Bill Clinton Pernah Kehilangan Biskuit Kode Peluncuran Senjata Nuklir

EpochTimesId – Ketika menjadi Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton pernah kehilangan kode konfirmasi yang untuk meluncurkan senjata nuklir. Kabar tersebut disampaikan oleh dua mantan pejabat tinggi militer yang sudah pensiun, dalam buku memoar mereka.

Jenderal Hugh Shelton bertugas di bawah Clinton sebagai Ketua Gabungan para Kepala Staf. Dia baru saja menerbitkan buku biografi atau memoarnya dengan judul ‘Without Hesitation : The Odyssey of a American Warrior’ (Tanpa Ragu : Petualangan Seorang Prajurit Amerika).

Dalam buku tersebut, dia mengingat situasi-situasi yang mengerikan, seperti dikutip The Epoch Times dari ABC News.

“Pada satu titik selama pemerintahan Clinton, kode-kode itu benar-benar hilang selama berbulan-bulan. Itu masalah yang benar-benar besar,” tulis Shelton dalam memoarnya.

Kode-kodenya disimpan pada sebuah kartu plastik kecil, yang selalu dipegang dan dibawa oleh presiden seorang diri.

“Sebagai presiden, saya tidak membawa dompet, uang, tidak ada SIM, tidak ada kunci dalam kode rahasia rahasia saku saya yang mampu menghasilkan pemusnahan sebagian besar dunia seperti yang kita ketahui,” tulis Ronald Reagan dalam otobiografinya, ‘Kehidupan Amerika’.

Presiden Bill Clinton berbicara kepada wartawan tentang turunnya helikopter Angkatan Darat AS di Korea Utara, pada 19 Desember 1994. (PAUL J. RICHARDS/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Kartu itu dijuluki ‘biskuit’ dan berfungsi untuk membuktikan bahwa otorisasi untuk melakukan serangan nuklir memang berasal dari presiden.

Shelton mengatakan tidak ada yang mengungkapkan sebelumnya bahwa Clinton kehilangan ‘biskuit’-nya. Tapi Letnan Kolonel (Purnawirawan) Robert Patterson mengingat episode serupa dalam bukunya yang diterbitkan tujuh tahun lalu.

Patterson adalah salah satu dari banyak orang yang pernah bertugas membawa ‘nuclear football’, sebuah koper berisi kode peluncuran dan instruksi untuk serangan nuklir. Tas ‘nuclear football’ dibawa oleh seorang ajudan militer dengan profil khusus, yang selalu mendampingi presiden setiap saat.

Patterson mengatakan bahwa pagi hari setelah skandal Monica Lewinsky menyeruak ke permukaan, dia meminta presiden untuk mempresentasikan kartu tersebut sehingga dia bisa menukarnya dengan versi terbaru, yang merupakan prosedur standar.

“Dia pikir dia hanya meninggalkannya di lantai atas. Kami menelepon ke lantai atas, kami memulai pencarian di sekitar Gedung Putih untuk mendapatkan kode itu, dan akhirnya dia mengaku bahwa dia sebenarnya asal menyebut tempat. Dia tidak ingat kapan terakhir kali memegangnya,” tulis Patterson, mengingat kejadian tersebut.

Dalam buku Patterson, Clinton kehilangan ‘biskuit’-nya pada tahun 1998. Namun berbeda dengan Shelton, yang mengingat bahwa kejadiannya pada tahun 2000.

Ilustrasi ledakan bom Nuklir. Badan Pusat Kontrol Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengadakan briefing tentang, ‘bagaimana masyarakat mempersiapkan diri menghadapi perang nuklir’. (Pixabay/CCO/The Epoch Times)

 

Tas nuklir itu mulai disiagakan di samping Presiden AS sejak masa Presiden Dwight D. Eisenhower.

Presiden George HW Bush kabarnya juga pernah meninggalkan pertandingan tenis tanpa ajudan tas kontrol nuklir. Namun, ajudan nuklir tersebut, dengan bantuan dari agen Secret Service, berhasil mendampingi presiden kembali sekitar 15 menit kemudian.

Bill Clinton melakukan kesalahan serupa pada tahun 1999 saat dia meninggalkan pertemuan puncak NATO, dia juga meninggalkan ajudan nuklir. Untungnya, pertemuan puncak diadakan di gedung Reagan dan Clinton melesat menuju Gedung Putih, jadi ajudan tersebut berjalan setengah mil di antara kedua bangunan tersebut untuk mengejar sang Presiden Negara Adikuasa itu.

Selain Clinton dan Bush, masih ada presiden lain yang pernah diduga kehilangan ‘biskuit’ tersebut. Presiden Jimmy Carter diduga meninggalkan kartu itu pada jas nya yang dibawa ke tempat laundry. Namun, cerita itu tidak pernah dikonfirmasi.

Ronald Reagan juga dikabarkan kehilangan ‘biskuit’ setelah kasus percobaan penembakan dan pembunuhan. Reagan membawa kode itu di dalam saku kecil di jas-nya.

Kartu itu tercecer saat petugas gawat darurat harus memotong bajunya. Namun, kabarnya kartu itu ditemukan di sepatunya di ruang gawat darurat. (waa)