Petinggi Kota Tiba-Tiba Tampil ‘Memadamkan Api’ Mengatakan Beijing Membutuhkan Penduduk Musiman

oleh Wen Xin

Epochtimes.id- Setelah kebakaran di rumah pondokan di Distrik Daxing, Beijing, Tiongkok yang dipakai kaum penduduk musiman untuk beristirahat, pihak berwenang Beijing meluncurkan operasi ‘pembersihan’ besar-besaran.

Akibatnya, ratusan ribu penduduk musiman yang datang ke Beijing untuk mencari nafkah diusir secara paksa.

Pengusiran paksa di Beijing ini menyebabkan kritikan dari publik. Pada Minggu 3 Desember 2017, Sekretaris Komite Partai Kota Beijing Cai Qi bersama pejabat lainnya muncul di jalanan untuk ‘memadamkan api’, mengatakan bahwa Beijing membutuhkan layanan dari para penduduk musiman.

Baca : Pengusiran Penduduk Musiman Beijing Mengundang Protes Bersama

Pada 3 Desember, media Beijing melaporkan bahwa Cai Qi dengan didampingi Walikota Beijing Chen Jining dan pejabat lainnya muncul di jalanan dalam rangka meninjau pelaksanaan 30 proyek mata pencaharian bagi warga Beijing.

Cai Qi menekankan bahwa pejabat di semua tingkat harus melayani rakyat, membuat Beijing lebih hangat, khususnya terhadap para pekerja di perusahaan BUMN perlu lebih menonjolkan ‘perlakuan yang humanistik’.

Selama kunjungan, Cai Qi juga bercakap-cakap dengan Gao Jiangmin, seorang tukang sol sepatu dari Anhui, ia mengatakan bahwa layanan yang Anda berikan tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan hidup penduduk, dan memang yang dibutuhkan kota ini. Terima kasih atas kerja keras Anda.

Pernyataan Cai Qi ini diyakini sebagai upaya untuk memadamkan api karena insiden pengusiran kaum penduduk musiman pekan sebelumnya.

Pada 27 November, Cai Qi juga tampil untuk coba mendinginkan suhu panas akibat peristiwa pengusiran besar-besaran.

Ia mengatakan bahwa meskipun bertujuan pembenahan tetapi dalam pelaksanaannya tetap perlu menonjolkan ‘perlakuan yang humanistik’, memperhatikan metode dan perencanaan yang baik.

Baca : Otoritas Beijing Gunakan ‘Api Maut’ di Lingkungan Miskin untuk Menghilangkan ‘yang Tidak Diinginkan’

Chen Jining pada 3 Desember mengatakan bahwa untuk kelompok yang berbeda perlu dikembangkan kebijakan yang lebih tertarget, demi menjamin peran kerja pemerintah.

Sebelumnya, pada 29 November saat Chen Jining berada di Hongkong ia ditanya soal mengapa Beijing melakukan operasi pembersihan kaum penduduk musiman, ia hanya berpaling lalu pergi.

Kebakaran rumah pondokan di Distrik Daxing, Beijing pada 18 November yang merenggut 18 nyawa itu telah dijadikan alasan pihak berwenang Beijing untuk melakukan pembersihan besar-besaran selama 40 hari terhadap para penduduk musiman. Ratusan ribu warga pendatang itu diusir keluar Beijing.

Dalam operasi ini, Beijing mengerahkan polisi khusus, petugas dari Kantor Keamanan dan Ketertiban Publik, para veteran dan lainnya untuk memutus aliran air bersih dan listrik, melakukan pembongkaran rumah dengan cara yang sangat kasar tanpa manusiawi.

hanya semalan puluhan ribu penduduk musiman kehilangan tempat berteduh. Mereka terpaksa tidur di lapangan terbuka, padahal Beijing sedang musim dingin.

Beberapa orang bahkan membandingkan kejadian pengusiran itu dengan penganiayaan orang-orang Yahudi di masa Perang Dunia 2, dan mengkritik pihak berwenang telah berbuat yang melampaui ambang batas toleransi baik oleh negara atau pemerintah manapun.

Taksiran kasar media menunjukkan bahwa operasi pembersihan kali ini telah mengakibatkan jutaan tempat pondokan yang disewa penduduk musiman rata dengan tanah. (Sinatra/asr)

Sumber : ntd.tv