AS Telah Bedakan PKT dengan Tiongkok, Beijing Jangan Anggap Remeh

Zhou Xiaohui

Menurut berita di media massa AS tanggal 24 Juli lalu, terhadap ambisi Beijing untuk meluaskan kekuasaan ke seluruh dunia, Michael Collins selaku asisten deputi direktur Pusat Misi Asia Timur CIA tanggal 20 Juli lalu pada suatu rapat keamanan menyatakan, “Secara mendasar Partai Komunis Tiongkok (PKT) sedang mencari cara untuk menggantikan Amerika dan menjadi kekuatan kepemimpinan global. Sekitar 10 hingga 15 tahun lalu, kita tidak akan berkata seperti ini.” Collins juga memperingatkan, RRT tengah menggunakan segala sumber daya yang ada berupaya untuk menggeser posisi kepemimpinan AS di seluruh dunia.

Yang patut diperhatikan adalah, Asisten Deputi Direktur Pusat Misi Asia Timur CIA Michael Collins secara jelas menyatakan akan memisahkan antara sebuah negara Tiongkok dengan Partai Komunis Tiongkok yang telah menguasai Tiongkok sejak tahun 1949.

“Ketika kita melihat ancaman dari PKT secara objektif, kita tidak perlu memandang negeri Tiongkok, maupun kebangkitan Tiongkok dan rakyat Tiongkok sendiri sebagai ancaman. Yang perlu kita khawatirkan adalah orientasi PKT dan sasaran yang ingin dicapai oleh Partai Komunis Tiongkok yang tengah mengupayakannya dengan cara yang kian hari kian keras.”

Ia juga menambahkan, pasca peristiwa teror 11 September WTC, PKT memanfaatkan kesempatan beralihnya perhatian AS dan masyarakat internasional yang terfokus pada memberantas terorisme untuk mengembangkan kekuatannya sendiri.

Ini sudah bukan kalai pertama dalam waktu dekat ini pejabat pemerintah AS secara jelas membedakan negeri Tiongkok dengan PKT. Sejak bulan Mei lalu, PKT memaksa 36 maskapai penerbangan termasuk milik AS untuk mengubah data di situs internet dan data promosi mereka terkait identifikasi terhadap “Taiwan”, juga “Hongkong” dan “Makao”, sekretaris pers Gedung Putih dalam pernyataannya menyebutkan: “Presiden Donald Trump menentang pembenaran politik (Political Correctness) AS, ia juga akan mendukung rakyat AS untuk memboikot Partai Komunis Tiongkok yang melakukan pembenaran politik secara paksa terhadap perusahaan dan warga AS.

Ini adalah omong kosong ala Orwell (Sastrawan Inggris yang terkenal dengan karyanya Nineteen Eighty-Four dan Animal Farm), yang juga merupakan bagian dari perluasan pengaruh Partai Komunis Tiongkok yang memaksakan pandangan politiknya pada perusahaan swasta dan warga AS. Tekanan PKT terhadap internet sudah terkenal di seluruh dunia. Upaya PKT dalam menyebarkan sistem sensor dan pembenaran politiknya bagi orang Amerika dan dunia bebas lain akan diboikot.”

Dalam pernyataannya, jarang terjadi pemerintahan Trump menyentil “PKT” sebanyak dua kali, menyampaikan sikap terhadap pembenaran politik PKT, pandangan politiknya, serta sistem pengendalian seluruh rakyat dan negaranya oleh partai, dan secara jelas membedakan antara “Tiongkok” dengan “PKT”, juga memastikan industri pemerintahan AS telah mengenali siapa yang tengah menyerang Amerika, siapa yang mencelakakan Amerika, dunia serta Tiongkok, yakni PKT.

Tidak diragukan, pernyataan ulang pembedaan tersebut oleh Collins telah menjadi kesepahaman di kalangan pejabat pemerintahan Trump. Pembedaan seperti ini sebenarnya juga tengah memberitahu warga Tiongkok juga dunia, bahwa pemerintah AS bersedia berpihak di sisi rakyat Tiongkok, karena jika PKT sebagai rezim runtuh, Tiongkok tetap akan bisa berkembang, dan dengan tidak adanya kekuasaan otoritarian PKT, rakyat Tiongkok akan hidup dengan bahagia.

Dalam artikel sebelumnya penulis menyebutkan, selain membedakan “PKT” secara jelas dengan “Tiongkok”, Trump juga membedakan antara Xi Jinping dengan “PKT”, Trump sempat beberapa kali menyebut Xi Jinping sebagai “temannya”.

Dalam hal ini, beberapa hari lalu seorang “generasi kedua pejabat tinggi PKT (Mandarin: Hong Erdai)” di Beijing saat membuat Analisa situasi politik kepada surat kabar Epoch Times juga sempat menyinggung alasan Trump menyebut Xi Jinping sebagai “teman”.

“Hong Erdai” itu mengatakan, karena Xi Jinping menguasai militer, rumor tidak akan mampu mengobarkan ombak besar, sementara isu tentang para sesepuh PKT di Beidaihe akan mengobarkan kekacauan juga tidak mungkin. Sementara ‘pejabat senior hitam’ yang menyasarnya, “Hong Erdai” itu mengatakan, Xi Jinping sendiri juga telah menyadarinya, maka dilakukanlah mencopot potret, dan menghentikan proyek Liangjiahe (Upaya pengkultusan Xi tapi dengan agenda terselubung untuk menjatuhkan Xi) dan lain sebagainya.

Menurutnya, Xi Jinping tidak akan terlalu menggubris adanya rumor, ia akan mencari cara untuk mengatasi pejabat senior hitam yang menghantuinya. “Hong Erdai” ini juga menyatakan, lawan terbesar Xi Jinping adalah Jiang Zemin dan Zeng Qinghong, “mereka seharusnya diadili”, tapi “di tingkat atas apa langkah pertama, apa langkah berikutnya; apa yang harus lebih dulu dilakukan, apa yang baru dilakukan kemudian, ini adalah semacam teknik khusus, tidak semudah itu”.

Hong Erdai berkata lugas, “Xi Jinping sekarang harus melangkah maju, melakukan reformasi keterbukaan secara besar-besaran, dan tidak bisa mundur lagi. Jika tidak demikian, ia sendiri tidak ada jalan keluar lain, jika ia melangkah kembali hanya akan menemui jalan buntu, menerapkan diktator tunggal juga jalan mati.”

Menurut informasi, saat berkunjung ke Amerika, Xi Jinping berdialog empat mata sangat lama dengan Trump sampai melebihi batas waktu yang dijadwalkan. Setelah pertemuan itu, Trump menyatakan telah meraih “perkembangan yang sangat penting”, dan telah membangun hubungan “yang sangat baik” dengan Xi Jinping.

Bisa dibayangkan, kedua pihak pasti telah melakukan dialog yang saling terbuka, Trump memahami sisi gelap PKT yang tidak diketahui dunia luar dan memahami pemikiran Xi Jinping, jika tidak, Trump tidak akan mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Maksud Amerika “membedakan” secara jelas, dari pernyataan “Hong Erdai” ini bisa disimpulkan, pejabat tinggi PKT tahu betul, kuncinya terletak pada orang yang terlibat di dalamnya apakah pada waktu yang sangat terbatas bersedia menyelaraskan dengan pembedaan seperti ini, menyelaraskan diri terhadap kehancuran PKT yang tidak akan luput dari takdir, meninggalkan PKT yang penuh kejahatan, dan memilih masa depan cerah untuk dirinya sendiri, demi negaranya, demi rakyatnya.

Dan rekomendasi dari “Hong Erdai” ini telah mewakili suara hati mayoritas rakyat Tiongkok yang berakal sehat, Beijing tidak bisa menganggap remeh. (SUD/WHS/asr)