Presiden Trump Bertemu dengan Keluarga Warga Jepang yang Diculik Rezim Korea Utara

Oleh Jasper Fakkert

Epochtimes.id- Saat kunjungannya ke Jepang, Senin (6/11/2017) Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bertemu dengan kerabat warga Jepang yang diculik oleh rezim Korea Utara.

Presiden Donald Trump mengatakan, dia dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mencoba untuk membebaskan para korban penculikan tersebut.

Sebagian besar penculikan terjadi antara akhir 1970-an dan awal 1980-an. Warga Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara di daerah pesisir Jepang bermaksud menggunakannya untuk mengajarkan agan intelijen dengan bahasa dan budaya Jepang.

Korea Utara telah mengakui telah melakukan setidaknya 13 penculikan tersebut. Tokyo percaya setidaknya 17 warga Jepang telah diculik.

Secara keseluruhan, Trump bertemu dengan 16 anggota keluarga korban penculikan, dan satu mantan korban penculikan.

“Ini adalah aib yang luar biasa. Dan saya baru saja bertemu dengan beberapa orang hebat yang telah mengalami banyak hal, ” kata Presiden Trump setelah pertemuan tersebut.

Presiden Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump bertemu dengan seorang korban penculikan dan keluarga orang lain yang masih diculik oleh Korea Utara, di Tokyo pada 6 November 2017. (KIMIMASA MAYAMA / AFP / Getty Images)

Perdana Menteri Jepang Abe mengucapkan terima kasih kepada Trump atas perhatiannya terhadap keluarga-keluarga tersebut.

“Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Trump dan Madam First Lady, yang dengan baik menghabiskan waktu mereka dengan mantan korban penculikan dan anggota keluarga dari mereka yang telah diculik oleh Korea Utara,” kata Abe.

Abe juga mengucapkan terima kasih kepada Trump karena telah mengemukakan masalah penculikan Jepang selama pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB di New York pada 19 September.

“Pidato Presiden Amerika pada kesempatan Majelis Umum PBB adalah sesuatu yang seluruh dunia akan perhatikan,” kata Abe.

Dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB pada 19 September, Trump berbicara tentang salah satu korban, seorang gadis Jepang berusia 13 tahun.

“Kami tahu itu [Korea Utara] menculik seorang gadis Jepang berusia 13 tahun yang manis dari sebuah pantai di negaranya sendiri untuk memperbudak dia sebagai tutor bahasa untuk mata-mata Korea Utara,” kata Trump dalam pidatonya di PBB.

Megumi Yokota diculik oleh agen Korea Utara saat dalam perjalanan pulang dari sekolah pada tahun 1977. Dia baru berusia 13 tahun saat itu.

Menurut sebuah laporan 2014 oleh Dewan HAM PBB, Korea Utara diperkirakan telah menculik lebih dari 200.000 orang asing sejak tahun 1950.

Sebagian besar penculikan dan penghilangan orang terjadi selama Perang Korea. Selain itu, ada gerakan terorganisir etnis Korea dari Jepang ke Korea Utara yang dimulai pada tahun 1959.

Di antara orang asing adalah wanita dari Eropa, Timur Tengah, dan bagian lain Asia yang “diculik untuk diberikan sebagai istri kepada orang asing yang sudah ada di Korut.”

“Korut menggunakan kekuatan darat, angkatan laut dan intelijen untuk melakukan penculikan dan penangkapan. Baik Perang Korea maupun operasi pasca perang disetujui di tingkat Pemimpin Tertinggi,” laporan PBB menyatakan.

Dalam satu kasus seperti itu, mantan diktator Korea Utara, Kim Jong-il langsung berkaitan dengan korban penculikan. Sutradara film Korea Selatan Shin Sang-ok dan aktris Choi Un-hee, keduanya diculik, digunakan untuk membuat beberapa film propaganda Korea Utara di mana Kim adalah produser eksekutif. (asr)

Sumber : Reuters