Serangan Udara Bersama Amerika Serikat-Afghanistan Targetkan Pabrik Opium Taliban

Petani Afghanistan memanen getah opium dari ladang opium mereka di distrik Surkh Rod, provinsi Nangarhar pada tanggal 21 April 2017. (Noorullah Shirzada / AFP / Getty Images)

Menurut UNODC, 50 persen tanaman opium Afghanistan berasal dari Provinsi Helmand, di mana serangan udara terjadi.

Operasi Jagged Knife

Militer menyebut inisiatif strategis saat ini “Operation Jagged Knife.” Tujuannya adalah untuk memangkas pendapatan Taliban, sama seperti cara militer menyerang ladang minyak dan sumber pendapatan lainnya yang digunakan oleh ISIS di Irak dan Suriah.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan kampanye tersebut melalui Twitter pada Senin.

Nicholson berkomentar serupa. Kebijakan sebelumnya terfokus pada penyerangan yang digunakan hanya jika ada ancaman langsung terhadap pasukan AS atau sekutu.

Kebijakan Trump memberi militer kebebasan untuk bertindak lebih strategis, dengan memotong jalur uang yang dibutuhkan Taliban untuk melanjutkan aksi terorisme.

“Otoritas baru mengizinkan saya mengejar arus pendapatan musuh,” kata Nicholson, menurut CNN.

Nicholson menekankan bahwa militer hanya akan menyerang fasilitas pengolahan obat, bukan ladang opium, di mana warga Afghanistan sering dipaksa untuk menanam bunga poppy untuk Taliban. “Kami tidak mengejar petani yang menanam opium,” katanya.

Berbagai macam Senjata

Penggerebekan sejauh ini telah mengerahkan beragam kendaraan penyerangan.

Amerika Serikat mengerahkan F-16 dari Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan dan B-52 terbang dari Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar. B-52 menjatuhkan bom 2.000 pound. Angkatan Udara Afghanistan A-29 juga berpartisipasi.

Pesawat siluman F-22 Raptor AS juga memainkan peran, seperti juga pesawat tak berawak. Korps Marinir juga menambahkan beberapa tembakan roket, demikian lapor UPI.

Produksi Opium yang Meningkat

Sebuah bom yang dijatuhkan oleh Bom B-1 meledak pada posisi Taliban setelah serangan udara terjadi saat serangan pada 18 Maret 2007 di dekat Kajaki di provinsi Helmand, Afghanistan. (John Moore / Getty Images)

Kementerian Counter-Narkotika Afghanistan dan UNODC melaporkan bahwa Afghanistan meningkatkan budidaya opium dari 452.000 hektar pada tahun 2015 menjadi 497.000 hektar pada tahun 2016, meningkatkan produksi opium dari 3.300 ton menjadi 4.800 ton.

Laporan tersebut mencatat bahwa dari kenaikan 10 persen areal, produsen obat berhasil meningkatkan produksi opium sebesar 43 persen.

UNODC menyatakan bahwa perdagangan opium menyumbang 16 persen dari ekonomi Afghanistan. (asr)

Sumber : ntd.tv