Wawancara dengan Seorang Kolumnis : Tiga Memori Bersama dari Bangsa-bangsa yang Berbeda (Bagian 1-2)

(Xin Tian): Makna khusus apakah itu?

Zhang: Di era seperti sekarang ini, kita melihat sebenarnya kebudayaan Tiongkok (kuno) adalah yang paling mendekati Ilahi, dalam banyak proses perkembangan sejarah, sang Pencipta telah memberikan dasar kebudayaan bagi manusia, kebudayaan yang diwariskan lewat daratan Tiongkok ini.

Kembali ke perihal hari peradilan kiamat tadi, dalam catatan wahyu Alkitab dikatakan, sebelum penghakiman terakhir nanti, akan terjadi duel antara kebaikan melawan kejahatan, orang yang seperti apakah yang akan pergi ke Kerajaan Surga? Adalah orang yang percaya pada Tuhan, yang mempertahankan kepercayaan mereka pada Tuhan dan yang akan memilih Tuhan pada duel penghabisan antara kebaikan melawan kejahatan tersebut.

Bagi mereka yang memilih iblis, yang bersumpah mengabdi pada iblis, orang-orang yang tidak setia, yang bernafsu bejad, yang telah berbohong, orang-orang yang bermoral buruk pada akhirnya akan dilemparkan ke dalam tungku api membara penuh belerang, mereka akan menderita selamanya disana.

Jadi dengan kata lain, sebelum penghakiman akhir itu akan ada duel kebaikan melawan kejahatan.

Tentunya kita berkeyakinan pada Tuhan, kita tahu pada akhirnya Tuhan selalu menang, ending ini telah dipastikan. Masalah krusialnya adalah, di saat setiap individu dari kita semua dalam menghadapi situasi tersebut, bagaimana kita akan bersikap/memilih? Dengan kata lain, memilih antara kebaikan dan kejahatan, akan menjadi pilihan antara kehidupan kekal abadi atau kehancuran selamanya, jadi inilah mengapa masalah ini sangat sangat penting.

Mengapa hal ini dikemukakan di saat seperti sekarang ini? Seperti saya katakan bahwa bangsa yang berbeda menantikan Tuhan datang kembali, sebelumnya ada pertanda atas kejadian ini, seperti mekarnya bunga Udumbara (keyakinan umat Buddha), kebangkitan negara Israel, tengkorak Kristal (suku Maya) dan berbagai fenomena lain yang terjadi.

Jadi jika melihat ramalan dari bangsa-bangsa berbeda, semua menunjuk masa sekarang ini adalah masa yang sangat istimewa, dan duel kebaikan melawan kejahatan di masa sekarang ini, adalah dimana orang atau organisasi tertentu membuat manusia menjauh dari Tuhan.

Partai Komunis yang Atheis Muncul Dalam Wajah Lain di Barat

Sebuah organisasi terbesar di dunia ini yang selama ini tidak pernah menutupi pahamnya yang anti Tuhan adalah partai komunis. Dan setelah muncul partai komunis, kebudayaan Tiongkok dihancurkan secara sistematis. Karena kebudayaan Tiongkok memiliki akar sejarah yang sangat dalam dengan keyakinan terhadap Tuhan yang sangat kuat, jadi agar bisa membuat masyarakatnya menjauhi Tuhan, hanya bisa dilakukan dengan cara kekerasan, bongkar paksa biara, membakar kitab suci agama dan lain-lain.

Kebudayaan Barat tidak begitu kuat pondasinya, maka komunis pun menempuh cara penetrasi bertahap agar masyarakat Barat menjauhi Tuhan.

Mural Antonio Gramsci, di suatu jalanan London, menandakan memiliki pengikutnya di dunia Barat. (INTERNET)

Jadi di masa itu ketika Marx mengemukakan seperangkat revolusi anarkis, di berbagai tempat di dunia bermunculan sejumlah organisasi yang mengemukakan cara penetrasi secara bertahap, yang dimaksud bertahap adalah selangkah demi selangkah menyusup ke dalam, menyusup ke tengah masyarakat Barat, menciptakan anti-sistem di dalam sistem tersebut.

Seperti Antonio Gramsci (1891-1937) yang merupakan anggota partai komunis Italia, juga seorang pejabat tinggi komunis internasional, ia mengemukakan suatu konsep yang disebut Long March internal sistem, itu seperti estafet jarak jauh di dalam sistem masyarakat bebas, selangkah demi selangkah membawa masyarakat Barat menjadi partai komunis. Ini dilakukan di Italia.

Foto Logo Fabian Society yang terang-terangan menggambarkan serigala berbulu domba, yang secara laten akan menyusup setahap demi setahap yang kelak berevolusi menjadi sosialisme, suatu paham peralihan untuk menuju partai komunis. (INTERNET)

Di Inggris dibentuklah suatu organisasi yang disebut Fabian Society, oleh sepasang suami istri di masa itu yakni Tuan dan Nyonya Webb, ditambah lagi dengan seorang penulis drama yang sangat dikenal masyarakat Tiongkok yakni Bernard Shaw, tidak sedikit yang mengenalnya.

Mereka membentuk Fabian Society ini, mereka juga berharap masyarakat ini seperti sebuah mekanisme yang berkembang secara alami, yang pada akhirnya setahap demi setahap berevolusi menjadi paham sosialis.

Paham sosialis adalah tahap awal paham komunis, jadi dengan kata lain merupakan masa peralihan menuju partai komunis. (SUD/WHS/asr)

Bersambung