusahaan tersebut menjadi fokus liputan media internasional. Misalnya, pada tahun 2021, Alibaba ditampar dengan rekor denda 18,2 miliar yuan (sekitar $2,8 miliar), dan raksasa properti Evergrande menghadapi krisis utang yang mengancam perekonomian. Tahun lalu, lembaga pendidikan terkemuka Tiongkok, New Oriental Education, memberhentikan 60.000 karyawan dan mengalami penurunan pendapatan hingga 80 persen.

Sekarang, Xi juga mencabut pembatasan pada industri di atas. Dengan Jack Ma menyerahkan kendalinya atas Ant Group, Kepala People’s Bank of China (PBoC) Guo Shuqing mengatakan kepada Kantor Berita Xinhua yang dikelola negara bahwa tindakan keras terhadap lebih dari selusin perusahaan fintech pada dasarnya sudah berakhir.

The Wall Street Journal edisi bahasa Mandarin melaporkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, para pejabat Tiongkok mulai mengevaluasi kebijakan di sektor teknologi dan pendidikan. Selain itu, rezim di Beijing menggunakan alat keuangannya untuk menyelamatkan industri real estate.

PKT adalah sistem totaliter, dan Xi adalah seorang diktator. Tanpa persetujuan Xi, kebijakan nol-COVID yang kejam dan penghancuran perusahaan pendidikan, real estate, dan fintech tidak mungkin terjadi. Dan sekarang, pembalikan kebijakan 180 derajat ini juga tidak akan mungkin terjadi tanpa persetujuan Xi.

Xi mungkin sekarang menyadari bahwa jika Tiongkok ingin mengembangkan ekonominya, Tiongkok harus bergaul dengan komunitas internasional. Menurut data resmi, produk domestik bruto (PDB) Tiongkok pada paruh pertama tahun 2022 mencapai 56 triliun yuan (sekitar $8,3 triliun), sementara total impor dan ekspor adalah 19,8 triliun yuan (sekitar $2,9 triliun), sudah menyumbang 35,2 persen dari PDB, tetapi ini hanya dalam hal angka impor dan ekspor. Lapangan kerja dan konsumsi yang diselesaikan oleh industri impor dan ekspor juga menyumbang proporsi PDB yang cukup besar.

Oleh karena itu, untuk mempertahankan perdagangan luar negeri, perlu menjaga hubungan internasional yang baik. Pada bulan ini, Zhao Lijian-diplomat “serigala perang” yang terkenal-dicopot dari jabatannya sebagai juru bicara Kementerian Luar Negeri. Le Yucheng, wakil menteri kementerian luar negeri, yang pernah menganjurkan tidak ada batas atas untuk kerja sama Tiongkok-Rusia, dipindahkan ke Administrasi Umum Radio dan Televisi sebagai wakil direktur. Kedua langkah ini mungkin terkait dengan keinginan PKT untuk meningkatkan citra internasionalnya.

PKT telah lama memiliki perjanjian diam-diam dengan rakyat untuk “menukar kebebasan dengan roti”: Saya akan membantu Anda meningkatkan kehidupan Anda, tetapi Anda harus menyerahkan hak-hak politik Anda. Tetapi ketika ekonomi goyah, rakyat akan berdiri untuk melawan – gerakan “Kertas Putih” pada akhir November adalah tanda dari hal ini.

Pada tahun 1957, mantan pemimpin PKT Mao Zedong melancarkan “gerakan anti kanan” terhadap kaum intelektual karena mereka tidak puas dengan pemerintahannya. Setelah kampanye ini, Mao juga mengambil rute pembangunan ekonomi untuk membuat lebih banyak orang mendukungnya-ini adalah gerakan “Lompatan Jauh ke Depan” pada tahun 1958. Namun, kampanye ini berakhir dengan kegagalan yang menghancurkan, menyebabkan mungkin 30 juta orang kelaparan. Mao terpaksa meninggalkan kebijakan ekonominya dan menyerahkan pengelolaan negara kepada Liu Shaoqi. Tetapi Mao tidak mau melepaskan kekuasaan, dan pada tahun 1966 melalui “Revolusi Kebudayaan,” ia menggulingkan Liu dan mengambil kembali kendali.

Apakah Xi membuka jalan bagi “Lompatan Jauh ke Depan” ekonominya sendiri dengan menolak kebijakan ekonomi masa lalunya? Apakah dia akan berhasil? Jika tidak, apakah dia kemudian akan meluncurkan “Revolusi Kebudayaan” kedua? Bagaimanapun, Xi tampaknya meniru Mao.

Zhang Tianliang adalah seorang profesor di Fei Tian College dan pustakawan untuk opera Shen Yun Performing Arts. Dia adalah seorang penulis, sejarawan, produser film, penulis skenario, dan pemikir yang produktif. Dia menulis beberapa buku tentang komunisme yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 20 bahasa. Dia adalah pendiri NPO Tianliang Alliance. Ikuti dia di saluran YouTube @TianLiangTimes

Tahun Kelinci 2023

Toni Krehel

Zodiak Tionghoa adalah siklus astrologi 12 tahun yang selalu berulang, direpresentasikan oleh hewan zodiak tertentu setiap tahunnya.

Pada tahun 2023, shio Kelinci yang berwawasan ke depan akan memberikan kejelasan dan fokus dalam mengelola urusan dan tujuan.

Dalam model zodiak Tionghoa tentang bagaimana energi mengalir dan alam berkembang dalam “Siklus Kehidupan”, Kelinci mewujudkan pengaruh pengorganisasian elemen kayu pada proses kreatif. Pertumbuhan dan perkembangan adalah karakteristik khas dari pengaruh elemen kayu di alam. Begitu sebuah ide lahir atau sebuah tugas dimulai, jalan menuju tujuannya harus dipetakan.

Alam “beraksi” dengan energi Harimau yang kini diikuti oleh pengaruh pengorganisasian Kelinci  menggiring energi tersebut ke arah tujuan dan perwujudan. Tujuan dan pembentukan “sesuatu” adalah proses penyempurnaan  melibatkan keterampilan penalaran yang baik, perhatian yang tajam terhadap hal-hal detail, dan “memilah-milah” – semuanya berada dalam lingkup pikiran Kelinci yang cerdas. 

Sementara antusiasme Macan Air 2022 dalam menyelesaikan sesuatu terbawa ke tahun Kelinci ini, optimisme Kelinci lebih berhati-hati dan tekadnya lebih disiplin – suatu hal yang baik karena proses kreativitas membutuhkan penilaian dan penyesuaian yang konstan. Seseorang seharusnya tak boleh gegabah dalam mengejar sebuah tujuan.

Sepanjang sejarah di banyak budaya, Kelinci telah dianggap sebagai hewan musim semi dan menandakan kelahiran kembali, kebangkitan, dan kesempatan hidup yang baru. Reputasinya terkenal akan fertilitas dan kesuburan menunjukkan bahwa kelinci sosial ini menyenangkan untuk diajak bergaul, memiliki banyak teman, dan suka bersenang-senang. Kelinci memang lebih menyukai persahabatan dengan orang lain-tetapi jangan salah mengartikan sifat santai mereka sebagai kesenangan-di atas kepentingannya karena Kelinci yang cerdik selalu mengetahui situasi dan akan mengejutkan Anda dengan kejeniusan mereka.

Dengan pengaruh Kelinci yang rajin, nantikan tahun 2023 sebagai tahun yang produktif dan bermanfaat. Karena tahun 2023 adalah tahun Kelinci Air, pengaruh air yang kuat pada Kelinci yang sudah sibuk menambah momentum dan keinginan ke dalam persamaan tujuan – jadi lompatlah seperti kelinci dan bergeraklah karena Kekuatan bersama Anda pada tahun ini.

Tahun Kelinci menjanjikan kemajuan dan kelimpahan, dan merupakan tahun yang baik untuk menata diri dan menyelesaikan tugas-tugas Anda. Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan penilaian diri dan pertumbuhan-untuk menentukan apa yang berhasil dan tidak- membuat perubahan. Berikan perhatian pada lingkungan sekitar Anda dan fokuslah pada hal-hal yang rinci. Energi harus mengalir dengan bebas, jadi lakukanlah perubahan.

Jika pekerjaan atau proyek Anda melibatkan orang lain, menggunakan semangat Kelinci untuk menjalin kebersamaan yang baik di tempat kerja akan meningkatkan kolaborasi, efisiensi, dan produktivitas secara keseluruhan. Bersenang-senanglah dengan teman-teman Anda, datanglah ke acara-acara, tetapi tetaplah menjaga kesederhanaan dalam semua urusan Anda. Percayalah pada naluri Anda dan jadilah Kelinci yang berhati-hati di tahun ini.

Dengan pengaruh Kelinci di sisi Anda di tahun 2023, diharapkan ada langkah besar untuk mencapai tujuan Anda-tantangan tak dapat dihindari, tetapi merupakan bagian penting dari pertumbuhan yang mengingatkan kita bahwa semakin berdisiplin, semakin baik tahun ini.

Banyak Negara Tak Terpengaruh oleh Epidemi Tiongkok, Kasus COVID di Jepang dan Korea Selatan Justru Melambat

oleh Chi Qianli dan Tang Jie’an 

Gelombang epidemi langsung melanda seluruh daratan Tiongkok setelah PKT secara tiba-tiba dan tanpa persiapan melonggarkan pengendalian penyebaran epidemi. Dan gelombang pulang para pekerja migran untuk merayakan Tahun Baru Imlek pasti akan memperburuk penyebaran epidemi di daerah pedesaan. Pada saat yang sama, situasi epidemi internasional selain tidak terpengaruh oleh epidemi Tiongkok malahan menunjukkan adanya penurunan kasus. Seperti yang diumumkan pihak berwenang Korea Selatan pada Jumat (20 Januari) bahwa mereka akan membatalkan perintah penggunaan masker dalam ruangan. Sedangkan pihak berwenang Jepang juga mengatakan akan melonggarkan sejumlah langkah-langkah yang terkait pencegahan epidemi.

Jelang Tahun Baru Imlek, arus migrasi dari ratusan juta warga yang ingin pulang kampung di daratan Tiongkok diyakini akan semakin memperburuk epidemi daerah pedesaan.

Namun, situasi epidemi di berbagai negara justru menunjukkan sedang melambat, meskipun kontrol ketat terhadap turis yang datang dari Tiongkok masih dijalankan. Tetapi mereka tetap  melonggarkan sejumlah pembatasan. Korea Selatan mengumumkan akan melonggarkan perintah menggunakan masker dalam ruangan mulai 30 Januari.

Perdana Menteri Korea Selatan Han Deok-soo mengatakan : “Jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Korea Selatan terus menurun selama tiga minggu berturut-turut. Walau lonjakan kasus terkonfirmasi di Tiongkok mengkhawatirkan, tetapi tidak terlalu sulit bagi Korea Selatan untuk mengelolanya. Yang penting mulai 30 Januari nanti, kami berencana untuk melonggarkan perintah memakai masker di dalam ruangan, kecuali di beberapa fasilitas.”

Pada Jumat, Markas Pusat Pencegahan Epidemi Korea Selatan melaporkan bahwa jumlah kasus baru dalam satu hari menurun sebanyak 2.408 kasus dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Dan berkurang sebanyak 29.528 kasus dibandingkan dengan 2 minggu sebelumnya.

Pada Kamis (19 Januari), jumlah kasus baru terkonfirmasi di Jepang dalam satu hari adalah sekitar 112.500 kasus, telah menurun sekitar 63.000 kasus dibandingkan dengan periode yang sama minggu lalu.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan : “Pada prinsipnya, saya berharap para ahli dapat melakukan pembahasan tentang penghapusan virus influenza baru dan penyakit menular lainnya dari daftar penyakit menular pada musim semi tahun ini, dan mendaftarkannya sebagai penyakit menular kategori kelima.”

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan untuk menurunkan virus PKT ke kategori kelima penyakit menular, dan akan melonggarkan PPKM terkait, seperti wajib menggunakan masker di dalam ruangan, yang diharapkan dapat diberlakukan mulai bulan April mendatang.

Menteri Kesehatan Malaysia menyatakan bahwa sejak PKT membuka perbatasannya pada 8 Desember tahun lalu, jumlah infeksi harian di Malaysia berada di bawah 500 kasus. Pakar penyakit menular Filipina memperkirakan bahwa jumlah kasus yang dikonfirmasi di Filipina tidak akan melonjak dalam beberapa bulan ke depan. Asosiasi Rumah Sakit Swasta Filipina menyatakan pada 18 Januari, bahwa jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi virus (COVID-19) tidak menunjukkan peningkatan selama masa liburan setelah Natal. (sin)

Hasil Survei dan Analisis Data : Shanghai Mengkremasi 2.600 Jenazah Setiap Hari

0

oleh Jiang Feng

Sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) melepas tali kendali terhadap epidemi pada 7 Desember tahun lalu, jumlah kematian akibat virus (COVID-19) di Shanghai telah meroket. Menurut penyelidikan dan analisis data dari banyak rumah duka di Shanghai yang dilakukan oleh seorang reporter Epoch Times, menemukan bahwa Shanghai saat ini mengkremasi setidaknya 2.640 jenazah setiap harinya. Angka tersebut merupakan hampir 10 kali lipat dari tahun-tahun normal sebelumnya. Namun, kecepatan kremasi masih jauh tertinggal di belakang kecepatan orang yang meninggal dunia, dan masih tersisa sekitar 30.000 jenazah yang belum dikremasi.

Pada 18 Januari, seorang anggota staf rumah duka di Distrik Baoshan, Shanghai mengatakan kepada reporter Epoch Times bahwa jumlah jenazah yang dikremasi setiap harinya berkisar antara 280 hingga 300.

Menurut data pada situs web Perusahaan Layanan Etiket Pemakaman Shanghai Lijia, Rumah Duka Baoshan memiliki 9 unit tungku kremasi. Pada tahun 2012, rumah duka tersebut mengkremasi lebih dari 18.000 jenazah. Dengan kata lain, pada hari-hari biasa tanpa wabah, mereka mengkremasi sekitar 49 jenazah setiap hari. Dan sekarang jumlah kremasi per hari telah naik 6 kali lipat dari waktu normal.

Pada 18 Januari, staf Rumah Duka Baoshan mengatakan kepada reporter Epoch Times bahwa jadwal kremasi sudah penuh hingga 20 Januari, yang berarti perlu waktu dua hari untuk menunggu. Itu sudah dianggap cukup “beruntung”, karena di beberapa rumah duka lainnya, antrean kremasi sangat panjang. Misalnya, staf di Rumah Duka Longhua mengatakan kepada kepada reporter Epoch Times pada 18 Januari, bahwa semua jenazah yang hendak dikremasi telah dipindahkan ke Rumah Duka Yishan. Namun, Rumah Duka Yishan pada akhir bulan Desember 2022 telah mengeluarkan “pemberitahuan untuk dipahami” bahwa, anggota keluarga baru dapat menerima abu jenazah satu bulan setelah penyerahan jenazah.

Sebagai contoh lain, staf rumah duka Pudong mengatakan kepada reporter pada 18 Januari bahwa jadwal kremasi telah penuh hingga 1 Februari, yang berarti keluarga harus menunggu selama 14 hari untuk menerima abu jenazah. Selain itu, pada hari yang sama seorang staf rumah duka di Distrik Minhang mengatakan bahwa jadwal kremasi sudah penuh hingga 26 Januari, jadi jenazah baru dapat dikremasi hari ke-8 setelah pengiriman.

Kota Shanghai memiliki 15 rumah duka / krematorium. Menurut staf beberapa rumah duka, kremasi lintas distrik diperbolehkan, tetapi perlu menghubungan telepon hotline yang mana akan diatur oleh pemerintah kota. Dalam situasi banyaknya jenazah yang perlu segera ditangani, karena adanya mekanisme pengaturan aliran, dapat diperkirakan bahwa semua rumah duka pasti menggunakan kapasitas maksimalnya untuk kepentingan ini.

Seperti disebutkan di atas, Rumah Duka Baoshan memiliki 9 unit tungku kremasi, dan saat ini mengkremasi sekitar 300 jenazah setiap hari, yaitu setiap tungku mengkremasi 33 jenazah per hari. Dengan asumsi bahwa setiap unit tungku kremasi memiliki kapasitas yang lebih kurang sama, berdasarkan jumlah tungku kremasi yang dimiliki setiap krematorium, orang dapat menyimpulkan, berapa banyak jenazah yang dikremasi setiap hari oleh setiap rumah duka / krematorium yang ada di Kota Shanghai.

Estimasi Harian Jumlah Kremasi dan Jenazah Tertinggal (yang diterima tetapi tidak bisa dikremasi) di Setiap Rumah Duka di Shanghai

Menurut situs web Perusahaan Layanan Etiket Pemakaman Shanghai Lijia, Rumah Duka Yishan memiliki 22 unit tungku kremasi. Berdasarkan perhitungan bahwa setiap tungku mengkremasi 33 jenazah per hari, maka Rumah Pemakaman Yishan saat ini mengkremasi 726 jenazah per hari. Karena waktu tunggu kremasi adalah 30 hari, dapat disimpulkan bahwa saat ini di Rumah Duka Yishan terdapat 21.780 jenazah (726×30) tertinggal yang belum dikremasi.

Rumah Duka Pudong memiliki 10 unit tungku kremasi. Menurut metode perhitungan di atas, Rumah Duka Pudong mengkremasi 330 jenazah setiap hari. Karena waktu tunggu kremasi adalah 14 hari, jadi saat ini Rumah Duka Pudong terdapat 4.620 jenazah (330×14) tertinggal.

Rumah Duka Minhang memiliki 6 unit tungku kremasi. Menurut metode perhitungan di atas, mereka mengkremasi 198 jenazah setiap hari. Karena waktu tunggu kremasi adalah 8 hari, saat ini terdapat 1.584 jenazah (198×8) yang tertinggal di Rumah Duka Minhang.

Rumah Duka Fengxian memiliki 5 unit tungku kremasi. Menurut metode perhitungan di atas, mereka mengkremasi 165 jenazah setiap hari. Seorang anggota staf rumah duka tersbut mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 18 Januari, bahwa waktu tunggu untuk kremasi adalah “satu atau dua hari”. Jika dihitung menurut rata-rata 1,5 hari, saat ini terdapat 247 jenazah (165×1,5) tertinggal di sana.

Selain itu, Rumah Duka Baoshan memiliki 9 unit tungku kremasi, dan waktu tunggu kremasi adalah dua hari. Dihitung dengan mengkremasi 297 jenazah per hari, masih terdapat 594 jenazah (297×2) yang tertinggal.

Jika jenazah di kelima rumah duka yang sedang menunggu jadwal kremasi kita jumlahkan, maka jumlah jenazah yang tertinggal adalah 28.825.

Lantas berapa jumlah kremasi per hari yang dilakukan di rumah duka atau krematorium lainnya ?

Rumah Duka Nanhui memiliki 6 unit tungku kremasi. Jika setiap tungku kremasi mengkremasi 33 jenazah per hari, Rumah Duka Nanhui mengkremasi 198 jenazah per hari.

Rumah Duka Jiading memiliki 6 unit tungku kremasi, dan menurut metode perhitungan di atas, mereka mengkremasi 198 jenazah setiap hari.

Rumah Duka Songjiang memiliki 5 unit tungku kremasi, dan menurut metode perhitungan di atas, mereka mengkremasi 165 jenazah setiap hari.

Rumah Duka Qingpu memiliki 6 unit tungku kremasi, dan menurut metode perhitungan di atas, mereka mengkremasi 198 jenazah setiap hari.

Rumah Duka Jinshan memiliki 5 unit tungku kremasi, dan menurut metode perhitungan di atas, mereka mengkremasi 165 jenazah setiap hari.

Jumlah total kremasi harian di 10 rumah duka / krematorium yang disebutkan di atas adalah 2.640 jenazah.

Kota Shanghai memiliki 15 rumah duka, termasuk 10 rumah duka yang disebutkan di atas, selain itu ada 2 dari 5 rumah duka yakni Longhua dan Baoxing, telah menyerahkan bisnis kremasi ke Rumah Duka Yishan. Tiga rumah duka tersisa yang semuanya berada di Distrik Chongming tidak dimasukkan ke dalam kalkulasi karena kurangnya data tentang tungku kremasi.

Estimasi Jumlah Total Kremasi dan Kematian di Shanghai yang Terjadi dalam 42 hari

Menurut ungkapan staf rumah duka, lonjakan permintaan kremasi terjadi sejak 7 Desember 2022 pemerintah komunis Tiongkok melepaskan tali pengendalian terhadap penyebaran epidemi. Jadi dalam 42 hari (7 Desember s/d 18 Januari) dengan mengecualikan rumah duka di Chongming, 12 rumah duka di Shanghai telah mengkremasi total 110.880 jenazah (2.640×42).

Namun angka kremasi ini masih jauh tertinggal di belakang angka kematian. Rumah duka juga memiliki jenazah tertinggal yang menurut perhitungan di atas yakni sekitar 28.825 jenazah. Dengan demikian, dalam 42 hari ini, total 139.705 orang (110.880+28.825) meninggal di Shanghai (belum termasuk rumah duka di Distrik Chongming), jadi rata-rata ada 3.326 kasus kematian per hari (139.705/42).

Menurut data penyajian perusahaan data CEIC yang diperoleh dari Kementerian Urusan Sipil Tiongkok, bahwa ketika belum terjadi epidemi, Shanghai pada tahun 2015 mengkremasi 127.798 jenazah, atau rata-rata 350 jenazah per hari (127.798/365). Artinya, pada tahun normal hanya ada 350 orang yang meninggal di Shanghai setiap hari.

Namun setelah dilanda tsunami epidemi, jumlah kematian harian di Shanghai telah melonjak sekitar 9,5 kali (3.326/350) dibandingkan dengan tahun-tahun normal.

Dapat diperkirakan bahwa angka kelebihan kematian dari tahun-tahun norman ini memiliki hubungan langsung dengan merebaknya epidemi, yakni sekitar 89,5% (8,5/9,5) kematian terkait langsung dengan infeksi pneumonia virus komunis Tiongkok (COVID-19). (8,5/9,5 dengan asumsi 9,5 orang meninggal, salah satunya meninggal secara normal, dan 8,5 orang meninggal karena pneumonia virus komunis Tiongkok).

Dengan kata lain, dalam 42 hari itu (7 Desember 2022 s/d 18 Januari 2023), di Kota Shanghai saja, sekitar 125.036 orang (139.705×89,5%) meninggal akibat wabah tersebut.

Entahlah apakah PKT yang terus menutupi fakta tentang epidemi tidak merasa malu dengan angka-angka tersebut.

Pada 14 Januari, dalam konferensi pers yang diadakan oleh Mekanisme Pencegahan dan Pengendalian Bersama Dewan Negara Tiongkok, Jiao Yahui, Direktur Departemen Administrasi Medis Komisi Kesehatan dan Medis Nasional Tiongkok mengklaim, bahwa dari 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023, jumlah kumulatif kematian di rumah sakit terkait infeksi virus komunis Tiongkok adalah 59.938 kasus.

Dibandingkan dengan periode waktu yang sama yang disebutkan di atas, dalam 35 hari (8 Desember 2022 s/d 12 Januari 2023), jumlah kematian di Shanghai terkait dengan epidemi (3.326×35×89,5%) adalah 104.187 kasus. Namun, PKT mengklaim bahwa jumlah kematian terkait epidemi di seluruh negeri hanya 59.938.

Zhuge Mingyang, seorang penulis independen kepada media Epoch Times mengatakan pada 19 Januari : “Hanya satu kota Shanghai saja sudah ada begitu banyak orang yang meninggal dunia karena epidemi, lalu bagaimana dengan jumlah total kasusnya untuk seluruh daratan Tiongkok ? Untuk membayangkan saja sudah merasa ngeri.” (sin)

Manusia Pasti Menaklukkan Alam adalah Dusta Besar, Kembali ke Kesejatian dan Kebenaran

0

DR Xie Tian

Tiongkok di bawah kekuasaan partai komunis menjadi dikenal dunia sebagai negara yang penuh dengan kebohongan dan kekerasan serta kekonyolan dan kesalah-tafsiran, kini mahluk nyeleneh di seluruh dunia ini kembali menambahkan corak baru, yakni kalangan akademisi PKT (Partai Komunis Tiongkok) di luar dugaan melontarkan “makalah ilmiah” yang berjudul “Marxisme Harus Memenangkan Perang Melawan COVID-19”. Jurnal akademis (edisi filsafat dan ilmu sosial) dari Nanning Normal University pada Volume 41 Edisi III Mei 2020 lalu telah memublikasikan “tesis” yang ditulis oleh Liu Guojing dan Liu Yawen masing-masing dari Institut Pariwisata dan Akademi Marxisme pada Changchun University, berjudul “Kepercayaan Marxisme: Kekuatan Inner Power yang Memenangkan Perang Melawan Pandemi Covid.”

Permasalahan yang menyangkut hubungan antara kepercayaan, keyakinan dan agama, dengan penyakit, virus, dan lahir-tua-sakit-mati dari umat manusia, adalah topik yang banyak disoroti dan hangat dibahas dalam sejarah umat manusia dari zaman kuno hingga zaman kini. Seluruh agama dan kepercayaan ortodoks (murni) yang ada selalu menekankan antara Langit/alam dengan manusia menyatu, dan hubungan antara materi dengan spiritual, serta hubungan sakit pada tubuh dengan moralitas manusia, serta masalah serangan virus dari luar dengan karma diri dan daya tahan tubuh.

Orang yang percaya Langit/alam dan manusia menyatu, jiwa dan raga menyatu, materi dan spirit menyatu, dengan sendirinya percaya hubungan penyakit dengan karma dan unsur jahat dari luar, juga memahami prinsip keyakinan yang lurus, kultivasi, dan Qigong (baca: chikung, red.) dapat menyembuhkan penyakit.

Namun kaum proletar revolusioner seperti PKT yang menganut ateisme, dan meyakini teori evolusi, mereka tidak percaya Tuhan, tidak percaya reinkarnasi, malahan menekankan pembantaian, pertarungan, revolusi dan aksi jahat lainnya, hal-hal tersebut sungguh jauh dari pengobatan penyakit – menolong manusia dan prihatin alam sekitar – belas kasih antar manusia.

Marxisme dan komunisme sangat bertentangan dengan semua agama kepercayaan ortodoks, kedua paham tersebut mempromosikan ateisme dan teori evolusi, bahkan menentang ajaran Tuhan, adalah dalang kejahatan yang menghancurkan kepercayaan manusia dan menyebabkan merosotnya moral dan etika. Marxisme, penganut ateisme, dan teori komunisme telah merusak hubungan tubuh dengan kesadaran dan hubungan materi dengan spirit; mereka beranggapan materi adalah yang primer, sedangkan kesadaran adalah yang sekunder, materi lebih dulu ada daripada kesadaran, materi yang menentukan kesadaran; mereka juga beranggapan manusia tidak memiliki roh, setelah tubuh mati maka semuanya tak eksis lagi. Jika benar demikian, lalu bagaimana mereka bisa mengatakan yang disebut dengan “kepercayaan” seperti marxisme, konten dari bidang semacam spiritual dan kesadaran, yang dapat “mengalahkan” semacam penyakit dan penderitaan berupa materi pada tubuh? Bukankah mereka menampar wajahnya sendiri bahwa dengan mempropagandakan spirit dapat menentukan materi?!

Istilah “kekuatan timbul dari dalam” yang disebutkan PKT dan para akademisinya yang tidak berhati nurani itu, juga sangat ambigu, tidak jelas juntrungannya dan tak bisa dipahami. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “kekuatan timbul dari dalam”? Apakah spirit, kesadaran, atau roh? Apakah mereka berani mengakui keberadaan roh, mengakui spirit dan kesadaran independen dari tubuh yang berupa materi, dan eksis lebih dulu daripada materi? Para penganut komunisme di RRT konsep yang tidak benderang, berpikiran kacau balau dan tak memiliki, dan tak mampu membuat argumen atau kebohongannya tanpa celah, dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan keseluruhannya.

Tetapi yang diwakili dalam “tesis akademis” PKT ini, adalah teori sesat dan menyimpang bahwa “manusia mengalahkan Langit (manusia dapat menaklukkan alam)” yang telah lama beredar dan meracuni Tiongkok secara luas. Selama seratus tahun PKT mencengkeram Tiongkok ia terus menerus mempropagandakan “manusia dapat menaklukkan alam”, dan menyombongkan diri bahwa “bertarung dengan langit dan bumi adalah kebahagiaan tak terhingga.” Mereka melihat semut di atas tanah, melihat semut sangat kecil, dengan menyiram seember air dapat menciptakan banjir besar di dunia semut, menuangkan beberapa sekop tanah dapat mengakibatkan gempa di dunia semut, sehingga membuat satu persatu dunia semut musnah. Perbedaan dan jarak antara Tuhan dengan manusia, mana bisa dibandingkan dengan perbedaan antara manusia dengan semut? Tetapi jika dunia semut sesumbar dengan berujar “semut pasti dapat mengalahkan manusia”, apa yang akan dipikirkan manusia? Bagaimana mungkin manusia mengalahkan Langit? Akibat dari merusak hati umat manusia, memusnahkan kepercayaan ortodoks (murni), melecehkan Tuhan, dan menghujat Tuhan, dapat berakibat fatal. Manusia berbuat, Tuhan melihat, kejahatan pasti akan menuai imbalan; bukan tak ada balasan, hanya waktunya saja yang belum tiba.

Melihat 5.000 tahun peradaban masyarakat manusia sekarang ini, umat manusia selamanya tidak pernah “menang/menaklukkan” Langit (alam). Seorang sahabat pena dari Amerika Serikat membahas tentang pengelolaan padang pasir Amerika, dan Las Vegas sebagai “kota padang pasir” negara bagian Nevada adalah contohnya, ada orang yang beranggapan bahwa ini adalah contoh nyata “manusia dapat menaklukkan alam”, karena sejak pertengahan abad ke-19, orang AS telah menghabiskan waktu selama seabad untuk mengubah sebuah wilayah setengah gurun yang tidak bisa ditumbuhi apapun itu menjadi sebuah kota metropolitan internasional sekaligus kota judi yang modern. Tapi sahabat pena ini dengan tepat menjelaskan, sebenarnya dilihat dari skala keluasannya, dibandingkan dengan padang pasir di negara bagian Nevada, luas Kota Las Vegas sama sekali tidak layak dibandingkan. Padang pasir Nevada yang terbentuk secara alami, hanya secuil kawasan di tenggaranya saja yang diubah menjadi kota, sementara sebagian besar padang pasirnya masih tetap seperti semula. Kota judi itu disebut juga “kota dosa”, hanya bisa mempertahankan eksistensinya dari sektor perjudian. Dengan teknologi dan kekuatan finansialnya, AS telah menghabiskan waktu dua abad, tidak juga mampu mengubah padang pasir menjadi oasis.

Ada pula warga Tiongkok mengemukakan contoh bahwa PKT mengelola gurun pasir di Mongolia Dalam, dikatakan berkat “kepemimpinan” PKT, segenap kekuatan dihimpun untuk merampungkan misi akbar, melakukan reboisasi menumbuhkan hutan di padang pasir Mongolia Dalam, mengelola gurun, dan telah meraih prestasi yang gemilang. 

Faktanya adalah: Empat gurun pasir di Mongolia Dalam selain Badain Jaran, tiga padang pasir lainnya yakni Tengri (Tengger), Ulaanbuh, dan Kubuqi, tadinya bukan terbentuk secara alami, melainkan akibat dirusak oleh manusia. Manusia hanya menghentikan pengrusakan terhadap ketiga gurun tersebut lalu membantunya mengembalikan ke kondisi aslinya saja; yang “dikalahkan” manusia bukan jagad raya ini, melainkan umat manusia itu sendiri!

Setengah abad lalu, seorang ilmuwan secara heboh menjelaskan, “Manusia melawan alam, berarti melawan dirinya sendiri.” Zat kimia DDT yang dipergunakan luas selama PD-II, adalah insektisida yang sangat efektif, ampuh dan sangat murah pada masa itu, serta sangat berguna untuk meningkatkan hasil produksi pertanian. DDT telah membuat kebun zaitun di Yunani meningkat seperempat hasil panennya, membuat 500 juta orang terbebas dari penyakit tipes dan kolera, tapi bahayanya terhadap lingkungan hidup dan tubuh manusia justru telah diabaikan. Hingga era 1960-an masyarakat barulah menyadari bahwa insektisida jenis DDT telah merusak flora dan fauna, mencemarkan tanah, sumber air, dan juga makanan; di tengah pencemaran industri dan insektisida, maka bertambah lagi risiko penyakit pada manusia. Jika manusia berupaya mengendalikan alam, dengan merusak kestabilan alami ekosistem, pada akhirnya juga akan berdampak pada manusia sendiri.

Manusia bijak mengingatkan, air bah yang terjadi pada 5.000 tahun silam, adalah bencana yang bersifat memusnahkan, dan tidak ada peluang untuk menyelamatkan diri, di Tiongkok hanya ada segelintir orang yang beruntung lolos dari maut karena menyelamatkan diri ke Gunung Kunlun, di Barat ada keluarga Nabi Nuh yang selamat. “Manusia mengalahkan Langit”, apakah manusia telah mengalahkan alam? Tentu saja tidak, hanya air bahnya saja yang kemudian surut dengan sendirinya, segelintir orang berhati bajik telah berhasil diselamatkan.

Merebaknya penyakit pes di Eropa, flu Spanyol yang melanda dunia pada 1918, Peristiwa Bukit Kematian di India 3.600 tahun silam menyebabkan Mohenjo-Daro musnah dalam semalam, tragedi Tunguska di Rusia, gempa super dahsyat beskala Richter 9,5 ditambah letusan gunung berapi dan tsunami di Chili pada 1960, hampir sepenuhnya menghancurkan sebuah kota, masyarakat mempunyai banyak dugaan atas misteri ini, namun pada akhirnya tidak mengetahui fakta, juga tidak mampu mencegah terjadinya lagi peristiwa serupa. Apakah “manusia telah menaklukkan alam”? Tidak.

Di Tiongkok, hal yang kerap dikaitkan dengan “manusia mengalahkan Langit” adalah “hujan buatan”, dan “rekayasa cuaca”. Namun hujan buatan atau rainmaking atau cloud seeding, sebenarnya adalah pada kondisi di langit ada awan, lewat campur tangan manusia dilakukan katalisasi hujan, dengan cara menurunkan suhu pada lapisan awan, agar tetesan air kecil di awan menggumpal menjadi tetesan besar, sehingga tercapailah tujuan menurunkan hujan. Jika tidak ada awan, atau di dalam awan tidak terdapat cukup uap air, manusia tidak akan mampu memaksakan turun hujan. Efektivitas hujan buatan, hingga kini belum bisa dipastikan, hanya Badan Meteorologi RRT dan negara-negara tertentu lainnya merasa sudah sering berhasil melakukannya, tapi kalangan akademisi internasional menilai, efektivitasnya masih perlu dibuktikan lebih lanjut.

“Manusia mengalahkan Langit”, jika dipahami secara harfiah, sepertinya maknanya adalah “manusia dapat mengalahkan Langit/alam”. Namun sebenarnya adalah kesalah-tafsiran masyarakat modern terhadap zaman dulu, yang sekarang justru sengaja didistorsi dengan maksud tertentu. “Manusia mengalahkan Langit” juga merupakan pernyataan kuno, masa beredarnya setidaknya sekitar delapan ratus tahun, atau lebih dari seribu tahun. Tetapi seperti diketahui, di Tiongkok zaman kuno, “Langit” adalah keberadaan maha tinggi, Sang Penguasa manusia yang paling tinggi — raja/kaisar pun hanya disebut “Putra Langit”. Di era memuja Langit dan Dewa, bagaimana mungkin ada manusia berani sesumbar “manusia pasti dapat mengalahkan Langit”? Para filsuf dan kultivator di era Tiongkok kuno, mengemukakan konsep “Langit dan manusia menyatu”, maknanya adalah manusia hidup berdampingan secara harmonis dengan alam, manusia dapat berkultivasi kembali ke Langit, dan tidak mungkin saling menyingkirkan satu sama lain, satu pihak (manusia) menekan pihak yang lain (alam).

Dalam aksara Mandarin, pemahaman yang benar atas makna asal “manusia mengalahkan Langit” adalah, pertama-tama manusia harus mengetahui cara membaca kata-kata ini dengan benar. “Manusia pasti mengalahkan Langit” dalam aksara Mandarin adalah “人定勝天 (rén ding sheng tiān)”, cara membaca yang benar seharusnya adalah dipisah antara “人定 (rén ding)” dengan “勝天 (sheng tiān)”; dan bukan dipisahkan menjadi “人 (rén)”, “定 (ding)”, dan “勝天 (sheng tiān)”. Karena hanya dengan cara membaca yang benar “定 (ding)” yang seharusnya sebagai kata kerja yang menjelaskan perilaku manusia, tidak salah dipahami sebagai kata keterangan “一定 (yi ding)” yang bermakna “pasti”.

Kedua, pemahaman makna sebenarnya dari “人定勝天” harus dimulai dari makna dasar “定 (ding)” dan kata “勝 (sheng)”. Dalam kitab “Shuowen Jiezi Zhu” karya Duan Yucai di masa Dinasti Qing, makna “定 (ding)” adalah “tenang”. Arti kata “勝 (sheng)” adalah “unggul”. Jadi, kata-kata “人定勝天” pada era Tiongkok zaman dulu, sama sekali tidak sama dengan pemahaman manusia modern saat ini, melainkan “manusia, jika bisa tenang, menjaga hati, maka akan sejalan dengan kehendak Langit”, begitu makna sebenarnya. Ada pula cendikiawan mendefinisikan, “人定勝天” yang benar adalah “hati manusia tenang, masing-masing mawas diri, maka akan unggul di atas segalanya, itu jauh lebih penting dari apapun”. Ini juga tergolong pernyataan dari sebuah aliran.

Tentu saja, dalam aliran Buddha ada penjelasan lain untuk kata-kata “人定勝天”, yaitu “apabila manusia tenang, maka dapat melampaui reinkarnasi, dan melampaui takdir”, maksudnya adalah seorang kultivator setelah mencapai keheningan yang tenang, dapat terbebas dari ruang lingkup alam semesta tertentu, maka dapat mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Penjelasan ini juga sama sekali berbeda dengan pemahaman manusia modern yang mengatakan “manusia mengalahkan Langit”.

Dengan kata lain, makna sebenarnya dari kata “人定勝天”, bukan berarti manusia pasti dapat mengalahkan Langit (menaklukkan alam), juga bukan dengan kemampuan manusia dapat mengubah segala sesuatu di alam semesta ini, tapi manusia harus tenang dan damai, menenangkan diri, mengikuti kehendak Langit, eksis secara harmonis dengan alam ini. Inilah makna sejati dan sesungguhnya dari “人定勝天 (rén ding sheng tiān)”.

Yang sangat disayangkan adalah, hari ini, “人定勝天” telah didistorsi oleh manusia, dan dimanfaatkan oleh kejahatan, telah berubah menjadi semacam teori sesat yang penuh dengan penistaan, dan meracuni seluruh rakyat Tiongkok. Pada dasarnya, pemahaman sesat ini sebenarnya adalah pengembangan dan kelanjutan dari ateisme dan teori evolusi, mereka percaya bahwa manusia adalah hasil dari “evolusi”, mengira suatu saat di masa mendatang akan dapat melampaui Tuhan, mengalahkan Tuhan, dan menaklukkan alam semesta.

Hari ini di masa akhir zaman ini, umat manusia telah berada dalam kondisi teramat berbahaya, pandemi, penyakit, gempa bumi, banjir bandang, bencana dan malapetaka datang menimpa silih berganti. Bagi manusia yang dihadapkan pada marabahaya ini, kembali ke jalan Tuhan adalah hal pertama yang harus dilakukan.

Jadi, teori sesat “manusia pasti mengalahkan Langit (manusia pasti dapat menaklukkan alam)” (“人定勝天”) harus dikubur dalam-dalam; kalimat “人定勝天 (rén ding sheng tiān)” sebagai kebohongan terbesar dunia yang disebarluaskan, harus segera dibantah dan dihentikan. Umat manusia harus meluruskan kembali dan membersihkan perilaku serta pikiran, kembali ke prinsip dan keyakinan pada ke-Tuhan-an yang benar dan sejati, barulah dapat menemukan jalan keluar yang sesungguhnya. (sud)

Virus Paling Mengerikan yang Menyerang Manusia

0

Shi Shan

Minggu lalu (akhir 2022), putri saya tiba-tiba bertanya, mengapa hakim di Hong Kong harus selalu mengenakan wig putih? Di mata anak-anak, pada dasarnya saya dikenal sebagai buku ensiklopedia berjalan yang tahu segalanya, maka itu saya menjawab, karena hakim Inggris mengenakan wig itu juga. Dia bertanya lagi, mengapa hakim Inggris harus mengenakan wig? Saya menjawab lagi, karena kalangan masyarakat kelas atas dan bangsawan Eropa Barat pada abad pertengahan mempunyai kebiasaan mengenakan wig. Ia bertanya lebih lanjut, mengapa pada masa itu bangsawan Eropa harus mengenakan wig? Saya sudah tak bisa menjawab lagi.

Dengan bangga putri saya mengatakan, hal ini ada kaitannya dengan sebuah pandemi.

Dia mengatakan, karena Raja Prancis Louis XIV mengidap penyakit maut hitam/pes (black death, red.), walaupun telah sembuh, tetapi seluruh rambutnya rontok, maka dikenakanlah wig. Akhirnya para bangsawan Prancis berebut menirunya. Namun karena wig sangat mahal, orang miskin tidak mampu membelinya, oleh sebab itu wig pun menjadi sebuah simbol para tokoh kalangan atas di Prancis. Ini sedikit mirip dengan fungsi merek-merek barang mewah sekarang ini. Dengan adanya asal usul ini, kemudian muncullah penampilan aneh pada para hakim di Inggris dan juga di Hong Kong.

Faktanya, hal yang sering atau tidak begitu sering kita jumpai dalam kehidupan, termasuk perlengkapan sehari-hari, peralatan, karya seni, legenda, bahkan lagu anak-anak, ada kaitannya semua dengan pandemi dalam sejarah. Jadi ada teman yang menyebutnya sebagai fosil budaya peninggalan pandemi. Salah satunya adalah wig yang dikenakan hakim.

Tragedi “Romeo dan Juliet” karya Shakespeare yang kita kenal, juga terkait dengan pandemi. Juliet mendapat bantuan dari uskup, meminum obat yang berkhasiat dapat berpura-pura mati, dia menitipkan pesan lewat seseorang kepada Romeo, untuk menceritakan hal ini kepadanya. Kemudian dalam perjalanan kurir pesan itu tertular penyakit Maut Hitam dan dikarantina di sebuah desa dan tidak bisa keluar. Setelah Romeo kembali, ia mengira Juliet telah mati, maka Romeo pun bunuh diri. Setelah tersadar kembali Juliet begitu sedih, sehingga dia pun kemudian mengikuti jejak Romeo yakni bunuh diri demi cinta.

Selain wig dan Shakespeare, sistem perkotaan modern yang dikembangkan di Eropa, khususnya instalasi dan sistem kesehatan publik modern, bahkan banyak kebiasaan hidup, semuanya ada kaitannya dengan wabah maut hitam yang menelan banyak korban jiwa di Eropa itu. Sejarawan bahkan menilai, penyakit maut hitam sebenarnya adalah penyakit pes, yang telah mengakibatkan perubahan teramat besar bagi Eropa. Termasuk periode Renaisans sendiri, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan runtuhnya sistem pertanian feodal Eropa, semua itu ada kaitannya dengan wabah besar yang melanda kala itu.

Jika kita menerawang lebih jauh lagi, kebangkitan dan kehancuran Yunani dan Romawi, bangkit dan merosotnya agama Kristen, juga ada kaitannya dengan wabah besar. Kebangkitan bangsa Arab dan peradaban Islam, sebenarnya juga erat kaitannya dengan wabah besar. Faktanya, penelitian paling awal pada penyakit menular, dan konsep paling awal infeksi kuman, pertama kalinya dilakukan oleh bangsa Arab.

Orang pertama di dunia yang menemukan sifat penularan pada penyakit menular, adalah seorang dokter dunia Islam pada masa Dinasti Samaniyah yakni Ibnu Sina. Pada 1020 Masehi, dalam buku “Al-Qanun Fi At-Tibb” karyanya, telah dijelaskan isolasi dapat mencegah penyebaran penyakit menular, dan cairan tubuh yang terkontaminasi zat alami tertentu yang tercemar bisa juga menular.

Pada abad ke-14 Ibnu al-Khatib dari Dinasti Nasrid, saat meneliti penyakit maut hitam (pes) di Semenanjung Iberia, yakni kawasan Al-Andalus, beranggapan bahwa “penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh manusia”. Teori ini pada dasarnya adalah sama dengan pemahaman pada ilmu medis modern terhadap penyakit menular.

Hasil riset bangsa Arab terhadap penyakit menular, sebenarnya menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap politik di kawasan Mediterania. Karena pada masa tertentu, kerajaan Romawi timur (Byzantium) dan musuh tradisionalnya yakni kerajaan Persia, sedang dilanda wabah pes, hanya bangsa Arab yang tidak terlalu terdampak wabah tersebut, hal ini menyebabkan kekuatan Arab di pesisir Mediterania terus meluas.

Begitu pula dengan Tiongkok. Seperti pada saat merebaknya wabah pes di kawasan Huabei (Tiongkok utara) pada akhir masa Dinasti Ming, mengakibatkan penduduk di Tiongkok utara berkurang drastis, khususnya kota-kota besar adalah tempat dilanda wabah pes yang paling parah, akhirnya kekuatan di pusat politik melemah drastis, tidak mampu lagi membendung petani yang memberontak dan serangan dari bangsa luar, lalu mengakibatkan kehancuran.

Juga kerajaan Inca di Benua Amerika, karena penyakit cacar membuat populasinya menyusut drastis, sehingga orang Eropa bisa menjajahnya.

Jika demikian, maka peradaban modern manusia saat ini, gaya hidup sekarang, sebenarnya pada dasarnya tercipta bersama antara manusia dengan bakteri dan virus. Manusia, virus, dan bakteri hidup berdampingan selama jutaan tahun, sehingga terbentuklah manusia dengan gaya hidup sekarang ini. Eksis bersamaan semacam ini, sepertinya harus terus berlanjut.

Mungkin ada teman pembaca yang bertanya, pandemi Covid-19 yang menyebar sekarang ini, dampak apakah yang akan ditimbulkannya bagi manusia? Maafkan kebodohan saya, pertanyaan yang begitu besar ini, hal ini sungguh jauh di atas kemampuan pikiran saya, tidak mampu menjawab. Saya hanya samar-samar dapat merasakan dampak jangka pendek yang timbul bagi Tiongkok, yakni kebijakan yang ditempuh pemerintah RRT terhadap pandemi Covid-19, telah menghancurkan legitimasi penguasa PKT secara total. Karena legitimasi berasal dari kepercayaan, ketika kepercayaan sudah tidak ada, maka legitimasi pun ikut hancur.

Masih ingat ketika dulu pernah membaca penjelasan peramal terkenal Perancis Nostradamus. Dalam buku “Les Prophéties” karyanya, telah meramal banyak kejadian besar di dunia, dan sangat akurat. Nostradamus sendiri adalah biarawan, juga dokter. Pada masanya, bertepatan saat wabah maut hitam melanda Prancis, sebagai seorang tenaga medis, Nostradamus harus selalu pergi ke daerah wabah, menyelamatkan para pasien. Sebutan modern baginya adalah “dabai (dibaca: ta pai, petugas yang memakai APK serba putih di Tiongkok)” ala Prancis.

Seperti kita ketahui penyakit maut hitam adalah penyakit pes, sifat penularannya sangat kuat, banyak orang yang mendekat pada pasien akan langsung tertular, sejumlah dokter dan perawat meninggal dunia tak lama setelah memasuki kawasan wabah. Sementara Nostradamus tidak pernah tertular parah. Dia sendiri merasa itu adalah mukjizat, dalam kepercayaan terhadap mukzijat seperti itu dia juga memperoleh kebijaksanaan meramal masa depan.

Wabah maut hitam Eropa telah menyebabkan lebih dari separuh populasinya meninggal dunia. Tapi banyak catatan menyebutkan, memang banyak orang yang berada di kawasan wabah, atau terpapar virus, namun tidak tertular sama sekali. Bahkan ada orang yang merasa bersedih kehilangan kerabat yang meninggal, serta bertekad terus mendampinginya, dan berbaring selama sepuluh hari bersama jasad kerabatnya itu, namun tidak tertular wabah! Kejadian ini terdengar seperti dongeng, tapi adalah kejadian nyata. Karena orang Inggris baru-baru ini melakukan suatu eksperimen, dan telah menemukan hal yang sama.

Untuk memahami mekanisme penularan virus Covid-19 pihak Royal Free Hospital tahun lalu telah mencari 36 orang relawan untuk melakukan eksperimen penularan virus. Relawan tersebut adalah orang-orang yang berbadan sehat dengan rentang usia 18-29 tahun dan memiliki imun tubuh yang baik.

Alur eksperimen juga sangat hati-hati: setiap responden diberi masa screening selama 2 sampai 3 bulan, dengan begitu dapat memastikan para responden dalam kondisi kesehatan yang baik dan tidak memiliki penyakit dasar. Selain itu, orang yang dijadikan objek eksperimen juga belum pernah menerima vaksin. Para responden ditularkan virus dengan penetes hidung, lalu diisolasi, kemudian diamati kondisi mereka setelah ditularkan. Hasilnya adalah, sebanyak 18 orang tertular, ada 1 orang membawa virus namun tanpa gejala, sedangkan 17 orang lainnya tidak membawa virus juga tidak ada gejala apapun.

Yang menarik perhatian penulis adalah, kelompok 17 orang ini yang tidak mengalami gejala apapun juga tidak terdapat virus. Karena orang-orang ini, agak menyerupai kondisi Nostradamus. Dulu pemahaman saya pada imun tubuh adalah, ketika virus memasuki tubuh kita, sistem imun tubuh akan bekerja, lalu menimbulkan daya imun. Yaitu sistem imun tubuh berperang melawan virus, mengenali virus tersebut, lalu membentuk imun tertentu untuk mengatasi virus tersebut. Jadi jika diperiksa, di dalam tubuh kita memiliki antibodi.

Tapi dalam tubuh 17 orang tersebut tidak ada antibodi. Mereka sama sekali tidak tertular.

Pakar mengatakan mereka memiliki kemampuan imun super. Tapi mengapa ada orang yang bisa memiliki kemampuan imun super? Sebenarnya pakar sama sekali tidak mengerti, kesehatan tubuh tentu saja sangat penting, tapi 18 orang lainnya juga bertubuh sehat. Selain itu juga memiliki kualitas psikologis yang baik, kondisi mental yang baik. Kedua hal ini agak sulit dijelaskan dengan pengetahuan umum.

Saya merasa wabah maut hitam di Eropa mewaskan lebih dari setengah populasi Eropa, termasuk orang-orang yang beruntung masih hidup ketika Tiongkok dilanda wabah, mungkin tidak hanya mereka tidak terpapar virus atau bakteri, tapi kemungkinan mereka sama sekali tidak bisa tertular. Orang-orang seperti apakah itu?

Pakar virologi Profesor Dong Yuhong yang sering diwawancarai oleh The Epoch Times telah memiliki kesimpulannya, bisa dijadikan referensi. Menurut Profesor Dong terdapat sejumlah keunikan kondisi mental pada orang-orang tersebut, contohnya orang yang sangat menghargai makna kehidupan, kemampuan sel pembunuh alami di dalam tubuhnya cenderung lebih kuat dalam melawan virus. Orang yang memiliki nilai aktualisasi diri, atau orang yang lebih altruistik (lebih mementingkan orang lain tanpa memikirkan diri sendiri, red.), tubuhnya secara alami akan berada dalam kondisi anti virus. Juga orang yang berhati mulia, jujur, toleran, memaafkan, juga berpengaruh pada kemampuan tubuh mereka melawan virus.

Dengan kata lain, orang yang memiliki sifat yang berlawanan dengan baik hati, jujur, dan memaafkan, atau orang yang lebih egosentris, orang yang egois, maka akan lebih mudah tertular.

Sejarah manusia akan selalu mengalami wabah besar pandemi, manusia yang beruntung dapat bertahan hidup, sepertinya ada kaitannya dengan kondisi orang yang “sama sekali tidak tertular virus”. Kita ulangi lagi kesimpulan di atas: Peradaban manusia saat ini, gaya hidup sekarang ini, pada dasarnya terbentuk bersama antara manusia dengan bakteri dan virus. Manusia telah hidup berdampingan selama jutaan tahun dengan virus dan bakteri, sehingga membentuk manusia berikut gaya hidup manusia yang ada sekarang. Maka kita bisa menyimpulkan sebagai berikut: Setiap orang yang hidup di dunia sekarang ini, ada orang-orang yang para leluhurnya memiliki karakteristik mental seperti ini.

Saya tidak menyangkal perlindungan yang diberikan ilmu kedokteran, tapi juga mengidentifikasi, dari transenden yang eksis kita dapat memperoleh kekuatan imun yang lebih baik. Betapapun mengerikannya virus, kalau leluhur kita mampu memeranginya dan tetap eksis, maka kita juga mampu. Dilihat dari sudut pandang lain, virus atau bakteri tidak menakutkan, yang menakutkan adalah bila kita telah kehilangan daya imun bawaan itu, kehilangan komunikasi spiritual kita dengan tingkatan yang lebih tinggi.

Karena bagi manusia, sifat egois, keras kepala, jahat, kasar, munafik, dan berpandangan sempit, adalah virus yang paling menakutkan. (sud)

Virus Menarget PKT ? Kasus Epidemi di Negara Kedatangan Jutaan Turis dari Tiongkok Tak Terlihat Meningkat

 oleh Ke Tingting

Sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) membuka gerbang negara pada 8 Januari, dan membebaskan warganya untuk melakukan perjalan ke luar negeri, membuat masyarakat internasional khawatir terhadap meningkatnya kasus penularan virus. Namun, setelah melihat data epidemi di Amerika Serikat dalam dua minggu terakhir, ternyata kasus epidemi tidak meningkat, seperti apa lengkapnya?

Menurut data resmi dari PKT, dari 8 hingga 12 Januari, rata-rata ada 240.000 perjalanan keluar perbatasan dari Tiongkok setiap harinya, meningkat 43,3% dibandingkan dengan hari-hari sebelum dicabutnya kebijakan Nol Kasus dalam mencegah epidemi.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, dari 8 Januari hingga 18 Januari, sejak PKT membuka gerbang negara, jumlah rata-rata kasus terkonfirmasi yang tercatat di Amerika Serikat dalam seminggu telah turun dari 436.000 menjadi 332.000 kasus.

Data yang tercatat di Negara Bagian New York, dari 8 hingga 18 Januari menunjukkan, bahwa jumlah kasus positif turun dari 7,9% menjadi 7%, dan di antara kelompok etnis yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, rata-rata jumlah rawat inap mingguan di antara warga AS keturunan Asia dan Pasifik juga menunjukkan tren turun.

Lin Xiaoxu, ahli virologi Amerika Serikat dan mantan direktur Departemen Virologi di Institut Penelitian Angkatan Darat AS mengatakan : “Lebih dari satu juta orang warga sipil Tiongkok telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia, tetapi jumlah virus yang dibawa oleh tubuh setiap orang dari mereka, sama sekali berbeda dengan jumlah virus yang dibawa oleh badai virus besar ini (di Tiongkok), dan sama sekali tidak pada tingkat yang sama.”

Lin Xiaoxu mengatakan bahwa selama migrasi penduduk besar-besaran untuk menyambut Tahun Baru Imlek, tren epidemi Tiongkok patut mendapat perhatian.

“Puncak penyakit parah dan puncak kematian, saya pikir itu masih dalam tahap pendakian, atau setidaknya masih cukup tinggi, tidak seperti yang dikatakan oleh pejabat Tiongkok bahwa puncak kurva telah dilalui.”

Selain Amerika Serikat, menurut data yang tercatat pada 9 dari 10 tujuan teratas untuk perjalanan keluar negeri bagi warga negara Tiongkok, tingkat infeksi menunjukkan tidak adanya peningkatan kecuali penurunan.

Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, dalam artikelnya yang berjudul “Rasional” yang dipublikasikan pada bulan Maret 2020, telah disebutkan : “….kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT.” 

Artikel Master Li Hongzhi juga mengungkapkan cara untuk menyelamatkan diri, yakni  “Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan.”

“Manusia seharusnya dengan tulus bertobat kepada Dewa, “diri saya ada kesalahan di mana, mohon diberikan kesempatan untuk berubah”, ini barulah caranya, ini barulah obat mujarab.” (sin)

Editorial: Realitas Pandemi Tiongkok dan Kehancuran PKT

0

Pandemi kembali merebak di seluruh Tiongkok. Sejak Desember, diperkirakan 900 juta jiwa di Tiongkok telah terinfeksi, menurut Universitas Peking. Jumlahnya bisa mencapai 80 hingga 90 persen dari populasi, menurut para ahli penyakit menular terkemuka di Tiongkok.

Sejak gelombang pertama virus di Wuhan pada 2019, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah melakukan segala cara untuk menutupi tingkat wabah yang sesungguhnya dan jumlah korban tewas.

Pada kenyataannya, penyebaran virus di Tiongkok terus berlanjut selama tiga tahun terakhir, mengakibatkan dampak sosial dan korban jiwa yang sangat besar.

Sumber-sumber di lapangan di Tiongkok telah menggambarkan parahnya situasi tersebut kepada wartawan Epoch Times. Warga mengatakan betapa sulitnya atau sudah mustahil mendapatkan tempat kremasi atau pemakaman bagi orang-orang yang mereka cintai.

Pusat-pusat kremasi di seluruh Tiongkok dilanda kelebihan beban dan bekerja tanpa henti. Dalam banyak kasus, krematorium mengalami penumpukan jenazah selama berminggu-minggu, dan unit lemari pendingin untuk penyimpanan daging digunakan kembali untuk menyimpan mayat. Pusat kremasi dan rumah duka telah meningkatkan pengeluaran mereka secara tajam untuk barang-barang seperti kantong mayat dan kontainer penyimpanan dingin.

Sebagai contoh, Reuters melaporkan pada 20 Januari bahwa di kota Shantou, sebuah rumah duka melakukan “pembelian darurat” dua oven kremasi tambahan. Di kota Zigong, sebuah pusat layanan pemakaman memesan hampir 200.000 liter (lebih dari 52.000 galon) solar setelah “hampir kehabisan.” Dan, di kota Jieshou, para pejabat mengatakan “lemari pendingin jenazah di aula pemakaman tak mampu memenuhi permintaan unit saat ini,” sehingga membuat mereka memesan 10 lemari pendingin tambahan berskala besar. Sebuah produsen insinerator di Provinsi Shandong mengatakan bahwa pabriknya baru-baru ini beroperasi dengan kapasitas penuh dan “bekerja lembur 24 jam untuk memenuhi kebutuhan pengadaan yang mendesak.”

Salah satu cara PKT untuk menjaga jumlah korban jiwa tetap rendah secara artifisial adalah dengan memaksa anggota keluarga untuk menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa kematian orang yang mereka cintai tidak terkait dengan COVID-19, sebagai imbalannya mengizinkan jenazah-jenazah masuk ke dalam sistem dan benar-benar dikremasi. Sementara itu, anggota staf di pusat kremasi telah menerima instruksi ketat untuk tidak membagikan informasi apa pun kepada dunia luar tentang jumlah jenazah yang dibakar.

PKT memiliki lebih dari 100 tahun pengalaman dalam berbohong untuk menipu publik. Setiap kali bencana melanda Tiongkok, seburuk apa pun, PKT akan membalikkan keadaan dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengagungkan Partai dan penanganannya.

Antara tahun 1958 dan 1961, setidaknya 40 juta orang tewas dalam Bencana Kelaparan Besar yang disebabkan oleh PKT. Sementara membuat rakyatnya kelaparan, rezim ini justru merayakan prestasinya, dan jumlah korban tewas yang sebenarnya baru diketahui beberapa dekade kemudian.

Baru-baru ini, PKT secara terbuka mengklaim “keberhasilan” dalam memerangi COVID-19 dan mengklaim bahwa jumlah korban tewas hanya 60.000 orang. Namun demikian, secara statistik tak masuk akal, karena hal ini menunjukkan bahwa virus ini lebih dari 160 kali lebih mematikan di Amerika Serikat daripada di Tiongkok.

Kebijakan “Nol-COVID” yang sudah berlangsung hampir tiga tahun ini telah terbukti menjadi bencana kemanusiaan. Atas nama memerangi wabah, penduduk dipaksa untuk bertahan dalam kondisi yang ekstrem. Ratusan juta orang ditempatkan di pusat karantina atau dikurung di rumah mereka, yang menyebabkan isolasi berkepanjangan dan kurangnya akses terhadap makanan, pasokan dasar, dan perawatan medis yang penting. Banyak orang bahkan secara paksa dikurung di dalam apartemen mereka.

Dengan kontrol Beijing yang kejam terhadap semua bagian masyarakat, tak ada angka resmi di Tiongkok yang dapat dipercaya. Bahkan jumlah total populasi Tiongkok pun masih diperdebatkan. Tahun lalu, sebuah pelanggaran data menunjukkan bahwa PKT telah memanipulasi angka kelahiran resmi negara tersebut, dan sebuah analisis pada tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang sebenarnya mungkin lebih sedikit 130 juta jiwa daripada angka resmi 1,4 miliar jiwa.

Perusahaan riset asing, seperti Airfinity, Ltd. yang berbasis di London, sekarang memperkirakan bahwa 36.000 orang akan tewas akibat COVID-19 per hari di Tiongkok pada akhir Januari.

Angka sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi.

Mengutip laporan dari krematorium yang beroperasi secara terus menerus, Sean Lin, seorang ahli virus dan mantan direktur laboratorium di cabang penyakit virus di Walter Reed Army Institute of Research, memperkirakan bahwa rumah-rumah duka di Tiongkok mungkin telah membakar 6 juta jenazah dalam sebulan terakhir. Dan, karena orang-orang di pedesaan tidak memiliki akses ke layanan kremasi, jumlah kematian sebenarnya bisa mencapai 10 juta untuk bulan itu – sebuah perkiraan konservatif.

The Epoch Times melaporkan pada Maret 2020, hanya beberapa bulan setelah wabah awal COVID-19 melanda, jumlah pengguna ponsel di Tiongkok turun 21 juta dalam waktu tiga bulan. Ponsel di Tiongkok merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bahkan digunakan sebagai tanda pengenal resmi. Data seperti ini menunjukkan bahwa jumlah korban tewas yang sebenarnya selama tiga tahun bisa mencapai ratusan juta.

Selama bencana-bencana sebelumnya, para pejabat tinggi PKT menganggap diri mereka terlindungi oleh kekayaan dan kekuasaan yang mereka miliki.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir, informasi telah bocor tentang kematian banyak pejabat tinggi PKT, termasuk mantan anggota militer senior, pensiunan pejabat, akademisi, dan pakar industri. Para pejabat ini, yang biasanya mendapatkan hak istimewa, termasuk setiap perawatan medis dan perawatan penyelamatan nyawa yang disediakan oleh rezim Tiongkok, kini meninggal dalam jumlah besar.

Khususnya, lonjakan infeksi yang luar biasa dan jumlah kematian yang sangat besar di Tiongkok sejak Desember belum terlihat di bagian lain dunia, meskipun Tiongkok telah membuka perbatasannya pada awal Januari.

Jadi, mengapa situasi di Tiongkok jauh lebih buruk daripada di belahan dunia lainnya?

Dahulu kala, orang-orang percaya bahwa wabah menghukum manusia ketika dosa-dosanya menjadi terlalu besar.

Dalam kepercayaan Timur, khususnya, ada konsep karma, yang diperoleh sebagai akibat dari perbuatan buruk atau tidak bermoral.

Partai Komunis Tiongkok, selama 70 tahun terakhir, telah melakukan banyak dosa. Tidak hanya menghancurkan tradisi dan budaya Tiongkok yang kaya, tetapi juga menghancurkan mereka yang percaya pada Tuhan. Kampanye-kampanyenya mengakibatkan sekitar 80 juta kematian yang tidak wajar.

Baru-baru ini, PKT telah terlibat dalam penganiayaan terhadap seluruh masyarakat yang menargetkan sekitar 100 juta praktisi disiplin spiritual Falun Gong. Penganiayaan ini diluncurkan pada tahun 1999 oleh pemimpin PKT saat itu, Jiang Zemin, yang meninggal pada bulan November tahun lalu.

Penganiayaan ini telah mempengaruhi semua orang-orang Tiongkok dan semua aspek masyarakat, dengan PKT menghabiskan lebih dari seperempat PDB untuk melaksanakannya pada tahun-tahun awal. Para siswa diindoktrinasi dengan propaganda yang mencemarkan nama baik Falun Gong di sekolah, sementara para calon mahasiswa dipaksa untuk menandatangani sebuah pernyataan yang menentang latihan ini sebagai persyaratan untuk masuk perguruan tinggi. Rezim telah menuntut tetangga, anggota keluarga, dan rekan kerja untuk melaporkan praktisi Falun Gong kepada pihak berwenang, membuat anggota masyarakat saling bermusuhan.

Para praktisi Falun Gong sendiri, yang percaya bahwa mereka memupuk kebaikan berdasarkan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, telah menjadi sasaran penyiksaan, penahanan secara sewenang-wenang di kamp kerja paksa, dan pengambilan organ tubuh saat mereka masih hidup.

“Wabah itu sendiri adalah pengaturan Dewa, adalah keniscayaan dalam perkembangan sejarah. Ketika hati manusia menjadi tidak baik maka akan menciptakan karma – memperoleh penyakit – mengalami bencana,” demikian petunjuk Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, dalam sebuah artikel berjudul “Rasional” pada awal pandemi pada Maret 2020.

“Tetapi saat ini wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT,” tulis Li.

Sejarah sudah menunjukkan kepada kita contoh-contoh sebelumnya tentang hal ini. Di Romawi kuno, penganiayaan terhadap orang Kristen mengakibatkan empat wabah, dan Kekaisaran Romawi yang kuat mengalami kemunduran dan akhirnya binasa. Dalam sejarah Tiongkok, pergantian dinasti sering terjadi ketika istana menjadi korup dan moralitas sosial merosot; wabah penyakit sering terjadi.

Pada akhirnya, obat terbaik untuk wabah ini adalah dengan menolak PKT.

Kami berharap semua orang dapat melalui bencana ini dengan selamat dan menyongsong hari esok yang lebih cerah.

Temuan Ilmuwan : Autisme Mungkin Berasal dari Nenek Moyang

0

Jessie Zhang

Baru-baru ini, para ilmuwan dari University of Utah menyimpulkan bahwa nenek moyang seseorang-khususnya di mana dan kapan kakek-nenek dan anak-anak mereka dilahirkan-dapat berkontribusi pada peningkatan risiko autisme.

Penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam International Journal of Health Geographics ini mengungkapkan bahwa genetika nenek moyang membawa risiko yang signifikan terhadap Autism Spectrum Disorder (ASD) -dengan sinyal terkuat yang diidentifikasi dari kelahiran dan masa kanak-kanak kakek-nenek dari pihak ayah.

Nutrisi kakek-nenek dari pihak ayah, misalnya, secara langsung berdampak pada hasil kesehatan pada cucu-cucunya.

“Melihat kembali keluarga dan di mana serta kapan mereka tinggal membantu kami mendeteksi kelompok individu yang tampaknya memiliki risiko autisme yang lebih tinggi di antara keturunan mereka,” kata penulis senior dan ahli epidemiologi lingkungan James VanDerslice dari Universitas Utah.

Para peneliti mengidentifikasi informasi dari 7.900 orang tua dan 31.600 kakek-nenek dari anak-anak autis yang lahir antara tahun 1989 dan 2014 berdasarkan data geografis dan populasi keluarga di Utah.

Pemimpin penelitian Rebecca Richards-Steed mengatakan bahwa apa yang mereka temukan sesuai dengan pemahaman ilmiah saat ini tentang genetika ayah yang menjadi kunci perubahan dan adaptasi evolusioner.

“Jadi, sangat mungkin dalam kasus autisme, sebuah sinyal, sebagian dibentuk oleh pengalaman lingkungan, berasal dari garis keturunan ayah, yang diturunkan melalui keluarga,” ujar Richards-Steed, yang juga seorang lulusan geografi di University of Utah.

Sebaliknya, temuan mereka di daerah pedesaan menunjukkan pola yang berbeda. Dari 20 kelompok utama autisme, para peneliti mengidentifikasi tujuh kelompok dari daerah pedesaan yang memiliki risiko rendah untuk menurunkan autisme ke dalam silsilah keluarga.

“Kami benar-benar tidak yakin mengapa beberapa daerah pedesaan tampaknya memiliki apa yang bisa disebut sebagai efek perlindungan,” kata Richards-Steed.

“Tentu saja ada kemungkinan bahwa orang tua dan kakek-nenek yang tinggal di daerah perkotaan memiliki paparan atau pengalaman lingkungan yang berbeda.”

“Apa yang dapat kami katakan, berdasarkan temuan kami, adalah apa yang kita alami sekarang mungkin tidak hanya memengaruhi kita atau bahkan anak-anak kita, tetapi mungkin juga anak-anak dari anak-anak kita.”

Gambaran yang Tak Sempurna

Meski demikian, peningkatan dramatis autisme dalam enam dekade terakhir masih menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Angka autisme adalah satu dari 10.000 pada  1960-an. Pada  2021, angka ini meningkat menjadi satu dari 44 anak berusia 8 tahun. Di California, di mana angka kejadiannya paling tinggi, satu dari 28 anak berusia 8 tahun didiagnosis autisme.

Menurut  U.S. Centers for Disease Control and Prevention atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, peningkatan tajam ini sebagian disebabkan oleh identifikasi dan diagnosis yang lebih komprehensif.

Joseph Mercola mengatakan bahwa peningkatan diagnostik semata tak dapat menjelaskan tren peningkatan yang signifikan.

“Satu dari 44 anak tidak mengalami autisme pada tahun 1980-an, dengan atau tanpa diagnosis. Ada sesuatu yang sedang terjadi. Satu atau beberapa faktor lingkungan jelas berdampak buruk pada anak-anak kita,” tulis Mercola.

“Suspek utama termasuk vaksin masa kanak-kanak, bahan kimia beracun (khususnya glifosat), antibodi autoimun, radang usus, retrovirus, dan paparan medan elektromagnetik,” ujarnya. 

“Tidak ada jawaban tunggal untuk masalah ini. Karena banyak toksin yang berbeda dapat berkontribusi, mencegah autisme harus mencakup penghapusan sebagian besar paparan toksik,” tambahnya. 

Kecelakaan Helikopter di Ukraina Menewaskan 18 Orang, Termasuk Menteri Dalam Negeri

Rong Yu

Setidaknya 18 orang tewas ketika sebuah helikopter Ukraina jatuh di kota Bloval dekat ibukota Kiev pada Rabu (18/1) pagi, di dekat sebuah sekolah taman kanak-kanak dan bangunan tempat tinggal.

Di antara yang tewas adalah beberapa pejabat tinggi Ukraina, termasuk Menteri Dalam Negeri Denys Monastyrskyi, wakil menteri Yevhen Yenin, dan Sekretaris Negara Kemendagri Yurii Lubkovych dan tiga anak. 29 orang lainnya terluka dan sedikitnya 15 orang dirawat di rumah sakit.

Penyebab kecelakaan belum diketahui. Saksi mata mengatakan bahwa helikopter berputar tiga kali di atas tempat kejadian dan kemudian menukik tajam, menabrak taman kanak-kanak dan terbakar.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kecelakaan itu adalah “tragedi yang mengerikan” dan pihak berwenang telah melakukan penyelidikan. (hui)

Berulang Kali Memimpin Selandia Baru Melewati Krisis,  Jacinda Ardern Mengundurkan Diri Sebagai Perdana Menteri

CNA/NTD

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan tanpa peringatan bahwa 19 Januari  bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya pada 7 Februari, dengan mengatakan bahwa ia tak sabar untuk mengantar putrinya ke sekolah dasar dan berkomitmen seumur hidup dengan pasangannya.

Central News Agency mengutip ABC News yang mengatakan bahwa Jacinda Ardern menahan air mata ketika ia mengatakan bahwa 7 Februari akan menjadi hari terakhir masa jabatannya sebagai perdana menteri dan pemilihan umum akan diadakan pada 14 Oktober, dan  ia tidak lagi termotivasi untuk mengupayakan pemilihan ulang.

Dia mengatakan kepada Partai Buruhnya : “Bagi saya, waktunya telah tiba. Saya tahu betapa pentingnya posisi ini, tetapi saya juga tahu bahwa saya tidak lagi memiliki motivasi untuk melakukannya dan saya tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya selama empat tahun lagi.”

Ia menjadi perdana menteri pada pemerintahan koalisi 2017 dan kemudian memimpin Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah untuk meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum tiga tahun kemudian. Namun demikian, jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan adanya penurunan dukungan terhadap Partai Buruh dan dirinya secara pribadi.

Dalam penampilan publik pertamanya sejak reses musim panas Parlemen sebulan yang lalu, ia mengatakan kepada kaukus tahunan Partai Buruh bahwa selama masa jeda, ia berharap dapat menemukan motivasi untuk terus menjadi pemimpin, “tetapi saya tidak bisa”.

Ardern mengatakan bahwa pemilihan umum berikutnya akan diadakan pada  Sabtu  14 Oktober dan ia akan tetap menjadi anggota parlemen sampai pemilihan umum berakhir. Ia berkata : “Saya tidak pergi karena saya tidak berpikir kita akan memenangkan pemilu berikutnya, tetapi karena saya pikir kita bisa dan akan menang.”

Arden mengatakan bahwa pengunduran dirinya akan berlaku efektif paling lambat 7 Februari mendatang. Ia juga mengatakan bahwa pemimpin baru akan dipilih pada kaukus Partai Buruh pada  22 Januari. Ia mengatakan bahwa tidak ada apa-apa dengan pengunduran dirinya, “Saya adalah manusia biasa. Kami memberikan sebanyak yang kami bisa, selama kami bisa, dan kemudian akan tiba saatnya ketika semuanya berakhir. Bagi saya, waktunya telah tiba”.

“Saya ingin pergi karena ada tanggung jawab besar yang menyertai keistimewaan memegang posisi ini. Merupakan sebuah tanggung jawab untuk mengenali kapan Anda adalah orang yang tepat untuk mengambil alih kepemimpinan dan kapan Anda tidak.”

Di akhir pernyataan pengunduran dirinya, Ardern mengucapkan terima kasih kepada putrinya dan pendamping prianya, “Saya ingin memberitahu Neve, Ibu berharap bisa bersama Anda saat Anda mulai sekolah tahun ini. Saya juga mengatakan kepada Clarke Gayford untuk menikah. Pernikahannya dengan Clark dibatalkan karena pandemi COVID-19.”

Belum jelas siapa yang akan mengambil alih jabatan Perdana Menteri sebelum pemilihan umum. Pertarungan memperebutkan kursi perdana menteri memanas setelah Wakil Perdana Menteri Grant Robertson mengumumkan bahwa ia tak akan mencalonkan diri sebagai pemimpin Partai Buruh.

Setelah Pembantaian Berdarah Selandia Baru dan COVID-19

Ketika wabah COVID-19 melanda, pemerintah Ardern memenangkan pengakuan global atas keberhasilan awalnya dalam menjaga agar virus tak menyebar ke seluruh negeri selama berbulan-bulan. Namun, ketika strain yang bermutasi ditemukan dan vaksin tersedia, strategi nol toleransi untuk pencegahan pandemi  ditinggalkan.

Dia sempat menghadapi kritikan di dalam negeri karena pencegahan epidemi yang ketat.

Ardern mengumumkan pada bulan lalu bahwa Komisi Penyelidik Kerajaan (Royal Commission of Inquiry) akan menyelidiki apakah keputusan pencegahan epidemi COVID-19 pemerintah sudah benar, dan mengeksplorasi bagaimana pemerintah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk pandemi di masa depan. Hasil laporan tersebut akan dirilis pada tahun depan.

Pada Maret 2019, Ardern menghadapi hari tergelap dalam sejarah Selandia Baru. Seorang supremasi kulit putih menyerbu dua masjid di Christchurch dan membantai 51 orang. Ardern dipuji karena merangkul para penyintas dan komunitas Muslim setempat setelah insiden tersebut.

Segera setelah berita pengunduran diri Ardern keluar, para pemimpin oposisi Selandia Baru, Perdana Menteri Australia, selebritas film dan televisi, dan orang-orang biasa secara terbuka berterima kasih kepada Ardern atas dedikasinya kepada negara.

Christopher Luxon, pemimpin oposisi Partai Nasional, berkata: “Atas nama Partai Nasional, saya ingin berterima kasih kepada Perdana Menteri Ardern atas pengabdiannya kepada Selandia Baru. Dia telah memberikan segalanya untuk pekerjaan yang melelahkan ini dan saya berharap dia semua terbaik. Semua yang terbaik untuk masa depan bersama keluarganya.”

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, memuji Ardern karena telah menunjukkan kepada dunia “bagaimana cara memimpin dengan kebijaksanaan dan kekuatan. Dia telah menunjukkan bahwa empati dan wawasan adalah kualitas kepemimpinan yang kuat”. Albanese mengatakan bahwa Ardern “adalah promotor paling gigih di Selandia Baru, panutan bagi banyak orang dan sahabat saya.”

Bintang Jurassic Park, Sam Neill, mencuit di media sosial bahwa “saya tak terkejut atau menyalahkan” atas pengunduran diri Ardern hari ini, dan secara khusus mencatat bahwa “perlakuan yang diterimanya selama beberapa bulan terakhir, serangan yang dialaminya” “memalukan dan memalukan”. Aktor veteran ini mengatakan bahwa Ardern “pantas mendapatkan yang lebih baik” dan menyebutnya sebagai “pemimpin yang hebat.”

Ahmed Ali, seorang peneliti dan doktor kebijakan kesehatan yang berbasis di Kanada, juga mencuit : “Saya akan selalu ingat bagaimana Perdana Menteri Ardern hanya membutuhkan waktu enam hari untuk memimpin Selandia Baru dalam pelarangan total penjualan senapan serbu dan senjata semi-otomatis gaya militer setelah serangan masjid Christchurch. Dia mengatakan bahwa tidak ada contoh yang lebih baik tentang apa yang dapat dilakukan dengan “doa dan zikir.” (hui)

Tes Darah Sederhana Mendeteksi Penyakit Jantung pada Kucing Anda

0

Lee Pickett, VMD

Tanya: Rambo, kucing saya yang berusia 2 tahun, bernapas dengan cepat saat pemeriksaan kesehatan tahunannya. Dokter hewannya mengatakan bahwa nafasnya yang cepat bisa jadi disebabkan oleh stres, penyakit jantung, atau kondisi pernapasan seperti asma.

Dia melakukan tes darah yang disebut NT-proBNP yang mengindikasikan  dia mungkin menderita penyakit jantung, dan dia merujuk saya ke ahli jantung yang mengonfirmasi bahwa Rambo menderita kardiomiopati. Sekarang dia minum obat untuk meningkatkan fungsi jantungnya dan memperpanjang hidupnya.

Saya bersyukur dokter hewan saya mengenali kemungkinan bahwa Rambo mungkin memiliki penyakit jantung dan dia melakukan tes NT-proBNP. Bagaimana tes darah ini mengungkapkan penyakit jantung?

Jawaban : Sel-sel otot jantung memproduksi sejumlah kecil hormon yang disebut BNP dan prekursornya yang tidak aktif, NT-proBNP. Penyakit jantung menyebabkan jantung membesar dan sel-sel otot jantung meregang, yang membuat mereka mengeluarkan lebih banyak bahan kimia ini.

NT-proBNP lebih stabil daripada BNP, dan besarnya peningkatan NT-proBNP mencerminkan tingkat keparahan penyakit jantung.

Jadi, dokter hewan menggunakannya sebagai penanda pembesaran jantung, penyakit jantung, dan gagal jantung kongestif.

Jenis penyakit jantung yang paling umum pada kucing adalah kardiomiopati, yang jarang menimbulkan tanda klinis. Yang mengejutkan, 15 persen kucing yang tampak sehat ternyata menderita kardiomiopati. Prevalensi penyakit jantung bahkan lebih tinggi pada kucing Maine Coon dan ras Persia, Ragdoll, dan Sphynx.

Ketika kardiomiopati menunjukkan tanda-tanda klinis, tanda-tanda tersebut dapat berupa pernapasan yang tak normal, irama jantung yang tak menentu, atau murmur jantung. Lebih sering, kucing dengan kardiomiopati mati mendadak atau mengalami pembekuan darah yang bersarang di arteri di kaki belakang, sehingga menyebabkan rasa sakit yang parah dan ketidakmampuan untuk berjalan.

Dokter hewan Anda mungkin telah menyelamatkan nyawa Rambo saat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

Tanya : Selama musim gugur dan musim dingin yang kering, orang-orang yang mengunjungi rumah kami dan membelai anjing kami, Winston, sering kali “menyetrumnya” dengan “listrik statis.” Dia mulai tidak mempercayai orang lain, terkadang mengangkat bibirnya ketika mereka hendak mengelusnya. Apa yang bisa kami lakukan?

Jawaban: Menambahkan kelembapan pada udara akan memberikan keajaiban, jadi pasanglah pelembap seluruh rumah di rumah Anda, atau belilah pelembap yang lebih kecil untuk ruangan yang sering dikunjungi Winston.

Sampai saat itu, semprotkan Winston dan karpet di rumah Anda dengan air, atau seka Winston dengan kain lap basah atau lap hewan peliharaan. Selain itu, Anda dan tamu Anda dapat melepaskan “listrik statis” dengan menyentuh sesuatu yang lain sebelum mengelus Winston.

Mandikan Winston dengan sampo pelembap dan kemudian oleskan semprotan pembersih atau pelembap hewan peliharaan. Gunakan semprotan anti-statis pada pakaian, sepatu, dan karpet Anda.

Anda juga dapat menyeka kain pengering pada bulu Winston, selama ia tidak menjilat dirinya sendiri. Beberapa lembaran pengering dan semprotan anti-statis mengandung bahan yang dapat menyebabkan sariawan dan muntah pada hewan peliharaan yang menelannya saat ia menjilat dirinya sendiri.

Untuk membantu Winston membangun kembali kepercayaan, mintalah teman Anda untuk menjatuhkan camilan kecil di lantai di dekatnya sehingga ia akan diberi hadiah saat ia mendekati mereka. Kemudian, mereka dapat menawarkan camilan dari tangan mereka, tetapi hanya setelah mereka menyentuh sesuatu untuk melepaskan “listrik statis” sebelum “menyetrum” Winston. Terakhir, selama dia santai dan mau, mereka dapat mengelus-elusnya sambil memberikan camilan.

Serial Otopsi: Apakah Vaksin COVID-19 Menyebabkan Kematian Jantung Mendadak?

0

Dr. Peter A. McCullough

Hampir setiap hari dalam berita ada kasus kematian jantung mendadak yang tak terduga yang dilaporkan. Status vaksinasi disembunyikan dengan hati-hati dalam laporan tersebut dan penyebutan imunisasi SARS-CoV-2 di masa lalu tampaknya dihapus dari internet. Keluarga-keluarga tetap bungkam terhadap pertanyaan medis sederhana – apakah mereka sudah mendapatkan vaksin COVID-19? Ya atau Tidak?

Sebelum vaksinasi COVID-19, penyebab kematian yang umum hampir selalu diketahui sebelum kematian, dan sekitar 40% disebabkan oleh kardiovaskular, 40% kanker, dan 20% lainnya. Chaves dan koleganya telah menunjukkan bahwa proporsi ini telah berubah secara dramatis menjadi kematian jantung mendadak.

Dalam serangkaian 121 kematian terutama setelah injeksi virus CoronaVac (Sinovac), 57% diklasifikasikan sebagai kematian jantung mendadak dan patologinya termasuk infark miokard, diseksi aorta, dan dalam beberapa kasus tanpa patologi jantung yang diasumsikan sebagai kematian aritmia primer. Emboli paru, komplikasi lain yang diterima adalah 21% dari kasus-kasus tersebut. Meskipun penulis mengklaim “tidak ada hubungan”, interpretasi saya terhadap data tersebut adalah bahwa 78% kematian dapat secara langsung dikaitkan dengan mekanisme vaksinasi COVID-19 yang diketahui. Hal ini sangat konsisten dengan laporan terbaru dari Schwab et al dari Jerman yang datanya menunjukkan 71% kematian dalam 20 hari setelah vaksinasi terjadi dalam konteks masalah akut yang diketahui disebabkan oleh vaksin.

Ketika otopsi yang dilakukan oleh tim yang berbeda di berbagai negara menghasilkan temuan yang sama, kita memiliki konsistensi eksternal. Ini adalah salah satu dari banyak kriteria yang digunakan dalam menentukan validitas ilmiah. Pernyataan bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan kematian semakin didukung dalam literatur yang telah ditinjau oleh rekan sejawat.

Diposkan ulang dari Substack penulis

Peter A. McCullough, MD, MPH, Found Dead at Home after COVID-19 Vaccination Autopsy Series Finds an Array of Fatal Vaccine Syndromes

Chaves JJ, Bonilla JC, Chaves-Cabezas V, Castro A, Polo JF, Mendoza O, Correa-Rodríguez J, Piedrahita AC, Romero-Fandiño IA, Caro MV, González AC, Sánchez LK, Murcia F, Márquez G, Benavides A, Quiroga MDP, López J, Parra-Medina R. A postmortem study of patients vaccinated for SARS-CoV-2 in Colombia. Rev Esp Patol. 2023 Jan-Mar;56(1):4-9. doi: 10.1016/j.patol.2022.09.003. Epub 2022 Oct 31. PMID: 36599599; PMCID: PMC9618417.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times. Epoch Health menyambut baik diskusi profesional dan debat yang bersahabat. Untuk mengirimkan artikel opini, silakan ikuti panduan ini dan kirimkan melalui formulir kami di sini.

McCullough adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam, ahli jantung, ahli epidemiologi yang menangani komplikasi kardiovaskular akibat infeksi virus dan cedera yang terjadi setelah vaksin COVID-19 di Dallas TX, AS. Dia memiliki puluhan publikasi yang telah ditinjau oleh rekan sejawat tentang infeksi, beberapa kesaksian Senat AS dan Negara Bagian, dan telah berkomentar secara ekstensif tentang tanggapan medis terhadap krisis COVID-19 di TheHill, America Out Loud, NewsMax, dan di FOX NEWS Channel.